Disusun oleh :
Kelompok : 3
Kelas 2C D3
DOSEN PEMBIMBING
2019
1. Hari / Tanggal Praktikum
Kamis, 3 Oktober 2019
2. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengubah ukuran suatu bahan dengan cara memecah, memotong,
atau menggiling bahan tersebut hingga didapatkan ukuran yang diinginkan
b. Mampu melakukan pengukuran partikel dengan metode sieving,
c. Mampu menerapkan hukum Rittinger
d. Mampu mengukur daya ( energy ) yang terpakai pada size reduction
3. Dasar Teori
Operasi size reduction bisa dilakukan dengan cara penumbukan atau
penggilingan. Untuk mengecilkan ukuran padatan diperlukan gaya-gaya
mekanis. Gaya-gaya ini dapat memecahkan padatan secara berbeda :
1. Pengecilan ukuran dengan penekanan diantara dua permukaan
benda padat (gaya tekan)
2. Pengecilan ukuran dengan tumbukan pada permukaan benda padat
(gaya tumbuk)
3. Pengecilan ukuran dengan gaya-gaya geser (gaya geser). Size
reduction dibedakan menjadi 3 :
a. Size reduction kasar (coarse): umpan 2 – 96 in 2.
b. Size reduction intermediate : 1 – 3 in 3
c. Size reduction halus (fine): 0.25 – 0.5 in
Mesin hammer mill berfungsi merubah ukuran suatu bahan baku produksi
menjadi butiran butiran tepung yang sangat halus. Mesin penepung ini
biasanya digunakan dalam industri dan pabrik yaitu pada proses penggilingan
gandum, pakan ternak, jus buah, penghancur kertas, penghancur kompos
organik dan sebagainya.
Prinsip kerjanya, yaitu bahan baku yang dimasukkan ke dalam mesin
selanjutnya akan dibawa oleh sebuah pelat ke bagian penghancuran. Setelah
bahan baku dihancurkan,lantas kemudian bahan pun akan dipotong dengan
kecepatan yang sangat tinggi sehingga menjadi tepung. Proses ini juga
menimbulkan tekanan udara di dalam akan mengalir keluar. Dengan kata lain
bahan baku yang berupa tepung akan terbang keluar melewati saringan. Bahan
yang masih berukuran besar akan diproses kembali hingga berbentuk tepung
halus.
Secara umum,mesin ini berbentuk sebuah tabung besi yang memiliki
poros di bagian vertikal atau horizontal.Rotor berputar di bagian dalam mesin
yang akan menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yangtelah diproses
oleh mesin akan keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan
atauplat penyaring. Mesin hammer mill ini juga bisa digunakan sebagai mesin
stone crusher sekunder dan tersier. Karena prinsip kerjanya yang
menggunakan aliran udara untuk memisahkan partikel kecil dan besar, maka
mesin ini diklaim jauh lebih murah dan lebih hemat energi (Dzulkarnain dkk,
2014)
4. Skema Percobaan
a) Tahap Persiapan
b) Tahap Proses
c) Tahap Penyelesaian
massa massa
beras
screening screening fraksi massa
tertahan
kosong + beras
346,62 360,98 14,36 0,095733333
300,08 430,14 130,06 0,867066667
295,93 300,6 4,67 0,031133333
257,75 257,82 0,07 0,000466667
231,95 231,95 0 0
212,45 212,45 0 0
211,43 211,43 0 0
194,86 194,86 0 0
total 149,16 0,9944
Screening
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 0.5 1 1.5 2 2.5
L0 = 1,4.10-3 m
Variabel 0,5
0.15
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
-0.05
L1 = 0,335 . 10-3m
Variabel 1
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
-0.05 0 0.5 1 1.5 2 2.5
L2 = 0,335. 10-3m
Dari proses hammer mill dengan ukuran plat 0,5 mm dan 1 mm memiliki Lrata-rata
yang sama yaitu 0,335. 10-3m
Energy = 1,7 Kw
= 1700 J/s
E = C (1/L1 - 1/L0)
1700 = C (2985,07-714,28)
C = 1700/2271
C = 0,748
5. Pembahasan
ARIFAH RAMADHANI
Pada praktikum size reduction menggunakan metode hammer mill dengan
bahan berupa beras dan energi yang di berikan dari alat sebesar 1,7 kw. Variabel
ukuran plat yang di pasang pada alat hammer sebesar 1 mm dan 0,5 mm dan di
dapat Lrata-rata yang sama yaitu 0,335. 10-3m. Pada hasil size reduction menggunakan
plat ukuran 1 mm, setelah di screening didapat massa beras paling banyak berada
pada screen ukuran 0,335 mesh sebanyak 38,31 gram beras. Artinya ukuran partikel
bahan tersebut sebesar screen diatasnya yaitu 0,63 mesh. Dan pada plat ukuran 0,5 mm,
setelah di screening didapat massa beras paling banyak berada pada screen yang
sama yaitu ukuran 0,335 mesh sebanyak 27,82 gram beras dan partikel tersebut
berukuran 0,63 mesh.
Untuk percobaan tanpa proses (hanya di screening saja) didapatkan hasil L0 sebesar
1,4 mm atau 1,4 x 10⁻³ m. Bahan paling banyak tertahan pada screening nomor 2
sebanyak 130,06 gram beras dengan ukuran partikel berarti sebesar 2 mesh. Selanjutnya
dicari Konstanta Rittinger (C) dengan rumus sehingga di dapatkan nilai C sebesar
0,748 Jm.
Jadi, semakin besar energi yang diberikan kepada alat maka semakin besar pula
perubahan yang di hasilkan sehingga konstanta semakin besar pula.
COKORDA ISTRI ANJANI MELIATI
Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan diatas maka pembahasan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut. Pada praktikum kali ini, size reduction
dilakukan dengan metode hammer mill. Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya
pukul (impact force). Prinsip kerjanya adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan
memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul
oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesame bahan.
Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga
didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat.
Pada percobaan ini menggunakan bahan beras dengan 2 variabel yang berbeda,
variabel tersebut didasarkan ukuran plat hammer yang terdiri dari plat screen 0,5,
dan plat screen 1,0. Bahan yang digunakan dalam percoban ini yakni sebanyak 150
gram. Hasil screening dengan variabel 0,5 mm sebanyak 80,72 gram. Sedangkan
untuk hasil screening pada variable 1,0 mm didapatkan sebanyak 127,34 gram.
Untuk fraksi massa tertinggi pada variabel 0,5 adalah dengan diameter rata-rata
0,4925 dengan besar fraksi massanya 0,1391 sedangkan untuk variabel 1,0 fraksi
massa tertinggi pada diameter yang sama variabel 0,5 dengan besar fraksinya
0,19155.Dapat dilihat pada grafik bahwa pada sumbu X menyatakan fraksi massa
dan sumbu Y menyatakan diameter rata-rata. Dari proses ini ukuran plat 0,5 mm
dan 1 mm memiliki panjang rata-rata yang sama yaitu 0,335 x 10-3 m sehingga
konstanta rittinger’s yang dihasilkan adalah 0,748.
Dari percobaan ini menunjukkan bahwa ukuran rata – rata diameter partikel
sebelum proses hammer mill 1,4 mm dan rata rata massa bahan sebelum di proses
hammermill sebesar 130,06 gram. Pada variabel ukuran plat screen 0,5 mm di
dapatkan ukuran rata rata diameter partikel sebesar 0,335 mm dan rata rata
massanya sebesar 27,82 gram. Sedangkan pada variabel plat screen 1,0 mm di
dapatkan ukuran rata rata diameter partikel sebesar 0,335 mm dan rata rata
massanya 38,31 gram. Sehingga didapatkan konstanta rittinger yang berasal dari
perhitungan energi yang disubstitusikan ke persamaan energi pada size reduction
sebesar C = 0,748 Jm
RINDA MAHENDRA
Dari percobaan ini, semakin besar diameter umpan, maka semakin besar
pula energy penggerusan. Selain itu, semakin besar kapasitas umpan, maka harga
konstanta Rittinger juga semakin besar karena energy yang dibutuhkan juga
semakin besar. Namun terdapat kesalahan dalam praktikum ini, yaitu setelah
melakukan proses screening tanpa hummer mill, bahan banyak yang tumpah
sehingga mempengaruhi fraksi massa pada proses tanpa hummer mill. Selain itu,
dapat mempengaruhi nilai konstanta Rittinger. Berdasarkan data dan grafik di atas,
ukuran plat 0,5 mm dan 1 mm memiliki panjang rata-rata yang sama, yaitu 0,335 x
10-3 m, maka konstanta rittinger’s (C) yang dihasilkan sebesar 0,748.
Proses pemecahan yang terjadi oleh hammer Mill ini terjadi karena adanya
rotor yang memutar paku-paku sehingga bahan yang dimasukkan ke dalamnya akan
terpukul dan hancur. Tumbukan tersebut akhirnya yang mengakibatkan bahan
menjadi halus dan akan lolos dari saringan yang diinginkan.
Bahan yang digunakan adalah 150 gram beras, dengan 2 kali percobaan
menggunakan plat screen 0,5 dan 1,0. Pada screening plat 0,5 diperoleh massa
sebesar 80,72 gram dan fraksi massa tertinggi pada diameter rata-rata 0,4925
dengan besar fraksi massanya 0,1391. Sedangkan pada plat 1,0 diperoleh massa
127,34 gram dan fraksi massa tertinggi pada diameter rata-rata 0,4925 dengan besar
fraksinya 0,19155. Berdasarkan data dan grafik dia tas, ukuran plat 0,5 mm dan 1
mm memiliki panjang rata-rata yang sama yaitu 0,335 x 10-3 m maka konstanta
rittinger’s (C) yang dihasilkan sebesar 0,748.
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
1. McCabe, W.L., Smith, J.C. & Harriott, P., 1990, “Operasi Teknik
Kimia”, jilid 2, edisi keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta
2. Kusnayat,Agus., Kurniawan, Septi. 2017. Perancangan Hammer pada
mesin Hammer Mill menggunakan metoda Discrete Element Modelling
untuk meningkatkan kehalusan Penggilingan Kulit Kopi. E-Processing of
Engineering : Vol.4, No.2. openlibrary.telkomuniversity.ac.id/
3. Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia. Politeknik Negeri Malang