Anda di halaman 1dari 87

VALIDASI METODE UJI

PENETAPAN KADAR LOGAM MERKURI (Hg) DALAM SIRUP


SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

KURNIAWAN

NIM 1617603

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA

ANALISIS KIMIA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2019
VALIDASI METODE UJI

PENETAPAN KADAR LOGAM MERKURI


(Hg) DALAM SIRUP SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Laporan Praktik Kerja Industri


Diajukan Guna Melengkapi Syarat Pendidikan Diploma Tiga
Program Studi Analisis Kimia

Oleh :

KURNIAWAN

NIM : 1617603

Pembimbing I Pembimbing II

Ismail, S.Si., M.T. Teguh Prasetia Teja, S.Si

Direktur Politeknik AKA Bogor

Ir. Maman Sukiman, M. Si.

POLITEKNIK AKA BOGOR BOGOR


2019
PRAKATA

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik kerja industri. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini :
 Bapak Ismail, S.Si., M.T., sebagai dosen pembimbing I yang telah memberi
bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan tugas akhir ini.
 Bapak Teguh Prasetia Teja. S.Si, sebagai pembimbing II yang telah
memberi bimbingan, arahan, dan waktu luangt selama pelaksanaan PKL.
 Bapak Ir. Maman Sukiman, M.Si, sebagai Direktur Politeknik AKA Bogor.
 Ibu Rachmawati D. E, M.Si, sebagai dosen wali yang telah memberi
bimbingan dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan di Politeknik
AKA Bogor.
 Ibu Dr. Foliatini, M. Si., sebagai ketua program studi Analisis Kimia.
 Kedua Orang Tua dan Kakak yang telah memberikan semangat serta doa
yang senantiasa diberikan.

 Keluarga Besar LDK KMA, KAMMI, Baymax, Kost Al Islam, dan Dalton
Academy serta teman-teman seperjuangan atas kebersamaan, pengalaman
serta ilmunya.

 Ibu Ratna Yasinta, Mas Hendri dan seluruh Staff Karyawan tempat PKL.

Penulis menyadari bahwa laporan praktik kerja industri ini masih jauh dari
sempurna. Namun semoga dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan
pengetahuan penulis dan para pembaca pada umumnya.

Bogor, Juli 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

PRAKATA.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL.................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................9

1.1 Latar Belakang...................................................................................................9

1.2 Tujuan .......................................................................................................10

1.3 Manfaat .......................................................................................................10

BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI...........................11

2.1 Tempat dan Waktu...........................................................................................11

2.2 Alat dan Bahan.................................................................................................11

2.2.1 Alat...............................................................................................................11

2.2.2 Bahan............................................................................................................11

2.3 Cara Kerja........................................................................................................12

2.3.1 Tahap Persiapan.........................................................................................12

2.3.2 Tahap Pengujian.........................................................................................13

2.3.3 Tahap Pengolahan Data.............................................................................16

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................21

3.1 Linearitas..........................................................................................................23

3.2 Limit Deteksi Instrumen..................................................................................24

iv
v

3.3 Limit Kuantitasi...............................................................................................26

3.4 Presisi...............................................................................................................28

3.5 Akurasi.............................................................................................................41

3.6 Uji Ketegaran Metode (Robustness)................................................................42

BAB IV KESIMPULAN......................................................................................45

BAB V. DAFTAR PUSTAKA............................................................................40

LAMPIRAN..........................................................................................................41
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengujian dan Syarat Keberterimaan Validasi Metode..................21


Tabel 2. Hasil Uji Trial and Error LDI pada Penetapan Kadar Merkuri...........24
Tabel 3. Hasil Uji Trial and Error LK pada Penetapan Kadar Merkuri Secara....26
Tabel 4. Hasil Uji Presisi Ripitabilitas pada Penetapan Kadar Logam Merkuri
secara Spektrofotometri Serapan Atom.................................................................40
Tabel 5. Hasil Pengujian akurasi Metode pada Penetapan Kadar..........................41
Tabel 6. Hasil uji F dan uji t Uji Ketegaran Metode (Robustness)........................43
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Kalibrasi Linieritas Standar Merkuri pada Penetapan...............22


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ringkasan Praktik Kerja Industri......................................................42

Lampiran 2. Data dan Contoh Perhitungan Pengujian Linieritas..........................77

Lampiran 3. Data trial and error Pengujian Limit Deteksi Instrumen...................80

Lampiran 4. Data dan Contoh Perhitungan Pengujian Limit Kuantitasi...............81

Lampiran 5. Data dan Perhitungan Pengujian Presisi............................................83

Lampiran 6. Data dan Perhitungan Pengujian Akurasi..........................................87


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia semakin meningkat


setiap tahunnya mengakibatkan bertambahnya jumlah konsumsi oleh masyarakat.
Salah satu contoh minuman yang sering dikonsumsi masyarakat adalah sirup.
Sirup merupakan larutan yang terdiri dari air, gula dan formulasi bahan-bahan
tambahan pangan.
Merkuri (Hg) adalah logam berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah
menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau
asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Hg memiliki nomor atom 80, berat atom
200,59 g/ml, titik lebur -38,90C, dan titik didih 356,60C (WAHYU WIDOWATI
et al., 2008). Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
5 Tahun 2018 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan
olahan diatur bahwa batas maksimum cemaran logam merkuri (Hg) yang
diperbolehkan pada produk minuman, tidak termasuk produk susu yaitu sebesar
0,005 mg/kg, oleh karena itu pengukuran logam merkuri dalam sirup perlu
dilakukan agar produk pangan yang dihasilkan terjamin kualitasnya dan aman
untuk dikonsumsi.
Perusahaan makanan dan minuman yang berlokasi di Jl. Raya Ciawi, Bogor,
Jawa Barat selalu melakukan analisis rutin untuk menjaga kualitas produknya.
Salah satu analisis rutin yang dilakukan adalah penetapan kadar logam merkuri.
Pada penetapan kadar logam merkuri, metode yang dilakukan mengacu pada
metode metode SNI 01-2896-1998 tentang Cara Uji Cemaran Logam dalam
Makanan yang telah dilakukan modifikasi. Pada metode ini dilakukan beberapa
perubahan yaitu perluasan matriks sampel yang dianalisa berupa minuman sirup,
penggunaan alat tambahan Mercury Vaporizer Unit, penambahan volume larutan
pereduksi (SnCl2), penggunaan larutan asam destruksi dan kadar konsentrasi
logam merkuri yang diukur, serta dilakukan uji ketegaran metode pada proses
destruksi berupa perubahan volume asam yang digunakan. Metode standar yang

9
10

telah mengalami perubahan (modifikasi) harus dilakukan uji validasi metode


untuk membuktikan metode tersebut bisa digunakan dan telah sesuai
peruntukkannya

1.2 Tujuan

Percobaan ini bertujuan membuktikan bahwa metode modifikasi uji penetapan


kadar logam merkuri (Hg) dalam sirup secara spektrofotometri serapan atom
mampu menghasilkan data yang valid.

1.3 Manfaat

Hasil pengujian tiap parameter validasi yang diperoleh dibandingkan dengan


syarat keberterimaan yang telah ditetapkan perusahaan agar metode ini dapat
digunakan untuk analisis rutin di laboratorium perusahaan.
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

2.1 Tempat dan Waktu

Percobaan ini merupakan bagian dari kegiatan magang-praktik kerja


lapang (PKL) yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juli 2019. Percobaan
ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Perusahaan Makanan dan Minuman yang
berlokasi di Jalan Raya Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Ringkasan magang dan PKL
di industri dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini terdiri dari alat utama dan alat
penunjang. Alat utama yang digunakan yaitu Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA), lampu katoda Hg, dan Mercury Vaporizer Unit (MVU). Alat penunjang
yang digunakan yaitu Microwave Digestion, Vessel Microwave Digestion, neraca
analitik, pipet volumetri 1 mL, mikropipet (5-50) µL, pipet elektrik (0,10-10) mL,
pipet mohr 10 mL, pipet tetes, labu takar (50, 100, dan 200) mL, labu alat
Mercury Vaporizer Unit (MVU), botol semprot, kertas Whatman 44, dan bulb.

2.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji
yang digunakan adalah sampel sirup, sedangkan bahan kimia yang digunakan
antara lain larutan standar Hg 1000 mg/L, larutan asam nitrat pekat (p.a), larutan
asam sulfat pekat(p.a), larutan asam klorida pekat(p.a), larutan timah (II) klorida
10% (SnCl2 10%), gas udara, gas asetilen, gas argon dan akuabides.

