TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Sejarah
Proyek Pembangunanan Pabrik Bioethanol dengan Bahan Baku Tetes Tebu yang
Perusahaan dengan nama PT Energi Agro Nusantara (Enero) pada tanggal 5 Juni
grade bioethanol dengan kadar 99,5% sebagai bahan campuran untuk bahan
bakar. Perusahaan ini memiliki visi yaitu, menjadi perusahaan energi terbarukan
lingkungan.
2. Mengembangkan usaha melalui peningkatan Produksi, Inovasi, dan
Diversifikasi.
Perusahaan ini juga memiliki slogan yang berbunyi “Be a Leader in Renewable
Energy”.
bioethanol.
2.1.3 Bisnis
(Badan Usaha Milik Negara) dengan industri gula sebagai produk utama dan
Pupuk, Karung, Bioethanol dll. PT. Energi Agro adalah salah satu
anakperusahaan PTPN X .
Bahan baku yang digunakan oleh PT Enero didapat dari sebelas Pabrik Gula
di Wilayah PTPN X berupa tetes tebu (molasses). Unit produksi industri gula
yang dimiliki PTPN X sebanyak 11 Unit Pabrik Gula (PG) yang tersebar di
wilayah Jawa Timur, yaitu PG Kremboong, PG Watoetoelis, PG Toelangan, PG
proses anaerobic diolah menjadi pupuk organik cair untuk tanaman tebu dan non
tebu.
(Anonim, 2017).
buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat-tempat umum
lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan
berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah
diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan
air limbah yang secara umum dikelompokkan menjadi 3 yang terdiri atas:
Air limbah yang berasal dari kegiatan penghunian, seperti rumah tinggal,
buangan kamar mandi, air buangan WC atau air kotor dan tinja, serta air
Air limbah yang berasal dari kegiatan industri, seperti pabrik industri
logam, tekstil, kulit, pangan (makanan dan minuman), industri kimia, dan lainnya.
Air limbah yang melimpas di atas permukaan tanah dan meresap kedalam
Air limbah mempunyai komposisi yang bervariasi dari setiap tempat dan
setiap tempat dan setiap saat sesuai dengan sumber asalnya. Akan tetapi, secara
garis besar zat yang terdapat di dalam air limbah terdiri dari air (99,9%) dan
bahan padatan (0,1%). Bahan padatan ini terbagi atas zat organik yaitu protein
(65%), karbohidrat (25%), dan zat anorganik (butiran, garam, metal). Kandungan
zat organik dan zat anorganik dalam air limbah tergantung pada jumlah air yang
digunakan (Sugiharto, 1987). Komposisi air limbah ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Air Limbah
Organik: Anorganik:
persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Bagan alir proses produksi
Sakarifikasi Sakarifikasi
(hidrolisis) ringan (hidrolisis) berat
Fermentasi alkoholik
dan pemisahan Bioetanol
Gambar 2.4 Diagram Alir Tahapan Produksi Bioetanol
ataupun kandungan limbah yang ada tidak mampu dicerna oleh mikroorganisme
limbah ini diperlukan untuk melakukan proses pengolahan dengan baik dan benar.
karakteristik biologis adalah ragam organisme yang ada pada limbah tersebut
(Hidayat, 2016).
Air Limbah pada dasarnya adalah air yang mengandung banyak polutan.
Polutan inilah yang menjadikan air tersebut dapat atau tidak digunakan untuk
(Hidayat, 2016).
membentuk partikel kecil ataupun minyak yang berupa tetesan dan tidak
terendapkan
3. Padatan, padatan tersuspensi mencakup partikel organik dan anorganik.
BOD,COD, dan parameter-parameter lain seperti TSS, DO, pH, suhu, dan
removal atau konversi kontaminan melalui penambahan bahan kimia dalam air
karbon aktif.
3. Pengolahan secara biologis, merupakan proses pengolahan dengan melakukan
a) Proses aerobik, yaitu activated sludge, aerated lagoon, aerobic digester, dan
trickling filter.
ponds.
sebagai suatu tolok ukur untuk mengetahui apakah telah terjadi kerusakan atau
Berikut ini merupakan tabel parameter kualitas air limbah untuk industri
kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Kecelakaan akibat kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan
di suatu tempat kerja. Kecelakaan kerja dapat dikategorikan atas dua golongan,
yaitu kecelakaan industri (on the job accident) yang artinya kecelakaan tersebut
kompensasi (off the job accident) adalah kecelakaan yang tidak berhubungan
kecelakaan kerja dalam suatu perusahaan atau industri. Sistem yang tepat untuk
melakukan pencegahan kecelakaan agar kecelakaan yang sama tidak terulang lagi
adalah:
1. Identifikasi Bahaya
tempat kerja mengenai K3, mendapatkan laporan dari operator dan laporan dalam
jurnal-jurnal teknis.
pada mesin yang menimbulkan bahaya. Selain itu, perlu juga diperhatikan kondisi
ruang kerjanya.
a. Membiasakan diri untuk melakukan sistem kerja yang aman sesuai dengan
SOP.
b. Pelatihan untuk para karyawan. Pelatihan perlu diberikan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan
Kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan, karena dampak
kecelakaan dan penyakit kerja juga merugikan perusahaan baik secara langsung
interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja
dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin danlingkungan kerja
Tujuan umum dari upaya K3 ini adalah menciptakan tempat kerja yang
aman untuk melindungi pekerja, aset produksi, dan lingkungan sekitar, seperti
yang telah tercantum pada Pasal 3 UU No. 1 Tahun 1970 mengenai syarat
keselamatan kerja.
dalam pelaksanaan K3. Pada Pasal 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menyebutkan teradapat 18 syarat-syarat
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
atau barang.
penyimpanan barang.
2.10.1 Pengertian
adalah setiap proses produksi, peralatan atau mesin dan tempat kerja yang
(2012), bahaya di tempat kerja terjadi ketika ada interaksi antara unsur – unsur
produksi yaitu manusia, peralatan, material, proses dan metoda kerja. Material
yang digunakan baik sebagai bahan baku, bahan antara atau hasill produksi
masing – masing.
yang sudah dibakukan, misalnya seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops,
dkk., 2013).
2.10.2 Klasifikasi
a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti
explosive.
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengion,
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
seperti antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, dan vapor.
c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang
berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi (jamur)
e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan
2.11 Risiko
2.11.1 Pengertian
suatu peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut
suatu perusahaan. Bentuk risiko tersebut seharusnya dipahami dan dikelola secara
efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga dapat menjadi nilai
tingkatan dan bentuk, tergantung dari peluang bahaya yang ada. Untuk itu,
diperlukan sistem yang dapat mencegah peningkatan risiko dan potensi bahaya.
risiko tersebut. Manajemen risiko dapat membawa pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan
adanya risiko pada suatu sistem operasi, peralatan, prosedur, unit kerja (Sepang
dkk., 2013). Kegunaan dari identifikasi risiko adalah (Sepang dkk., 2013):
2. Identifikasi risiko
risiko.
Skema dari tahap manajemen resiko dapat dilihat pada gambar berikut.
2.12.1 Pengertian
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif
(Anonim, 1996).
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan melalui audit SMK3 yang kemudian
Menurut Rudi Suardi (2007) dalam Sitorus (2010) manfaat dari Sistem
c. mengurangi biaya
1. Menyatakan Komitmen
Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan sebuah
hanya dalam bentuk kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar
dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan
karyawan perusahaan.
mengarahkan orang.
Anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit
kerja. Hal ini penting sebab merekalah yang paling bertanggung jawab
Sumber daya ini mencakup orang atau personel, perlengkapan, waktu dan
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara
5. Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan