Mata Kuliah :
Praktikum Konstruksi Jalan
Dosen pengampu :
Maris Setyo Nugroho, M.Eng
Disusun oleh :
Dymas Agung Ramadhan (18510134029)
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Uji Penetrasi Aspal ini dengan lancar
tanpa suatu halangan apapun.
Dengan terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari peran, dukungan serta
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang dengan dengan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua yang telah memberikan izin, do’a restu, serta dukungannya.
3. Maris Setyo Nugroho, M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah mekanika
bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri
Yogyakarta
4. Dan seluruh teman-teman yang telah membantu.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR TABEL
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan.
Salah satu jenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah
penetrasi aspal yang merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal.
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian
mutu aspal atau untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan
jalan.
Pengujian penetrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban total,
ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu. Oleh karena
itu perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan dan batasan peralatan, waktu dan
beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi aspal.
B. LATAR BELAKANG
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang digunakan untuk perkerasan
jalan, dalam pekerjaan perkerasan jalan juga dilakukan pengujian bahan bitumen
atau aspal di laboratorium, salah satu pengujiannya yaitu Uji Penetrasi Aspal yang
mencakup beberapa hal, antara lain : Penentuan nilai penetrasi dari bahan-bahan
bitumen semi-solid dan solid atau aspal, Jarum-jarum penetrasi, Cawan dan Kondisi
Pengujian dijelaskan pada cara uji ini untuk menentukan nilai penetrasi.
C. TUJUAN
Pelaksanaan Praktikum Uji Penetrasi Aspal terdapat beberapa tujuan
praktikum, antara lain :
1. Mengetahui nilai Penetrasi Aspal berdasarkan SNI 2431-2011
Menurut Aji, Saptoyo. (2011). Tujuan pemeriksaan Penetrasi Aspal ini adalah
untuk menentukan konsistensi kekerasan aspal keras. Pemeriksaan dilakukan
dengan mengukur jarak tembus jarum standar tegak lurus kedalam contoh aspal
dibawah kondisi temperatur, waktu dan pembebanan tertentu.
Konsistensi aspal dinyatakan sebagai jarak dalam sepersepuluh millimeter
dimana digunakan jarum standar secara vertical dipenetrasikan ke dalam sampel
dengan kondisi, waktu dan temperature yang diketahui. Kondisi paling umum
yang digunakan adalah 100 gram dipenetrasikan selama 5 detik pada suhu 250C
(Nilai penetrasi yang tinggi menyatakan tingkat konsistensi sampel aspal).
Berdasarkan SNI 06 – 2456 – 1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata
sekurang-kurangnya dari tiga pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah ini :
Hasil
0 – 49 50 – 149 150 – 179 200
Penetrasi
Nilai
2 4 6 8
Toleransi
2. Jenis Aspal
Agesto, Zulfikar, dkk. (2016). Penggunaan Aspal Sebagai Bahan Perkerasan
Jalan. 04,05
1) Aspal Hasil Destilasi
a. Aspal Keras
b. Aspal Cair
c. Aspal Emulsi
2) Aspal Alam
b)
d)
sehingga dapat digunakan untuk mengukur penetrasi dengan berat
total 100 gram atau 200 gram sesuai dengan kondisi pengujian
yang diinginkan.
2) Jarum Penetrasi
Jarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi
sebagi alat untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal. Jarum
penetrasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
4) Bak Perendam
Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat
mempertahankan temperatur 25o o
C atau temperatur lain dengan
ketelitian tidak lebih dari 0,1OC. Bejana atau bak perendam harus
dilengkapi dengan pelat dasar berlubang yang terletak tidak kurang dari
50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah
permukaan air dalam bejana.
Apabila pengujian dilakukan dalam bak perendam maka harus
dilengkapi dengan penahan yang cukup kuat untuk dudukan
penetrometer.
Air perendam dapat ditambah garam apabila diinginkan pengujian
pada temperatur rendah. Ujung termometer direndam pada batas pelat
dasar dalam bak perendam.
