KAPAL LAUT (VESSEL) DAN PENGARUHNYA

TERHADAP STRUKTUR - STRUKTUR PELABUHAN

✔ JENIS & KARAKTERISTIK KAPAL

✔ MACAM & PENGARUH GERAKAN KAPAL GERAKAN KAPAL
ADALAH “ GERAKAN OSCILLASI “ DARI SEBUAH KAPAL.
DIMANA KAPAL TERSEBUT DIANGGAP SEBAGAI BERIKUT :
A. SEBUAH BENDA YANG BENAR - BENAR PADAT
B. TERAPUNG DIPERMUKAAN AIR, BAIK DALAM KEADAAN
TENANG (STILL WATER) MAUPUN DALAM BERGOYANG

3 GERAKAN KAPAL YANG MERUPAKAN

GERAK “ POKOK “ YAITU :
A. ROLLING : GERAKAN OSCILLASI ROTATIONAL TERHADAP
SUMBU
LONGITUDINAL (SB-X)
B. PITCHING : GERAKAN OSCILLASI ROTATIONAL TERHADAP
SUMBU
TRANVERSAL (SB-Y)
C. HEAVING : GERAKAN OSCILLASI ROTATIONAL TERHADAP
SUMBU
JENIS-JENIS KAPAL
Perkembangan Pelabuhan Dan Terminal Batubara
Di Indonesia
Typical Panamax Ship
GAMBARAN KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN

Kapal bertambat
Kapal di dermaga
PetugasTunda
Kapal tiba
Tunda
Pandu menarik/mendorong
di meninggalkan
Lego
meninggalkan
Pandu
pandu
bergerak Jangkar
menuju
naik
menuju
ke
Lego
kekapal
dermaga
kapal
Jangkar
Kapal
Kapal untuk tambat di dermaga
 Draft

Depth
Keel Clearance
Dasar laut
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
DETAIL DESAIN PELABUHAN
SURVEI TOPOGRAFI

Perhitungan
Polygon

Pengukuran
Topografi
Hasil Survei
Topografi
 HIDRO-OSEANOGRAFI
Pengamatan Pasang
surut dengan
Automatic Tidal
Observation

•Grafik Hasil Pengamatan Pasang surut (15 atau 30

hari Pengamatan)
•Analisa Pasang Surut dengan Metode Admiralty
Bathimetric untuk Menentukan LWS, MSL, dan HWS
Survei
Pengamatan Arus 2 x 25
jam Pada saat Neap and
Spring Tide
KRITERIA DESAIN
 Struktur Dermaga
• Struktur Dermaga direncanakan bagian atas beton dengan pondasi tiang
pancang baja
• Perencanaan Pondasi Dermaga dianalisa dengan modeling dari aplikasi
program struktur (mis. SAP2000, STAAD)

Balok, Pile
Jacket, Pile
Lantai Head : Beton
Dermaga :
Beton

PondasiTiang
Pancang Baja
 DESIGN LOAD

Berthing Area
Berthing Force dihitung dengan persamaan :
Dimana:
EB : Energi Benturan Kapal (ton. Meter)
V : komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan
kapal pada saat membentur dermaga (m/d)
W : Displacement Tonnage ( DPT ) kapal (ton)
g : Percepatan gravitasi (m/dt2)
Cm : Koefisien Massa
Ce : Koefisien Eksentrisitas
Cs : Koefisien kekerasan (= 1)
Cc : Koefisien bentuk dari tambantan (=1)
BERTHING FORCE (GAYA TUMBUKAN KAPAL)

Dimana:
Ce : Koefisien Eksentrisitas
l : Jarak sepanjang permukaan
air dermaga dari pusat berat
kapal sampai titik sandar kapal
r : Jari-jari putaran di sekeliling
pusat berat kapal pada permukaan
air

Nilai l adalah
GAYA TUMBUKAN KAPAL (BERTHING FORCE)

Dimana:
Cb : Koefisien blok kapal
d : Draft Kapal (m)
B : Lebar Kapal (m)
Lpp : Panjang garis air (m)
γο : Berat Jenis Air Laut (t/m3)
W : Displacement Tonnage (DPT)
Kurva Eksentrisitas (Ce)
HUBUNGAN ANTARA DWT dan GT
• Kapal barang : GT=0.541 DWT
• Kapal peti kemas : GT=0.880 DWT
• Kapal tanker : GT=0.553 DWT
• Kapal Ro-Ro : GT=0.808 DWT

Dimana
GT : Gross Tonnage (tonase kotor)
DWT : Dead Weight Tonnage (tonase bobot mati)
HUBUNGAN ANTARA DWT dan DPT
• Kapal General/Bulk Cargo : DPT=1,174 DWT
• Kapal peti kemas : DPT=1,385 DWT
• Kapal tanker : DPT=1,235 DWT
• Kapal Ro-Ro : DPT=1,022 GT
• Kapal Penumpang : DPT =0,573 GT
• Kapal LNG : DPT =1,118 GT
Dimana
GT : tonase kotor DWT : tonase bobot mati
DPT: Displacement Tonnage ( W )
 MOORING SYSTEM

Beban tarikan kapal mengacu pada tabel panduan yang dikeluarkan oleh OCDI.

Interval Jumah minimum

Gross tonnage (GT) maksimum pertambatan
Kapal
(m) (unit)
GT < 2000 10 ~ 15 4
2000 ≤ GT < 5000 20 6
5000 ≤ GT < 20000 25 6
20000 ≤ GT < 50000 35 8
50000 ≤ GT < 100000 45 8

Container Ship 30.000 DWT = 26.400 GT, maka

interval tambatan disarankan ≤ 35 m dengan jumlah
tambatan minimum 8 tambatan untuk satu kapal.
GAYA TARIKAN KAPAL PADA DERMAGA

• Besarnya Gaya Tarikan Kapal

• Besarnya Gaya Tarikan Kapal diasumsikan
bekerja bersama-sama dalam arah vertikal
Mooring System

24
 “MOORING SYSTEM”
1. KAPASITAS BOLLARD.
GAYA - GAYA MOORING YANG BEKERJA PADA KAPAL
( MOORING VESSELS ) YANG DILEPASKAN OLEH :
TEKANAN ANGIN DAN TEKANAN ARUS.
DAPAT DI ESTIMASI SBB :

a. TEKANAN ARUS (DALAM ARAH HALUAN ).

Rf = 0.14 SV2
S = L . B . 1.22 ( d/B ) + 0.46 ( B + 0.765 )
S = Luas proyeksi kapal pada bagian dalam air [ m 2 ]
L = LOA = Pnjang total kapal [ m ]
B = Lebar kapal [ m ]
d = DRAUGHT / DRAFT OF SHIP [ m ]
cb = ÷ 0.8

b. TEKANAN ARUS ( DALAM ARAH “ SHIP SIDE “ / SISI

KAPAL)
R = 1 / 2 ρ CV 2 B’
DIMANA :B’ = AREA OF SHIP BELOW THE DRAFT ( m2 ).
B’ = 0.9 L . d , L = LOA. d = DRAFT.
Lanjutan
R : GAYA RESULTANTE AKIBAT ARUS.
ρ : SEA WATER DENSITY . ρ = 104.5 ( Kgf . S 2, / m 4).
C : COEFFICIENT OF FLUID PRESSURE.
V : KECEPATAN ARUS.
B’ : LUAS SISI KAPAL DIBAWAH GARIS AIR.

6.0

5.0

4.0 Depth
--------- = 1.1
c 3.0 Draft

2.0
1,51,
5.
1.0
77.0

0 20 40 60 80 90 100 120 140 160 180

θ
 Lanjutan
TEKANAN ANGIN

R = 1 / 2 ρ CU2 ( A cos 2 θ + B sin 2 θ )

U
θ
B

R
A
Rw

DIMANA :
R = RESULTANTE GAYA TEKANAN ANGIN
ρ = AIR DENSITY. ρ = 0.123 ( Kgf . s2 / m 4 ).
U = KECEPATAN ANGIN
A = PROYEKSI BAGIAN DEPAN KAPAL DIATAS MUKA LAUT
Log A = 0.019 +0.628 Log DWT
B = PROYEKSI BAGIAN SAMPING KAPAL DIATAS MUKA LAUT
Log B = 0.283 + 0.727 Log DWT
θ = SUDUT ANTAR ARAH ANGIN DENGAN SUMBU KAPAL ( …. º )
C = COEFFICIENT OF WIND PRESSURE.= 0,8
 Length Overall (Loa)

Full Load Water Line

After Perpendicular Forward Perpendicular

Molded Breadth (B)

 GENERAL CARGO SHIP (GT=0,541 DWT; DT=1,174 DWT)
GT=Gross Tonnage;DWT=Dead Weight Tonnage;DT=Displacement Tonnage
Dead weight tonnage Length Overall Lenghth between Molded breadth Full Load Draft
(DWT) (Loa) perpendiculars (Lpp) (B) (d)

(t) (m) (m) (m) (m)

1,000 67 61 10.7 3.8
2,000 82 75 13.1 4.8
3,000 92 85 14.7 5.5
5,000 107 99 17 6.4
10,000 132 123 20.7 8.1
12,000 139 130 21.8 8.6
18,000 156 147 24.4 9.8
30,000 182 171 28.3 10.5
40,000 198 187 30.7 11.5
55,000 217 206 32.3 12.8
70,000 233 222 32.3 13.8
90,000 251 239 38.7 15
120,000 274 261 42 16.5
150,000 292 279 44.7 17.7
 CONTAINER SHIP
Dead Length Lenghth Molded Full Load Reference:
weight Overall between breadth Draft Container
tonnage (Loa) perpendicul (B) (d) carrying
(DWT) ars (Lpp) capacity

(t) (m) (m) (m) (m) (TEU)

10,000 139 129 22.0 7.9 500 - 890
20,000 177 165 27.1 9.9 1,300 – 1,600
30,000 203 191 30.6 11.2 2,000 – 2,400
40,000 241 226 32.3 12.1 2,800 – 3,200
50,000 274 258 32.3 12.7 3,500 – 3,900
60,000 294 279 35.9 13.4 4,300 – 4,700
100,000 350 335 42.8 14.7 73,00 – 7,770

(GT=0,882 DWT ; DT=1,385 DWT)

GT=Gross Tonnage;DWT=Dead weight Tonnage
DT=Displacement Tonnage
 TANKERS (GT=0,535 DWT; DT=1,235 DWT)
GT=Gross Tonnage;DWT=Dead Weight Tonnage;DT=Displacement Tonnage
Dead weight tonnage Length Overall Lenghth between Molded breadth Full Load Draft
(DWT) (Loa) perpendiculars (Lpp) (B) (d)
(t) (m) (m) (m) (m)
1,000 63 57 11.00 4.0
2,000 77 72 13.2 4.9
3,000 86 82 14.7 5.5
5,000 100 97 16.7 6.4
10,000 139 131 20.6 7.6
15,000 154 146 23.4 8.6
20,000 166 157 25.6 9.3
30,000 184 175 29.1 10.4
50,000 209 199 34.3 12.0
70,000 228 217 38.1 12.9
90,000 243 232 41.3 14.2
100,000 250 238 42.7 14.8
150,000 277 265 48.6 17.2
300,000 334 321 59.4 22.4
 Roll-On Roll-Off (RORO) ships
Gross Tonnage Length Overall Lenghth between Molded breadth Full Load Draft
GT (Loa) perpendiculars (B) (d)
(Lpp)

(t) (m) (m) (m) (m)

3,000 120 110 18.9 5.8
5,000 140 130 21.4 6.5
10,000 172 162 25.3 7.7
20,000 189 174 28.0 8.7
40,000 194 174 32.3 9.7
60,000 208 189 32.33 9.7

(GT=1,178 DWT ; DT=1,022 DWT)

GT=Gross Tonnage;DWT=Dead weight Tonnage
DT=Displacement Tonnage
 Liquefed Natural Gas (LNG) carriers
Gross Tonnage Length Overall Lenghth between Molded breadth Full Load Draft
GT (Loa) perpendiculars (B) (d)
(Lpp)

(t) (m) (m) (m) (m)

20,000 174 164 27.8 8.4
30,000 199 188 31.4 9.2
50,000 235 223 36.7 10.4
80,000 274 260 42.4 11.5
100,000 294 281 45.4 12.1

(GT=1,370 DWT ; DT=1,118 GT)

GT=Gross Tonnage;DWT=Dead weight Tonnage
DT=Displacement Tonnage
 Passenger ships
Gross Tonnage Length Overall Lenghth between Molded breadth Full Load Draft
GT (Loa) perpendiculars (B) (d)
(Lpp)

(t) (m) (m) (m) (m)

3,000 97 88 16.5 4.3
5,000 115 104 18.6 5.0
10,000 146 131 21.8 6.4
20,000 186 165 25.7 7.8
30,000 214 189 28.2 7.8
50,000 255 224 32.3 7.8
70,000 286 250 32.3 8.1
100,000 324 281 32.3 8.1

(GT=8,939 DWT ; DT=0,573 DWT)

GT=Gross Tonnage;DWT=Dead weight Tonnage
DT=Displacement Tonnage
• Cm = Ms + Mw
Ms
Dimana:
Cm : virtual mass factor
Ms : mass of ship (t)
Mw : mass of the water surrounding the ship, added mass (t)
 TUGAS 1
• Diketahui suatu pelabuhan GENERAL CARGO
yang mempunyai ukuran dermaga 3 x (100 x
25) untuk bersandar kapal 10000 DWT. Kapal
bertambat dengan kecepatan 0,12 m/s dan
sistem bertambat 1/3 panjang kapal, beban
vertikal maksimal 400 ton, pasang surut air
laut ±2.00 m. Berapa besarnya energi
tumbukan ?
 QUIZ 1
• Sebutkan definisi dari pelabuhan?
• Sebutkan klasifikasi pelabuhan berdasarkan fungsi umum !
• Apa yang dimaksud dengan fender?
• Suatu pelabuhan Passenger Ship yang mempunyai ukuran
dermaga 3 x (100 x 25) untuk bersandar kapal 5000 GT. Kapal
bertambat dengan kecepatan 0,1 m/s dan sistem bertambat
1/4 panjang kapal, beban vertikal maksimal 400 ton, pasang
surut air laut ±1.50 m. Berapa besarnya energi tumbukan ?