Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI

JALAN PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum


Konstruksi Jalan di Laboratorium Konstruksi Jalan

Mata Kuliah :
Praktikum Konstruksi Jalan
Dosen pengampu :
Maris Setyo Nugroho, M.Eng

Disusun oleh :
Dymas Agung Ramadhan (18510134029)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Uji Penetrasi Aspal ini dengan lancar
tanpa suatu halangan apapun.

Praktikum Uji Penetrasi Aspal disusun sebagai pertanggungjawaban atas


praktikum yang telah dilaksanakan, dan berharap laporan ini dapat memberi
informasi dan memberikan pengetahuan terhadap pembacanya.

Dengan terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari peran, dukungan serta
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang dengan dengan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan ini.
2. Orang tua yang telah memberikan izin, do’a restu, serta dukungannya.
3. Maris Setyo Nugroho, M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah mekanika
bahan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Negeri
Yogyakarta
4. Dan seluruh teman-teman yang telah membantu.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya.

Sleman, 29 September 2019

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 4
DAFTAR TABEL .......................................................................................... 4
A. PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
B. LATAR BELAKANG ............................................................................... 5
C. TUJUAN ................................................................................................... 5
D. KAJIAN TEORI ........................................................................................ 6
1. Definisi Dan Deskripsi Umum Uji Penetrasi Aspal..................... 6
2. Jenis Aspal ................................................................................... 7
3. Standar bahan,alat, dan pengujian penetrasi aspal ....................... 8
4. Hasil pengujian terdahulu ............................................................ 16
E. METODE PENGUJIAN ........................................................................... 17
1. Alat dan Bahan ............................................................................ 17
2. Langkah Kerja ............................................................................. 21
F. HASIL PENGUJIAN ................................................................................ 23
G. PEMBAHASAN ....................................................................................... 24
H. KESIMPULAN ......................................................................................... 29
I. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..................................... 29
J. SARAN-SARAN....................................................................................... 29
K. DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 29
L. LAMPIRAN .............................................................................................. 3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penetrometer . ............................................................................ 9


Gambar 1.2 Jarum Penetrasi .......................................................................... 11
Gambar 1.3 Cawan Benda Uji ....................................................................... 12
Gambar 1.4 Bak Perendam. ........................................................................... 13
Gambar 1.5 Pengatur Waktu .......................................................................... 13
Gambar 1.6 Thermometer .............................................................................. 14
Gambar 1.7 Benda Uji Aspal ......................................................................... 15
Gambar 1.8 Penetrometer .............................................................................. .17
Gambar 1.9 Jarum Penetrasi. ......................................................................... 18

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 3


Gambar 2.0 Cawan Benda Uji ....................................................................... 18
Gambar 2.1 Bak Perendam ............................................................................ 19
Gambar 2.2 Pengatur Waktu .......................................................................... 19
Gambar 2.3 Thermometer .............................................................................. .20
Gambar 2.4 Benda Uji Aspal. ........................................................................ 20
Gambar 2.5 Grafik Hubungan Suhu & Koefisien Varian .............................. 28
Gambar 2.6 Hasil Uji Penetrasi Aspal ........................................................... 30
Gambar 2.7 Prosses Pengambilan Aspal ........................................................ 31
Gambar 2.8 Proses Pemanasan Aspal ........................................................... .31

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Penetrasi ............................................................................... 8


Tabel 2. Termometer Standar ASTM.......................................................... 15
Tabel 3. Data Hasil Uji Penetrasi Aspal Bagian A ..................................... 17
Tabel 4. Data Hasil Uji Penetrasi Aspal Bagian B...................................... 17
Tabel 5. Data Hasil Uji Penetrasi Aspal Bagian C...................................... 18
Tabel 6. Data Hasil Uji Penetrasi Aspal...................................................... 24
Tabel 7. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi ....................................... 26
Tabel 8. Hubungan Suhu dan Koefisien ..................................................... 29

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 4


A. PENDAHULUAN

Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan jumlahnya sangat
menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan jalan.
Salah satu jenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah
penetrasi aspal yang merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal.
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian
mutu aspal atau untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan
jalan.
Pengujian penetrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban total,
ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu. Oleh karena
itu perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan dan batasan peralatan, waktu dan
beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi aspal.

