BAB III
VOLUMETRY DAN GRAVIMETRY
Dasar Teori
Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah yang kering, hanya
akan terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. Dalam tanah yang jenuh
juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak
jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat atau butiran, pori-pori udara, dan air pori.
Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti yang ditunjukkan
Gambar 1.2.
Metode-metode untuk menetukan berat jenis butir-butir tanah, kadar air dan kerapatan
menyeluruh (bulk density) dari suatu contoh tanah diberikan secara terperinci di dalam B.S. 1377
: 1975 ( Methods of testing soils for civil engineering purposes ). Oleh, karena itu ketiga sifat-
sifat tanah ini harus ditetapkan pada semua lokasi penyelidikan dan percobaan laboratorium.
Berat udara dianggap sama dengan nol. Hubungan-hubungan volume yang biasa
digunakan dalam mekanika tanah adalah angka pori, porositas, dan derajat kejenuhan. Adapun
hubungan-hubungannya adalah sebagai berikut:
Kadar air (w), didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat
butiran (Ws) dalam tanah tersebut, dinyatakan dalam persen. Dan pula kadar air daritanah, derajat
kejenuhan jangan sampai dikacaukan dengan kadar air, yaitu perbandingan antara berat air dalam
contoh tanah dengan beratbutir. Dari gambar tersebut dapat dibentuk persamaan berikut:
W = Ws + Ww
V = Vs + Vw + Va
Vv = Vw + Va
Dimana :
Ww
Va = volume udara. w (%) x 100
Ws
Porositas (n), didefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan
volume total (V). Dalam hal ini dapat digunakan dalam bentuk persen maupun desimal.
V
n v
V
Angka pori (e), didefinisikan sebagai perbandingan volume rongga (Vv) dengan volume
butiran (Vs). Biasanya dinyatakan dalam desimal.
V
e v
Vs
Berat volume basah (b), adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara(W) dengan volume total tanah (V).
W
b
V
Dengan W= Ww + Ws + Wv (Wv = beratudara = 0). Bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya (Va
= 0), maka tanah menjadi jenuh.
Berat volume kering (d), adalah perbandingan antara berat butiran (Ws) dengan volume
total (V) tanah.
W
d s
V
Berat volume butiranpadat (s), didefinisikan sebagai perbandingan antara berat butiran
padat (Ws) dengan volume butiran padat (Vs).
Ws
s
Vs
Berat jenis (specific gravity) tanah (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan berat volume
butiran padat (s) dengan berat volume air (w) pada temperatur 4 C.
Gs s
w
Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai
berat jenis sebesar 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi. Sedang untuk tanah
kohesif tak organic berkisar di antara 2,68 sampai 2,72. Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis
tanah diberikan dalam Tabel 1.1.
Humus 1,37
Derajat kejenuhan (S), adalah perbandingan volume air (Vw) dengan volume total rongga
poritanah (Vv). Biasanya dinyatakan dalam persen.
V
S (%) w x 100
Vv
Tanah kering 0
Tanah jenuh 1
n
e
1n
e
n
1e
G (1 w )
b s w
1e
(G e )
sat w s
1e
G
d s w
1w
e. Bila tanah teren dam air, berat volume dinyatakan sebagai , dengan
Gs w w
'
1 e
(Gs 1 ) w
'
1e
Nilai-nilai porositas, angka pori dan berat volume pada keadaan asli di alam dari berbagai
jenis tanah, diberikan oleh Terzaghi (1947), terdapat dalam Tabel 1.3.
n e w d b
Macam tanah
(%) (%) (g/cm3) (g/cm3)
Kerapatan relatif (Dr) umumnya dipakai untuk menunjukkan tingkat kerapatan tanah
granuler (berbutirkasar) di lapangan.Kerapatan relative dinyatakan dalam persamaan:
emak e
Dr
emak emin
Dimana :
Kemungkinan angka pori terbesar atau kondisi terlonggar dari suatu tanah disebut dengan
angka pori maksimum (emak). Angka pori maksimum ditentukan dengan cara menuangkan pasir
kering dengan hati-hati dengan tanpa getaran kedalam cetakan (mold) yang telah diketahui
volumenya. Dari berat pasir di dalam cetakan, emak dapat dihitung. Secara sama, angka pori
minimum (emin) adalah kemungkinan kondisi terpadat yang dapat dicapai oleh tanahnya. Nilai
emin dapat ditentukan dengan menggetarkan pasir kering yang diketahui beratnya, kedalam
cetakan yang telah diketahui volumenya, dari sini kemudian dihitung angka pori minimumnya.
Pada tanah pasir dan kerikil, kerapatan relative (relative density) digunakan untuk
menyatakan hubungan antara angka pori nyata dengan batas-batas maksimum dan minimum dari
angka porinya. Persamaan (1.19) dapat dinyatakan dalam persamaan berat volume tanah, sebagai
berikut:
Gs w Gs w
d(mak) Atau emin 1
1 emin d (mak)
Gs w G
emak 1 Dan e s w 1
d (min) d
3) Pada langkah nomor 2 supaya ditambah air suling sampai contoh tanah
terendam air dan diamkan kira-kira selam2-3 jam agar bisa memisahkan butir-
butirnya sehingga pada waktu di vakum udara antara butiran-butiran tanah
dapat keluar.
4) Setelah di perkirakan butiran-butiran tanah sudah lepas satu dengan yang lain
hilangkan udara dari campuran tanah +air (pada langkah nomor 3) dengan
cara menggodok/mevakum yang tujuannya hanya untuk menghilangkan udara
dai dalam butiran tanah + air , setelah di perkirakan sudah tidak ada
gelembung-gelembung udara yang tersisa maka pekerjaan tersebut di
hentikan.
5) Tambahkan air suling pada langkah nomor 4 sampai garis batas tertentu dan
timbanglah umpama beratnya : C gram (sampai pada batas garis bejana). Ukur
temperaturnya umpama (t1). Selanjutnya bersihkan bejana volumetric
tersebut.
6) Bejana volumetric yang sudah bersih pada langkah nomor 5 isilah dengan air
suling sampai ketinggian yang sama dengan waktu pada langkah nomor 5
(sampai pada batas garis bejana) kemudian timbanglah umpama beratnya = D
gram. Ukur temperaturnya umpama (t2)
PERHITUNGAN
=
( ) ( )
I. Analisa Data
A-1. VOLUMETRI
NO. CAWAN 1 2 3
BERAT CAWAN Gram (A) 45 47,4 43,3
BERAT CAWAN + TNH BASAH Gram (B) 62,6 65,7 58,6
BERAT CAWAN TEMPAT HG Gram (C) 333,5 333,5 333,5
BERAT CAWAN + HG YANG DIPINDAHKAN Gram (D) 481,5 484,5 454,5
BERAT HG Gram (D-C) 148 151 121
Cc (V) =
VOLUME TANAH BASAH 10,85 11,1 8,9
(D-C) / 13,6
BERAT / VOLUME BASAH gr/cc ( ) 1,2 1,65 1,72
( ) = (B-A/V) rata-rata = 1,6
PERHITUNGAN
VOLUMETRI ()
B-A
Cawan = =
13,6
481,5 333,5 62,6 45
1 = = 10,85 = = 1.62
13,6 10,85
KADAR AIR ()
Cawan = 100
58,7 53,5
1 = 100% = 61,18%
53,5 45
62,6 57,5
2 = 100% = 50,5%
57,5 47,4
59,2 53,7
3 = 100% = 52,88%
53,7 43,3
GRAVIMETRI ()
Piknometer =
( )2 ( )1
106,2 98,3
1 = = 2,42
(346,5 98,3)0,996 (351,2 106,2)0,996
105,3 95,3
2 = = 2,73
(342,8 95,3)0,996 (349,2 105,3)0,996
106,5 96,2
3 = = 2,21
(344,3 96,2)0,996 (344,3 106,5)0,996
1,62
1 = = 1,005
61,18
1 + ( 100 )
1,65
2 = = 1,096
50,5
1 + ( 100 )
1,72
3 = = 1,125
52,88
1 + ( 100 )
8,5
= = 0,78
1 10,85
10,1
2 = = 0,91
11,1
10,4
3 = = 1,17
52,88
2,42
1 = 1 = 1,41
2,23
2,73
2 = 1 = 1,49
2,16
2,21
3 = 1 = 0,96
2,25
1,41
1 = = 2,82
1 + 1,41
1,49
2 = = 2,98
1 + 1,49
0,96
3 = = 1,91
1 + 0,96
61,18 2,42
1 = = 105,17
1,41
50,5 2,73
2 = = 92,52
1,49
52,88 2,21
3 = = 121,19
0,96
BAB IV
KONSISTENSI TANAH
Gambar1.20 Batas-batasAtterberg.
(m m2 ) ( v1 v2 ) w
SL 1 x 100 %
m2 m2
dengan:
m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (gr)
m2 = berat tanah kering oven (gr)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanahkering oven (cm3)
W = berat jenis air
Gambar1.22 Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas cair, batas plastis, dan
batas susutnya.
Gambar 1.22 menyajikan hubungan variasi kadar air dan volume total dari tanah pada
kedudukan batas cair, batas plastis dan batas susutnya. Batas-batas Atterberg sangat berguna
untuk identifikasi dan klasifikasi tanah.Batas-batas ini sering digunakan secara langsung dalam
spesifikasi, guna mengontrol tanah yang digunakan untuk struktur urugan tanah.
Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis. (PI = LL PL)
Indeks plastisitas akan merupakan interval kadar air di mana tanah masih bersifat plastis. Karena
itu, indeks plastis menunjukkan sifat keplastisan tanahnya.Jika tanah mempunyai interval kadar
air daerah plastis yang kecil, maka keadaan ini. Disebut dengan tanah kurus. Kebalikannya, jika
tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis yang besar disebut tanah gemuk. Batasan
mengenai indeks plastis, sifat, macam tanah, dan kohesinya diberikan oleh Atterberg terdapat
dalam Tabel 1.5.
Tabel1.5 Nilai indeks plastisitas dan macam tanah.
PI Sifat Macamtanah Kohesi
0 Non plastis Pasir Nonkohesif
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesif
sebagian
7 - 17 Plastisitas sedang Lempung Kohesif
Berlanau
>17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif
Dengan WN adalah kadar air aslinya. Dapat dilihat dari persamaan (1.35) bahwa jikaWN=
LL, maka indeks cair akan sama dengan 1. Sedang, jikaWN= PL, indeks cair akan sama dengan
nol. Jadi, untuk lapisan tanah asli yang dalam kedudukan plastis, nilai LL >WN> PL. Nilai
indeks cair akan bervariasi antara 0 dan 1. Lapisan tanah asli dengan WN> LL akan mempunyai
LI >1.
f. Aktivitas (Activity)
Ketebalan air mengelilingi butiran tanah lempung tergantung dari macam mineralnya.
Jadi, dapat diharapkan plastisitas tanah lempung tergantung dari:
(1) Sifat mineral lempung yang ada pada butirannya.
(2) Jumlah mineralnya.
Gambar1.23 Variasi indeks plastis dengan persen fraksi lempung (Skempton, 1953).
Dari hasil pengamatan ini, Skempton (1953) mendefinisikan parameter A yangdisebut aktivitas
sebagai:
PI
A
C
dengan C adalah persentase berat dari fraksi ukuran lempung. Aktivitas tanah yang diujiakan
merupakan fungsi dari macam mineral lempung yang dikandungnya.
g. Nilai FI
Dalam hal ini hanya dikhususkan untuk penentuan batas cair, maka untuk penentuannya
menggunakan alat mangkok kuningan. Alat tersebut bertumpu pada dasar karet yang keras.
Mangkok kuningan dapat diangkat dan dijatuhkan di atas dasar karet keras tersebut dengan
sebuah pengungkit eksentris (cam) dijalankan oleh suatu alat pemutar. Untuk mengatur kadar
air dari tanah yang bersangkutan agar dipenuhi persyaratannya , mungkin akan sangat sulit. Oleh
karena itu akan lebih baik dalam melakukan uji batas cair paling sedikit empat kali pada tanah
yang sama tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N , yang
dibutuhkan untuk menutup goresan bervariasi antara 15 dan 35. Kadar air dari tanah, dalam
persen, dan jumlah pukulan untuk masing-masing uji digambarkan di atas kertas garfik semi-log.
Hubungan antara kadar air dan log N dapat dianggap sebagai suatu garis lurus. Garis lurus
tersebut dinamakan sebagai kurva aliran (flow curve).
Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair
dari tanah yang bersangkutan. Kemiringan dari garis aliran (flow line) didefinisikan sebagai
indeks aliran (flow index). (Braja M. Das, 1988).
w1 (%) w2 (%)
F = Log N2 Log N1
Dimana :
F = indeks aliran
w1 = kadar air , dari tanah yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N1
w2 = kadar air, dari tanah yang bersesuaian dengan jumlah pukulan N2
= %
( )
= ,
% apabila V1 diukur dengan jangka
sorong
()()
= .
% apabila V1 diukur dengan air raksa
NO CAWAN 1 2 3
JUMLAH PUKULAN 48 25 13
BERAT CAWAN gram 51 44 50,5
BERAT CAWAN+TNH BASAH gram 78,5 59,5 71
BERAT CAWAN+TNH KERING gram 70 54,2 63,5
BERAT AIR gram 8,5 5,3 7,5
BERAT TANAH KERING gram 19 10,2 13
KADAR AIR % 44,34 51,96 57,69
RATA-RATA 51,33
NO CAWAN 1 2
BERAT CAWAN gram 48,7 50,2
BERAT CAWAN+TNH BASAH gram 60,3 63,5
BERAT CAWAN+TNH KERING gram 58,3 60,5
BERAT AIR gram 2 3
BERAT TANAH KERING gram 9,6 10,3
KADAR AIR % 20,83 29,13
RATA-RATA 24,98 %
NO CAWAN LOGAM 1 2
BERAT CAWAN LOGAM gram 30,8 25,8
BRT CWN LGM + HG YG SUDAH DIRATAKAN gram 235,4 239,8
BERAT CAWAN LOGAM+TNH BASAH gram 57 53,5
BERAT CAWAN LOGAM+TNH KERING gram 48,4 44,4
BERAT AIR gram 8,6 9,1
BERAT TANAH KERING gram 17,6 18,6
KADAR AIR % 48,86 48,92
BRT CWN LGM+HG YANG DIPINDAHKAN TNH KRNG gram 140,4 158,6
BATAS SUSUT % 8 15
RATA-RATA 23
PERHITUNGAN
Cawan = 100%
78,5 70
1 = 100% = 44,34
70 51
59,5 54,2
2 = 100% = 51,96
54,2 44
71 63,5
= 100% = 57,69
3 63,5 50,5
Cawan = 100%
60,3 58,2
1 = 100% = 20,83
58,2 48,7
63,5 60,5
2 = 100% = 29,13
60,5 50,2
(1 ) (2 )
Cawan
1 = 100 13,6 = 1 2
2 =
Ket :
A = berat cawan, B = berat cawan + tanah, C = berat cawan + tanah kering
60
50
40
Kadar Air %
30
20
10
0
48 25 13
Jumlah pukulan
= 57,69 29,13
= 28,56%
W1 W2 43.04 27.69
IF 69.19
log N 2 log N1 log 50 log 30
Lempung
7 17 Plastisitas sedang Kohesif
berlanau
2. Pengaruh harga Indeks Plastisitas (PI) terhadap sifat tanah adalah indeks plastis
menujukan sifat keplastisan tanah. jika tanah menpunyai PI tinggi, maka tanah
mengandung banyak butiran lempung dan semakin besar sifat plasitisitas tanah. Jika tanah
memiliki nilai PI yang rendah seperti lanau,sedikit pengurangan kadar air sehingga tanah
menjadi kering.
3. Kegunaan dari test konsistensi tanah adalah untuk mengetahui batas kadar air terhadap
suatu tanah sehingga memperlihatkan sifat plastis tanah dan juga untuk mendapat nilai
Indeks Plastis (PI), harga PI inilah yang digunakan untuk mengetahui sifat, jenis, dan
kohesi tanah.
BAB V
PEMBAGIAN BUTIR
Nilai D10 didefinisikan sebagai 10% dari berat butiran total yang mempunyai diameter
butiran lebih kecil dari ukuran butiran tertentu. D10 = 0,45 mm, artinya 10% dari berat butiran
total berdiameter kurang dari 0,45 mm. Ukuran-ukuran yang lain seperti D30, D60 dapat
didefinisikan seperti cara di atas. Ukuran D10 didefinisikan sebagai ukuran efektif (effective size).
Kemiringan dan bentuk umum dari kurva distribusi dapat digambarkan oleh koefisien
keseragaman (coefficient of uniformity), Cu, dan koefisien gradasi (coefficient of gradation), Cc
,yang diberikan menurut persamaan:
D60
Cu
D10 (1.31)
(D 30 )2
Cc
(D60 )(D10 )
(1.32)
Tanah bergradasi baik jika mempunyai koefisien gradasi Cc antara 1 dan 3 dengan Cu
lebih besar 4 untuk kerikil dan lebih besar 6 untuk pasir, selanjutnya tanah disebut bergradasi
sangat baik bila Cu> 15.
CATATAN :
Prosentasi dari berat tanah yang tertahan diatas ayakn no X (di hitung dari yang paling atas
sampai dasar)
Prosentase yang tertahan (komolatif):
Jumlahkan secara angka-angka yang terdapat dalam perhitungan tersebut
Prosentase yang lolos (komolatif) :
Pada masing-masing ayakan lihat prosentase yang tertahan setelah itu angka tersebut
sebagai pengurang angka 100%
Gambarkan plot dengan menggunakan kertas garis semi logaritmis.
Untuk prosentasi yang lolos di sumbu tegak dan untuk diameter ayakan di sumbu datar
PERHITUNGAN
No. ayakan (%) = 100%
83,8 66,2
1 100% = 17,6
1000
199,2 66,2
2 100% = 133
1000
142,2 66,2
3 100% = 76
1000
201,5 66,2
4 100% = 135,3
1000
177,9 66,2
5 100% = 111,7
1000
469,6 66,2
6 100% = 403,4
1000
158,8 66,2
7 100% = 92,6
1000
95,5 66,2
8 100% = 29,3
1000
100
90
80
70
Persentase lolos %
60
50
40
30
20
10
0
9.5 4.75 2 0.6 0.425 0.15 0.075 PAN
Diamter ayakan mm
b. Tanah ini termaksud SP-SM dengan gradasi buruk karena nilai Cu = 3.52 dan Cc = 0.73
tidak termasuk dalam criteria Cc di antara 1 dan 3 Cu > 6 dengan butiran halus berupa
lanau (nonplastis), maka termasuk SM.
D10 = 0.115 mm ; D30 = 0.271 mm ; D60 = 0.573mm
0.573
= 60 = 0.115 = 4.98
10
(30 )2 (0.271)2
= = (0.115)0.573 = 1.11
10 60
BAB VI
PEMADATAN TANAH (PROCTOR TEST)
Cetakan ini kemudian dirapikan dan ditimbang, karenanya akan memberikan kerapatan
menyeluruh dari tanah. Kadar air dari tanah kemudian ditentukan dan selanjutnya kerapatan
kering.Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut pemadatan.Ada
perbedaan yang mendasar antara peristiwa pemadatan dan peristiwa konsolidasi tanah.
Konsolidasi adalah pengurangan pelan-pelan volume pori yang berakibat bertambahnya berat
volume kering akibat beban statis yang bekerja dalam.
Periode tertentu. Sebagai contoh, pengurangan volume pori tanah akibat berat tanah
timbunan atau karena beban struktur di atasnya. Dalam tanah kohesif yang jenuh, proses
konsolidasi akan diikuti oleh pengurangan volume pori dan kandungan air dalam tanahnya yang
berakibat pengurangan volume tanahnya. Pemadatan adalah proses bertambahnya berat volume
kering tanah sebagai akibat memadatnya partikel yang diikuti oleh pengurangan volume udara
dengan volume air tetap tidak berubah.
Alat pemadatan berupa silinder mould yang mempunyai volume 9,44 x 10-4 m3 (Gambar
2.1). Tanah di dalam mould dipadatkan dengan penumbuk yang beratnya 2,5 kg dengan tinggi
jatuh 30,5 cm. Tanah dipadatkan dalam tiga lapisan dengan tiap lapisan ditumbuk 25 kali
pukulan (tanah dengan diameter > 20 mm lebih dulu disingkirkan). Di dalam "pengujian berat",
mould yang digunakan masih tetap sama, hanya berat penumbuk diganti dengan yang 4,5 kg
dengan tinggi jatuh penumbuk 40,8 cm. Pada percobaan ini, butiran tanah dengan diameter > 20
mm juga harus disingkirkan dengan ditumbuk dalam 5 lapisan.
Gambar 2.2 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering.
Kurva yang dihasilkan dari pengujian memperlihatkan nilai kadar air yang terbaik untuk
mencapai berat volume kering terbesar atau kepadatan maksimum. Kadar air pada keadaan ini
disebut kadar air optimum.
Pada nilai kadar air yang rendah, untuk kebanyakan tanah, tanah cenderung bersifat kaku
dan sulit dipadatkan. Setelah kadar air ditambah, tanah menjadi lebih lunak. Pada kadar air yang
tinggi, berat volume kering berkurang. Bila seluruh udara di dalam tanah dapat dipaksa keluar
pada waktu pemadatan, tanah akan berada dalam kedudukan jenuh dan nilai berat volume kering
akan menjadi maksimum. Akan tetapi, dalam praktek, kondisi ini sangat sulit dicapai.
Kemungkinan berat volume kering maksimum dinyatakan sebagai berat volume kering dengan
tanpa rongga udara atau berat volume kering jenuh, dapat dihitung dari persamaan:
Gs w
d
1 w Gs
Berat volume kering setelah pemadatan pada kadar air w dengan kadar udara A dapat
dihitung dengan persamaan:
Gs (1 A ) w
d
1 w Gs
Hitungan hubungan berat volume kering dengan tanpa rongga udara dan kadar air untuk
Gs = 2,65 diberikan dalam Gambar 2.3
Gambar 2.3 Berat volume kering dan kadar air untuk berbagai bentuk pemadatan.
Tabel 2.1 Perbandingan sifat tanah pada pemadatan kering optimum dan basah optimum
(Lamfee, 1958).
Sifat Perbandingan
Susunan:
a) Susunan butiran Kering optimuin lebih acak.
b) Kekurangan air Kering optimum lebih kekurangan air, akibatnya lebih
menyerap air, lebih mudah mengembang, mempunyai tekanan
pori lebih rendah.
c) Sifat permanen Kering optimum lebih sensitif untuk berubah.
Permeabilitas:
a) Ukuran besarnya Kering optimum lebih permeabel.
b) Sifat permanen Permeabilitas kering optimum terkurangi lebih banyak oleh
penyerapan.
Sifat mudah mampat:
a) Ukuran besarnya Basah optimum lebih mudah mampat dalam interval tekanan
yang rendah, kering optimum dalam interval tekanan yang
tinggi.
b) Kecepatan Konsolidasi pada kering optimum lebih cepat.
Kuat geser:
a) A) Selama pelaksanaan:
tanpa drainasi Kering optimum sangat tinggi.
(undrained)
dengan drainasi Kering optimum agak lebih tinggi.
(drained)
b) B) Sesudab penjenuhan: Kering optimum agak lebih tinggi jika pengembangan dicegah;
tanpa drainasi basah optimum dapat lebih tinggi jika pengembangan
(undrained) diizinkan.
dengan drainasi Kering optimum kira-kira sama atau sedikit lebih besar.
(drained)
c) C) Tegangan air pori pada Basah optimum lebih tinggi.
keruntuhan geser
d) D) Modulus regangan- Kering optimum sangat lebih besar.
tegangan
e) E) Sensitivitas Kering optimum lebih condong ke sensitif.
NO. PERCOBAAN 1 2 3 4 5 6
NO. CAWAN gram I II III IV V VI
BERAT CAWAN gram 49.9 50.1 50.6 49.2 43.9 40.1
BERAT CAWAN + T.B gram 121.8 78.1 76.9 79.3 83 86.9
BERAT CAWAN + T.K gram 117.7 76.2 74 74.5 76.3 78.2
BERAT AIR gram 4.1 1.9 2.9 4.8 6.7 8.7
BERAT T.K gram 67.8 26.1 23.4 25.3 32.4 38.1
KADAR AIR % 6.05 7,28 12.39 18.97 20.68 22.84
BERAT CETAKAN + T.B gram 4855 4942 5056 5190 5530 5344
BERAT CETAKAN gram 3443 3443 3443 3443 3443 3443
BRT TNH DLM CETAKAN gram 1412 1499 1613 1747 2087 1901
BERAT / VOLUME BASAH gr/cm 1,41 1.49 1.61 1.74 2.08 1.89
BERAT / VOLUME KERING gr/cm 1,33 1.39 1.43 1.46 1.72 1.54
D-2. MENCARI GS
NO. PIKNOMETER 1 2
BERAT PIKNOMETER gram 93.8 95
BRT PIK + TN KRNG gram 180.6 182.3
BRT PIK + AIR + TN KRNG gram 386.4 387.2
TEMPERATUR C 30 29
BRT PIK + AIR gram 335.6 332.9
TEMPERATUR C 29 28
GS. 2.41 2.65
PERHITUNGAN
Berat kering/volume :
=
(%/)
Berat basah/volume :
=
Kadar air :
= %
PROCTOR TEST
No. cawan
= % = =
+ (%/)
1.74
79.3 74.5 5190 3443 =
4 = 100% = 18.97 = 1 + (18.97/100)
74.5 49.2 1004.8
= 1.46
= 1.74
5344 3443
= 1.89
1004.8 =
86.9 78.2 1 + (22.84/100)
6 = 100% = 22.84
78.2 40.1 =1.89
=1.54
MENCARI G.S.
Pikno
=
( )2 ( )1
180.6 93.8
1 = = 2.41
(335.6 93.8)1 (386.4 180.6)1
182.3 95
2 = = 2.65
(332.9 95)1 (387.2 182.3)1
persamaan dan perbedaan antara standard proctor test dan modified proctor test :
Uji standar proctor
pengujian ini digunakan untuk mencari kadar air optimum untuk pemadatan
suatu tanah.
Uji proctor modifikasi
Pengujian ini dilakukan untuk mewakili kondisi lapangan, yang merupakan uji
proctor yang di modifikasi. Pengujian ini menggunakan cetakan yang sama dengan uji
standar proctor, yaitu cetakan silinder.
Tabel elemen-elemen percobaan pemadatan standard dan modifikasi
Standar Modifikasi
Uraian
(ASTM D-698) (ASTM D-1557
Jumlah pukulan/lapis 25 25
Jumlah lapisan 3 3
Jenis test yang dilakukan di laboratorium adalah standar proctor test dengan
menggunakan penumbuk yang beratnya 2,5kg dan silinder mould yang mempunyai volume 9,44
10-4m3, dengan tinggi jatuh kira-kira 30,5 cm dan ditumbuk sebanyak 25 kali, dengan percobaan
di ulang sebanyak 5 kali.
Grafik hubungan berat volume kering dan kadar air
1.9
1.8
berat volume kering (d)
1.7
1.6
Series1
1.5
1.4
1.3
1.2
0 5 10 15 20 25 30
Kadar air (w %)
Yang dimaksud 95% kepadatan dari standart AASHTO adalah persyaratan spesifikasi
teknis, pada umumnya harus dilakukan pengujian kepadatan laboratorium untuk material
tanah atau lapis dasar pondasi yang digunakan dan kepadatan lapangan harus memenuhi
persentase tertentu (misal 95% atau 98% atau 100%) dari kepadatan laboratorium yang
disyaratkan dalam spesifikasi yang berlaku pada proyek yang bersangkutan.
memadatkan pada kadar air dry side W optimum dan wet-side W optimum:
Yang dimaksud dengan memadatkan pada kadar air dry side W optimum adalah pemadatan yang
dilakukan pada tanah yang kadar airnya kurang dari kadar air optimumnya untuk menghasilkan
kuat geser tanah, sedangkan yang dimaksud dengan memadatkan pada kadar air wet side W
optimum adalah pemadatan yang dilakukan pada tanah yang kadar airnya lebih dari kadar air
optimumnya.
Fungsi dari pratikum proctor yaitu untuk mencari kadar air optimum untuk
pemadatan suatu tanah
Contoh soal
Untuk mendapatkan kepadatan kering di lapangan dilakukan percobaan kerucut pasir.tanah
seberat 4.56 kg di gali dengan volume lubang 0.056 m3dan kadar air sebesar 20% berapakah
kepadatan kering di lapangan tersebut.??
Jawab :
Berat volume basah :
b = W/V = 4.56/0.056
= 81.43kg/m3
Berat volume kering :
81.43
d = 1+ =1+0.20 = 67.86 kg/m3
BAB VII
PERMEABILITY(REMBESAN)
Dimana :
- K= harga koefisien permeability - A= penampang contoh tanah
- = Volume air pada waktu S - H = tinggi jatuh
- L= panjang contoh - = koefisisen kekentalan air
- S= waktu untuk mendapatkan volume air sebanyak
Mencari WC
No. CAWAN 1 2
BERAT CAWAN (gram) 46.5 49
BRT CWN+TN BSH (gram) 71 72.8
BRT CWN+TN.KRNG (gram) 68.2 69.2
BRT AIR (gram) 2.8 3.6
Mencari GS
No PIKNOMETER 1 2
BERAT PIKNOMETER (gram) 99.5 96.2
BRT PIK+TNH KRNG (gram) 121.2 116.8
BRT PIK+AIR+TNH KRNG (gram) 359.8 342.4
TEMPERATUR (cc) 29 29
BRT PIK+AIR (gram) 347.6 329.9
TEMPERATUR (cc) 29 29
GS 2.28 2.54
PERHITUNGAN
34 13.78
1 = = 0.000285 /
86.546 158 120
60 13.78
2 = = 0.000252 /
86.546 158 240
90 13.78
3 = = 0.000252 /
86.546 158 360
117 13.78
4 = = 0.000246 /
86.546 158 480
138 13.78
5 = = 0.000232 /
86.546 158 600
Rata-rata K = 0.000253cm/s
MENCARI WC
Cawan = 100%
71 68.2
1 = 100% = 12.9
68.2 46.5
72.8 69.2
2 = 100% = 17.82
69.2 49
MENCARI G.S.
Piknometer =
( )2 ( )1
121.2 99.5
1 = = 2.28
(347.6 99.5)1 (359.8 121.2)1
116.8 96.2
2 = = 2.54
(329.9 96.2)1 (342.4 116.8)1
1. Sebutkan 2 macam test rembesan yang saudara kenal. Untuk jenis tanah yang
bagaimana saudara akan menggunakan test-test tersebut
Jawaban :
Pengujian Permeabilitas dengan Cara Tinggi Energi Tetap (Constant-head)
Pengujian ini cocok untuk jenis tanah granuler
Pengujian Permeabilitas dengan Cara Tinggi Energi Turun (falling-bead).
Pengujian ini cocok untuk jenis tanah berbutir halus
2. Tentukan harga koefisien rembesan (k) dari tanah yang saudara test.
WAKTU VOL. AIR TEMPERATU
NO KOEF. PRM
DETIK YG REMBES R
PERC (Cm/s)
(S) (CC) (C)
1 120 34 29 0.000285
2 240 60 29 0.000252
3 360 90 29 0.000252
4. Bagaimana caranya menentukan harga (K) di lapangan untuk muka air tinggi, dan
bagaimana kalau air tanah tidak ada?
Jawaban :
Constant Head Test (uji tinggi konstan)
Untuk test dengan cara constant head test banyaknya air yang mengalir lewat contoh
tanah ditampung dalam gelas ukur. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan air tersebut
di catat. Perlu diingat bahwa pada constant head test, tinggi muka air diatas bahwa pada
constant head test, tinggi muka air diatas contoh tanah di USAHAKAN tetap (constant).
Apabila volume air yang dikumpulkan dalam gelas ukur adalah = Q, dan waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan adalah t, maka :
BAB VIII
TEST KONSOLIDASI
test) dan percobaan penetrasi standar (standard penetration test). Ramalan penurunan dari
ketiga percobaan ini adalah secara empiris.
Koefisien permeabilitas tanah (lempung) dari 10-6 sampai 10-9 cm/det dapat ditentukan
dalam sebuah falling head permeameter yang direncanakan khusus dari percobaan
konsolidasi.Pada alat ini, luas benda uji dibuat besar.Panjang lintasan air L dibuat kecil dan
tinggi h dibuat besar.Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan dapat
dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara.
Skema alat ini ditunjukkan dalam Gambar 3.7.
dengan :
w = berat jenis air
Teknik Sipil | Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 69
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I
dengan :
e = perubahan angka pori pada perubahan bebannya
= tambahan tekanan yang diterapkan
T eH2
k v w
t (1 e )
0,198 w eH2
k
t50 (1 e )
sedemikian rupa hingga rata dengan ringnya, serta bersihkan tanah-tanah yang menempel
disekitar ring tersebut, selanjutnya supaya ditimbang.
5. Ambil sisa tanah di langkah no. 1 masukkan ke cawan yang disiapkan pada langkah no. 3
kemudian ditimbang, selanjutnya masukkan ke dalam oven dengan temperatur
105~110C, untuk mencari kadar air awal.
6. Pasanglah batu porus di kedua permukaan ring yang berisi tanah yang telah disiapkan
pada langkah no. 4 dan jangan lupa antara permukaan tanah dan permukaan batu porus
harus diberi kertas filter dan masukkan ke tempat perendaman yang dikhususkan untuk
percobaan itu.
7. Letakkan tempat perendaman yang telah diatur pada langkah no. 6, pada alat
pembebanan.
8. Pasanglah arloji penurunan ( dial reading ) diatas permukaan peralatan yang telah
disediakan, untuk mengetahui besarnya penurunan akibat beban vertikal nanti. Dalam hal
ini arloji penurunan harus betul-betul menempel di plat penumpu.
9. Persiapan pembebanan dan pembacaan arloji penurunan :
a. Luruskan lengan konsolidasi supaya gaya = 0.
b. Periksa arloji penurunan apkah sudah betul-betul menempel di plat penumpu, apabila
sudah menempel pada keadaan seimbang (tanpa beban) arloji penurunan dibaca
sebagi awal pembacaanya.
c. Pasanglah penyangga lengan tempat beban agar menahan lengan tersebut pada
waktu diberi beban.
d. Tarulah beban di atas alat yang tersedia dan dicatat beratnya.
e. Hidupkan stopwatch bersamaan itu pula lepas penyangga lengan sehingga keadaan
lengan bebas tidak terganggu.
f. Amati arloji penurunan selama terjadi pembebanan pada menit ke :
0; 0,1; 0,25; 0,50; 1; 2; 4; 8; 16; 30; 60; 120; 240; 480; 960; 1440; dalam menit dan
waktu tersebut komulatif ( kesemuannya dihitung dari 0 menit ).
g. Apabila pada pembacaan arloji penurunan pada beban yang pertama sudah menit
kedua tempat rendaman tersebut ( yang disiapkan pada langkah no. 7 ) agar dipenuhi
air, dan selanjutnya selama penelitian berlangsung air harus selalu penuh.
10. Keluarkan tanah dari dalam oven pada langkah no. 5 untuk ditimbang kering ( mencari
kadar airnya ), dan selanjutnya cari harga Gs ( spesifik butiran pada tanah tersebut ).
11. Setelah muatan pada langkah no. 9 sudah berjalan 24 jam ( 1440 menit ) dan arloji
penurunannya sudah dicatat maka ulangi langkah no. 9 dari c ~ f dengan menambahkan
beban seberat jumlah komulatif beban yang sudah ada. Pembebanan apabila mencapai
minimum 8 kg/cm.
Contoh menentukan beban yang akan ditambahkan = 1
Mencari Penurunan
Waktu BEBAN ( Kg )
Menit 0.5kg 1kg 2kg 4kg 7kg
0.1 1011 978 924 823 615
480 841
Rebound
BEBAN ( Kg )
Waktu 4kg 2kg 1kg 0.5kg
Menit
15 469 511
30 471 524
45 472 530
60 474 534
75 475 537
90 476 540
120 - 542
Mencari Wc
No Cawan 1 2
Rata-rata
Mencari Gs
No. Piknometer 1 2
Gs Cc 2,59 -
Rata-rata
a.
GRAFIK UNTUK Cv t50
MUATAN 0.5 Kg
1020
1010
Reduction ( cm ) X 0.001
1000
990
980
0.10 Time
1.00( minutes ) 10.00
960
Reduction ( cm ) X 0.001
950
940
930
0.10 1.00 10.00
Time ( minutes )
900
890
Reduction ( cm ) X 0.001
880
870
860
850
840
830
0.10 1.00 10.00
Time ( minutes )
760
750
740
730
720
710
700
690
680
670
660
650d100 =
664
0.10 1.00 10.00
t100
Time ( minutes ) =
8.2
580d0 =
657
560
Reduction ( cm ) X 0.001
540
520
500
480
d100 =
460
510
440
0.10 1.00 t100 10.00
Time ( minutes ) =
3.9
B.
1015
1010
1005
Reduction ( cm ) X 0.001
1000
995
990
985
980
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time
960
Reduction ( cm ) X 0.001
950
940
930
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time
920
910
Reduction ( cm ) X 0.001
900
890
880
870
860
850
840
830
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time
830
810
790
Reduction ( cm ) X 0.001
770
750
730
710
690
670
650
630
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time
540
530
520
510
500
490
480
470
460
450
440
430
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00
time
110.00
100.00
90.00
80.00
Void Ratio
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
0.100 1.000 10.000
Load
t50 Cv b. t90 Cv
second cm/second second cm/second
0 0 0 0
84.6 0.0006 75.6 0.034470
144 0.0013 114 0.004462
84 0.0021 60 0.000416
162 0.0004 131.4 0.003411
60 0.0009 63 0.020713
Avg 0.0010 Avg 0.012694
6.00E-02
5.00E-02
4.00E-02
CV (cm/ second
3.45E-02
3.00E-02
2.00E-02 2.07E-02
1.00E-02
4.46E-03 3.41E-03
0.00E+00 4.16E-04
0.100 1.000 10.000
Load ( kg/cm)
2.10E-03
1.90E-03
CV (cm/ second
1.31E-03
9.00E-04 8.66E-04
5.68E-04
3.75E-04
-1.00E-04
0.100 1.100 2.100 3.100 4.100
Load ( kg/cm)
3. Apakah kegunaan dari hasil test yang saudara lakukan diatas dalam perencanaan suatu
bangunan.
Untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat sifat.
perubahan dan proses keluarnya air dalam tanah diakibatkan adanya perubahan.
tekanan vertikal suatu tanah tersebut.
BAB IX
PENUTUP
9.1 KESIMPULAN
Praktikum ini memberikan pengetahuan baru lagi kepada kami yaitu tentang segala hal
yang berhubungan dengan tanah secara nyata. Beberapa test diantaranya test volumetri dan
gravimetri, konsistensi tanah, pembagian butir, pemadatan tanah, rembesan, dan konsolidasi.
Dari test tersebut kami mendapatkan pengetahuan tentang sifat, jenis, bentuk, dan hal-hal
yang terjadi dengan beberapa pengelolaan yang berbeda-beda. Dengan fungsi yang sangat
beragam.