Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

PEMERIKSAAN NON-DESTRUCTIVE TESTING PADA HEAT


EXCHANGER DI PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

Jurusan Teknik Mesin


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Yudha Fikry Gumay
NIM : 3331170077

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2019

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa ta’ala
karena atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan kepada penulis hingga
penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktek di PT. Lautan Otsuka
Indonesia. Adapun tujuan dari penyusunan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
persyaratan dalam menyelesaikan salah satu mata kuliah wajib, yaitu Kerja Praktek pada
program Strata-1 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

Penulis menyadari dalam penyusunan l kerja praktek ini tentunya tidak akan
dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ipick Setiawan, S.T., M.Eng sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin FT
UNTIRTA
2. Bapak Yusfardi Yusuf, S.T., M.T sebagai Kordinator Kerja Praktek Teknik
Mesin FT UNTIRTA
3. Bapak Iman Saefullah, S.T., M.T sebagai Dosen pembimbing kerja praktek
4. Orang Tua yang selalu mendukung dalam setiap aktivitas dan pembuatan
5. M. Yudha Fikri Gumay dan Ronal Aditya yaitu teman sesama praktikan di PT.
Lautan Otsuka Chemical Indonesia
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan. Akhir kata penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan penyampaian semga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Terimakasih.

Cilegon, 13 September 2019

Penyusun

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Kerja Praktik ............................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 2
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Kerja Praktek ......................................................................................... 3
1.4.1 Bagi mahasiswa........................................................................................... 3
1.4.2 Bagi Lembaga Pendidikan .......................................................................... 3
1.4.3 Bagi Perusahaan .......................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penulisan .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah HeatExchanger........................................................................................ 5
2.2 Pengertian HeatExchanger .................................................................................. 6
2.3 Jenis-jenis HeatExchanger ................................................................................... 6
2.4 Prinsip Kerja HeatExchanger .............................................................................. 8
2.5 Kasus dan Penyebab Kerusakan HeatExchanger ................................................ 9
2.6 Perawatan pada HeatExchanger ........................................................................ 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian ..................................................................................... 14
BAB IV JADWAL PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................. 16
4.2 Tabel atau Gantchart Pelaksanaan Kerja Praktek.............................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa iii
1. Curiculum Vitae Mahasiswa
2. Transkrip Akademik
3. Surat Permohonan Kerja Praktek / Magang
4. Surat Kesediaan Pembimbing

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruksi alat penukar kalor jenis shell and tube ........................ 7
Gambar 2.2 Alat penukar kalor jenis double pipa ............................................ 8
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktik ................................................................... 14

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gantchart Kerja Praktek ................................................................... 16

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa vi
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi yang digunakan manusia telah membantu manusia


dalam menyelasaikan berbagai hal di dalam kehidupan bermasyarakat.
Dimulai dari teknologi sederhana menjadi teknologi modern yang dapat
dipakai oleh manusia. Dengan ini, mahasiswa diajak untuk
mengembangkan teknologi yang sudah ada dan berdampak pada
masyarakat. Kerja Praktek dimaksudkan untuk mengaplikasikan dan
mengembangkan dasar pengetahuan yang ada selama perkuliahan. Kerja
Praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat maupun
di perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dan melihat relevansinya di masyarakat maupun melalui jalur
pengembangan diri dengan mendalami bidang ilmu tertentu dan
aplikasinya.
Mahasiswa di Indonesia harus siap untuk menyiapkan diri
menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata tetapi juga aplikasinya
dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang di dapat di bangku
praktek akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan suatu
pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada siswa
tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam
bidang mesin yang ditekuni.

PT. Lautan Otsuka Indonesia adalah join venture antara Otsuka


Chemical Co, Ltd Jepang dan PT Lautan Luas Tbk Indonesia, didirikan
pada tanggal 17 Juli tahun 1989 sebagai Foaming Agent Pabrik pertama di
Indonesia. Pt. Lautan Otsuka Indonesia mulai memproduksi Chemical
Busa Agen -. Azodicarbodinamide efektif pada bulan September 1990 di
pabrik Cilegon di bawah lisensi dan dukungan teknis dari OTSUKA
CHEMICAL CO, LTD, – Jepang yang aktif dalam membawa pengetahuan
teknis ke seluruh pelosok dunia dan terlibat dalam bidang ini selama lebih
dari 50 tahun.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Di PT. Lautan Otsuka Indonesia memproduksi berbagai kelas agen
berbusa kimia yang berlaku secara luas untuk berbagai keperluan termasuk
isolasi termal dan suara, penyerapan shock, dan ornamen. Ini memiliki
fitur yang baik seperti variasi kecil penuaan, stabilitas penyimpanan
unggul, dan penanganan mudah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Berfungsi sebagai apakah HeatExchanger ?
2. Kerusakan apa saja yang sering terjadi pada HeatExchanger ?
3. Apa yang menyebabkan kerusakan yang terjadi pada HeatExchanger ?
4. Bagaimana cara memperbaiki kerusakan pada HeatExchanger ?
5. Bagaimana perawatan pada HeatExchanger ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mahasiswa dapat mengamati proses dan operasi Perawatan
secara langsung sehingga dapat mengetahui dan menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi sebenarnya di industri dan pada akhirnya
akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknologi baru yang
belum pernah didapatkan di bangku kuliah. Mahasiswa dalam hal ini
sekaligus sebagai pengemban tugas baik di lembaga maupun di industri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik adalah


agar praktikan mampu :

a. Untuk menjamin kesiapan HeatExchanger melakukan operasional


di PT. Lautan Otsuka Chemical Indonesia.
b. Untuk mempelajari penginspeksian NDT pada HeatExchanger

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2
c. Untuk memelihara kondisi mesin agar tidak terjadi kerusakan atau
kebocoran pada waktu terjadinya proses dan dapat meningkatkan
umur HeatExchanger di PT. Lautan Otsuka Chemical Indonesia.
d. Untuk mengetahui perawatan HeatExchanger di PT. Lautan
Otsuka Chemical Indonesia dan cara memperbaiki HeatExchanger.

1.4 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Kerja Praktik adalah


sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengetahui perawatan apa saja yang dapat


dilakukan pada HeatExcanger
b. Mahasiswa dapat belajar bagaimana cara untuk melakukan
perawatan pada mesin HeatExchanger.
c. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang diproduksi di PT.
Lautan Otsuka Chemical Indonesia

1.4.2 Bagi Lembaga Pendidikan

d. Terjalinnya hubungan baik antara Jurusan Teknik Mesin Fakultas


Teknik Universitas Tirtayasa dengan PT. Lautan Otsuka Chemical
Indonesia Tbk, sehingga memungkinkan kerjasama
ketenagakerjaan dan kerjasama lainnya.
a. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.
b. Sebagai wahana untuk mengimplementasikan perkembangan dunia
industri terhadap usaha pengembangan ilmu pendidikan dan
pengaanjaran sehingga terjadi kesesuaian antara dunia industry dan
dunia pendidikan.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 3
1.4.3 Bagi Perusahaan

a. Memungkinkan untuk memperoleh masukan-masukan baru dari


lembaga pendidikan melalui mahasiswa yang sedang dan telah
melakukan Kerja Praktik.
b. Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan
khususnya Fakultas Teknik Universitas Tirtayasa, sehingga
semakin dikenal oleh lembaga pendidkan sebagai pemasok tenaga
kerja dan masyarakat sebagai konsumen.
c. Membantu program pemerintah dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dan siap terjun ke dunia industri.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan

Pada pelaksanaan kerja praktek ini, penulisan laporan disesuaikan


dengan tugas yang diberikan oleh perusahaan & dipelajari oleh penulis,
yaitu: “PEMERIKSAAN NON-DESTRUCTIVE TESTING &
PERAWATAN PADA HEATEXCHANGER DI PT. LAUTAN
OTSUKA CHEMICAL INDONESIA”

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah HeatExchanger

Plate Heatexchanger muncul di tahun 1920-an dan diterapkan


untuk industri makanan. Penukar panas terbuat dari papan escrow kompak
dalam struktur dan baik dalam efek transfer panas, sehingga ia telah
berkembang menjadi berbagai bentuk. Di awal 30, Swedia dibuat pertama
spiral Plate Heatexchanger. Kemudian Inggris menggunakan mematri
untuk menghasilkan piring-Genset terbuat dari tembaga dan bahan paduan
untuk pembuangan panas mesin pesawat. Pada akhir 30, Swedia
menciptakan pertama shell-dan-tube heat exchanger untuk pabrik-pabrik
pulp.

Sementara itu, untuk memecahkan masalah transfer panas media


korosif kuat, Penukar panas terbuat dari bahan baru telah memberikan
perhatian. Di sekitar 60, karena perkembangan teknologi Antariksa dan
ilmu pengetahuan mutakhir, ini sangat mendesak untuk memerlukan
berbagai efisien dan kompak penukar panas, ditambah dengan
pengembangan stamping, mematri dan penyegelan teknologi, Penukar
panas proses manufaktur telah lebih ditingkatkan, sehingga
mempromosikan pengembangan dan penerapan berbagai penukar panas
permukaan plate kompak. Selain itu, sejak 60 's, untuk beradaptasi dengan
suhu tinggi dan tekanan tinggi kondisi perpindahan panas dan kebutuhan
energi, Penukar panas shell-dan-tabung khas telah telah dikembangkan
lebih lanjut.

Di tengah-tengah 70, Penukar panas panas pipa dibuat berdasarkan


penelitian dan pengembangan pipa panas untuk memperkuat perpindahan
panas. Relatif aliran cairan di penukar panas umumnya memiliki dua jenis,
industri hilir, dan countercurrent. Hilir, suhu fluida dua pintu masuk
adalah yang terbesar, dan sepanjang perpindahan panas permukaan secara
bertahap dikurangi dengan perbedaan suhu keluar adalah yang terkecil.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Ketika countercurrent, distribusi cairan dua sepanjang permukaan transfer
panas suhu lebih seragam. Di bawah kondisi suhu inlet dan outlet pelari
dingin dan panas tertentu, perbedaan suhu rata-rata countercurrent adalah
maksimum hilir ketika cairan kedua telah ada perubahan fase.

2.2 Pengertian HeatExchanger

Dalam Bahasa Indonesia HeatExchanger memiliki arti harfiah alat


penukar panas. Pengertian ilmiah dari HeatExchanger adalah sebuah alat
yang berfungsi untuk mentransfer energi panas (entalpi) antara dua atau
lebih fluida, antara permukaan padat dengan fluida, atau antara partikel
padat dengan fluida, pada temperatur yang berbeda serta terjadi kontak
termal. Lebih lanjut, HeatExchanger dapat pula berfungsi sebagai alat
pembuang panas, alat sterilisasi, pesteurisasi, pemisahan campuran,
distilisasi (pemurnian, ekstraksi), pembentukan konsentrat, kristalisasi,
atau juga untuk mengontrol sebuah proses fluida.

Satu bagian terpenting dari HeatExchanger adalah permukaan


kontak panas. Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu
zat ke zat yang lain. Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh
heat exchanger tersebut, maka akan semakin tinggi nilai efisiensi
perpindahan panasnya. Pada kondisi tertentu, ada satu komponen
tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan luas total bidang
kontak perpindahan panas ini. Komponen tersebut adalah sirip.

2.3 Jenis-jenis HeatExchanger

Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu


terminology yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-
bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat
Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger Manufactures
Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi
para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini
beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 6
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat
Exchanger, yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan
didasarkan pada segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-
proses umum industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger dapat dibedakan atas :

Shell and Tube


Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan dan petrokimia. Alat ini terdiri dari sebuah shell
(tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa
dengan diameter yang relative kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-
pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih
didalam shell.
Keuntungan Shell and Tube Heat exchanger merupakan Heat
exchanger yang paling banyak digunakan di proses-proses industri karena
mampu memberikan ratio area perpindahan panas dengan volume dan massa
fluida yang cukup kecil. Selain itu juga dapat mengakomodasi ekspansi
termal, mudah untuk dibersihkan, dan konstruksinya juga paling murah di
antara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida pada shell-side mengalir
melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan perpindahan kalor yang
lebih tinggi, maka di dalam shell tersebut dipasangkan sekat/penghalang
(baffles).

Gambar 2.1 Konstruksi alat penukar kalor jenis shell and tube

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 7
Double Pipe (Pipa Ganda)
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-
sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini
dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan
kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk
siripnya ada yang memanjang, melingkar dan sebagainya.

Gambar 2.2 Alat penukar kalor jenis double pipa

spiral
Jenis ini menpunyai bidang perpindahan panas yang melingkar.
Karena alirannya yang melingkar maka system ini dapat “Self Cleaning”
dan mempunyai efisiensi perpindahan panas yang baik. Akan tetapi
konstruksi seperti ini tidak dapat dioperasikan pada tekanan tinggi.

Plate sirip heat Exchanger


Jenis Exchanger menggunakan panas "sandwiched" berisi petikan
Fins untuk meningkatkan efektifitas dari unit. Crossflow yang meliputi
desain dan counterflow digabungkan dengan berbagai konfigurasi seperti
sirip lurus Fins, offset Fins dan berombak Fins.

2.4 Prinsip Kerja HeatExchanger

Prinsip kerja dari HeatExchanger adalah sebagai berikut ini:

Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan


melewati dua bidang batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah
dinding pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam. Pada heat exchanger
ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu: annullus/shell (pipa yang

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 8
berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam). Berdasarkan jenis
alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pararel Flow

Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran


yang searah. Kedua fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu
yang besar. Perbedaan temperatur yang besar akan berkurang
seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida
panas.

2. Counter Flow

Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yan


mengalir dalam HE masuk dari arah yang berlawanan. Aliran
keluaran yang fluida dingin ini suhunya mendekati suhu dari
masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih
efekrif dari paralel flow.

3. Cross flow HeatExchanger


Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang
lain. Biasa dipakai untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa.
Misalnya sistem kondensor uap (tube and shell heat exchanger), di
mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam tube
dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.

2.5 Kasus dan Penyebab Kerusakan pada HeatExchanger

Banyak sekali kasus pada kerusakan pada kerusakan pada


HeatExchanger di Industri diantaranya:

a. Kerusakan mekanik akibat salah angkat atau salah angkut


(mishandling) Jenis kerusakan rnekanis dapat disebabkan oleh
cara-cara penanganan yang salah (seperti kerusakan mekanis pada
shell akibat pengangkatan dan transportasi berupa goresan dalam
(scratch), melesak kedalam (dent) dan kerusakan pada dudukan

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 9
gasket di flens. Kerusakan pada tube bundle berupa beberapa
tube tergores dalam, gepeng, bengkok/melengkung, tube sheet
(dudukan tube) rusak, over expansion pada beberapa ujung tube
sewaktu pengerolan dalam dudukan tube, dan lain-lain. Kerusakan
pada tube bersirip (fins tube) biasanya berupa kerusakan pada fin
karena tertindih benda berat.
b. Kerusakan mekanik akibat operasi kerusakan mekanis akibat operasi
adalah antara lain erosi di dalam pipa yang diakibatkan Oleh
adanya butir-butir padat di dalam fluida yang mengalir deras.
Serangan erosi ini biasanya terjadi pada ujung-ujung tube pada bagian
pemasukan fluida.
c. Kerusakan akibat serangan karat
1. Kerusakan sebelah luar tube dan sebelah dalarn shell Kerusakan
ini disebabkan oleh kondisi fluida diruang shell sangat asam
sehingga menimbulkan karat baik pada dinding shell sebelah
dalam maupun dinding luar tube. Untuk penggunaan didalam
industri kimia misalnya
2. Kerusakan didalam pipa (tube) Kerusakan di dalam tube biasanya
disebabkan oleh hal-hal berikut : 1. Deposisi korosi pada pipa
titanium akibat aliran air pendingin yang terlalu lambat. 2.
Kandungan asam naphthanic dalam produk yang dialirkan kedalam
tube. 3. Kombinasi korosi dan erosi. anjungan lepas pantai.
Kerusakan-kerusakan ini
d. Kerusakan ini agak langka, namun pernah terjadi dan
mengakibatkan kerusakan mekanis terutama pada tube. Hal ini
disebabkan oleh getaran yang timbul karena adanya resonansi
sewaktu suatu alat penukar kalor tipe shell & tube dioperasikan.
Getaran itu sedemikian hebat sehingga merusak dinding tube
tepat di posisi baffle plate (piring kejut) akibat tumbukan antara
dinding tube dengan lubang dudukan pada baffle plate tersebut.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 10
2.6 Perawatan pada HeatExchanger

Perawatan adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak


diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di
pabrik. Berikut ini adalah perawatan pada HeatExchanger

1. Breakdown Maintenance
Metode ini paling umum diterapkan pada industry terutama yang
menggunakan teknologi konvensional dimana biaya untuk mengganti
atau memperbaiki peralatan atau mesin akan lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya peralatan secara periodik. Pada system ini
kegiatan maintenance baru akan dilaksanakan bila peralatan sudah
dalam kondisi betul –betul rusak (breakdown). Biaya breakdown
maintenance kemungkinan akan lebih murah dari pada perawatan yang
lain. Keseimbangan yang baik antara preventive maintenance dengan
breakdown maintenance akan memberikan total ongkos yang
minimum.
2. Predictive Maintenance
Adalah suatu kegiatan pemeliharaan suatu alat/mesin yang
didasarkan atas kondisi mesin yang telah menunjukan adanya gejala –
gejala suatu kerusakan dengan indikasi peralatan tersebut bekerja
dibawah standar. Pada predictive maintenance ini terdapat beberapa
metode analisis yang disesuaikan dengan jenis peralatan yang akan
diukur, yaitu :
• Ultrasonic
Metode ini banyak digunakan untuk mendeteksi kebocoran pada
sistem udara dan gas bertekanan tinggi, melokalisir kebocoran tube
dan korona, untuk pemeriksaan hasil pengelasan dan masih banyak
digunakan untuk aplikasi lain.
• Visual inspection
Metode ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh pihak produksi
yang secara langsung mengawasi proses pengoprasian suatu peralatan,
sehingga mengetahui pada bagian mana titik kritis peralatan tersebut.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 11
Selain dari hal diatas ada juga struktur utilisasi waktu yang
digunakan, yaitu:

a. Shutdown Time

Adalah waktu dimana pabrik dengan sengaja dan terencana


tidak dioperasikan (off), berdasarkan shutdown time
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Holiday adalah waktu dimana operasi pabrik sengaja


dihentikan akibat adanya hari libur tertentu yang khusus
ditetapkan oleh perusahaan untuk karyawan operasional pabrik.

2. Overhaul adalah waktu dimana operasi pabrik sengaja


dihentikan untuk dilakukan perbaikan – perbaikan besar dan
periodik terhadap peralatan produksi selama jangka waktu
tertentu.

3. Preventive Repair adalah waktu dimana operasi pabrik sengaja


dihentikan untuk melakukan perbaikan yang bersifat
pencegahan (preventive) pada alat atau mesin.

4. Planned Set Up adalah waktu dimana pabrik sengaja dihentikan


untuk dilakukan penyesuaian terhadap alat – alat produksi.

b. Loading Time

Adalah waktu dimana fasilitas produksi siap dioprasikan secara


optimal.

a. Force Manjeure

Adalah kondisi dimana pabrik tidak dapat beroperasi karena terjadi


hal –hal yang berada diluar kendali manajemen perusahaan seperti
bencana alam, huru-hara, kerusuhan politik dan lain sejenisnya.

3. Preventive Maintenance
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-
kadang disebut sebagai “perawatan yang direncanakan” atau

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 12
“perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatam jenis
ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan
kehandalannya. Tujuannya adalah untuk menjaga keadaan peralatan
sebelum peralatan itu menjadi rusak. Perawatan yang terjadwal selalu
lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal.
Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan
mengadakan inspeksi dan pengecekan peralatan seteliti mungkin.
Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan mesin,
tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat
membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang
menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha
perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.
a. Inspeksi
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan
inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditunjukan untuk
mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada
mesin yang sedang beroperasi. Sedangkan inspeksi bagian dalam
ditunjukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang
dipasang pada bagian dalam
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati,
karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin
kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan
terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan
mesinkehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian
frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan
berdasarkan pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu
dipertimbangkan dengan matang.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 13
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Adapun bagian alir penelitian yang menggambarkan apa yang akan
dilaksanakan dan tahapan penelitian kerja praktek adalah sebagai berikut:

Mulai

Studi Literatur

Data:
1. Survey
Pengambilan Data Lapangan
2. Informasi
dan Data
Perusahaan

Analisa
Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Metode penelitian pada tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah
Metode ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah sesuai dengan
topik yang dibahas serta menentukan data yang diperlukan.
2. Studi Literatur
Metode ini digunanakan untuk kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah
bahan penelitian.
3. Pengambilan Data
Metode ini digunakan untuk mengambil data pada saat survey di lapangan
dan informasi tentang perusahaan tersebut.
4. Analisa Data
Metode ini untuk menganalisa data yang didapatkan menurut teori-teori
yang didapatkan.
5. Kesimpulan
Menarik kesimpulan yang didapat dalam penelitan tersebut.

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 15
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

BAB IV
JADWAL PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Pelakasanaan Kerja Praktek

Berikut ini adalah jadwal kerja praktek yang penulis lakukan


beserta dengan keterangan pendukung lainnya:
Tempat : Gunungsugih, Kec. Ciwandan, Kota Cilegon, Banten
Telepon : (62-254) 601 150
Website : https://lautanotsuka.com/en/
Bidang : Petrochemical
Tanggal : 2 Januari 2020 sampai 31 Januari 2020 atau menurut
kebijaksanaan perusahaan.

4.2 Tabel atau Gantchart Pelaksanaan Kerja Praktek

Berikut adalah tabrl atau gantchart pelaksanaan kerja praktek


adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Gantchart Kerja Praktek


Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
Identifikasi Masalah, Tujuan
1
dan Rumusan Penelitian
2 Studi Literatur
3 Studi Lapangan
4 Pengumpulan Data
5 Pengolahan Data
6 Analisa dan Kesimpulan

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. LAUTAN OTSUKA CHEMICAL INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Dzulkarnain, Fitroh. 2015. Prinsip Kerja HeaExchanger. Pressure Vessel.


Dikutip 10 September 2019 dari Prinsip Kerja Pressure Vessel:
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-heat-exchanger/

Wikipedia. 2017. Pengertian Pressure Vessel. Pressure Vessel. Dikutip 10


September 2019 dari Pengertian dari Pressure Vessel:
https://id.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas

Ramadhani, Fachri. 2015. Proposal Kerja Praktek. Laporan Kerja Praktek.


Cilegon; FT UNTIRTA

Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai