Anda di halaman 1dari 14

UJI GRADASI (SARINGAN)

AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium Desain Perkerasan Jalan

Semester Genap Tahun Ajaran 2022/23

Oleh :

Reynaldi Bonanza Fadhlullah

NIM. 5111420055

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui modulus kehalusan butir dari agregat
halus.
2. Tujuan
Untuk menentukan diagram butir pasir melalui pengujian analisa saringan agregat
halus.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker)
b. Satu set saringan agregat : 9,5 mm, 4.78 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm,
0.15 mm, pan
c. Cover
d. Timbangan
e. Oven
2. Bahan
a. Agregat halus (pasir)

C. Prosedur Pelaksanaan Percobaan


1. Mengambil contoh agregat halus secukupnya menggunakan sieve shaker untuk
pembagian butir secara merata.
2. Mengoven agregat halus pada suhu 110° C selama 24 jam, lalu ditimbang.

Gambar 1.1 Oven Agregat Halus


3. Menimbang setiap saringan dalam keadaan kosong dan bersih.
4. Menyusun saringan pada mesin pengguncang dengan urutan yang paling bawah
adalah pan, kemudian saringan dengan nomer mesh terbesar sampai yang terkecil.

Gambar 1.2 Menyusun Saringan

5. Memasukkan sampel pada saringan teratas kemudian ditutup. Menjepit susunan


saringan tersebut, selanjutnya hidupkan mesin sieve shaker selama 10 menit.

Gambar 1.3 Mengayak Saringan

6. Setelah proses pengayakan, sampel didiamkan selama 5 menit dengan tujuan agar
debu yang ada mengendap.
7. Membuka saringan kemudian menimbang berat masing-masing saringan beserta
isinya(agregat).

Gambar 1.4 Menimbang Saringan

8. Menghitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan.


9. Melanjutkan perhitungan sesuai petunjuk pada form isian yang tersedia.
D. Hasil Pengujian
Tabel 1.1 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus

Diameter Berat Persentase berat Berat komulatif Berat komulatif


ayakan tertahaan tertahan tertahan lolos
(mm) (gram) (%) (%) (%)
9,5 20,9 2,46 2,46 97,54
4,78 76,6 9,00 11,46 88,54
2,36 124,0 14,57 26,03 73,97
1,18 120,8 14,20 40,22 59,78
0,6 180,1 21,16 61,39 38,61
0,3 174,3 20,48 81,87 18,13
0,15 154,3 18,13 100,00 0,00
Jumlah 851,0 100,00 323,42
Modulus Halus Butir (MHB) 3,234
:

Menentukan Modulus Kehalusan Butir (FM)


Jumlah persen komulatif pada saringan standar
FM =
100
323,42
=
100
= 3,234

E. Pembahasan
Hasil percobaan ini apabila dikorelasikan dengan klasifikasi sisa di atas saringan
menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 N.I-2 :
1. Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2% berat. Dari percobaan didapatkan
11,46%.
2. Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10% berat. Dari percobaan didapatkan
40,22%.
3. Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80% sampai 90% berat.
Dari percobaan didapatkan 81,87%.

Dalam SK SNI S-04-1989-F susunan besaran butiran agregat halus mempunyai


modulus kehalusan 1,5-3,8, dari percobaan didapatkan modulus kehalusan butir (FM)
sebesar 3,234.
Gambar 1.5 Grafik Analisa Gradasi Pasir

Pada grafik di atas terdapat 4 kurva yang menerangkan batas atas dan batas bawah.
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang dinyatakan dalam persen dari berat
total yang lolos. Untuk menentukan ukuran butiran agregat, dilihat dari grafik pengujian
terletak di garis sampel. Dari hasil pengujian, grafik yang dihasilkan berada di gradasi 2.

F. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Agregat halus harus memiliki ukuran lebih kecil harus memiliki ukuran yang lebih
kecil dari 4,75 mm atau diindikasikan dengan lolosnya agregat dari saringan berukuran
Sieve No. 4.
2. Berdasarkan percobaan, hasil analisis berada pada gradasi 2.
3. Agregat halus memenuhi kualifikasi berdasarkan percobaan atau uji saringan.

G. Saran
Agar agregat halus pada percobaan analisa saringan tersebut memiliki gradasi yang
bagus, serta berada di antara batas bawah dan atas maka dapat dilakukan penambahan
agregat yang lebih halus sesuai dengan proposi tertentu agar diperoleh yang memenuhi
syarat.
H. Lampiran

Gambar 1. 6 Saringan

Gambar 1. 7 Proses Menimbang Saringan Agregat Halus


ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

A. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui modulus kehalusan butir dari agregat kasar.
2. Tujuan
Untuk menentukan diagram gradasi butir agregat kasar.

B. Alat dan bahan


1. Alat
a. 1 set saringan diameter 75 ; 50 ; 38,1 ; 19 ; 9,5 ; 4,75 ; 2,36 ; 1,18 ; 0,6 ; 0,3 ; 0,15 ;
pan
b. Mesin ayakan 1 buah
c. Stopwatch 1 buah
d. Cawan 1 buah
e. Timbangan ketelitian 1 gram 1 buah

Gambar 2. 1 Set Saringan, Mesin Ayakan, Stopwatch, dan Cawan

Gambar 2. 2 Timbangan
2. Bahan
a. Agregat kasar

C. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan


Berdasarkan SNI 03-1968-1990
1. Agregat kasar ditimbang.

Gambar 2.3 Saringan

2. Setiap saringan ditimbang dalam keadaan kosong dan bersih.


3. Saringan disusun secara urut dari saringan berdiameter terbesar di atas sampai saringan
berdiameter terkecil di bawah.

Gambar 2.4 Saringan

4. Agregat kasar dituang ke dalam saringan paling atas, lalu diayak secara manual selama 15
menit.

Gambar 2.5 Proses Ayakan


5. Setelah proses pengayakan, agregat kasar didiamkan selama 5 menit dengan tujuan agar
debu yang ada mengendap.
6. Sisa agregat kasar yang tersisa diatas setiap saringan ditimbang dengan neraca ohaus dan
catat dalam tabel.

D. Pembahasan
Tabel 2. 1 Data Saringan Agregat Kasar

Persentase Berat Berat


Diameter Berat
berat komulatif komulatif
ayakan tertahaan tertahan tertahan lolos
(mm) (gram) (%) (%) (%)
75 0,00 0,00 0,00 100,00
50 0,00 0,00 0,00 100,00
38,1 76,60 2,75 2,75 97,25
19 2655,80 95,22 97,97 2,03
9,5 56,70 2,03 100,00 0,00
4,75 0,00 0,00 100,00 0,00
2,36 0,00 0,00 100,00 0,00
1,18 0,00 0,00 100,00 0,00
0,6 0,00 0,00 100,00 0,00
0,3 0,00 0,00 100,00 0,00
0,15 0,00 0,00 100,00 0,00
Jumlah 2789,1 100,00 800,71

Keterangan:
1. Kolom 1 menyatakan daftar saringan yang dipakai pada analisa saringan agregat kasar
dan diurutkan dari diameter lubang saringan yang terbesar sampai yang terkecil.
2. Kolom 2 menyatakan berat agregat kasar yang tertahan di atas saringan.
3. Kolom 3 menyatakan persentase berat agregat kasar yang tertahan di atas saringan.
4. Kolom 4 menyatakan persentase berat jumlah kumulatif yang tertahan.
5. Kolom 5 menyatakan persentase berat jumlah kumulatif yang lolos.
Mencari Jumlah Sisa Kumulatif :
Diambil dari percobaan pada saringan berdiameter 38,1 mm dan 19 mm yaitu :
Hasil saringan 38,1 mm = 2655,80
Hasil saringan 19 mm = 56,70
(𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 38,1 𝑚𝑚)
Rata rata 38,1 (%) = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚))
𝑥 100%
76,6
= 2789,1 𝑥 100%
= 2,75 gram

(𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 19 𝑚𝑚)


Rata rata 19 (%) =
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚))
𝑥 100%
2655,8
= 𝑥 100%
2789,1

= 95,22 gram

Jumlah sisa komulatif = Rata rata saringan diameter 38,1 mm (%) + rata rata saringan diameter
19 (%)
= 95,22 + 2,75
= 97,97 gram

Menentukan Modulus Kehalusan Agregat Kasar (FM)


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡
(FM) =
100
800,71
= 100
= 8,01
E. Pembahasan
Pembahasan syarat menurut PBI 1971 N.1-2 Pasal 3.4 ayat 6
Syarat berdasarkan PBI 1971 N.1-2 Pasal 3.4 ayat 6 :
1. Sisa di atas ayakan 31,5 mm memenuhi syarat harus 0% berat.
2. Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 80% berat.
3. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum
60% dan minimum 10% berat.

Berdasarkan syarat menurut PBI 1971N.1-2 Pasal 3.4 ayat 6 (diisi sesuai hasil yang
ada pada tabel dan mengikuti syarat sesuai yang diatas)
1. Sisa di atas ayakan 31,5 mm tidak memenuhi karena melebihi 0 % berat.
2. Sisa di atas ayakan 4 mm tidak memenuhi karena melebihi 90% .
3. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum
60% dan minimum 10% berat. Syarat ini tidak memenuhi karena pada ayakan 19 mm
dan ayakan 9,5 mm memiliki selisih 2,03% , dan pada ayakan 38,1 mm dan ayakan 19
mm memiliki selisih 95,22%.

ANALISA GRADASI KERIKIL


100
Persentase Lolos (%)

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0,15 0,3 0,6 1,18 2,36 4,75 9,5 19 38,1 50 75
Ukuran Butiran (mm)
10 BA 10 BB 20 BA 20 BB
40 BB 40 BA UJI

Gambar 2. 6 Grafik Analisa Gradasi Kerikil


Keterangan gambar:
Gambar di atas menunjukkan bahwa dari percobaan analisa saringan agregat kasar didapat
grafik seperti yang terlampir. Dari grafik tersebut terdapat 4 kurva yang menerangkan batas
atas dan batas bawah dari ukuran butiran 40, 20, 10. Gradasi agregat adalah pembagian
ukuran butiran yang dinyatakan dalam persen dari berat total yang lolos. Untuk
menentukan ukuran butiran agregat, dapat dilihat dari grafik pengujian yang memiliki
warna garis solid hitam. Dari hasil pengujian grafik yang dihasilkan berada di luar batas
atas dan batas bawah dari ukuran butiran 40, 20, 10, sehingga tidak disarankan
menggunakan kerikil tersebut dalam pembuatan beton.

F. Kesimpulan
Kesimpulan pada uji saringan agregat kasar yang telah dilakukan adalah:
1. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat. Syarat ini tidak memenuhi karena pada
ayakan 19 mm dan ayakan 9,5 mm memiliki selisih 2,03% , dan pada ayakan 38,1
mm dan ayakan 19 mm memiliki selisih 95,22%.
2. Dari hasil pengujian grafik yang dihasilkan berada di luar batas atas dan batas
bawah dari ukuran butiran 40, 20, 10, sehingga tidak disarankan menggunakan
kerikil tersebut dalam pembuatan beton.

G. Saran
Agar agregat kasar pada percobaan analisa saringan tersebut memiliki gradasi yang
bagus serta berada di antara batas minimum dan maksimum maka dapat dilakukan
penambahan agregat yang lebih halus atau kecil sesuai dengan proposi tertentu, agar
diperoleh gradasi yang sesuai dengan SK SNI S-04-1989-F yang memiliki modulus
kehalusan berkisar 6 – 7,1.
H. Lampiran

Berat tertinggal saringan diameter 9,5 mm

Berat tertinggal saringan diameter 19 mm

Berat tertinggal saringan diameter 38,1 mm


REKOMENDASI

1. Percobaan terkait uji saringan agregat halus tidak menemukan suatu permasalahan yang
berarti, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk agregat halus tersebut memenuhi
kualifikasi.
2. Percobaan terkait uji saringan agregat kasar terdapat permasalahan yaitu agregat kasar
tidak bagus, sehingga perlu ditambahkan agregat kasar dengan kondisi yang lebih halus
atau kecil sesuai dengan proporsi tertentu, agar diperoleh gradasi yang sesuai yaitu yang
memiliki modulus kehalusan berkisar 6-7,1.

Anda mungkin juga menyukai