Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar belakang

Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri modern terutama bagi
mereka yang berstandar international. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan
peluang terjadinya kecelakaan ditempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka –
luka pada pekerja, penyakit, cacat, bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya efisiensi dan
produktivitas pekerja dan pekerjaan. Saat ini sekitar 7 orang dari 100 pekerja penuh (full time) yang bekerja di
sektor swassta setiap tahunnya di Amerika mengalami kecelakaan atau penyakit di tempat kerja. Di dunia sekitar 2,8
juta kasus mengakibatkan hilangnya waktu berproduksi dan setiap tahunnya pula 6000 oekerja meninggal dunia
akibat kecelakaan di tempat kerja.
Perhatian pada keselamatan dan kesehatan bertujuan :
a.       Mengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan yang menghasilkan kecelakaan dan kerusakan

b.      Mencegah kecelakaan

c.       Menghindari kerugian harta benda dan nyawa

d.      Kerugian bagi perusahaan (Cost)

Dalam kasus kali ini salah satu kecelakaan yang terjadi ialah terjadinya kebakaran di pabrik Petrowidada.
Pabrik Petrowidada merupakan suatu pabrik yang bergerak dalam perdaganganbahankimia.
Perusahaan ini bergerak dalam pembuatan Phthalic Anhydride(³PA´)
dan MaleicAnhydride (MA).
1.2       Rumusan Masalah
Terdapat rumusan masalah dalam tugas ini yakni bagaimana kronologis terjadinya
kecelakaan di pabrik PT Petrowidada, Dampak kesehatan dan lingkungan, dan bagaimana cara
perusahaan dalam menyikapi kecelakaan tersebut.
1.3              Tujuan
Tujuan dari tugas ini antara lain:
1.                  Dapat mengetahui penyebab terjadinya kebakaran yang terjadi di PT Petrowidada
2.                  Mengidentifikasi hal-hal yang perlu dilakukan pihak perusahaan dalam menyikapi kejadian atau
insiden tersebut
1.4              Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam pembentukan tugas ini yaitu dengan
penjabaran mengenai konsep penyebab terjadinya kebakaran di pabrik Petrowidada. Dalam
pembahasannya diawali dengan mencari data yang mendukung tentang konsep, makna, manfaat
dan pencarian data di internet, kemudian setelah itu merumuskan data yang sudah didapat dan
membahasnya sesuai dengan rumusan masalah yang ada.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Profil Perusahaan


Pabrik Petrowidada merupakan suatu pabrik yang bergerak dalam perdagangan
bahankimia. Pabrik ini didirikan pada tanggal 6 maret 1992 sesuai dengan undang-undang
penanaman modal dalam negeri No.6 tahun 1968 (telah diubah dengan Undang-undangNo. 12
tahun 1970) berdasarkan akta notaries Annie Sri Rahmani Hendrotomo S.H, aktaini disahkan
oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-4561.HT.01.01Th.93 tanggal 11 Juni
1993 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 62,Tambahan No. 6835 tanggal 2
Agustus 1996.Perusahaan ini bergerak dalam pembuatan Phthalic Anhydride (³PA´)
dan MaleicAnhydride (MA). ProdukPhathalic Anhydride yang dihasilkan oleh pabrik
Petrowidadamerupakan yang terbesar di Asia Tenggara.Di mana Phthalik Anhydride adalah
senyawa organik berupa Kristal yang tidak berwarna.Senyawa ini merupakan bahan mentah
esensial dalam produksi bahan pelunak plastic(plasticizer), resin polyester takjenuh, resin alkyd,
pigmen dan bahan pewarna, sertaherbisida dan polyester. Saat ini belum ada bahan yang
pengganti senyawa Phthalik Anhydride.Maleic Anhydride adalah senyawa asam organik tak
jenuh yang digunaan padapembuatan resin sintetik, sebagai bahan kertas dan fumaric acid.
Bahan ini lebih lanjut digunakan sebagai produk hilir seperti cat, vernis, adesif, bahan pengawet
makanan,hingga pemanis buatan. 

2.2.Kronologis Kejadian
Kebakaran di pabrik PT Petrowidada di Gresik, Jawa Timur, pada tanggal 29
Januari2004, benar-benar mencoreng program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
dicanangkan pemerintah, betapa tidak, Selain menewaskan dua pekerja, insiden terjadisaat
pemerintah mencanangkan Bulan Januari 2004 sebagai Bulan Keselamatan danKesehatan Kerja.
Selain itu, PT Petrowidada baru menerima sertifikat keselamatan kerja, dua pekan sebelum
kebakaran. Tak pelak, Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea yangmenandatangani sertifikat
tersebut kecewa.Insiden ini terjadi akibat adanya kebocoron pada pipa tangki B2994.
Menurut KepalaRegu D PT Petrowidada Basuki Rahmat yang menangani kebocoran
tersebut, pihaknya sudah mendeteksi kebocoran di pipa tangki B2994, sehari sebelum insiden.
Basukikemudian mengurangi isi tangki dan menyiram air di luar tangki. Tujuannya agar
tangkidingin, sehingga menurunkan tekanan. Keesokan harinya, dia kembali menyiapkanselang
hidran di sekitar tangki sesuai prosedur standar keselamatan. Sementara karyawanbelum
diperintahkan mengevakuasi diri. Tapi tanpa diduga, ledakan mengguncang sekitar pukul 16.00
WIB.Tetapi menurut teknisi pernah menangani ledakan pada pabrik Petrowidada Oktober 1996,
namun dalam skala yang kecil.  Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkanmeledaknya
pabrik Petrowidada.
Proses perbaikan tabung atau pipa yang bocor dilakukan dengan cara yang
tidak mengikuti prosedur atau berdasarkan pada Material Safety Data Sheet(MSDS).Penerapan
MSDS ini merupakan langkah yang menuju pada prosedur operasi standar pada pengamanan
kondisi darurat.Berkaitan dengan kejadian ledakan pabrik PetroWidada tersebut, saat pengelasan
adakemungkinan terjadi kebocoran pada pipa lain yang berdekatan sehingga memicuterjadinya
ledakan. Penanganan kebakaran bisa juga salah prosedur, terutama bila yangdigunakan bahan
pemadam yang tidak tepat. Ada bahan-bahan kimia tertentu biladisemprot air ketika terbakar
justru memperbesar api.Sementara itu, dijelaskan Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Roy Heru
Trisnamurti, Phathalik Anhidrate bila terkena kulit dapat menimbulkan rasa seperti terbakar.
Jikaterkena kulit dalam jumlah besar tidak tertutup kemungkinan menimbulkan
kematian.Ledakan pabrik, menurut dugaannya, karena adanya faktor keusangan pada
bagiantabung atau pipa, yang secara periodik harus diganti. Akan tetapi, hal itu sebenarnyadapat
diantisipasi sehingga tidak terjadi kegagalan sistem atau fungsi dari komponen tersebut. Jumlah
korban kebaran dan ledakan yang terjadi di Pabrik Petrowidada telah menyebabkan tewasnya dua
pekerja. Bahan-bahan Kimia
bahan kimia berbahaya akibat kebakaran dan ledakan di pabrik Petrowidada adalahPhathalic
Anhidride itu sendiri 

BAB III
ANALISA

Dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam suatu kejadian atau insiden pasti memiliki dampak
yang cukup besar yang berpengaruh terhadapa kesehatan dan lingkungan sekitar, apalagi insiden dalam hal ini ialah
terjadinya kebakaran di pabrik Petrowidada dimana perusahaan tersebut bergerak dalam bidang perdagangan bahan
kimia. Hal ini pasti akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap kesehatan dan lingkungan sekitarnya.
Perlu diketahui juga bahwa perusahaan ini bergerak dalam pembuatan Phthalic Anhydride (³PA´)
dan MaleicAnhydride (MA).
Senyawa Phatalic Anhidride sebagai bagian dari rantai hidrokarbon, bila
terbakar sempurna, akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2), namun bila tidak
terbakar dengan sempurna akan terbentuk gas karbon monoksida (CO) yang tergolong
beracun.Gas CO merupakan gas yang berbahaya bagi tubuh karena daya ikat CO terhadap Hb
210kali lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen. Apabila gas CO dalam darah (HBCO) cukup
tinggi maka akan menyebabkan pusing kepala (HBCO 10%), mual dan sesak napas (HBCO
20%), gangguan kesehatan dan konsentrasi menurun (HBCO 30 %),pinsan dan koma (HBCO
40%), jika (HBCO 45-50%) maka akan dapat menyebabkankematian.Gas Phatalic
Anhidride sendiri yang bersifat asam juga akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Ketika menguap, gas itu akan menyebar ke udara dekat permukaanBumi, mengingat berat
jenisnya lebih besar daripada bensin atau udara.Gas yang keluar ke udara dalam jumlah besar
pada kasus di pabrik Phatalic Anhidride itudapat turun ke permukaan Bumi bersama hujan,
mengakibatkan hujan asam.
3.1. Dampak yang ditimbulkan
Dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran air tanah oleh zat kimia itu dan
terganggunyapertumbuhan hingga matinya tumbuhan yang terkena hujan asam. Kalau hujan, Ph
tanahakan berubah menjadi asam, mengakibatkan tanaman mati. Namun, dampaknyatergantung
arah angin, semakin menyebar, konsentrasi gas semakin berkurang,penangan yang dilakukan dari
kejadian meledak dan terbakarnya Pabrik Petrowidada pada tanggal 29 Januari 2004tersebut,
belum ada penanganan serius dari pemerintah dan khususnya dari pabrik, Petrowidada itu
sendiri. Penangannya hanya sekedar penggantian alat-alat proses pabrik yang rusak, dan
pemberian santunan kepada korban jiwa. Karena pada tangal 29 April2004 pabrik Petrowidada
kembali mengalami ledakan.
Seharusnya pabrik Petrowidada menerapkan standar Material Safety Data
Sheet(MSDS).MSDS ini merupakan langkah yang mengacu pada prosedur operasi standar pada
pengamanan kondisi darurat. Karena ada beberapa bahan dari pabrik tersebut yangterkena
dengan air akan menyebabkan terjadinya ledakan. MSDS atau dalam bahasa kita dikenal dengan
‘Informasi Data Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan
kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan bahan.Informasi MSDS ini berisi
tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga
pengelolaan bahan buangan.

3.2. Penjelasan Tentang Penerapan Penggunaan MSDS (Material Safety Data Sheet)
Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja
menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS adalah agar :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia berada di
dalam :
 Bahan baku (starting material) 
 Bahan produk utama 
 Bahan produk samping 
 Bahan untuk analisis 
 Bahan buangan
Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara lain:
1. Produsen bahan 
2. Pihak pengangkut bahan 
3. Penyimpan dan supplier bahan 
4. Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik) 
5. Pengolah bahan buangan
3.3. Rincian isi MSDS
Rincian isi MSDS (Material Safety Data Sheet) antara lain :
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia

2. Informasi komponen berbahaya


a.  Batas paparan tiap komponen
b.  Komposisi
c.  Persen berat
3. Informasi data sifat fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f.  Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau
4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f.   Prosedur khusus untuk pemadaman

5. Informasi data reaktivitas


a.  Stabilitas bahan
b.  Pengaturan lokasi penempatan bahan
c.  Produk dekomposisi yang berbahaya
d.  Produk polimerisasi yang berbahaya
6. Informasi tentang bahaya kesehatan
a.  Efek terkena paparan yang berlebihan
b.  Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akibat kecelakaan
c.  Kontak pada mata
d.  Kontak pada kulit
e.  Terhirup pada pernafasan

7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah


a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d.  Metoda pemusnahan limbah bahan kimia
8. Informasi perlindungan bahan kimia
a.  Perlindungan respiratory
b.  Ventilasi
c.  Sarung tangan pelindung
d.  Pelindung mata
e.  Peralatan pelindung lainnya
f.   Pengawasan perlindungan

9. Informasi penanganan awal khusus


a. Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Informasi Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merk
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.

Anda mungkin juga menyukai