Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KHUSUS

Pembuatan Asam Sulfat dengan proses Double Contact dan Double

Absorbtion ( DC/DA )

I. TUJUAN

1. Mengetahui alur proses pembuatan Asam Sulfat.

2. Mengetahui fungsi setiap alat di Unit Asam Sulfat di Pabrik IIIA PT

Petrokimia Gresik.

3. Menghitung neraca massa pada Sulfur Burner, Konverter dan Absorber

Tower T- 1302.

4. Mengetahui efisiensi dari Absorber Tower T-1302.

II. LANDASAN TEORI

PT Petrokimia Gresik memiliki pabrik asam sulfat pada unit IIIA yang mana

didesain untuk menghasilkan asam sulfat dengan kapasitas sekitar 1800 ton/hari.

Terdapat 2 unit pabrik asam Sulfat di PT Petrokimia Gresik yang masing-masing

sudah beroperasi semenjak tahun 1985 unit III A dan 2015 unit III B. Kadar Asam

Sulfat yang dihasilkan yaitu minimal konsentrasi 98,5 % yang selanjutnya dapat

didistribusikan untuk industri pupuk ZA, SP 36 dan SP 18. Asam sulfat mempunyai

peranan penting dalam semua kegiatan industri modern terutama dalam pembuatan
fibre, cellulosiques (kertas), logam-logam besi dan non-besi, transformasi minyak,

bahan-bahan dari plastik, industri asam dan organik, industri pupuk maupun

industri makanan seperti untuk bahan baku pembuatan MSG.

Terdapat beberapa tahapan dalam proses pembuatan asam sulfat yaitu tahap

pelelehan sulfur (sulphur handling) , tahap pembentukan SO2 (SO2 generation), tahap

konversi SO2 (SO2 conversion) , absorbsi SO3 (SO 3 generation) dan tahap

penyimpanan H2SO4 (H2SO4 storage and distribution). Asam sulfat diproduksi dengan

proses Double Contact Double Absorbtion (DC/DA) yang dirancang Hitachi Zosen/

T.J Browder. Proses ini dilakukan dengan meleburkan sulfur padat kemudian

dioksidasi menjadi SO2. Sulfur cair teroksidasi direaksikan dengan udara kering

sehingga membentuk SO3 menggunakan converter 2 tahap. Gas SO3 yang terbentuk

kemudian di absorb menggunakan H2SO4 98,5 % dalam absorber tower sehingga

menghasilkan asam sulfat pekat yang selanjutnya ditambahkan air dan dikontrol

sehingga konsentrasinya tetap 98,5 % . Adapun beberapa reaksi yang terjadi selama

pembuatan asam sulfat ini yaitu reaksi pembakaran sulfur menjadi sulfur dioksida,

dan reaksi pengubahan SO2 menjadi SO3.

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk menjamin kualitas produk

asam sulfat ialah aliran massa baik masuk ataupun keluarnya. Oleh karena itu,

perlu adanya perhitungan awal untuk menghasilkan keseragaman produk dan

kesesuaian kualitas produk dengan spesikasi yang diharapkan oleh pabrik.

Dalam tahap pembuatan asam sulfat (H2SO4) yang berlangsung di T 1302,

terjadi absorbsi sulfur trioksida dengan asam sulfat pekat 98,5%. Gas sisa masih
mengandung SO2 sehingga gas tersebut dialirkan kembali ke konverter bed IV

kemudian dimasukan di absorber ke dua yaitu T 1303 . Laju alir dan jumlah fraksi

massa gas yang ada dilapangan setiap saat berubah. Oleh karena itu pada seksi

penyerapan SO3 ini diperlukan suatu pengetahuan mengenai kinerja absorber T

1302 dan cara menghitung effisiensi penyerapan SO3 oleh H2SO4 di T 1302.

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Proses pembuatan asam sulfat

Pada proses pembuatan asam sulfat menggunakan bahan baku

sulfur dan udara. Asam sulfat dengan rumus molekul H2SO4 adalah asam

mineral (anorganik) yang kuat. Asam kuat ini merupakan senyawa yang

terdiri dari dua atom hidrogen, satu atom sulfur dan empat atom oksigen.

Dalam proses produksi asam sulfat di PT. Petrokimia Gresik secara umum

dibagi menjadi beberapa proses, antara lain :

a. Sulfur Handling (seksi 1000 )

Bahan baku sulfur didapat dari Vancouver (Canada) dan Timur

Tengah, dari kapal diangkut dengan conveyor menuju open storage dengan

kapasitas 75000 ton. Dari open storage diangkut dengan pay loader ke dump

hopper (D 1001 A/D). Pemakaian sulfur untuk pabrik adalah 600 ton/hari

yang bisa dicairkan dalam 24 jam secara kontinyu. Dari dump hopper sulfur

dimasukkan ke melter D 1002A/D melalui conveyor (M 1001 A/D). Sulfur

dicairkan dengan pemanas steam (steam coil) dengan jumlah


2
6 buah steam coil yang memiliki tekanan steam 7 kg/cm dan temperatur
0
171 C yang dilengkapi dengan agitator M 1002A/D. Selama pencairan
sulfur, ditambahkan kapur bubuk (CaO 56%-w/w) ke dalam melter untuk
menetralkan free acid yang terkandung di dalam sulfur.

b. SO2 Generation (seksi 1100 )

Sulfur cair yang bersih dari storage tank dialirkan ke dalam

sulphur burner feed pit (D 1006) dilengkapi steam coil pemanas. Pit ini

dilengkapi juga dengan pompa sulfur tipe vertikal, burner feed pump (P

1004 AB) yang mana pompa ini memompa sulfur cair ke sulphur furnace

2
(B 1101) dengan tekanan sekitar 10 kg/cm . Laju alir sulfur cair ke

furnace sebesar 25 ton/jam dapat diatur dengan control valve HICV 1101

yang dikontrol dari control room.

Sulfur cair yang masuk ke sulphur furnace (B 1101) dispraykan

melalui automizing gun (B 1102 A-F) dan direaksikan dengan udara kering

(O2 = 21% ; N2 = 78% ; Gas lainnya = 1%) dengan laju alir 177000

3
m /jam dari drying tower (T 1301) yang dihembuskan melalui primary

dan secondary air menjadi gas SO2 . Udara kering (O2) yang turbulen

dikontakkan dengan sulfur cair dalam kondisi sulphur furnace yang

0
memiliki temperatur diatas 400 C. Reaksi pada sulphur furnace adalah

sebagai berikut:

3
S + O2  SO2 + 70,96. 10 Kcal/kmol
Desain dari sulphur furnace ini mengikuti prinsip siklon dari

CELLECO. Sekitar 55% dari laju alir total udara ke sulphur furnace

dimasukkan lewat wind box untuk sulphur burner. Selebihnya masuk ke

primary dan secondary air penyuplai udara disekeliling furnace. Sebagian

dari udara yang di line supply ke header dinaikkan tekanannya oleh

cooling air booster compressor (C 1101 AB) dan dimasukkan ke sulphur

burner gun, peep holes dari sulphur furnace sebagai pendingin.

c. SO2 Convertion ( seksi 1200 )

Pada seksi pengubah gas SO2 menggunakan sistem DC/DA (Double

contact double absorber). Gas SO2 outlet superheater E 1102 dengan

o
temperatur 430 C mengalir menuju converter. Converter (R 1201) terdiri

dari empat bed. Tiga bed merupakan converter tingkat pertama yang outlet

gasnya menuju absorber T 1302 dan bed keempat merupakan converter

tingkat kedua yang outlet gasnya menuju absorber T 1303.

Pada proses ini bahan yang masuk berupa gas SO2 10,5% volume

ditambahkan dengan udara berlebih. Kemudian terdapat bahan penolong

berupa :

1. Batu Ceramic Ball untuk :

 Meratakan panas yang diterima katalis

 Proteksi agar katalis tidak membuntui grid

2. Katalis Vanadium Pentoksida ( V2O5 )


Reaksi pengubahan SO2 yang terjadi dalam R-1201 yaitu :
SO2 + O2 → 3
SO3 + 23,49 . 10 Kcal/Kg.mol
1

d. Dying Air dan SO3 Absorbtion ( seksi 1300 )

Udara atmosfer dihisap dengan air blower (C 1301) masuk drying

tower, pada bagian ini terdapat saringan yang berfungsi untuk mencegah

ikut terhisapnya hewan kecil, daun dll. Pada drying tower (T 1301) ini

st
kandungan air dalam udara diserap H2SO4 98,5% yang berasal dari DT/1

AT pump tank D 1301 dipompa D.T Circulation Pump P 1301 menuju

0
cooler E 1301 AB dengan temperatur 60 C kemudian dispraykan kedalam

drying tower (T 1301) dan menghasilkan udara kering, udara kering yang

dihasilkan akan keluar melalui demister untuk filter H 2SO4 agar tidak ikut

terbawa menuju furnace. H2SO4 outlet drying tower (T 1301) dengan

0 st
konsentrasi 96 % dan temperatur sekitar 118 C akan ditampung di DT/1

AT pump tank D 1301.


0
Udara kering dari drying tower (T 1301) bertemperatur 60 C

melewati air blower (C 1302) dengan kecepatan putar 4210 rpm sehingga

0
temperatur udara kering akan naik menjadi 106 C dimasukkan ke sulphur

furnace sebagai udara pembakar untuk oksidasi sulfur. H2SO4 sirkulasi

yang keluar adalah larutan H2SO4 dengan konsentrasi 85 % berat ,

kemudian sisa gas SO2 dimasukkan ke D-1303 dibuang ke atmosfer

sebagai emisi maksimal 380 ppm.


e. H2SO4 Storage atau penyimpanan Asam Sulfat dan Distribution

(seksi 1400)

Tahap ini bertujuan untuk menyimpan, mendistribusikan, serta memasarkan

produk dari pabrik asam sulfat ini dengan konsentrasi minimal 98%. Alat yang

termasuk dalam tahap ini adalah Product Cooler (E 1304 AB), PA Transfer Pump

(P 1401 AB), Sar Transfer Pump (P1402 AB), Pier Transfer Pump (P1403/4), SAI

Transfer Pump (P304 AB), 6 Storage Tank yang memiliki diameter 31 m dan

tinggi 7,5 m dengan kapasitas masing-masing 10.000 ton. Tangki tersebut adalah:

1. TK-1401-A (H2SO4 food grade)

2. TK-1401-B (H2SO4 food grade)

3. TK-1401-C (H2SO4 technical grade)

4. TK-1401-D (H2SO4 technical grade)

5. TK-1401-E (H2SO4 technical grade)

6. TK-1401-F (H2SO4 t technical grade)

Produk asam sulfat masing-masing akan didistribusikan ke unit-

unit produksi PT Petrokimia Gresik yang membutuhkannya. Sebagian

produk lainnya dipompa dengan menggunakan product loading pump

menuju H2SO4 for loading truck untuk dijual ke pasaran.


2. Unit Absorber

Absorber atau penyerap, dalam hal ini penyerapan gas adalah suatu

operasi dimana cairan gas dikontakkan dengan cairan untuk menyerap satu

atau lebih komponen dalam campuran. Dalam peristiwa ini terjadi

perpindahan massa dari gas kecairan. Kelarutan gas akan diserap dapat

disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorbsi fisik) atau selain

gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorbsi kimia). Kecepatan

absorbsi merupakan ukuran perpindahan massa antara fasa gas dan fasa

cair, disamping pada perbedaan kosentrasi dan luas permukaan absorben.

Didalam absorber, Sulfur trioksida (SO3) yang dihasilkan diserap

oleh H2SO4 yang berkonsentrasi sekitar 98,5% menjadi asam pirosulfat

atau yang biasa disebut oleum (H2S2O7). Reaksinya sebagai berikut :

H2SO4 (l) + SO3 (g) → H2S2O7 (l)

H2S2O7 tersebut lalu diencerkan di dalam air. Reaksinya dapat ditunjukkan

sebagai berikut :

H2S2O7 (l) + H2O(l) →2H2SO4(l)


3. Perhitungan Neraca Massa

Data aktual bahan baku dari jumlah produk dari buku log sheet PT Petrokimia

Gresik pada tanggal 7-11 Maret 2018

Tanggal Belerang (kg/jam) Udara


07-Mar-18 24277 198000
08-Mar-18 24167 198000
09-Mar-18 24008 198000
10-Mar-18 24248 198000
11-Mar-18 24229 198000

Komponen belerang cair sebagai bahan baku diperoleh dari data analisis

laboratorium

Spesifikasi Hasil analisa


Bentuk Cair
Warna Jernih kekuningan
Kadar S 99,92%
Kadar H2O 0,069
Density 1,28 gr/ml

Komposisi udara atsmosfer sebagai bahan baku dari data analisa laboratorium

Spesifikasi Hasil analisa

Temperatur 33 C
O2 20,185 %
N2 75,972 %
Kadar air 3,843%
Daftar berat molekul dan senyawa yang terdapat pad produksi diperoleh dari

Tabel Perry

Senyawa BM (gr/mol)
S 32
O2 32
N2 28
H2SO4 98
H2O 18
SO3 80
SO2 64

1. Neraca Massa pada Sulfur

Burner Tanggal 7 Maret 2018

Belerang masuk = 24277 kg/jam

O2 = 41183,607 Kg

N2 = 135562,708 Kg
O2 (g) =
N2 (g) =
S = 24277 Kg Sulfur Burner (Furnace)
SO2 (g) =

H 2O =

Bahan baku masuk


24277 kg jam
=
S(l)
32 kg kmol

= 758,656 kmol
Udara kering = 198000 m3/jam
P = 1 atm
T = 394 K

R -5 3
= 8,2 x 10 m atm/mol K

PV = nRT

1 atm x 198000 m3 jam

n= = −5
3
m atm
x 1000
8,2 x 10 x 394 K

mol K

= 6128,513 kmol

Massa udara masuk :

O2 = 0,21 x 32 kg/kmol x 6128,513 kmol

= 41183,607 kg

N2 = 0,79 x 28 kg/kmol x 6128,513 kmol

= 135562,708 kg

Bahan Baku Masuk :


S(l) =
24277 kg

32 kg kmol

= 758,656 kmol

O2 =
41183,607 kg

32 kg kmol

= 1286,988 kmol

N2 =
135562,708 kg

28 kg kmol

= 4841,525 kmol
Reaksi :

S (l) + O2 S02 (g)


Awal 758,656 kmol 1286,988 kmol

Reaksi 758,656 kmol 758,656 kmol 758,656 kmol

Sisa - 528,332 kmol 758,656 kmol


O2 yang dibutuhkan = 758,656 kmol x 32 kg/kmol =24276,992 kg

O2 sisa = 528,332 kmol x 32 kg/kmol = 16906,624 kg

SO2 = 758,656 kmol x 64 kg/kmol = 48553,984 kg

Tabel Neraca Massa pada Sulfur Burner

Input Output
Komponen Massa (Kg) Komponen Massa (Kg)
S(l) 24277 SO2(l) 48553.984
O2(g) 41183.607 O2(g) 16906.624
N2(g) 135562.708 N2(g) 135562.708
Jumlah 201023.315 Jumlah 201023.316
II. Neraca Massa pada Konverter Bed I, II, dan III

SO2 (g) = ?
SO2 (g) = 48553,984 kg
KONVERTER S03 (g) = ?
N2 (g) = 135562,708 kg
N2 (g) = ?
O2 (g) = 16906,624 kg
O2 (g) = ?

 Bed I
Inlet Bed
I 758,656 kmol
SO2 g  528,332 kmol
O g  4841,525 kmol
N g 
2

2
= 434C
Suhu = 60%
Konversi

Reaksi :
SO2(g) + O2(g)
1

2
SO3(g)
Awal 758,656 kmol 528,332 kmol

Reaksi 455,194 kmol 227,597 kmol


455,194 kmol
Sisa 303,462 kmol 300,735 kmol
455,194 kmol

Outlet bed I dan inlet bed II

SO2 (g) = 303,462 kmol


S03 (g) = 455,194 kmol
N2 (g) = 4841,525 kmol
O2 (g) = 300,735 kmol
 Bed II Inlet Bed

Suhu = 478 C

Konversi = 87 %

SO2(g) = 303,462 kmol x 0,87 = 264,012 kmol

Reaksi :
SO2(g) + O2(g)
1

2
SO3(g)
Awal 303,462 kmol 300,735 kmol

455,194 kmol
Reaksi 264,012 kmol 132,006 kmol
264,012 kmol
Sisa 39,450 kmol 168, 729 kmol
719, 206 kmol

Outlet bed II
SO2 (g) = 39,450 kmol
S03 (g) = 719,206 kmol
N2 (g) = 4841,525 kmol
O2 (g) = 168,729 kmol

 Bed III

Inlet Bed

Suhu = 458 C

Konversi = 94 %

SO2(g) = 39,450 kmol x 0,94 = 37,083 kmol


Reaksi :
SO2(g) + O2(g) SO3(g)
1

Awal 39,450 kmol 168,729 kmol 719,206 kmol

Reaksi 37,083 kmol 18,452 kmol 31,083 kmol

Sisa 2,367 kmol 150, 187 kmol 756,289 kmol

Outlet bed II
SO2 (g) = 2,367 kmol x 64 kg/ kmol = 151,488 kg
S03 (g) = 756,289 kmol x 80 kg/kmol = 60503,120 kg
N2 (g) = 4841,525 kmol x 28 kg/kmol = 135562,700 kg
O2 (g) = 150,187 kmol x 32 kg/kmol = 4805,984 kg

Tabel Neraca Massa Konverter Bed I , II, III

INPUT OUTPUT
KOMPONEN MASSA(Kg) KOMPONEN MASSA(Kg)
SO (g) 48553.984 SO (g) 60503.120
2 3
O (g) 16906.624 SO (g) 151.488
2 2
N (g) 135562.708 O (g) 4805.984
2 2
N (g) 135562.708
2
Jumlah 201023.316 Jumlah 201023.300
III. Neraca Massa pada Absorber Tower

H2SO4 (l) =1748842,875 kg

H2O(l) = 14625 kg

O2 (g) = 4805,984 kg O2 (g) = ?

N2 (g) = 135562,700 kg Absorber tower N2 (g) = ?


SO2 (g) = 151,488 kg SO2 (g) = ?
H2SO4 (l) =?

H2O(l) =?

Input Absorber :
SO2 (g) = 2,367 kmol x 64 kg/kmol = 151,488 kg

O2(g) = 150,187 kmol x 32 kg/kmol = 4805,984 kg

N2(g) = 4841,525 kmol x 28 kg/kmol = 135562,700 kg

SO3(g) = 756,289 kmol x 80 kg/kmol = 60503,120 kg

Untuk menghitung H2SO4 absorber yang masuk ke absorber dapat dihitung

dengan menggunakan kapasitas pompa P-1302 dan densitas dari H2SO4 serta

konsentrasi dari H2SO4 sebesar 98,5 %. Adapun kapasitas dari pompa P-1302

3 3
sebesar 975 m dan densitas dari H2SO4 sebesar 1821 kg/m , maka :

H2SO4 = kapasitas pompa x densitas H 2SO4 x konsentrasi H2SO4

3 3
= 975 m x 1821 kg/m x 0,985

= 1748842,875 kg
Mol H2SO4 = H2SO4
H2SO4
= 1748842,875
98

= 17845,335 kmol

H2O = kapasitas pompa x densitas H2O x konsentrasi H2O

3 3
= 975 m x 1000 kg/m x 0,015

= 14625 kg
Mol H2O =
H2O

H2O

=
14625

18

= 812,500 kmol

Reaksi :

S03 (g) + H2O(g) H2SO4(l)

1 mol 1 mol 1 mol

S03 (g) bereaksi = 756,289 kmol

H2O = S03 (g) bereaksi = 756,289 kmol

H2SO4(l) generasi = 756,289 kmol


Output Absober :

H2SO4 (l) generasi = 756,289 kmol

Total H2SO4 = H2SO4 (l) absorbent + H2SO4 (l) generasi

= (17845,335 + 756,289) kmol

= 18601,624 kmol x 98 kg/kmol

= 1822959,152 kg

H2O (l) sisa = H2O mula-mula absorbent - H2O konsumsi

= (812,500 – 756,289) kmol

= 56,211 kmol x 18 kg/kmol

= 1011,798 kg

SO2 = 2,362 kmol

N2 = 4841,525 kmol

O2 = 341,546 kmol
Tabel Neraca Massa pada Absorber

Input Output
Komponen Massa (kg) Komponen Massa (kg)
151,488
2 2 151,488
60503,12
3 2 4805,984
2 4805,984 2 135562,7
2 135562,7 2 4
1822959,152
2 1748842,875
4 2 1011,798
2 14625
Jumlah 1964491,167 Jumlah 1964491,122
Efisiensi absorbent (H2SO4) =
2 4 input

output

2 4

1748842,875 kg
= 1822959,152 kg x 100 %

= 96 %

Jadi,efisiensi pada absorber T-1302 sebesar 96%


IV. KESIMPULAN

 Kualitatif

1. PT Petrokimia Gresik memiliki pabrik asam sulfat pada unit IIIA yang

mana didesain untuk menghasilkan asam sulfat dengan kapasitas

sekitar 1800 ton/hari.

2. Ada beberapa tahapan dalam proses pembuatan asam sulfat yaitu tahap

pelelehan sulfur (sulphur handling) , tahap pembentukan SO 2 (SO2

generation), tahap konversi SO2 (SO2 conversion) , tahap penguapan

air dan absorpsi SO3 (drying air and SO3 generation) dan tahap

penyimpanan H2SO4 (H2SO4 storage and distribution).

3. Hasil Asam Sulfat yang di produksi di PT Petrokimia Gresik memiliki

kualitas food grade dimana konsentrasinya minimal 98,5%

4. Didalam absorber akan terjadi Sulfur trioksida (SO 3) yang dihasilkan

diserap oleh H2SO4 yang berkonsentrasi sekitar 98,5% menjadi asam

pirosulfat atau yang biasa disebut oleum (H 2S2O7). Reaksinya sebagai

berikut :

H2SO4 (l) + SO3 (g) → H2S2O7 (l)

H2S2O7 tersebut lalu diencerkan di dalam air. Reaksinya dapat

ditunjukkan sebagai berikut :

H2S2O7 (l) + H2O(l) →2H2SO4(l)


 Kuantitatif

Berdasarkan data pada tanggal 7 Maret 2018

1. Input di Sulfur Burner yaitu : S(l) = 24277 Kg , O2(g) = 41183,607 Kg ,

N2(g) = 135562,708 Kg dan Outputnya yaitu : SO2(l) = 48553,984 Kg ,

O2(g) = 16906,624 Kg , N2(g) = 135562,708 Kg .

2. Input di Konverter Bed I, II dan III yaitu : SO2(l) = 48553,984 Kg , O2(g)

= 16906,624 Kg , N2(g) = 135562,708 Kg dan Outputnya yaitu : SO3(g)

= 60503,120 Kg , SO2(g) = 151,488 Kg , O2(g) = 4805,984 Kg , N2(g) =

135562,708 Kg .

3. Input di Absorber Tower T 1302 yaitu SO 2(g) = 151,488 Kg , SO3(g) =

60503,120 Kg , O2(g) = 4805,984 Kg , N2(g) = 135562,708 Kg , H2SO4(l)

= 1748842,875 Kg , H2O(l) = 14625 Kg dan Outputnya yaitu SO2(g) =

151,488 Kg , O2(g) = 4805,984 Kg , N2(g) = 135562,708 Kg , H2SO4(l) =

1822959,152 Kg , H2O(l) = 1011,798 Kg .

4. Effisiensi Absorbent Pada T 1302 yaitu 96%

Anda mungkin juga menyukai