Anda di halaman 1dari 3

Nama : Reynaldi Bonanza Fadhlullah

Nim : 5111420055

MK : Pendidikan Keewarganegaraan

Link :
https://drive.google.com/file/d/1tgxJbeQu1ezBoFJ8DPLdQonBoAxmnATl/view?us
p=sharing

LAPORAN HASIL WAWANCARA

1. Latar Belakang
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Penulis selaku mahasiswa telah melaksanakan kegiatan ini dengan
lancar dan sebagaimana mestinya.

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Topik dari wawancara adalah tentang bela negara.

Dengan terlaksanakannya kegiatan wawancara ini, maka Penulis berharap telah


memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan dan mendapatkan hasil yang terbaik
serta bermanfaat dikemudian hari.

2. Maksud dan Tujuan


a. Memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
b. Mengetahui makna bela negara

3. Topik Wawancara
Topik yang diangkat dalam wawancara kali ini adalah tentang makna bela negara.
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Wawancara dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Januari 2022. Pukul 15.30 WIB s/d
selesai. Tempat wawancara dilakukan di Desa Banding Agung, Kecamatan Talang
Padang, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Indonesia.

5. Laporan Hasil Wawancara


Pewawancara (P) : Reynaldi Bonanza Fadhlullah
Narasumber (N) : Risnawati
Hasil wawancara :
Pada hari Minggu, 23 Januari 2022, pukul 15.30 WIB. Penulis memulai
mewawancarai Risnawati yaitu Nenek Penulis sendiri. Penulis memilih narasumber
tersebut atas pertimbangan veteran pejuang kemerdekaan di daerah penulis sudah
tidak ada (sepengamatan penulis) dan hanya ada uyut perempuan (orangtua nenek
penulis) yang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk diwawancarai.

Pertanyaan Pembuka :
P : “Selamat sore, Nek!. Maaf menggangu waktunya, saya ingin bertanya, apakah
Nenek mengalami peristiwa pemberontakkan PKI pada tahun 1965?
N : “Nenek hanya dapat cerita (tidak mengalami), orangtua Nenek sering dipanggil
di pusat (Kantor Pemerintahan). Kalau Nenek itu (tinggalnya) di desa terpencil, jadi
tidak tau (mengenai pemberontakkan yang terjadi), tidak ada huru hara waktu
kejadian itu (pemberontakkan)”

P : “Jadi, hanya dapat cerita pengalaman dari orangtua Nenek saja, ya?”
N : “Iya, dia (orantuanya) sering ditanya-tanya, dibilang orang terlibat (dicurigai
PKI), tapi sebenarnya tidak terlibat. Alhamdulillah orangtua Nenek bebas, tidak ada
apa-apanya (tidak disakiti atau dibunuh), dibebaskan oleh dia orang (oleh
tentara/pemerintah)”.

P : “Jadi, (bisa dibilang) orangtua Nenek merasakan masa penjajahan Belanda atau
masa penjajahan Jepang, apakah ada cerita sewaktu masa itu?”
N : “Dia (orangtuanya) sering ditawan tapi tidak diapa-apakan oleh Belanda itu, dia
belajar Bahasa Belanda. Kalau masalah makanan segala macam itu kan selalu
dikasih, tapi kalau orang-orang di luar sana banyak yang tersiksa, makanan banyak
yang kekurangan apalagi pada masa Jepang itu lebih parah lagi (dibanding pada masa
Belanda), tapi orangtua Nenek tidak mengalami hal itu”.

P : “Jadi orangtua Nenek bukan menjadi tahanan tentara jepang sebagai


pemberontak? Hanya menjadi tawanan warga sipil biasa?”
N : “Iya”

P : “Kalau dari orangtuanya Kakek, apakah ada cerita?”


N : “(Dia) ikut berjuang, benar-benar ikut berjuang mati-matian dan
alhamdulillahnya dia (orangtuanya Kakek) aman (tidak ditawan)”
P : “Jadi, orantuanya Kakek, pada masa perjuangan kemerdekaan berjuang dengan
fisik, jadi ikut bergeriliya melawan penjajah?”

P : “Dari pengalaman orangtua Kakek dan Nenek menujukkan sikap bela negara
dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada masa itu, nah menurut Nenek,
hal apa yang bisa dilakukan generasi muda untuk bela negara pada masa sekarang?”
N : “Harus banyak belajar (menuntut ilmu), untuk membela negara kita, (intinya)
berpendidikan tinggi”.

6. Kesimpulan
Pada masa penjajahan belanda dan jepang, sikap bela negara ditunjukkan berbeda-
beda, sesuai dengan masa sekarang. Sikap bela negara pada masa sekarang bisa
dilakukan dengan cara menuntut ilmu setinggi-tingginya, lalu ikut andil dalam
pembangunan di Indonesia, seperti belajar tentang pemrograman lalu berkontribusi
dengan cara melindungi data-data pemerintah atau membuat perangkat lunak untuk
melindungi Indonesia dari serangan siber, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai