Oleh
Amalia Tri Redjeki
NIM:
142018002
(TKA-308 KAJIAN TEKNOLOGI KIMIA II)
Oleh
Amalia Tri Redjeki
NIM: 142018002
(TKA-308 KAJIAN TEKNOLOGI KIMIA II)
2
ABSTRACT
By
Amalia Tri Redjeki
NIM: 142018002
(TKA-308 STUDY OF CHEMICAL TECHNOLOGY II)
3
FRUIT WASTE FERMENTATION
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh
Amalia Tri Redjeki
NIM: 142018002
(TKA-308 KAJIAN TEKNOLOGI KIMIA II)
Menyetujui
Pembimbing
Dosen Pembimbing
______________________
(Choerudin, S.T., M.T.)
Asisten
______________________
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan pada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala berkah dan karunia sehingga saya dapat menyelesaiakan
laporan praktikum yang berjudul “Fruit Waste Fermentation”, ucapan terimakasih
pun untuk bapak Choerudin S.T.,M.T selaku dosen pembimbing , dan kepada ibu
Virda Nur Lu’lu selaku asisten yang telah memberikan materi, nasihat,saran serta
kritik pada praktikum ini
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………................................................................................................i
ABSTRACT………................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI……....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI...............................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
Bab I Pendahuluan................................................................................................1
I.1 Latar Belakang....................................................................................1
I.2 Masalah Penelitian..............................................................................2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………...2
1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………………..2
6
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
7
DAFTAR TABEL
8
Bab I Pe
ndahuluan
9
sehingga persaingan antara kebutuhan pangan dan bahan bakar dapat
diminimisasikan. Biomassa lignoselulosa dalam bentuk material tanaman
seperti rumput, kayu, dan residu hasil panen menawarkan kemungkinan
sumber gula dapat diperbarui dan dapat diubah menjadi etanol. Potensi
menggunakan material lignoselulosa dalam produksi bioetanol sangat umum
dikenal. Akan tetapi, menghidrolisis lignoselulosa menjadi gula reduksi yang
dapat difermentasikan masih menjadi sebuah tantangan, karena mereka
memiliki struktur menyerupai kristal yang kuat dan biasanya dikelilingi lignin,
yang dapat mereduksi kemudahan akses bagi enzim hidrolitik. Pretreatment
biomassa lignoselulosa mengakibatkan pemecahan substansial struktur
lignoselulosa, hidrolisis fraksi hemiselulosa, depolimerisasi senyawa lignin,
dan defibrasi. Metode pretreatment yang beragam digunakan seperti
penambahan senyawa asam, penambahan senyawa alkali, ledakan uap, dan
ozonolisis. Kemudahan akses senyawa selulosa bagi enzim sangat dapat
ditingkatkan dengan menggunakan strategi efektif pretreatment (Mutreja et al.,
2011).
Pisang merupakan salah satu dari sumber daya pangan utama di dunia dan
menjadi peringkat keempat dunia dari bahan pangan signifikan setelah beras,
jagung, dan susu. Umumnya kulit/residu buah dikeringkan, digiling, dibentuk
pelet, dan dijual pada produsen pakan ternak dengan harga yang sangat murah
yang mana tidak menguntungkan. Meski kulit pisang merupakan limbah buah,
beratnya mencapai 30-40% dari berat buat total dan mengandung karbohidrat,
protein, dan serat dalam jumlah yang signifikan. Kulit pisang merupakan
limbah agrikultur yang mudah dijumpai dan berpotensi digunakan sebagai
media pertumbuhan untuk ragi, di samping kandungan karbohidrat yang tinggi
dan nutrien dasar lainnya yang dapat mendukung pertumbuhan ragi. Karena
kulit pisang mengandung lignin dalam jumlah rendah, dapat digunakan
sebagai substrat yang baik untuk produksi produk bernilai seperti etanol
(Singh et al., 2014).
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup
banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara
nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai
10
makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit pisang yang
cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan apabila bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan. Jumlah dari kulit pisang cukup
banyak, yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kandungan
unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
(Munadjim, 1988).
Menurut Badan Pusat Statistik (2014), sentra produksi utama pisang
Indonesia pada tahun 2012 antara lain berada pada Jawa Timur (1.362.881
ton), Jawa Barat (1.192.861 ton), dan Lampung (817.606 ton). Kabupaten
penghasil pisang terbesar adalah Jember, Malang, Lumajang, Bojonegoro, dan
Pasuruan. Selama periode 1997-2001, masing-masing kabupaten di atas
mengalami pertumbuhan produksi buah pisang rata-rata sebesar 68,728%,
56,99%, 30,51%, 17,44%, dan 13,65%.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Memproduksi etanol dari limbah organik buah pisang dengan proses
fermentasi
2. Menganalisa kadar gula (glukosa) dalam buah pisang
3. Menganalisa kadar alkohol dalam buah pisang
11
4. Menurunkan % rendemen yang diperoleh
5. Mengetahui dan memahami pengaruh lamanya proses fermentasi terhadap
jumlah etanol yang dihasilkan
Pada percobaan ini dilakukan proses fermentasi anaerob dari limbah buah
pisang. Sari buah pisang disterilkan dan disiapkan sebanyak 1000 ml. Sari buah
sebanyak 100 mL dimasukkan kedalam freezer. Sari buah sebanyak 1000 ml
difermentasikan dengan ragi saccharomyces cereviciae sebanyak 11 gram dan
dilakukan selama 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam, 64 jam, dan 108 jam
secara anaerob. Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu kalibrasi
piknometer, membuat kurva standar etanol dan glukosa. Setelah sari buah
difermentasi, dilakukan distilasi pemisahan etanol pada temperatur 75°C-78°C.
Variabel yang diamati yaitu indeks bias glukosa, densitas sari buah pisang,
densitas etanol, dan volume etanol yang dihasilkan.
