Anda di halaman 1dari 67

Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB III
VOLUMETRY DAN GRAVIMETRY

A. Volumetry dan Grevimetry Test

Dasar Teori
Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah yang kering, hanya
akan terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. Dalam tanah yang jenuh
juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak
jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori.
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti yang ditunjukkan
Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Diagram fasetanah


Gambar 1.2a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume V dan berat total W,
Gambar1.2b memperlihatkan hubungan berat dan volumenya.

Metode-metode untuk menetukan berat jenis butir-butir tanah, kadar air dan kerapatan
menyeluruh (bulk density) dari suatu contoh tanah diberikan secara terperinci di dalam B.S. 1377
: 1975 ( Methods of testing soils for civil engineering purposes ). Oleh, karena itu ketiga sifat-
sifat tanah ini harus ditetapkan pada semua lokasi penyelidikan dan percobaan laboratorium.

Berat udara dianggap sama dengan nol. Hubungan-hubungan volume yang biasa
digunakan dalam mekanika tanah adalah angka pori, porositas, dan derajat kejenuhan. Adapun
hubungan-hubungannya adalah sebagai berikut:

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 18


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Kadar air (w), didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat
butiran (Ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan dalam persen. Dan pula kadar air daritanah, derajat
kejenuhan jangan sampai dikacaukan dengan kadar air, yaitu perbandingan antara berat air dalam
contoh tanah dengan beratbutir. Dari gambar tersebut dapat dibentuk persamaan berikut:

W = Ws + Ww

V = Vs + Vw + Va

Vv = Vw + Va

Dimana :

Ws = beratbutiranpadat Vs = volume butiranpadat

Ww = berat air Vw = volume air

Ww
Va = volume udara. w (%) x 100
Ws

Porositas (n), didefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan
volume total (V). Dalam hal ini dapat digunakan dalam bentuk persen maupun desimal.

V
n v
V

Angka pori (e), didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga (Vv) dengan volume
butiran (Vs). Biasanya dinyatakan dalam desimal.

V
e v
Vs

Berat volume basah (b), adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara(W) dengan volume total tanah (V).

W
b
V

Dengan W= Ww + Ws + Wv (Wv = beratudara = 0). Bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya (Va
= 0), maka tanah menjadi jenuh.

Berat volume kering (d), adalah perbandingan antara berat butiran (Ws) dengan volume
total (V) tanah.

W
d s
V

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 19


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Berat volume butiranpadat (s), didefinisikan sebagai perbandingan antara berat butiran
padat (Ws) dengan volume butiran padat (Vs).

Ws
s
Vs

Berat jenis (specific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan berat volume
butiran padat (s) dengan berat volume air (w) pada temperatur 4 C.


Gs s
w

Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai
berat jenis sebesar 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi. Sedang untuk tanah
kohesif tak organic berkisar di antara 2,68 sampai 2,72. Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis
tanah diberikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Berat jenis tanah


Macam tanah Berat jenis Gs

Kerikil 2,65 2,68

Pasir 2,65 2,68

Lanau tak organik 2,62 2,68

Lempung organik 2,58 2,65

Lempung tak organic 2,68 2,75

Humus 1,37

Gambut 1,25 1,80

Derajat kejenuhan (S), adalah perbandingan volume air (Vw) dengan volume total rongga
poritanah (Vv). Biasanya dinyatakan dalam persen.

V
S (%) w x 100
Vv

Bila tanah dalam keadaan jenuh, makaS = 1.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 20


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Tabel 1.2 Berat kejenuhan dan kondisi tanah

Keadaan tanah Derajat kejenuhan S

Tanah kering 0

Tanah agak lembab >0 0,25

Tanah lembab 0,26 0,50

Tanah sangat lembab 0,51 0,75

Tanah basah 0,76 0,99

Tanah jenuh 1

Dari persamaan-persamaan tersebut di atas dapat disajikan hubungan antara masing-masing


persamaan, yaitu :

a. Hubungan antara angka pori dengan porositas

n
e
1n

e
n
1e

b. Berat volume basah dapat dinyatakan dalam rumus berikut,

G (1 w )
b s w
1e

c. Untuk tanah jenuh air (S = 1)

(G e )
sat w s
1e

d. Untuk tanah kering sempurna

G
d s w
1w

e. Bila tanah teren dam air, berat volume dinyatakan sebagai , dengan

Gs w w
'
1 e

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 21


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

(Gs 1 ) w
'
1e

' sat w Bila w = 1, maka = sat - 1

Nilai-nilai porositas, angka pori dan berat volume pada keadaan asli di alam dari berbagai
jenis tanah, diberikan oleh Terzaghi (1947), terdapat dalam Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Nilai n, e, w, d ,dan b untuk tanah keadaan asli lapangan

n e w d b
Macam tanah
(%) (%) (g/cm3) (g/cm3)

Pasir seragam, tidak padat 46 0,85 32 1,43 1,89

Pasir seragam, padat 34 0,51 19 1,75 2,09

Pasir berbutir campuran, tidak padat 40 0,67 25 1,59 1,99

Pasi berbutir campuran, padat


30 0,43 1670 1,86 2,16
Lempung lunak sedikit organis
66 1,90 110 - 1,58
Lempung lunak sangat organis
75 3,0 - - 1,43

f. Kerapatan relatif (relative density)

Kerapatan relatif (Dr) umumnya dipakai untuk menunjukkan tingkat kerapatan tanah
granuler (berbutirkasar) di lapangan.Kerapatan relative dinyatakan dalam persamaan:

emak e
Dr
emak emin

Dimana :

emak = angka pori maksimum

emin = kemungkinan angka pori minimum

e = angka pori pada keadaan aslinya.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 22


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Kemungkinan angka pori terbesar atau kondisi terlonggar dari suatu tanah disebut dengan
angka pori maksimum (emak). Angka pori maksimum ditentukan dengan cara menuangkan pasir
kering dengan hati-hati dengan tanpa getaran kedalam cetakan (mold) yang telah diketahui
volumenya. Dari berat pasir di dalam cetakan, emak dapat dihitung. Secara sama, angka pori
minimum (emin) adalah kemungkinan kondisi terpadat yang dapat dicapai oleh tanahnya. Nilai
emin dapat ditentukan dengan menggetarkan pasir kering yang diketahui beratnya, kedalam
cetakan yang telah diketahui volumenya, dari sini kemudian dihitung angka pori minimumnya.

Pada tanah pasir dan kerikil, kerapatan relative (relative density) digunakan untuk
menyatakan hubungan antara angka pori nyata dengan batas-batas maksimum dan minimum dari
angka porinya. Persamaan (1.19) dapat dinyatakan dalam persamaan berat volume tanah, sebagai
berikut:

Gs w Gs w
d(mak) Atau emin 1
1 emin d (mak)

Dengan cara yang sama dapat dibentuk persamaan

Gs w G
emak 1 Dan e s w 1
d (min) d

Kerapatan relative biasanya dinyatakan dalam persen

Gambar 1.3 Perbedaan kerapat anrelatif dan kepadatan relative

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 23


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Alat-alat yang dipergunakan :


- Gelas kaca ukuran 5.5- 6.5 cm ; tinggi 3-4 cm
- Kaca datar 3 paku
- Mangkok peluberan
- Air raksa
- Pisau
- Timbangan ketelitian 0.10 gram
- Cawan
Urutan percobaan
1) Cari tanah yang undisturbed (asli), keluarkan dari dalam tabung
2) Potong tanah perlahan-lahan hingga berbentuk persegi denga ukuran
2x2x2 cm
3) Timbanglah cawan tempat tanah yang sudah tersedia umpama beratnya=A
gram
4) Tanah pada langkah nomor 2 letakkan pada cawan langkah nomor 3
kemudian timbang umpama beratny = B gram
5) Isi gelas kaca ukuran 5.5-6.5 cm tinggi 3-4 cm dengan air raksa hingga
penuh (gelas ini harus diletakkan pada mangkok peluberan), ratakan
permukaan air raksa didalam gelas kaca datar 3 paku. Air raksa yang
tumpah harus di pindahkan ketempat lain.
6) Masukkan tanah yang sudah disiapkan pada langkah nomor 4 kedalam gelas
kaca yang berisi air raksa pada langkah nomor 5 dan tekan tanah tersebut
dengan kaca datar 3 paku hingga benar-benar terendam didalam air raksa.
Kelebihan air raksa yang mengalir keluar ( yang dipindahkan) akibat di desak
tanah tersebut supaya ditampung dalam mangkok peluberan.
7) Timbang mangkok kaca/proselin+ air raksa yang di pindahkan karena di
desak tanah tersebut umpama beratnya : D gram
8) Timbang mangkok kaca/proselin tempat air raksa dalam keadaan kosong
umpama beraatnya :C gram
PERHITUNGAN :

=


=
. ( )

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 24


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

B. Percobaan menentukan kadar air


Alat-alat yang digunakan :
- Cawan
- Oven
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
14
- Pisau/gergaji triplek/kapi
Urutan percobaan
1) Timbanglah cawan yang tersedia umpama beratnya :A gram
2) Letakkan contoh tanah undisturbed (asli ) yang akan di test kedalam
cawan yang sudah disiapkan pada langkah nomor 1 dan timbang umpama
beratnya =B gram
3) Masukkan cawan + tanah pada langkah nomor 3 umpamanya beratnya = C
gram
PERHITUNGAN :

= %

C. Percobaan menentukan Specific Gravity (GS)


Alat-alat yang dipergunakan
- Bejana volumetric
- Thermometer
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
- Mangkok proselin dengan penumbuknya
- Pipet
Urutan percobaan
1) Timbanglah bejana volumetry umpama beratnya = A gram
2) Masukkan tanah yang sudah kering (dari percobaan menentukan
kadarair)kedalam bejana volumetry (apabila tidak dapat masuk harus
dihancurkan dulu )dan timbang umpama beratnya =B gram

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 25


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

3) Pada langkah nomor 2 supaya ditambah air suling sampai contoh tanah
terendam air dan diamkan kira-kira selam2-3 jam agar bisa memisahkan butir-
butirnya sehingga pada waktu di vakum udara antara butiran-butiran tanah
dapat keluar.
4) Setelah di perkirakan butiran-butiran tanah sudah lepas satu dengan yang lain
hilangkan udara dari campuran tanah +air (pada langkah nomor 3) dengan
cara menggodok/mevakum yang tujuannya hanya untuk menghilangkan udara
dai dalam butiran tanah + air , setelah di perkirakan sudah tidak ada
gelembung-gelembung udara yang tersisa maka pekerjaan tersebut di
hentikan.
5) Tambahkan air suling pada langkah nomor 4 sampai garis batas tertentu dan
timbanglah umpama beratnya : C gram (sampai pada batas garis bejana). Ukur
temperaturnya umpama (t1). Selanjutnya bersihkan bejana volumetric
tersebut.
6) Bejana volumetric yang sudah bersih pada langkah nomor 5 isilah dengan air
suling sampai ketinggian yang sama dengan waktu pada langkah nomor 5
(sampai pada batas garis bejana) kemudian timbanglah umpama beratnya = D
gram. Ukur temperaturnya umpama (t2)
PERHITUNGAN

=
( ) ( )

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 26


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

I. Analisa Data

A-1. VOLUMETRI
NO. CAWAN 1 2 3
BERAT CAWAN Gram (A) 45 47,4 43,3
BERAT CAWAN + TNH BASAH Gram (B) 62,6 65,7 58,6
BERAT CAWAN TEMPAT HG Gram (C) 333,5 333,5 333,5
BERAT CAWAN + HG YANG DIPINDAHKAN Gram (D) 481,5 484,5 454,5
BERAT HG Gram (D-C) 148 151 121
Cc (V) =
VOLUME TANAH BASAH 10,85 11,1 8,9
(D-C) / 13,6
BERAT / VOLUME BASAH gr/cc ( ) 1,2 1,65 1,72
( ) = (B-A/V) rata-rata = 1,6

A-2. KADAR AIR


NO. CAWAN 1 2 3
BERAT CAWAN Gram (A) 45 47,4 43,3
BERAT CAWAN + TNH BASAH Gram (B) 58,7 62,6 59,2
BERAT CAWAN + TNH KERING Gram (C) 53,5 57,5 53,7
BERAT AIR Gram (B-C) 5,2 5,1 5,5
BERAT TANAH KERING Gram (C-A) 8,5 10,1 10,4
KADAR AIR % (Wc) 61,18 50,5 52,88
Wc = (B-C / C-A) 100% rata-rata = 54,85

A-3. GRAVIMETRI (GS)


NO. PIKNOMETER 1 2 3
BERAT PIKNOMETER Gram (A) 98,3 95,3 96,2
BERAT PIK + TANAH KERING Gram (B) 106,2 105,3 106,5
BERAT PIK + TANAH + AIR Gram (C) 351,2 349,2 350
TEMPERATUR C (t1) 30 30 30
BERAT PIK + AIR Gram (D) 346,5 342,8 344,3
TEMPERATUR C (t2) 29 29 29
GS 2,42 2,73 2,21
GS = (B-A) /
Rata-rata 2,45
{(D-A)t2 (C-B)t1

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 27


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

PERHITUNGAN

VOLUMETRI ()

B-A
Cawan = =
13,6
481,5 333,5 62,6 45
1 = = 10,85 = = 1.62
13,6 10,85

484,5 333,5 65,7 47,4


2 = = 11,1 = = 1,65
13,6 11,1

454,5 333,5 58,6 43,3


3 = = 8.9 = = 1,72
13,6 8,9

KADAR AIR ()


Cawan = 100

58,7 53,5
1 = 100% = 61,18%
53,5 45
62,6 57,5
2 = 100% = 50,5%
57,5 47,4
59,2 53,7
3 = 100% = 52,88%
53,7 43,3

GRAVIMETRI ()

Piknometer =
( )2 ( )1

106,2 98,3
1 = = 2,42
(346,5 98,3)0,996 (351,2 106,2)0,996
105,3 95,3
2 = = 2,73
(342,8 95,3)0,996 (349,2 105,3)0,996
106,5 96,2
3 = = 2,21
(344,3 96,2)0,996 (344,3 106,5)0,996

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 28


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BERAT / VOLUME KERING ( )



cawan =
1 + ( 100)

1,62
1 = = 1,005
61,18
1 + ( 100 )

1,65
2 = = 1,096
50,5
1 + ( 100 )

1,72
3 = = 1,125
52,88
1 + ( 100 )

BERAT VOLUME BUTIR ( )



Cawan =

8,5
= = 0,78
1 10,85

10,1
2 = = 0,91
11,1

10,4
3 = = 1,17
52,88

ANGKA PORI (e)



cawan = 1

2,42
1 = 1 = 1,41
2,23

2,73
2 = 1 = 1,49
2,16

2,21
3 = 1 = 0,96
2,25

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 29


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

KADAR PORI (n)



Cawan =
1+

1,41
1 = = 2,82
1 + 1,41

1,49
2 = = 2,98
1 + 1,49

0,96
3 = = 1,91
1 + 0,96

DERAJAT KEJENUHAN (Sr)



Cawan =

61,18 2,42
1 = = 105,17
1,41

50,5 2,73
2 = = 92,52
1,49

52,88 2,21
3 = = 121,19
0,96

Kegunaan dari hasil praktikum Volumetry dan Gravimetri adalah :


Untuk mengetahui berat spesifik dan berat jenis yang di tentukan oleh perbandingan
antara berat volume butiran padat dengan berat volume air.
Untuk mengetahui hubungan antara derajat kejenuhan antara angka pori dengan
porositas, serta berat volume jenuh air.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 30


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB IV
KONSISTENSI TANAH

A. Percobaan Menentukan Batas Cair (LL)

2.2.1 Dasar teori


Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas
disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah plastisitas digambarkan
sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan
tanpa retak-retak atau remuk.
Tergantung pada kadar airnya, tanah mungkin berbentuk cair, plastis, semi padat, atau
padat. Kedudukan kadar air transisi bervariasi pada berbagai jenis tanah. Kedudukan fisik tanah
berbutir halus pada kadar air tertentu disebut konsistensi. Konsistensi tergantung pada gaya tarik
antara partikel mineral lempungnya. Sembarang pengurangan kadar air menghasilkan
berkurangnya tebal lapisan kation dan terjadi penambahan gaya tarik antar partikelnya.
Bila tanah dalam kedudukan plastis, besarnya jaringan gaya antar partikel akan
sedemikian hingga partikelnya bebas untuk relative menggelincir antara satu dengan yang
lainnya, dengan kohesi antaranya tetap terpelihara. Pengurangan kadar air juga menghasilkan
pengurangan volume tanah. Sangat banyak tanah berbutir halus yang ada di alam dalam
kedudukan plastis.

Gambar1.20 Batas-batasAtterberg.

Atterberg (1911), memberikan cara untuk menggambarkan batas-batas konsistensi dari


tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan kadar airnya. Batas-batas tersebut
adalah batas cair, batas plastis, dan batas susut.Kedudukan batas konsistensi dari tanah kohesif
disajikan dalam Gambar 1.20

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 31


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

a. Batas Cair(Liquid Limit)


Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.

Gambar1.21 Skema alat pengujian batas cair (Alat: Casagrande).


Batas cair biasanya ditentukan dari pengujian Casagrande (1948). Gambar skematis dari
alat pengukur batas cair dapat dilihat pada Gambar 1.21.Contoh tanah dimasukkan dalam
cawan.Tinggi contoh tanah dalam cawan kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur (grooving tool)
dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh dasarnya. Kemudian, dengan alat
penggetar, cawan diketuk-ketukkan pada landasannya dengan tinggi jatuh 1 cm. Persentase kadar
air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm pada dasar cawan, sesudah 25 kali
pukulan, didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut.
Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25 kali pukulan,
maka biasanya percobaan dilakukan beberapa kali, yaitu dengan kadar air yang berbeda dan
dengan jumlah pukulan yang berkisarantara 15 sampai 35. Kemudian, hubungan kadar air dan
jumlah pukulan, digambarkan dalam grafik semi logaritmis untuk menentukan kadar air pada 25
kali pukulannya.
b. Batas Plastis(Plastic Limit)
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis
dan semi padat, yaitu persentase kadar air di mana tanah dengan diameter silinder 3,2 mm mulai
retak-retak ketika digulung.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 32


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

c. Batas Susut (Shrinkage Limit)


Batas susut (SL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi
padat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana pengurangan kadar air selanjutnya tidak
mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Percobaan batas susut dilaksanakan dalam
laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam
cawan dilapisi dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuhsempurna. Kemudian dikeringkan
dalam oven.Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas susut dinyatakan
dalam persamaan :

(m m2 ) ( v1 v2 ) w
SL 1 x 100 %
m2 m2
dengan:
m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (gr)
m2 = berat tanah kering oven (gr)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanahkering oven (cm3)
W = berat jenis air

Gambar1.22 Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas cair, batas plastis, dan
batas susutnya.

Gambar 1.22 menyajikan hubungan variasi kadar air dan volume total dari tanah pada
kedudukan batas cair, batas plastis dan batas susutnya. Batas-batas Atterberg sangat berguna
untuk identifikasi dan klasifikasi tanah.Batas-batas ini sering digunakan secara langsung dalam
spesifikasi, guna mengontrol tanah yang digunakan untuk struktur urugan tanah.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 33


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

d. Indeks Plastisitas (Plasticity Index)

Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis. (PI = LL PL)
Indeks plastisitas akan merupakan interval kadar air di mana tanah masih bersifat plastis. Karena
itu, indeks plastis menunjukkan sifat keplastisan tanahnya.Jika tanah mempunyai interval kadar
air daerah plastis yang kecil, maka keadaan ini. Disebut dengan tanah kurus. Kebalikannya, jika
tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis yang besar disebut tanah gemuk. Batasan
mengenai indeks plastis, sifat, macam tanah, dan kohesinya diberikan oleh Atterberg terdapat
dalam Tabel 1.5.
Tabel1.5 Nilai indeks plastisitas dan macam tanah.
PI Sifat Macamtanah Kohesi
0 Non plastis Pasir Nonkohesif
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif
sebagian
7 - 17 Plastisitas sedang Lempung Kohesif
Berlanau
>17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif

e. Indeks Cair (Liquidity Index)


Kadar air tanah asli relative pada kedudukan plastis dan cair dapat didefinisikan oleh
indeks cair (liquidity index), LI, menurut persamaan:
WN PL WN PL
LI
LL PL PI

Dengan WN adalah kadar air aslinya. Dapat dilihat dari persamaan (1.35) bahwa jikaWN=
LL, maka indeks cair akan sama dengan 1. Sedang, jikaWN= PL, indeks cair akan sama dengan
nol. Jadi, untuk lapisan tanah asli yang dalam kedudukan plastis, nilai LL >WN> PL. Nilai
indeks cair akan bervariasi antara 0 dan 1. Lapisan tanah asli dengan WN> LL akan mempunyai
LI >1.
f. Aktivitas (Activity)
Ketebalan air mengelilingi butiran tanah lempung tergantung dari macam mineralnya.
Jadi, dapat diharapkan plastisitas tanah lempung tergantung dari:
(1) Sifat mineral lempung yang ada pada butirannya.
(2) Jumlah mineralnya.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 34


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Berdasarkan pengujian laboratorium pada beberapa tanah (Skempton, 1953), diperoleh


bahwa indeks plastisitas berbanding langsung dengan persen fraksi ukuran lempungnya (yaitu
persen dari berat yang lebih kecil dari ukuran 0,002 mm). Gambar 1.23.

Gambar1.23 Variasi indeks plastis dengan persen fraksi lempung (Skempton, 1953).
Dari hasil pengamatan ini, Skempton (1953) mendefinisikan parameter A yangdisebut aktivitas
sebagai:
PI
A
C
dengan C adalah persentase berat dari fraksi ukuran lempung. Aktivitas tanah yang diujiakan
merupakan fungsi dari macam mineral lempung yang dikandungnya.
g. Nilai FI
Dalam hal ini hanya dikhususkan untuk penentuan batas cair, maka untuk penentuannya
menggunakan alat mangkok kuningan. Alat tersebut bertumpu pada dasar karet yang keras.
Mangkok kuningan dapat diangkat dan dijatuhkan di atas dasar karet keras tersebut dengan
sebuah pengungkit eksentris (cam) dijalankan oleh suatu alat pemutar. Untuk mengatur kadar
air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi persyaratannya , mungkin akan sangat sulit. Oleh
karena itu akan lebih baik dalam melakukan uji batas cair paling sedikit empat kali pada tanah
yang sama tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N , yang
dibutuhkan untuk menutup goresan bervariasi antara 15 dan 35. Kadar air dari tanah, dalam
persen, dan jumlah pukulan untuk masing-masing uji digambarkan di atas kertas garfik semi-log.
Hubungan antara kadar air dan log N dapat dianggap sebagai suatu garis lurus. Garis lurus
tersebut dinamakan sebagai kurva aliran (flow curve).

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 35


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair
dari tanah yang bersangkutan. Kemiringan dari garis aliran (flow line) didefinisikan sebagai
indeks aliran (flow index). (Braja M. Das, 1988).

w1 (%) w2 (%)
F = Log N2 Log N1

Dimana :
F = indeks aliran
w1 = kadar air , dari tanah yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N1
w2 = kadar air, dari tanah yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N2

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 36


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Alat-alat yang digunakan


- Satu set alat casgrande
- Alat pembuat alur
- Cawan
- Pisau spatula
- Oven
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
- Saringan nomor 40
- Nampan
- Lumping besi dan penumbuknya
Urutan percobaannya :
1) Cari tang yang berbutir halus (lanau/lempung) yang sudah kering dan harap
di tumbuk kemudian disaring dengan seringan nomor 40 (yang di gunakan
tanah yang sudah lolos saringan nomor 40) seberat 250 gram.
2) Ambil tanah yang sudah lolos saringan nomor 40 secukupnya dan campurlah
dengan air sedikit demi sedikit sehingga merata dan homogin, apabila tanah
tersebut sudah kelihatan agak lembek , campuran tersebut sudah dapat di test.
3) Letakkan tanah yang sudah di siapkan pada langkah nomor 2 di dalam
mangkok casgrande dengan pisau spatula. Ratakan permukaan tanah tersebut
sedemikian rupa sehingga ketebalannya 8-10 mm. perlu diperhatikan tinggi
jatuh mangkok casgrande dengan landasan casgrande distel setinggi 1 cm.
(tidak boleh lebih atau kurang)
4) Buat alur pada contoh tanah yang disiapkan pada langkah nomor 3 sepanjang
garis tengah mangkok casgrande
5) Putar engkol dengan kecepatan 2 kali putaran setiap detik. Dengan memutar
mangkok akan terangkat dan jatuh dari ketinggian 1 cm. perhatikan alur tanah
perlahan-lahan akan turun dan selanjutnya alur tersebut akan tertutup dengan
tanah tersebut. Apabila panjang alur yang tertutup oleh tanah sudah berjarak
12 inci sepanjang dasar contoh, pemutaran engkol dapat di hentikan.
Hitung jumlah putaran yang dibutuhkan untuk menutup alur tersebut.
6) Ambil cawan kosong dan timbang umpama beratnya = A gram
7) Ambil sebagian tanah pada langkah nomor 5 40 gram dan masukkan
kedalam cawan pada langkah nomor 6 kemudian timbang umpama beratnya =
B gram

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 37


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

8) Cawan + tanah pada langkah nomor 7 kemudian di masukkan dalam oven


dengan temperature 105 C -110 C selama 24 jam atau sampai beratnya
tetap.
9) Ulangi urutan percobaan dari langkah nomor 2 s/d nomor 8 untuk
mendapatkan kadar air pada jumlah putaran antara 15 dan 24 dengan 30 dan
45, dengan mengatur jumlah air.
10) Cawan + tanah pada langkah nomor 8 apabila semuanya sudah kering
keluarkan dari dalam oven kemudian di timbang umpama beratnya = C gram
11) PERHITUNGAN :


= %

A. Percobaan Menentukan Batas Plastis (PL)


Alat yang digunakan :
- Cawan
- Kaca untuk menggulung tanah
- Nampan
- Pisau/kapi
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
Urutan percobaan :
1) Ambil tanah yang sudah lolos saringan nomor 40 20 gram dan masukkan
kedalam nampan
2) Siapkan cawan yang sudah di timbang umpama beratnya= A gram
3) Tanah yang sudah di siapkan dalam langkah nomor 1 campurlah dengan air
sedikit demi sedikit sehingga rata. Pemberian air tidak boleh terlalu banyak
sehingga kalau dikepal-kepal tidak akan berubah bentuknya. Setelah tanah
yang sudah di campur dengan air dan sudah homogin coba di kepal-kepal
dengan telapak tangan sekuatnya. Apabila gumpalan tanah tersebut sudah
kelihatan retak-retak coba mulai di gulung diatas kaca yang tersedia dengan
kecepatan 80 kali per menit.
4) Apabila tanah yang digulung / digelintir pada langkah nomor 3 sudah
mencapai garis tengah 3 mm kelihatan sudah retak-retak (tetapi belum
putus), maka kumpulkanlah di cawan yang sudah di siapkan pada langkah
nomor 2. Apabila sudah cukup beratnya 10-20 gram tiap cawan maka

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 38


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

timbanglah umpama beratnya = B gram. (apabila sebelum 3mm sudah putus


agar campuran tanahnya ditambah air, sebaliknya apabila sesudah 3 mm
belum putus agar ditambah tanah kering)
5) Cawan + tanah pada langkah nomor 4 masukkan di oven sebagaimana
mencari kadar air.
6) Cawan + tanah pada langkah nomor 5 apabila sudah kering betul keluarkan
dari dalam oven kemudian di timbang umpama beratnya = C gram.
PERHITUNGAN :

= %

B. Percobaan Menentukan Batas Kerut (SL)


Alat-alat yang digunakan :
- Mangkok srinkage limit
- Gelas kaca
- Mangkok peluberan
- Kaca datar 3 paku
- Nampan
- Penggaris besi
- Air raksa
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
Urutan percobaan
1) Ambil tanah yang sudah lolos saringan nomor 40 secukupnya dan taruh di
nampan dan beri air
2) Timbang mangkok srinkage umpama beratnya = A gram, dan untuk
menghindari lekatan antara tanah dengan logam waktu proses penyusutan
mangkok shrinkage dalamnya lapisi dengan minyak pelumas.
3) Ukur volume dari mangkok srinkage tersebut (bisa dengan air raksa atau
jangka sorong ). Umpama volumenya = V1 cc
4) Ambil tanah pada langkah nomor 1 aduklah sehingga homogin : usahakan
kandungan airnya > dari pada percobaan LL dan tidak boleh terlalu cair.
5) Ambil mangkok shrinkage yang sudah di siapkan pada langkah nomor 2
dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah nomor 4 1/3 dari volume
mangkok shrinkage. Getarkan/ketok-ketokkan magkok yang telah diisi tanah

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 39


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

di permukaan tanah secara perlahan-lahan agar mangkok shrinkage terisi


sampai kepinggir-pinggirnya dan usahakan tidak ada gelembung udara yang
tersisa.
6) Ulangi langkah nomor 5 sampai mangkok shrinkage terisi penuh
7) Ratakan permukaan tanah di dalam mangkok shrinkage dengan penggaris/
atau spatula setinggi mangkok shrinkage,bersihkan sisa-sisa tanah di luar
mangkok shrinkage/ yang menempel. Kemudian timbanglah umpama
beratnya = B gram
8) Tanah pada langkah nomor 7 agar diangin-anginkan selama 6 jam sampai
warna berubah mentah. Lalu masukkan kedalam oven sebagaimana mencari
kadar air.
9) Tanah pada langkah nomor 8 apabila sudah betul-betul kering keluarkan dari
dalam oven kemudian di timbang umpama beratnya = C gram
10) Keluarkan tanah pada langkah nomor 9 dari dalam mangkok shrinkage
kemudian cari volume tanah kering dengan cara :
Letakkan gelas kaca di dalam mangkok peluberan selanjutnya gelas kaca di
isi dengan air raksa sampai penuh dan ratakan dengan kaca datar 3 paku.
kelebihan air raksa harus di pindahkan ke tempat lain. Taruh tanah yang telah
di siapkan pada langkah nomor 9 diatas air raksa dan tekan kaca datar 3
paku, air raksa yang terletak oleh tanah kering tersebut supaya di timbang
umpama berat tempat + Hg =V2 gram sedangkan berat tempat Hg
umpamanya = X gram
PERHITUNGAN MENCARI SL =W1-W2

Dimana : = %


( )
= ,
% apabila V1 diukur dengan jangka

sorong

()()

= .
% apabila V1 diukur dengan air raksa

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 40


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

B-1. MENENTUKAN BATAS CAIR (LL)

NO CAWAN 1 2 3
JUMLAH PUKULAN 48 25 13
BERAT CAWAN gram 51 44 50,5
BERAT CAWAN+TNH BASAH gram 78,5 59,5 71
BERAT CAWAN+TNH KERING gram 70 54,2 63,5
BERAT AIR gram 8,5 5,3 7,5
BERAT TANAH KERING gram 19 10,2 13
KADAR AIR % 44,34 51,96 57,69
RATA-RATA 51,33

B-2. MENENTUKAN BATAS PLASTIS (PL)

NO CAWAN 1 2
BERAT CAWAN gram 48,7 50,2
BERAT CAWAN+TNH BASAH gram 60,3 63,5
BERAT CAWAN+TNH KERING gram 58,3 60,5
BERAT AIR gram 2 3
BERAT TANAH KERING gram 9,6 10,3
KADAR AIR % 20,83 29,13
RATA-RATA 24,98 %

B-3. MENENTUKAN BATAS SUSUT (SL)

NO CAWAN LOGAM 1 2
BERAT CAWAN LOGAM gram 30,8 25,8
BRT CWN LGM + HG YG SUDAH DIRATAKAN gram 235,4 239,8
BERAT CAWAN LOGAM+TNH BASAH gram 57 53,5
BERAT CAWAN LOGAM+TNH KERING gram 48,4 44,4
BERAT AIR gram 8,6 9,1
BERAT TANAH KERING gram 17,6 18,6
KADAR AIR % 48,86 48,92
BRT CWN LGM+HG YANG DIPINDAHKAN TNH KRNG gram 140,4 158,6
BATAS SUSUT % 8 15
RATA-RATA 23

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 41


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

PERHITUNGAN

MENENTUKAN BATAS CAIR (LL)


Cawan = 100%

78,5 70
1 = 100% = 44,34
70 51

59,5 54,2
2 = 100% = 51,96
54,2 44

71 63,5
= 100% = 57,69
3 63,5 50,5

MENENTUKAN BATAS PLASTIS (PL)


Cawan = 100%

60,3 58,2
1 = 100% = 20,83
58,2 48,7

63,5 60,5
2 = 100% = 29,13
60,5 50,2

MENENTUKAN BATAS SUSUT (SL)

(1 ) (2 )
Cawan

1 = 100 13,6 = 1 2
2 =

57 48,4 (235,4 30,8) (140,4 30,8) = 39,70 - 11,17


1 1 = 100 13,6
48,4 30,8 2 =
48,4 30,8 = 37,70

53,5 44,4 (239,8 25,8) (158,6 25,8) = 32,1 10,98


2 1 = 100 13,6
44,4 25,8 2 =
44,4 25,8 = 21,12

Ket :
A = berat cawan, B = berat cawan + tanah, C = berat cawan + tanah kering

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 42


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Hubungan kadar air dan jumlah pukulan

60

50

40
Kadar Air %

30

20

10

0
48 25 13
Jumlah pukulan

INDEX PLASTIS (PL)

Batas Cairnya (LL) = 57,69


=

= 57,69 29,13

= 28,56%

Mencari indeks pengaliran (IF)

W1 W2 43.04 27.69
IF 69.19
log N 2 log N1 log 50 log 30

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 43


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Tabel pengelompokan tanah


Macam
PI Sifat Kohesi
tanah
0 Nonplastis Pasir Non kohesif

<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif sebagian

Lempung
7 17 Plastisitas sedang Kohesif
berlanau

> 17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif

PI = 23.13% Plastisitas tinggi Lempung Kohesif

2. Pengaruh harga Indeks Plastisitas (PI) terhadap sifat tanah adalah indeks plastis
menujukan sifat keplastisan tanah. jika tanah menpunyai PI tinggi, maka tanah
mengandung banyak butiran lempung dan semakin besar sifat plasitisitas tanah. Jika tanah
memiliki nilai PI yang rendah seperti lanau,sedikit pengurangan kadar air sehingga tanah
menjadi kering.

3. Kegunaan dari test konsistensi tanah adalah untuk mengetahui batas kadar air terhadap
suatu tanah sehingga memperlihatkan sifat plastis tanah dan juga untuk mendapat nilai
Indeks Plastis (PI), harga PI inilah yang digunakan untuk mengetahui sifat, jenis, dan
kohesi tanah.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 44


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB V
PEMBAGIAN BUTIR

A. Percobaan Pembagian Butir Dengan Cara Analisa Ayakan


Analisis ukuran butiran tanah adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit
saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada
ukuran butirannya. Besarnya butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi
tanahnya. Oleh karena itu, analisis butiran ini merupakan pengujian yang sangat sering
dilakukan.

Tabel 1.4 Saringan standar Amerika.

Nomer Saringan Diameter Lubang, mm


3 6,35
4 4,75
6 3,35
8 2,36
10 2,00
16 1,18
20 0,85
30 0,60
40 0,42
50 0,30
60 0,25
70 0,21
100 0,15
140 0,106
200 0,075
270 0,053

Nilai D10 didefinisikan sebagai 10% dari berat butiran total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butiran tertentu. D10 = 0,45 mm, artinya 10% dari berat butiran
total berdiameter kurang dari 0,45 mm. Ukuran-ukuran yang lain seperti D30, D60 dapat
didefinisikan seperti cara di atas. Ukuran D10 didefinisikan sebagai ukuran efektif (effective size).

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 45


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Kemiringan dan bentuk umum dari kurva distribusi dapat digambarkan oleh koefisien
keseragaman (coefficient of uniformity), Cu, dan koefisien gradasi (coefficient of gradation), Cc
,yang diberikan menurut persamaan:

D60
Cu
D10 (1.31)

(D 30 )2
Cc
(D60 )(D10 )
(1.32)
Tanah bergradasi baik jika mempunyai koefisien gradasi Cc antara 1 dan 3 dengan Cu
lebih besar 4 untuk kerikil dan lebih besar 6 untuk pasir, selanjutnya tanah disebut bergradasi
sangat baik bila Cu> 15.

Cara analisa pembagian butir tanah ada 2 yaitu;


1. Analisa Saringan Kering
Analisis saringan kering dilakukan pada tanah yang berbutir kasar seperti pasir dan kerikil.
Distribusi ukuran butir dari tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan cara menyaringnya.
Tanah benda uji disaring lewat satu unit saringan standar untuk pengujian tanah.Berat tanah yang
tinggal pada masing-masing saringan ditimbang dan persentase terhadap berat kumulatif pada
tiap saringan dihitung.

2. Analisa Saringan Basah (Analisys Hydrometer)


Analisis saringan basah diperuntukkan bagi tanah yang berbutir halus seperti lempung (Clay)
dan lanau (Slit).Distribusi ukuran butiran dari tanah berbutir halus atau bagian berbutir halus
dari tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi. Metode ini didasarkan pada
hukum Stokes yang berkenaan dengan kecepatan butiran mengendap pada larutan suspensi.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 46


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Alat-alat yang di perlukan :


- Satu set saringan dengan : 4 ;10 ;20 ;40;60;140 dan 200 (menurut
kebutuhan)beserta pan dasar dengan tutupnya
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
- Mangkok keramik dengan penumbuknya
- Oven
- Mesin pengguncang ayakan
- Sikat kuningan + nampan
Urutan percobaan :
1) Cari contoh pasir kerikil dengan diameter 4.75 mm (saringan nomor 4)
apabila contoh masih basah supaya di oven dulu supaya kering
2) Ambillah contoh tanah pada langkah nomor 1 (harus sudah kering betul)
sebanyak 100 gram
3) Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan menggunakan palu karet hingga
butir-butir material tersebut terpisah tetapi tidak hancur.
4) Tentukan berat setelah di hancurkan beratnya 500 gram (umpama beratnya
= X gram)
5) Susunlah nomor ayakan sesuai nomor ayakannya untuk ayakan yang
berlubang besar di letakkan diatas sedangkan ayakan yang berlubang kecil
agar di susun di bawahnya. Jangan lupa dasarnya di beri pan dan paling atas
di beri tutup yang telah tersedia.
6) Masukkan tanah yang telah di siapkan pada langkah nomor 4 kedalam
ayanakn yang telah di susun
7) Letakkan saringan yang berisi tanah pada langkah nomor 6 di mesin
penggoncang dan kerasilah baut-bautnya kemuidan goncangkanlah ayakan
10-15 menit.
8) Hentikan mesin penggoncang kemudian ambil susunan ayakan tersebut dan
timbanglah berat masing-masing tanah yang tertahan diayakan .(umpama
berat total =B gram sedangkan berat tempatnya umpama = A gram)
PERHITUNGAN

= %

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 47


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

CATATAN :
Prosentasi dari berat tanah yang tertahan diatas ayakn no X (di hitung dari yang paling atas
sampai dasar)
Prosentase yang tertahan (komolatif):
Jumlahkan secara angka-angka yang terdapat dalam perhitungan tersebut
Prosentase yang lolos (komolatif) :
Pada masing-masing ayakan lihat prosentase yang tertahan setelah itu angka tersebut
sebagai pengurang angka 100%
Gambarkan plot dengan menggunakan kertas garis semi logaritmis.
Untuk prosentasi yang lolos di sumbu tegak dan untuk diameter ayakan di sumbu datar

C-1.TES PEMBAGIAN BUTIR DENGAN ANALISA AYAKAN

BERAT TEMPAT = 66.2 gram BERAT PASIR = 1000 gram


BERAT TEMPAT+PASIR = 1066.2 gram

NO DIAMETER BERAT TEMPAT + BERAT PASIR PROSEN PROSEN


AYAKAN AYAKAN (mm) PASIR TERTAHAN (gr) YG. TERTAHAN (gr) TERTAHAN (%) LOLOS (%)
4 9.50 83.8 17.6 1.76 98.24
10 4.75 199.2 133 13.3 84.94
20 2 142.2 76 7.6 77.34
40 0.6 201.5 135.3 13.53 63.81
60 0.425 177.9 111.7 11.17 52.64
140 0.15 469.6 403.4 40.34 12.3
200 0.075 158.8 92.6 9.26 3.04
PAN PAN 95.5 29.3 2.93 0.11

Jumlah = 998.9 gram = 99.89%

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 48


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

PERHITUNGAN


No. ayakan (%) = 100%

83,8 66,2
1 100% = 17,6
1000
199,2 66,2
2 100% = 133
1000
142,2 66,2
3 100% = 76
1000
201,5 66,2
4 100% = 135,3
1000
177,9 66,2
5 100% = 111,7
1000
469,6 66,2
6 100% = 403,4
1000
158,8 66,2
7 100% = 92,6
1000
95,5 66,2
8 100% = 29,3
1000

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 49


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

100

90

80

70
Persentase lolos %

60

50

40

30

20

10

0
9.5 4.75 2 0.6 0.425 0.15 0.075 PAN
Diamter ayakan mm

b. Tanah ini termaksud SP-SM dengan gradasi buruk karena nilai Cu = 3.52 dan Cc = 0.73
tidak termasuk dalam criteria Cc di antara 1 dan 3 Cu > 6 dengan butiran halus berupa
lanau (nonplastis), maka termasuk SM.
D10 = 0.115 mm ; D30 = 0.271 mm ; D60 = 0.573mm
0.573
= 60 = 0.115 = 4.98
10

(30 )2 (0.271)2
= = (0.115)0.573 = 1.11
10 60

Manfaat praktek untuk test Pembagian Butir


a. Dapat dijadikan panutan untuk pemilahan tanah yang akan di gunakan.
b. Menghindari tanah dari butiran pecah dan butiran tak rata dalam kandungan tanah
c. Dapat mengetahui atau menentukan pembagian ukuran butir suatu tanah berdasarkan
ukuran lubang ayakan
d. Dapat Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan analisa butiran saringan di
laboratorium dengan benar
e. Dapat menentukan pembagian butir (gragasi) tanah yang lewat saringan nomor 200
f. Dapat Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan analisa butiran dengan hidrometer di
laboratorium dengan benar.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 50


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB VI
PEMADATAN TANAH (PROCTOR TEST)

A. Percobaan pemadatan/ proctor test

2.3.1 Dasar teori


Percobaan proctor standar adalah suatu metode untuk mencari kadar air optimum untuk
pemadatan suatu tanah. Suatu cetakan berbentuk silinder dengan isi 0.001 m3 diisi dengan suatu
contoh tanah dalam tiga lapis, masing-masing lapis dipadatkan dengan 27 pukulan dari suatu
pemukul standar, berat 2,5 kg, tinggi jatuh 300 mm untuk setiap pukulan.

Cetakan ini kemudian dirapikan dan ditimbang, karenanya akan memberikan kerapatan
menyeluruh dari tanah. Kadar air dari tanah kemudian ditentukan dan selanjutnya kerapatan
kering.Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut pemadatan.Ada
perbedaan yang mendasar antara peristiwa pemadatan dan peristiwa konsolidasi tanah.
Konsolidasi adalah pengurangan pelan-pelan volume pori yang berakibat bertambahnya berat
volume kering akibat beban statis yang bekerja dalam.
Periode tertentu. Sebagai contoh, pengurangan volume pori tanah akibat berat tanah
timbunan atau karena beban struktur di atasnya. Dalam tanah kohesif yang jenuh, proses
konsolidasi akan diikuti oleh pengurangan volume pori dan kandungan air dalam tanahnya yang
berakibat pengurangan volume tanahnya. Pemadatan adalah proses bertambahnya berat volume
kering tanah sebagai akibat memadatnya partikel yang diikuti oleh pengurangan volume udara
dengan volume air tetap tidak berubah.
Alat pemadatan berupa silinder mould yang mempunyai volume 9,44 x 10-4 m3 (Gambar
2.1). Tanah di dalam mould dipadatkan dengan penumbuk yang beratnya 2,5 kg dengan tinggi
jatuh 30,5 cm. Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dengan tiap lapisan ditumbuk 25 kali
pukulan (tanah dengan diameter > 20 mm lebih dulu disingkirkan). Di dalam "pengujian berat",
mould yang digunakan masih tetap sama, hanya berat penumbuk diganti dengan yang 4,5 kg
dengan tinggi jatuh penumbuk 40,8 cm. Pada percobaan ini, butiran tanah dengan diameter > 20
mm juga harus disingkirkan dengan ditumbuk dalam 5 lapisan.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 51


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Gambar 2.1 Alat Pengujian Proctor


Dalam pengujian pemadatan, percobaan diulang paling sedikit 5 kali dengan kadar air
tiap percobaan divariasikan. Selanjutnya, digambarkan sebuah grafik hubungan kadar air dan
berat volume keringnya. Sifat khusus kurvanya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering.

Kurva yang dihasilkan dari pengujian memperlihatkan nilai kadar air yang terbaik untuk
mencapai berat volume kering terbesar atau kepadatan maksimum. Kadar air pada keadaan ini
disebut kadar air optimum.
Pada nilai kadar air yang rendah, untuk kebanyakan tanah, tanah cenderung bersifat kaku
dan sulit dipadatkan. Setelah kadar air ditambah, tanah menjadi lebih lunak. Pada kadar air yang
tinggi, berat volume kering berkurang. Bila seluruh udara di dalam tanah dapat dipaksa keluar
pada waktu pemadatan, tanah akan berada dalam kedudukan jenuh dan nilai berat volume kering
akan menjadi maksimum. Akan tetapi, dalam praktek, kondisi ini sangat sulit dicapai.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 52


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Kemungkinan berat volume kering maksimum dinyatakan sebagai berat volume kering dengan
tanpa rongga udara atau berat volume kering jenuh, dapat dihitung dari persamaan:
Gs w
d
1 w Gs

Berat volume kering setelah pemadatan pada kadar air w dengan kadar udara A dapat
dihitung dengan persamaan:
Gs (1 A ) w
d
1 w Gs

Hitungan hubungan berat volume kering dengan tanpa rongga udara dan kadar air untuk
Gs = 2,65 diberikan dalam Gambar 2.3

Gambar 2.3 Berat volume kering dan kadar air untuk berbagai bentuk pemadatan.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 53


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Tabel 2.1 Perbandingan sifat tanah pada pemadatan kering optimum dan basah optimum

(Lamfee, 1958).

Sifat Perbandingan
Susunan:
a) Susunan butiran Kering optimuin lebih acak.
b) Kekurangan air Kering optimum lebih kekurangan air, akibatnya lebih
menyerap air, lebih mudah mengembang, mempunyai tekanan
pori lebih rendah.
c) Sifat permanen Kering optimum lebih sensitif untuk berubah.
Permeabilitas:
a) Ukuran besarnya Kering optimum lebih permeabel.
b) Sifat permanen Permeabilitas kering optimum terkurangi lebih banyak oleh
penyerapan.
Sifat mudah mampat:
a) Ukuran besarnya Basah optimum lebih mudah mampat dalam interval tekanan
yang rendah, kering optimum dalam interval tekanan yang
tinggi.
b) Kecepatan Konsolidasi pada kering optimum lebih cepat.
Kuat geser:
a) A) Selama pelaksanaan:
tanpa drainasi Kering optimum sangat tinggi.
(undrained)
dengan drainasi Kering optimum agak lebih tinggi.
(drained)
b) B) Sesudab penjenuhan: Kering optimum agak lebih tinggi jika pengembangan dicegah;
tanpa drainasi basah optimum dapat lebih tinggi jika pengembangan
(undrained) diizinkan.
dengan drainasi Kering optimum kira-kira sama atau sedikit lebih besar.
(drained)
c) C) Tegangan air pori pada Basah optimum lebih tinggi.
keruntuhan geser
d) D) Modulus regangan- Kering optimum sangat lebih besar.
tegangan
e) E) Sensitivitas Kering optimum lebih condong ke sensitif.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 54


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Alat-alat yang di perlukan


- Cetakan besi berbentuk silinder
- Penumbuk dengan berat dan tinggi jatuh 5.5 lb/ 12
- Timbangan dengan ketelitian 1 gram kapasitas 20 kg
- Timbangan dengan ketelitian 0.10 gram
- Lengser
- Jack/dongkrak/exstrauder
- Penggaris besi
- Ayakan nomor 4
- Cawan
- Oven
- Gelas ukur
Urutan percobaan :
1) Ambil contoh tanah yang kering sebanyak 2-3 kg dan pecahkan
semua gumpalan-gumpalan sehingga butiran tersebut dapat lolos
pada ayakan nomor 4 dan ditampung dilengser.
2) Tambahkan air pada tanah didalam lengser dan campur hingga
merata. (penambahan air kira-kira 100cc)
3) Timbanglah cetakan + plat dasar kemudian ukurlah diameter dan
tinggi dari cetakan untuk mencari volumenya. (umpama beratnya
=A gram dan volume = Vcc)
4) Pasang silinder perpanjangan pada bagian atas dari cetakan
5) Masukkan tanah yang lembab yang disiapkan pada langkah nomor 2
kedalm cetakan 3 kali lapis yang kira-kira sama tebalnya. Tiap-tiap
lapis harus di padatkan secara merata dengan standard proctor
hammer sebanyak 25 kali tumbukan(khusus untuk lapis ketiga ,
harus di perhatikan setelah di tumbuk 25 kali permukaan tanahnya
diharuskan ketinggiannya melebihi dari cetakan tanpa
perpanjangan).
6) Lepaskan selinder perpanjangan dengan hati-hati supaya jangan
merusakkan lapisan tanah di dalam cetakan bawah, ratakan tanah
dalm cetakan dengan ketinggian selindernya dengan cara memotong
kelebihan tinggi tanah dengan penggaris besi.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 55


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

7) Tentuka berat cetakan selinder+ palt dasar +tanah dipadatkan pada


langkah nomor 6 umpama beratnya =B garm
8) Siapkan cawan cawan yang kosong dan timbang umpama beratnya
=C gram
9) Keluarkan contoh tanah dalam cetakan pada langkah no 7dan ambil
sedikit kira-kira 20-30 gram dan letakkan didalam cawan yang
sudah disiapkan di langkah nomor 8 selanjutnya di timbang
umpama beratnya= D gram. Selanjutnya supaya dimasukkan
kedalam oven dengan temperature 105 C-110C sampai kering.
10) Pecahkan gumpala-gumpalan tanah yang telah dikeluarkan dari
cetakan pada langkah nomor 9 dengan tangan sehingga hancur
kembali dan jadikan satu dengan sisa tanah yang lembab di lengser.
Tambahkan air kira-kira 80-100cc campur hingga merata agar kadar
airnya bisa naik 3%-5%
11) Ulangi urutan pelaksanaan nomor 4 s/d 10 sampai tercapai
kepadatan maxsimum (berat tanah dalam cetakan makin ringan
penurunan berat minimum 2 kali)
12) Setelah di perkirakan tanah yang di oven(pada langkah nomor
9)sudah kering, agar di keluarkan dari oven kalau sudah dingin baru
di timbang umpama beratnya =E gram
13) Dari sebagian tanah yang sudah kering (pada langkah nomor 12)agar
dilakukan pengetesan harga Gs-nya
14) Gambar grafik antara dan Wc dengan menghubungkan titik-titik
yang diplot dimana diplotkan pada sumbu tegak dan Wc % disumbu
datar. Dari titik yang tertinggi pada grafik adalah harga maximum berat
volume kering ( ) dari test kepadatan. Harga kadar air yang
bersesuaian dengan maximum adalah kadar air optimum (O.M.C)
15) Gambar dengan Wc kadar air seperti langkah nomor 14

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 56


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

D-1. PROCTOR TEST

TINGGI CETAKAN = 11.61 cm


DIAMETER CETAKAN = 10.12 cm
VOLUME CETAKAN = 1004.8 cm

NO. PERCOBAAN 1 2 3 4 5 6
NO. CAWAN gram I II III IV V VI
BERAT CAWAN gram 49.9 50.1 50.6 49.2 43.9 40.1
BERAT CAWAN + T.B gram 121.8 78.1 76.9 79.3 83 86.9
BERAT CAWAN + T.K gram 117.7 76.2 74 74.5 76.3 78.2
BERAT AIR gram 4.1 1.9 2.9 4.8 6.7 8.7
BERAT T.K gram 67.8 26.1 23.4 25.3 32.4 38.1
KADAR AIR % 6.05 7,28 12.39 18.97 20.68 22.84
BERAT CETAKAN + T.B gram 4855 4942 5056 5190 5530 5344
BERAT CETAKAN gram 3443 3443 3443 3443 3443 3443
BRT TNH DLM CETAKAN gram 1412 1499 1613 1747 2087 1901
BERAT / VOLUME BASAH gr/cm 1,41 1.49 1.61 1.74 2.08 1.89
BERAT / VOLUME KERING gr/cm 1,33 1.39 1.43 1.46 1.72 1.54

D-2. MENCARI GS
NO. PIKNOMETER 1 2
BERAT PIKNOMETER gram 93.8 95
BRT PIK + TN KRNG gram 180.6 182.3
BRT PIK + AIR + TN KRNG gram 386.4 387.2
TEMPERATUR C 30 29
BRT PIK + AIR gram 335.6 332.9
TEMPERATUR C 29 28
GS. 2.41 2.65

PERHITUNGAN

Berat kering/volume :

=
(%/)
Berat basah/volume :

=

Kadar air :

= %

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 57


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

PROCTOR TEST
No. cawan


= % = =
+ (%/)

121.8 117.7 4855 3443 1.41


= 100% = 6.05 = =
1 117.7 49.9 1004.8 1 + (6.05/100)
= 1.41 =1.33

4942 3443 1.49


78.1 76.2 = =
2 = 100% = 7.28 1004.8 1 + (7.28/100)
76.2 50.1
= 1.49 =1.39

5056 3443 1.61


76.9 74 = =
3 = 100% = 12.39 1004.8 1 + (12.39/100)
74 50.6
= 1.61 = 1.43

1.74
79.3 74.5 5190 3443 =
4 = 100% = 18.97 = 1 + (18.97/100)
74.5 49.2 1004.8
= 1.46
= 1.74

5530 3443 2.08


83 76.3 = =
5 = 100% = 20.68 1004.8 1 + (20.68/100)
76.3 43.9
=2.08 =1.72

5344 3443
= 1.89
1004.8 =
86.9 78.2 1 + (22.84/100)
6 = 100% = 22.84
78.2 40.1 =1.89
=1.54

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 58


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

MENCARI G.S.
Pikno


=
( )2 ( )1

180.6 93.8
1 = = 2.41
(335.6 93.8)1 (386.4 180.6)1

182.3 95
2 = = 2.65
(332.9 95)1 (387.2 182.3)1

persamaan dan perbedaan antara standard proctor test dan modified proctor test :
Uji standar proctor
pengujian ini digunakan untuk mencari kadar air optimum untuk pemadatan
suatu tanah.
Uji proctor modifikasi
Pengujian ini dilakukan untuk mewakili kondisi lapangan, yang merupakan uji
proctor yang di modifikasi. Pengujian ini menggunakan cetakan yang sama dengan uji
standar proctor, yaitu cetakan silinder.
Tabel elemen-elemen percobaan pemadatan standard dan modifikasi

Standar Modifikasi
Uraian
(ASTM D-698) (ASTM D-1557

Berat Palu 24,50 N (5,50 Ib) 44,50 N (10 Ib )

Tinggi jatuh palu 304,80 mm (12in) 457,20 mm (18in)

Jumlah pukulan/lapis 25 25

Jumlah lapisan 3 3

Energi pemadatan 592,50 kJ/m 2.693,25 kJ/m

(CE) (12.375 Ib.ft/ft) (56.250 Ib.ft/ft)

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 59


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Jenis test yang dilakukan di laboratorium adalah standar proctor test dengan
menggunakan penumbuk yang beratnya 2,5kg dan silinder mould yang mempunyai volume 9,44
10-4m3, dengan tinggi jatuh kira-kira 30,5 cm dan ditumbuk sebanyak 25 kali, dengan percobaan
di ulang sebanyak 5 kali.
Grafik hubungan berat volume kering dan kadar air

1.9

1.8
berat volume kering (d)

1.7

1.6
Series1
1.5

1.4

1.3

1.2
0 5 10 15 20 25 30
Kadar air (w %)

Berdasarkan grafik diatas maka di dapat :


d Maxsimum = 1,72 gr/cm
Wc Optimum = 20,68 %

Yang dimaksud 95% kepadatan dari standart AASHTO adalah persyaratan spesifikasi
teknis, pada umumnya harus dilakukan pengujian kepadatan laboratorium untuk material
tanah atau lapis dasar pondasi yang digunakan dan kepadatan lapangan harus memenuhi
persentase tertentu (misal 95% atau 98% atau 100%) dari kepadatan laboratorium yang
disyaratkan dalam spesifikasi yang berlaku pada proyek yang bersangkutan.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 60


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

memadatkan pada kadar air dry side W optimum dan wet-side W optimum:
Yang dimaksud dengan memadatkan pada kadar air dry side W optimum adalah pemadatan yang
dilakukan pada tanah yang kadar airnya kurang dari kadar air optimumnya untuk menghasilkan
kuat geser tanah, sedangkan yang dimaksud dengan memadatkan pada kadar air wet side W
optimum adalah pemadatan yang dilakukan pada tanah yang kadar airnya lebih dari kadar air
optimumnya.

Fungsi dari pratikum proctor yaitu untuk mencari kadar air optimum untuk
pemadatan suatu tanah

Contoh soal
Untuk mendapatkan kepadatan kering di lapangan dilakukan percobaan kerucut pasir.tanah
seberat 4.56 kg di gali dengan volume lubang 0.056 m3dan kadar air sebesar 20% berapakah
kepadatan kering di lapangan tersebut.??
Jawab :
Berat volume basah :
b = W/V = 4.56/0.056
= 81.43kg/m3
Berat volume kering :
81.43
d = 1+ =1+0.20 = 67.86 kg/m3

jadi kepadatan kering di lapangan = 67.86 %


saran saya karna hanya 67.86 % dari (dmak) maka yang harus di lakukan yaitu mengatur kadar
air untuk pemadatan dengan baik dan teliti karna kadar air sanagat berpengaruh terhadap
pemadatan di lapangan.kadar air yang paling baik adalah di antara kadar air optimum(kurva A)
dan w3 pada gambar pertimbangan ekonomi dalam memperoleh hasil pemadatan.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 61


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB VII
PERMEABILITY(REMBESAN)

A. Percobaan Rembesan Secara Constant Head Test


Alat-alat yang digunakan
- Silinder constand head
- Gelas ukur
- Thermometer
- Stopwatch
- Timbangan
- Piknometer
- Cawan
- Gelas buret
- Penggaris/meteran
Cara melakukan percobaan ;
1) Ukur silinder constand head sebagai berikut :
- W(berat) umpama = A gram
- D(diameter) umpama =D cm
- L (tinggi) umpama =L cm
2) Cari tanah ynag diameternya 4.76 mm (lolos saringan nomor 4 2 kg
3) Tanah yang disiapkan pada langkah nomor 2 agar dicampur air sedemikian
rupa sehingga merata dan dalam keadaan lembab/ tidak boleh terlalu basah
agar mudah untuk memadatkannya.
4) Masukkan contoh tanah pada langkah nomor 3 kedalam silinder yang telah di
siapkan pada langkah nomor 1 dan padatkan. Setelah padat dan penuh ratakan
serata mungkin dengan permukaan silinder tersebut dan bersihkan tanah yang
menempel pada luar silinder dan tentukan beratnya (umpama beratnya =B
gram)
5) Timbanglah cawan yang kosong untuk persiapan mencari Wc dari tanah yang
di siapkan pada langkah nomor 3 (umpama beratnya =C gram)
6) Ambillah tanah yang telah di siapkan pada langkah nomor 3 kedalam cawan
yang telah disiapkan pada langkah nomor 5 20 -30gram setiap cawan,

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 62


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

kemudian di timbang umpama beratnya D gram selanjutnya masukkan oven


dengan temperature 105C-110C
7) Pasanglah penutup silinder atas dan bawah jangan lupa di beri batu porus/
kertas porus supaya bisa menyebarkan aliran air ke permukaan tanah dalam
silinder
8) Hubungkan silinder pada langkah nomr 7 dengan gelas buret memakai slang
yang tersedia
9) Isilah buret tersebut dengan air sampai penuh apabila berkurang tambah terus.
Lihatlah pada silinder terjadi kebocoran atau tidak apabila terjadi kebocoran
harus di perbaiki. Jadi air supaya keluar pada tempat yang telah di tentukan.
Biarkan air tetap mengalir melalui tanah sehingga betul-betul dalam keadaan
jenuh.
10) Kedudukan air di permukaan buret harus dijaga supaya penuh selama
pengamatan berlangsung.
11) Sebelum test dimulai gelembung-gelembung udara didalam slang harus di
hilangkan. Setelah aliran air sudah lancer / kontinyu kumpulkan (tamping) air
yang mengalir keluar melalui tanah tersebut di gelas ukur yang telah
disiapkan dan catat umpama volumenya = cc. Catat waktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan volume air cc umpama =S detik
12) Ulangi langkah nomor 11 sebanyak 3-5 kali percobaan dengan waktu yang
berbeda-beda
13) Catat temperature air tersebut
14) Ambillah cawan yang berisi tanah yang didalam oven kemudian di timbang
umpama beratnya = E gram
15) Carilah berat spesifik butiran padat (Gs) dari tanah yang sudah kering oven
tersebut.
PERHITUNGAN:

=

Dimana :
- K= harga koefisien permeability - A= penampang contoh tanah
- = Volume air pada waktu S - H = tinggi jatuh
- L= panjang contoh - = koefisisen kekentalan air
- S= waktu untuk mendapatkan volume air sebanyak

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 63


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

E-1. TEST PEREMBESAN SECARA CONSTANT HEAD TEST

Panjang slinder/contoh (L) = 13.78 Cm Slinder / contoh = 10.50 cm


Luas slinder / contoh (A) = 86.546 Cm2 Berat Slinder = 1716 gram
Berat slinder + contoh = 3535 Gram Volume Slinder = 1192.49 cc
Tinggi Jatuh (H) = 158 Cm

WAKTU VOL. AIR


NO TEMPERATUR KOEF. PRM
DETIK YG REMBES
PERC (C) (Cm/s)
(S) (CC)
1 120 34 29 0.000285
2 240 60 29 0.000252
3 360 90 29 0.000252
4 480 117 29 0.000246
5 600 138 29 0.000232

Mencari WC
No. CAWAN 1 2
BERAT CAWAN (gram) 46.5 49
BRT CWN+TN BSH (gram) 71 72.8
BRT CWN+TN.KRNG (gram) 68.2 69.2
BRT AIR (gram) 2.8 3.6

BRT TNH KRNG (gram) 21.7 20.2

KADAR AIR (%) 12.9 17.82

Mencari GS
No PIKNOMETER 1 2
BERAT PIKNOMETER (gram) 99.5 96.2
BRT PIK+TNH KRNG (gram) 121.2 116.8
BRT PIK+AIR+TNH KRNG (gram) 359.8 342.4
TEMPERATUR (cc) 29 29
BRT PIK+AIR (gram) 347.6 329.9
TEMPERATUR (cc) 29 29
GS 2.28 2.54

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 64


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

PERHITUNGAN

TEST PEREMBESAN SECARA CONSTANT HEAD TEST



Percobaan =

34 13.78
1 = = 0.000285 /
86.546 158 120

60 13.78
2 = = 0.000252 /
86.546 158 240
90 13.78
3 = = 0.000252 /
86.546 158 360
117 13.78
4 = = 0.000246 /
86.546 158 480
138 13.78
5 = = 0.000232 /
86.546 158 600

Rata-rata K = 0.000253cm/s

MENCARI WC


Cawan = 100%

71 68.2
1 = 100% = 12.9
68.2 46.5

72.8 69.2
2 = 100% = 17.82
69.2 49

MENCARI G.S.


Piknometer =
( )2 ( )1

121.2 99.5
1 = = 2.28
(347.6 99.5)1 (359.8 121.2)1

116.8 96.2
2 = = 2.54
(329.9 96.2)1 (342.4 116.8)1

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 65


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

1. Sebutkan 2 macam test rembesan yang saudara kenal. Untuk jenis tanah yang
bagaimana saudara akan menggunakan test-test tersebut
Jawaban :
Pengujian Permeabilitas dengan Cara Tinggi Energi Tetap (Constant-head)
Pengujian ini cocok untuk jenis tanah granuler
Pengujian Permeabilitas dengan Cara Tinggi Energi Turun (falling-bead).
Pengujian ini cocok untuk jenis tanah berbutir halus
2. Tentukan harga koefisien rembesan (k) dari tanah yang saudara test.
WAKTU VOL. AIR TEMPERATU
NO KOEF. PRM
DETIK YG REMBES R
PERC (Cm/s)
(S) (CC) (C)

1 120 34 29 0.000285

2 240 60 29 0.000252

3 360 90 29 0.000252

4 480 117 29 0.000246

5 600 138 29 0.000232

3. Kegunaan test rembesan


a. mengetahui tekanan rembesan
b. untuk mengetahui tekanan air terhadap stabilitas tanah

4. Bagaimana caranya menentukan harga (K) di lapangan untuk muka air tinggi, dan
bagaimana kalau air tanah tidak ada?
Jawaban :
Constant Head Test (uji tinggi konstan)
Untuk test dengan cara constant head test banyaknya air yang mengalir lewat contoh
tanah ditampung dalam gelas ukur. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air tersebut
di catat. Perlu diingat bahwa pada constant head test, tinggi muka air diatas bahwa pada
constant head test, tinggi muka air diatas contoh tanah di USAHAKAN tetap (constant).
Apabila volume air yang dikumpulkan dalam gelas ukur adalah = Q, dan waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan adalah t, maka :

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 66


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Cara menentukan harga (K) di lapangan :



K=

Keterangan :
K = harga koefisien permeabilitas (cm/det)
= volume rembesan (cm3 per centimeter panjang)
L = tebal lapisan tanah di bawah dasar saluran (cm)
h = tinggi energi hidrolik (cm)
A = luas penampang pengaliran (cm2)
t = waktu pengaliran (detik)

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 67


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB VIII
TEST KONSOLIDASI

2.4.1 Dasar Teori


Proses pembebanan tanah yang menyebabkan air mengalir keluar dan diiringi dengan
pengurangan volume tanah disebut Konsolidasi. Istilah ini berbeda dengan istilah Pemadatan
(compaction), yaitu proses mekanis yang digunakan untuk menjadikan tanah lebih padat.
Pemadatan tidak menyebabkan pengaliran air dari tanah.Konsolidasi merupakan proes yang
terjadi pada lempung dan lanau yang jenuh air. Pada pasir dan kerikil, pengaliran air dari pori
terjadi hamper seketika tanah dibebani dan umumnya tidak dinamakan konsolidasi. Ada
bermacam-macam cara yang dapat digunakan untuk memperkirakan penurunan akibat beban
bangunan.
a. Penurunan akibat konsolidasi
Pasir dan lapisan-lapisan dapat dirembes lainnya dapat dipertimbangkan untuk menurun
selama periode pelaksanaan.Konsolidasi dari lempung dan lanau dapat berlangsung terus
selama bertahun-tahun. Penurunan akibat konsolidasi tidak mungkin akan merata, akibat
dari pembagian tekanan yang tidak sama dan variasi-variasi di dalam tanah baik kearah
maupun pada kedalaman.
Usaha-usaha untuk meramalkan banyak dan kecepatan penurunan di dalam tanah-tanah
dengan daya rembes rendah dapat berdasarkan pada percobaan pembebanan (load test),
akan tetapi ini kurang memuaskan. Hasil-hasil percobaan konsolidasi merupakan suatu
petunjuk yang lebih baik.
b. Penurunan dalam pasir
Tanah berbutir kasar seperti pasir atau kerikil meyajikan suatu masalah yang sangat
berbeda dalam meramalkan penurunan.Pertama-tama, akibat sifat-sifat kohesifnya yang
buruk, adalah sukar untuk memperoleh suatu contoh asli dari tanah ini untuk penyelidikan
laboratorium.Akan tetapi, yang lebih penting adalah daya rembes yang tinggi dari tanah
berbutir kasar memungkinkan konsolidasi terjadi dengan sangat cepat.Ini berarti sukar
untuk membedakan antara penurunan awal, elastis dan konsolidasi.
Berhubung dengan alas an-alasan di atas, maka ramalan penurunan pada pasir selalu
berdasarkan pada hasil-hasil percobaan yang dilakukan di lapangan. Percobaan yang paling
umum adalah percobaan pembebanan pelat (plate loading test), percobaan konis ( cone

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 68


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

test) dan percobaan penetrasi standar (standard penetration test). Ramalan penurunan dari
ketiga percobaan ini adalah secara empiris.

Koefisien permeabilitas tanah (lempung) dari 10-6 sampai 10-9 cm/det dapat ditentukan
dalam sebuah falling head permeameter yang direncanakan khusus dari percobaan
konsolidasi.Pada alat ini, luas benda uji dibuat besar.Panjang lintasan air L dibuat kecil dan
tinggi h dibuat besar.Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan dapat
dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara.
Skema alat ini ditunjukkan dalam Gambar 3.7.

Gambar 3.7Pengujian permeabilitas dengan alat konsolidasi.

Penentuan koefisien permeabilitas diperoleh dari persamaan konsolidasi sebagai berikut:


C t
Tv v
H2
dengan :
Tv = faktor waktu
Cv = koefisien konsolidasi
H = panjang rata-rata lintasan drainasi
t = waktu pengaliran

Persamaan koefisien konsolidasi, adalah:


k
Cv
wm v

dengan :
w = berat jenis air
Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 69
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

mv = koefisien kompresibilitas volume


e
nilai mv
(1 e )

dengan :
e = perubahan angka pori pada perubahan bebannya
= tambahan tekanan yang diterapkan

Substitusi dari ketiga persamaan, menghasilkan

T eH2
k v w
t (1 e )

Untuk 50% konsolidasi, Tv = 0,198, maka

0,198 w eH2
k
t50 (1 e )

1.1 Alat Alat Yang Digunakan


1. Satu set alat konsolidasi.
2. Alat untuk memotong sample.
3. Kapi.
4. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.
5. Stopwatch.
6. Cawan.
7. Oven.
8. Piknometer.
9. Thermometer.
1.2 Cara Melakukan Percobaan.
1. Siapkan tanah asli dengan diameter dan tingginya melebihi ring konsolidasi.
2. Siapkan ring konsolidasi selanjutnya tentukan : diameter, tinggi dan beratnya.
Selanjutnya olesi vaselin atau minyak pelumas dibagian dalamnya.
3. Ambil cawan bersihkan dan selanjutnya supaya ditimbang.
4. Isilah ring konsolidasi yang telah disiapkan di langkah no. 2 dengan tanah yang telah
disiapkan pada langkah no 1 dengan cara menusukkan ring tersebut kedalam tanah
sampai penuh dan dilarang memadatkan. Kalau sudah potonglah permukaan tanah

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 70


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

sedemikian rupa hingga rata dengan ringnya, serta bersihkan tanah-tanah yang menempel
disekitar ring tersebut, selanjutnya supaya ditimbang.
5. Ambil sisa tanah di langkah no. 1 masukkan ke cawan yang disiapkan pada langkah no. 3
kemudian ditimbang, selanjutnya masukkan ke dalam oven dengan temperatur
105~110C, untuk mencari kadar air awal.
6. Pasanglah batu porus di kedua permukaan ring yang berisi tanah yang telah disiapkan
pada langkah no. 4 dan jangan lupa antara permukaan tanah dan permukaan batu porus
harus diberi kertas filter dan masukkan ke tempat perendaman yang dikhususkan untuk
percobaan itu.
7. Letakkan tempat perendaman yang telah diatur pada langkah no. 6, pada alat
pembebanan.

8. Pasanglah arloji penurunan ( dial reading ) diatas permukaan peralatan yang telah
disediakan, untuk mengetahui besarnya penurunan akibat beban vertikal nanti. Dalam hal
ini arloji penurunan harus betul-betul menempel di plat penumpu.
9. Persiapan pembebanan dan pembacaan arloji penurunan :
a. Luruskan lengan konsolidasi supaya gaya = 0.
b. Periksa arloji penurunan apkah sudah betul-betul menempel di plat penumpu, apabila
sudah menempel pada keadaan seimbang (tanpa beban) arloji penurunan dibaca
sebagi awal pembacaanya.
c. Pasanglah penyangga lengan tempat beban agar menahan lengan tersebut pada
waktu diberi beban.
d. Tarulah beban di atas alat yang tersedia dan dicatat beratnya.
e. Hidupkan stopwatch bersamaan itu pula lepas penyangga lengan sehingga keadaan
lengan bebas tidak terganggu.
f. Amati arloji penurunan selama terjadi pembebanan pada menit ke :
0; 0,1; 0,25; 0,50; 1; 2; 4; 8; 16; 30; 60; 120; 240; 480; 960; 1440; dalam menit dan
waktu tersebut komulatif ( kesemuannya dihitung dari 0 menit ).

Contoh : Pembacaan dari 16 menit ke 30 menit selisihnya = 30 16 =14 menit.

g. Apabila pada pembacaan arloji penurunan pada beban yang pertama sudah menit
kedua tempat rendaman tersebut ( yang disiapkan pada langkah no. 7 ) agar dipenuhi
air, dan selanjutnya selama penelitian berlangsung air harus selalu penuh.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 71


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

10. Keluarkan tanah dari dalam oven pada langkah no. 5 untuk ditimbang kering ( mencari
kadar airnya ), dan selanjutnya cari harga Gs ( spesifik butiran pada tanah tersebut ).
11. Setelah muatan pada langkah no. 9 sudah berjalan 24 jam ( 1440 menit ) dan arloji
penurunannya sudah dicatat maka ulangi langkah no. 9 dari c ~ f dengan menambahkan
beban seberat jumlah komulatif beban yang sudah ada. Pembebanan apabila mencapai
minimum 8 kg/cm.

Contoh menentukan beban yang akan ditambahkan = 1

= beban yang harus ditambahkan

= beban yang sudah ada.

12. Untuk rebond test ( pengurangan beban ) :


a. Setelah beban yang tertinggi sudah selesai diberikan selam 24 jam dan sudah dibaca
arloji penurunannya.
b. Kurangi beban secara bertahap ; yaitu dari beban yang diletakkan paling akhir
diambil paling awal dan seterusnya.
c. Setiap pengurangan beban lakukan sebagai berikut :
Catat perubahan arloji pembebanan selang waktu 5 menit.
Apabila selama selang waktu 5 menit tersebut perubahan dial arlojinya sudah
0,00254 mm, maka ulangi langkah no. 12 dari a ~ c sampai bebannya tinggal satu
( beban yang paling awal diberikan tidak perlu diambil.
1.3 Analisa dan Data Perhitungan
Mencari B/V Tanah
Diameter ring = 5.50 cm
Tinggi ring = 2.85 cm
Volume ring = 7.56 cm3
Berat ring = 57.5 gram
Berat ring + Tanah = 46.8 gram
Berat / Volume = 21.55 gram /cm3

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 72


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Mencari Penurunan
Waktu BEBAN ( Kg )
Menit 0.5kg 1kg 2kg 4kg 7kg
0.1 1011 978 924 823 615

0.25 1009 975 920 819 611

0.5 1008 972 915 813 606

1 1005 970 910 800 599

2 1003 966 903 782 589

4 999 963 896 778 574

8 996 958 888 758 555

16 995 954 880 735 531

30 993 951 870 713 505

60 992 948 861 692 485

120 991 945 854 676 470

240 990 942 847 650 456

480 841

1440 988 936 836 623 443

H 1,92 1,868 1,768 1,555 1,375

E 2,26 2,20 2,1 1,83 1,62

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 73


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Rebound
BEBAN ( Kg )
Waktu 4kg 2kg 1kg 0.5kg
Menit
15 469 511

30 471 524

45 472 530

60 474 534

75 475 537

90 476 540

105 477 541

120 - 542

Mencari Wc

No Cawan 1 2

Berat Cawan gram 48,9 41,6

Berat cawan + Tnh Basah gram 76,5 90,5

Berat Cawan + Tnh Kering gram 63,9 69,4

Berat Air gram 12,6 21,1

Berat Tanah Kering gram 15 27,8

Kadar air % 84 75,89

Rata-rata

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 74


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

Mencari Gs

No. Piknometer 1 2

Berat Piknometer Gram 99 95,1

Berat Pik + Tnh Kering Gram 112,5 119,9

Brt Pik + Air + Tnh Kering Gram 353,1 357,8

Temperatur 0,9957 0,9957

Berat Piknometer + Air Gram 344,6 341,7

Temperatur 0,9926 0,9926

Gs Cc 2,59 -

Rata-rata

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 75


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

1. Dari hasil test konsolidasi yang saudara lakukan di laboratorium tentukan:


a. Grafik antara penurunan (H) dan waktu (t) untuk tiap-tiap muatan pada kertas semi
log (tiap-tiap grafik digambar pada satu lembar)
b. Grafik antara penurunan (H) dan waktu (t) untuk tiap-tiap muatan pada kertas
semi log (tiap-tiap grafik digambar pada satu lembar kertas)
Jawaban:

a.
GRAFIK UNTUK Cv t50
MUATAN 0.5 Kg
1020

1010
Reduction ( cm ) X 0.001

1000

990

980
0.10 Time
1.00( minutes ) 10.00

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 76


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

GRAFIK UNTUK Cv t50


MUATAN 1 Kg

960
Reduction ( cm ) X 0.001

950

940

930
0.10 1.00 10.00
Time ( minutes )

GRAFIK UNTUK Cv t50


MUATAN 2 Kg
910

900

890
Reduction ( cm ) X 0.001

880

870

860

850

840

830
0.10 1.00 10.00
Time ( minutes )

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 77


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

GRAFIK UNTUK Cv t50


MUATAN 4 Kg
820
810
800
d0 =
790796
780
770
Reduction ( cm ) X 0.001

760
750
740
730
720
710
700
690
680
670
660
650d100 =
664
0.10 1.00 10.00
t100
Time ( minutes ) =
8.2

GRAFIK UNTUK Cv t50


MUATAN 8 Kg

580d0 =
657

560
Reduction ( cm ) X 0.001

540

520

500

480

d100 =
460
510

440
0.10 1.00 t100 10.00
Time ( minutes ) =
3.9

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 78


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

B.

GRAFIK UNTUK Cv t90


MUATAN 0.5 Kg

1015

1010

1005
Reduction ( cm ) X 0.001

1000

995

990

985

980
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time

GRAFIK UNTUK Cv t90


MUATAN 1 Kg

960
Reduction ( cm ) X 0.001

950

940

930
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

time

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 79


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

GRAFIK UNTUK Cv t90


MUATAN 2 Kg
930

920

910
Reduction ( cm ) X 0.001

900

890

880

870

860

850

840

830
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

time

GRAFIK UNTUK Cv t90


MUATAN 4 Kg

830

810

790
Reduction ( cm ) X 0.001

770

750

730

710

690

670

650

630
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

time

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 80


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

GRAFIK UNTUK Cv t90


MUATAN 8 Kg
590
580
570
560
550
Reduction ( cm ) X 0.001

540
530
520
510
500
490
480
470
460
450
440
430
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00

time

C. GRAFIK VOID RATIO DAN MUATAN


120.00

110.00

100.00

90.00

80.00
Void Ratio

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00
0.100 1.000 10.000
Load

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 81


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

2. Dari test konsolidasi :


a. Dari tiap-tiap grafik yang saudara gambar pada no.1-a tentukan harga CV untuk t50
b. Dari tiap-tiap grafik yang saudara gambar pada no.1-b tentukan harga CV untuk t90
c. Gambar grafik antara CV (untuk 50) dan t serta antara CV (untuk 90) dan t pada satu
kertas semi log.
d. Dari grafik no.1, tentukan harga-harga :
Compression (Cc)
Preconsolidation pressure (Pp)
Jawaban :
a.

t50 Cv b. t90 Cv
second cm/second second cm/second
0 0 0 0
84.6 0.0006 75.6 0.034470
144 0.0013 114 0.004462
84 0.0021 60 0.000416
162 0.0004 131.4 0.003411
60 0.0009 63 0.020713
Avg 0.0010 Avg 0.012694

c. -grafikantara CV (untuk t90) dan t

6.00E-02

5.00E-02

4.00E-02
CV (cm/ second

3.45E-02
3.00E-02

2.00E-02 2.07E-02

1.00E-02

4.46E-03 3.41E-03
0.00E+00 4.16E-04
0.100 1.000 10.000
Load ( kg/cm)

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 82


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

-grafikantara CV (untuk t50) dan t

2.10E-03

1.90E-03
CV (cm/ second

1.31E-03

9.00E-04 8.66E-04

5.68E-04

3.75E-04

-1.00E-04
0.100 1.100 2.100 3.100 4.100
Load ( kg/cm)

d. Compression Data Initial Sample Calculation


InitialDial Reading 1020 Parameter Quantity
Dial Scale 0.001 Gs 30.00
Comparison Arm 0.10 e0 117.71
Hs 0.01
Hv0 1.99
8.5
Pc
Kg/cm

3. Apakah kegunaan dari hasil test yang saudara lakukan diatas dalam perencanaan suatu
bangunan.
Untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat sifat.
perubahan dan proses keluarnya air dalam tanah diakibatkan adanya perubahan.
tekanan vertikal suatu tanah tersebut.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 83


Laporan Praktikum Mekanika Tanah I

BAB IX
PENUTUP

9.1 KESIMPULAN
Praktikum ini memberikan pengetahuan baru lagi kepada kami yaitu tentang segala hal
yang berhubungan dengan tanah secara nyata. Beberapa test diantaranya test volumetri dan
gravimetri, konsistensi tanah, pembagian butir, pemadatan tanah, rembesan, dan konsolidasi.
Dari test tersebut kami mendapatkan pengetahuan tentang sifat, jenis, bentuk, dan hal-hal
yang terjadi dengan beberapa pengelolaan yang berbeda-beda. Dengan fungsi yang sangat
beragam.

9.2 KRITIK DAN SARAN


Dalam pengerjaan laporan ini kami memiliki banyak kendala baik segi pembuatan
data tabel, gambar maupun skema. Dikarenakan sumber-sumber yang kurang memedai baik
dari materi maupun eksperimen secara langsung. Demi kelancaran pengerjain laporan yang
lebih baik untuk selanjutnya kami berharap ada literatur-literatur yang dapat kami jadikan
acuan, sehingga tidak akan terjadi hal seperti ini.
Untuk program studi teknik sipil kami mengharapkan adanya perubahan sikap dari
para tertinggi agar lebih memperhatikan hal-hal kecil seperti membuat buku panduan
sebelum praktikum diberikan kepada mahasiswa. Sehingga kami sebagai mahasiswa akan
lebih tahu tata urutan pengerjaan yang seharusnya.
Kami juga sangat mengharapkan para dosen pengajar memberikan ilustrasi yang jelas
untuk laporan agar kami lebih mudah mencerna dan memahami.

Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 84

Anda mungkin juga menyukai