Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN NILAI TPH DAN OIL AND GREASE PADA

TANAH PRA BIOREMEDIASI

MEASSURING OIL AND GREASE AND TPH VALUE OF PRA


BIOREMEDIATION SOIL
Siti Romadhonah1
Rabu Siang – Kelompok 8
1)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB
Sitiromadhonah98@gmail.com

Abstrak: Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah bengkel ini apabila
terbuang ke lingkungan menyebabkan pencemaran di tanah. Secara umum tanah yang
terkontaminasi oleh limbah minyak yang mengandung hidrokarbon, dapat diolah melalui proses
fisik, kimia maupun biologi. Pengolahan secara biologi salah satunya yaitu bioremediasi.
Bioremediasi merupakan proses pemulihan secara biologi terhadap komponen lingkungan yang
tercemar. Salah satu teknik bioremediasi adalah biodegradasi yaitu proses penguraian oleh
aktivitas mikroba yang mengakibatkan transformasi struktur suatu senyawa sehingga terjadi
perubahan integritas molekuler dan toksisitas senyawa tersebut berkurang atau menjadi tidak
toksik sama sekali. Penelitian ini bertujuan menghitung nilai konsentrasi oil and grease dan Total
Petroleum Hydrocarbon (TPH) pada tanah pra bioremediasi sebagai acuan keberhasilan dari
proses bioremediasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu konsentrasi oil and grease
yang didapatkan dengan berat sampel tanah sebesar 10.006 gram yaitu, sebesar 4.028%.
Sedangkan konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) yang didapatkan dengan sampel
sebesar 1.209 gram yaitu, 19.851 %. Menurut Kepmen LH Nomor 128 Tahun 2003, bahwa
kosentrasi TPH maksimum yang diijinkan untuk mengolah tanah tercemar dengan bioremediasi
adalah 15%. Sedangkan konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) yang didapat lebih dari
15%, sehingga perlu dilakukan pengolahan seperti, oil recovery.
Kata Kunci : bioremediasi, oil and grease, TPH

Abstrack: Waste is a waste that its presence at a certain time and place is not desired by its
environment because it hasn’t economic value. Waste this workshop if wasted to the environment
cause pollution in the soil. In general, soils contaminated by oil waste containing hydrocarbons
can be processed through physical, chemical and biological processes. Biological treatment of
one of them is bioremediation. Bioremediation is a biological process of recovery against
contaminated environmental components. One bioremediation technique is biodegradation that is
the process of decomposition by microbial activity resulting in the transformation of the structure
of a compound resulting in a change in molecular integrity and the toxicity of the compound is
reduced or becomes non-toxic at all. This study aims to calculate the value of oil and grease
concentration and Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) on pre-bioremediation soil as a reference
for the success of the bioremediation process. The results obtained from this research are the
concentration of oil and grease obtained with the weight of soil samples of 10.006 grams that is,
at 4.028%. While the concentration of Total Petroleum Hydrocarbons (TPH) obtained with a
sample of 1,209 grams, is 19.851%. According to the Decree of LH Number 128 of 2003, the
maximum permissible concentration of TPH to treat soils contaminated with bioremediation is
15%. While the concentration of Total Petroleum Hydrocarbons (TPH) obtained more than 15%,
so that the necessary processing such as oil recovery.
Keywords: bioremediation, oil and grease, TPH

PENDAHULUAN
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi
(Soeparman dan Soeparmin 2002). Limbah ini diperoleh dari kegiatan yang
dilakukan manusia sehari-hari termasuk kegiatan otomotif. Operasi bengkel

1
sebagai tempat pemeliharaan dan perbaikan alat-alat transportasi, menghasilkan
limbah hidrokarbon berupa ceceran minyak pelumas, minyak diesel dan gasoline
(Tiwary 2001). Kegiatan perawatan kendaraan bermotor menghasilkan limbah
yang merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan non-B3. Limbah
B3 ini berupa oli bekas, aki bekas, dan alat-alat pada kendaraan bermotor. Oli
merupakan campuran dari hidrokarbon kental ditambah berbagai bahan kimia
aditif. Oli bekas sendiri mengandung komponen logam berat seperti besi; timah;
cadmium dan mangan, polychlorinated biphenyls (PCBs), dan polyciclic aromatic
hydrocarbons (PAHs). Komponen-komponen ini mengandung sifat beracun tinggi
saat terlepas ke lingkungan, terutama tanah yang merupakan tempat
berkembangbiaknya makhluk hidup.
Limbah bengkel ini apabila terbuang ke lingkungan menyebabkan pencemaran
di tanah. Secara umum tanah yang terkontaminasi oleh limbah minyak yang
mengandung hidrokarbon, dapat diolah melalui proses fisik, kimia maupun
biologi. Pengolahan secara fisik seperti insinerasi (pembakaran) dan kimia
(penggunaan bahan kimia) umumnya membutuhkan biaya yang besar dan
menimbulkan polutan sekunder, dibandingkan pengolahan secara biologi (Fermor
et al 2001). Pengolahan secara biologi dengan memanfaatkan mikroba pada
pencemaran tanah (bioremediasi) merupakan alternatif pengolahan yang memiliki
kelebihan dari segi lingkungan yaitu efektif, biaya rendah dan proses ramah
lingkungan (Kitts dan Kaplan 2004).
Bioremediasi merupakan proses pemulihan secara biologi terhadap komponen
lingkungan yang tercemar (Baker dan Herson 1994). Salah satu teknik
bioremediasi adalah biodegradasi yaitu proses penguraian oleh aktivitas mikroba
yang mengakibatkan transformasi struktur suatu senyawa sehingga terjadi
perubahan integritas molekuler dan toksisitas senyawa tersebut berkurang atau
menjadi tidak toksik sama sekali (Nugroho 2006). Penggunaan bakteri
pendegradasi hidrokarbon pada lingkungan yang tercemar minyak akan lebih
efektif apabila bakteri tersebut berasal dari areal tercemar tersebut (Rezvani
2006). Penelitian ini bertujuan menghitung nilai konsentrasi oil and grease dan
Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) pada tanah pra bioremediasi sebagai acuan
keberhasilan dari proses bioremediasi.

METODOLOGI
Penelitian mengenai Oil and Grease dan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)
dilaksanakan pada tanggal 17 April 2018 dan 24 April 2018 di Lab Lingkungan
dan Lab Limbah Cair dan B3, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
Penelitian dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu, penentuan oil and grease dan
TPH. Sebelumnya dilakukan pencampuran tanah dengan oli bekas, dengan kadar
27 kg tanah dan 3 kg oli bekas. Hal tersebut digunakan sebagai contoh uji untuk
pengukuran konsentrasi oil and grease dan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH).
Langkah pertama penentuan oil and grease yaitu botol vial ditimbang (a1) terlebih
dahulu. Kemudian sampel uji tanah dimasukkan kedalam enlemeyer sebesar 10
gram. Lalu, n-hexane 20 ml dan dikocok dengan stirer selama 15 menit.
Kemudian contoh uji didiamkan hingga terjadi pemisahan fasa padatan dan
supernatan. Supernatan yang telah terpisah dengan padatan, diambil dengan

2
menggunakan pipet dan dimasukkan kedalam botol vial melalui kertas saring
yang berisi Na2SO4. Kemudian, ulangi penambahan n-hexane 2 x 5 ml dengan
pengocokan masing-masing selama 5 menit. Setelah itu, dimasukkan kedalam hot
plate hingga n-hexane menguap , lalu dioven selama 1 jam. Kemudian, contoh uji
yang telah dioven, didinginkan pada desikator 15 – 30 menit, lalu ditimbang (b).
Kadar Oil and Grease dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (1).

Oil and Grease (%) = ……………….. (1)

Keterangan : a1 = Berat botol vial kosong (gram)


b = Berat botol vial + sampel (gram)

Langkah-langkah penelitian oil and grease dapat dilihat pada Gambar 1.

Mulai

Botol vial ditimbang (a1)

Sampel uji tanah dimasukkan kedalam enlemeyer sebanyak 10 gram

ditambahkan n-hexane 20 ml

dikocok dengan stirrer selama 15 menit

Contoh uji didiamkan hingga terjadi pemisahan fasa padatan dan supernatan

Supernatan diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam vial melalui


kertas saring yang berisi Na2SO4

Penambahan n-hexane diulangi sebanyak 2 x 5 ml dengan pengocokan


masing-masing 5 menit

Contoh uji dipanaskan dalam hot plate sampai n-hexane menguap lalu dioven
selama 1 jam

Didinginkan pada desikator selama 15-30 menit lalu ditimbang (b)

Selesai

Gambar 1 Langkah-langkah penentuan oil and grease

Tahapan ke dua yaitu penentuan Total Petroleum Hydrocarbon (THP).


Langkah pertama yaitu silica dimasukkan ke dalam vial yang berisi oil and grease,
kemudian ditambahkan n-hexane sebanyak 20 ml. Kemudian campuran oil and
grease, silica, dan n-hexane dikocok dengan strirer selama 15 menit. Kemudian
contoh uji didiamkan hingga terjadi pemisahan fasa padatan dan supernatan.

3
Supernatan yang telah terpisah dengan padatan, diambil dengan menggunakan
pipet dan dimasukkan kedalam botol vial melalui kertas saring yang berisi
Na2SO4. Kemudian, ulangi penambahan n-Hexane 2 x 5 ml dengan pengocokan
masing-masing selama 5 menit. Setelah itu, dimasukkan kedalam hot plate hingga
n-hexane menguap , lalu dioven selama 1 jam. Kemudian, contoh uji yang telah
dioven, didinginkan pada desikator 15 – 30 menit, lalu ditimbang (b). Kadar Total
Petroleum Hydrocarbon (TPH) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
(2).

TPH (%) = ……………….. (2)

Keterangan : a2 = Berat botol vial kosong (gram)


c = Berat botol vial + sampel (gram)

Langkah-langkah penelitian TPH dapat dilihat pada Gambar 2.

Mulai

Botol vial ditimbang (a2)

silica dimasukkan ke dalam vial yang berisi oil and grease

ditambahkan n-hexane 20 ml

dikocok dengan stirrer selama 15 menit

Contoh uji didiamkan hingga terjadi pemisahan fasa padatan dan supernatan

Supernatan diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam vial melalui


kertas saring yang berisi Na2SO4

Penambahan n-hexane diulangi sebanyak 2 x 5 ml dengan pengocokan


masing-masing 5 menit

Contoh uji dipanaskan dalam hot plate sampai n-hexane menguap lalu dioven
selama 1 jam

Didinginkan pada desikator selama 15-30 menit lalu ditimbang (c)

Selesai

Gambar 2 Langkah-langkah penentuan TPH

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, botol
semprot, timbangan analitik, desikator, botol vial, waterbath, stiler dan

4
erlenmeyer, pipet dan pinset, kertas saring, oven, hot plate, Silika , Tanah
percobaan dan oli bekas, N-hexane dan Na2SO4 (dalam bentuk serbuk).

PEMBAHASAN
Bioremediasi merupakan proses biodegradasi yang produktif menghilangkan
bahan berbahaya (B3) yang ada di lingkungan dan dapat mengancam kehidupan
manusia, dan biasanya terdapat pada tanah, air dan sedimen (Crawford dan
Crawford 1996). Bioremediasi merupakan proses penyehatan (remediasi) secara
biologis terhadap komponen lingkungan, tanah dan air yang telah tercemar oleh
senyawa senobiotik (asing di alam) dan bersifat rekalsitran (sulit didegradasi),
sehingga senyawa tersebut memiliki ketahanan yang tinggi di alam. Pada saat ini
teknologi bioremediasi banyak dimanfaatkan untuk menangani limbah senyawa
hidrokarbon seperti oil sludge, poly aromatic hidrocarbon (PAHs), minyak tanah,
gasolin, dan minyak diesel.
Upaya bioremediasi dengan penambahan nutrien dan mikroba secara umum
sudah banyak dilakukan terutama pada hidrokarbon spesifik. Untuk mempercepat
proses degradasi bahan pencemar hidrokarbon di tanah, penambahan kompos
dapat dilakukan, selain sebagai sumber inokulan juga sumber nutrien dalam tanah.
Penambahan nutrien dan mikroba mempercepat terjadinya degradasi bahan
pencemar hidrokarbon. Penambahan nutrisi menyebabkan perubahan ekologi
mikroba yang dapat mempercepat proses bioremediasi. Kelarutan nitrogen dalam
sedimen berpengaruh terhadap proses biodegradasi dan keberhasilan bioremediasi
(Lee dan Merlin 1999).
Teknik bioremediasi pada umumnya dipakai untuk mengolah lingkungan yang
terkena pencemaran, antara lain tanah yang tercemar pestisida, tumpahan minyak
di laut, serta tanah yang tercemar minyak bumi atau produk – produk minyak
bumi. Pada umumnya bioremediasi dilakukan dengan memakai mikroorganisme
dan penambahan nutrisi yang dibutuhkan. Ada beberapa teknik yang dapat
dipakai dalam proses bioremediasi, antara lain Bioremediasi in-situ, yaitu proses
bioremediasi dimana pencemar, media yang tercemar serta pengolahannya
dilakukan pada tempat aslinya (tidak berpindah tempat). Bioremediasi ex-situ,
yaitu proses bioremediasi yang dilaksanakan dengan cara mengolah media yang
tercemar diluar lokasi pencemaran (berpindah tempat) seperti, land farming yaitu
bioremediasi yang dilakukan pada lahan pertanian yang menggunakan alat – alat
pertanian untuk prosesnya, dan composting yaitu bioremediasi yang dikondisikan,
seteri proses pengomposan yang ditambahakan bahan penggembur (Ali 2009).
Proses composting memiliki 3 tipe , antara lain Sistem windrow, Statik Pile
(Biopile), dan Reaktor Tertutup. Sistem windrow Merupakan salah satu tipe dari
composting dengan cara material yang akan diuraikan (dikomposkan) ditumpuk
pada satu piringan (platform) dan berupa gundukan tanah. Statik Pile (Biopile)
yaitu, material yang akan didegradasi dipersiapkan pada suatu tempat, kemudian
diberi udara dengan sistem perpipaan yang dihubungkan dengan blower atau
kompresor. Reaktor Tertutup yaitu, suatu proses pengomposan yang dilakukan
dalan kondisi ruang tertutup (Ali 2009).
Penelitian yang dilakukan pada tahapan pra-bioremediasi yaitu mencampurkan
tanah dengan oli bekas. Data perhitungan oil and grease pada penelitian ini
disajikan dalam Tabel 1.

5
Tabel 1 Hasil perhitungan Oil and Grease
Berat Vial + Isi Oil and
Berat Vial (gram) Berat Sampel
No Tabung (gram) Grease
(gram)
a1 b (%)
9 36.82 37.223 10.006 4.028

Berdasarkan Tabel 1, bahwa berat vial kosong yang digunakan dalam


penelitian ini yaitu, 36.82 gram. Setelah melewati beberapa proses berat vial dan
contoh uji sebesar 37.223 gram. Berat sampel atau contoh uji yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, 10.006 gram. Sehingga pada pra-bioremediasi
didapatkan kandungan oil and grease sebesar 4.028%. Selain perhitungan oil and
grease, pada tahap pra-bioremediasi juga dihitung nilai Total Petroleum
Hydrocarbon (TPH) sebagai parameter pra-bioremediasi.
Tingkat degradasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) merupakan salah satu
parameter dalam menentukan keberhasilan proses bioremediasi limbah
hidrokarbon minyak bumi beserta turunannya. Total Petroleum Hydrocarbon
(TPH) menggambarkan jumlah hidrokarbon dengan berbagai macam panjang
rantainya tanpa melihat jenisnya yaitu alisiklik, aromatik, atau alifatik. Menurut
Kepmen LH Nomor 128 tahun 2003, TPH awal sebelum proses bioremediasi
adalah tidak lebih dari 15%, sedangkan nilai hasil akhhir pengolahannya 10000
mgkg-1 atau 1%. Data perhitungan Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) pada
penelitian ini disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Hasil perhitungan Total Petroleum Hidrokarbon (TPH)


Berat Vial + Isi
Berat Vial (gram) Berat Sampel
No Tabung (gram) TPH (%)
(gram)
a2 c
18 36.422 36.662 1.209 19.851

Berdasarkan Tabel 2, berat vial kosong yang digunakan dalam penelitian Total
Petroleum Hidrokarbon (TPH) sebesar 36.422 gram. Berat contoh uji atau sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 1.209 gram. Setelah melewati
beberapa proses berat botol vial dan contoh uji sebesar 36.662 gram. Sehingga
dalam perhitungan Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) yang didapatkan sebesar
19.851 %. Menurut Kepmen LH Nomor 128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi
Oleh Minyak Bumi Secara Biologis , bahwa kosentrasi Total Petroleum
Hydrocarbon (TPH) maksimum yang diijinkan untuk mengolah tanah tercemar
dengan bioremediasi adalah 15%. Konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon
(TPH) yang didapatkan pada penelitian ini diatas 15%. Konsentrasi hidrokarbon
minyak bumi diatas 15%, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang
tujuannya adalah pemanfaatan. Salah satu contohnya adalah oil recovery. KLH
mempertimbangkan bahwa konsentrasi Total Petroleum Hydrocarbon (TPH)
lebih dari 15% masih memiliki potensi pemanfaatan. Perlu dicermati bahwa
pengolahan yang dimaksudkan dalam dalam Kepmen LH Nomor 128 Tahun 2003
adalah pengolahan yang tujuannya untuk pemanfaatan. Tidak diijinkan
pengolahan yang ditujukan untuk mengencerkan konsentrasi limbah misalnya
dengan pencampuran.

6
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi oil and grease dan Total Petroleum
Hydrocarbon (TPH) pada tanah pra bioremediasi digunakan sebagai acuan
keberhasilan dari proses bioremediasi. Hasil kosentrasi oil and grease yang
didapatkan dengan berat sampel tanah sebesar 10.006 gram yaitu, sebesar 4.028%.
Sedangkan konsentrasi Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) yang didapatkan
dengan sampel sebesar 1.209 gram yaitu, 19.851 %. Menurut Kepmen LH Nomor
128 Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah
Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi Oleh Minyak Bumi Secara Biologis ,
bahwa kosentrasi TPH maksimum yang diijinkan untuk mengolah tanah tercemar
dengan bioremediasi adalah 15%. Sedangkan konsentrasi Total Petroleum
Hidrokarbon (TPH) yang didapat lebih dari 15%, sehingga perlu dilakukan
pengolahan seperti, oil recovery.

Saran
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan seharusnya lebih kodusif, dan
pemahaman mengenai metode yang digunakan harus lebih diperhatikan, agar hasil
data yang didapatkan sesuai atau akurat.

Daftar Pustaka
Ali M. 2009. Pembersihan Lahan Tercemar Tumpahan Hidrokarbon dengan
Teknik Biopile. Surabaya (ID) : UPN Veteran Jawa Timur.
Baker KH, Herson DS. 1994. Bioremediation. New York (US) : McGraw-Hill
Inc.
Crawford LD, Crawford LR. 1996. Bioremediation: Principles and Application.
England (GB) : Cambridge University Press.
Fermor TR, Reid BJ, Semple KT. 2001. Impact of composting strategi on the
treatment of soil contaminated with organik pollution. Review
Environmental Pollution.11 (2) : 269 - 283.
Kitts LC, Kaplan WC. 2004. Bacterial succession in a petroleum land treatment.
Applied and Environmental Microbiology. 70 (3) : 1777-1786.
Lee K, Merlin FX. 1999. Bioremediation of oil on shoreline envionments:
development of techniques and guidelines. Pure and Applied Chemistry.
7 (1): 161-171.
Nugroho A. 2006. Biodegradasi sludge minyak bumi dalam skala mikrokosmos.
Makara Teknologi. 10 (2) : 82-89.
Rezvani R. 2006. Analisis Penerapan Dissolved Air Flotation sebagai Metode
Alternatif Penanganan Limbah Kapal pada Rancangan Port Reception
Facility di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya [Skripsi]. Surabaya (ID) :
Institut Teknologi Sepuluh November.
Soeparman, Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair Suatu
Pengantar. Jakarta (ID) : EGC.
Tiwary RK. 2001. Environmental impact of coal mining on water regime and its
management. Water Air and Soil Pollution. 13 (2) : 185-199.

7
Lampiran 1
Contoh Perhitungan konsentrasi oil and grease dan Total Petroleum Hidrokarbon
(TPH)

Oil and Grease (%) = %


= %
= 4.028 %

TPH (%) = %
= %
= 18.851 %

Anda mungkin juga menyukai