KELAS : 2- TPJJ
NIM :191134007
TANGGAL : OKTOBER 2020
Gradasi menerus
Gradasi celah
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa Teknik sipil yang akan selalu dekat dengan
penggunaan agregat harus mengetahui gradasi dari agregat yang akan kita pakai dalam
kontruksi. Lewat “Analisa saringan agregat” kita mampu Dapat menentukan distribusi atau
prosentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar untuk digunakan dalam campuran
beton nantinya.
Dengan melakukan pengujian ini juga, maka kita akan mengetahui pengaruh gradasi
agregat yang digunakan terhadap sifat dari campuran beton nantinya. Lalu dengan melakukan
pengujian ini kita dapat melaksanakan pengujian Analisa distribusi butir agregat halus dan
kasar dengan menggunakan ayakan.
Selain itu menghitung persentase butiran yang tertahan serta lolos kumulatif dari tiap
ukuran ayakan, akan memudahkan kita untuk menggambar kurva gradasinya. Selanjutnya
menentukan mutu dari agregat dapat dilakukan berdasarkan angka kehalusan ataupun
spesifikasi gradasi, yang pastinya didapat dengan cara kita melakukan prosedur yang tepat
dan sesuai juga.
Analisa saringan agregat sendiri merupakan cara untuk menentukan persentase berat
butiran agregat yang lolos dari satu set saringan, yang kemudian angka-angka tersebut akan
menjadi persentase yang ditabelkan dan digambarkan pada grafik atau kurva distribusi butir.
Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah adalah gradasi agregat yang susunan
butirnya (gradasi) terdiri dari butiran halus hingga kasar secara beraturan karena butirannya
akan saling mengisi sehingga akan diperoleh beton dengan kepadatan yang tinggi, mudah
dikerjakan dan mudah dialirkan.
Mutu gradasi agregat, selain ditentukan terhadap distribusi butiran, beberapa standar
yang mensyaratkan atas dasar angka modulus kehalusan (Fineness Modulus/ FM). Modulus
Kehalusan merupakan jumlah persentase tertahan kumulatif unutuj satu seri ukuran ayakan
yang memililki ke;ipatan dua, dan ukuran tersebut dimulai dari yang terkecil yaitu 0,15 mm
dibagi dengna 100.
Didalam ASTM C.33 dan SK SNI S-04-1989 F, dijelaskan juga bahwa nilai FM agregat
halus untuk aduk dan beton masing-masing: 2,3-3,1 dan 1,5-3,8. Sedangkan untuk agregat
kasar menurut SK SNI S-04-1989, mensyaratkan nilai FM agregat sebesar 6,0-7,1.
Lalu dilanjut dengan pengujian. Sebelum melakukan ujian maka diperlukan peralatan
dan juga bahan untuk melakukan pengujian ini, diantaranya adalag sebagai berikut:
no peralatan keterangan
1
Timbangan dengan Ketelitian 0,2%
2
Oven Pengering Dapat diatur pada suhu
konstan (1105) 0C
3
Ukuran Lubang ayakan: 75 MM; 63,5 MM;
50 MM; 37,5 mm; 25 mm; 19 mm; 12,5 mm;
9,5 mm; 6,3 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18
mm; 0,6 mm; 0,3 mm; 0,15 mm, dan 0,075
mm.
4
Sample spliter sebagai alat pemisah contoh
5
Mesin penggetar agregat, sebagai penggetar
untuk agregat uji yang telah dilengkapi
dengan timer.
Dilanjutkan dengan menyediakan bahan berupa agregat, namun agregat tersebut harus
dalam keadaan kering oven yang dihasilkan oleh proses pengeringan pada suhu 1105 0C
selama 24 jam.
Selain itu agregat yang digunakan merupakan agregat yang sudah melalui tahapan
sampling baik secara metoda quatering/ sample splinter. Hal ini dilakukan agar hasil dari
Analisa dapat menjadi cermin pada sifat agregat yang akan digunakan. Untuk Minimum
benda uji yang digunakan yaitu sebagai berikut :
• Ukuran maks. 2,36 mm, berat minimum 100 gram
• Ukuran maks. 4,75 mm, berat minimum 500 gram
• Ukuran maks. 3/8”, berat minimum 1000 gram
• Ukuran maks. 1/2”, berat minimum 2500 gram
• Ukuran maks. 3/4”, berat minimum 5000 gram
• Ukuran maks. 1”, berat minimum 10000 gram
• Ukuran maks. 1,5”, berat minimum 15000 gram
• Ukuran maks. 2”, berat minimum 20000 gram
• Ukuran maks. 2,5”, berat minimum 25000 gram
• Ukuran maks. 3”, berat minimum 30000 gram
• Ukuran maks. 3,5”, berat minimum 35000 gram
PROSEDUR
Apabila alat dan bahan sudah tersedia, maka sekarang kita dapat melakukan prosedur
Analisa agergat, yaitu sebagai berikut:
1. Yang pertama harus dilakukan adalah mencuci agregat yang akan dijadikan sebagai
ample samapai bersih, lalu masukan ke dalam oven selama 24 jam. selama proses
pengeringan temperature di set pada suhu 1105 0C. seperti gambar dibawah ini.
2. Lakukan langkah pertama sekali lagi. Ini berfungsi agar kotoran benar benar hilang dan
bahan uji benar benar bersih dari materi lain.
3. Selanjut masukan agregat pada susunan ayakan, dengan urutan ukuran ayakan terbesar
berada dibagian atas dan diakhiri dengan pan dibagian terbawahnya. Baik dengan
menggunakan alat penggetar ataupun secara manual. Seperti gambar di bawah ini.
4. Selanjutnya kita letakan pada mesin penggetar, jalankan mesin selama 15 menit. (Tapi
apabila tidak ada mesin penggetar di lapangan dapat dilaksanakn dengan cara manual).
5. Diamkan beberapa saat, selanjutnya kita keluarkan benda uji yang tertahan di masing-
masing ayakan dan timbang beratnya menggunakan neraca digital.
Tabel 1 Data Uji Analisa Saringan Agregat dan Spesifikasi Gradasi Agregat Kasar
Pada pengujian kali ini, diberikan data sekunder seperti diatas, yang kemudain kita
analisis dengan menggunakan table untuk mendapatkan gradasi dan nilai FM dari data
tersebut.
Untuk referensi kita menggunakan kurva gradasi spesifikasi ASTM C.33 untuk agregat
halus dan BS 882-92 untuk agregat kasar, untuk mengetahui posisi gradasi agregat yang
kita miliki.
• Perhitungan agregat halus dengan cara membandingkan hasil pengujian lab
dengan SPEK. ASTM C.33
SPEK. ASTM
Tertahan Kumulatif
Ukuran C.33
AGREGAT
Berat (gram) Prosen (%)
Ayakan Tertahan Lolos HALUS
Rata-
(mm) I II I II Rata (%) (%) Min. Maks.
37,50 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
25,00 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
19,00 507 576 5,41 6,18 5,80 5,80 94,20
12,50 4007 3907,96 42,80 41,93 42,36 48,16 51,84
9,50 3075,77 2907,67 32,85 31,20 32,02 80,19 19,81 100 100
4,75 808,07 795,07 8,63 8,53 8,58 88,77 11,23 95 100
2,36 437,75 597,88 4,68 6,42 5,55 94,31 5,69 80 100
1,18 166,77 177,77 1,78 1,91 1,84 96,16 3,84 50 85
0,60 137,87 125,07 1,47 1,34 1,41 97,57 2,43 25 60
0,30 56,07 67,07 0,60 0,72 0,66 98,22 1,78 10 30
0,15 89,77 97,75 0,96 1,05 1,00 99,23 0,77 2 10
0,075 77,15 67,07 0,82 0,72 0,77 100,00 0,00
Jumlah 9363,2 9319,3 100,00 100,00 100,00 808,40
FM 7,1 3,4 2,2
80
70
60
50
40
30
20
10
0
<0,1 0, 0,3 0, 1,1 2,3 4,7 9,5 19, 37,
UKURAN AYAKAN (MM), DALAM SKALA LOG.
• Perhitungan agregat kasar dengan cara membandingkan hasil pengujian lab
dengan SPEK. BS 882-92
SPEK. BS 882-
Tertahan Kumulatif
Ukuran 92
AGREGAT
Berat (gram) Prosen (%)
Ayakan Tertahan Lolos KASAR
Rata-
(mm) I II I II Rata (%) (%) Min. Maks.
37,50 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
25,00 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 100 100
19,00 507 576 5,41 6,18 5,80 5,80 94,20 85 100
12,50 4007 3907,96 42,80 41,93 42,36 48,16 51,84 0 70
9,50 3075,77 2907,67 32,85 31,20 32,02 80,19 19,81 0 25
4,75 808,07 795,07 8,63 8,53 8,58 88,77 11,23 0 5
2,36 437,75 597,88 4,68 6,42 5,55 94,31 5,69
1,18 166,77 177,77 1,78 1,91 1,84 96,16 3,84
0,60 137,87 125,07 1,47 1,34 1,41 97,57 2,43
0,30 56,07 67,07 0,60 0,72 0,66 98,22 1,78
0,15 89,77 97,75 0,96 1,05 1,00 99,23 0,77
0,075 77,15 67,07 0,82 0,72 0,77 100,00 0,00
Jumlah 9363,2 9319,3 100,00 100,00 100,00 808,40
FM 7,1 4,2 3,0
80
70
60
50
40
30
20
10
0
<0,1 0, 0,3 0, 1,1 2,3 4,7 9,5 19, 37,
UKURAN AYAKAN (MM), DALAM SKALA LOG.
Pembahasan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gradasi agregat yang baik untuk
beton adalah adalah gradasi agregat yang susunan butirnya (gradasi) terdiri dari butiran halus
hingga kasar secara beraturan karena butirannya akan saling mengisi sehingga akan diperoleh
beton dengan kepadatan yang tinggi, mudah dikerjakan dan mudah dialirkan.
Mutu gradasi agregat, selain ditentukan terhadap distribusi butiran, beberapa standar
yang mensyaratkan atas dasar angka modulus kehalusan (Fineness Modulus/ FM). Modulus
Kehalusan merupakan jumlah persentase tertahan kumulatif unutuj satu seri ukuran ayakan
yang memililki ke;ipatan dua, dan ukuran tersebut dimulai dari yang terkecil yaitu 0,15 mm
dibagi dengna 100.
Didalam ASTM C.33 dan SK SNI S-04-1989 F, dijelaskan juga bahwa nilai FM agregat
halus untuk aduk dan beton masing-masing: 2,3-3,1 dan 1,5-3,8. Sedangkan untuk agregat
kasar menurut SK SNI S-04-1989, mensyaratkan nilai FM agregat sebesar 6,0-7,1.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan dari kurva yang terbentuk, bahwasannya
agregat halus yang diuji tidak memenuhi ASTM C-33 , karena persentase agregat yang lolos
jauh dari spesifikasi tersebut. Itu terlihat pada table data diatas, bahwa pada saringan 9,5 mm
masih ada yang tertahan, padahal seharusnya lolos 100% . dan untuk nilai FM = 7,1.
Sedangkan untuk pengujian dengan spek BS 882-92 ini memenuhi syarat dengan nilai
FM =7,1. Dan bila melihat kurvanya dapat dilihat bahwa hasil uji berada diantara persentase
dari speksifikasi yang di jadikan sebagai acuan.