Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN AGREGAT

1.1 Pengujian Analisa Saringan (Sieve Analysis)

1.1.1 Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan pembagian butiran (gradasi)
agregat. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan berupa tabel dan grafik. Data
distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan aspal.
Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat kasar,medium dan halus.

1.1.2 Pendahuluan
Batu pecah dan batu alam secara teoritis terbagi atas 2 (dua) kelompok besar
yaitu agregat kasar dan agregat halus, dimana pemisah dari kedua kelompok ini
adalah ukuran saringan nomor 4 dengan ukuran 4,75 mm. Apabila agregat yang
tertahan di atas saringan nomor 4, maka agregat tersebut dikatakan sebagai agregat
kasar. Sebaliknya, agregat yang lolos saringan nomor 4, maka dapat dikatakan
sebagai agregat halus.
Setelah melakukan penyaringan agregat dapat kita ketahui persentase
kehilangan berat nya, jika kehilangan berat lebi dari 3% agregat tersebut berarti
tidak baik untuk perkerasan jalan, dengan cara mengulang menyaring material yang
sama agar dapat hasil yang lebih teliti, ketika tetap digunakan artinya komposisi
material yang digunakan tidak real lagi. Gradasi yang buruk akan dapat
mengakibatkan stabilitanya menjadi rendah dan jalan akan mengalami kerusakan.
Gradasi baik adalah gradasi rapat yang terdapat butiran dari agregat kasar
sampai halus, agregat dengan gradasi rapat akan menghasilkan lapisan perkerasan
dengan stabilitas tinggi, kedap air, dan berat volumenya besar.
Di laboratorium pembagian ini diperbanyak, misalnya untuk keperluan
spesifikasi campuran beton menggunakan empat zona gradasi, untuk keperluan
perencanaan perkerasan digunakan tiga zona gradasi atau lebih dikenal dengan
istilah fraksi agregat, yaitu fraksi agregat kasar, sedang dan halus. Dimana fraksi
agregat halus merupakan agregat yang lolos saringan 4,75 mm, sedangkan fraksi
agregat sedang merupakan agregat yang lolos saringan 9,50 mm dan tertahan di
saringan 4,75 mm. Kemudian, fraksi agregat kasar merupakan agregat yang lolos
saringan 25,40 mm dan tertahan di saringan 9,50 mm. Penentuan gradasi agregat ini
dapat dicari dengan cara grafis dan cara analitis.

1.1.2.1 Cara grafis


Pada cara grafis ini data hasil analisis saringan diplot ke dalam grafik
semilogaritma, dimana sumbu x menunjukkan parameter diameter saringan dalam
skala logaritma dan sumbu y menunjukkan parameter persentase lolos saringan.
Hasilnya lebih bersifat visual. Dari pola kurva yang terbentuk dapat kita lihat dua hal
yakni :
a. Gradasi agregat yang bersifat well graded, poor graded / single sized, ataupun
gap graded
b. Persentase (%) agregat kasar, sedang, dan halus pada sumber agregat tersebut
dengan kombinasi analisa saringan

1.1.2.2 Cara analitis


Cara analitis yaitu dengan membuat suatu parameter koefisien keseragaman/
uniformity coefficient (Cu) dan parameter koefisien kurvatur / Curvature coefficient
(Cz) dan hasilnya lebih eksak. Persamaan parameter tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
D 302
Cz =
(D 10 x D 60)
D60
Cu =
D10
Dengan :
D10 = Ukuran diameter butiran yang bersesuaian dengan 10% lolos saringan
D30 = Ukuran diameter butiran yang bersesuaian dengan 30% lolos saringan
D60 = Ukuran diameter butiran yang bersesuaian dengan 60% lolos saringan
Angka Cu yang kecil menandakan bahwa agregat yang digunakan tersebut
kurang lebih seragam. Bersama dengan Cz dan Cu , sebuah agregat dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Cz > 35 dan Cu < 6 merupakan well graded
b. Cz > 15 dan Cu < 6 merupakan medium graded
c. Cz < 15 dan Cu < 6 merupakan poorly graded / uniformly.graded
d. Cu > 35 dan Cz > 6 merupakan gap graded
Karakteristik gradasi tersebut merupakan ciri khas yang menandai suatu
campuran beraspal, misalkan well graded / continuous graded sebagai ciri khas
LASTON ( Lapisan Aspal Beton ), gap graded sebagai ciri khas HRA (Hot Rolled
Asphalt) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Poor graded
dihindari karena sifat ikatan antar partikel di dalamnya kurang baik.

Gambar 1.1.1 Gambar Tiga Jenis


Gradasi Pada Agregat

Gambar 1.1.2 Gambar Ilustrasi Well Graded

Gambar 1.1.3 Gambar Ilustrasi Gap Graded


Gambar 1.1.4 Gambar Ilustrasi Poor Graded

Gambar 1.1.5 Gambar contoh grafik gradasi agregat


Sumber : www.gloopic.net
Gambar 1.1.6 Klasifikasi gradasi agregat system UNIFIED
Sumber : www.2.bp.blogspot.com
1.1.3 Peralatan
Dalam melakukan pengujian diperlukan peralatan-peralatan sebagai berikut ini :
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1 gram
2. Satu set saringan yang terdiri dari ukuran :
a. 25,40 mm (1”)
b. 19,10 mm (3/4”)
c. 12,70 mm (1/2”)
d. 9,52 mm (3/8)
e. 6,35 mm (1/4)
f. 4,76 mm (No. 4)
g. 2,38 mm (No. 8)
h. 1,19 mm (No. 16)
i. 0,59 mm (No. 30)
j. 0,279 mm (No. 50)
k. 0,149 mm (No. 100)
l. 0,074 mm (No. 200)
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu hingga mencapai suhu 110 ± 5 ⁰C
4. Alat pemisah contoh
5. Mesin pengguncang saringan
6. Talam-talam
7. Kuas, Sikat kawat, sendok semen dan lain-lainnya

1.1.4 Prosedur Pengujian


Prosedur pengujian didasarkan pada SK-SNI M-08-1989-F atau AASHTO T-
27-28 atau ASTM C 136-84a
1. Persiapan Benda Uji
a. Agregat halus : material lolos saringan 4,75 mm sebanyak 3000 gram untuk 2
kali pengujian
b. Agregat sedang : material lolos saringan 9,50 mm sebanyak 5000 gram untuk
2 kali pengujian
c. Agregat kasar : material lolos saringan 25,40 mm sebanyak 6000 gram untuk 2
kali pengujian
2. Langkah - langkah pengujian
a. Menyiapkan sampel berupa agregat kasar, sedang dan halus yang telah
ditentukan.
b. Mengeringkan sampel di dalam oven dengan suhu lebih kurang 110 - 115 ⁰C
sampai mencapai berat yang tetap.
c. Menimbang berat agregat awal.
d. Menimbang berat masing-masing saringan kosong.
e. Memasukkan sampel ke dalam susunan saringan.
f. Menyaring sampel dengan cara mengguncang saringan secara manual selama
15 menit
g. Menimbang agregat yang tertahan pada masing-masing saringan dan mencatat
beratnya.
h. Mengulangi prosedur nomor 3 sampai 5 untuk sampel berikutnya.
3. Hal - hal yang perlu diperhatikan
a. Pengeringan sampel pada suhu 110 - 115 ⁰C dilakukan sebelum disaring
b. Total berat sampel setelah disaring harus diperiksa jika perbedaannya lebih
dari 0.3 % berat sampel sebelum disaring, maka hasil pemeriksaan tidak dapat
diterima.

1.1.5 Penentuan Proporsi Uji Marshall secara Analitis dan Grafis


1. Dari hasil pengujian diperoleh gradasi agregat halus sebagai berikut

Gambar 1.1.12 Saringan Agregat Halus


2. Dari hasil pengujian diperoleh gradasi agregat sedang sebagai berikut

Gambar 1.1.13 Saringan Agregat Sedang

3. Dari hasil pengujian diperoleh gradasi agregat kasar sebagai berikut

Gambar 1.1.14 Saringan Agregat Kasar


4. Dari ketiga grafik di atas maka dapat ditentukan proporsi marshall dengan cara
analitis / trial and error sebagai berikut :

Nomor Saringan Rata-rata FRAKSI


BATAS
JUMLAH
Filler
mm inch KASAR SEDANG HALUS Filler KASAR SEDANG HALUS ATAS BAWAH

10% 35% 50% 5% 100%


37.500 11/2" 100.00 100.00 100.00 100.00 10.00 35.00 50.00 5.00 100.00 100 100
25.000 1" 100.00 100.00 100.00 100.00 10.00 35.00 50.00 5.00 100.00 100 100
19.000 3/4" 80.33 100.00 100.00 100.00 8.03 35.00 50.00 5.00 98.03 100 100
12.500 1/2" 14.00 100.00 100.00 100.00 1.40 35.00 50.00 5.00 91.40 100 90
9.500 3/8" 1.46 99.96 100.00 100.00 0.15 34.98 50.00 5.00 90.13 90 77
4.760 No. 4 0.44 14.48 99.94 100.00 0.04 5.07 49.97 5.00 60.08 69 53
2.380 No. 8 0.39 2.65 80.68 100.00 0.04 0.93 40.34 5.00 46.31 53 33
1.190 No. 16 0.35 2.07 60.26 97.50 0.03 0.72 30.13 4.88 35.76 40 21
0.590 No. 30 0.33 1.92 46.20 95.00 0.03 0.67 23.10 4.75 28.56 30 14
0.279 No. 50 0.31 1.79 32.14 82.50 0.03 0.63 16.07 4.13 20.85 22 9
0.149 No. 100 0.25 0.92 4.49 80.00 0.03 0.32 2.25 4.00 6.59 15 6
0.074 No. 200 0.03 0.02 0.04 89.00 0.00 0.01 0.02 4.45 4.48 9 4
0 PAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Tabel 1.1.1 Tabel Proporsi Marshall

Keterangan :
% lolos diperoleh dari hasil perhitungan pada tabel lampiran.
% filler diperoleh dari laboratorium
Batas atas dan bawah gradasi agregat untuk laston diperoleh dari buku Panduan
Praktikum Jalan Raya
Maka diperoleh proporsi masing-masing agregat adalah sebagai berikut :
1. Agregat kasar memiliki proporsi sebesar 10 %
2. Agregat sedang memiliki proporsi sebesar 35 %
3. Agregat halus memiliki proporsi sebesar 50 %
4. Filler memiliki proporsi sebesar 5 %

5. Cara penentuan Fraksi Agregat secara grafis


Adapun cara untuk membuat proporsi secara grafis adalah sebagai
berikut:
1. Tarik garis antara kedua ujung titik terluar saringan (saringan dengan ukuran
diameter terbesar dan terkecil). Pada gambar di atas, ditunjukkan oleh garis
berwana biru.
2. Buat garis vertikal lurus dimana X1 = X2. Dengan catatan sebagai berikut :
X1 = Jarak antara persentase fraksi 100 % ke fraksi agregat sedang
X2 = Jarak antara persentase fraksi 0 % ke fraksi agregat kasar
3. Buat garis vertikal lurus dimana Y1 = Y2. Dengan catatan sebagai berikut :
Y1 = Jarak antara persentase fraksi 100 % ke fraksi agregat halus
Y2 = Jarak antara persentase fraksi 0 % ke fraksi agregat sedang
Kedua garis vertikal ini berwarna kuning pada gambar di atas.
4. Temukan titik perpotongan antara garis berwarna kuning dan biru yang
ditandai oleh huruf a dan b seperti pada gambar di atas.
5. Tarik garis horizontal dari titik a dan b ke arah sumbu vertikal untuk membagi
fraksi menjadi 3 kelompok besar dimana, bagian paling atas merupakan fraksi
agregat kasar, bagian tengah merupakan fraksi agregat sedang, bagian bawah
merupakan fraksi agregat halus.

1.1.6 Perhitungan
1. Contoh perhitungan analisis saringan agregat halus :
Sampel 1
Pada saringan no. 4
Berat awal sampel = 1500 gram
Berat wadah = 423.4 gram
Berat wadah + material tertahan = 425.5 gram
Berat material tertahan = 425.5 – 423.4 = 2.1 gram
Berat kumulatif = 0 gram + 2.1 gram
Berat kumulatif total = 1500 gram
2.1
Persentase tertahan = x 100 % = 0.21%
999.0
Persentase lewat =100 %−0.21 % = 99.79%
Dengan menggunakan cara yang sama seperti diatas didapat data untuk
agregat halus sampel 2 pada persentase lewat sebesar 99.91%
99.79 %+ 99.91%
Rata-rata lolos saringan = = 99.85%
2
Persentase kehilangan berat total sampel 1
(1500−1496.2)
= x 100 % = 0,2 % ( < 0.3% )....................OK
1500
Persentase kehilangan berat total sampel 2
(1500−1497)
= x 100 % = 0,25 % ( < 0.3% ).....................OK
1500

2. Contoh perhitungan analisis saringan agregat sedang :


Sampel 1
Pada saringan 3/8”
Berat awal sampel = 2500 gram
Berat wadah = 425.4 gram
Berat wadah + material tertahan = 426.7 gram
Berat material tertahan = 426.7 – 425.4 = 1.30 gram
Berat kumulatif = 0 gram + 1.30 gram
Berat kumulatif total = 2494.4 gram
1.30
Persentase tertahan = x 100 % = 0.05 %
2494.4
Persentase lewat =100 %−0.05 % = 99.95%
Dengan menggunakan cara yang sama seperti diatas didapat data untuk
agregat sedang sampel 2 pada persentase lewat sebesar 100%.
99.95 %+100 %
Rata-rata lolos saringan = = 99.98%
2
Persentase kehilangan berat total sampel 1
(2500−2494.4)
= x 100 % = 0.22 % ( < 0.3% ) .................OK
2500
Persentase kehilangan berat total sampel 2
(2500−2493.9)
= x 100 % = 0.24% ( < 0.3% ) .................OK
2500

3. Contoh perhitungan analisis saringan agregat kasar :


Sampel 1
Pada saringan 3/4”
Berat awal sampel = 3000 gram
Berat wadah = 448.8 gram
Berat wadah + material tertahan = 798.8 gram
Berat material tertahan = 798.8 – 448.8 = 350 gram
Berat kumulatif = 0 gram + 350 gram
Berat kumulatif total = 3000 gram
350
Persentase tertahan = x 100 % = 11.60%
3000
Persentase lewat =100 %−11.60 % = 88.40%
Dengan menggunakan cara yang sama seperti diatas didapat data untuk
agregat kasar sampel 2 pada persentase lewat sebesar 78.16%
88.40 %+78.16 %
Rata-rata lolos saringan = = 83.28%
2
Persentase kehilangan berat total sampel 1
(3000−2996.9)
= x 100 % = 0.1 % ( < 0.3% )....................OK
3000
Persentase kehilangan berat total sampel 2
(3000−2997.6)
= x 100 % = 0.08 % ( < 0.3% )..................OK
3000

1.1.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada agregat halus, nilai Cu adalah = 8.8 , nilai Cz adalah = 0.45 . Hal ini
menunjukkan bahwa agregat tersebut termasuk jenis gap graded.
2. Pada agregat sedang, nilai Cu adalah = 1.92, nilai Cz adalah = 1.11. Hal ini
menunjukkan bahwa agregat tersebut termasuk jenis poorly graded.
3. Pada agregat kasar, nilai Cu adalah = 1.63, nilai Cz adalah = 0.92 . Hal ini
menunjukkan bahwa agregat tersebut termasuk jenis poorly graded.
4. Dari metode trial and error diperoleh fraksi agregat kasar adalah sebesar 15%,
fraksi agregat sedang 35%, fraksi agregat halus sebesar 47%, dan filler sebesar
3%.

1.1.8 Daftar Pustaka


1. Tim Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Riau 2018.
Panduan Praktikum Jalan Raya, Pekanbaru.
GAMBAR PERALATAN

Gambar 1.1.7 Timbangan Gambar 1.1.8 Satu Set


Saringan

Gambar 1.1.10 Talam


Gambar 1.1.9 Oven

Gambar 1.1.11 Sikat dan


Kuas
BAGAN ALIR PENGUJIAN ANALISA SARINGAN

1. Menyiapkan sampel 2. Memasukkan agregat


berupa agregat kasar, kedalam oven , supaya
sedang dan halus yang beratnya tetap
telah ditentukan.

3. Menimbang berat
4. Menimbang saringan
agregat.

A
A

5. Memasukkan agregat
kedalam saringan

7. Menimbang agregat 6. Mengguncang saringan


setelah diayak dengan selama 15 menit.
saringan.

Anda mungkin juga menyukai