PEMBAHASAN
2.1.1. Pendahuluan
Tanah memiliki peranan yang baik sebagai bahan kontribusi maupun sebagai
tempat diletakkannya suatu konstruksi. Sesuai proses terjadinya, tanah tersusun
dari berbagai mineral, sifat dan perilaku yang berbeda-beda. Tanah didefinisikan
sebagai material yang terdiri dari agregat, mineral-mineral padat, bahan-bahan
organik yang telah melapuk dan zat cair serta gas yang mengisi ruang-ruang
kosong diantara partikel-partikel tanah tersebut. Tanah umumnya dapat
diklasifikasikan sebagai kerikil, pasir, lempung atau lanau, tergantung pada
ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut. Tanah yang digunakan
pada pembangunan konstruksi teknik sipil memiliki sifat fisik dan mekanik yang
berbeda-beda, maka dari itu diperlukan pengujian tanah yang bertujuan untuk
mengetahui sifat-sifat dari tanah tersebut.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan lubang-lubang bor pada permukaan tanah,
salah satunya adalah dengan menggunakan bor tangan. Bor tangan menggunakan
auger pada ujung bagian bawah dari serangkai stang bor. Bagian atas dari stang
bor mempunyai tungkai yang digunakan untuk mencabut alat bor tersebut. Pada
prinsipnya pengeboran adalah kegiatan mengambil sampel sekaligus untuk
mengetahui susunan dan struktur tanah yang akan diuji.
Pada uji bor tangan (hand bor) dilakukan untuk memperoleh contoh tanah yang
tak terganggu (undisturbed) untuk diuji di laboratorium, juga untuk mendapatkan
gambaran lapisan-lapisan tanah berdasarkan jenis, warna melalui pengamatan
visual. Pengeboran merupakan bagian yang utama pada setiap penyelidikan tanah.
KELOMPOK 9
2.1.2. Tujuan
Untuk mengetahui jenis tanah secara visual dari lapisan tanah dasar dan
mengambil sampel tanah tidak terganggu (UDS).
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah:
a. Mata Iwan (Auger)
KELOMPOK 9
d. Palu
KELOMPOK 9
g. Cangkul
KELOMPOK 9
j. Lilin
KELOMPOK 9
m. Plastik
KELOMPOK 9
b. Membersihkan daerah sekitar titik dari rumput, akar, dan sebagainya.
KELOMPOK 9
e. Mengangkat mata bor dan stang bor dari lubang.
KELOMPOK 9
h. Memasukkan tabung sampel ke dalam lubang bor dan ketika mencapai
kedalaman yang diinginkan dengan memukul landasan menggunakan palu.
KELOMPOK 9
2.1.5. Data Hasil Percobaan
CL
0 - 10 0 Berbatu Coklat
(Kaku)
Coklat CL
10 - 20,5 0 Berbatu
Gelap (Kaku)
Coklat
20,5 - 30 0 Menggumpal CH
Gelap
Coklat
30 – 48 0 Halus ML
Gelap
Halus dan
57,5 – 68,5 0 Coklat Tua ML - CL
Berbatu
2.1.6. Analisis
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kedalam yang berbeda dan warna
yang berbeda pula. Pada kedalaman 0-10 cm dan 10-20,5 cm yang terlihat butiran
tanah berbatu dan berwarna coklat gelap. Kedalaman 20,5-30 cm butiran tanah
yang terlihat menggumpal dan berwarna coklat tua. Di kedalaman 30-48 cm tanah
berwarna coklatgelap sedangkan pada kedalaman 48-57,5 cm dan 57,5-68,5 cm
tanah berwarna gelap serta berbatu. Berdasarkan referensi yang digunakan
“Sistem Klasifikasi Tanah Menurut Sistem Unified” (Sumber : Hary Christady,
1996) pada kedalaman 68,5-70,5 cm butirannya terlihat menggumpal sehingga
simbol tanah yang didapat adalah CL (Clay Low Plasticity). Sedangkan pada
kedalaman lain simbol tanah nya antara lain CL (Clay Low Plasticity), CH (Clay
KELOMPOK 9
High Plasticity) dan ML (Silt Low Plasticity). Klasifikasi simbol ini berdasarkan
USCS (Unified Soil Classification System).
2.1.7.1 Kesimpulan
2.1.7.2 Saran
KELOMPOK 9
Daftar Pustaka
KELOMPOK 9
LAMPIRAN
KELOMPOK 9
LAMPIRAN
Denah Lokasi pengambilan sampel hand bor yang diadakan di Institut Teknologi
Sumatera tepatnya berada di koordinat 5˚ 21'146”2 S & 105˚ 18'139"2 E
KELOMPOK 9