Nomor : 33
Dikerjakan oleh:
Robby Mukafi NIM 13/348251/TK/40846
Azizah Nur Istiadzah NIM 13/349240/TK/41066
Pembimbing:
Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E., D.Eng.
BAB I
PEMILIHAN PROSES
b. Proses Sulfit
Proses ini ditemukan oleh Benyamin Tilghman
pada tahun 1866, dimana pembuatan pulp dilakukan di
dalam digester bertekanan menggunakan larutan yang
mengandung 7% berat SO2, 4.5% berat H2SO4, dan 2.5%
berat Ca(HSO3)2. Pada tahun 1950-an, penggunaan kalsium
diganti dengan magnesium/natrium dan ammonium sulfat
yang lebih banyak keuntungannya.
c. Proses Soda
Proses ini dikenalkan oleh C. Watt dan H. Burges
pada tahun 1850. pada proses ini sistem pemasakan
menggunakan senyawa alkali yaitu natrium hidroksida
(NaOH) sebagai larutan pemasak di digester bertekanan.
Pada proses soda, bahan baku dimasak di dalam digester yang
berisi larutan soda api (NaOH).
H2SO4 memiliki dua ion H+ sehingga kecepatan reaksi semakin meningkat dan
memberikan produk hidrolisa yang semakin besar. Selain itu asam sulfat bersifat
non-volatile, memiliki corrosion strengh cukup, dan relatif murah.
Ada dua metode dalam proses acid hydrolysis yaitu menggunakan asam
konsentrasi tinggi dan asam encer. Kelebihan dan kekurangan masing-masing proses
dapat diketahui dari tabel berikut:
Tabel 2. Perbandingan Proses Acid Hydrolysis
Asam Encer Asam Konsentrasi Tinggi
Memberikan proses penetrasi asam ke Memberikan yield yang lebih tinggi
dalam chip lebih baik
Biaya produksi rendah Beroperasi pada suhu rendah (20 C)
Waktu tinggal yang lebih singkat Memerlukan biaya produksi reaktor
yang tinggi
Beroperasi pada suhu tinggi (hingga Waktu tinggal yang lama
200 C)
Proses recovery mudah dan murah Recovery asam yang sulit dan mahal
SPESIFIKASI BAHAN
1. Bahan Baku
a. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Bentuk fisis : Padatan berwarna cokelat tua kehitaman
Kandungan senyawa dalam TKKS (basis kering)
Selulosa : 23,7 65,0 %
Lignin : 14,1 30,45 %
Hemiselulosa : 20,58 33,52 %
Abu (Ash) : 1,3 13,65 %
Kandungan air : 2,40 14,28 %
Rapat massa : 394,94 kg/m3
2. Produk
Selulosa (produk utama)
Rumus Molekul : (C6H10O5)n
Berat Molekul : Polimer (not available)
Fase : Padatan (fibrous, off-white coloured)
Titik Beku : 500oC (932oF) 518oC (964,4oF)
Rapat Massa : 1,27 1,61 g/cm3 (pada 0oC, 32oF)
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, air panas
Tidak larut dalam pelarut organik
Larut dalam alkali kaustik dengan karbon disulfida
3. Bahan Pembantu
Air
Rumus Molekul : H2O
Bentuk Fisis : Cair jernih
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Suhu Kritis : 373,95 oC
Tekanan Kritis : 217,67 atm
Titik Didih : 100oC (212oF)
Titik Lebur : 0oC
Tekanan Uap : 0,0231 atm (pada 20oC)
Rapat Massa : 1,027 g/cm3 (pada 25oC)
Viskositas : 0,9110 cp (pada 25oC)
pH : 7 (netral)
BAB II
PROCESS FLOW DIAGRAM
BAB III
URAIAN PROSES
Proses pembuatan selulosa dari tandan kosong kelapa sawit dapat diuraikan
dalam 6 proses, yaitu :
1. Unit persiapan bahan baku tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
2. Unit persiapan bahan baku asam sulfat
3. Unit persiapan bahan baku white liquor
4. Unit hidrolisis hemiselulosa
5. Unit delignifikasi
6. Unit finishing
Melalui unit persiapan bahan baku, TKKS dan white liquor dikondisikan
untuk siap diumpankan ke dalam digester.
Asam sulfat dengan kandungan asam sulfat 98% disimpan dalam fase car
dengan kondisi tekanan 1 atm dan 30oC. Tangki tersebut dilengkapi dengan
sistem safety untuk mencegah kebocoran yang dapat terjadi. Asam sulfat
dari tangki penyimpanan dipompa menuju mixer untuk diencerkan dengan
air yang berasal dari unit utilitas hingga menjadi dilute. Konsentrasi dilute
H2SO4 adalah 0,5% w/v. Keluar dari mixer, asam sulfat encer dialirkan ke
heat exchanger untuk dinaikkan suhunya sampai 180oC sebelum
dimasukkan ke dalam High Pressure Feed (HPF).
5. Unit Delignifikasi
Proses delignifikasi dengan proses sulfat (Kraft) terjadi di dalam single
continuous digester horizontal. Campuran TKKS dan white liquor
bertekanan (8 atm) dialirkan ke dalam digester dari reaktor hidrolisis. Screw
conveyor yang terdapat di dalam digester membantu proses pergerakan
TKKS dan liquor serta membantu proses pencampuran.
Proses impregnation yaitu proses masuknya liquor ke dalam serabut
TKKS dan proses cooking (pemasakan) terjadi di sepanjang digester. Agar
proses impregnation dan cooking berlangsung dengan baik, suhu dan
tekanan reaktor dijaga sesuai dengan kondisi operasi (8 atm, 170 C). Steam
bertekanan tinggi dialirkan masuk ke dalam reaktor untuk menjaga suhu
operasi.
Di sepanjang digester, proses pemasakan (cooking) Kraft berlangsung
dengan waktu tinggal 15-30 menit. Proses reaksi terjadi secara eksothermis,
sehingga suhu harus dijaga selalu tetap (isothermal) dengan pengaturan
steam yang masuk ke dalam digester.
6. Unit finishing
Slurry keluar dari digester bertekanan tinggi sehingga untuk proses
selanjutnya perlu diturunkan tekanannya. Slurry masuk ke dalam blow tank
untuk diturunkan tekanannya dari 8 atm sampai tekanan atmosferis.
Kemudian slurry dipompa menuju rotary drum filter (RDF) untuk
dibersihkan selulosanya dan dihilangkan kandungan airnya. Kemudian cake
BAB IV
bahan pada fase cair, fluida yang mudah terbakar, dan fluida yang
menghasilkan uap beracun. Tangki ini dapat dipasang vertikal maupun
horizontal. Atap tangki silinder dapat berbentuk flat, conical,
torispherical, ellipsoidal, dan hemispherical head. Atap tangki
tergantung pada sifat bahan yang disimpan dan kondisi yang digunakan
untuk penyimpanan.
Flat bottom cylinder tank dengan conical head hanya dapat menahan
tekanan fluida yang tidak lebih dari 1 atm tetapi meminimalisir air hujan
yang menggenang. Konstruksi tangki ini lebih mudah dibandingkan
dengan tangki beratap ellipsoidal, hemispherical atau torispherical
sehingga biayanya relatif lebih murah.
Flat bottom cylinder tank dengan toryspherical head dan flat bottom
cylinder tank dengan hemispherical head digunakan untuk menyimpan
fluida pada tekanan diatas tekanan atmosferis tetapi konstruksinya lebih
rumit dan harga tangki relatif lebih mahal dibandingkan tangki dengan
tutup berbentuk conical. Flat bottom cylinder tank dengan
hemispherical head dapat menyimpan fluida pada tekanan yang lebih
tinggi.
(Brownell and Young, 1983).
c. Tangki Bola (Spherical Tank)
Tangki bola biasanya digunakan untuk menyimpan bahan berfase
gas dan bahan-bahan yang mudah menguap pada suhu kamar.
Kelemahan penggunaan tangki ini adalah membutuhkan lokasi yang
lebih luas dan konstruksinya yang rumit sehingga harganya mahal.
Dalam mengatur agak kondisi baik bahan baku maupun produk sesuai
dengan kondisi operasi alat / proses selanjutnya, maka diperlukan alat
penukar panas atau heat exchanger (HE). Terdapat beberapa jenis alat
penukar panas yang dapat digunakan, yaitu :
a. Double Pipe Exchanger
Jenis HE ini terdiri dari beberapa pipa. Setiap pipa mempunyai
shell sendiri-sendiri. Perpindahan panas yang terjadi secara tidak
langsung karena terdapat dinding pemisah pipa sehingga fluida panas
dan fluida dingin tidak saling bercampur. Fluida dingin yaitu fluida
yang memiliki tugas untuk mendinginkan suatu bahan, sedangkan
fluida panas adalah fluida yang bertugas memanaskan suatu bahan.
Fluida dingin pada umumnya dialirkan melalui di pipa sedangkan fluida
panas dialirkan melalui anulus.
Perpindahan panas pada HE ini terjadi secara konveksi dan
konduksi. Konversi terjadi di dalam fluida sedangkan konduksi terjadi
pada dinding pipa. Pada kasus khusus yang membutuhkan perpindahan
panas yang baik, di luar pipa dipasang sirip. Sirip tersebut dapat
memanjang atau melingkar sepanjang pipa.
Kelebihan dari double pipe exchanger adalah :
- Fluida panas dan dingin tidak saling bercampur sehingga tidak
B. Tahap Sintesis
1. Proses Hidrolisis
Pada pabrik selulosa ini, terdapat dua tahap sintesis yaitu penghilangan
hemiselulosa dari TKKS dengan proses hidrolisis dan pemasakan TKKS
dengan proses delignifikasi untuk menghilangkan kandungan ligninnya.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi padat-cair dengan kondisi untuk proses
hidrolisis adalah tekanan 8 atm dan suhu 180oC sedangkan proses
delignifikasi kondisi prosesnya adalah tekanan 8 atm dan suhu 170oC. Jenis
reaktor yang mungkin digunakan untuk kasus ini adalah reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB), reaktor batch dan reaktor alir pipa (RAP).
a. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
Reaktor ini termasuk sistem reaktor kontinyu untuk reaksi-reaksi
sederhana. Dalam reaktor ini baik umpan maupun produk akan
2. Proses Delignifikasi
Proses delignifikasi kepingan tandan kosong kelapa sawit dapat
dilakukan dengan sistem batch dan sistem continue. Masing-masing sistem
memiliki karaktersitik berbeda dan memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Sistem batch
Pada sistem batch, digester yang biasa digunakan yaitu tangki
silinder bertekanan. Serabut TKKS dan liquor masuk kedalam digester
dan dipanaskan dengan circulation liquor yang diintegrasikan dengan
alat penukar panas. Sistem batch mempunyai beberapa keunggulan,
diantaranya: desain dan operasional yang mudah dan simpel,
fleksibilitas pada jenis dan kualitas kayu yang diolah, mudah bila akan
ada penambahan kapasitas produksi, biaya maintenance yang rendah,
dan tidak menggangu jalur produksi bila terjadi kerusakan pada
digester.
b. Sistem continuous
Pada sistem continuous, kepingan TKKS bersama liquor
dialirkan kedalam digester bertekanan secara kontinyu pada suhu
tinggi. Pemanasan dilakukan dengan circulation liquor yang
diintegrasikan dengan alat penukar panas di luar digester atau dengan
direct steam. Jenis continous digester yang digunakan bermacam-
macam tergantung dari kapasitas produksi dan jenis cellulosic material
yang digunakan. Sistem continuous mempunyai beberapa keunggulan,
diantaranya: konsumsi energi yang lebih rendah (hingga 40%), pulp
yang dihasilkan lebih kuat, proses recovery bahan kimia dan energi
yang lebih sederhana, dan kebutuhan steam yang lebih seragam. Saat
ini, sistem kontinyu menjadi sistem yang paling banyak digunakan di
industri pengolahan pulp karena lebih ekonomis dan memberikan
performa yang optimal.
Continuous digester yang digunakan dapat berupa silinder
vertikal ataupun silinder horizontal. Digester horizontal menggunakan
bantuan screw disepanjang reaktor untuk membantu transportasi TKKS
dan liquor di sepanjang reaktor. Saat ini, digester vertikal paling banyak
digunakan di industri pulp mill karena lebih unggul. Namun, untuk
proses cooking material serabut, sistem digester vertikal tidak efektif
digunakan karena aliran downward campuran TKKS dan liquor akan
terganggu. Maka, digunakanlah digester tipe horizontal dengan screw
conveyor untuk membantu aliran TKKS dan liquor.
Ada 2 tipe digester yang bisa digunakan yaitu, sistem single
digester dan sistem bertingkat (Pandia digester). Pada single digester,
terdapat 1 buah vessel digester horizontal yang digunakan dalam proses
cooking. Tipe ini cocok untuk skala produksi menengah, biaya
konstruksi lebih murah, perawatan lebih mudah. Sedangkan pada
Pandia digester, proses cooking dilakukan di digester horizontal
bertingkat (multi tube 2-8 digester). Digester ini cocok untuk produksi
skala besar, namun biaya konstruksi lebih mahal dan maintenance yang
lebih sulit. Dipilih tipe single digester karena skala produksi pabrik
C. Tahap Finishing
1. Alat Filtrasi
D. Alat-Alat Pendukung
1. Pompa
b. Pompa Reciprocating
Prinsip kerja dari pompa reciprocating adalah energi mekanik
dari penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang
dipompa dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di
dalam silinder. Elemen yang bergerak bolak-balik itu dapat berupa
piston. Ketika volume silinder membesar akibat gerakan piston maka
tekanan dalam silinder akan turun dan relatif lebih kecil daripada
tekanan pada sisi isap, sehingga fluida pada sisi isap akan masuk ke
dalam pompa. Sebaliknya ketika volume silinder mengecil akibat
gerakan piston atau plunyer maka tekanan dalam silinder akan naik
sehingga fluida akan tertekan keluar.
Kelebihan pompa reciprocating adalah :
- Pompa reciprocating dioperasikan tekanan yang tinggi sehingga
mampu mengoperasikan sistem dengan head yang tinggi.
- Tekanan tidak tergantung pada kapasitas tetapi tergantung daya
penggerak (kecepatan pompa) dan kekuatan bahan.
- Pompa ini juga dapat bekerja pada penghisapan kering
Kekurangan pompa reciprocating adalah :
- Kapasitas pompa biasanya rendah.
BAB V
NERACA MASSA
2. Mixer
Tabel 5.2.Data Perhitungan Neraca Massa di Mixer H2SO4 (MX-01)
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Asam Sulfat 98% 648,7017 648,7017
Air 125936,3670 125936,3670
TOTAL 126585,0687 126585,0687
Selisih 0
3. Reaktor
Tabel 5.5.Data Perhitungan Neraca Massa Reaktor Hidrolisis (R-01)
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
TKKS kering 12778,1271 0
Selulosa 0 4646,4646
Hemiselulosa 0 974,2903
Lignin 0 3609,5694
Ash Tak Terlarut 0 68,8934
Ash Terlarut 0 620,0410
Zat Ekstraktif 0 585,5244
Asam Sulfat 635,7277 635,7277
Air 127145,5436 127145,5436
Xylose 0 2273,3440
TOTAL 140559,3985 140559,3985
Selisih 0
4. Blow Tank
Tabel 5.6.Data Perhitungan Neraca Massa Blow Tank (BT-01)
Komponen Input Output (kg/jam)
(kg/jam) Arus Bawah Arus Atas
Selulosa 4646,4646 4646,4646 0
Hemiselulosa 974,2903 974,2903 0
Lignin 3609,5694 3609,5694 0
Ash Tak Terlarut 68,8934 68,8934 0
Ash Terlarut 620,0410 620,0410 0
Zat Ekstraktif 585,5244 585,5244 0
Asam Sulfat 635,7277 635,7277 0
Air 127145,5436 108302,9909 0
Xylose 2273,3440 2273,3440 0
Steam Flash 0 0 18842,5527
TOTAL 140559,3985 140559,3985
Selisih 0
5. Feeder Tank
Tabel 5.8.Data Perhitungan Neraca Massa Feeder Tank (FT-01)
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Selulosa 4646,4646 4646,4646
Hemiselulosa 974,2903 974,2903
Lignin 3609,5694 3609,5694
Ash Tak Terlarut 68,8934 68,8934
Air 74393,7419 74393,7419
Natrium Sulfida 2324,8044 2324,8044
Natrium 1859,8435 1859,8435
Hidroksida
TOTAL 87877,6077 87877,6077
Selisih 0
6. Digester
Tabel 5.9.Data Perhitungan Neraca Massa Digester
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Selulosa 4646,4646 4646,4646
Hemiselulosa 974,2903 584,5742
Lignin 3609,5694 144,3828
Ash Tak Terlarut 68,8934 68,8934
Air 74393,7419 74393,7419
Natrium Sulfida 2324,8044 2324,8044
Natrium 1859,8435 1859,8435
Hidroksida
Monomer 0 389,7161
Hemiselulosa
Lignin Terlarut 0 3465,1866
TOTAL 87877,6077 87877,6077
Selisih 0
Selisih 0
8. Dryer
Tabel 5.12.Data Perhitungan Neraca Massa Dryer
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Selulosa 4646,4646 4646,4646
Hemiselulosa 584,5742 584,5742
Lignin 144,3828 144,3828
Ash Tak Terlarut 68,8934 68,8934
Air 3756,4795 973,9021
Uap Air 0 2782,5774
TOTAL 12521,5984 12521,5984
Selisih 0
BAB VI
NERACA PANAS
Suhu referensi yang digunakan untuk seluruh neraca panas adalah 298,15 K (25C).
A. Neraca Panas Overall
Beban Dryer
3490051,7128
Panas yang disuplai 315601,2728
TOTAL 142943047,3975 142943047,3975
3. Reaktor (RATB)
Keluar, kJ/jam
Masuk, kJ/jam
Arus Atas Arus Bawah
Qfeed 91250262,1302 - -
Qout - 2542129,5297 48327713,3892
Qvap - 40380419,2113
TOTAL 91250262,1302 91250262,1302
Selisih 0
Keluar, kJ/jam
Masuk, kJ/jam
Cake Filtrat
Qfeed 48327713,3892 - -
Qoutput - 436601,7199 16242063,8872
Qdibuang - - 23070901,7484
TOTAL 48327713,3892 48327713,3892
Selisih 0
6. Mixer (MX-02)
Keluar, kJ/jam
Masuk, kJ/jam
Arus Atas Arus Bawah
Qfeed 48872169,0440 - -
Qout - 1428185,0583 24757999,3834
Qvap - 22685984,6022
TOTAL 48872169,0440 48872169,0440
Selisih 0
Keluar, kJ/jam
Masuk, kJ/jam
Cake Filtrat
Qfeed 24757999,3834 - -
Qoutput - 552707,0922 9169981,9985
Qdibuang - - 150353210,2927
TOTAL 24757999,3834 24757999,3834
Selisih 0
13. Dryer
DAFTAR PUSTAKA
Bell Bay Pulp Mill, Pulp Mill Design Draft Report. 2010. Poyry Management
Consulting (Australia) Pty Ltd.
Boughner, R. T. 2004. Strategic Importance of Sawdust Pulping at Mackenzie
Bauer M&D Digester Technology. Andritz.
Ek, Monica, Gran Gellerstedt, Gunnar Henriksson. 2009. Pulp and Paper
Chemistry and Technology Volume 2. Berlin: Walter de Gruyter GmbH &
Co
Ibrahim, R., 2002. Chemical composition of alkaline pulps from oil palm empty
fruit bunches. Oil Palm Bulletin, (44), pp.19-24.
Korpinen, Risto. 2010. On the potential utilisation of sawdust and wood chip
screenings. Department of Chemical Engineering bo Akademi University
Leonard G. Durant. Contionus Digester. 1960. US Patent 2948336
Nguyen et al. 2002. Dilute Acid Hydrolysis of Lygnocellulosic. US Patent 6423145
BI
Perry, Robert H., Don W. Green. 1999. Perry's Chemical Engineers' Handbook. The
McGraw-Hill Company.
Rahman, S.H.A., Choudhury, J.P. and Ahmad, A.L., 2006. Production of xylose
from oil palm empty fruit bunch fiber using sulfuric acid. Biochemical
Engineering Journal, 30(1), pp.97-103.
Wanrosli, W.D., Zainuddin, Z., Law, K.N. and Asro, R., 2007. Pulp from oil palm
fronds by chemical processes. Industrial crops and products, 25(1), pp.89-94.
Wyman, C.E., Decker, S.R., Himmel, M.E., Brady, J.W., Skopec, C.E. and Viikari,
L., 2005. Hydrolysis of cellulose and hemicellulose. Polysaccharides:
structural diversity and functional versatility, 1, pp.1023-1062.
Zhang, D., Ong, Y.L., Li, Z. and Wu, J.C., 2012. Optimization of dilute acid-
catalyzed hydrolysis of oil palm empty fruit bunch for high yield production
of xylose. Chemical Engineering Journal, 181, pp.636-642.
LAMPIRAN
A. Neraca Massa
Langkah-langkah perhitungan :
Perhitungan dimulai dari belakang dengan menyesuaikan banyaknya
selulosa yang keluar dengan kapasitas pabrik yang diinginkan yaitu 40.000
ton/tahun. Dalam setahun pabrik diperkirakan bekerja 330 hari dengan jam
kerja 24 jam/hari sehingga diperoleh :
= 40000 1000 1 1
330 24
kg
= 5050,5051 jam
Dengan asumsi jumlah selulosa yang keluar dari dryer adalah 100% dari
umpan yang masuk ke dryer, maka jumlah selulosa yang masuk ke Rotary
Drum Filter (RDF) :
kg
Massa selulosa masuk ke dryer = 4646,4646 jam
Tidak ada selulosa yang keluar sebagai filtrat dari Rotary Drum Filter, pada
blow tank, selulosa keluar sebagai hasil bawah karena diasumsikan yang
mengalami penguapan hanya air saja, sehingga :
kg
Massa selulosa masuk ke blow tank = 4646,4646 jam
Pada reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) reaksi yang terjadi adalah
reaksi pemisahan hemiselulosa dari serat. Tidak ada selulosa yang ikut bereaksi
di dalamnya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa jumlah selulosa yang keluar
sebagai produk adalah kandungan selulosa yang terdapat dalam bahan baku
tandan kosong kelapa sawit.
Data yang digunakan dalam perhitungan neraca massa :
Tabel 1. Komposisi TKKS
Komposisi Kadar (%)
Kadar Air 8,56
Lignin 25,83
Ash 4,93
Selulosa 33,25
Hemiselulosa 23,24
Zat Ekstraktif 4,19
(Nurrohmi, 2011)
Dari data yang diperoleh, dapat dihitung kebutuhan bahan baku tandan
kosong kelapa sawit (TKKS) dengan basis kering :
91,44 kg
TKKS Kering = 4646,4646
33,25 jam
kg
= 12278,1271 jam
Jumlah TKKS kering yang terhitung merupakan jumlah TKKS kering yang
akan masuk ke dalam reaktor.
Perhitungan neraca massa :
1. Shredder
Shredder digunakan untuk mencacah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
agar dapat memperluas luas permukannya. Berdasarkan data kandungan
TKKS yang ada, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)
TKKS Kering 12278,1271 12278,1271
Air 1196,2026 1196,2026
TOTAL 13974,3298 13974,3298
Selisih 0
0,3 kg
Air pada cake = ( 8974,4543 )
0,7 jam
kg
= 3846,1947 jam
= 2243,6136 kg/jam
Menurut (Ibrahim, 2002) perbandingan antara air dengan cake kering pada
digester adalah 8:1. Sehingga air yang masuk ke dalam digester adalah :
kg
Air masuk digester = 8 x 8974,4543 jam
kg
= 71795,6345 jam
11. Dryer
Spesifikasi produk yang diinginkan adalah selulosa 92% dengan kandungan
B. Neraca Panas
Langkah-langkah perhitungan :
Dalam perhitungan neraca panas, suhu referensi yang digunakan adalah
298,15 K (25C). Perhitungan dimulai dari depan yaitu dari arus setelah keluar
dari tangki penyimpanan bahan baku. Kemudian dilanjutkan ke arus atau alat
yang mengalami perubahan suhu. Neraca panas overall dihitung setelah
perhitungan neraca panas setiap alat selesai dilakukan.
Hidroksida
Air 92,053 -0,03995 -0,00021 5,35E-07 18,02
(Carl L. Yaws, 1980)
2. Kapasitas panas komponen pada fase gas
Kapasitas komponen merupakan fungsi suhu.
Cp = A + BT + CT2 + DT3 + ET4
dengan, Cp = kapasitas panas, J/mol.K
A,B,C,D,E = konstanta
T = suhu, K
Data yang dibutuhkan untuk mencari nilai Cp adalah sebagai berikut,
Komponen A B C D E BM, kg/kgmol
Air 33,933 -8,4E-03 2,9E-05 -1,8E-08 3,7E-12 18,02
(Carl L. Yaws, 1980)
3. Kapasitas panas komponen pada fase padat
Kapasitas komponen merupakan fungsi suhu.
Cp = A + BT + CT2
dengan, Cp = kapasitas panas, J/mol.K
A,B,C = konstanta
T = suhu, K
Data yang dibutuhkan untuk mencari nilai Cp adalah sebagai berikut,
Komponen A B C BM, kg/kgmol
Natrium Hidroksida 51,234 1,31E-02 2,34E-05 40,01
(Carl L. Yaws, 1980)
4. Mixer Asam Sulfat (MX-01)
Komponen yang terlibat pada alat MX-01 adalah :
Komponen Cp, kJ/kg.K Tin, K Input, kg/jam Qin, kJ/jam
Asam Sulfat 1,4356 303,15 634,7277 4556,1785
Air 4,1913 303,15 126598,0224 2653064,9199
(Perry, 1997)
Terdapat panas pelarutan yang diperoleh dari pelarutan antara asam sulfat
dan air, yaitu 981,6326 kJ/kg (Martinez, 1995). Sehingga diperoleh :
Panas pelarutan = (981,6326 kJ/kg) x (634,7277 kg/jam)
= 623069,4361 kJ/jam
Suhu keluar MX-01 dihitung menggunakan fasilitas goal seek, disamakan
antara panas yang masuk dengan panas yang keluar, diperoleh 304,3222 K.
Pada unit BT-01 terdapat panas penguapan untuk menguapkan air menjadi
steam, konstanta penguapan air adalah 2257 kJ/kg. Sehingga diperoleh :
Panas penguapan air = 2257 kJ/kg x 17891,1915 kg/jam
= 40380419,2113 kJ/jam
Panas yang keluar = (91250262,1302 - 40380419,2113) kJ/jam
= 50869842,9189 kJ/jam
Suhu keluar unit BT-01 dicari menggunakan fasilitas goal seek, diperoleh
nilai 397,8506 K.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
diperoleh :
Panas pelarutan = (1112,7500 kJ/kg) x (1794,8909 kg/jam)
= 1997264.8084 kJ/jam
Suhu keluar MX-02 dihitung menggunakan fasilitas goal seek, disamakan
antara panas yang masuk dengan panas yang keluar, diperoleh 405,0665 K.
10. Mixer White Liquor (MX-03)
Komponen yang terlibat pada unit MX-03 adalah :
13. Digester
Digester adalah tempat untuk menghilangkan kandungan lignin dari
campuran tersebut. Kondisi operasi yang dibutuhkan pada digester adalah
170oC dan 8 atm. Sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Hemiselulosa
Lignin Terlarut 3465,1866 1,3389 443,15 672733,0597
Air 71795,6345 4,4132 443,15 45943048,9599
TOTAL 48872169,0440
Terlarut
TOTAL 11278560,3236
16. Dryer
Unit dryer berfungsi untuk menghilangkan kandungan cairan yang masih
terdapat pada cake hasil dari RDF-02. Terdapat panas penguapan pada unit
ini,
Panas penguapan air = 2257 kJ/kg x 1603,3113 kg/jam
= 3618673,5928 kJ/jam
Sehingga diperoleh data sebagai berikut :