KELOMPOK 7
BAB I
PENDAHULUAN
1
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
b. Kepadatan
c. Kuat tekan bebas (Unconfined Compression)
d. Kuat geser langsung (Direct Shear)
e. Elastisitas
2
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
h. Kuat tekan bebas, untuk menentukan kuat tekan bebas dan derajat kepekaan
tanah.
Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali artinya untuk
menyajikan suatu gambaran yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan karakteristik
untuk kondisi tanah yang diteliti.
Dalam praktikum diusahakan pengujian secara maksimal untuk
mendapatkan kebenaran dari teori-teori perhitungan kekuatan/daya dukung tanah
yang telah diambil contohnya tersebut.
3
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB II
SONDIR
ASTM D 3441-86
2.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat pada
setiap kedalaman tanah.
b. Untuk menentukan kedalam tanah keras.
4
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
praktis. Pedoman penentuan letak dan banyaknya bor sondir sebelum ada
acuan yang jelas/pasti dari berbagai sumber yang pernah didapat, telah
disimpulkan sebagai berikut :
a. Untuk proyek baru yang luas, untuk survey pendahuluan jarak titik bor
dan sondir antara 50 meter Sampai 150 meter satu dengan yang lainnya.
b. Untuk struktur yang besar dengan jarak kolom dekat tempatkan titik-
titik bor dan sondir berjarak 15-25 meter, utamakan meletakkan titik bor
dan sondir pada kolom yang bebannya berat.
c. Bangunan berat di tepi laut, seperti dry dock yang sudah ditentukan
letaknya, letakkan titik bor dan sondir berjarak 15 meter dan tempatkan
titik bor pada daerah pantai dan daerah yang biasanya rawan erosi.
d. Bangunan gedung atau pabrik dan bangunan besar lainnya yang luas
dengan beban kolom ringan sampai sedang penempatan titik bor dan
sondir cukup.
5
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
2.3 Peralatan
a. Sondir.
b. Seperangkat pipa sondir dengan batang sepanjang 1 meter.
c. Bikonus.
d. Empat buah angker dan ambang besi sebagai pedal.
e. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, dan minyak hidrolik.
f. Dua buah manometer pengukur dengan tekanan masing-masing 0–50
kg/ .
6
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
ANGKER
7
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
8
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
9
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
10
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
11
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
12
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
2.6 Perhitungan
Misal untuk kedalaman = 0,2 m
Cw = 20 kg/cm2
Tw = 25 kg/cm2
Kw = 5 kg/cm2
Api = 10,14 cm2
Ac = 9,9 cm2
As = 120,46 cm2
qc = 20 × 10,14 / 9,9
= 20,48 cm2
fs = 5 × 10,14 / 120,46
= 0,42 kg/cm2
Misal:
Tf = (fs di 0,2 m) × 20 + (fs di 0,4 m) × 20
= 8,40 + 8,40 = 16,80 kg/cm2
Rf = (0,42 / 20,48) × 100
= 2,05%
13
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
2.7 Kesimpulan
Dari hasil praktikum mekanika tanah dengan menggunakan alat
sondir, dapat kita buat kesimpulan bahwa pekerjaan dihentikan karena nilai
konus mencapai 150 kg/cm2. Lapisan tanah keras diperkirakan pada
kedalaman > 12,2 m. Jumlah hambatan lekat total pada kedalaman 12,2 m
adalah sebesar 1079,15 kg/cm2.
14
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
2.8 Foto
15
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
16
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB III
BORING DAN SAMPLING
ASTM D 1452-65
3.1 Tujuan
a. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dan jenis tanah tiap kedalaman
tertentu secara visual.
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggu dan terganggu pada kedalaman
tertentu untuk penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.
Gambar 3.1 Mata bor iwan besar, iwan kecil, spiral, dan helical
17
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
3.3 Peralatan
a. Mata bor (Posthol Auger) dan pipa-pipa bor dengan panjang satu meter
yang dapat disambung satu sama lain.
b. Tabung silinder (Shelby) untuk pengambilan contoh/sampel dengan
ukuran diameter luar 73 mm, diameter dalam 68 mm, dan panjang 58,1
cm, dimana perbandingan antara panjang dan diameter berdasarkan
ASTM, panjang tabung tidak melampaui 5-10 kali diameternya (tabung
telah memenuhi syarat) beserta perlengkapannya (Stick Apparatus).
c. Ukuran tabung berdasarkan ASTM
Diameter Luar Rasio
Tebal Dinding (t) Panjang (L)
(OD) Kelonggaran
inci mm Bwg Inci Mm inci m %
2 50,8 18 0,049 1,24 36 0,91 1
3 76,2 16 0,065 1,65 36 0,91 1
5 127,0 11 0,120 3,05 54 1,45 1
Dari Table 1, ASTM Designation : D 1587 – 94
Diketahui :
OD : 73 mm
L : 581 mm
Perbandingan panjang dan diameter tabung :
L : OD = 581 : 73
= 7,96
Tabung memenuhi syarat karena perbandingan panjang tabung tidak
melampaui 5-10 kali diameter tabung.
d. Kunci Inggris, kunci pipa dan kunci-kunci bantu lainnya.
e. Hammer dengan massa 5 kg.
f. Perlengkapan lain seperti:
stiker label
formulir profil bor
lilin
kantong sampel
19
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Drive Head
Palu
Pipa Pemutar
Batang Pemutar
Batang bor
Stick Apparat
Iwan Auger
Tabung Contoh
20
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
21
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
2,8
S Lempung berkerikil. Berwarna merah
kecoklatan.
22
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
3,8
4,0 Sample Tabung/Tanah Undistrubed
4,2
4,4
3.7 Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sample dengan hand boring dapat diketahui,
bahwa tanah terdiri dari lapisan dengan karakter dan tekstur yang sama yaitu
lanau berpasir.
23
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
3.8 Foto
24
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
25
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT ISI
(UNIT WEIGHT TEST)
ASTM D 2937-83
4.1 Tujuan
Untuk mengetahui berat isi tanah (Ɣ) dalam keadaan tidak terganggu
(undisturbed).
4.3 Peralatan
a. Ring silinder dengan berat dan volume tertentu.
b. Minyak pelumas.
c. Pisau perata.
d. Neraca O'hauss/timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
26
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
27
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Contoh perhitungan:
Sample pada ring no. 1
Diketahui : Wring + Wwet = 188,95 gram
Wring = 60,1 gram
Vwet = Vring = 61,6 cm3
Ditanyakan : Wwet = …?
m = …?
Penyelesaian : Wwet = (Wring + Wwet) - Wring
= 188,95 – 60,1
= 128,85 gram
m = Wwet / Vring
= 128,85 / 61,6
= 2,09 gr/cm³
gr/cm3
Perhitungan void ratio (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) :
Menghitung void ratio (e)
e= = = 0,572
Menghitung porositas (n)
n= = = 0,364
28
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
4.8 Kesimpulan
Dari sampel tanah yang diamati diperoleh :
a. Berat Volume tanah basah (m) = 1,90 gr/cm³
b. Berat Volume tanah kering (d) = 1,6097 gr/cm³
c. Void Ratio (e) = 0,572
d. Porositas (n) = 0,364
e. Derajat kejenuhan (Sr) = 79,775%
4.9 Foto
29
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB V
PEMERIKSAAN KADAR AIR
(WATER CONTENT TEST)
ASTM D 2216-71
5.1 Tujuan
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah.
5.3 Peralatan
a. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110 + 5o) C.
b. Neraca O’hauss/timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
c. Kontainer.
d. Pisau perata.
30
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
31
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Contoh perhitungan:
Pada kontainer nomor 1
a) Berat kontainer + tanah basah = 31,89 gram.
b) Berat kontainer + tanah kering = 28,3 gram.
c) Berat air = 3,59 gram.
d) Berat kontainer = 10,1 gram.
e) Berat tanah kering = 18,2 gram.
f) Kadar air = (3,59/ 18,2) x 100%
= 19,73%
5.7 Kesimpulan
Dari percobaan maka didapat harga kadar air yang terkandung dalam
tanah adalah 19.3%, 18,06% dan 23,68% sehingga didapat kadar air rata-
rata sebesar 20,49%.
32
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
5.8 Foto
33
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB VI
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
SPESIFIC GRAVITY (SG)
ASTM D 854-58
6.2 Peralatan
a. Picnometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan
kapasitas 60 ml.
b. Desikator sebanyak 1 (satu) buah.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 + 5)°C.
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
e. Thermometer dengan ukuran (0 - 50)°C dengan ketelitian 1°C.
f. Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan).
g. Air suling.
h. Bak perendam.
i. Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1-1,5 pk).
j. Gliserin.
34
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
6.4 Perhitungan
Berat jenis contoh tanah dihitung sebagai berikut :
W1 W2
Gs =
( W4 W1 ) ( W3 W2 )
Dimana :
W1 = Berat picnometer (gram)
W2 = Berat picnometer + tanah kering (gram)
W3 = Berat picnometer + tanah + air (gram)
W4 = Berat picnometer + air (gram)
35
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Temperatur t C 27 C 27 C
2,61 2,63
Berat Jenis Pada Suhu t°C WT / (WT + (W4 - W3))
2,62
Rerata Berat Jenis (Gs) Pada suhu t C
Berat Jenis (Gs) Pada
Suhu 27.5 °C 2,62
Gs x ( BJ air t C ) / ( BJ air 27.5°C )
6.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan terhadap sampel tanah yang diambil dari
lokasi pengambilan tanah dengan alat hand boring diperoleh nilai berat jenis
(Specific Gravity) 2,62 .
36
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
6.6 Foto
Gambar 6.6.3 Air Suling Gambar 6.6.4 Saringan no.4,10,40 dan pan
37
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB VII
ANALISA SARINGAN
( SIEVE ANALYSIS )
ASTM D 2487 - 69
7.1 Tujuan
a. untuk mengetahui gradasi pembagian butiran dari suatu contoh tanah
berbutiran kasar.
b. untuk mengklasifikasikan tanah.
c. untuk mengetahui koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi
(Cc).
38
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
7.3 Peralatan
a. Satu set saringan no 4, 10, 20, 40, 60, 100
b. Sieveshaker, yaitu alat pengguncang saringan mekanisme
c. Oven
d. Timbangan
e. Sikat dan kuas, untuk membersihkan saringan
f. Palu karet, untuk memisah butiran tanah
g. Air suling untuk mencuci saringan
39
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
7.6 Perhitungan
Tabel 7.1 Data Percobaan Analisa Saringan
Kumulatif
US Bureau of Standard
Berat Kumulatif Tertahan Lolos
Tertahan Tertahan dalam Saringan
Persen
Diameter
No
lubang (gr) (gr) % %
Ayakan
ayakan (mm)
4 4,75 27,14 27,14 9,05% 90,95%
10 2,000 27,54 54,68 18,23% 81,77%
20 0,840 12,65 67,33 22,44% 77,56%
40 0,420 8,93 76,26 25,42% 74,58%
50 0,297 5,22 81,48 27,16% 72,84%
60 0,234 8,88 90,36 30,12% 69,88%
80 0,177 0,56 90.95 30.31% 69,69%
100 0,149 10,95 101,87 33,96% 69,04%
200 0,074 6,73 108,6 36,20% 63,80%
40
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
7.7 Kesimpulan
Dari percobaan analisa saringan yang dilakukan, didapat material
yang lolos saringan No.200 kurang dari 50% yaitu 46,44%.
7.8 Foto
41
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB VIII
ANALISA HIDROMETER
(HYDROMETER ANALIYSIS)
ASTM D 2487 - 69
8.1 Tujuan
Untuk menentukan pembagian butiran tanah yang lolos saringan
nomor 200 dan lengkung gradasinya.
42
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
8.3 Peralatan
a. Hidrometer.
b. Gelas ukur kapasitas 100 ml dan 1000ml
c. Alat penumbuk
d. NazS04
e. Stopwatch
f . Water Bath
g. Termometer 0-50° dengan ketelitian 0,5°
h. Saringan no.200 dan PAN
i. Air suling
8.4 Prosedur Percobaan
43
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
a. Ambil contoh tanah kering yang telah dioven, ditumbuk dan diayak
di atas saringan nomor 200.
b. Tanah yang lolos saringan nomor 200 diambil sebanyak 60 gram.
c. Siapkan gelas ukur dan masukkan tanah tersebut kedalam gelas
ukur dengan hati-hati.
d. Gelas ukur yang telah berisi tanah tadi, ditambahkan dengan 115
cc air suling + 10 cc Na2 S04 secara perlahan-lahan.
e. Goncang gelas ukur perlahan-lahan jangan sampai tanah dalam gelas
ukur mengalami suspensi. Kemudian didiamkan selama 24 jam
f. Setelah 24 jam, tambahkan lagi air suling hingga volumenya
mencapai 1000 ml.
g. Tutup mulut gelas ukur rapat-rapat dengan telapak tangan, lalu
jungkirbalikan gelas ukur dengan hati-hati sampai campuran
kelihatan merata, selama lebih kurang satu menit atau 60 kali bolak-
balik.
h. Setelah merata, gerakan tersebut dihentikan, gelas ukur di taruh di
waterbath.
i. Masukkan hidrometer ke dalam gelas ukur secara perlahan-lahan.
j. Pengamatan dengan hidrometer dimulai setelah hidrometer tenang
di dalam gelas ukur dan pada selang waktu tertentu dilakukan
pencatatan data seperti dalam tabel yang telah tersedia. Setiap
setelah pemhacaan hidrometer, amati dan catat temperatur dengan
mencelupkan termometer. Dalam melakukan pengamatan harus hati-
hati, jangan sampai menimbulkan goncangan pada gelas ukur
tersebut.
44
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
8.6 Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan
nomogram terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Rh harus ditulis
disamping skala Hr pada nomogram.
c. Hitunglah persentase dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter
(D) dari rumus berikut :
Untuk hydrometer dengan pembacaan 5 - 60 gram/liter
A. ( Rh k )
P= x100%
W3
45
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Zr
Rumus : D = k .
t
dimana : Pada suhu 27 °C dan Gs = 2,62 diperoleh :
k = 0,01297 (tabel)
Rumus: N' = ( Sv x N ) %
dimana : Sv = % yang lolos saringan No 200
Sv = 63,80 %
N = % (ambil pada t = 0,25 det)
Penyelesaian :
D
= (0,01297)(8,80/15)1/2
46
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
= 0,0099
P= x 100%
= x 100%
= 93, 656 %
N= x SV
= x 46,44%
= 35,66 %
Waktu Tem
P L D N'
(menit R1 R2 p R1-R2 K
(%) (cm) (mm) (%)
) C
114.68 0,0129 0,069
¼ 55 -1 27 56 7.11 46.44
8 7 2
112.64 0,0129 0,049
½ 54 -1 27 55 7.30 45.61
0 7 6
108.54 0,0129 0,035
1 52 -1 27 53 7.60 43.95
4 7 8
102.40 0,0129 0,026
2 49 -1 27 50 8.10 41.46
0 7 1
0,0129 0,017
5 46 -1 27 47 96.256 8.60 38.98
7 0
0,0129 0,010
15 42 -1 27 43 88.064 9.20 35.66
7 2
0,0129 0,007
30 41 -1 27 42 86.016 9.40 34.83
7 3
0,0129 0,005
60 40 -1 27 41 83.968 9.60 34.00
7 2
47
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
0,0129 0,002
250 39 -1 27 40 81.920 9.70 33.17
7 6
0,0129 0,001
1440 38 -1 27 39 79.872 9.90 32.34
7 1
48
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
8.7 Kesimpulan
Dari Grain Size Distribution Curve yang dibuat berdasarkan
pemeriksaan ukuran butir tanah dengan hydrometer, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Kerikil = 20,03 %
b. Pasir Kasar = 6,97 %
c. Pasir Sedang = 16 %
d. Pasir Halus = 11 %
e. Silt & Clay = 12,829 %
f. Clay = 33,17 %
49
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
8.8 Foto
50
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
51
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB IX
ATTERBERG LIMIT TEST
ASTM D 2216-80
52
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
3. Sendok dempul
4. Plat kaca 45x45x0.9 cm
5. Neraca/timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
6. Cawan untuk kadar air sebanyak 3 buah
7. Spatulla dengan panjang 12,5 cm
8. Air suling
9. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai 115° C.
c. Benda Uji
Benda uji yang digunakan dalam percobaan
pemeriksaanbatas cair (Liquid Limit Test) ini adalah sebagai
berikut :
a. Jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak
butiran yang lebih besar dari 0,42 mm (saringan No.40),
contoh tanah dikeringkan hingga bisa disaring. Ambil benda
uji yang lolos saringan No.40.
b. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua
butirnya halus dari 0,42 mm. Benda uji tidak perlu disaring
dengan saringan No.40.
d. Cara Melakukan
Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan batas
cair (Liquid Limit Test) ini adalah sebagai berikut :
a. Benda uji yang dikeringkan diambil sebanyak 100 gram
letakkan pada plat kaca pengaduk.
b. Dengan menggunakan spatula dan menambah air suling
sedikit demi sedikit benda uji itu diaduk hingga homogen.
c. Ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok
batas cair, ratakan permukaannya hingga sejajar dengan
dasar alat, bagian yang paling tebal kurang lebih 1 cm.
d. Buatlah alur pada benda uji ini dalam mangkok dengan alat
grooving tools melalui garis tengah mangkok dan sentri.
53
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
54
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
55
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
c. Cara Melakukan
Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan batas
plastis (Plastis Limit Test) ini adalah sebagai berikut :
1. Benda uji sebanyak 20 gram diletakkan di atas suatu plat
kaca kemudian diaduk hingga kadar airnya merata.
2. Buatlah bola-bola tanah dari benda uji tadi seberat 8 gram,
kemudian bola-bola tanah tersebut digiling-giling di atas plat
kaca dengan menggunakan tangan dengan kecepatan 80 -
90 gilingan permenit.
3. Penggilingan dilakukan dengan konstan hingga benda uji
berbentuk batang dengan diameter 3 mm, kalau pada waktu
penggilingan itu ternyata belum mencapai 3 mm sudah retak
benda uji disatukan kembali ditambah air sedikit dan diaduk
56
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
18, 11 %
Rata-rata Kadar Air
Batas Plastis (PL) 18, 11 %
Indeks Plastis (PI)= LL - PL 17, 72 %
57
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
b. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan
pemeriksaan batas susut (Shrinkage Limit Test) ini adalah
sebagai berikut :
a. Evaporating disk, porselin 4,5”
b. Spatula
c. Shrinkage disk, dasar rata dari porselin atau monel diameter
1,75” dan tinggi 0,5”
d. Straight edge, panjang 12”
e. Glass cup permukaan rata, diameter a” tinggi 1”
f. Glass plate (prong plate)
g. Graduate silinder 25 ml, tiap garis pembacaan ukuran
volume 0,2 ml
h. Balance dengan ketelitian 0,1 gram9. Mercury / air raksa
e. Benda Uji
Contoh tanah disiapkan sebanyak 30 gram yang lolos
saringan No. 40 dalam keadaan kering.
f. Cara Pelaksanaan
Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan batas
susut (Shrinkage Limit Test) ini adalah sebagai berikut :
1. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur baik-baik
dengan air suling secukupnya, untuk mengisi seluruh pori-
pori tanah dan menyerupai pasta sehingga mudah
58
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
59
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
e. Perhitungan
1. Kadar air
Ww
w = 100%
Ws
Ww = (A) – (B) gram
Ws = (B) – (C) gram
2. Shrinkage limit (Ws)
Vs
Ws = W V 100%
Ws
Catatan : Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan, sebaiknya
percobaan dilakukan 2-3 kali untuk contoh yang sama
60
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BATAS SUSUT
10, 66 % 10, 44 %
SL = [ω– ((V – V0) / Ws. w )] x 100%
Rata-rata SL 10, 55 %
62
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
9.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa tanah tergolong simbul
CL yang bersifat tanah lempung tak organik dengan plastisitas rendah
sampai sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir, dan lempung
berlanau.
1. Batas cair (WL) = 35,57%
2. Batas plastis (WP) = 17,867%
3. Batas susut (WS) = 10,55%
4. Nilai PI = 17,703%
63
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
9.5 FOTO
64
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
65
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
66
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
67
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB X
UJI VAN SHEAR
( TAHANAN GESER TANAH )
ASTM D 2578-67
10.1 Tujuan
Adapun tujuan percobaan ini untuk menentukan tahanan geser tanah
(Cu).
10.3 Peralatan
b) Alat van shear test.
c) Stang puntir.
68
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
d. Amati simpangan jarum yang di tunjukkan oleh torsi pada stang torsi.
e. Tentukan harga maksimum, yaitu pada saat simpangan jarum berbalik.
Cu =
= 0,1887 kg/cm2
Dimana :
Cu = Tahanan geser Undrained (kg/cm2).
T = Bacaan torsi maksimum (kg cm)
D = Diameter van (cm)
H = Tinggi van (cm)
10.6 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan menggunakan van shear telah didapat
bahwa tahanan geser tanah (Cu) adalah 0,1887 kg/cm². Menurut tabel
dibawah maka tanah dengan tahanan geser tanah 0,1887 kg/cm² adalah
tanah yang mempunyai konsistensi lunak.
69
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
10.7 Foto
70
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
BAB XI
KUAT TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGHT TEST)
ASTM D 2166 - 66
11.1 Tujuan
a) Untuk menentukan kekuatan tekan bebas (tanpa ada tekanan horizontal
– tekanan sampling) asli maupun buatan.
b) Menentukan derajat kepekaan tanah atau sensitivy (ST).
Tabel 11.2 Hubungan kuat tekan bebas (qu) tanah lempung dan konsistensinya
71
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Konsistensi Qu (KN/m2)
Lempung keras >400
Lempung sangat kaku 200-400
Lempung kaku 100-200
Lempung sedang 50-100
Lempung lunak 25-50
Lempung sangat lunak <25
11.3 Peralatan
a. Pesawat tekan bebas.
b. Ekstrunder.
c. Alat pencetak sampel berbentuk silinder.
d. Pisau tipis dan tajam.
e. Dongkrak.
f. Stopwatch.
g. Plat kaca.
72
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
73
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
7,04 10
7,84 11
8,62 12
9,41 13
10,18 14
74
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
Ket :
= regangan aksial (%)
= Percobaan Panjang Benda uji
L0 = Panjang awal benda uji
Luas penampang benda uji rata-rata:
Ket :
A0 = Luas Penampang awal ( cm2)
Tegangan normal :
(Kg/cm2)
(Kg)
Ket :
X = angka kalibrasi dari cincin penguji
Buat kurva harga tekanan bebas untuk kondisi asli dan buatan
Hitung sentifitas tanah
11.6 Perhitungan
a. Untuk Disturbed Sample dengan :
T = 0,5 menit; A = 17,83 dann = 1 mm.
P = N×n
= 0,7 × 1
= 0,7 kg
=
= 0,039 kg/cm2
75
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
P = N×n
= 0,7 × 3
= 2,1 kg
=
= 0,118 kg/cm2
St =
=0,813 /0,348
=2,336 (Sensitifitas sedang)
76
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
11.8 Foto
77
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK 7
78