11
12

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Tahap Persiapan
2.3.1.1 Pembuatan Larutan Induk Merkuri 10000 μg/L

Larutan standar merkuri 1000 mg/L dimasukkan sebanyak 1 mL ke labu


takar 100 mL. Larutan tersebut kemudian ditambahkan akuabides sampai tanda
tera dan dihomogenkan.

2.3.1.2 Pembuatan Larutan Baku Merkuri 500 μg/L

Larutan standar merkuri 10000 μg/L dimasukkan sebanyak 2,5 mL ke labu


takar 50 mL. Larutan tersebut kemudian ditambahkan akuabides sampai tanda tera
dan dihomogenkan.

2.3.1.3 Pembuatan Larutan Baku Merkuri 100 μg/L

Larutan standar merkuri 10000 μg/L dimasukkan sebanyak 1 mL ke labu


takar 100 mL. Larutan tersebut kemudian ditambahkan akuabides sampai tanda
tera dan dihomogenkan.
13

2.3.1.4 Pembuatan Larutan Deret Standar Merkuri (0,00; 0,20; 0,50; 2,00;
5,00; dan 10,00) µ/L

Larutan baku 100 μg/L dimasukkan sebanyak (0,0; 0,4; 1,0; 4,0; 10,0; dan
20,0) mL ke labu takar 200 mL. Larutan tersebut kemudian masing-masing
ditambahkan 5,5 ml H2SO4(p). Larutan kemudian ditambahkan akuabides sampai
tanda tera dan dihomogenkan. Konsentrasi larutan yang diperoleh sebesar (0,20;
0,50; 2,00; 5,00 dan 10,00) μg/L.

2.3.1.5 Pembuatan Larutan Timah (II) Klorida 10% (SnCl2 10%)

Dilarutkan 20 g SnCl2.2H2O ke labu takar 200 mL, lalu ditambahkan 40


mL HCl(p). Larutan tersebut kemudian ditambahkan akuabides sampai tanda tera
dan dihomogenkan.

2.3.2 Tahap Pengujian


2.3.2.1 Pengukuran Kadar Logam Merkuri dalam Sirup secara
Spektrofotometri Serapan Atom

Sampel sirup ditimbang 0,5 - 1 gram ke dalam vessel microwave,


sebanyak 11 buah (satu vessel untuk blanko). Sampel sirup kemudian
ditambahkan 9 mL HNO3 (p) dan 1 mL HCl (p), ditunggu sekitar 10 - 15 menit.
Sampel sirup yang telah ditambahkan asam pekat kemudian didestruksi dengan
alat Microwave Digestion, destruksi dilakukan sekitar 1 jam dan 30 menit untuk
mendinginkan vessel. Setelah selesai, diangkat rotor destruksi dan didiamkan
selama 10 - 15 menit kemudian dilarutkandan ditera ke labu takar 200 mL dengan
akuabides. Dilakukan penyaringan dengan kertas Whatman 44 jika terbentuk
endapan pada larutan. Larutan tersebut ditambahkan 10 mL SnCl 2 10% pada saat
14

dimasukkan ke labu alat Mercury Vaporizer Unit dan diukur absorbansinya


dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang maksimum Hg
253,7 nm. Untuk blanko diperlakukan sama tetapi tidak ada penambahan sampel
sirup.

2.3.2.2 Pengukuran Linieritas

Larutan baku merkuri 100 μg/L dimasukkan sebanyak (0,4; 1,0; 4,0; 10,0
dan 20,0) mL ke labu takar 200 mL. Larutan tersebut masing-masing
ditambahkan 5,5 ml H2SO4(p). Konsentrasi larutan yang diperoleh sebesar (0,20;
0,50; 2,00; 5,00 dan 10,00) μg/L. Deret tersebut kemudian masing-masing
ditambahkan 10 mL SnCl2 10% pada saat dimasukkan ke labu alat Mercury
Vaporizer Unit dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom
pada panjang gelombang maksimum Hg 253,7 nm.

2.3.2.3 Pengukuran Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantitasi

Pengujian LDI dan LK dilakukan secara praktik dengan teknik trial and
error. Pengujian dilakukan dengan menurunkan konsentrasi terkecil dari deret
standar linieritas menjadi beberapa konsentrasi yaitu (0,05; 0,025; 0,01; dan
0,005) µg/L hingga memenuhi syarat parameter LDI dan LK. Larutan uji LDI
dan LK dibuat dengan memipet larutan baku merkuri 100 µg/L sebanyak (0,10;
0,05; 0,02; dan 0,01) mL ke labu takar 200 mL. Larutan tersebut masing-masing
ditambahkan 5,5 ml H2SO4(p). Konsentrasi larutan yang diperoleh sebesar (0,05;
0,025; 0,01; dan 0,005) µg/L. Deret tersebut kemudian masing-masing
ditambahkan 10 mL SnCl2 10% pada saat dimasukkan ke labu alat Mercury
Vaporizer Unit dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom
pada panjang gelombang maksimum Hg 253,7 nm.
15

2.3.2.4 Pengukuran Presisi

Pengujian presisi untuk kadar merkuri dalam sirup dilakukan bedasarkan


uji ripitabilitas yaitu menguji sampel sirup yang sama, dalam kondisi yang sama,
metode yang sama, dan dalam interval waktu yang singkat. Pada pengujian
presisi terdapat penambahan sejumlah konsentrasi larutan baku merkuri yang
termasuk dalam salah satu konsentrasi deret standar sebesar 1000 µg/kg atau 2,0
mL larutan baku merkuri 500 µg/L. Selanjutnya, melakukan hal yang sama pada
langkah kerja pengukuran kadar logam merkuri dalam sirup secara
spektrofotometri serapan atom.

2.3.2.5 Pengukuran Akurasi

Pengujian akurasi untuk kadar merkuri dalam sirup dilakukan bedasarkan


uji perolehan kembali. Pada pengujian akurasi terdapat penambahan sejumlah
konsentrasi larutan baku merkuri yang termasuk dalam salah satu konsentrasi
deret standar sebesar 1000 µg/kg atau 2,0 mL larutan baku merkuri 500 µg/L
Selanjutnya, melakukan hal yang sama pada langkah kerja pengukuran kadar
logam merkuri dalam sirup secara spektrofotometri serapan atom.
16

2.3.2.6 Pengukuran Ketegaran Metode (Robustness)

Pengujian ketegaran metode untuk kadar merkuri dalam sirup dilakukan


perlakuan berbeda dengan metode standar internal yaitu adanya perbedaan
penambahan komposisi volume larutan asam pekat pada proses destruksi.
Perlakuan standar ditambahkan 9 mL HNO3(p) + 1 mL HCl(p), sedangkan untuk
perlakuan 1 ditambahkan 8 mL HNO3(p) + 2 mL HCl(p) dan 10 mL HNO3(p) + 1
mL HCl(p) untuk perlakuan 2. Selanjutnya, melakukan hal yang sama pada
langkah kerja pengukuran kadar logam merkuri dalam sirup secara
spektrofotometri serapan atom.

2.3.3 Tahap Pengolahan Data

2.3.3.1 Kadar Logam Merkuri dalam Sirup secara Spektrofotometri Serapan


Atom

Kadar logam merkuri dalam sirup secara spektrofotometri serapan


atom dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

Kadar Merkuri=
Cterukur ( µgL ) x V <( L)
Bobot Sirup( kg)

2.3.3.2 Perhitungan Linieritas

Berdasarkan data yang diperoleh, dibuat kurva kalibrasi serta ditentukan


nilai koefisien kolerasi (r), slope (b) dan intersept (a) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
17

Persamaan regresi : y= a + bx
n n

∑ y i−( b ∑ x i)
a= i=1 i=1
n
n n

b=
n

∑ xi y i −
i=1
n
( ∑ xi ∑ y i
i=1 i=1
n
)
∑ x 2i −¿ ¿
i=1

n n

r=
n

∑ xi y i−
i=1
n
( ∑ xi ∑ y i
i=1 i=1
n
)
√∑i=1
x2i −¿ ¿ ¿

Keterangan:
a = intersep (luas area)
b = slope (luas area/(mg/L))
r = koefisien korelasi
xi = konsentrasi ke-i (mg/L)
yi = luas area ke-i (pA*s)
i = 1, 2, 3, …, n
n = banyak ulangan

2.3.3.3 Perhitungan Limit Deteksi Instrumen dan Limit Kuantitasi

Limit deteksi instrumen dan limit kuantitasi dapat dihitung dengan metode
statistika melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi yang didapat dari uji
linieritas, kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
18

n
S(y/x) =
√∑i=1
¿¿¿¿

3( S y / x )
LDI (mg/L) =
b
10(S y / x )
LK (mg/L) =
b

Keterangan :

Sy/x = simpangan baku residual (μg/L)

Yi = respon instrumen ulangan ke i (abs)

Ŷ = absorbansi teoritis (abs)


n = banyak ulangan

i = 1, 2, 3, …, n

2.3.3.4 Perhitungan Presisi

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian presisi dihitung rata-rata,


simpangan baku (SB), dan persentase simpangan baku relatif (%SBR).

x x¯ = ∑ xi
i=1
n
n
SB =
√∑i=1
¿¿¿¿

SB
SBR = x 100 %

Keterangan:
x = rata-rata kadar natrium
monokloroasetat (mg/L)
19

SB = simpangan baku (mg/L)


SBR = simpangan baku relatif (%)
xi = kadar natrium monokloroasetat ke-i (mg/L)
i = 1, 2, 3, …, n
n = banyak ulangan
20

2.3.3.5 Perhitungan Akurasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian akurasi dihitung


%Recovery menggunakan rumus sebagai berikut:

μg
Konsentrasi yang terukur( )
kg
Recovery ( % )= x 100%
μg
Konsentrasi teoritis ( )
kg

2.3.3.6 Perhitungan Ketegaran (Robustness)

Uji F digunakan untuk membandingkan ragam (simpangan baku) dua


populasi sebagai evaluasi presisi (ketelitian). Ragam kadar sampel ketegaran
metode yang diperoleh dari populasi 1 dan populasi 2 kemudian diuji beda nyata
menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

Hipotesis

Ho: σ12 = σ22 (ragam populasi 1 tidak berbeda nyata dengan ragam populasi 2)

H1 : σ12 ≠ σ22 (ragam populasi 1 berbeda nyata dengan ragam populasi 2).

Statistik Hitung
SB21 2 2
Fhitung = 2 ; SB1 > SB2
SB1
α
Ftabel = , db1, db2
2
α = 5% (0,05)
db1 = n1-1
db2 = n2-1
Keterangan:
SB1 = simpangan baku metode standar (mg/kg)
SB2 = simpangan baku metode modifikasi (mg/kg)
21

α = taraf nyata
db1 = derajat bebas populasi 1
db2 = derajat bebas populasi 2
n = banyak ulangan
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan kadar logam merkuri (Hg) dalam sirup dilakukan dengan


spektrofotometer serapan atom dengan teknik atomisasi pembentukan hidrida
yang diikuti dengan pemanasan (vapour generation) tanpa nyala pada panjang
gelombang maksimum Hg 253,7 nm dengan dilengkapi alat mercury vaporizer
unit (MVU). Pemilihan teknik atomisasi vapour generation tanpa nyala karena
sifat logam merkuri yang mudah menguap menjadi atomnya apabila dipanaskan
sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa hidrida berbentuk gas
atau lebih mudah terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh
SnCl2. Pada pengukuran dilengkapi juga dengan alat mercury vaporizer unit
(MVU) yang merupakan alat tambahan khusus dalam penetapan logam merkuri.
Prinsip alat MVU ialah menguapkan merkuri yang terkandung dalam larutan uji
dengan mengurangi penguapan ke lingkungan sekitar. Sebelum terbaca pada
spektrofotometer serapan atom, ion merkuri (Hg2+) yang didapat dari proses
destruksi kemudian direduksi menjadi atom merkuri dalam bentuk cold vapour
oleh SnCl2 pada alat MVU (terbaca dalam bentuk Hg0). Penggunaan alat MVU
pada uji penetapan kadar merkuri dirasa cocok dengan karakteristik logam
merkuri yang mudah menguap sehingga menimbulkan kesulitan berupa
ketidakstabilan pada proses pengukuran.
Berdasarkan hasil percobaan, maka diperoleh hasil validasi metode uji
penetapan kadar logam merkuri (Hg) dalam sirup secara spektrofotometer
serapan atom untuk parameter uji liniearitas, limit deteksi instrumen (LDI), limit
kuantitasi (LK), presisi, akurasi (recovery), dan uji ketegaran metode (robustness)
kemudian dibandingkan dengan syarat keberterimaan yang ditetapkan oleh
perusahaan. Data hasil validasi metode metode uji penetapan kadar logam
merkuri (Hg) dalam sirup secara spektrofotometer serapan atom dapat dilihat
pada Tabel. 1 .

22
23

Tabel 1. Hasil Pengujian dan Syarat Keberterimaan Validasi Metode


Uji Penetapan Kadar Logam Merkuri (Hg) dalam Sirup
Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Syarat Keberterimaan
Parameter Hasil
Perusahaan Simpulan
Pengujian

Linieritas:
r = 0,9998 Memenuhi
Koefisien korelasi (r) r ≥ 0,995

Limit Deteksi
Respon Positif
Instrumen √ Memenuhi
Setiap
(LDI) terhadap
Pengukuran
Hg

%SBR < 2/3 CV 4,46 < 47,26 Memenuhi


Limit Kuantitasi Horwitz
(LK) terhadap Hg
%Recovery (80 - (92,20 - Memenuhi
120)% 105,20) %
Presisi (ripitabilitas) %SBR < 2/3 CV 0,41 < 10,67 Memenuhi
Horwitz

Akurasi %Recovery (80 - (99,10 - Memenuhi


120)% 100,58) %

Memenuhi
1,25 < 3,44
Uji F : Fhitung < Ftabel
Memenuhi
Uji Ketegaran 1,58 < 3,44
Metode (Robustness)
Memenuhi
1,888 < 2,120
Uji t : thitung < ttabel
Memenuhi
1,698 < 2,120
24

3.1 Linearitas

Uji linieritas suatu metode analisis digunakan untuk membuktikan adanya


hubungan yang linier antara konsentrasi analit dengan respon alat. Parameter
yang menunjukan adanya hubungan yang linier antara konsentrasi analit dengan
absorbansi dinyatakan dalam koefisien korelasi (r). Linieritas yang baik dapat
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) mendekati 1 atau minimal > 0,995.
Hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi digambarkan sebagai kurva
linieritas. Kurva linieritas dapat dilihat pada Gambar 1.

0,400
0
y = 0,0337x -
0,350 0,0027
0 R² = 0,9996
r = 0,9998
0,300
0,250
0
0

0,200
0

0,150
0

0,100
0

0,050 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0


-0 0 0 0 0 0 0 0
0,0500 Konsentrasi
0,000 (µg/L)
0 1. Kurva
Gambar Kalibrasi Linieritas Standar Merkuri pada Penetapan
Kadar Merkuri dalam Sirup Secara Spektrofotometri Serapan
Atom

Berdasarkan Gambar 1. didapat nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9998.


Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan hubungan linier yang proporsional
antara konsentrasi dengan absorbansi pada rentang 0,00 µg/L sampai dengan
10,00 µg/L. Hasil tersebut sesuai dan memenuhi syarat keberterimaan perusahaan
yaitu r ≥ 0,995. Nilai koefisien korelasi 0,9998 menggambarkan bahwa antara
konsentrasi dengan absorbansi memiliki hubungan positif dan erat yaitu apabila
konsentrasi tinggi, maka absorbansinya juga tinggi dan begitupun sebaliknya.
25

Nilai slope (b) yang diperoleh sebesar 0,0337 (abs/µg/L) dan nilai
konstanta intersept (a) sebesar -0,0027 (abs) sehingga didapat persamaan regresi
y=- 0,0027 + 0,0337(x). Nilai slope sebesar 0,0337 (abs/µg/L) menunjukkan nilai
positif, maksudnya ketika konsentrasi naik satu satuan konsentrasi (µg/L), maka
nilai absorbansi naik sebesar 0,0337 kali konsentrasi. Nilai intersept yang
diperoleh sebesar -0,0027 (abs) menunjukkan bahwa ketika konsentrasi 0 µg/L,
maka diperoleh nilai absorbansi sebesar -0,0027. Data dan contoh perhitungan uji
linieritas dapat dilihat pada Lampiran 2