5) Transfer Dish
Transfer dish harus mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan
cukup tinggi untuk dapat merendam cawan benda uji ukuran besar.
Transfer dish harus disertai dudukan, antara lain kaki tiga, agar cawan
benda uji tidak bergerak selama pengujian.
6) Pengatur Waktu
Mengukur waktu pada saat pengujian
E. METODE PENGUJIAN
Metode Pengujian Penetrasi Aspal, membahas beberapa hal yang penting dalam
praktikum Uji Penetrasi Aspal, antara lain mengenai peralatan yang digunakan,
bahan yang digunakan, dan langlah kerja dalam praktikum.
1. Alat dan Bahan
a. Peralatan Uji Penetrasi Aspal, dan Bahan Uji Penetrasi Aspal
1) Penetrometer
Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk menguji penetrasi
bahan aspal.
Jarum Penetrasi
5) Pengatur Waktu
Berfungsi untuk mengatur waktu saat pengujian.
6
8
7) Benda Uji
Sampel benda uji aspal
2. Langkah Kerja
BERSIHKAN TEMPAT
PRAKTIKUM DAN MULAI
RAPIKAN KEMBALI
ALAT PRAKTIKUM
No.
1 :
Order/Contoh
Kondisi
6
lingkungan
-Temperatur : 29°C
Kelembaban :
Hasil
7 :
pengujian
Pengamatan 4
Pengamatan 5
G. PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktikum pengujian pembakaran aspal yang telah dilakukan,
benda uji yang berisi aspal telah didinginkan pada suhu ruangan yang
seharusnya ruangan dalam keadaan dingin. Waktu pelaksanaan pratikum ini
cuaca di Laboratorium panas sehingga kurang memungkinkan benda uji
bersuhu dingin sehingga benda uji direndam di dalam baskom yang telah
diisi es. Pembacaan jarum pada penetrometer dilakukan mengacu pada
ketentuan bahwa hasil – hasil pembacaan tidak melampui ketentuan /
toleransi:
Dilihat dari tabel angka toleransi antar titik penetrasi, hasil pengujian yang dilakukan
pertama masuk kedalam kategori penetrasi 0-49 dengan maksimum perbedaan nilai
penetrasi antara yang tertinggi dengan yang terendah yaitu bernilai 2. Sedangkan, hasil
∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2A =
n−1
0,67
=
3−1
= 0,335
∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2B =
n−1
6
=
3−1
=3
∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2C =
n−1
0,67
=
3−1
= 0,335
∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2D =
n−1
16,227
=
3−1
= 8,1135
Sd A = √Varian A
= √0,335
Sd B = √Varian B
= √3
= 1,73
Sd C = √Varian C
= √0,335
= 0,58
Sd D = √Varian D
= √8,1135
= 2,85
Sd A
KV A = x 100%
Xrata−rata A
0,58
= x 100%
39
= 1,49%
Sd B
KV B = x 100%
Xrata−rata B
1,73
= x 100%
39
= 4,44%
Sd C
KV C = x 100%
Xrata−rata C
= 0,725%
Sd D
KV D = x 100%
Xrata−rata D
2,85
= x 100%
76,6
= 3,72%
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4
K. DAFTAR PUSTAKA
Eky. (2012). Pengaruh Nilai Penetrasi Aspal dan Temperatur pada Nilai
Tahanan Gelincir Campuran Aspal. Depok.
Mashuri. (2015). Karakteristik Aspal Sebagai Bahan Pengikat. SmarTek.
04, 04.
Sovia Fitri. 2012. Laporan Prktikum Penetrasi Aspal.
Yogyakarta
Standar dan Paten (BSN) Badan Standardiasasi Nasional, 1991. Pengujian
Penetrasi Aspal : SNI 2456-1991. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar dan Paten (BSN) Badan Standardiasasi Nasional, 2011. Pengujian
Penetrasi Aspal : SNI 2432-2011. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Suprapto. (2004). Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta.