Oleh :
NIM. 5111420055
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
6. Setelah proses pengayakan, sampel didiamkan selama 5 menit dengan tujuan agar
debu yang ada mengendap.
7. Membuka saringan kemudian menimbang berat masing-masing saringan beserta
isinya(agregat).
E. Pembahasan
Hasil percobaan ini apabila dikorelasikan dengan klasifikasi sisa di atas saringan
menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 N.I-2 :
1. Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2% berat. Dari percobaan didapatkan
11,46%.
2. Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10% berat. Dari percobaan didapatkan
40,22%.
3. Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80% sampai 90% berat.
Dari percobaan didapatkan 81,87%.
Pada grafik di atas terdapat 4 kurva yang menerangkan batas atas dan batas bawah.
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang dinyatakan dalam persen dari berat
total yang lolos. Untuk menentukan ukuran butiran agregat, dilihat dari grafik pengujian
terletak di garis sampel. Dari hasil pengujian, grafik yang dihasilkan berada di gradasi 2.
F. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Agregat halus harus memiliki ukuran lebih kecil harus memiliki ukuran yang lebih
kecil dari 4,75 mm atau diindikasikan dengan lolosnya agregat dari saringan berukuran
Sieve No. 4.
2. Berdasarkan percobaan, hasil analisis berada pada gradasi 2.
3. Agregat halus memenuhi kualifikasi berdasarkan percobaan atau uji saringan.
G. Saran
Agar agregat halus pada percobaan analisa saringan tersebut memiliki gradasi yang
bagus, serta berada di antara batas bawah dan atas maka dapat dilakukan penambahan
agregat yang lebih halus sesuai dengan proposi tertentu agar diperoleh yang memenuhi
syarat.
H. Lampiran
Gambar 1. 6 Saringan
Gambar 2. 2 Timbangan
2. Bahan
a. Agregat kasar
4. Agregat kasar dituang ke dalam saringan paling atas, lalu diayak secara manual selama 15
menit.
D. Pembahasan
Tabel 2. 1 Data Saringan Agregat Kasar
Keterangan:
1. Kolom 1 menyatakan daftar saringan yang dipakai pada analisa saringan agregat kasar
dan diurutkan dari diameter lubang saringan yang terbesar sampai yang terkecil.
2. Kolom 2 menyatakan berat agregat kasar yang tertahan di atas saringan.
3. Kolom 3 menyatakan persentase berat agregat kasar yang tertahan di atas saringan.
4. Kolom 4 menyatakan persentase berat jumlah kumulatif yang tertahan.
5. Kolom 5 menyatakan persentase berat jumlah kumulatif yang lolos.
Mencari Jumlah Sisa Kumulatif :
Diambil dari percobaan pada saringan berdiameter 38,1 mm dan 19 mm yaitu :
Hasil saringan 38,1 mm = 2655,80
Hasil saringan 19 mm = 56,70
(𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 38,1 𝑚𝑚)
Rata rata 38,1 (%) = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚))
𝑥 100%
76,6
= 2789,1 𝑥 100%
= 2,75 gram
= 95,22 gram
Jumlah sisa komulatif = Rata rata saringan diameter 38,1 mm (%) + rata rata saringan diameter
19 (%)
= 95,22 + 2,75
= 97,97 gram
Berdasarkan syarat menurut PBI 1971N.1-2 Pasal 3.4 ayat 6 (diisi sesuai hasil yang
ada pada tabel dan mengikuti syarat sesuai yang diatas)
1. Sisa di atas ayakan 31,5 mm tidak memenuhi karena melebihi 0 % berat.
2. Sisa di atas ayakan 4 mm tidak memenuhi karena melebihi 90% .
3. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum
60% dan minimum 10% berat. Syarat ini tidak memenuhi karena pada ayakan 19 mm
dan ayakan 9,5 mm memiliki selisih 2,03% , dan pada ayakan 38,1 mm dan ayakan 19
mm memiliki selisih 95,22%.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0,15 0,3 0,6 1,18 2,36 4,75 9,5 19 38,1 50 75
Ukuran Butiran (mm)
10 BA 10 BB 20 BA 20 BB
40 BB 40 BA UJI
F. Kesimpulan
Kesimpulan pada uji saringan agregat kasar yang telah dilakukan adalah:
1. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat. Syarat ini tidak memenuhi karena pada
ayakan 19 mm dan ayakan 9,5 mm memiliki selisih 2,03% , dan pada ayakan 38,1
mm dan ayakan 19 mm memiliki selisih 95,22%.
2. Dari hasil pengujian grafik yang dihasilkan berada di luar batas atas dan batas
bawah dari ukuran butiran 40, 20, 10, sehingga tidak disarankan menggunakan
kerikil tersebut dalam pembuatan beton.
G. Saran
Agar agregat kasar pada percobaan analisa saringan tersebut memiliki gradasi yang
bagus serta berada di antara batas minimum dan maksimum maka dapat dilakukan
penambahan agregat yang lebih halus atau kecil sesuai dengan proposi tertentu, agar
diperoleh gradasi yang sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F yang memiliki modulus
kehalusan berkisar 6 – 7,1.
H. Lampiran
1. Percobaan terkait uji saringan agregat halus tidak menemukan suatu permasalahan yang
berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk agregat halus tersebut memenuhi
kualifikasi.
2. Percobaan terkait uji saringan agregat kasar terdapat permasalahan yaitu agregat kasar
tidak bagus, sehingga perlu ditambahkan agregat kasar dengan kondisi yang lebih halus
atau kecil sesuai dengan proporsi tertentu, agar diperoleh gradasi yang sesuai yaitu yang
memiliki modulus kehalusan berkisar 6-7,1.