3.2 Limit Deteksi Instrumen

Limit deteksi instrumen menyatakan jumlah terkecil analit dalam contoh


yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan
blanko (positif). Parameter LDI dapat ditetapkan menggunakan larutan standar
yang diencerkan sampai konsentrasi terendah yang dapat dibaca oleh instrumen
dengan hasil yang tidak perlu presisi dan akurasi sebanyak minimal 7 ulangan
(RIYANTO, 2014). Pengukuran LDI dilakukan berdasarkan hasil trial and error
standar terkecil yang masih dapat dibaca oleh instrumen. Data hasil trial and
error pengujian LDI dapat dilihat pada Tabel 2.
26

Tabel 2. Hasil Uji Trial and Error LDI pada Penetapan Kadar Merkuri
Secara Spektrofotometri Serapan Atom

Konsentrasi Teoritis Merkuri (µ/L)


Larutan 0,05 0,025 0,01 0,005
Kons Kons Kons Kons
Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
(µ/L) (µ/L) (µ/L) (µ/L)
1 0,0526 0,0265 0,0101 0,0068
2 0,0494 0,0232 0,0101 0,0003
3 0,0526 0,0232 0,0134 0,0068
4 0,0494 0,0199 0,0199 0,0036
5 0,0526 0,0232 0,0166 -0,0095
6 0,0494 0,0297 0,0101 0,0101
7 0,0526 0,0199 0,0134 0,0101
8 0,0461 0,0232 0,0166 0,0101
9 0,0526 0,0166 0,0199 0,0134
10 0,0494 0,0166 0,0166 0,0036
Syarat Keberterimaan Perusahaan : Nilai Pengukuran Positif
LDI = 0,01 µg/L

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa konsentrasi larutan standar Hg


(0,05; 0,025; dan 0,01) µg/L memberikan respon positif pada nilai konsentrasi,
sedangkan pada hasil pengukuran konsentrasi standar Hg 0,005 µg/L alat tidak
dapat memberikan respon yang baik yang ditunjukkan dengan adanya hasil
pengukuran yang bernilai negatif. Jika dilihat dari persyaratan LDI yaitu
konsentrasi terendah yang masih memberikan respon positif, pada nilai
konsentrasi maka konsentrasi 0,01 µg/L merupakan nilai LDI pada metode
penetapan kadar logam merkuri dalam sirup secara spektrofotometri serapan
atom. Hal ini menunjukkan bahwa pada penetapan kadar merkuri secara
spektrofotometer serapan atom, analit dengan konsentrasi dibawah 0,01 µg/L
bukanlah nilai sesungguhnya atau merupakan noise dari alat. Data pengujian LDI
dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.3 Limit Kuantitasi


27

Limit kuantitasi menunjukkan kuantitas terkecil analit dalam contoh yang


masih dapat memenuhi kriteria presisi dan akurasi sesuai dengan metode yang
digunakan. Parameter LK ditetapkan berdasarkan pembuatan larutan standar pada
pengenceran bertingkat hingga diperoleh konsentrasi terendah yang masih dapat
dibaca oleh instrumen dengan hasil yang presisi dan akurasi sebanyak minimal 7
ulangan. (RIYANTO, 2014). Pengukuran LK dilakukan berdasarkan hasil trial
and error standar terkecil yang masih dapat dibaca oleh instrumen. Data hasil
pengujian trial and error limit kuantitasi dapat dilihat pada Tabel 3.
28

Tabel 3. Hasil Uji Trial and Error LK pada Penetapan Kadar Merkuri Secara
Spektrofotometri Serapan Atom

Konsentrasi Teoritis Merkuri (µ/L)


0,05 0,025 0,01 0,005

Larutan Kons
Recovery
Kons
Recovery
Kons
Recovery
Kons
Recovery
Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
(µ/L) (%) (µ/L) (%) (µ/L) (%) (µ/L) (%)

1 0,0526 105,20 0,0265 106,00 0,0101 101,00 0,0068 136,00


2 0,0494 98,80 0,0232 92,80 0,0101 101,00 0,0003 6,00
3 0,0526 105,20 0,0232 92,80 0,0134 134,00 0,0068 136,00
4 0,0494 98,80 0,0199 79,60 0,0199 199,00 0,0036 72,00
5 0,0526 105,20 0,0232 92,80 0,0166 166,00 -0,0095 -190,00

6 0,0494 98,80 0,0297 118,80 0,0101 101,00 0,0101 202,00


7 0,0526 105,20 0,0199 79,60 0,0134 134,00 0,0101 202,00
8 0,0461 92,20 0,0232 92,80 0,0166 166,00 0,0101 202,00
9 0,0526 105,20 0,0166 66,40 0,0199 199,00 0,0134 268,00
10 0,0494 98,80 0,0166 66,40 0,0166 166,00 0,0036 72,00

Rata- 0,0507 0,0222 0,0147 0,0055


rata
SB 0,0023 0,0041 0,0038 0,0066
%SBR 4,46 18,51 26,08 118,81

2/3 CV
Horwitz 47,26 53,51 56,96 65,97

%Rec (92,20-105,20) % (66,40-118,80) % (101,00-199,00) % (-190,00-268,00) %

Syarat Presisi : %SBR < 2/3 CV Horwitz


Syarat Akurasi : %recovery (80,00 - 120,00) %

Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan bahwa konsentrasi larutan standar Hg


(0,05; 0,025; dan 0,01) µg/L memberikan respon positif pada nilai konsentrasi,
sedangkan pada hasil pengukuran konsentrasi standar Hg 0,005 µg/L alat tidak
dapat memberikan respon yang baik yang ditunjukkan dengan adanya hasil
pengukuran yang bernilai negatif. Jika dilihat dari persyaratan LK yaitu
konsentrasi terendah yang masih memberikan respon positif yang memenuhi
syarat presisi dan akurasi maka konsentrasi 0,05 µg/L merupakan nilai LK pada
29

metode penetapan kadar logam merkuri dalam sirup secara spektrofotometri


serapan atom karena memiliki nilai %SBR sebesar 4,46% dan 2/3 CV Horwitz
sebesar 47,26% yang lebih kecil daripada 2/3 CV Horwitz sebesar 47,26 %, serta
rentang %recovery sebesar (92,20-105,20)%. Hal tersebut memenuhi persyaratan
limit kuantitasi yang menyatakan kuantitas terkecil analit dalam contoh yang
dapat memenuhi kriteria presisi dan akurasi. Data dan contoh perhitungan limit
limit kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.4 Presisi

Presisi ripitabilitas merupakan kedekatan pengukuran hasil uji yang


dilakukan berulang kali oleh analis yang sama, sampel yang sama, metode yang
sama, peralatan yang sama, dan laboratorium yang sama dalam interval waktu
relatif singkat yang ditunjukkan melalui nilai persen simpangan baku relatif
(%SBR). Pengujian dilakukan dengan mengukur sampel sebanyak sepuluh kali
ulangan, kemudian dilakukan pencilan data pada hasil pengujian. Hasil uji
presisi ripitabilitas penetapan kadar logam merkuri secara spektrofotometri
serapan atom dapat dilihat pada Tabel 4.
40

Tabel 4. Hasil Uji Presisi Ripitabilitas pada Penetapan Kadar Logam


Merkuri secara Spektrofotometri Serapan Atom

Konsentrasi (µg/L) Konsentrasi


Larutan
Logam Hg (µg/kg)
1 5,31 996,98
2 5,42 1002,00
3 5,24 996,23
4 4,99 991,04
5 5,38 997,89
6 5,56 1005,76
7 5,26 1000,95
8 5,21 997,03
9 5,33 998,13
Rerata 998,45
SB 4,1340
%SBR 0,41
CV Horwitz 16,00
2/3 CV Horwitz 10,67
Syarat : %SBR < 2/3 CV Horwitz

Berdasarkan hasil uji presisi ripitabilitas pada Tabel 8, didapat rata-rata


kadar logam merkuri dalam sirup yaitu sebesar 998,45 µg/kg. Nilai keterulangan
uji %SBR sebesar 0,41%. Nilai tersebut telah memenuhi syarat keberterimaan
perusahaan yaitu nilai %SBR < 2/3 CV Horwitz. Menurut SUMARDI (2002)
simpangan baku relatif yang bernilai <1% menunjukkan bahwa nilai presisi
ripitabilitas termasuk dalam rentang ketelitian tinggi. Pada pengujian presisi
sering terjadi kesalahan yang bersumber dari kesalahan acak yang tidak dapat
diprediksi. Pada hasil pengujian ini, terlihat bahwa ada kesalahan acak yang bisa
dilihat dari nilai kadar yang relatif tidak stabil walaupun nilainya tidak terlalu
jauh. Kesalahan acak yang terjadi dapat bersumber dari faktor lingkungan area
kerja, seperti larutan uji yang didiamkan terlalu lama sebelum pengukuran
sehingga analit merkuri dalam larutan menguap. Kesalahan acak yang terjadi
pada pengujian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil.
41

Hal ini dibuktikan dengan didapatnya nilai %SBR sebesar 0,41 % dan hasil yang
memenuhi syarat keberterimaan perusahaan. Data dan contoh perhitungan uji
presisi ripitabilitas dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.5 Akurasi

Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui kedekatan antara hasil


percobaan dengan nilai sebenarnya yang dinyatakan dengan nilai perolehan
kembali (%recovery), kemudian dilakukan pencilan data pada hasil pengujian.
Data hasil uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Hasil Pengujian akurasi Metode pada Penetapan Kadar


Logam Merkuri secara Spektrofotometri Serapan Atom

Konsentrasi
Konsentrasi
Teoritis Spike
Larutan Terukur %Recovery
Standar
Merkuri (µg/kg)
Merkuri (µg/kg)
1 996,98 99,70
2 1002,00 100,20
3 996,23 99,62
4 991,04 99,10
5 1000 997,89 99,79
6 1005,76 100,58
7 1000,95 100,10
8 997,03 99,70
9 998,13 99,81
Rerata 99,84
Nilai Minimal 99,10
Nilai Maksimal 100,58
Syarat Keberterimaan : (80,00 – 120,00) %

.
Berdasarkan hasil pengujian akurasi Tabel 5. didapat rata-rata %recovery
sebesar 99,53%. Rentang nilai %recovery yang di dapat yaitu (96,70 –
100,58)%. Nilai tersebut memenuhi syarat keberterimaan perusahaan yaitu
(80,00 – 120,00)%. Hal tersebut menginformasikan bahwa metode penetapan
kadar logam merkuri secara spektrofotmetri serapan atom memiliki ketepatan
yang baik dalam tingkat kesesuaian dari rentang suatu pengukuran yang
sebanding dengan nilai sebenarnya (true value).
Ketidaksesuaian nilai hasil pengujian dengan nilai benar pada uji akurasi
menunjukkan adanya kesalahan sistematik. Nilai %recovery yang kurang dari
100% dapat diakibatkan oleh adanya analit yang hilang atau tertinggal pada
proses persiapan (preparasi), sedangkan nilai %recovery yang lebih dari 100%
dapat disebabkan oleh adanya analit lain yang ikut terdeteksi oleh detektor pada
panjang gelombang yang sama. Kesalahan sistematik tersebut masih dalam
rentang keberterimaan yaitu (80,00 - 120,00)% sehingga hasil tersebut dapat
diterima. Pengolahan data %recovery dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.6 Uji Ketegaran Metode (Robustness)

Uji ketegaran metode (robustness) dilakukan untuk mengetahui suatu


metode analisis (penetapan) dapat mempertahankan unjuk kerjanya dalam situasi
pengaturan kondisi analisis tidak sesempurna seperti yang telah ditetapkan,
perubahan kondisi analisis yang diujikan pada percobaan ini yaitu dengan adanya
perubahan komposisi volume penambahan asam-asam pada proses destruksi
(HNO3(p) dan HCl(p)). Perubahan komposisi volume asam yang ditambahkan
yaitu 8 mL HNO3(p) + 2 mL HCl(p) (perlakuan 1) dan 10 mL HNO3(p) + 1 mL
HCl(p) (perlakuan 2). Pengujian dilakukan dengan mengukur sampel sebanyak
sepuluh kali ulangan, kemudian dilakukan pencilan data pada hasil pengujian.
Evaluasi hasil uji ketegaran metode dilihat dengan membandingkan kadar (µg/kg)
logam merkuri dalam sirup dengan komposisi penambahan asam standar metode
(9 mL HNO3(p) + 1 mL HCl(p)), kemudian dilakukan perhitungan uji F untuk
melihat hasil presisi dan uji t untuk melihat hasil akurasi uji ketegaran metode.
Hasil uji F dan uji t dari percobaan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil uji F dan uji t Uji Ketegaran Metode (Robustness)


Penetapan Kadar Logam Merkuri secara Spektrofotometri
Serapan Atom

Perbandingan Volume Asam Destruksi (HNO3(p) : HCl(p)) mL

9 mL : 1 mL 8 mL : 2 mL 10 mL : 1 mL
Larutan (Standar) (Robust 1) (Robust 2)
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
Logam Hg Logam Hg Logam Hg
(µg/kg) (µg/kg) (µg/kg)
1 1002,00 999,76 1005,75
2 996,23 998,34 999,64
3 966,99 998,98 988,27
4 991,04 991,03 999,26
5 997,89 970,87 988,98
6 1005,76 987,71 987,23
7 1000,95 1001,45 997,10
8 997,03 1008,95 998,65
9 998,13 974,95 976,17
Rata- 995,11 992,45 993,45
rata
F hitung < F F hitung < F tabel
Uji F tabel
1,25 < 3,44 1,58 < 3,44
t hitung < t tabel t hitung < t tabel
Uji t
1,888 < 2,120 1,698 < 2,120
Tidak Berbeda Tidak Berbeda
Kesimpulan
Nyata Nyata

Berdasarkan hasil uji ketegaran metode pada Tabel 6. dapat dilihat bahwa
uji F dan uji t pada pengujian ketegaran metode penetapan kadar merkuri
diperoleh nilai Fhitung < Ftabel dan thitung < ttabel pada kedua perlakuan, sehingga
ragam dan rataan dari kedua perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan ragam
dan rataan perlakuan standar. Nilai uji Fhitung < Ftabel menunjukkan bahwa pada
perubahan kondisi yang tidak sesuai standar metode (komposisi volume asam
destruksi) menghasilkan nilai presisi yang tidak berbeda nyata dengan standar
metode, sedangkan nilai uji thitung < ttabel menunjukkan bahwa pada perubahan
kondisi yang tidak sesuai standar metode (komposisi volume asam destruksi)
menghasilkan nilai akurasi yang tidak berbeda nyata dengan standar metode.
Berdasarkan hasil ini dapat diketahui metode penetapan kadar logam merkuri
secara spektrofotometri serapan atom memiliki ketegaran yang tinggi. Hal ini
menandakan bahwa perubahan pada komposisi volume asam pada proses
destruksi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap metode yang
digunakan. Data hasil dan perhitungan uji ketegaran metode dapat dilihat pada
Lampiran 7.
BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa validasi metode uji penetapan kadar logam merkuri (Hg) dalam sirup
secara spektrofotometri serapan atom dengan parameter linieritas, LDI, LK,
presisi, akurasi dan ketegaran metode telah valid. Hasil yang diperoleh memenuhi
syarat keberterimaan yang ditetapkan perusahaan sehingga metode uji SNI 01-
2896-1998 tentang cara uji cemaran logam dalam makanan yang telah
dimodifikasi dapat digunakan untuk analisis rutin di laboratorium perusahaan
sesuai peruntukannya.

45
BAB V. DAFTAR PUSTAKA

ACHMAD, H. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimi. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.

AGUSTINA, T. 2010. Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan


Dampaknya pada Kesehatan. Teknubuga. 2: 53-65

ARIANI, M. 2010. Analisis Konsumsi Pangan Tingkat Masyarakat Mendukung


Pencapaian Diversifikasi Pangan. Gizi Indonesia 33:20-28.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI. 2018. Peraturan Badan


Pengawas Obat dan Makanan Nomor 5 tentang Batas Maksimum
Cemaran Logam Berat dalam Pangan Olahan. BPOM RI. Jakarta.

BADAN STANDARDISASI NASIONAL. 2006. Penetapan Kadar Logam


Berat Merkuri (Hg) Pada Produk Perikanan. BSN. Jakarta.

DAY, R. A & A. L. UNDERWOOD. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. edisi ke-


6. Terjemahan Iis Sopyan, M. Eng. Erlangga. Jakarta.

DIMPE, M. 2012. Sample Preparation Techniques for Determination of Total


Metal Content in Wastewater Treatment Plants in Gauteng Province
[Disertasi]. Johannesburg (ZA). University of Johannesburg.

GANDJAR, I. G. & A. ROHMAN. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka


Pelajar. Yogyakarta.

HARMITA. 2004. Petunjuk Pedoman Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.


Jurnal Farmasi UI Vol. 1 No. 3 : 117 -135. Departemen Farmasi FMIPA
Universitas Indonesia. Depok.

HARVEY, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Mc Graw Hill Companies


Inc. New York.

KHOPKAR, S. M. 2007. Konsep Kimia Analitik. Terjemahan A. Saptorahardjo.


Universitas Indonesia Press. Jakarta.

KUHN, K. F. & T. Koupelis. 2004. In Quest of The Universe, Fourh Edition.


Jones Barlett Publishers. Canada.

40
40

RIYANTO. 2014. Validasi & Verifikasi Metode Uji. Yogyakarta. Deepublish.

RIYANTO. 2016. Kimia Analisis Instrumental Modern. Yogyakarta (ID).


Universitas Islam Indonesia.

SATUHU, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta.

SKOOG. D. A., M. W. DONALD., F. J. HOLLER & S. R. CROUCH. 2000.


Fundamental of Analytical Chemistry. Brooks Cole.

SUMARDI. 2002.Validasi Metode Pengujian. Pusat Standardisasi dan Akreditasi


Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Jakarta.

WIDOWATI WAHYU Dr., Dr. ASTIANA SASTIONO, Dr. RAYMON


YUSUF. 2008. Efek Toksik Logam. Penerbit Andi. Yogyakarta.
LAMPIRAN
42

Lampiran 1. Ringkasan Praktik Kerja Industri

42
50

Lampiran 1. (Lanjutan)

50
Lampiran 1. (Lanjutan)

51
Lampiran 1. (Lanjutan)

52
Lampiran 1. (lanjutan)

53
Lampiran 1. (Lanjutan)

54
Lampiran 1. (lanjutan)

55
Lampiran 1. (Lanjutan)

56
Lampiran 1. (Lanjutan)

57
Lampiran 1. (Lanjutan)

58
Lampiran 1. (Lanjutan)

59
60

Lampiran 1. (Lanjutan)

60
Lampiran 1. (Lanjutan)

61
Lampiran 1. (Lanjutan)

62
Lampiran 1. (Lanjutan)

63
Lampiran 1. (Lanjutan)

64
Lampiran 1. (Lanjutan)

65
Lampiran 1. (Lanjutan)

66
Lampiran 1. (Lanjutan)

67
Lampiran 1. (Lanjutin)

68
Lampiran 1. (Lanjutan)

69
70

Lampiran 1. (Lanjutan)

70
Lampiran 1. (Lanjutan)

71
Lampiran 1. (Lanjutan)

72
Lampiran 1. (Lanjutan)

73
Lampiran 1. (Lanjutan)

74
Lampiran 1. (Lanjutan)

75
Lampiran 1. (Lanjutan)

76
Lampiran 2. Data dan Contoh Perhitungan Pengujian Linieritas

Kons
0,00 (µg/L) 0,20 (µg/L) 0,50 (µg/L) 2,00 (µg/L) 5,00 (µg/L) 10,00 (µg/L)
Teoritis
Kons Kons Kons Kons Kons Kons
Ulangan Abs Abs Abs Abs Abs Abs
Terukur Terukur Terukur Terukur Terukur Terukur
1 0,0000 -7,25 0,0050 0,24 0,0164 0,56 0,0693 2,06 0,1637 4,72 0,3546 10,12
2 0,0000 -7,34 0,0047 0,14 0,0155 0,47 0,0657 2,02 0,1661 5,13 0,3214 9,93
3 0,0000 -7,06 0,0043 0,36 0,0133 0,63 0,0465 1,61 0,1627 5,03 0,3332 10,05
Rata-rata 0,0000 -7,22 0,0047 0,25 0,0151 0,55 0,0605 1,90 0,1642 4,96 0,3364 10,03

77
77
78

Lampiran 2 (Lanjutan)

Data Persamaan Regresi Linier Kurva Kalibrasi Logam Hg

Konsentrasi Absorbansi
2
Larutan (µg/L) (Abs) xi.yi xi yi2
(xi) (yi)
1 0,00 0,0000 0,0000 0,00 0,0000
2 0,20 0,0047 0,0009 0,04 0,0000
3 0,50 0,0151 0,0076 0,25 0,0002
4 2,00 0,0605 0,1210 4,00 0,0037
5 5,00 0,1642 0,8210 25,00 0,0270
6 10,00 0,3364 3,3640 100,00 0,1132
Rata-rata 2,95 0,0968 0,7191 21,55 0,0240
∑ 17,70 0,5809 4,3145 129,29 0,1440

Perhitungan Pengukuran Linieritas Logam Hg:

1. Perhitungan Nilai Koefisien Korelasi

n n x  n
y
 i1 i ixy i1 i
n
i1 i


r=
 n
x 2 (
n
i1 i
2
x )
 n
y 2  n
i1 yi2
i1 i i1 i
 
n  n

17,70 𝑥 0,5809
4,3145− 6
r= 17,70 2 0,58092
√129,29− 𝑥 √0,1440−
6 6

r = 0,9998

78
Lampiran 2 (Lanjutan)

2. Perhitungan Nilai Slope

 x
n n
n
y
i1 i
 xy
i1 i

b=
i1 i i
n
  n
n 2

x
 x2
i1 i
i1 i

17,706 𝑥 0,5809
b = 4,3145− 2
17,70
129,29−
6

b = 0,0337 (abs/µg/L)

3. Perhitungan Nilai Intersept

 n
y b
i1 i
 xi 
a=

 n
i
1

a = -0,0027 abs

4. Persamaan

Regresi y = a + bx

y = - 0,0027 + 0,0337(x)

79
80

Lampiran 3. Data trial and error Pengujian Limit Deteksi Instrumen

Data deret standar pengujian LDI

Konsentrasi Absorbansi
r = 0,9997
0,00 0,0000
a = -0,0001 abs 0,20 0,0038
b = 0,0306 (abs/µg/L) 0,50 0,0131
2,00 0,0638
5,00 0,1565
10,00 0,3032

Data trial and error pengujian LDI

Konsentrasi Teoritis Merkuri (µ/L)


0,05 0,025 0,01 0,005
Larutan Kons Kons Kons
Kons Terbaca
Terbaca Terbaca Terbaca
(µ/L)
(µ/L) (µ/L) (µ/L)
1 0,0526 0,0265 0,0101 0,0068
2 0,0494 0,0232 0,0101 0,0003
3 0,0526 0,0232 0,0134 0,0068
4 0,0494 0,0199 0,0199 0,0036
5 0,0526 0,0232 0,0166 -0,0095
6 0,0494 0,0297 0,0101 0,0101
7 0,0526 0,0199 0,0134 0,0101
8 0,0461 0,0232 0,0166 0,0101
9 0,0526 0,0166 0,0199 0,0134
10 0,0494 0,0166 0,0166 0,0036
Syarat Keberterimaan Perusahaan : Nilai Pengukuran Positif
LDI : 0,01 µg/L

80
Lampiran 4. Data dan Contoh Perhitungan Pengujian Limit Kuantitasi
Data deret standar pengujian LK

Konsentrasi Absorbansi
r = 0,9997
0,00 0,0000
a = -0,0001 abs 0,20 0,0038
b = 0,0306 (abs/µg/L) 0,50 0,0131
2,00 0,0638
5,00 0,1565
10,00 0,3032

Data dan Contoh Perhitungan Pengujian LK

Konsentrasi Teoritis Merkuri (µ/L)


0,05 0,025 0,01 0,005
Larutan Kons Kons Kons Kons
Recovery Recovery Recovery Recovery
Terbaca Terbaca Terbaca Terbaca
(%) (%) (%) (%)
(µ/L) (µ/L) (µ/L) (µ/L)
1 0,0526 105,20 0,0265 106,00 0,0101 101,00 0,0068 136,00
2 0,0494 98,80 0,0232 92,80 0,0101 101,00 0,0003 6,00
3 0,0526 105,20 0,0232 92,80 0,0134 134,00 0,0068 136,00
4 0,0494 98,80 0,0199 79,60 0,0199 199,00 0,0036 72,00
5 0,0526 105,20 0,0232 92,80 0,0166 166,00 -0,0095 -190,00
6 0,0494 98,80 0,0297 118,80 0,0101 101,00 0,0101 202,00
7 0,0526 105,20 0,0199 79,60 0,0134 134,00 0,0101 202,00
8 0,0461 92,20 0,0232 92,80 0,0166 166,00 0,0101 202,00
9 0,0526 105,20 0,0166 66,40 0,0199 199,00 0,0134 268,00
10 0,0494 98,80 0,0166 66,40 0,0166 166,00 0,0036 72,00
Rata-
rata 0,0507 0,0222 0,0147 0,0055
SB 0,0023 0,0041 0,0038 0,0066
%SBR 4,46 18,51 26,08 118,81
2/3 CV
Horwitz 47,26 53,51 56,96 65,97
%Rec (92,20-105,20) % (66,40-118,80) % (101,00-199,00) % (-190,00-268,00) %
Syarat Presisi : %SBR < 2/3 CV Horwitz
Syarat Akurasi : %recovery (80,00 - 120,00) %

81
Lampiran 4. (Lanjutan)

Contoh Perhitungan Pada Data Konsentrasi 0,05 (µg/L)

=
(0,0526+0,0494+0,0526+⋯+0,0494)
=
10

= 0,0507

SB =

0,000046
SB = √
10−1

SB = 0,0023

%SBR = 𝑆𝐵 × 100%

0,0023
%SBR = 0,0507 × 100%

%SBR = 4,46 %

2
2/3 CV Horwitz =
3
× 21−(0,5 log 𝑐)
0,0023
2 1−0,5( )
2/3 CV Horwitz = × 1000000000
2
3

2/3 CV Horwitz = 47,26

82
Lampiran 5. Data dan Perhitungan Pengujian Presisi
Data deret standar pengujian Presisi

r = 0,9994 Konsentrasi Absorbansi


0,00 0,0000
a = 0,0017 abs 0,20 0,0092
b = 0,0303 (abs/µg/L) 0,50 0,0167
2,00 0,0580
5,00 0,1609
10,00 0,3020

Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume
Larutan Fp Terukur Logam
(µg/L) (Abs) (gram) (mL)
Hg (µg/kg)
1 5,31 0,1719 1,0651 200 1 996,98
2 5,42 0,1755 1,0820 200 1 1002,00
3 5,24 0,1695 1,0510 200 1 996,23
4* 5,13 0,1660 1,0604 200 1 966,99
5 4,99 0,1616 1,0072 200 1 991,04
6 5,38 0,1743 1,0790 200 1 997,89
7 5,56 0,1799 1,1050 200 1 1005,76
8 5,26 0,1703 1,0510 200 1 1000,95
9 5,21 0,1687 1,0452 200 1 997,03
10 5,33 0,1648 1,0680 200 1 998,13

Pengujian Pencilan Data


Konsentrasi (µg/kg) Hasil
966,99 Median 997,46
991,04 Kuartil 1 996,23
996,23 Kuartil 2 1000,95
996,98 (K3-K1) 4,72
997,03 SK (Simpangan Kuartil) 2,36
997,89 Langkah 7,08
998,13 Batas dalam 989,15
1000,95 Batas luar 1008,03
1002,00
985,52 < Xi < 1010,63
1005,76

83
Lampiran 5. (Lanjutan)
Perhitungan Pengujian Pencilan Data

997,03 + 997,89
Median = 2
= 997,46
Kuartil 1 = 996,23 (data ke-3)
Kuartil 3 = 1000,95 (data ke-8)
(K3-K1) = (1000,95 - 996,23)
= 4,72

SK = (𝐾3
−𝐾1
)2

4,72
= 2
= 2,36
Langkah = (𝐾3−
𝐾1)

4,72
= 3⁄
2
= 7,08
Batas Dalam = Kuartil 1 – Langkah
= 996,23 – 7,08
= 989,15
Batas Luar = Kuartil 3 – Langkah
= 1000,95 + 7,08
= 1008,03

84
Lampiran 5. (Lanjutan)
Data pengujian presisi setelah dilakukan pencilan data
Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume
Larutan Fp Terukur Logam
(µg/L) (Abs) (gram) (mL)
Hg (µg/kg)
1 5,31 0,1719 1,0651 200 1 996,98
2 5,42 0,1755 1,0820 200 1 1002,00
3 5,24 0,1695 1,0510 200 1 996,23
4 4,99 0,1616 1,0072 200 1 991,04
5 5,38 0,1743 1,0790 200 1 997,89
6 5,56 0,1799 1,1050 200 1 1005,76
7 5,26 0,1703 1,0510 200 1 1000,95
8 5,21 0,1687 1,0452 200 1 997,03
9 5,33 0,1648 1,0680 200 1 998,13
Rata-rata 998,45
SB 4,1316
%SBR 0,41
CV Horwitz 16,00
2/3 CV Horwitz 10,67

Lampiran 5. (Lanjutan)
Perhitungan Pengujian Presisi

=
(996,98+1002,00+996,23+⋯+998,13)
=
9

= 998,45 µg/kg

SB =

136,56
SB = √
9−1

SB = 4,1316

85
Lampiran 5. (Lanjutan)

%SBR = 𝑆𝐵 × 100%

4,1316
%SBR = 998,45 × 100%

%SBR = 0,41 %

2
2/3 CV Horwitz =
3
× 21−(0,5 log 𝑐)
4,1316
2 1−0,5( )
2/3 CV Horwitz = × 1000000000
2
3

2/3 CV Horwitz = 10,67

86
Lampiran 6. Data dan Perhitungan Pengujian Akurasi Data

Deret Standar Pengujian Akurasi


Konsentrasi Absorbansi
r = 0,9994 0,00 0,0000
0,20 0,0092
a = 0,0017 abs
0,50 0,0167
b = 0,0303 (abs/µg/L) 2,00 0,0580
5,00 0,1609
10,00 0,3020

Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi
Larutan Fp Terukur Logam Hg
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) Spike (µg/kg)
(µg/kg)
1 5,31 0,1719 1,0651 200 1 996,98
2 5,42 0,1755 1,0820 200 1 1002,00
3 5,24 0,1695 1,0510 200 1 996,23
4* 5,13 0,1660 1,0604 200 1 966,99
5 4,99 0,1616 1,0072 200 1 991,04
6 5,38 0,1743 1,0790 200 1 1000 997,89
7 5,56 0,1799 1,1050 200 1 1005,76
8 5,26 0,1703 1,0510 200 1 1000,95
9 5,21 0,1687 1,0452 200 1 997,03
10 5,33 0,1648 1,0680 200 1 998,13

87
Lampiran 6. (Lanjutan)
Pengujian Pencilan Data
Konsentrasi (µg/kg) Hasil
966,99 Median 997,46
991,04 Kuartil 1 996,23
996,23 Kuartil 2 1000,95
996,98 (K3-K1) 4,72
997,03 SK (Simpangan Kuartil) 2,36
997,89 Langkah 7,08
998,13 Batas dalam 989,15
1000,95 Batas luar 1008,03
1002,00
985,52 < Xi < 1010,63
1005,76

Perhitungan Pengujian Pencilan Data


997,03 + 997,89
Median =
2
= 997,46
Kuartil 1 = 996,23 (data ke-3)
Kuartil 3 = 1000,95 (data ke-8)
(K3-K1) = (1000,95 - 996,23)
= 4,72

SK = (𝐾3
−𝐾1
)2

4,72
= 2
= 2,36
Langkah = (𝐾3−
𝐾1)

4,72
= 3⁄
2
= 7,08
Batas Dalam = Kuartil 1 – Langkah
= 996,23 – 7,08 = 989,15
Batas Luar = Kuartil 3 – Langkah
= 1000,95 + 7,08 = 1008,03

88
Lampiran 6. (Lanjutan)
Data pengujian akurasi setelah dilakukan pencilan data
Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi
Larutan Fp Terukur Logam Hg %Recovery
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) Spike (µg/kg)
(µg/kg)
1 5,31 0,1719 1,0651 200 1 996,98 99,70
2 5,42 0,1755 1,0820 200 1 1002,00 100,20
3 5,24 0,1695 1,0510 200 1 996,23 99,62
4 4,99 0,1616 1,0072 200 1 991,04 99,10
5 5,38 0,1743 1,0790 200 1 1000 997,89 99,79
6 5,56 0,1799 1,1050 200 1 1005,76 100,58
7 5,26 0,1703 1,0510 200 1 1000,95 100,10
8 5,21 0,1687 1,0452 200 1 997,03 99,70
9 5,33 0,1648 1,0680 200 1 998,13 99,81
Min 99,10
Max 100,58

89
Lampiran 6. (Lanjutan)
Perhitumgan Pengukuran Pengujian Akurasi:

µ𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 ( )
%Recovery = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 ( µ)
𝑘𝑔𝑔
𝑘𝑔
× 100%
µ𝑔
𝐶 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 ( ( ) −3(𝐿)

Konsentrasi spike (µg/kg) = ) 𝑥 𝑉 𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡 𝑚𝐿 𝑥 10


𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑔)10−3 (𝑘𝑔)
µ𝑔
500 ( −3 (𝐿)
( )
) 𝑥 2 10
= 1,0000(𝑔)𝑥 10−3 (𝑘𝑔)

= 1000 (µg/kg)

Contoh Perhitungan %Recovery pada ulangan ke-1:


µ𝑔
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 ( )
%Recovery = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 ( µ)
𝑘𝑔 × 100%
𝑘𝑔𝑔

996,98
%Recovery =
1000 × 100%

%Recovery = 99,70%

90
Lampiran 7. Data dan Perhitungan Pengujian Ketegaran Metode (Robustness)
Data Deret Standar Pengujian Ketegaran Metode Perlakuan 1 (8 mL HNO3(p) & 2 mL HCL(p))

Konsentrasi Absorbansi
r = 0,9994
0,00 0,0000
a = 0,0012 abs 0,20 0,0025
b = 0,0064 (abs/µg/L) 0,50 0,0057
2,00 0,0145
5,00 0,0329
10,00 0,0658

Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi Spike Konsentrasi Terukur


Larutan Fp
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) (µg/kg) Logam Hg (µg/kg)

1* 5,24 0,1697 1,0865 200 1 964,29


2 5,49 0,1782 1,0980 200 1 999,76
3 5,22 0,1691 1,0459 200 1 998,34
4 5,11 0,1655 1,0240 200 1 998,98
5 5,03 0,1626 1,0150 200 1 991,03
1000
6 4,86 0,1568 1,0009 200 1 970,87
7 4,96 0,1602 1,0041 200 1 987,71
8 5,23 0,1695 1,0450 200 1 1001,45
9 5,56 0,1806 1,1020 200 1 1008,95
10 4,92 0,1590 1,0100 200 1 974,95

91
Lampiran 7. (Lanjutan)
Data Deret Standar Pengujian Ketegaran Metode Perlakuan 2 (10 mL HNO3(p) & 1 mL HCL(p))

r = 0,9995 Konsentrasi Absorbansi


a = 0,0001 abs b 0,00 0,0000
0,20 0,0018
= 0,0261 (abs/ µg/L) 0,50 0,0148
2,00 0,0571
5,00 0,1268
10,00 0,2622

Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi
Larutan Fp Terukur Logam Hg
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) Spike (µg/kg)
(µg/kg)
1 5,48 0,1430 1,0890 200 1 1005,75
2 5,35 0,1397 1,0704 200 1 999,64
3 5,24 0,1368 1,0603 200 1 988,27
4 5,27 0,1375 1,0540 200 1 999,26
5 5,14 0,1343 1,0402 200 1 988,98
1000
6 4,99 0,1302 1,0103 200 1 987,23
7 5,09 0,1329 1,0210 200 1 997,10
8 5,25 0,1370 1,0508 200 1 998,65
9* 5,04 0,1316 1,0403 200 1 969,07
10 5,25 0,1370 1,0750 200 1 976,17

92
Lampiran 7. (Lanjutan)
Data Pengujian Ketegaran Metode Setelah Dilakukan Pencilan Data (Perlakuan 1)

Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi Konsentrasi Terukur


Larutan Fp %Recovery
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) Spike (µg/kg) Logam Hg (µg/kg)
1 5,49 0,1782 1,0980 200 1 999,76 99,98
2 5,22 0,1691 1,0459 200 1 998,34 99,83
3 5,11 0,1655 1,0240 200 1 998,98 99,90
4 5,03 0,1626 1,0150 200 1 991,03 99,10
5 4,86 0,1568 1,0009 200 1 1000 970,87 97,09
6 4,96 0,1602 1,0041 200 1 987,71 98,77
7 5,23 0,1695 1,0450 200 1 1001,45 100,15
8 5,56 0,1806 1,1020 200 1 1008,95 100,89
9 4,92 0,1590 1,0100 200 1 974,95 97,50
Rata-rata 992,45 99,24
SB 12,6522
%SBR 1,27
CV Horwitz 16,02
2/3 CV Horwitz 10,68

93

1
Konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi Bobot Volume Konsentrasi
Larutan Fp Terukur Logam %Recovery
(µg/L) (Abs) (gram) (mL) Spike (µg/kg)
Hg (µg/kg)
1 5,48 0,1430 1,0890 200 1 1005,75 100,57
2 5,35 0,1397 1,0704 200 1 999,64 99,96
3 5,24 0,1368 1,0603 200 1 988,27 98,83
4 5,27 0,1375 1,0540 200 1 999,26 99,93
5 5,14 0,1343 1,0402 200 1 1000 988,98 98,90
6 4,99 0,1302 1,0103 200 1 987,23 98,72
7 5,09 0,1329 1,0210 200 1 997,10 99,71
8 5,25 0,1370 1,0508 200 1 998,65 99,86
9 5,25 0,1370 1,0750 200 1 976,17 97,62
Rata-rata 993,45 97,62
SB 8,9994 100,57
%SBR 0,91
CV Horwitz 16,02
2/3 CV Horwitz 10,68

94

2
95

Lampiran 7. (Lanjutan)
Data Perhitungan Uji F dan Uji t
Perbandingan Volume (HNO3pekat : HClpekat) mL

9 mL : 1 mL (Standar) 8 mL : 2 mL (Robust 1) 10 mL : 1 mL (Robust 2)


Larutan
Konsentrasi Logam Hg Konsentrasi Logam Hg Konsentrasi Logam Hg
(µg/kg) (µg/kg) (µg/kg)
1 1002,00 999,76 1005,75
2 996,23 998,34 999,64
3 966,99 998,98 988,27
4 991,04 991,03 999,26
5 997,89 970,87 988,98
6 1005,76 987,71 987,23
7 1000,95 1001,45 997,10
8 997,03 1008,95 998,65
9 998,13 974,95 976,17
N 9 9 9
Rata-rata 995,11 992,45 993,45
SB 11,3121 12,6514 8,9992
SB2 127,9640 160,0590 80,9854
F hit 1,25 1,58
F tab 3,44 3,44

Simpulan Jika F hit < F tab, maka ragam antara 2 populasi


tidak berbeda nyata
s gab 3,00 2,08
t hit 1,888 1,698
db 16 16
t tab 2,120 1,120

Simpulan Jika t hit < t tab, maka rataan 2 populasi tidak


berbeda nyata

Contoh Perhitungan Uji F dan Uji t Pada Perlakuan 1


Uji F

Hipotesis

Ho: σ12 = σ22 (ragam populasi 1 tidak berbeda nyata dengan ragam populasi 2)

H1 : σ12 ≠ σ22 (ragam populasi 1 berbeda nyata dengan ragam populasi 2).

95
Lampiran 7. (lanjutan)

Statistik Hitung

160,0590
Fhitung =
127,9640

Fhitung = 1,26

Ftabel : (α, db1, db2) dengan db1 = n1 – 1 dan db2 = n2 – 1

Ftabel = (0,05%, 8, 8)

Ftabel = 3,44

Kesimpulan

Nilai Fhitung < Ftabel maka terima H0, artinya ragam populasi 1 tidak berbeda nyata
dengan ragam populasi 2.

Uji t
Hipotesis Uji t

H0 : µ1 = µ2 (hasil rata-rata kedua perlakuan tidak berbeda nyata)

H1 : µ1 ≠ µ2 (hasil rata-rata kedua perlakuan berbeda nyata

Statistik Hitung

(9−1)𝑥 160,0590+(9−1)𝑥 127,9640


s=√
9+9−2

s = 3,00

96
Lampiran 7. (Lanjutan)

hitung 995,11−992,45
t =| |
1 1

3,00 𝑥 + √
9 9

thitung = 1,888

ttabel = α, db

db : n1 + n2 -2

ttabel = 0,025%, 16

ttabel = 2,120

Kesimpulan :

Nilai thitung < ttabel maka terima H0, artinya rataan populasi 1 tidak berbeda nyata
dengan rataan populasi 2

97

Anda mungkin juga menyukai