B. LATAR BELAKANG
Aspal merupakan bahan pengikat agregat yang digunakan untuk perkerasan
jalan, dalam pekerjaan perkerasan jalan juga dilakukan pengujian bahan bitumen
atau aspal di laboratorium, salah satu pengujiannya yaitu Uji Penetrasi Aspal yang
mencakup beberapa hal, antara lain : Penentuan nilai penetrasi dari bahan-bahan
bitumen semi-solid dan solid atau aspal, Jarum-jarum penetrasi, Cawan dan Kondisi
Pengujian dijelaskan pada cara uji ini untuk menentukan nilai penetrasi.

C. TUJUAN
Pelaksanaan Praktikum Uji Penetrasi Aspal terdapat beberapa tujuan
praktikum, antara lain :
1. Mengetahui nilai Penetrasi Aspal berdasarkan SNI 2431-2011

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 5


D. KAJIAN TEORI
Menurut Sukirman. (2003). Aspal sebagai salah satu bahan konstruksi
perkerasan lentur, aspal merupakan komponen kecil yang umumnya hanya terdiri
dari 4% - 10% berdasarkan berat atau 10% - 15% dari volume, namun merupakan
yang relative mahal. Aspal keras dengan penetrasi rendah digunakan di daerah
bercuaca panas atau lalu lintas dengan volume tinggi, sedangkan aspal penetrasi
tinggi digunakan untuk daerah yang bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume
sedang atau rendah. Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 (AC
60/70) atau penetrasi 80/100.

1. Definisi dan Deskripsi Umum Pengujian Penetrasi Aspal

Menurut Aji, Saptoyo. (2011). Tujuan pemeriksaan Penetrasi Aspal ini adalah
untuk menentukan konsistensi kekerasan aspal keras. Pemeriksaan dilakukan
dengan mengukur jarak tembus jarum standar tegak lurus kedalam contoh aspal
dibawah kondisi temperatur, waktu dan pembebanan tertentu.
Konsistensi aspal dinyatakan sebagai jarak dalam sepersepuluh millimeter
dimana digunakan jarum standar secara vertical dipenetrasikan ke dalam sampel
dengan kondisi, waktu dan temperature yang diketahui. Kondisi paling umum
yang digunakan adalah 100 gram dipenetrasikan selama 5 detik pada suhu 250C
(Nilai penetrasi yang tinggi menyatakan tingkat konsistensi sampel aspal).
Berdasarkan SNI 06 – 2456 – 1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata
sekurang-kurangnya dari tiga pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil
pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah ini :

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 6


Tabel 1. Nilai Penetrasi

Hasil
0 – 49 50 – 149 150 – 179 200
Penetrasi
Nilai
2 4 6 8
Toleransi

(Sumber : SNI 06-2456-1991)

Nilai penetrasi diukur dinyatakan dalam nilai yang merupakan kelipatan


0,1mm nilai penetrasi menentukan kekerasan aspal maikin tinggi nilai penetrasi
makin lunak aspal tersebut begitu sebaliknya.
Pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal :
1. Aspal pen 40/50 : Bila jarum penetrasi benda pada range (40 – 59)
2. Aspal pen 60/70 : Bila jarum penetrasi benda pada range (60 – 79)
3. Aspal pen 85/100 : Bila jarum penetrasi benda pada range (85 – 100)
4. Aspal pen 120/150 : Bila jarum penetrasi benda pada range (120 – 150)
5. Aspal pen 200/300 : Bila jarum penetrasi benda pada range (200– 300)
Aspal yang penetrasinya rendah di guanaknauntk sarah panas dan lalulintas
dengan volume tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin dan lalu lintas rendah.

2. Jenis Aspal
Agesto, Zulfikar, dkk. (2016). Penggunaan Aspal Sebagai Bahan Perkerasan
Jalan. 04,05
1) Aspal Hasil Destilasi

Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana


berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini
disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada
setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produk
berbasis minyak.

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 7


Berdasarkan depositnya aspal hasil destilasi ini dikelompokan menjadi 3
kelompok, antara lain :

a. Aspal Keras
b. Aspal Cair
c. Aspal Emulsi
2) Aspal Alam

Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam.


Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok,
yaitu:
a. Aspal Danau ( Lake Asphalt)
b. Aspal Batu ( Rock Asphalt)
3) Aspal Modifikasi

Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu


bahan tambah. Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan
saat ini, sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer.

3. Standar Alat, Bahan, dan Pengujian Penetrasi Aspal


a. Standar Alat, dan Bahan Uji Penetrasi Aspal
Berdasarkan SNI 2432 : 2011, dalam Pengujian Penetrasi Aspal
digunakan beberapa alat uji, antara lain :
1) Penetrometer

Ada dua macam penetrometer yaitu penetrometer manual dan


penetrometer otomatis. Perbedaan kedua penetrometer ini terletak
pada:
a) Pengukur waktu. Pada penetrometer manual diperlukan stopwatch
sedangkan pada penetrometer otomatis tidak diperlukan stopwatch
karena pengukur waktu otomatis sudah terangkai dalam alat
penetrometer.

b) Saat pengujian tombol pada pemegang jarum penetrometer manual


harus ditekan selama 5±0,1 detik sampai waktu ditentukan,
sedangkan tombol pada pemegang jarum penetrometer otomatis
ditekan hanya pada saat permulaan pengujian yang akan berhenti
secara otomatis setelah waktu yang ditentukan (5±0,1 detik)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 8


Kedua alat ini terdiri dari:
a) alat penetrometer yang dapat melepas pemegang jarum untuk
bergerak secara vertikal tanpa gesekan dan dapat menunjukkan
kedalaman masuknya jarum ke dalam benda uji sampai 0,1 mm
terdekat;

b)

jarum harus mudah dilepas dari penetrometer untuk keperluan


pengecekan berat;

c) penetrometer harus dilengkapi dengan waterpass untuk


memastikan posisi jarum dan pemegang jarum tegak (90o) ke
permukaan;

d)
sehingga dapat digunakan untuk mengukur penetrasi dengan berat
total 100 gram atau 200 gram sesuai dengan kondisi pengujian
yang diinginkan.

Gambar 1.1 PENETROMETER


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

2) Jarum Penetrasi
Jarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi
sebagi alat untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal. Jarum
penetrasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 9


a) Harus terbuat dari stainless steel dan dari bahan yang
kuat, Grade 440-C atau yang setara, HRC 54 sampai 60.
b) Jarum standar memiliki panjang sekitar 50 mm sedangkan jarum
panjang memiliki panjangsekitar 60 mm (2,4 in).
c) Diameter jarum antara 1,00 mm sampai dengan 1,02 mm.
d) Ujung jarum berupa kerucut terpancung dengan sudut antara
8,7˚ dan 9,7°.
e) Ujung jarum harus terletak satu garis dengan sumbu badan
jarum.
f) Perbedaan total antara ujung jarum dengan permukaan yang
lurus tidak boleh melebihi0,2 mm.
g) Diameter ujung kerucut terpancung 0,14 mm sampai 0,16 mm
dan terpusat terhadap sumbu jarum.
h) Ujung jarum harus runcing, tajam dan halus.
i) Panjang bagian jarum standar yang tampak harus antara 40
sampai 45 mm sedangkan untuk jarum panjang antara 50 mm -
55 mm (1,97 – 2,17 in).
j) Berat jarum harus 2,50 gram ± 0,05 gram.
k) Jarum penetrasi yang akan digunakan untuk pengujian mutu
aspal harus memenuhi kriteria tersebut di atas disertai dengan
hasil pengujian dari pihak yang berwenang.

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 10


Jarum Penetrasi

Gambar 1.2 Jarum Penetrasi


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

3) Cawan Benda Uji


Terbuat dari logam atau gelas yang berbentuk
silinder dengan dasar yang rata dan berukuran sebagai
berikut :

Untuk pengujian penetrasi di bawah 200:


 Diameter, mm 55
 Tinggi bagian dalam, mm 35

Untuk pengujian penetrasi antara 200 dan 350:


 Diameter, mm 55 - 75
 Tinggi bagian dalam, mm 45 -70

Untuk pengujian penetrasi antara 350 dan 500:


 Diameter, mm 55
 Tinggi bagian dalam, mm 70

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 11


Gambar 1.3 Cawan Benda Uji
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

4) Bak Perendam
Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat
mempertahankan temperatur 25o o
C atau temperatur lain dengan
ketelitian tidak lebih dari 0,1OC. Bejana atau bak perendam harus
dilengkapi dengan pelat dasar berlubang yang terletak tidak kurang dari
50 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di bawah
permukaan air dalam bejana.
Apabila pengujian dilakukan dalam bak perendam maka harus
dilengkapi dengan penahan yang cukup kuat untuk dudukan
penetrometer.
Air perendam dapat ditambah garam apabila diinginkan pengujian
pada temperatur rendah. Ujung termometer direndam pada batas pelat
dasar dalam bak perendam.

CATATAN 1 Untuk air perendam dianjurkan menggunakan air suling.


Hindari kontaminasi oleh bahan pengaktif permukaan atau bahan kimia
lain karena dapat mempengaruhi hasil uji.

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 12


Gambar 1.4 Bak Perendam
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

5) Transfer Dish
Transfer dish harus mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan
cukup tinggi untuk dapat merendam cawan benda uji ukuran besar.
Transfer dish harus disertai dudukan, antara lain kaki tiga, agar cawan
benda uji tidak bergerak selama pengujian.

6) Pengatur Waktu
Mengukur waktu pada saat pengujian

Gambar 1.5 Pengatur Waktu


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 13


7) Termometer
Termometer harus dikalibrasi dengan maksimum kesalahan skala
tidak melebihi 0,1 oC atau dapat juga digunakan pembagian skala
termometer lain yang sama ketelitiannya dan kepekaannya;

Termometer harus sesuai dengan SNI 19-6421-2000


Spesifikasi Standar Termometer;

Termometer yang sesuai dan umum digunakan:


Tabel 2. Termometer yang sering digunakan
No. Rentang
ASTM
17 C 19 sampai dengan 27oC
63 C 8 sampai dengan +32oC
64 C 25 sampai dengan 55oC
(Sumber : SNI 2432-2011)

Termometer yang digunakan untuk bak perendam harus dikalibrasi


secara periodik dengan cara sesuai ASTM E77.

Gambar 1.6 Termometer


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 14


8) Benda Uji (Aspal)
Benda uji adalah aspal sebanyak 100 gram yang bersih dan bebas
dari air serta minyak ringan.

Gambar 1.7 Benda Uji (Aspal)


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

b. Standar Pengujian Penetrasi Aspal


1) Periksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain yang
sesuai kemudian keringkan dengan lap bersih dan pasangkan pada
pemegang jarum. Apabila diperkirakan nilai penetrasi lebih besar
dari 350 disarankan menggunakan jarum penetrasi yang panjang
2) Letakkan pemberat 50 gram pada pemegang jarum untuk

berat total yang lain;


3) Bila pengujian dilakukan penetrometer dalam bak perendam,
letakkan cawan berisi benda uji langsung pada alat penetrometer.
Jaga cawan benda uji agar tertutupi air dalam bak perendam. Apabila
pengujian dilakukan di luar bak perendam letakkan cawan berisi
benda uji dalam transfer dish, rendam cawan benda uji dengan air
dari bak perendam, dan letakkan pada alat penetrometer;
4) Pastikan kerataan posisi alat penetrometer dengan memeriksa
waterpass pada alat;
5) Turunkan jarum perlahan-lahan sampai jarum menyentuh
permukaan benda uji. Hal ini dilakukan dengan cara menurunkan
jarum ke permukaan benda uji sampai ujung jarum bersentuhan
dengan bayangan jarum dalam benda uji. Agar bayangan jarum
dalam benda uji tampak jelas gunakan lampu sorot dengan watt
rendah (5 watt) agar tidak mempengaruhi temperatur benda uji.

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 15


Kemudian aturlah angka 0 pada arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berada pada posisi angka 0 pada jarum penetrometer;
6) Segera lepaskan pemegang jarum selama waktu yang disyaratkan (5

Apabila wadah benda uji bergerak pada saat pengujian maka


pengujian dianggap gagal;

7) Atur (putar) arloji penetrometer untuk mengukur nilai penetrasi dan


bacalah angka penetrasi yang ditunjukkan jarum penunjuk pada
angka 0,1 mm terdekat;
8) Lakukan paling sedikit tiga kali pengujian untuk benda uji yang
sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak tidak
kurang 10 mm dari dinding cawan dan tidak kurang 10 mm dari satu
titik pengujian dengan titik pengujian lainnya. Jika digunakan
transfer dish, masukkan benda uji dan transfer dish ke dalam bak
perendam yang mempunyai temperatur konstan pada setiap selesai
satu pengujian benda uji. Gunakan jarum yang bersih untuk setiap
kali pengujian. Apabila nilai penetrasi lebih dari 200, gunakan
paling sedikit 3 jarum yang gelah digunakan dibiarkan tertancap
pada benda uji sampai 3 kali pengujian selesai.

4. Hasil Pengujian Terdahulu


Tabel 3. Data Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Bagian A
No. Notasi Suhu (o C) Nilai Penetrasi
(mm)
1 A1 25 35
2 A2 25 97
3 A3 25 75
Rata-rata 25 69
(Sumber : Sovia, 2012)
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Bagian B
No. Notasi Suhu (o C) Nilai Penetrasi
(mm)
1 B4 25 65
2 B5 25 100
3 B6 23 48
Rata-rata 24,3 71
(Sumber : Sovia, 2012)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 16


Tabel 5. Data Hasil Pengujian Penetrasi Aspal Bagian C
No. Notasi Suhu (o C) Nilai Penetrasi
(mm)
1 C7 23 45
2 C8 24 83
3 C9 24 76
Rata-rata 23,6 68
(Sumber : Sovia, 2012)

E. METODE PENGUJIAN
Metode Pengujian Penetrasi Aspal, membahas beberapa hal yang penting dalam
praktikum Uji Penetrasi Aspal, antara lain mengenai peralatan yang digunakan,
bahan yang digunakan, dan langlah kerja dalam praktikum.
1. Alat dan Bahan
a. Peralatan Uji Penetrasi Aspal, dan Bahan Uji Penetrasi Aspal
1) Penetrometer
Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk menguji penetrasi
bahan aspal.

Gambar 1.8 Penetrometer


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 17


2) Jarum Penetrasi
Jarum penetrasi merupakan bagian dari penetrometer yang berfungsi
sebagi alat untuk menentukan nilai penetrasi pada aspal.

Jarum Penetrasi

Gambar 1.9 Jarum Penetrasi


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

3) Cawan Benda Uji


Berfungsi sebagai tempat sampel uji aspal.

Gambar 2.0 Cawan Benda Uji


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 18


4) Bak Perendam
Berfungsi sebagai tempat merendam sampel uji aspal.

Gambar 2.1 Bak Perendam


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

5) Pengatur Waktu
Berfungsi untuk mengatur waktu saat pengujian.

Gambar 2.2 Stopwatch Digital


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 19


6) Termometer
Berfungsi sebagai pengukur suhu benda uji.

6

8

Gambar 2.3 Termometer


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

7) Benda Uji
Sampel benda uji aspal

Gambar 2.4 Benda Uji Aspal


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 20


b. Metode Pengambilan Sampel Aspal
Pengambilan sampek praktikum uji penetrasi aspal ini dilakukan di
bengkel praktikum kerja batu dengan mengambil aspal padat
sebanyak 2 cawan.

c. Persiapan dan Spesifikasi Benda Uji Baja Tulangan Beton


Bahan ujia aspal yang akan diujikan harus terbebas dari minyak dan
air.

2. Langkah Kerja

a. Kondisi Pengujian, dan setting alat uji


Pengujian Tarik Baja Tulangan dilaksanakan pada :
1) Hari : Rabu
2) Tanggal : 20, 25 September 2019
3) Pukul : 10:50 WIB
4) Tempat : Lab Konstruksi Jalan FT UNY JPTSP

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 21


b. Flow Chart Pengujian Tarik Baja Tulangan

LANGKAH KERJA PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

MULAI SIAPKAN BENDA UJI

BENDA UJI YANG RENDAM BENDA


SUDAH DIUKUR UJI DALAM AIR ES
SUHUNYA DILETAKKAN HINGGA SUHU
KE ALAT PENETRASI STABIL

LETAKKAN JARUM TEKAN TOMBOL


DIATAS PERMUKAAN PANAH JARUM
BENDA UJI SELAMA 5 DETIK

LAKUKAN PENGUJIAN ARLOJI


DENGAN CARA YANG PENETROMETER
SAMA SEBANYAK 3 DIPUTAR DAN
KALI DALAM 1 SAMPEL DIBACA HASIL UJINYA

BERSIHKAN TEMPAT
PRAKTIKUM DAN MULAI
RAPIKAN KEMBALI
ALAT PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 22


F. HASIL PENGUJIAN
Tabel 6. Hasil Pengujian

No.
1 :
Order/Contoh

Jenis contoh Aspal


2 :
uji

Jenis Uji Penetrasi Aspal


3 :
pekerjaan

Diterima 12 September 2019


4 :
tanggal

5 Di uji tanggal : 20 September 2019

Kondisi
6
lingkungan

-Temperatur : 29°C

Kelembaban :

Hasil
7 :
pengujian

Contoh dipanaskan Mulai :pk 09:30 Temperatur pemanasan : 110°C

Selesai :pk 09:37

Didiamkan pada Mulai :12-09-


temperature ruang 2019

Selesai :20-09- Temperatur bak perendam : 22°C


2019

Direndam pada Mulai :pk 09:10


temperature 25‫﮿‬C
Selesai :pk 10:00

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 23


Pemeriksaan Mulai :pk 10:00 Temperatur alat : 21°C
penetrasi Pada 25‫﮿‬C
Selesai :pk 10:15

Pemeriksaan Sampel 1 Sampel 2 Sampel 1 Sampel 2


penetrasi pada 25‫﮿‬C
Suhu Nilai Suhu Nilai Suhu Nilai Suhu Nilai
100 gram, 5 detik

Pengamatan 1 23°C 38 23°C 39 27°C 80 27°C 71

Pengamatan 2 25 °C 40 26°C 36 27°C 79 27°C 79

Pengamatan 3 23,5 °C 39 24°C 42 27°C 81 26°C 80

Pengamatan 4

Pengamatan 5

Rata-rata 23,8°C 39 24,3°C 39 27°C 80 26,6°C 76,6

(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

G. PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktikum pengujian pembakaran aspal yang telah dilakukan,
benda uji yang berisi aspal telah didinginkan pada suhu ruangan yang
seharusnya ruangan dalam keadaan dingin. Waktu pelaksanaan pratikum ini
cuaca di Laboratorium panas sehingga kurang memungkinkan benda uji
bersuhu dingin sehingga benda uji direndam di dalam baskom yang telah
diisi es. Pembacaan jarum pada penetrometer dilakukan mengacu pada
ketentuan bahwa hasil – hasil pembacaan tidak melampui ketentuan /
toleransi:
Dilihat dari tabel angka toleransi antar titik penetrasi, hasil pengujian yang dilakukan
pertama masuk kedalam kategori penetrasi 0-49 dengan maksimum perbedaan nilai
penetrasi antara yang tertinggi dengan yang terendah yaitu bernilai 2. Sedangkan, hasil

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 24


pengujian yang dilakukan kedua masuk ke dalam kategori penetrasi 50 - 149. Di dalam
tabel disebutkan

bahwa kategori 50 – 149 memiliki maksimum perbedaan nilai penetrasi


antara yang tertinggi dengan yang terendah yaitu bernilai 4.
1. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi
Tabel 7. Perhitungan Koefisien Varian Penetrasi
Xi -X
Pengamata Penetrasi |Xi-X rata- |Xi-X rata-
rata-
n (Titik Uji) I (Xi) rata| rata|2
rata
Sample 1 Pengujian 1 (A)
1 38 -1 1 1
2 40 1 1 1
3 39 0 0 0
Rata-rata 39 0 0,67 0,67
Sample 2 Pengujian 1 (B)
1 39 0 0 0
2 36 -3 3 9
3 42 3 3 9
Rata-rata 39 0 2 6
Sample 1 Pengujian 2 (C)
1 80 0 0 0
2 79 -1 1 1
3 81 1 1 1
Rata-rata 80 0 0,67 0,67
Sample 2 Pengujian 2 (D)
1 71 -5,6 5,6 31,36
2 79 2,4 2,4 5,76
3 80 3,4 3,4 11,56
Rata-rata 76,6 0,067 3,8 16,227
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 25


1. Menghitung Varian
Rumus :
∑ |𝑋𝑖−𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎|2
S2 =
𝑛−1

∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2A =
n−1

0,67
=
3−1

= 0,335

∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2B =
n−1

6
=
3−1

=3

∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2C =
n−1

0,67
=
3−1

= 0,335

∑ |Xi−Xrata−rata|2
S2D =
n−1

16,227
=
3−1

= 8,1135

2. Menghitung Standar Deviasi


Rumus :
Sd = √Varian 1

Sd A = √Varian A

= √0,335

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 26


= 0,58

Sd B = √Varian B

= √3

= 1,73

Sd C = √Varian C

= √0,335

= 0,58

Sd D = √Varian D

= √8,1135

= 2,85

3. Menghitung Koefisien Varian


Rumus :
Sd
KV = x 100%
Xrata−𝑟𝑎𝑡𝑎

Sd A
KV A = x 100%
Xrata−rata A

0,58
= x 100%
39

= 1,49%

Sd B
KV B = x 100%
Xrata−rata B

1,73
= x 100%
39

= 4,44%

Sd C
KV C = x 100%
Xrata−rata C

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 27


0,58
= x 100%
80

= 0,725%

Sd D
KV D = x 100%
Xrata−rata D

2,85
= x 100%
76,6

= 3,72%

Tabel 8. Hubungan Suhu dan Koefisien


Pengujian Suhu (°C) Koefisien Varian (%)
A 23,8 0,335
B 24,3 3
C 27 0,335
D 26,6 8,1135
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

Suhu (°C) Koefisien Varian (%)

30

25

20

15

10

0
1 2 3 4

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Suhu dan Koefisien Varian


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 28


H. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang kami lakukan, aspal yang kami uji memiliki rata
rata penetrasi sebesar 76,6 dan termasuk dalam jenis PEN 60.

I. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1) Pengambilan bahan praktikum (aspal) di karenakan sifat tekstur aspal
yang lengket.
2) Kurangnya pemahaman tentang prosedur praktikum
J. SARAN-SARAN
Di perlengkap alat-alat di lab konstruksi jalan dan peningkatan kebersihan
dalam menjaga lab.

K. DAFTAR PUSTAKA
 Eky. (2012). Pengaruh Nilai Penetrasi Aspal dan Temperatur pada Nilai
Tahanan Gelincir Campuran Aspal. Depok.
 Mashuri. (2015). Karakteristik Aspal Sebagai Bahan Pengikat. SmarTek.
04, 04.
 Sovia Fitri. 2012. Laporan Prktikum Penetrasi Aspal.
Yogyakarta
 Standar dan Paten (BSN) Badan Standardiasasi Nasional, 1991. Pengujian
Penetrasi Aspal : SNI 2456-1991. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
 Standar dan Paten (BSN) Badan Standardiasasi Nasional, 2011. Pengujian
Penetrasi Aspal : SNI 2432-2011. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
 Suprapto. (2004). Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 29


L. LAMPIRAN

Gambar 2.6 Hasil Uji Penetrasi Aspal


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 30


Gambar 2.7 Proses Pengambilan Sampel Aspal
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

Gambar 2.8 Proses Pemanasan Aspal


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PENETRASI ASPAL 31

Anda mungkin juga menyukai