12
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1. Bahan Baku
13
Tabel 2.1 Perkiraan Hasil Etanol Dari Sumber Pati Tanaman Pangan
Tanaman Produktivitas Umur Panen Etanol
Etanol (L/t)
Pangan (t/ha) (bulan) (L/ha/th)
Ubi kayu 180 40 9 7200
Jagung 385 6 3,5 4620
Ubi jalar 142 20 4 920,4
Sweet
76,7 6 3,5 3112
Sorghum
Pisang merupakan salah satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang
berada dan banyak dikembangkan di Indonesia. Syarat tumbuh yang toleran
dalam lingkungan yang luas dan juga teknik budidaya yang relative mudah
membuat pisang banyak dibudidayakan
Tanaman pisang diklasifikasikan kedalam kelas monokotil atau berbiji tunggal,
untuk lebih tahu tentang klasifikasi tanaman pisang bisa dilihat dibawah ini
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo : Musales
Famili : pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Kandungan dalam buah pisang yang kaya akan sumber vitamin. Selain
sebagai sumber vitamin dan mineral buah pisang yang masih hijau dapat
digunakan untuk gurah yaitu menghilangkan dahak dan menyaring suara,
sementara serat pada buah pisang bermanfaat dalam membantu orang yang sedang
diet, mengontrol suhu badan, dan menetralkan asam lambung.
14
Kandungan Gizi Banyaknya
Kalori 146 kal
Protein 2g
Lemak 0,2 mg
Gula 12 g
Karbohidrat 38,2 g
Zat besi 2,0 mg
Vitamin A 75 SI
Vitamin B 0,5 mg
Vitamin C 3 mg
Vitamin B6 0,4 mg
Air 59,1 g
Natrium 1 mg
Kalium 358 mg
Buah pisang ini memiliki banyak sekali manfaat, adapun manfaat-manfaat buah
pisang antara lain :
1. Membantu Atasi Hipertensi
2. Sumber Karbohidrat dan Vitamin A
3. Pisang Perlancar Metabolisme
4. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
5. Melancarkan Aliran Oksigen ke Otak
6. Mengatasi Anemia
7. Menurunkan Berat Badan
8. Untuk Merawat Kulit
9. Pisang sebagai "Mood Food
10. Menyehatkan Tulang
2.3 Glukosa
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai
rumus molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus
(γλυκύς) yang berarti manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai
rasa manis. Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula
buah karena glukosa banyak terdapat pada buahbuahan. Glukosa merupakan suatu
15
aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah
kanan.
Glukosa merupakan salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat
bagi manusia. Sama seperti tumbuhan, manusia juga membutuhkan glukosa setiap
harinya. Ini didapatkan mereka dari makanan dan minuman, seperti nasi, roti,
pisang, atau jus mangga. Karena Hampir semua sel di dalam tubuh mengandalkan
glukosa sebagai bahan bakarnya. Mulai dari sel otak dan saraf, sel darah merah,
sel dalam ginjal, otot, dan beberapa sel retina dan lensa mata. Manfaat glukosa
dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Sumber energi
Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makhluk hidup.
Penggunaan glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik, respirasi
anaerobik, atau fermentasi. Glukosa adalah bahan bakar utama manusia. Melalui
16
respirasi aerob, dalam satu gram glukosa mengandung sekitar 3,75 kkal (16 kilo
Joule) energi. Pemecahan karbohidrat menghasilkan monosakarida dan disakarida,
dengan hasil yang paling banyak adalah glukosa. Melalui glikolisis dan siklus
asam sitrat, glukosa dioksidasi membentuk CO2 dan air, menghasilkan sumber
energi dalam bentuk ATP. Glukosa merupakan sumber energi utama untuk otak.
Kadar glukosa yang rendah akan mengakibatkan efek tertentu.
2. Analit dalam tes darah
Glukosa merupakan analit yang diukur pada sampel darah. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap yaitu antara 70-100 mg
tiap 100 mL darah. Glukosa dalam darah dapat bertambah setelah memakan
makanan berkarbohidrat. Namun 2 jam setelah itu, jumlah glukosa akan kembali
pada keadaan semula. Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis,
jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah.
Etanol
Etanol atau etil alkohol C2H5OH, merupakan cairan yang tidak berwarna, larut
dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua pelarut organik, serta memiliki bau
khas alkohol. Sifat-sifat kimia dan fisis ethanol sangat tergantung pada gugus
hidroksil. Pada tekanan > 0,114 bar (11,5 kPa) ethanol dan air dapat membentuk
larutan azeotrop. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman,
bahan anti beku, bahan bakar, dan senyawa antara untuk sintesis senyawa-
senyawa organik lainnya. Etanol sebagai pelarut banyak digunakan dalam industri
farmasi, kosmetika, dan resin maupun laboratorium. Pada suhu kamar etanol
berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau khas. (Fessenden dan
Fessenden, 1986).
17
Sifat fisik dan kimia etanol
Tabel 2.3. sifat fisika dan kimia etanol
Sifat Fisika Sifat Kimia
Wujud : cair Mudah menguap
Berat molekul : 46,069 g/mol Mudap terbakar
Titik didih : 78oC Larut dalam air
Titik beku : -113,81oC
Densitas : 0,78989 g/cm3
Warna : bening
Bau : khas alkohol
Ada banyak manfaat dari menggunakan bahan bakar alternatif seperti Etanol,
sebagai permulaan itu adalah sumber daya terbarukan, bahan bakar fosil yang
digunakan untuk membuat bensin tidak terbarukan, sehingga suatu hari mereka
akan habis, itu karena hal ini bahwa orang-orang, telah menjadi lebih menyadari
bahan bakar alternatif dan aditif.Alasan lain yang baik untuk menggunakan bahan
bakar alternatif seperti Etanol adalah penurunan polusi, kita hanya memiliki satu
planet dan jika kita tetap polusi itu kita mungkin sangat baik menemukan diri kita
dengan tempat tinggal. Setiap langkah yang kita dapat membuat menuju
mengurangi polusi adalah positif. Alasan lain yang baik untuk
mempertimbangkan alternatif bahan bakar seperti etanol adalah bahwa hal itu jauh
lebih murah untuk menggunakan dan membuat, biaya utama yang terlibat dalam
pembuatan Etanol pada metoda pemrosesan.
2.4 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energy dalam sel
dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen) .Secara umum, fermentasi adalah salah
satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisik anfermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektroneksternal (Winarno & Fardiaz,1992).
