dasar minyak nabati daerah tropis yang ramah dengan lingkungan. Sebagai salah
dengan harga yang berdaya saing dan membangun hubungan yang erat dengan
dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia yang merupakan salah satu negara
a. Batam
b. Singapura
c. Jerman
d. Perancis
dekat dengan pelabuhan yang dapat mempermudah jaringan logistik. Pabrik juga
dapat menyediakan sendiri listrik dan telah tersambung langsung dengan pipa gas
6
7
Alcohol alami kedua di Indonesia. Beroprasi secara komersial tahun 1994 dengan
fasilitas tersambung langsung dengan terminal Kabil yang dapat memuat dan
Pada tahun 2007, pabrik kedua di Batam selesai dibangun dan merupakan
proses teknologi Davy dari Inggris ini menerapkan teknologi proses yang
terbagi menjadi tiga tahap yaitu Oil Splitting dengan cara hidrolisa, kemudian
di dalam reaktor hingga terbentuk Fatty Alcohol sebagai produk akhir. Pada akhir
tahun 2015, pabrik ketiga di Batam telah selesai dibangun dan telah mulai
2. Pabrik di Singapura
3. Pabrik di Jerman
telah memiliki paten inisiatif sebagai penghasil Fatty Alcohol pertama di dunia
dengan teknologi katalis dan tekanan tinggi secara hidrogenasi. DHW adalah pabrik
yang sangat berpengalaman dan berspesialisasi dalam jenis Fatty Alcohol dan gula
alcohol. Pengalaman ini merupakan modal untuk inovasi sehingga mampu menjadi
serta bahan kimia khusus lainnya. Semua produk ini dapat diubah menjadi
8
bahan yang berguna seperti emulsifier, surface active agents, chemicals modifiers,
consistency promoters, emollients, lubrication atau bahan kimia antara. Pada tahun
sudah punya jaringan yang luas, punya fasilitas penelitian dan fasilitas produksi di
Oleokimia.
4. Pabrik di Prancis
gambar berikut:
di plant EOB-1.
di plant EOB 2.
di plant EOB 3.
yaitu:
pembelian selain bahan baku dan bertugas untuk menyimpan dan menjaga
3. Freight & Shipping bertugas dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan
pengiriman produk.
ke konsumen.
Direktur, yaitu:
dalam hal sumber daya manusia dan mengatur hal-hal yang bersifat umum
4. Internal Audit
Jika ketiga bentuk tersebut disatukan dan dipandang dari atas, akan
muncul gambar lain dimana terlihat dua orang duduk berhadapan di
meja perundingan.
lingkungan.
Adapun Visi dan Misi dari PT. Ecogreen Oleochemicals Batam adalah,
A. Visi
B. Misi
berkesinambungan.
85%. Daerah Kabil terletak dibagian tenggara Pulau Batam dan berbatasan
langsung dnegan laut. Pabrik terletak sekitar 1,5 km dari dermaga atau jetty
sepanjang 410 m dengan kedalam 14 m. Letak pabrik yang dekat dengan dermaga
proses distribusi produk baik yang akan dikirim ke dalam negri maupun diekspor
negara-negara di Eropa.
hektar dan telah dimanfaatkan untuk pabrik dengan proses Lurgi (EOB 1 dan EOB
3) dan proses Davy (EOB 2) beserta bangunan pendukungnya. Saat ini ada area
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, area proses dan area non-proses. Area
13
proses mencakup tempat pabrik EOB 1, EOB 2, EOB 3, sistem utilitas, termasuk
didalamnya generator listrik, boiler batubara, system pengolahan air dan sistem
pengolahan limbah, sistem kontrol (control room), tank farm (gudang penyimpanan
bahan baku dan produk serta tempat pengemasan produk), gedung multi purpose
reactor (MPR), serta pabrik EOMB yang sedang dibangun. Area mon-proses
(QA), klinik, koperasi, bengkel, gedung engineering dan research and development
department, serta gudang bahan dan spare part atau werehouse. Di luar lokasi
pabrik terdapat hutan, lagoon sebagai sumber air untuk pabrik, housting untuk
karyawan pabrik, club house, serta jalur pipa antara pabrik dengan sepanjang 2 km.
dari:
Oleochemicals Batam:
e. Integritas (Integrity)
f. Inisiatif (Intiative)
j. Pengaruh (Directiveness)
l. Fleksibilitas (Flexbility)
jenuh atau saturated fatty alcohol (SFA). Fatty alcohol jenuh tersebut diproduksi
dari minyak inti sawit melalui proses pengubahan menjadi metil ester atau asam
berupa metil ester dan produk samping berupa gliserin dan asam lemak. Selain itu,
(UFA), dimana produksi UFA ini diproduksi pada Section Fatty Alcohol
Production EOB 1.
tabel 2.1.
kosmetik, shampoo, sabun mandi, dan deodorant. Produk yang dihasilkan dapat
berupa cairan, flakes, atau pastilles. Produk dalam bentuk flakes dan pastilles
dikemas dalam kantung plastik, sedangkan produk dalam bentuk cairan dikemas
sekitar 10% dipasarkan didalam negeri dan sisanya diekspor ke Eropa, Asia,
dan Jerman. Produk yang kuantitasnya paling banyak dipasarkan adalah ECOROL
24 dan ECOROL 26. Produk cairan lebih banyak diminta oleh customer dari pada
produk dalam bentuk flakes dan pastilles. Customer terbesar dari PT Ecogreen
C18 60 – 70 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/30F C16 27 – 32 %
ALCOHOL FLAKES
C18 61 – 70 %
CETYL STEARYL C16 21 – 26 %
ECOROL 68/30F LG
ALCOHOL FLAKES C18 70 – 75 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/30P C16 25 – 35 %
ALCOHOL PASTILLES
C18 65 -75 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/50 C16 45 – 55 %
ALCOHOL
C18 45 -55 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/50P C16 45 – 55 %
ALCOHOL PASTILLES
C18 45 -55 %
CETYL STEARYL C16 46 – 53 %
ECOROL 68/50 P
ALCOHOL PASTILLES C18 44 – 53 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/70F C16 77 – 83 %
ALCOHOL FLAKES
C18 17 – 23 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/70N (P) C16 77 – 83 %
ALCOHOL PASTILLES
C18 17 – 23 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/70 P C16 70 – 75 %
ALCOHOL PASTILLES
C18 16 – 26 %
C12 dan C14 5%
CETYL STEARYL
ECOROL 68/70 C16 75 – 80 %
ALCOHOL PASTILLES
C18 17 – 23 %
jalur metil ester. Metil ester didapatkan dari reaksi transesterifikasi minyak inti
sawit dengan metanol. Spesifikasi produk tengah tersebut terjadi pada tabel 2.2
berikut:
Batam Plant 1 dan 2 (EOB 1 dan 2) sedangkan asam lemak diperoleh dari EOB 2
yang memproduksi fatty alcohol melalui jalur asam lemak. Gliserin merupakan
hasil samping minyak inti sawit. Asam lemak didapat dari reaksi hidrolisis minyak
inti sawit, sebagian besar asam lemak dengan kandungan C12 hingga C18 diproses
lebih lanjut menjadi fatty alcohol, sedangkan asam lemak dengan kandungan C6
hingga C10 diambil sebagai produk samping. Spesifikasi produk samping tersebut
Lurgi (Jerman) dengan 2 tahap reaksi, yaitu rekasi transesterifikasi dan reaksi
hidrogenasi. Proses produksi dimulai dengan pengolahan awal minyak bahan baku
Mengacu pada banyaknya proses yang terjadi, plant EOB 1 dibagi atas
beberapa section, dimana tiap section memiliki fungsi dan target operasi masing-
masing. Selain section yang berhubungan dengan proses produksi, pada area plant
EOB 1, juga terdapat area penyimpanan bahan baku dan produk (tank farm), serta
section pendukung terlibat langsung dengan proses produksi (section 108 dan 109).
Berikut ini dibahas mengenai prinsip proses dan kimia, deskripsi proses, dan jenis
dalam minyak umpun seperti air, gas inert, gum, fosfotida, dan warna (pigmen
alami karena dapat menimbulkan efek negatif, misalnya fouling dan heat
exchanger) pada proses berikutnya. Pemisahan air dan gas inert terlarut dilakukan
dengan penguapan, sedangkan gum dan fosfotida dengan asam fosfat. Asam fosfat
pigmen.
minyak.
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar
minyak mentah dari tank farm masuk section ini dengan laju alir ± 14000 kg/hr dan
dipanaskan hingga 85-95°C dalam dua uni alat penukar panas. Pemanasan
dimaksudkan supaya air lebih mudah menguap ketika minyak memasuki dryer-
degesser 101 D1 yang bertekanan 50-90 mbar. Kondisi vakum ini bertujuan untuk
sebagian besar air dan gas inert menguap dengan mudah pada unit ini. Kemudian,
dilakukan pemanasan kembali hingga 96-100°C dalam dua unit alat penukar panas
Kebutuhan asam fosfat dipenuhi dari receiver 101 F1 yang dilengkapi dengan
dosing pump. Aliran minyak-asam fosfat lalu memasuki static mixer 101 D2 supaya
asam fosfat dan minyak tercampur merata. Campuran tersebut kemudian memasuki
retention vessel 101 D3. Pada unit ini, dilakukan pengadukan untuk
bleaching earth yang ditambahkan disesuaikan dengan jenis minyak umpan (untuk
CPKO 0,08 – 1 % feed: untuk CNO 1,5 – 2 % feed). Kebutuhan bleaching earth
secara teoritis dapat dihitung dengan mengukur kadar ash dalam sampel filter cake
yang terbentuk diakhir section ini. Apabila digunakan CNO sebagai feed,
dari bleaching earth yang ditambahkan karean CNO memiliki warna yang lebih
pekat dibanding CPKO. Bleaching earth yang memasuki 101 F3 disuplai dari
80 – 95°C) dilengkapi dengan agitator empat blade untuk memastikan minyak dan
101 untuk meningkatkan waktu retensi (supaya pencampuran lebih merata) dan
Ditinjau dari strukturnya, Niagara filter terdiri dari beberapa leaf yang
terdapat didalam sebuah silinder yang mengerucut pada bagian bawahnya untuk
dilangsungkan didalam 2 unit Niagara filter 101 D6, D7 yang bekerja secara
1. Filling
2. Circulation
3. Filtration
4. Emptying
5. Cake drying
6. Cake discharge
Proses filtrasi untuk 101 D6 dimulai dengan pengisian dari receiver 101 D5
dan filter 101 D7. Selanjutnya, dilakukan resirkulasi pada tekanan 2 bar untuk
precoating dan dilanjutkan dengan filtrasi. Sementara itu, filter 101 D7 berada
dalam keadaan standby, lalu mengalirkan sisa campuran ke 101 D6 dan melakukan
pembersihan aliran air dengan air blowing dan steam blowing. Air blowing
bertujuan untuk memastikan tidak ada aliran balik menuju 101 D7 karena turunnya
level pada 101 D7, sedangkan steam blowing untuk mengkompres filter cake sambil
penurunan tekanan hingga 0 bar (decompression). Setelah itu, valve bagian bawah
filter terbuka secara otomatis dan cake dikeluarkan dengan bantuan vibrator. Siklus
air dan minyak tekondensasi di tangka 101 F5. Sebagian steam dibuang ke udara
bebas, sedangkan kondensatnya menuju slop tank 106 untuk memisahkan air dan
minyak. Sementara itu, keluaran 101 F7 dilewatkan melalui polish filter dilakukan
oleh filter bag dengan jarak pori 5 mikron. Kedua filter bekerja bergantian
berdasarkan tekanan (jika tekanan mencapai 2 bar, filter berganti). Keluaran proses
dryerdegasser, 101 D3 retention vessel, 101 D4 bleacher, 101 D5 buffer vessel, dan
101 F7 receiver. Sistem vakum dimulai dengan kerja vacuum pump 101 G21,
dilanjutkan dengan vacuum booster 101 G20. Sistem ini dilengkapi dengan receiver
24
sedangkan fasa gasnya terhisap ke jet condenser 101 E5 oleh booster 101 G20 dan
Proses pada section 101 ini menggunakan mode kontinu. Variasi aliran dari
filter yang menggunakan mode partaian disimpan dalam buffer tank untuk
Minyak hasil section 101 masih mengandung asam lemak bebas (FFA).
Keberadaan FFA pada reaktor transesterifikasi dapat merusak katalis karena FFA
dengan steam dan kondensasi kembali pada vapor scrubber. Minyak keluar section
ini ditargetkan memiliki nilai acid value (AV) 0,2 kandungan FFA sebanyak
0,0173%.
25
Rangkaian proses terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar. Proses
ini dimulai dengan pemanasan awal minyak di economber 102 E1, E7 dengan aliran
paralel dan dilanjutkan oil thermal heater (OTH) 102 E8. Pemanasan ini bertujuan
agar sisa air yang masih terdapat dalam minyak dapat teruapkan dengan mudah
pada flash drum 102 D6. Uap air dari 102 D6 dialirkan menuju vapor scrubber 102
D2, sedangkan fasa minyak dipanaskan kembali pada heater 102 E2 dengan OTH.
karena pemisahan FFA pada stripping column 102 D1 akan lebih mudah apabila
target temperatur (titik didih) minyak telah tercapai (220-230°C). Untuk mencapai
target tersebut, perlu pemanasan dengan OTH karena temperature maksimum steam
dari utility hanya mencapai 210°C, sedangkan OTH dapat mencapai 300°C.
Pada stripping column 102 D1, minyak di-flash dengan spray untuk
memperluas permukaan kontak dengan life steam yang diinjeksi secara counter
Steam diinjeksi pada jumlah sedikit untuk mempersingkat waktu kontak. Kolom
stripping ini dikondisikan pada tekanan rendah (8-10 mbar) dan temperature (245-
Pemisahan yang terjadi didasarkan atas perbedaan titik didih minyak dengan
FFA. FFA yang bertitik didih lebih rendah akan keluar kolom bersama dengan
steam. Sementara minyak akan turun ke bawah kolom, lalu didinginkan melalui HE
101 E3, E1, 102 E1, E7 dan 102 E3. Minyak kemudian di filtrasi dengan polish 102
yang mengandung FFA dialirkan ke vapor scrubber 102 D2, dimana FFA tersebut
condencer 102 E4. Sebagian lagi (FFA dengan nilai AV 190) ± 600 kg/hr dialirkan
menuju tank farm. Steam keluaran 102 D2 dikondensasi pada HE 102 E5 dan
air limbah. Sistem vakum pada section ini terdiri dari sebuah pompa vakum, tiga
unit vakum booster atau steam ejector, dan dua unit condencer.
Proses pada section 102 beroperasi secara kontinu. Produk akhir dari section
ini dimasukkan ke dalam tangka penyimpanan sementara (section 122 tank farm
area).
Proses yang terjadi pada section ini, didasarkan atas reaksi kimia yang
terjadi antara trigliserida dan metanol dengan bantuan katalis basa (sodium metilat)
80% pada temperature 60-80°C dan tekanan atmosfer. Reaksi konversi terjadi
dalam mixer, sedangkan pada settler, terjadi pemisahan metilester dan gliserin yang
ditambahkan pada mixer pertama, sedangkan sisanya pada reaktor kedua. Konversi
mencapai ± 85% pada mixer pertama dan ± 98% pada mixer kedua.
Ester yang terbentuk lalu dicuci dengan air untuk menghilangkan gliserin,
katalis, dan metanol yang tidak bereaksi. Selanjutnya, dilakukan pemisahan ester
dari fasa air melalui sentrifugasi. Fasa ester lalu dilewatkan pada stripper untuk
Sementara itu, gliserin dari settler pertama dialirkan bersama dengan air
pencuci (wash water) dan dipisahkan dari metanol dengan rektifikasi didalam
kolom metanol 103 D7. Metanol yang dipisahkan dikembalikan ke dalam proses,
sedangkan campuran gliserin dan air dari kolom 103 D7 (masih mengandung ester,
sabun, dan katalis) dialirkan menuju gliserin-water treatment. Pada proses ini,
sabun:
dengan filteraids.
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
reaksi. Kemudian, diumpankan ke reaktor (mixer) 103 D1 yang terdiri dari tiga
secara kontinu. Temperatur reaksi pada 103 D1 disesuaikan pada 65-85°C. Reaksi
Metanol diumpankan dengan excess 80’3/0 (makeup-nya dari receiver 103 F1 dan
excess dari sirkulasi), sedangkan katalis diumpankan 0,4-0,6% dari feed oleh
receiver dengan dosing pump 103 F2 dalam bentuk larutan CH3ONa-metanol 30%.
Receiver 103 F2 diselimuti gas N2 supaya katalis tidak bersentuhan dengan udara
pendinginan, dilakukan pemisahan metil ester (ME) dan gliserin pada settler 103
D2. Settler terdiri dari 2 ruangan dimana gliserin akan terkumpul dibagian yang
dekat dengan aliran masuk. Fasa berat proses pada titik ini dan dialirkan ke
separator 103 D2, D1 untuk dipisahkan dari ME yang terikut. ME ini lalu
dikembalikan ke settler 103 D2, sedangkan gliserin dialirkan ke receiver 103 F8.
Sementara itu, fasa ringan pada settler (kaya akan gliserida yang tak
bereaksi, ± 15%) didinginkan dengan heat exchanger (HE) 103 E2 hingga 60-65°C
untuk mencapai temperatur operasi reaktor 103 D3. Temperatur operasi dibuat
lebih rendah pada reaktor kedua karena reaksi transesterifikasi merupakan reaksi
baru direaktor 103 D3. Reaktor ini identik dengan reaktor 103 D1, bedanya reaktor
ini dilengkapi dengan cooling coil untuk menjaga temperatur didalam reaktor.
mendapatkan pemisahan ME dan gliserin yang lebih efektif di settler 103 D4.
dan dicampur dengan larutan H2SO4 6% ( dari receiver 103 F3) dam demin water
sebanyak 13,5-14,5 % dari umpan (dari receiver 103 F5). Penambahn H2SO4
metanol, dan katalis, dan senyawa lain selain ME) agar mudah dipisahkan dari ME
(ME tidak larut dalam air). Campuran ini dilewatkan melalui static mixer 103 D6.
D5 dan centrifuge 103 G33, G33 A. Glycerine-water keluaran 103 G33 lalu
dialirkan menuju receiver 103 F8. Pada kondisi aktivitas shutdown, aliran di 103
G33 ditampung sementara ke Drain tank 103 F10 untuk kemudian di treatment
metanol, didinginkan sebagaian di 103 E16 lalu dikembalikan ke 103 D5, sebagian
lagi ditampung dalam 103 F7, dipanaskan di HE 103 E13, E12 dan memasuki
stripper 103 D8 untuk menguapkan metanol. Uap produk atas stripper 103 D8
31
separator 103 D9. ME rantai pendek dialirkan kembali ke stripper 103 D8,
di 103 E13, E14 dan dialirkan ke tank farm (0,88% monogliserida, o,37%
B. Distilasi Metanol
Pada receiver 103 F8, glycerine-water dari settler 103 D2 dan separator
103 D9 dipanaskan pada HE 103 E9, E8 hingga 70-90°C. Pemanasan ini bertujuan
untuk memudahkan penguapan metanol di methanol column 103 D7. Kolom ini
menggunakan tray dibagian atas inlet feed dan packing saddle dibagian bawah.
F52) pada static mixer 103 D10. Penambahan HCl dimaksudkan untuk melarutkan
terjadinya foaming akibat akibat terbentuknya sabun. Pada kolom distilasi, uap
metanol yang terbentuk dikondensasi di 103 E7 dan di refluks ke receiver 103 F1,
C. Pemisahan Glycerine-water
mixer 103 D50, dan dipisahkan dari impurities di separator 103 D51. Penambahan
FeCl3 dimaksudkan untuk mengikat MONG dan membentuk flok. Fatty matter
matter dan dipanaskan dengan steam supaya mudah terpisah dari fasa air. Fasa air
ini dialirkan sebagai waste water, sedangkan separated fat ditampung di tank farm.
32
mencapai optimum bagi filter aid (pH 6-7), menetralkan FeCl3 dengan membentuk
garam, serta memperbesar flok di mixing vessel 103 D52, D53. Campuran kemudian
dialirkan ke mixing tank 103 F50 dan ditambahkan filter aid untuk mengeraskan
flok supaya flok tidak pecah dan dapat tertahan pada filter press 103 D54, D55.
dilewatkan pada polish filter 103 D56, D57 untuk menyaring impurities kecil yang
Semua proses dalam section ini dilakukan secara kontinu, kecuali proses
filtrasi larutan glycerine-water yang dilakukan secara partaian. Produk section ini
Pada section ini, terjadi pemisahan secara termal fraksi metilester (ME)
pada kondisi vakum. Kolom fraksinasi dilengkapi dengan regular packing yang
sepadan dengan 22 tingkat tray secara teoritis. Evaporasi pada kolom fraksionasi
dan distilasi dipenuhi melalui falling film evaporator dengan thermal oil.
Peningkatan efektifitas proses dicapai dengan sistem heat recovery yang terdiri atas
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Umpan metil ester dari tank farm mula-mula dipanaskan di preheater 104 E9, E1
untuk memenuhi kebutuhan panas yang diperlukan untuk menguapkan air dan gas
dengan kondisi vakum dan temperature 80-100°C pada dryer 104 D1 ME, uap yang
kembali ke dryer dan sebagian dipompakan ke heater 104 E2, E3. Laju alir umpan
Produk atas (uap ME) dikondesasi pada condencer 104 E5. Uap ME yang
masih terbawa dalam aliran gas yang tidak terkondensasikan akan tertahan pada
wire mesh (penahan uap paling akhir pada tiap kolom fraksionasi, berada diatas
lagi (disebut sebagai fraksi 1) didinginkan lebih lanjut di cooler 104 E11 sebelum
E4 dan sebagian lagi menuju kolom fraksionasi kedua 104 D5. Proses pemisahan
fraksi yang terjadi serupa dengan kolom pertama. ME produk atasnya (fraksi 2)
juga dikondensasikan dan ditampung di tank farm. Bedanya, dibagian atas kolom
104 D5 terdapat steam generator 104 E14 untuk memanaskan low pressure BFW
(Boiler Feed Water) dengan memanfaatkan laju panas produk yang tinggi.
Generator dilengkapi dengan flash pot 3 bar 103 F3 yang berfungsi untuk
falling film evaporator 104 E8 dimana uap yang terbentuk akan melalui packing
dan hot stripping tray, sedangkan sisanya ditampung dan dikondensasi pada residue
receiver with cooler 104 F4 dan dialirkan lebih lanjut menuju tank fitrin sebagai
residu. Uap tersebut (produk atas) dimanfaatkan panasnya pada steam genetaror
35
104 E6 dan dikondensasi pada final condencer 104 E7 dengan WCT (Water
Hampir seluruh proses pada section ini bekerja dengan kondisi vakum untuk
mempermudah pencapaian temperatur proses yang relatif tinggi. Steam jet vacuum
system terdiri dari independent vacuum booster pada tiap kolom untuk
mengkompresi uap yang tidak terkondensasi hingga 110 mbar. Kondisi vakum
beroperasi pada kondisi optimum. Pada distilasi, 1-tahap dan 2-tahap ejector
dipasang paralel untuk mendistilasi pada tekanan berbeda sesuai jenis umpannya.
Propelling steam dari booster dan uap dari 104 D1 dikondensasi pada
tinggi. Gas yang tidak terkondensasi dikompresi hingga tekanan atmosfir dengan 2
Kondensat dari surface condencer dialirkan melalui hot well 104 F5 lalu
menuju fat separator. Sebagian ME yang sudah terpisah dalam hot well, kemudian
berada dalam hot well tidak turut terhisap oleh sistem vakum. Selain itu, hot well
juga mencegah terhisapnya udara ke lingkungan oleh sistem vakum, sehingga level
air dalam hot well harus dijaga. Penjagaan levelair dilakukan dengan sistem bejana.
36
permintaan pasar) pada section ini. Apabila mode 1 dioperasikan, aliran produk
bawah dari kolom fraksionasi hanya di bypass melalui kolom fraksionasi kedua.
memisahkan.
Proses yang terjadi pada section ini didasarkan pada prinsip rekasi
hidrogenasi berikut:
Umpan metil ester berasal dari section 104 direaksikan dengan hydrogen
pada sebuah reaktor fixed bech menggunakan katalis CuCr (tembaga kromat) pada
tekanan 270 – 300 bar dan temperatur 175 – 200°C. Reaksi ini merupakan reaksi
eksotermis, dimana panas yang dihasilkan bergantung pada derajat jenuh dari ME
didalam umpan. Produk reaksi ini kemudian dipisahkan dari hidrogen dalam
farm. Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Hirdogen dari receiver 105 D18 dengan tekanan 25 bar dan temperatur 40°C
tekanan operasi (± 280 bar). Dalam setiap tahapan peningkatan tekanan, akan
menjadi terlalu tinggi, tiap tahap kompresi diselingi sebuah heat exchanger untuk
tekanan aliran karena aliran hidrogen diatur kontinu. Selain penurunan temperatur,
dalam tiap tahap juga diselingi sebuah separator yang berfungsi untuk memisahkan
minyak oli kompresor yang terikut dalam aliran hidrogen. Penurunan temperatur
aliran pada tahap sebelumnya akan mengakibatkan minyak oli berubah kembali
menjadi fasa kembali menjadi fasa cair, sehingga minyak akan terpisah dan berada
make up yang akan dicampur dengan umpan metil ester ke reaktor dan sebagian
B. Reaksi Hidrogenasi
Metil ester dipompa dari tank farm dengan HP-feed pump 105G5/G6/G7
hingga mencapai tekanan operasi (± 280 bar). Kemudian, metil ester dicampur
dengan hydrogen make up dan dipanaskan dengan feed preheater 105 E1 hingga
supaya tidak terjadi cracking metil ester akibat temperatur tinggi, sehingga dapat
Reaksi terjadi dalam dua buah reaktor unggun tetap 105 D1, D10 yang berisi
katalis CuCr dan beroperasi secara bergantian. Satu reaktor akan beroperasi selama
sepuluh bulan. Setelah 20 bulan, kedua reaktor akan dibersihkan dan katalisnya
diganti dengan yang baru. Selain katalis, terdapat saddle ceramic berdiamater ½
inch dibagian bawah reaktor yang berfungsi untuk menyangga unggun katalis.
C. Pemisahan Hirdogen
Campuran berupa saturated fatty alcohol, metanol, hidrogen, uap air, dan
sedikit katalis yang terikut akan dipisahkan dalam separator 105 D12. Pemisahan
terjadi antara hidrogen yang berlebih dengan alcohol. Separator diposisikan miring
untuk memaksimalkan pemisahan antara dua fasa liquid (berupa fatty alcohol
berada di bagian bawah) dengan fasa gas (berupa ekses hidrogen berada dibagian
atas fasa liquid). Fasa gas ini dipisahkan lebih lanjut di separator 105 D14.
untuk mencegah terjadinya kerusakan alat akibat perbedaan suhu yang terlalu
drastis antara shell dan tube dalam HE. Pendinginan tahap pertama menggunakan
Campuran fasa gas ini dipisahkan lebih lanjut di separator 105 D14 untuk
gas cooler 105 E9, sedangkan fasa hidrogen menuju preheater 105 E34 (media
panas low steam) dan dikompresi hingga 280 bar dalam kompresor 105G3/G4.
Aliran hidrogen masuk ke separator 105 D17 untuk memisahkan oli kompresor
yang terikut. Hidrogen yang telah murni ini lalu dipanaskan di HE 105 E5 hingga
mencapai suhu reaktor. Apabila sudah mencukupi, hirdrogen hanya akan lewat
tanpa dipanaskan.
Fatty alcohol keluaran separator 105 D12 yang masih bertekanan tinggi (±
280 bar) diturunkan tekanannya menjadi ± 25 bar dengan expansion valve. Lalu,
mengalami dua tahap pemisahan dari fasa gasnya dalam separator 105 D13 dan
105 D39. Fatty alcohol yang bebas hidrogen lalu memasuki filter 105 D4/D5 untuk
yang berwarna kehitaman. Katalis ini terbawa akibat adanya suhu dan laju alir yang
Fatty alcohol kemudian memasuki stripper 105 D36 dengan suhu bottom
sekitar 130°C dan suhu top sekitar 80°C pada tekanan 4 bar. Temperatur atas kolom
dipertahankan dengan WCT. Produk atas (metanol dan air) dicampur dengan
metanol dari separator 105 D39 dan cooler 105 E9, kemudian didinginkan di HE
105 E28 dan 105 E35 hingga menjadi cairan dan dikirim ke tank farm untuk
disimpan. Apabila dalam campuran ini masih terdapat hidrogen, maka hidrogen
masuk ke receiver 105 F1 dan dipompa ke tank farm. Tangki 105 F1 merupakan
satu bagian akan diisi dengan produk crude fatty alcohol dan bagian lainnya
dikondisikan dalam keadaan kosong. Apabila aliran produk crude fatty alcohol
yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi (kandungan fatty alcohol lebih dari 1,2
%), maka aliran produk akan dialihkan ke bagian tangka 105 F1 yang kosong untuk
diproses ulang pada kolom stripper. Hal ini bertujuan untuk mencegah
umpan fatty alcohol dalam fraksi yang berbeda-beda pada tekanan vakum. Pada
kolom fraksinasi yang pertama, hidrokarbon dipisahkan, pada kolom kedua dan
ketiga, fraksi lain dipisahkan dan kemudian produk bawah dari kolom ketiga
didistilasi dalam suatu distilator kontinu. Kolom dilengkapi dengan sistem tray.
Penguapan untuk fraksinasi dan distilasi diakomodasi oleh falling film evaporator
yang menggunakan OTH. Kelayakan ekonomi dari proses ini ditingkatkan dengan
sistem pemanfaatan panas proses yang terdiri atas low pressure generator dan
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Fraksinasi fatty alcohol dimulai dengan memanaskan umpan pada HE 106 E18
(distilat) dan heater 106 E1 untuk menguapkan air pada tekanan vakum di drier
42
106 D1. Keluaran drier yang besar laju alirnya berkali-kali laju alir umpan,
100°C. Laju alir umpan yang masuk dalam sirkulasi merupakan fungsi ketinggian
cairan dalam dryer. Uap keluaran dryer didinginkan untuk mengkondensasi fatty
alcohol bertitik didih rendah pada demister 106 D6 yang dilengkapi dengan cooling
bundle. Tetasan fatty alcohol lalu dipisahkan pada saringan kawat. Sementara itu,
kolom masukkan umpan (fractionation coloumn 106 D2). Pada kolom pertama ini,
terjadi pemisahan hidrokarbon (produk atas) dari umpan. Kondensat uap fraksi
sedangkan sebagian lagi didinginkan melalui fraction 1 cooler 106 E15 dan
evaporator 106 E4 dan sebagian dipompakan ke kolom 106 D3. Laju alir keluaran
fraksionasi 106 D2 dan menentukan jumlah cairan yang harus selalu ada dalam
fraksi 2 dengan cara yang sama dengan kolom sebelumnya. Kondensat fraksi 2 yang
downcomer untuk refluks sebagian lagi dipompakan menuju section 114 atau
langsung menuju tank farm setelah didinginkan melalui HE. Produk bawahnya,
evaporator 106 E6, sedangkan sebagian lagi dialirkan ke kolom 106 D4 dengan
Kolom 106 D3 merupakan kolom dengan diameter terbesar (ID 1878 mm)
adalah 106 D3. Kapasitas yang besar ini digunkana memisahkan C12 – C14 yang
jumlahnya paling banyak, umpan yang masuk diuapkan hingga 70%, sehingga
Fraksi 3 didapat dari pemisahan pada kolom 106 D4. Produk atas kolom ini
menjalani proses yang sama dengan fraksi 2 (produk atas kolom sebelumnya).
pemanasan pada falling film evaporator 106 E9 dan sebagian lagi dialirkan menuju
distillation still 106 D5 dengan laju alir merupakan fungsi ketinggian cairan dalam
Uap distilasi melewati packing dan dikondensasi oleh steam generator 106
E13 dan final condencer 106 E14. Distilat ini, sebagian direfluks, sedangkan
sebagian lagi dialirkan menuju 106 F1. Aliran keluaran receiver tersebut dapat
bagian bawah kolom. Sebagian residu disirkulasi dengan evaporasi melalui falling
film evaporator 106 E12, sedangkan sebagian lagi mengalir menuju residue
receiver with cooler 106 F2 karena gaya gravitasi. Pada 106 F2, residu didinginkan
dengan cooling bundle, lalu dialirkan menuju tank farm dengan laju alir merupakan
Pada bagian atas tiap kolom fraksionasi dan distilasi, terdapat condencer
yang berfungsi untuk mengkondensasi uap yang naik ke atas kolom, sehingga tidak
tertarik oleh vacuum booster karena uap tersebut dapat mengganggu kerja sistem
44
vakum dan menyebabkan tidak didapatinya produk atas pada downcomer. Sistem
vakum pada section ini sama dengan sistem vakum pada section 104.
terpasang pada kolom 106 D3, D4, dan D5. Pendinginan dilakukan dengan
bertekanan 3 barg.
rantai yang berbeda, untuk mendapatkan fraksi tertentu dijalankan mode operasi
106 D3, D4 dilengkapi dengan sedikitnya dua feed tray, sehingga jumlah tray
teoritis dibagian atas dan bawah kolom dapat divariasikan. Refluks dikendalikan
melalui panas yang dipasok ke evaporator (jumlah dan temperatur thermal oil) dan
jumlah produk atas. Kondisi vakum distillation still dijaga konstan agar temperatur
Metanol dari section 105 masih mengandung air produk reaksi dan uap dari
stripping coloumn serta senyawa fraksi ringan (titik didih tinggi) seperti ME dan
fatty alcohol. Metanol ini dikumpulkan di tank farm dan difraksinasi secara kontinu
pada section ini. Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada
gambar.
D1 (32 tahap) pada temperatur titik didih methanol (sekitar 55-68°C). Metanol
dengan titik didih yang lebih rendah akan menguap naik ke atas kolom, lalu
overhead drum 107 F1. Produk atas ini adalah metanol dengan konsentrasi 99,9%
(moisture 0,1%). Sebagian aliran produk direfluks ke kolom dan sebagian lagi
menuju tank farm untuk digunakan dalam reaksi transesterifikasi pada section 103.
Dari tray terakhir, dilakukan pemisahan produk samping (ME dan fatty
alcohol yang tidak larut dalam air). Aliran keluaran didinginkan hingga 55-75°C
dan dipisahkan antara senyawa organik dan fasa cair dengan prinsip perbedaan
visikositas dan berat jenis pada alcohol separator 107 F2. Fasa cair yang
lagi dialirkan ke effluent separator 107 F3 dan diteruskan ke waste water treatment.
46
Dalam kondisi normal, 107 F3 hanya berisi air yang telah dipisahkan, tetapi pada
kondisi shutdown atau kegagalan alat atau start up (saat kondisi optimum belum
tercapai atau suhu kolom belum cukup tinggi untuk memisahkan campuran),
dijumpai adanya fatty alcohol dalam vessel dan dikembalikan ke section 105.
sangat tinggi yang tidak dapat diakomodasi oleh steam (kisaran 250-300°C). OTH
pada suhu tinggi, yaitu pada section 102, 104, 106, 112 dan 116. Rangkaian proses
Mula-mula sistem diisi dengan minyak yang berasal dari storage vessel 108
F2. Minyak kemudian dipanaskan dalam oil themal heater 108D1, D1.1 yang
bekerja secara paralel, hingga 300°C dengan menggunakan oil burner. Themal oil
dipanaskan dalam coil yang mengitari api burner. Minyak yang telah panas
section ini.
Sistem tertutup ini dilengkapi dengan sebuah expansion vessel 108 F1 yang
berada diatas sistem yang digunakan untuk menandakan loop terisi penuh, sehingga
mencegah kontak dengan udara (dulu menggunakan safety valve yang akan
otomatis terbuka ke udara apabila tekanan dalam vessel telah melebihi 250 bar).
Minyak yang digunakan adalah mineral oil heat transfer fluid “BP transcal
N” dari perusahaan British Petrolium. Minyak ini diganti dengan yang baru apabila
47
terjadi perubahan drastis pada performasinya yang ditandai dengan turunnya nilai
flash point karena keberadaan impurities (dapat berupa rantai pendek yang terjadi
akibat oil crack karena temperature tinggi). Media pemanas OTH dapat berupa
Aoutomotive Diesel Oil (ADO) atau NG. NG lebih disukai karena cepat menaikkan
temperatur minyak dibanding ADO. Tekanan NG dari PNG sebesar 10,4 bar.
panas hasil reaksi perengkahan katalitik untuk mencapai temperatur kerja reaksi
dan menghasilkan steam yang dikenal dengan waste heat recovery system.
Keterkaitan anrar proses-proses yang terjadi dalam section ini ditunjukkan dalam
gambar.
Hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan baku dalam proses ini adalah
natural gas (NG). Pada awal beroperasinya plant EOB 1, bahan baku yang
digunakan adalah LPG (kandungan C3 dan C4). Namun, sejak tersedianya jalur
48
pipa NG dari PNG, terjadi peralihan dari LPG menjadi NG karena transportasi NG
membutuhkan feed tank yang harus dijaga tekanannya agar tidak mudah menguap.
Selain itu, biaya penggunaan NG lebih murah dibanding LPG. Walaupun demikian,
ditampilkan gambar.
tekanan dari PNG relatif rendah (± 10 bar). Sementara itu, hydrogen recycle gas
dari section 105 dipisahkan dari minyak oli yang terbawa di oil separator 109 F5
dan filter 109 D8/9. Kemudian, NG dan hidrogen dicampur dan dipanaskan di feed
preheater 109 E2 (shifted gas) hingga ± 380°C. Campuran lalu dialirkan ke reaktor
desulfurisasi 109 D1 yang berisi dua macam katalis yaitu CoMo dan ZnO.
CoMo
Awalnya, campuran akan melewati unggun katalis CoMo, dimana gas hidrogen
unsaturated carbon dapat merusak katalis NiO yang berperan dalam proses
R-SH + H2 H2 S
aktivitas katalis sebagai akibat dari pengecilan pori pada permukaan katalis. Target
keluaran reaktor ini adalah campuran dengan kandungan sulfur 0,5 ppm.
50
tekanan (15 bar) di mixing tube 109 D10. Penambahan steam dilakukan berlebih
menjadi karbon. Steam juga berfungsi untuk flash karbon yang terbentuk sebagai
akibat reaksi samping dari CH4 (mencegah terjadinya cooking pada katalis).
Perbandingan jumlah NG dan steam yang digunakan ditentukan oleh rasio mol
H2O/mol C. Rasio ini bergantung pada kapasitas produksi. Semakin besar kapasitas
meningkatkan jumlah mol C dan mol H2O, sementara nilai mol H2O untuk flash
selalu tetap. Campuran dipanaskan di feed steam preheater 109 E6-1/2 dan
dialirkan menuju top reformer 109D7 dimana terjadi rekasi steam reforming
berikut:
dalam 14 buah tube yang berisi katalis Ni. Temperatur aliran masukan reformer
dijaga pada 480°C dengan mem-bypass aliran ke surface cooler 109 E7 apabila
dipenuhi dengan pembakaran campuran NG dan off gas (CO2, H2O, CO dan CH4)
yang menghasilkan flue gas (campuran CO2 dan CO) proses pembakarannya non-
premix burner.
Hasil reaksi berupa campuran H2, CO, CO2, serta fraksi H2O dan CH4 yang
tidak terkonversi berlangsung disebut sebagai reformed gas. Reformed gas bersuhu
51
840°C digunakan untuk memanaskan feed holler pada 109 E1 dan mengalami
Reformed gas yang lalu dialirkan menuju top CO shift converter 109 D2
CO + H2 O → CO2 + H2 (Eksotermis)
sehingga sebagian gas akan terkondesasi, dipisahkan dalam separator dan dikirim
ke cooling tower. Shifted gas lalu dialirkan ke PSA (Pressure Swing Absorber).
tidak diinginkan atau off gas (CO2, H2O, CO dan CH4). Produk hidrogen yang
diinginkan memiliki kandungan maksimal CO + CO2 100 ppm dan CH4 0,1% mol.
Pemisahan terjadi dalam empat buah adsorber 109 D3-6 yang bekerja bergiliran
pada tingkat tekanan yang berbeda-beda dalam sebuah siklus yang kontinu.
Adsorbsi terjadi pada tekanan tinggi, sedangkan desorbsi pada tekanan rendah.
1. Adsorbsi
Umpan gas dari bagian bawah adsorber pada tekanan tinggi. Pengotor
adsorben terdiri dari molecular sieve dibagian bawah dan corbon active
umpan secara otomatis ditukar ke fresh adsorber (kolom lain yang telah
2. Cocurrent Depressurization
bar. Dengan demikian, pengotor teradsorsi dan dibuang sebagai off gas.
5. Repressurization
depressurization).
53
section 103) dilakukan dengan sistem evaporasi empat efek dan vapor compression
evaporasi ini terdiri dari 3 buah falling film evaporator dan 1 buah forced
separator untuk memisahkan uap air dan gliserin pada kondisi vakum.
Falling film evaporator bekerja secara co-current dimana aliran steam dan
gliserin diumpankan dari atas kolom. Aliran gliserin melewati tube, sedangkan
steam melalui shell. Gliserin panas akan terkumpul dibagian bawah evaporator
(collector). Ketinggian gliserin pada collector dijaga agar terdapat ruang yang
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Glycerine-water menjalani pemanasan awal dengan heating coil yang terdapat pada
evaporator 110 D2.1, 110 D1.1, dan 110 D1.1A. Setelah itu terjadi proses
penguapan air dari glycerine-water dimulai dari evaporator I 110 DLIA. Proses
evaporasi pada unit ini mendapat panas dari steam yang sebelumnya telah
dikompresi dengan steam booster 110 G1. Sebagian uap dari separator 110 D1.2A
II 110 D1.1. Uap yang dipisahkan pada separator dimanfaatkan kembali untuk
kembali di evaporator 111. Uap yang telah terpisahkan dari evaporator III
itu, jalur kondensat baik dari separator maupun dari evaporator disirkulasikan
kembali, baik unit evaporator yang sama atau unit evaporator selanjutnya, untuk
Pada evaporator IV, terjadi proses evaporasi terakhir, dimana keluaran atas
unit ini dialirkan ke separator 110 D3.2 untuk memisahkan uap air dan gliserin.
Fasa uapnya kemudian dikondensasi di surface condencer 110 E1. Pada unit ini,
kandungan gliserin yang terbawa maksimum 0,4% berat yang dialirkan menuju
berupa gas yang tidak terkondensasi ditarik keluar oleh vacuum pump 110 G3
Sementara itu, gliserin yang diperoleh dari separator 110 D3.2 dialirkan
menuju tank farm. Konsentrasi akhir crude glycerine dikendalikan secara otomatis
(konsentrat) terhadap temperatur uap jenuh pada evaporator IV. Makin besar
perbedaan titik didih cairan dengan temperatur uap jenuh, makin tinggi konsentrasi
lanjut pada section ini. Proses pemekatan dilangsungkan dengan evaporasi gliserin
pada kondisi vakum dan dibantu aliran live steam untuk mengurangi tekanan parsial
grade distillate 1 (glycerine 99,7%) dan lower distillate 2 (glycerine 98%). Distilat
jumlah produk, main still dilengkapi dengan dua residue still yang beroperasi secara
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Umpan gliserin diberi pemanasan awal dengan HE 111 E5, ditambahkan NaOH
temperatur tinggi menjadi garam), dan menuju drier circuit 111 D1 untuk
menguapkan air dan gas inert. Keluaran drier dialirkan melalui evaporator 111 E1
dan didistilasi dalam distillation still 111 D2.2 pada tekanan 13 mbar, sehingga
saturated steam 15 barg max, dan menggunakan live steam untuk sirkulasi cairan
material dimana tetesan cairan terpisahkan dari uap secara mekanis. Kemudian, uap
akan melewati packing unit berikutnya dan melewati hot stripping section. Pada
56
bagian ini, terjadi kondensasi sebagian uap gliserin (10-14%) secara kontak
langsung dengan distilat yang relatif lebih dingin (130°C). Distilat tersebut
merupakan hasil kondensasi dari bagian atas section. Panas yang dilepaskan saat
distillate receiver 111 F3. Dalam kasus distilasi ganda, distilat tersebut dialirkan ke
distilation still 111 D8.2 untuk menjalani distilasi ke-2, lalu dialirkan ke 111 F3.
Distilat dalam receiver 111 F3 ini disebut sebagai distilat 1. Produk ini kemudian
dialirkan secara kontinu (laju alir merupakan fungsi ketinggian tangki 111 F3)
menuju distilate cooler 111 E5 dan 111 Eb, dimana distilat didinginkan hingga
Distilat tersebut lalu dilewatkan pada dua dari tiga fixed-bed bleacher 111
D5, 111 D6 dan 111 D7 yang dioperasikan secara seri dan bergantian. Proses
dari karbon aktif. Ketika kualitas gliserin telah mencapai batas bawah, bleacher
Bleached glycerine lalu dilewatkan pada polishing bag filter 111 D4 untuk
Diatas hot stripping section, terjadi actual condensation stage dimana uap
Kondensasi gliserin terjadi akibat kontak langsung dengan cooling distilate yang
dalam kolom. Uap gliserin yang masih tidak terkondensasi pada bagian ini akan
dikondensasi pada cold condensation unit. Produk cold condensation unit adalah
distilat 2 dengan jumlah sekirat 8’r’o dari total produk gliserin. Distilat 2 ini
didinginkan pada cooler 111 E4 dan dikembalikan bagian atas unit ini. Distilat 2
yang terakumulasi dalam sistem sirkulasi dibuang secara kontinu. Produk ini dapat
Selain distilat 1 dan distilat 2, pada chamber terakhir dari main still 111
D2.2 dan 111 D8.2, masih terdapat fasa yang kaya akan material yang tidak dapat
jam ke salah satu post distilation still 111 D3.1 atau 111 D3.2 secara bergantian dan
didistilasi secara batch dengan penambahan live steam untuk menurunkan tekanan
parsialnya.
Uap gliserin yang terbentuk dalam residue still 111 D3.1 atau 111 D3.2
111 D2.2 dan dicampur dengan umpan gliserin mentah untuk didistilasi kembali,
Sistem vakum pada distilation still serta kompresi uap air hingga 100 mbar
dipenuhi oleh steam vacuum booster 111 G7, G8. Uap air dan propelling steam
dikondensasi di sudface condencer 111 E8. Gas yang tidak terkondensasi dari 111
E8 dihisap oleh air exhauster set 111 G9 dan dikondensasi, sisanya ditekan hingga
tekanan atmosfir oleh watering pump 111 G10. Kondensat live dan propelling
58
steam yang terbentuk di surface condecer dikumpulkan ke hot well 111 F5 dan
Pada section 111, sering kali ditemukan terbentuk deposit garam, baik di
kolom distilasi, unit lain, bahkan tangki penyimpanan. Hal ini menyebabkan
pertukaran panas distilasi tidak optimal karena tingginya deposit garam akan
menggangu transfer panas, sehingga temperatur bottom kolom tidak akan mencapai
nilai yang diinginkan. Dengan demikian, kolom harus dibersihkan tiap 25 hari dan
reboiler 3 minggu sekali. Tingginya deposit garam ini akibat dari proses netralisasi
di section 103 yang terakumulasi dan didukung dengan kondisi section 111 yang
bertemperatur tinggi.
memisahkan secara thermal fatty alcohol menjadi fraksi yang lebih murni.
Pemisahan terjadi dalam dua kolom fraksinasi yang dilengkapi dengan regular
packing. Pada kolom pertama, precut dipisahkan, sedangkan pada kolom kedua,
umpan dipisahkan menjadi dua fraksi. Pada section ini, dapat dilakukan variasi
aliran, tekanan operasi, dan jumlah umpan yang dimasukkan sesuai dengan mode
operasi dijalankan.
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Umpan dari tank farm dicampur terlebih dahulu dengan aliran sirkulasi dari drier
112 D1, dipanaskan pada HE 112 E1, dan di tray dalam drier untuk menguapkan
59
air dan gas dalam kondisi vakum. Aliran yang disirkulasi merupakan fungsi
Drier fatty alcohol lalu dilewatkan melalui heater 112 E2 dan diteruskan ke
kolom 112 D2. Uap yang terfraksinasi pada kolom lalu dikondensasi di condencer
sebagian lagi dialirkan menuju receiver 112 F1 yang dilengkapi dengan cooling
bundle. Fraksi 1 pada 112 F1 lalu dialirkan menuju tank farm secara batch.
Pada kolom 112 D3, umpan dipisahkan menjadi 2 fraksi utama. Produk atas
dan dialirkan lebih lanjut menuju section 114 atau ke tank farm sebagai fraksi 2.
melalui evaporator dan sebagian didinginkan dan dipompakan menuju section 114
Sistem vakum untuk section ini dilengkapi dengan booster dan condencer
untuk tiap kolom. Pada kondensor pertama, propelling steam dari hooster uap air
dari feed dikondensasikan untuk mencegah terjadinya fouling akibat fatty alcohol
Section ini dirancang untuk fraksionasi lebih lanjut produk section 106,
sehingga didapat produk dengan tingkat kemurnia tinggi, seperti memisahkan C16
dengan C18. Section ini dapat pula menghasilkan potongan rantai tertentu. Saat ini,
Pada section ini, terjadi reduksi kandungan gugus karbonil dari fatty alcohol
hingga < 5 ppm. Gugus karbonil terbentuk akibat pemanasan fatty alcohol pada
temperatur tinggi atau akibat oksidasi produk. Gugus karbonil dikonversi menjadi
dengan 5 reaktor fixed-bed, satu untuk tiap fraksi alcohol. Pada tiap reaktor,
Rangkaian proses yang terjadi pada section ini ditunjukkan pada gambar.
Fatty alcohol dari section 106 dan 112 pada temperatur 130°C dipompakan dengan
pompa sentrifugal menuju reaktor 114 D1-5. Fatty alcohol dan hidrogen
didistribusikan pada lapisan atas dari katalis secara co-current trickle flow dan
direaksikan pada tekanan hidrogen 25 bar. Di bagian bawah reaktor, sebagian besar
fatty alcohol dikumpulkan. Tetesan fatty alcohol yang terkandung dalam excess
hidrogen dipisahkan dengan separator 114 D6-10. Fatty alcohol dari bawah rekator
61
dan separator dikeluarkan dan dialirkan menuju degasser 114 D15. Fatty alcohol
yang telah bebas dari hidrogen akan didinginkan melalui cooler 114 E1-5, lalu
dari separator didinginkan didalam 114 E6 dan didaur ulang menuju hydrogen
compressor di section 105. Hidrogen yang didaur ulang mencapai 80% excess dari
feed hidrogen.
Pada section ini, terjadi pemisahan antara metil ester C18 jenuh (stearin)
dan metil ester C18 tidak jenuh (olein). Sejak berdirinya EOB 2, section ini juga
memisahkan fatty acid C18 jenuh dan fatty acid tak jenuh. Pemisahan dilakukan
secara fisik berdasarkan prinsip perbedaan titik beku. Stearin memiliki titik beku
berada diantara titik beku stearin dan olein untuk memisahkan keduanya.
Kemudian, stearin (fasa padat) dipisahkan dari olein (fasa cair) dengan membrane
filter press. Hal yang sama juga diterapkan pada pemisahan fatty acid.
kontinu, yaitu sementara kritalisasi terjadi secara bergantian pada batch yang
berbeda dengan interval lima jam pada crystalizer R-01A/13, filtrasi terjadi secara
A. Kristalisasi
Umpan dari tank farm pada 40°C dialirkan ke crytallizer yang memiliki 3
lapis coil berisi etilen glikol sebagai inlet pemanas dan pendingin, serta dilengkapi
dengan agitator disetiap celah antar coil. Agitator berfungsi untuk memastikan
agitator untuk metil ester dijaga konstan, sedangkan kecepatan agitator untuk fatty
Ada 2 kompartemen (atas dan bawah) dalam sebuah kolom crytallizer yang
menjaga agar tekanan kolom sama dengan tekanan atmosfer. Saluran ini dilengkapi
dengan silica gel untuk menghindari masuknya uap air. Proses dalam crystallizer
1. Coil Heating
molekul homogen (tidak ada metil ester atau fatty acid yang membeku
Media pemanas yang mengalir dalam coil adalah larutan etilen glikol.
water untuk proses metil ester dan steam untuk proses fatty acid.
63
metil ester (25 – 35°C) berbeda dengan fatty acid (50 – 60°C).
Kemudian etilen glikol dialirkan kembali ke dalam coil dan etilen glikol
ini berfungsi untuk melelehkan sisa-sisa metil ester yang membeku pada
2. Filling
hingga 29°C (untuk metil ester) dan -5°C (untuk fatty acid). Kemudian,
ketinggian tertentu.
3. Crystallization
untuk metil ester ±-7°C, sedangkan untuk fatty acid ±-10°C. Lamanya
64
4. Draining
Setelah proses kristalisasi selesai, campuran stearat pada dan olein cair
B. Filtrasi
terletak diruangan dingin untuk memastikan stearin tetap dalam wujud padat selama
proses filtrasi terjadi. Padatan (cake) stearin akan tertinggal pada lapisan
permukaan membran, sedangkan cairan olein akan melewati lapisan membran dan
terpisah dari padatan. Membran ini mempunyai ukuran pori yang diukur dengan air
permeability sebesar 5 L/dm3 per jam pada tekanan 20 minHW (196 kPa).
Produk filter press berupa stearin padat dan olein cair dengan stearin
maksimal 2% dan stearat, yaitu metil ester C18 jenuh (padat). Fatty acid dari EOB
2 juga mengandung C16, sehingga produk akhir dari fatty acid juga mengadung Cib
maksimal 2%.
Membrane filter press terdiri dari 2 bagian yaitu chamber dan membran.
Chamber merupakan kotak berlubang dari polipropilena. Pada tiap lubang, terdapat
saluran masuk dan keluar metil ester atau fatty acid (1 lubang untuk aliran masuk
dan sisanya untuk aliran keluaran). Membran merupakan lapisan berpori dimana
padatan akan tertinggal pada permukaan dan cairan akan terus melewati pori
65
membran, sehingga padatan dan cairan berpisah. Proses filtrasi berlangsung dalam
tahapan berikut:
1. Line purge, membersihkan aliran umpan dari metil ester yang meleleh (jika
diperlukan).
4. Filtrasi, memisahkan fasa cair dan fasa padat, cairan keluar karena gaya
gravitasi
dengan mengisi membran dengan udara atau dengan cairan olein sisa yang
dalam cake tertekan keluar. Squeezing dilakukan empat kali, dimana olein
hasil squeezing pertama dan kedua sebagai produk, sedangkan olein hasil
squeezing ketiga dan keempat dikeluarkan sebagai olein sisa. Hal ini
Setelah beberapa kali proses filtrasi dilakukan, lapisan membran akan jenuh
karena sudah terlalu banyak cake yang menempel pada lapisan (tidak dapat
dilepaskan secara manual) dan cairan olein sulit melewati pori-pori membran,
dengan pertimbang:
2. Temperatur ini berada dalam batas toleransi polipropilena (lebih dari 80°C,
membrane filter press dengan olein sisa yang telah didinginkan menggunakan etilen
gilikol. Olein sisa yang digunakan untuk washing dan cold circulation pada sebuah
Selanjutnya, dibahas section pendukung proses produksi yang berada dalam daerah
plant EOB 1.
A. Sistem Utilitas
Sistem utilitas dari suatu pabrik mencakup segenap sistem yang berfungsi
Ecogreen utilitas secara umum dikelola oleh departemen utility, tetapi ada beberapa
bagian utilitas yang dikelola sendiri oleh departemen production EOB 1. Hal ini
bertemperatur sangat tinggi (250-300°C) yang tidak dapat dipenuhi oleh steam dari
67
(OTH) pada section 108. Selain OTH, EOB 1 juga menyediakan sendiri kebutuhan
kebutuhan pasokan nitrogen dipenuhi dengan mengelola udara hasil section 125
proses. Umpan section ini diambil dari udara atmosfer. Produk akhir section ini
berupa:
2. Udara Instrument
Tekanan 7,5 bar, udara ini memiliki syarat kualitas yang sama dengan
udara instrument.
kapasitas 1056 Nm3/jam pada tekanan 9,5 bar dan temperatur 30°C. Masing-masing
kompresor terdiri dari dua tahap kompresi. Udara hasil kompresi tahap 1 sudah
68
dalam condensate trap, sedangkan udara akan menjalani kompresi dan pendingin
7,7 bar dan temperatur 40°C dan moisture content yang lebih rendah dari pada udara
atmosfer.
Udara kompresi lalu memasuki air drier untuk menghasilkan udara kering
yang bebas dari kandungan air. Mulanya, udara ini di precool dengan menggunakan
prinsip pertukaran panas dengan udara keluaran air drier yang dingin. Lalu, udara
ini didinginkan lebih lanjut pada tangki glycol. Dalam tangki ini terdapat dua pipa
yang berisi udara dan Freon. Freon akan mendinginkan glycol, kemudian glycol
akan mendinginkan udara. Pendinginan ini akan menyebabkan air dalam udara
terkondensasi. Oleh karena itu, pada unit ini ada condensate trap untuk menangkap
embun (kondensat) yang terbentuk. Udara keluaran unit ini (temperatur 5°C,
tekanan 7,5 bar) ditampung pada receiver 125 F1 untuk kebutuhan udara utilitas,
receiver 125 F2, F3 untuk kebutuhan udara instrument, dan receiver 125 F4 untuk
Udara instrument memiliki syarat kualitas yang lebih tinggi dari pada udara
utilitas karena pengotor dan uap air akan menyebabkan korosi pada peralatan. Oleh
karena itu, pada keluaran 125 F2, F3 dipasang cyclone untuk memisahkan uap air
dan filter untuk menyaring debu dan kotoran yang terbawa bersama aliran udara.
purging, dan pembentukan atmosfer inert. Sifat inert gas nitrogen menjadikan gas
69
ini berfungsi proteksi kerena dapat mencegah kerusakan suatu zat akibat kontak
dengan udara.
Udara umpan dari section 125 dikompresi hingga 7,5 bar saat masuk unit
timing. O2 dan unsur-unsur lain dari umpan akan tertahan pada carbon molecular
sieve (CMS) sehingga diperoleh N2 murni. Kadar O2 keluaran PSA berkisar pada
sedangkan nitrogen dilewatkan pada filter untuk memisahkan nitrogen dari pecahan
CMS yang ikut terbawa. Setelah itu, dialirkan ke regeneration buffer untuk
lebih dari itu, nitrogen akan diabsorpsi kembali pada PSA. Tekanan akhir nitrogen
seluruh kebutuhan airnya, yaitu: air lagon, air yang dibeli dari pertamina Tongkang
(PTK), dan air dari Adira Tirta Batam (ATB). Air yang dibeli dari ATB merupakan
air bersih yang siap dipergunakan untuk kebutuhan umum. Air ini ditampung dalam
tangki penampung 501 T50. Air lagon berasal dari air hujan yang ditampung
disebuah lagon dekat pabrik. Air lagon digunakan sebagai sumber air karena
penggunaan air tanah tidak diperbolehkan. Air lagon dan air PTK merupakan air
keruh yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Pengolahan air ini
dilakukan pada section 508 dan dilanjutkan untuk memenuhi kualitas air proses
Pada section ini, dilakukan pemurnian awal air yang akan menjadi umpan
bagi section 105. Volume total air yang dapat diproses bergantung pada kondisi
lagon. Ketika air lagon sedang surut, volume air diproses sekitar 600-700 m3/hari,
sedangkan pada keadaan normal, volume air yang diproses mampu mencapai
±1850 m3/hari.
Air lagon dipompakan menuju coil pipe flocculator (CPF). Sebelum masuk
CPF, ditambahkan lime, flokulan, dan koagulan ke dalam air. Lime berfungsi ganda
yakni sebagai koagulan dan pengaruh pH agar berada dalam rentang operasi
padatan pengotor dapat dipisahkan dari air. Koagulan yang ditambahkan adalah
polielektorlit. Didalam CPF yang berbentuk spiral, terjadi pengikat kotoran dan
membentuk flok.
2. Waktu pengikat kotoran dapat lebih lama, sehingga proses pemisahan dapat
ketika air melewati floculant compartement. Kemudian air menuju clarifier yang
terdiri dari plate dan lamella dimana butiran pengotor kecil akan tertahan, untuk
memastikan air telah bebas dari flok yang terbentuk, air lalu disaring dengan media
71
pasir dan kerikil pada gravity sand filter. Sand filter yang telah jenuh dibersihkan
secara backwash dengan air bersih setiap 8 jam. Air keluaran section ini ditampung
dalam clear water basin dan dialirkan tangki 501 T50. Kedalam tangki ini, juga
ditambahkan air dari ATB sebelum diolah lebih lanjut pada section 501. Skema
Section ini mengolah air keluaran section 508 dan air dari ATB untuk
menghasilkan air utilitas dan air demin. Diharapkan tidak ditemukan lagi padatan
tersuspensi, zat terlarut (gas, garam, mineral, logam, bahan organik), serta
mikroorganisme pada hasil akhir pengolahan air. Produk keluaran section ini
berupa:
antara lain sebagai indirect cooling water (ICW), dan pembersih plant.
mineral seperti Ca, Mg, K, Fe, Cl, dan SiO2. Air ini digunakan untuk
kebutuhan pabrik yang khusus seperti Tempered Cooling Water (WCT) dan
Raw water (dari 501 T1 pada tekanan 4 bar abs dan temperatur 25°C)
terlarut dan gas terlarut yang bersifat korosif seperti CO2. Besi yang terlarut
dalam air biasanya terbentuk akibat karbonat atau ferosulfat dan dapat
72
air utilitas.
air, sehingga besi akan bereaksi membentuk oksida yang bersifat tidak larut.
Setelah di aerasi, raw water lalu dilewatkan pada 3 buah sand filter yang
diperbolehkan dalam utility water adalah 30 ppm. Sand filter yang telah
jenuh dibersihkan dengan cara backwash. Utility water lalu disimpan dalam
berturut-turut:
menghilangkan mineral.
exchanger.
e. Mixed bed exchanger yang terdiri dari cantion exchanger dan anion
mikroohm.
housting, laboratorium, klinik, dan kantin. Air dari section 501 masuk ke dalam
Kemudian, dialirkan menuju multi media sand filter yang terdiri dari berbagai
macam media (pasir, krikil, dan karbon aktif) untuk menghilangkan bau, bakteri,
Air pendingin dihasilkan dari section ini, terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem ini adalah laju alir
a. Anti korosif
pipa.
b. Anti scale
c. Anti fouling
d. Anti mikroorganisme
section 109 masuk cooling tower 129 E2 pada temperatur ±42°C dan
tekanan 2,8 bar dengan cara di spray. Cooling tower dilengkapi dengan
tiga buah fan untuk membantu pertukaran panas. Air yang memasuki
umpan berupa kondensat high pressure steam dari plant dan make up demin
water. Pendinginan dilakukan dengan 4 buah fan cooler melalui udara yang
Pengaturan sistem ini dilakukan pada laju alir WCT melalui penambahan
dalam expansion vessel yang berada di lantai paling atas methyl ester
dalam bentuk garam NaNO3 700-1200 ppm sebagai pelapis dinding pipa.
4,8 bar (abs). Setelah digunakan, tekanan WCT turun menjadi 3,6 bar abs
kebocoran. Untuk keperluan start up, air dipanaskan terlebih dahulu melalui
Penyediaan energi listrik pada plant EOB dipenuhi melalui turbin yang
Proses ini terjadi pada section 502 dengan sistem back up pada section 503.
menambah unit generasi steam dan OTH berbasis batubara. Proses tersebut
dipisahkan menjadi dua section baru, yaitu section 518 : Power Plant Coal Boiler
dan section 519 : Coal OTH. Namun kedua section tersebut tidak dibahas disini
Section ini bertugas untuk memasok kebutuhan listrik dan steam untuk
keperluan proses keseluruhan komplek plant. Steam yang dihasilkan dari section
±160°C.
bertemperatur 210°C.
440°C.
Dari ketiga steam tersebut, hanya LP-steam dan MP-steam yang digunakan
Air demin dari tangki 501 T3 pada temperatur ±29°C dicampur dengan
kondensat yang berasal dari turbin dan keluaran proses, kemudian masuk dearator,
tekanan 0,2 bar, dan pH 8,5-9,5. Sebagian BFW tersebut dialirkan ke section 109
dan sebagian lagi menuju preheater drum dalam boiler. Dalam preheater
peningkatan temperatur lebih lanjut akibat pertukaran panas dengan flue gas. Flue
gas merupakan gas hasil pembakaran NG dengan udara terjadi diluar pipa air
BFW selanjutnya masuk ke dalam steam drum. Steam drum dan lower drum
terhubung dengan evaporator, sehingga steam yang terdapat pada lower drum akan
naik, sedangkan air yang berada pada steam drum akan turun secara overflow.
Oleh karena itu, mencegah naiknya temperatur secara berlebihan, steam di spray
superheater 2 untuk mencapai target temperatur live steam 450°C pada tekanan 40
bar.
78
bersama dengan steam dari section 109 (temperatur 205°C) dan menghasilkan LP-
b. Turbine/Generator Set
2 buah turbin, sehingga generator akan berputar pada poros yang sama. Daya yang
Turbin yang terdiri atas 2 stage yaitu extraction stage dan condensation
stage. Extraction stage menghasilkan extract steam, yang bertekanan 15 bar, yang
exhaust steam bertekanan 0,03 (tekanan ini dihasilkan oleh ejector) yang kemudian
akan didinginkan pada air cooling condencer dengan udara sebagai media
pendingin. Kondensat akan dialirkan ke aerator yang terdapat pada common boiler
steam. Pada turbin juga terdapat lup oil yang berfungsi sebagai pelumas, penyerap
kebutuhan steam ±42 ton/hr. Pada generator terdapat transmission gear yang
Setelah digunakan dari jalur produksi, aliran steam yang kembali umumnya
hal yang tidak diharapkan karena dapat mengurangi temperatur dan tekanan steam.
Oleh karena itu kondensat perlu dikeluarkan dari jalur secara berkala. Selain
tersebut lalu di campur, sehingga aliran total memiliki tekanan kira-kira 3 bar
yakni: dialirkan ke condensate drum 10 D11 dan langsung dialirkan ke section 502.
Pembagian ini bertujuan agar tidak tidak terjadi akumulasi kondensat dalam section
502.
Apabila terjadi kerusakan pada section 502, sehingga steam ataupun listrik
yang dihasilkan 502 tidak dapat memenuhi kebutuhan plant, maka section 503
a. Boiler Mini
b. Dua buah genset SKL berbahan bakar solar dengan kapasitas 2,2 MW
c. Satu buah genset Caterpillar berbahan bakar solar dengan kapasitas 3,4
MW
d. Satu buah genset MTU berbahan bakar solar dengan kapasitas 800 Kv
E. Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan EOB berupa limbah padat, cair, dan gas. Untuk
emisi gas, EOB melaksanakan pemeriksaan pada lingkungan pada titik pantau yang
dilakukan sendiri dalam section 507 (waste water treatmen) dan section 516
1. Limbah spent earth dan non B3 (Bahan Bahan Berbahaya) diinsinerasi pada
section 301
EOB telah dilakukan dengan baik. Hal ini ditandai dengan sertifikat ISO 14001
Pada incinerator limbah padat berupa filter aid, scum cake, bleahing earth,
activated carbon, dan oil sludge dibakal untuk menghilangkan kandungan minyak
yang masih tersisa didalamnya. Debu hasil pembakaran incinerator sudah tidak
lingkungan melalui cerobong (stack) pada ketinggian tidak kurang dari 20 meter,
adalah rotary kiln, dimana pada bagian dalam incinerator tipe ini, terdapat spiral
Pada section ini diolah limbah cair yang berdasarkan COD tinggi. Kadar
COD akan naik apabila mode short chains sedang dijalankan karna banyak fraksi
ringan yang terikut dalam sistem vakum. Sistem pengolahan air limbah section ini
perbedaan densitas pada oil water separator. Minyak yang terpisah ditampung
asam (HCl) pada separator karena kelarutan minyak dalam air berkurang seiring
yang terlarut dalam air (minyak yang masih tersisa) direaksikan dengan:
Air lalu memasuki unit Coiled Pipe Flocculator (CPF) dan ditambahkan
flokulan (Nalco 8173) untuk memperbesar ukuran flok agar lebih mudah
berjalan lebih baik. Dari CPF aliran flokulasi pada tiltable plate flocculator (TPF)
bawah TPF dimasukkan ke filter press untuk membentuk sludge cake yang
Dari TPF air dialirkan ke collection pit untuk menyeragamkan kadar COD
±10.000 ppm dengan cara sirkulasi internal secara kontinu agar nilainya stabil
supaya bakteri dalam bioreactor tidak mati. Dalam collection pit, pH mengalami
penurunan karena adanya aktivitas bakteri anaerob yang mengionisasi H2O menjadi
H2. Kemudian air limbah diproses secara biologis pada section 516 yang terdiri dari
penambahan NaOH) dan menambahkan nutrient berupa asam fosfat, urea, dan besi
secara parallel. Proses pengolahan limbah secara anaerob teridiri dari empat tahap,
yaitu:
Air limbah yang keluar dari bioreaktor memiliki nilai COD sebesar 4000
ppm, kemudian dialirkan ke bioreactor filling tank 506 T2 dimana air imbah
Aerobic plant terdiri dari 3 bioreaktor yang bekerja secara bergantian dan
F. Kolam Aerobik
Aliran keluaran dari aerobic plant memiliki COD sekitar 200 ppm, sebelum
air limbah yang diolah di aerobic plant dibuang ke laut, terlebih dahulu air limbah
tersebut di filter didalam sebuah alat filter press. Hal ini bertujuan untuk menyaring
Pemantauan terhadap air limbah yang akan dibuang ke laut dilakukan setiap hari
lingkungan.
2.6.16 Maintenance
Batam.
A. PM
B. Instrumen
C. Electric
D. Mechanic
E. Workshop
1. Standar Pemeliharaan
2. Prosedur Pemeliharaan
3. Jadwal Pemeliharaan
peralatan. Jadwal ini sudah disiapkan pada saat rapat instruksi kerja tertulis.
105 Hydrogenation.
maintenance akan langsung bergerak untuk mengatasi masalah yang terjadi. Jika
kerusakan tidak bisa diatasi, mak pihak maintenance akan dipanggil pihak luar yang
lebih berkompeten.
Audit dan control adalah suatu proses sistematis yang secara objektif
memperoleh serta mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang aktivitas untuk lebih
kenyataan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak
1. ISO : Quality
86
b. Enviroment : RSPO
2. Warehouse-Receiving CPKO
a. Quality : Warna
3. TF-Storage (Product)
5. Utilitas
6. HR-Training
b. Enviroment : Peraturan
7. Mechanic
2.7.1 Manajemen
Halal, dan kosher (layak dan boleh dikonsumsi atau dipakai dalam ajaran Yahudi,
layaknya halal dalam islam). Sertifikat ISO yang telah didapatkan oleh PT
Ecogreen Oleochemical adalah ISO 9001 tentang sistem manajemen mutu, ISO
14001 tentang sistem manajemen lingkungan, dan ISO 22000 tentang sistem
menerapkan produksi yang tersertifikasi halal dari MUI dan Kosher yang diberikan
lain:
1. Jam kerja
2. Kerja lembur
4. Hak cuti
5. Keselamatan kerja
89
2. Ada hal darurat dan ada pekerjaan-pekerjaan yang jika tidak segera
4. Seorang karyawan shift harus bekerja karena penggantinya tidak atau belum
dating.
1. Sistem Penggajian
2. Pembayaran Gaji
Pembayaran gaji dilakukan paling lambat pada tanggal terakhir dari bulan
berjalan dan apabila tanggal tersebut jatuh pada hari minggu atau hari libur
bus karyawan bagi karyawan yang tinggal di Kota. Bus tersebut akan
shift.
Hak cuti secara umum (cuti tahunan maupun cuti karena sakit) diberikan
diberikan kepada karyawan yang telah bekerja dari satu tahun. Cuti tahunan adalah
cuti selama total 12 hari dengan gaji penuh bagi karyawan yang mengambilnya.
penunjang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan seperti klinik dan sistem
peralatan kerja yang sesuai bagi karyawan untuk dipakai dalam lingkungan kerja
antara lain:
dan tamu yang akan memasuki area proses. Helmet umumnya digunakan
dan tamu yang memasuki area proses untuk melindungi kaki dari bahaya
maupun jeans.
batubara) maupun gas kimia berbahaya (masker gas, umum dipakai analis
berada diarea proses dengan tingkat kebisingan yang tinggi (>95 dB) dalam
7. Pelindung wajah (face shield) untuk melindungi wajah dari cipratan bahan
kimia.