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akantetapi beberapa
komponen lain dapat jugadihasilkan dari fermentasi seperti asam butiratdan aseton
(Satuhu & Supardi, 1994).
18
Fermentasi bioetanol dapat didefenisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yangdisebabkan enzim yang dihasilkan oleh massa
selmikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah glukosa
menjadi bioethanol oleh sel-sel ragi tape dan ragi roti (Prescott andDunn, 1959)
Aerob : C6H12O6 + 6O2 → 6CO3 + 6H2O + 675 kal + 38 ATP…………………..
(2.1)
Anaerob : C6H12O6→ 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP……………….…….
(2.2)
19
2.4.1 Variabel yang Berpengaruh Pada Proses Fermentasi
20
substrat yang lebih banyak karena substrat yang ada tidak cukup,karena itu
menurunkan kecepatan fermentasi.(Winarno & Fardiaz,1992).
6. Lamafermentasi
Lama fermentasi biasanya ditentukan pada jenis bahan dan jenis yeast serta gula.F
ermentasi berhenti ditandai dengan tidakterproduksinya lagi CO. Kadar etanol
yangdihasilkan akan semakin tinggi sampai waktuoptimal dan setelah itu kadar
etanol yangdihasilkan menurun (Prescott and Dunn, 1959).Pada penelitian ini
dipakai waktu yang dipakai 1,2, 3, 4 dan 5 hari.
7. Kadar Gula
Kadar gula yang optimum untukaktivitas pertumbuhan starter adalah 10-
18%.Gula disini sebagai substrat, yaitu sumber
karbon bagi nutrient ragi tape dan ragi roti yang mempercepat pertumbuhan untuk
selanjutnya menguraikan karbohidrat menjadi etanol. Apabila terlalu pekat,
aktivitas enzim akan terhambat sehingga waktu fermentasi menjadi lambat
disamping itu terdapat sisa gula yang tidak dapat terpakai dan jika terlalu encer
makahasilnya berkadar alkohol rendah. Jika kadar gula di bawah 10%fermentasi
dapat berjalan tetapi etanol yang dihasilkan terlalu encer sehingga tidak efisien
untuk didestilasi dan biayanya mahal. Jika kadargula di atas 18 % fermentasi akan
menurun danalkohol yang terbentuk akan menghambat aktivitas ragi, sehingga
waktu fermentasi bertambah lama dan ada sebagian gula yang tidak terfermentasi.
(Winarno & Fardiaz,1992).
8. Nutrisi ragi Nutrisi diperlukan sebagai tambahan makanan bagi
pertumbuhan ragi. Nutrisi yang diperlukan misalnya: garam ammonium (NH4CL)
dan garam phosphate (pupuk TSP).
21
Gambar 2.3 skema tahapan fermentasi
Semua sel dapat menentukan ATP melalui glikolisis pada berbagai sel. Apabila
tidak tersedia oksigen piruvat mengalami fermentasi. Fermentasi melengkapi
glikolisis dan memungkinkan ATP dihasilkan secara terus menerus walaupun
tanpa oksigen. Dengan oksidasi NaOH yang dihasilkan dalam glikolisis
fermentasi meregenerasi NAD+ yang mana dapat digunakan kembali dalam
glikolisis untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak.
Fermentasi alkohol asam piruvat dari proses glikolisis kehilangan satu karbon
dalam bentuk karbondioksida yang membuat asetaldehid kemudian direduksi oleh
NADH menjadi etil alkohol ketika mereduksi asetaldehid NADH teroksidasi
menjadi NAD+ . Fermentasi alkohol biasanya berlaku pada penambahan ragi,
seperti halnya fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol memungkinkan
glikolisis dapat berlanjut dengan memastikan NaOH dikembalikan pada bentuk
teroksidasinya.
(N.Azizah, 2012)
2.4.3 Fermentor
22
kontaminasi dari lingkungan. Syarat fermentor yaitu tidak beracun, mampu
menahan tekanan uap, dan tahan terhadap korosi kimia dan elektrolit. Pada skala
laboratorium (1-2 liter) fermentor yang digunakan adalah gelas goncang
elementer. Pada skala industri fermentor yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Fermentor Batch
Fermentor jenis ini adalah jenis asli yang mempunyai kelemahan terutama dalam
kecepatan produksi. Kondisi bahan maupun organisme dalam fermentor batch
secara menyeluruh mengalami perubahan seiring dengan waktu sampai pada
tingkat tertentu, saat pemanenan harus dilakukan proses lebih lanjut seperti
pemurnian dan lain sebagainya.
23
3. Fermentor Tubular
Fermentor tubular terdiri dari suatu tabung yang biasanya agar memanjang untuk
menjamin berlangsungnya fermentasi secukupnya selama proses dalam tabung
untuk dipanen.
24
Dalam proses fermentasi mikroorganisme harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dan kuat pada saat
diinokulasika
2. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahanan
fisiologi dan memiliki enzim-enzim esensial yang mudah dan banyak supaya
perubahan perubahan kimia yang dikehendaki dapat terjadi.
3. Mikroorganisme mampu melindungi diri dari kontaminasi
4. Mikroorganisme dapat menghasilkan produk yang diinginkan dalam
jangka waktu yang pendek dan tidak menghasilkan produk yang tidak beracun.
25
utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir anggur dan
juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti.
(Pratama et al., 2017)
4. Kapang
Jenis-jenis tertentu digunakan dalam persiapan pembuatan beberapa macam keju
kecap dan tempe. Jenis-jenis ini yang termasuk golongan Aspergillus Rhizopus
dan penicillium sangat penting dalam kegiatan tersebut.
(Rr. Meganada Hiaranya Putri, M.Kes, 2017)
2.6 Sterilisasi
2.7 Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah teknik sterilisasi yang biasa digunakan untuk larutan-larutan
yang mudah rusak apabila terkena suhu tinggi lebih tepat digunakan untuk susu
dan produk susu. Pasteurisasi tidak membunuh semua mikroorganisme yang
terdapat pada susu namun menguranginya sehingga akan lebih tahan lama
disimpan
(Hafsan, 2014)
26
2.8 Distilasi
Distilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan
titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk menguap dalam distilasi,
campuran zat dididihkan hingga menguap. Kemudian uap tersebut didinginkan
kembali ke dalam
bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu.
(Wahyudi et al., 2018)
4. Distilasi Vakum
Destilasi vakum adalah proses pemisahan yang digunakan untuk cairan yang
terurai dekat titik didihnya sehingga untuk memisahkan dari komponennya tidak
dapat dilakukan dengan destilasi sederhana. Dalam destilasi vakum, destilasi
27
dilakukan tidak pada tekanan barometer biasa sehingga cairan tersebut dapat
mendidih jauh dibawah titik didihnya.
28
Gambar 2.8 Kurva atau fase pertumbuhan mikroba
2.10 Hidrolisis
Pada hidrolisis asam-asam yang umum digunakan adalah H 2SO4 asam perklorat
dan HCl. Namun asam yang paling sering digunakan yaitu HCl terutama untuk
industri makanan karena sifatnya yang mudah menguap sehingga memudahkan
pemisahan dari produknya
29
2. Mikroba mesofil
Dapat tumbuh pada suhu antara 25- 37 oC dengan suhu minimum 15 oC dan suhu
maksimum 45 oC.
3. mikroba termofil
Mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 40 oC -75 oC dengan suhu optimum 55- 60
o
C
4. Mikroba hyperthermophiles
Dapat hidup dan tumbuh pada suhu 65 oC -114 oC dengan suhu optimum 88 oC.
Ragi merupakan sumber penyedia enzim. Enzim dihasilkan oleh sel-sel hidup
baik hewan atau nabati. Bila enzim diberikan pada campuran organik biasanya
meningkatkan kegiatan mikroorganisme. Enzim hanya aktif pada ada larutan yang
sangat peka terhadap pH dan panas. Enzim-enzim yang penting dalam ragi yaitu:
1. Protease
Protease dapat melemahkan protein tepung sehingga dapat menyebabkan
terjadinya berbagai perubahan pada susunan dan sifat-sifat adonan. Walaupun
begitu protease dalam ragi segar yang sangat normal adalah enzim intraseluler
enzim yang tidak sanggup menembus selaput sel.
2. Lipase
Enzim ini kelihatan intraseluler dan aktif pada lemak yang terdapat pada ragi.
Lemak ini tersedia untuk sel selama proses pematangan spora baik lipase dari
beberapa jenis ragi dapat menembus melalui selaput sel.
3. Interface
Pada kebanyakan jenis ragi interface adalah enzim intraseluler mengubah sukrosa
atau gula tebu yang masuk ke dalam dinding sel menjadi gula dan laktosa yaitu
gula sederhana. Gula ini akan meresap menembus selaput.
4. Maltase enzim
Terdapat pada ragi yang berfungsi untuk memisahkan gula maltase menjadi dua
bagian dextrase.
5. Zymase
30
Zymase adalah enzim yang pada akhirnya akan menyebabkan peragian gula
dalam adonan oleh ragi zymase meliputi sekelompok enzim. Enzim di masa ini
dalam produksi roti, jamur, dan bakteri tertentu juga dapat menghasilkan alkohol.
31
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
32
3.1.1 Kalibrasi Piknometer
m
ρ= ...................................................................................................................................(3.1)
v
Keterangan:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
Glukosa-air (g/dL)
Gambar 3.1 Kurva Standar Indeks Bias Glukosa
w
Konsentrasi( % )
w 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
33
η
Gambar 3.2 Kurva Standar Indeks Bias Etanol
Kurva densitas etanol terhadap indeks bias digunakan untuk menentukan densitas
etanol.
gram
Densitas( )
ml y=c n ex
η
Gambar 3.2 Kurva Penentuan Densitas Etanol
m produk
%Rendemen= x 100 %......................................................(3.2)
m umpan
Keterangan:
mproduk = Massa produk (g)
mumpan = Massa umpan (g)
Massa produk dan massa umpan dapat dicari dengan menggunakan persamaan
berikut :
34
Keterangan:
V etanol = Volume etanol (mL)
ρetanol = Densitas etanol (g/mL)
V sari buah = Volume sari buah (mL)
ρ sari buah = Densitas sari buah (g/mL)
3.2.1 Alat
Tabel 3.1 Alat
No. Nama Alat Jumlah
1 Gelas ukur 1000 mL 1 buah
2 Erlenmeyer 2000 mL 2 buah
3 Leher angsa 2 buah
4 Kaca arloji 1 buah
5 Gelas ukur 50 mL 1 buah
6 Gelas kimia 500 mL 1 buah
7 Gelas kimia 400 mL 1 buah
35
8 Termometer 150°C 1 buah
9 Gelas kimia 50 mL 1 buah
10 Tabung reaksi 11 buah
11 Rak tabung reaksi 1 buah
12 Labu takar 100 mL 1 buah
13 Piknometer 10 mL 1 buah
14 Kondensor 1 buah
15 Adaptor 1 buah
16 Pipet ukur 3 mL 1 buah
17 Filler 1 buah
18 Saringan 1 buah
19 Google 2 buah
20 Statif 3 buah
21 Klem 2 buah
22 Selang 2 buah
23 Heater 1 buah
24 Oil bath 1 buah
25 Pipet tetes 2 buah
26 pH meter 1 buah
27 Klep 2 buah
36
Tabel 3.1 Alat (Lanjutan)
No. Nama Alat Jumlah
28 Botol semprot 1 buah
29 Terminal 1 buah
30 Pompa 1 buah
31 Refraktometer 1 buah
32 Still head 1 buah
33 Erlenmeyer 100 mL 1 buah
34 Sendok 1 buah
3.2.2 Bahan
37
3.3 Skema Alat
b f g
e j i
Keterangan:
a = Termometer alkohol
b = Still head
c = Oil bath
d = Heater
e = Labu erlenmeyer
f = Statif dan klem
g = Kondensor
h = Adaptor
i = Labu erlenmeyer
j = Selang
38
3.3.2 Fermentor
Keterangan:
a = Leher angsa
b = Labu erlenmeyer
c = Larutan fermentasi
39
3.4 Prosedur Kerja
40
3.4.5 Distilasi Hasil Fermentasi
1. Setengah dari limbah larutan buah diambil, setelah penyimpanan selama variasi
fermentasi tertentu
2. Larutan tersebut didistilasi
3. Sampel distilasi diambil, kemudian indeks biasnya dibaca dengan menggunakan
refraktometer dan hasil yang didapat dicatat
4. Volume distilat yang dihasilkan diukur
5. Percobaan yang sama dilakukan untuk variasi fermentasi 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16
jam, 32 jam, 64 jam, dan 108 jam
41
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Memproduksi etanol dari limbah organik buah pisang dengan proses
fermentasi
Pada perobaan ini membuat bioetanol dengan bahan baku dari buah pisang
dan kulitnya. Alasan menggunakan buah pisang dan kulitnya, karena limbah kulit
pisang adalah salah satu dari limbah pertanian yang jarang dimanfaatkan oleh
masyarakat awam. Kulit pisang juga mengandung karbohidrat yang cukup tinggi,
42
yaitu 18,5%. Sehingga limbah kulit pisang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk bioetanol dengan proses fermentasi.
43
menjadi monosakarida atau monomer-monomer sederhana agar lebih mudah dipecah
menjadi etanol. Hidrolisis ini dilakukan untuk memutus rantai pati atau karbohidrat
yang terdapat pada larutan sari buah agar dapat diubah menjadi glukosa. Pada
percobaan kali ini, dilakukan hidrolisis asam dengan menambahkan larutan HCl.
Larutan HCl ini ditambahkan sebagai asam kuat untuk mempercepat terjadinya reaksi
pemutusan rantai pati atau karbohidrat menjadi glukosa. Sehingga, semakin banyak
larutan HCl yang ditambahkan maka akan semakin banyak pula glukosa yang
dihasilkan. Dari tahap hidrolisis akan menghasilkan larutan yang sifatnya asam
dengan pH < 2. Pada kondisi pH yang rendah ini menyebabkan hidrolisis asam tidak
dapat digunakan sebagai substrat fermentasi tanpa dilakukan proses netralisasi.
Sehingga, dilakikan proses netralisasi dengan cara menambahkan larutan basa yaitu
Na OH sampai pH larutan menjadi netral dengan kisaran pH 4-6.
Setelah itu, dilakukan proses fermentasi dengan menambahkan ragi atau dikenal
dengan saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae (ragi) merupakan
mikroorganisme yang bersel tunggal dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan
lebar 1-10 µm (Widyanti, 2016). Penggunaan ragi (saccharomyces cerevisiae) ini
karena mikroba ini lebih cepat mengkonversi gula menjadi etanol. Mikroba
saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi gula menjadi etanol karena adanya
enzim invertase dan enzim zimase yang dihasilkan oleh mikroba tersebut. Adanya
enzim-enzim ini saccharomyces cerevisiae memiliki kemampuan untuk
mengkonversi baik gula dari kelompok monosakarida maupun dari kelompok
disakarida. Jika gula yang tersedia dalam substrat merupakan gula disakarida, maka
enzim invertase akan bekerja menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida.
Setelah itu, enzim zimase akan mengubah monosakarida tersebut menjadi alkohol dan
CO2.
Pada tahap fermentasi dilakukan fermentasi selama 1 jam, 2 jam, 4jam, 8 jam,
16 jam, 32 jam, 64 jam, 108 jam. Fermentasi dilakukan dengan bantuan
mikroorganisme saccharomyces cereviceae dan disimpan disuhu ruang. Pada waktu
44
fermentasi terjadi kenaikan panas, karena reaksi pada proses tersebut merupakan
reaksi eksoterm. pembentukan bioetanol dari glukosa melalui proses fermentasi yang
berlangsung melalui dua tahap yaitu tahap glikolisis dan tahap fermentasi alkohol.
Dalam tahap pertama fermentasi glukosa setelah terbentuk asam piruvat melaui jalur
glikolisis. Glikolisis merupakan rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa. Pada
tahap kedua yaitu fermentasi alkohol, piruvat dekarboksilase dengan melibatkan
taimin pirofosfat dan tahap kedua asetaldehid oleh piruvat dekarboksilase dengan
melibatkan tiamin pirofosfat dan tahap kedua astaldehid oleh alkohol dehidrogenasi
direduksi dengan NaOH, menjadi alkohol.
45
Tabel 4.2 Kadar Glukosa
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.2 perolehan kadar glukosa
percobaan dengan kadar glukosa literature cukup berbeda jauh, hal ini tidak sesuai
dengan literature. Hal tersebut dapat terjadi karna dapat dipengaruhi oleh perbedaan
tingkat kematangan pada buah pisang yang digunakan pada saat percobaan dengan
literature. Pada buah pisang dapat dilihat tingkat kematangannya dari kulit buah
pisang, semakin berwarna kuning maka buah semakin matang, hal ini menunjukkan
tinggi nya kadar glukosa yang terkandung didalamnya.
Pada percobaan ini, lama fermentasi yang dilakukan yaitu selama 1 jam, 2
jam, 4jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam, 64 jam, 108 jam dengan bantuan mikroorganisme
berupa ragi yakni saccharomyces cereviceae. Kemudian setelah fermentasi sari buah
tersebut dilakukan pemisahan atau distilasi berdasarkan titik didihnya yang memiliki
tujuan untuk memisahkan etanol dengan sari buah. Berikut tabel yang menunjukkan
perolehan kadar etanol dengan variasi waktu yang berbeda-beda
46
Parameter
Densitas etanol
Indeks bias etanol Kadar etanol (%)
(g/cm3)
Bahan uji 1 0,9974
1,3326 -0,0533
fermentasi 1 jam
Bahan uji 2 1,3327 -0,0885 0,9972
fermentasi 2 jam
Bahan uji 3
1,3329 0,3719 0,9967
fermentasi 4 jam
Bahan uji 4 1,2223 0,9955
1,3335
fermentasi 8 jam
Bahan uji 5 1,3362 5,0963 0,9898
fermentasi 16 jam
Bahan uji 6 1,3513 26,4975 0,9590
fermentasi 32 jam
Bahan uji 7 1,3615 40,9067 0,9388
fermentasi 64 jam
Bahan uji 8 1,3616 41,0957 0,9386
fermentasi 108
jam
47
% Rendemen merupakan nilai yang menyatakan banyaknya umpan yang
terkonversi menjadi produk, dalam hal ini glukosa yang diubah menjadi etanol.
Berikut tabel yang menunjukkan % Rendemen etanol pada waktu fermentasi selama 1
jam, 2 jam, 4jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam, 64 jam, 108 jam.
Parameter
Volume etanol
Massa etanol (g) %Rendemen
(mL)
Bahan uji 1 0,00%
-0,0494 92,9587
fermentasi 1 jam
Bahan uji 2 0,01%
0,0821 93,046
fermentasi 2 jam
Bahan uji 3 0,03%
0,3456 93,2282
fermentasi 4 jam
Bahan uji 4
1,1392 93,6247 0,11%
fermentasi 8 jam
Bahan uji 5
4,7701 94,5624 0,45%
fermentasi 16 jam
Bahan uji 6
24,6923 97,169 2,32%
fermentasi 32 jam
Bahan uji 7
41,0009 106,7606 3,85%
fermentasi 64 jam
Bahan uji 8
fermentasi 108 51,2215 132,7974 4,80%
jam
48
6
4
% Rendemen
0
0 20 40 60 80 100 120
-1 Waktu Fermentasi
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa % Rendemen yang dihasilkan baik
pada proses fermentasi fermentasi selama 1 jam, 2 jam, 4jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam,
64 jam, 108 jam dihasilkan %Rendemen yang semakin naik. Hal ini dapat terjadi
disebabkan oleh waktu fermentasi yang semakin lama menyebabkan perombakan
glukosa menjadi etanol oleh mikroba semakin banyak. Waktu fermentasi yang
pendek menyebabkan mikroorganisme yang berada dalam campuran belum
memproduksi etanol yang maksimal atau mikroorganisme masih hidup dan masih
dapat memproduksi etanol jika nutrisinya masih tercukupi, sebelum masuk pada fase
skasioner dan fase kematian.
49
Tabel 4.5 Kadar etanol yang diperoleh
1.3650
f(x) = 0 x + 1.33
1.3600 R² = 0.86
1.3550
1.3500
1.3450
1.3400
η
1.3350
1.3300
1.3250
1.3200
1.3150
0 20 40 60 80 100 120
Berdasarkan hasil yang didapatkan nilai kadar etanol yang didapatkan selama
waktu fermentasi 1 jam, 2 jam, 4jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam, 64 jam, 108 jam
memiliki nilai yang hak tersebut tidak sesuai dengan teori dimana semakin lama
waktu fermentasi semakin tinggi juga kadar etanol yang dihasilkan. Hal tersebut bisa
terjadi karena menurunnya produktivitas dari mikroba.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
51
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan Fruit Waste Fermentation ini
adalah :
1. Etanol dapat diproduksi dari limbah buah dan kulit pisang muli dengan cara
dilakukan fermentasi selama 1 jam, 2 jam, 4jam, 8 jam, 16 jam, 32 jam, 64
jam, 108 jam. Berikut merupakan data massa etanol yang dihasilkan dari
percobaan :
- massa etanol pada fermentasi selama 1 jam sebanyak -0,0494 g
- massa etanol pada fermentasi selama 2 jam sebanyak 0,0821g
- massa etanol pada fermentasi selama 4 jam sebanyak 0,3456 g
- massa etanol pada fermentasi selama 8 jam sebanyak 1,1392 g
- massa etanol pada fermentasi selama 16 jam sebanyak 4,7701 g
- massa etanol pada fermentasi selama 32 jam sebanyak 24,6923 g
- massa etanol pada fermentasi selama 64 jam sebanyak 41,0009 g
- massa etanol pada fermentasi selama 108 jam sebanyak 51,2215 g
2. kadar gula yang dihasilkan pada percobaan dengan literature memiliki nilai
yang berbeda jauh yakni nilai kadar gula pada percobaan 46,8913% dan nilai
kadar gula literature 8,16%
3. Hasil konsentrasi etanol yang didapatkan ialah :
- fermentasi selama 1 jam sebanyak -0,0533%
- fermentasi selama 2 jam sebanyak -0,0885%
- fermentasi selama 4 jam sebanyak 0,3719%
- fermentasi selama 8 jam sebanyak 1,2223%
- fermentasi selama 16 jam sebanyak 5,0963%
- fermentasi selama 32 jam sebanyak 26,4975%
- fermentasi selama 64 jam sebanyak 40,9067%
- fermentasi selama 108 jam sebanyak 41,0957%
4. Nilai %rendemen yang didapatkan adalah :
- Pada fermentasi selama 1 jam sebanyak 0,00%
52
- Pada fermentasi selama 2 jam sebanyak 0,01%
- Pada fermentasi selama 4 jam sebanyak 0,03%
- Pada fermentasi selama 8 jam sebanyak 0,11%
- Pada fermentasi selama 16 jam sebanyak 0,45%
- Pada fermentasi selama 32 jam sebanyak 2,32%
- Pada fermentasi selama 64 jam sebanyak 3,85%
- Pada fermentasi selama 108 jam sebanyak 4,80%
5. Banyaknya etanol yang dihasilkan dipengaruhi oleh berapa lamanya waktu
fermentasi. Semakin lama waktu fermentasi maka etanol yang dihasilkan
semakin banyak. Akan tetapi dari hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
teori.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hafsan (2014): Mikrobiologi Analitik.pdf (1st ed.), Alaudin University Press Uni,
Makassar.
53
Lucia Suci, S. (2008): Optimasi fermentasi asam kojat oleh galur mutan Aspergillus
flavus, Universitas Indonesia, retrieved from Universitas Indonesia.
Marlina, L., and Wahyu, D. (2018): PENGAMBILAN MINYAK BIJI ALPUKAT
DENGAN METODE EKSTRAKSI, Politeknik TEDC Bandung.
N.Azizah, S. M. (2012): PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP
KADAR ALKOHOL, pH, DANPRODUKSI GAS PADA PROSES FERMENTASI
BIOETANOL DARI WHEY DENGAN SUBSTITUS IKULIT NANAS, Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan.
Pratama, A., Fitriani, A., Chairunnisa, H., and Tyas, T. (2017): (Isolasi Dan
Screnning Yeast Isolat Lokal Dari Dendeng Sapi Dan Ayam Yang Memiliki Potensi
Fermentasi Glukosa), (1), 4.
Rr. Meganada Hiaranya Putri, M.Kes (Oktober 2017): Pengantar mikrobiologi.pdf,
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan.
Shakhashiri (2009): etanol.pdf, Universitas Brawijaya, retrieved from UB.
Siti N (2009): Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daging Pisang Ambon,
Universitas Indonesia, retrieved from Library UI.
Wahyudi, N. T., Ilham, F. F., Kurniawan, I., and Sanjaya, A. S. (2018): Rancangan
Alat Distilasi untuk Menghasilkan Kondensat dengan Metode Distilasi Satu Tingkat,
JurnalChemurgy,1(2), 30. https://doi.org/10.30872/cmg.v1i2.1142
LAMPIRAN A
54
A.1 Densitas Air
Sumber: Perry’s Robert.H. 2008.Chemical Engineering’s Handbook 8’th Edition. Tabel 2-28
55
A.2 Densitas Glukosa
Sumber : http://www.Chemicalbook.com/ProductsMSDSDetailCB2250047_EN.html
Sumber: https://www.energyrefuge.com/archives/density-of-ethanol.htm#:~:text=It%20is
%20measured%20in%20g,which%20is%20the%20accepted%20density.&text=The%20higher
%20the%20density%20of,more%20heat%20it%20will%20produce.
56
LAMPIRAN B
DATA PENGAMATAN
57
18 1,3455
20 1,3469
58
2 1,3329 1,3325 1,3326 93,0460
4 1,3331 1,3327 1,3328 93,2282
8 1,3338 1,3332 1,3334 93,6247
16 1,3368 1,3359 1,3359 94,5624
32 1,3509 1,3523 1,3507 97,1690
64 1,3614 1,3615 1,3615 106,7606
108 1,3616 1,3616 1,3616 132,7974
LAMPIRAN C
HASIL ANTARA
59
Gambar C.1 Kurva Kalibrasi Indeks Bias Glukosa
Konsentrasi Indeks
(%Berat) Bias (ɳ)
0 1,3330
2 1,3342
4 1,3354
6 1,3367
8 1,3381
10 1,3395
12 1,3410
14 1,3425
16 1,3440
18 1,3455
20 1,3469
60
Gambar C.2 Kurva Kalibrasi Indeks Bias Etanol
61
Gambar C.3 Kurva Penentaun Densitas Etanol
62
Tabel C.6 Data Penentuan Kadar Etanol
Parameter 1 jam 2 jam 4 jam 8 jam 16 jam 32 jam 64 jam 108 jam
Volume
1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Umpan (mL)
Volume 92,958 93,046 93,228 93,624 94,562 97,169 106,760 132,797
Etanol (mL) 7 0 2 7 4 0 6 4
Densitas
Etanol 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953
(gram/mL)
Indeks Bias
1,3326 1,3327 1,3329 1,3335 1,3362 1,3513 1,3615 1,3616
Etanol
Kadar
Etanol 1,3335 1,3335 1,3335 1,3335 1,3335 1,3336 1,3336 1,3336
(%w/w)
Volume
1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Umpan (mL)
Densitas
Glukosa 1,54
(gram/mL)
Kadar
0,5
Glukosa (M)
Massa
Glukosa 90
(gram)
Volume 106,760
92,9587 93,0460 93,2282 93,6247 94,5624 97,1690 132,7974
Distilat (mL) 6
Densitas
Distilat 0,9953 0,9953 0,9953 0,9953 0,9922 0,9711 0,9571 0,9569
(gram/mL)
63
Kadar Etanol
1,3335 1,3335 1,3335 1,3335 1,3335 1,3336 1,3336 1,3336
(%w/w)
Massa Etanol 123,501 124,269 141,701
123,3859 123,7436 125,5141 128,9721 176,2598
(gram) 8 8 6
% Rendemen 11,57% 11,58% 11,61% 11,65% 11,77% 12,10% 13,29% 16,53%
64
LAMPIRAN D
CONTOH PERHITUNGAN
65
D.2 Penentuan Massa Jenis Etanol Hasil Distilasi
Densitas etanol hasil distilasi fermentasi 1 jam
Dari kurva hubungan densitas berbagai etanol standar dengan indeks bias
didapatkan persamaan garis:
y=16,223 e−2,093 x
y=16,223 e−2,093 x
x=0,9953 g/mL
¿ 24,1150 g−13,5324 g
¿ 10,5826 g
Dari kurva hubungan konsentrasi berbagai etanol standar dengan indeks bias
didapatkan persamaan garis : y=1417,3 x−1888,7
1,3326=1417,3 x−1888,7
x=1,3335(%w /w)
66
D.5 Penentuan Konsentrasi Glukosa pada Sampel Buah Pisang Sebelum
Fermentasi
Dari kurva hubungan konsentrasi berbagai glukosa standar dengan indeks bias
didapatkan persamaan garis : y=0,0014 x+1,3334
1,3340=0,0014 x+1,3334
x=0,4492 g
g
¿ 0,9953 ∙ 92,9587 mL ∙ 1,3335
mL
¿ 123,3859 g
mglukosa 1000
M= x
Mr V sari buah
m glukosa 1000
808,5771825 mol /L= x
180 g/mol 1000 mL
mglukosa =145,5439 g
m sari buah
ρ sari buah=
V sari buah
m sari buah
1,0665 g /mL=
1000 mL
67
m glukosa
%kadar glukosa= x 100 %
msari buah
145,5439
¿ x 100 %
1066,5424 g
¿ 13,6463 %
123,3859
¿ x 100 %
145,5439 g
¿ 11,5688 %
LAMPIRAN E
WI, MSDS, JSA, HAZOP
68
TERLAMPIR
69
Mudah menguap Hindarkan dari api karena dapat menyebabkan
Mudah terbakar ledakan atau kebakaran yang tidak biasa.
Dapat larut dalam air Sediakan tempat penampungan
bersifat higroskopis Hindari kontak dengan udara terlalu lama
Wujud cair
Berwarna putih Berat molekul : 180
Tidak bersifat korosif g/mol Sediakan tempat penampungan
3. Glukosa
Bentuk rantai terbuka Titik leleh : 1470C Hindarkan dari oksidator kuat
Mudah larut dalam air Densitas : 1,54 g/cm3
Dapat mengkristal dengan air
Berat molekul : 36,46
Berbau
g/mol
4. HCl Tidak berwarna • Hindari kontak dengan kulit dan mata
Titik didih : 110 oC
Menyebabkan iritasi kulit
Densitas : 1,2 g/ml
Berwarna putih Hindari kontak dengan kulit, mata, sistem
Berbentuk padatan pencernaan atau pernapasan
Tidak berbau Titik Didih 1388C Gunakan alat pelindung diri yaitu berupa sarung
5. NaOH
Larut dalam air Titik Lebur 318C tangan pada saat akan menggunakan bahan
Tidak mudah terbakar tersebut
Iritan Simpan di tempat kering dan sejuk.
Kecelakaan yang mungkin terjadi Penanggulangan
Serap dengan bahan yang mudah menyerap air dan masukkan bahan tumpah
Tumpahan kecil
ke tempat pembuangan limbah yang sesuai.
Gunakan alat pengepel atau serap dengan bahan kering yang tidak lembab dan
Tumpahan besar
tempatkan dalam wadah pembuangan limbah yang sesuai.
Hindarkan dari sumber api. Jika terjadi kebakaran, maka segera menjauh dari
pusat api dan panggil pemadam kebakaran.
Terjadi kebocoran uap etanol Tutup sumber kebocoran, gunakan masker dan goggle saat menangani
kebocoran, segera membuka seluruh ventilasi yang ada agar uap yang bocor
terbawa oleh udara diluar ventilasi.
Terjadi Kebakaran Hindari bahan-bahan yang mudah terbakar dari sumber api
70
Pastikan campuran distilasi tidak habis
INSTRUKSI KERJA
(WORK INSTRUCTION)
Judul Percobaan Fruit Waste Fermentation
Nama Mahasiswa Amalia Tri Redjeki NRP 142018002
Dosen Pembimbing Choerudin, S.T., M.T
71
2. Membagi menjadi 2 bagian sari buah pisang dengan volume 1 L pada labu
Erlenmeyer 1 dan 2 kemudian mengecek pH dari sari buah. Menambahkan HCl
kedalam labu Erlenmeyer 1 hingga homogen untuk proses hidrolisis dan
mendiamkannya selama 21 jam.
3. Menambahkan NaOH hingga pH 4-6 dari sari buah kembali seperti sebelum
penambahan HCl.
4. Menambahkan ragi sebanyak 11 gram kedalam labu 1 dan 2 lalu di aduk sampai
homogen.
5. Mengambil sari buah pisang setelah penyimpanan 21 jam untuk labu 1 dan 45 jam
untuk labu 2. Kemudian larutan di distilasi dengan temperatur 80-85oC. Setelah itu
mengambil sampel distilat dan membaca indeks bias dengan menggunakan
refraktometer .
6. Mengukur volume distilat menggunakan gelas ukur dan juga mengukur densitas
etanol dari hasil distilat dengan menggunakan piknometer.
7. Mengambil sampel yang telah dimasukkan kedalam freezer kemudian biarkan hingga
mencair.
8. Membaca indeks bias sampel sari buah dengan refraktometer dan mengukur densitas
glukosa sari buah dengan piknometer.
CATATAN KESELAMATAN
Selalu pastikan bahwa meja dan daerah di sekitar Anda sudah bersih dan kering
sebelum meninggalkan ruangan laboratorium.
Selalu pastikan bahwa sambungan listrik yang berhubungan dengan alat telah
terlepas semua.
Memakai alat keselamatan ketika berhubungan dengan bahan yang berbahaya.
Pastikan bahwa tidak ada kebocoran uap etanol.
Jauhkan ruangan praktikum dari alat yang dapat menimbulkan api atau kebakaran.
Jauhkan dari cipratan air pada oil bath.
72
JOB SAFETY ANALYSIS
Judul Percobaan Fruit Waste Fermentation
Nama Mahasiswa Amalia Tri Redjeki NRP 142018002
Dosen Pembimbing Choerudin, S.T., M.T
73
Terkena pecahan alat Hati-hati terkena pecahan kaca pada tangan dan
kaki, gunakan sarung tangan dan sepatu karet
Tumpahan larutan jenuh (mungkin panas) Gunakan sarung tangan kain anti panas
Tumpahan etanol dapat menguap dengan Matikan sumber api, gunakan masker dan
cepat membuka seluruh ventilasi yang ada
74
terlalu lama karena kelarutanya tinggi pengecekan secara berkala
2. Bumping Pemanasan tidak Terjadi pendidihan tidak Memperluas permukaan Memperluas kontak
merata merata, sehingga gas pendidihan pemanasan dan
terbentuk sebagai letupan memasukan batu didih
yang dapat memecahkan Memicu terjadinya
peralatan konveksi Pengadukan cairan
distilasi
3. Occupational Larutan korosif Kesehatan terganggu Penggunaan Alat Pelindung Pastikan alat pelindung
safety (gangguan pada mata, kulit Diri lengkap (goggle, diri digunakan dengan
ataupun saluran masker, dan jas lab) baik saat operasi
pernapasan)
4. Operability Lokasi yang Peralatan dapat tergeser, Rak/platform kokoh untuk Rak/platform kokoh untuk
buruk/akses jatuh ataupun pecah kolom dan labu meletakkan peralatan
yang buruk lainnya
untuk operasi
peralatan
5. Kondensor tidak Aliran dan Gas hasil pendidihan tidak Mengontrol aliran masuk Memastikan coolant
berfungsi temperature berubah menjadi liquid dan dan temperatur yang masuk dengan suhu yang relatif
coolant tidak jadi tidak tertampung ke kondensor rendah mengalir dengan
optimal lancar kedalam kondensor
LAMPIRAN F
DOKUMENTASI
75
TIDAK TERLAMPIR
76