Anda di halaman 1dari 119

BAB I

DISPLACEMENT

Displacement merupakan istilah yang lazim digunakan diatas kapal untuk menyatakan berat
kapal dalam satuan Ton. Beberapa istilah yang sering digunakan diatas kapal antara lain :
• Displacement:

– Berat kapal beserta seluruh isinya .

• Light Displacement:

– Berat kapal kosong, yaitu berat kapal yang terdiri dari badan kapal, mesin-mesin kapal,
peralatan tetap kapal.
• Loaded Displacement:

– Berat kapal secara keseluruhan pada saat kapal terbenam pada draft maksimum yang
diperbolehkan.
Load displacement = Light Displacement + DWT
• Dead Weight Tonnage (DWT):

– Kemampuan kapal untuk dapat dimuati beban seperti: muatan, air tawar, bahan bakar,
perbekalan, minyak lumas, penumpang, begasi, awak kapal dan lainnya, sampai pada draft
tertentu dan pada cairan dengan density tertentu pula.
DWT = Operating Load + Cargo
Operating load yaitu berat dari sarana dan alat-alat untuk mengoperasikan kapal dimana
tanpa alat ini kapal tidak dapat berlayar.
• Cargo DWT

– Kemampuan kapal untuk memuat sejumlah muatan sampai dengan draft maksimum yang
diperbolehkan.
• Draft :

– Jarak tegak yang diukur dari lunas kapal sampai dengan bidang permukaan air
Draft kapal pada saat kapal kosong disebut light draft
Draft kapal pada saat kapal mencapai draft maksimal disebut load draft
• TPC

– adalah sejumlah bobot/berat dalam ton yang digunakan untuk merubah draft rata-rata kapal
sebesar 1 cm
Displacement dinyatakan dengan symbol () dengan satuan (Ton)
Volume displacement dengan symbol () dengan satuan (M³)
Displacement juga dapat didifinisikan merupakan berat cairan yang dipindahkan oleh bagian
kapal yang terbenam didalam air. Untuk memudahkan memahami displacement perhatiakan
ilustrasi gambar dibawah ini!

1
G

G
B

00 20

DISPLACEMENT DISPLACEMENT

Apabila kapal mengapung pada cairan yang mempunyai perbedaan density maka
akan mengalami perubahan :
1. Apabila displacement kapal tetap maka Volume displacement kapal akan
berubah sehingga draft kapal pun akan berubah
2. Apabila volume displacement kapal tetap maka displacement kapal akan
Berubah

Density air laut (seawater) yaitu 1.025 ton / M³


Density air tawar (freshwater) yaitu 1.000 ton / M³
Density air payau (dockwater) yaitu diantara density air laut dan air tawar
Alat yang digunakan untuk mengetahui density suatu cairan disebut dengan
hydrometer seperti pada gambar dibawah ini

Dalam bernavigasi kapal berlayar tidak hanya di air laut saja tetapi juga menyusuri
peraiaran yang mempunyai density yang berbeda - beda seperti sungai, terusan maka
kapal akan mengalami perubahan draft kapal.
Untuk mengetahui seberapa besar perubahan draft rata - rata kapal apabila melewati
perairan yang berbeda densitynya maka dihitung dengan mengetahui nilai FWA (fresh
water allowance) dan DWA (dock water allowance)

2
FWA : Besarnya perubahan draft rata - rata kapal yang terjadi jika kapal berlayar dari
air laut ( density 1.025 Ton/ M³ ) ke air tawar ( density 1.000 Ton/ M³ )atau
sebaliknya
Nilai FWA ini sama dengan jarak tegak antara Summer draft dan Freshwater
draft dan jarak tegak Tropic draft dan Tropic Freswater draft pada Plimsoll mark
kapal

Nilai FWA juga dirumuskan :

 = summer displacement (Ton)


TPC = Ton percentimetre inmmersion (Ton / Cm)

– DWA: Perubahan draft kapal yang terjadi karena perbedaan density air, misalnya
kapal berlayar dari air laut dengan density 1,025 Ton/M³ ke air payau
dengan density tertentu (density > 1,000 Ton/M³ dan < 1,025 Ton/M³ ),
atau sebaliknya.

Untuk mengetahui displacement sebuah kapal dapat dilakukan dengan :


1. Menjumlahkan lightship kapal dengan seluruh isi kapal pada saat itu
2. Membaca Hydrostatic particular table dengan argument draft rata - rata

Nilai light displacement kapal dapat dicari berdasarkan lightdraft kapal


Nilai load displacement kapal dapat dicari berdasarkan loaddraft kapal

Mean Draft = (mean foward draft + mean Aft Draft) / 2

Displacement Curve ( Kurva Displacement )

Kurva displacement dapat digunakan untuk mencari nilai masing - masing displacement pada draft
yang bersangkutan atau sebaliknya.
Kurva displacement ini dapat dibuat dengan data - data Displacement kapal dan mean draft
Displacement kapal digunakan pada sumbu mendatar dan draft rata - rata kapal pada sumbu
vertical :
Contoh :

a. Buatlah kurva displacement dari data data sebagai berikut :

3
b. Jika light Draft kapal 3 M dan Load Draft kapal 5.5 M tentukan DWT kapal
tersebut !
c. jika kapal mengapung dengan draft rata-rata 5.2 M dan load draft kapal 5.5 M
berapa bayak cargo yang dapat dimuat lagi ?
c. Jika Kapal dalam keadaan kosong kemudian melakukan kegiatan sbb:
-mengisi bahan bakar 500 Ton
-mengisi air tawar 150 Ton
-membawa perbekalan 10 Ton
-memuat 1090 Ton
Berapakah mean draft kapal setelah selesai kegiatan ?

TPC ( Tonnes per centimetre immersion )

TPC adalah sejumlah bobot/berat dalam ton yang harus dimuat/dibongkar untuk merobah draft
rata - rata kapal sebesar 1 cm

WPA adalah luas bidang air dalam M²


Untuk kapal kotak nilai TPCnya akan sama tetapi untuk kapal yang bukan kotak pada setiap
perubahan draft nilai TPC nya akan berubah.

TPC Curves ( Kurva TPC )

Kurva TPC dapat dibuat dengan data-data TPC dan mean draft yang bersangkutan.
Nilai TPC digunakan pada sumbu mendatar dan draft rata-rata kapal pada sumbu vertical
Contoh :
a. Buatlah kurva TPC dari data - data sebagai berikut :

Draft (M) 3,0 3,5 4,0 4,5


TPC (Ton) 8.0 8.5 9.2 10.0

b. Dari kurva tentukan nilai TPC dari draft rata-rata sbb: 3.2 M, 3.7 M, 4.3 M

c. Jika kapal mengapung dengan draft rata-rata 4.0 M dan kemudian memuat 50 ton mengisi air
tawar 10 Ton, Bunker 25 Ton dan Membuang Ballast 45 Ton, tentukan Draft rata-rata terakhir!
Nilai TPC dan displacement dapat dilihat di DWT Scale, Hydrostatic Curves atau hydrostatic
particulars table.
Nilai TPC dan displacement berubah nilainya sesuai dengan draft rata - ratanya.

4
Contoh soal :

Hydrostatic Particulars table Draught Displacement TPC MCTC KMT KB LCB LCF m t t tm foap foap SW FW SW FW SW FW RD
1.025 RD 1.000 RD 1.025 RD 1.000 RD 1.025 RD 1.000 m m m m 7.00145761422023.1322.57184.6180.18.343.6470.0367.356.90
14345 13 996 23.06 22.50 183.0 178.5 8.35 3.58 70.08 67.46 6.80 14 115 13771 22.99 22.43 181.4 177.0 8.36 3.53 70.12 67.57
6.70 13 886 13 548 22.92 22.36 179.9 175.5 8.37 3.48 70.16 67.68 6.60 13 657 13 324 22.85 22.29 178.3 174.0 8.38 3.43 70.20
67.79 6.50 13 429 13 102 22.78 22.23 176.8 172.5 8.39 3.38 70.24 67.90 6.40 13 201 12879 22.72 22.17 175.3 171.0 8.41 3.33
70.28 68.00 6.30 12 975 12658 22.66 22.11 173.9 169.6 8.43 3.28 70.32 68.10 6.20 12 748 12 437 22.60 22.05 172.5 168.3 8.46
3.22 70.35 68.20 6.10 12 523 12 217 22.54 21.99 171.1 167.0 8.49 3.17 70.38 68.30 6.00 12 297 11 997 22.48 21.93 169.8 165.7
8.52 3.11 70.42 68.39 5.90 12 073 11 778 22.43 21.87 168.5 164.4 8.55 3.06 70.46 68.48 5.80 11 848 11 559 22.37 21.82 167.3
163.2 8.59 3.01 70.50 68.57 5.70 11 625 11 342 22.32 21.77 166.1 162.1 8.63 2.95 70.53 68.65 5.60 11 402 11 124 22.26 21.72
165.0 161.0 8.67 2.90 70.57 68.73
Foap = forward of aft perpendicular

a. Berapakah nilai TPC, displacement, KM, MCTC pada draft rata-rata 6.20 M ?

5
DEADWEIGHT SCALE

HYDROSTATIC CURVE

6
Pada perhitungan stabilitas - banyak di bahas tentang bentuk badan kapal yang memotong garis
air (sea water plane) yang bentuknya tidak tetap pada setiap perubahan draft kapal.
Untuk mengukur luas bentuk kapal yang berpotongan dengan garis air tidaklah mudah karena
bentuk kapal yang melengkung. Untuk mengukurnya maka kita harus tahu koefisien bentuk kapal
terhadap segi-4 yang mengelilinginya yang disebut Coefficient of fineness of the water plane area
(Cw)
Cw adalah perbandingan antara luas bidang air pada draft yang bersangkutan dengan luas persegi
panjang yang mengelilinginya :

L
Cw = Luas area badan kapal (A) dibagi dengan luas area persegi-4 yang mengelilinginya.
Bila segi-4 yang mengelilingi badan kapal memiliki panjang = L dan lebar = B, maka
Cw = (Luas area bidang air)/(LxB)
Luas bidang air (A) = L x B x Cw
Contoh :
Misalnya panjang bidang air = 36 m dan lebarnya = 6 m sedangkan Cw = 0,8
hitunglah Luas area bidang air (A) !
Jawab :
Luas area bidang air (A) =L x B x Cw
=36 x 6 x 0.8 = 172.8 m2
Kegunaan Cw :
Untuk menghitung TPC (Ton Per Cm Immersion), yaitu berat beban (bobot) yang diperlukan
untuk menenggelamkan kapal setinggi 1 cm
Rumus TPC = A/100 (di air tawar) atau 1.025 x (A/100) (di air laut)
Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara volume displacement kapal dengan volume blok yang
mengelilinginya.
Gambar terlampir

7
Volume Blok = L x B x D

 = L x B x D x Cbl

Kegunaan: 1. Untuk menghitung Volume Displacement dan Displacement kapal .


2. Menghitung DWT kapal
3. Menghitung kapsitas penumpang dalam sekoci.

Contoh penggunaan Cb :
Misalnya panjang garis air = 125 m lebarnya = 25 m, draft kapal = 6 m, Cb = 0,7. Berapa
Volume of Displacement kapal?

Jawab :

Volume of Displacement = L x B x D x Cb
= 125 x 25 x 6 x 0,7 = 13125 M3
Block coefficient ini sering digunakan untuk menentukan jumlah awak kapal yang dapat di
angkut oleh sebuah sekoci - penolong à SOLAS Bab III à Jumlah penumpang sekoci = (L x B
x D x Cb)/0.283

Contoh:
Sebuah kapal panjangnya = 64 m, lebarnya 10 m. Pada saat kosong draftnya = 1,5 m dengan
Cb = 0,6. Pada saat dimuati penuh draftnya 4 m dengan Cb = 0, 75. Berapa DWT kapal
tersebut?
Jawab :

Saat kosong, volume displacement = 64 x 10 x 1,5 x 0,6 = 576 m3


Saat penuh, volume displacement = 64 x 10 x 4 x 0,75 = 1920 m3
Volume DWT = Volume load displacement - volume light displacement
= 1920 – 576 = 1344 m3
DWT kapal tersebut = Volume Dwt x Density
= 1344 x 1,025 = 1377,6 ton

8
BAB II
BUOYANCY

Gaya apung adalah semua gaya - gaya yang bekerja keatas pada sebuah benda yang terapung
yang dihasilkan oleh tekanan dari cairan akibat gaya berat benda tersebut.
Titik pusat gaya apung pada kapal disebut titik B ( Center of buoyancy )
Titik B pada kapal juga merupakan titik berat dari bagian / badan kapal yang terbenam di dalam air.
Letak titik B akan berubah ketika draft kapal berubah ataupun kapal mengalami kemiringan akibat
pengaruh gaya dari luar.
Besarnya gaya apung kapal adalah sama dengan displacement kapal
Gambar terlampir :

CENTER OF BUOYANCY
Dimuat

Garis Setelah pemuatan

Garis air awal


BB
B
BB Setelah pemuatan
B
B awal

Letak titik B dari lunas kapal :


1. Untuk kapal yang berbentuk kotak :
KB = 0,5 x draft kapal

9
B Draft

K
k
2. Untuk kapal yang berbentuk segi tiga :
KB = 0,67 x draft kapal

3. Untuk kapal yang berbentuk biasa :


KB = 0,53 x draft kapal

------------
------------
--

K
Daya apung cadangan adalah volume ruangan yang kedap air yang berada diatas garis air. Daya
apung cadangan bisa diartikan sebagai prosentase dari total seluruh volume kapal.
Contoh : Sebuah kapal kotak mempunyai panjang 105 m lebar 30 m dan tinggi 20 m mengapung
tagak lurus di air tawar. Jika displecement kapal tersebut 19500 Ton tentukan volume daya apung
cadangan ?
Jawab :
Volume displecement = displecement : density
= 19500 / 1 = 19500 M³
Total volume kapal = L x B x T = 105 x 30 x 20 = 63000 M³
Daya apung cadangan = total volume kapal – volume displacement
= 63000 – 19500
= 43500 M³
10
Daya apung cadangan sangat erat hubungannya dengan freeboard kapal sehingga makin besar
freeboard sebuah kapal maka daya apung cadangan akan semakin besar sehingga bisa
disimpulkan sbb :
1. GM dan GZ akan semakin besar.
2. Jangkauan stabilitas kapal ( range of stability ) makin besar.
3. KB akan mengecil .
4. Lebar kapal pada garis deck akan menyentuh air pada sudut kemiringan yang lebih besar.

PLIMSOLL MARK
Plimsoll Mark adalah sebuah tanda pada lambung kapal untuk membatasi draft maksimun sebuah
kapal demi keamanan dan keselamatan kapal sesuai dengan daearah / musim dimana kapal
tersebut berlayar.
Dengan demikian dapat menjamin kapal masih mempunyai daya apung cadangan yang cukup.
Untuk keselamatan kapal maka setiap kapal tidak dijinkan memuat melebihi kapasitasnya
sehingga harus memuat sesuai garis muat pada Plimsoll Mark.

BAB III
STATIC STABILITY

Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan dari sebuah
kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget (kemiringan) yang
disebabkan oleh gaya - gaya dari luar (Rubianto, 1996).
Stabilitas statis adalah stabilitas kapal pada saat diam yang terdiri dari stabilitas melintang, tegak,
membujur. Untuk mempelajari stabilitas maka harus memahami titik - titik penting pada stabilitas.

Titik ”G”

11
Titik berat (center of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah kapal, merupakan titik tangkap dari
semua gaya - gaya yang menekan ke bawah terhadap kapal. Letak titik G ini di kapal dapat
diketahui dengan meninjau semua pembagian bobot di kapal, makin banyak bobot yang diletakkan
di bagian atas maka makin tinggilah letak titik G nya. Secara definisi titik berat (G) ialah titik
tangkap dari semua gaya – gaya yang bekerja kebawah. Letak titik G pada kapal kosong
ditentukan oleh hasil percobaan stabilitas. Perlu diketahui bahwa, letak titik G tergantung dari pada
pembagian berat dikapal. Jadi selama tidak ada berat yang di geser, titik G tidak akan berubah
walaupun kapal oleng atau mengangguk.
Gambar terlampir :
.

G G

Gaya berat =  Kapal K

Titik ” B” kapal
Ttitk apung (center of buoyance) diikenal dengan titik B dari sebuah kapal, merupakan titik tangkap
dari resultan gaya - gaya yang menekan tegak keatas dari bagian kapal yang terbenam dalam air.
Titik tangkap B bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah - pindah
oleh adanya perubahan sarat dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik B inilah yang menyebabkan
kapal mampu untuk tegak kembali setelah mengalami senget. Letak titik B tergantung dari
besarnya senget kapal ( bila senget berubah maka letak titik B akan berubah / berpindah. Bila
kapal menyenget titik B akan berpindah kesisi yang rendah.

Gaya yang bekarja pada titik B selalu tegak lurus keatas

12
Besarnya gaya apung adalah sama dengan displacement kapal

Titik ”M” Kapal

Titik Metecenter ( M ) adalah sebuah titik yang tidak boleh dilampui oleh titik ”G” agar stabilitas
kapal positif. Titik M juga merupakan titik pusat olengan kapal. Pada sudut miring kecil (kurang dari
15°) letak titik M dianggap sebuah titik tetap, namun pada sudut miring besar titik M tadi berubah -
ubah kedudukannya.

METACENTER

B
B1 B2

M20
M45
M
M70
B

B20 B70
B45

Menurut Hind (1967), titik - titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G), titik apung
(B) dan titik M.

TITIK PENTING PADA STABILITAS

BM
G

KM

K
CL

Jarak antara lunas kapal dengan titik ”G” dinyatakan dalam KG (VCG)
Jarak antara lunas kapal dengan titik ”B” dinyatakan dalam KB (VCB)
Jarak antara lunas kapal dengan titik ”M” dinyatakan dalam KM

KM = KB + BM

13
KM = KG + GM
Definisi dari :
1. Heel adalah kemiringan kapal yang disebabkan karena pengaruh gaya dari luar. contoh :
ombak, angin.
2. List adalah kemiringan kapal yang disebabkan karena gaya dari dalam kapal. contoh :
pergeseran muatan, pemuatan dan pembongkaran yang tidak seimbang antara sisi kiri
dan sisi kanan, pemakaian bahan bakar, air tawar, ballas pada salah satu sisi kapal.
Kemiringan kapal akibat pengaruh gaya dari luar
Pada saat kapal miring karena pengaruh gaya dari luar maka letak titik G akan tetap sedangkan
letak titik B akan berpindah karena adanya perubahan bentuk pada bagian badan kapal yang
terbenam.
Gambar terlampir :

External force
M

Righting moment
G Z

B g1
B1

Pergeseran titik B ke B1 akan searah dan sejajar dengan perpindahan dari berat cairan (g) ke (g1)

v = volume dari kepindahan air


V = Volume displacement kapal
Dari gambar dapat dilihat adanya gaya sepasang sejajar yang besarnya sama dan arahnya
berlawanan yaitu gaya ”G” yang bekerja tegak lurus kebawah dan gaya ”B” yang bekerja tegak
lurus keatas. Pasangan dua buah gaya tersebut merupakan sebuah KOPEL dengan lengan GZ
yang akan menegakkan kapal kembali keposisi semula setelah pengaruh gaya yang memiringkan
kapal tidak bekerja lagi.
KOPEL tersebut disebut moment penegak (righting moment) dengan lengan GZ (righting arm). GZ
merupakan jarak horizontal antara gaya yang melalui titik “G” dan titik “B”. Besarnya moment
penegak (righting moment) dirumuskan sbb ;

 = Displacement kapal
GZ = lengan penegak

14
Jadi stabilitas kapal dipengaruhi oleh Displacement dan GZ nya
Nilai GZ ini akan berubah ubah seiring dengan sudut senget sebuah kapal disebabkan titik B kapal
semakin bergerak menjauh dari center line sehingga pada sudut kemiringan yang berbeda nilai GZ
akan berubah.
Gambar Diagram

BAB IV
INITIAL STABILITY.

Dilihat dari sifatnya, stabilitas atau keseimbangan kapal dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Stabilitas statis.
2. Stabilitas dinamis.
Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari stabilitas melintang
dan membujur. Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu mengalami
senget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar, stabilitas membujur
adalah kemampuan kapal untuk kembali ke kedudukan semula setelah mengalami senget dalam
arah yang membujur.
Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut senget kecil (0-15 derajat) dan sudut senget
besar (>15 derajat). Akan tetapi untuk stabilitas awal pada umumnya diperhitungkan hanya hingga
15 derajad dan pada pembahasan stabilitas melintang saja. Sedangkan stabilitas dinamis
diperuntukkan bagi kapal - kapal yang sedang oleng atau mengangguk ataupun saat menyenget
besar. Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil saja. Jadi senget yang besar, misalnya
melebihi 20 derajad bukanlah hal yang biasa dialami. Senget - senget besar ini disebabkan oleh
beberapa keadaan umpamanya badai atau oleng besar ataupun gaya dari dalam antara lain GM
yang negative.
Initial stability sangat dipengaruhi oleh titik sbb;
1. Titik ”B” atau titik apung kapal (center of buoyancy)
15
2. Titik ”G” atau titik berat kapal (center of gravity)
3. Titik ”M’ atau titik Metacenter
Pada sudut kemiringan kurang dari 15° maka perpotongan antara gaya buoyancy dan center line
adalah titik ”M” yang dianggap sebagai titik tetap dan merupakan titik pusat yang dibentuk dari
sudut kemiringan kapal. Jarak antara G dan M disebut GM ( Height of metacentric). Seperti yang
dijelaskan pada bab sebelumnya maka titik - titik terpenting diatas dapat digambarkan sbb ;

Gambar I :

dari gambar dapat dilihat segitiga siku siku GMZ dengan sudut , bahwa :
GZ = GM x sin Ø
sehingga :
Moment Penegak =  x GM x sin Ø
Kapal mempunyai stabilitas positif ( stable equilebrium ) apabila letak titik G berada di bawah titik
M, sehingga apabila senget karena pengaruh dari luar maka timbullah moment penegak yang akan
mengembalikan kedudukan kapal ketempat semula setelah pengaruh gaya dari luar tersebut tidak
bekerja. Karena GZ merupakan fungsi dari GM maka GM pun dapat dijadikan ukuran stabilitas
awal.

Apabila GM kapal besar maka nilai GZ akan besar pula sehingga moment penegaknya juga akan
besar dan apabila GM kapal kecil nilai GZ nya akan kecil pula sehingga moment penegaknya akan
kecil.
Gambar II : Kapal Stabilitas positif dengan GM besar maka nilai GZ juga besar

16
Gambar III : Kapal Stabilitas positip dengan GM kecil maka nilai GZ juga kecil

Sehingga pengaruh dari GM kapal akan menyebabkan sifat olengan kapal.


Sifat kapal ada 2 yaitu :
1. Kapal Stiff (kaku)
2. Kapal Tender (langsar)

Kapal Stiff adalah : kapal yang mempunyai stabilitas positif hanya saja GM kapal tersebut terlalu
besar sehingga moment penegaknya pun terlalu besar. Apabila kapal tersebut senget karena
pengaruh gaya dari luar maka kembalinya ke kedudukan tegaknya sangat cepat sekali.
Sifatnya : Olengan kapal cepat dan menyentak – nyentak
Penyebabnya : Terlalu bayak konsentrasi muatan berat pada bagian bawah kapal
Kerugiannya : 1. Tidak nyaman bagi crew kapal
2. Dapat merusak konstruksi kapal terutama pada bagian sambungan
3. Pergeseran muatan
Mengatasinya : 1. Mengosongkan tangki double bottom
2. Memindahkan bobot dari bawah ke atas.

Kapal Tender adalah : kapal yang mempunyai stabilitas positif hanya saja GM nya terlalu kecil,
dengan demikian moment penegaknya terlalu kecil sehingga apabila senget akibat gaya dari luar
maka akan kembali ke kedudukan tegaknya lambat sekali.
Sifatnya : Olengan kapal lambat sekali
17
Penyebabnya : Terlalu banyak konsentrasi muatan berat pada bagian atas kapal
Kerugian : Dalam cuaca buruk maka kapal bisa terbalik.
Mengatasinya : 1. Mengisi penuh tangki Double bottom
2. Memindahkan bobot dari atas ke bawah

Stabilitas Netral (Neutral Equilibrium)

Adalah suatu keadaan stabilitas dimana titik G-nya berhimpit dengan titik M. Maka momen
penegak kapal yang memiliki stabilitas netral sama dengan nol, atau bahkan tidak memiliki
kemampuan untuk menegak kembali sewaktu menyenget. Dengan kata lain bila kapal senget tidak
ada momen penegak maupun momen penerus sehingga kapal tetap miring pada sudut senget
yang sama,penyebabnya adalah titik G terlalu tinggi dan berimpit dengan titik M karena terlalu
banyak muatan di bagian atas kapal.

Gambar :

Stabilitas Negatif (Unstable Equilibrium)

Suatu keadaan stabilitas dimana titik G-nya berada di atas titik M, sehingga sebuah kapal yang
memiliki stabilitas negatif sewaktu menyenget tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali,
bahkan sudut sengetnya akan bertambah besar, yang menyebabkan kapal akan bertambah miring
lagi bahkan bisa menjadi terbalik. Atau suatu kondisi bila kapal miring karena gaya dari luar , maka
timbullah sebuah momen yang dinamakan MOMEN PENERUS / Heiling moment sehingga kapal
akan bertambah miring.

Gambar terlampir :

18
Capsizing moment

GM = KM – KG

Nilai KM sebuah kapal dapat dilihat pada hydrostatic table ataupun Hydrostatic Curve. Pada draft
yang berbeda nilai KM akan berbeda pula.

HYDROSTATIC CURVE

Hydrostatic Particulars table

Draught Displacement TPC MCTC KMT KB LCB LCF


m t t tm foap foap
SW FW SW FW SW FW
RD 1.025 RD 1.000 RD 1.025 RD 1.000 RD 1.025 RD 1.000 m m m m
7.00 14576 14220 23.13 22.57 184.6 180.1 8.34 3.64 70.03 67.35
6.90 14345 13 996 23.06 22.50 183.0 178.5 8.35 3.58 70.08 67.46
6.80 14 115 13771 22.99 22.43 181.4 177.0 8.36 3.53 70.12 67.57
6.70 13 886 13 548 22.92 22.36 179.9 175.5 8.37 3.48 70.16 67.68
19
6.60 13 657 13 324 22.85 22.29 178.3 174.0 8.38 3.43 70.20 67.79
6.50 13 429 13 102 22.78 22.23 176.8 172.5 8.39 3.38 70.24 67.90
6.40 13 201 12879 22.72 22.17 175.3 171.0 8.41 3.33 70.28 68.00
6.30 12 975 12658 22.66 22.11 173.9 169.6 8.43 3.28 70.32 68.10
6.20 12 748 12 437 22.60 22.05 172.5 168.3 8.46 3.22 70.35 68.20
6.10 12 523 12 217 22.54 21.99 171.1 167.0 8.49 3.17 70.38 68.30
6.00 12 297 11 997 22.48 21.93 169.8 165.7 8.52 3.11 70.42 68.39
5.90 12 073 11 778 22.43 21.87 168.5 164.4 8.55 3.06 70.46 68.48
5.80 11 848 11 559 22.37 21.82 167.3 163.2 8.59 3.01 70.50 68.57
5.70 11 625 11 342 22.32 21.77 166.1 162.1 8.63 2.95 70.53 68.65
5.60 11 402 11 124 22.26 21.72 165.0 161.0 8.67 2.90 70.57 68.73

Foap = forward of aft perpendicular


Nilai KG kapal kosong dapat diperoleh dari percobaan stabilitas.
Nilai KG sebuah kapal tergantung dari penempatan bobot - bobot diatas kapal.
Nilai KG sebuah kapal dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Nilai GM ideal untuk berbagai kapal dalam keadaan muat sampai draft maksimal :

Untuk segala kondisi GM awal kapal tidak boleh kurang dari 0.15 M

BAB V
ANGLE OF LOLL

Angle of loll adalah sudut senget kapal karena kapal mempunyai stabilitas awal yang negatif. Pada
angle of loll kapal mulai stabil ( GZ = 0 )

GZ

GZ = 0

Angle of Loll

20
Apabila sebuah kapal mempunyai stabilitas negatip maka akan cenderung miring. Dengan
miringnya kapal maka terjadi pergerakan titik G dan B. Titik G akan keluar dari C/L dan titik B akan
bergerak pula kearah kemiringan, sehingga kapal akan berhenti miring setelah titik G dan titik B
berada pada satu garis vertikal sehingga kapal mulai stabil. Sudut kemiringan ini disebut angle of
loll. Apabila kondisi ini tidak diketahui dan tidak segera diatasi maka akan sangat berbahaya
terhadap keselamatan kapal karena kemungkinan kapal terbalik sangat besar.
Cara memperbaiki : yaitu menurunkan titik G kapal sampai GM kapal menjadi Positif.
Pelaksanaan : 1. Memindahkan muatan dari atas ke bawah
2. Mengisi tangki double bottom center
3. Jika tidak ada tangki double bottom center maka yang diisi
adalah tangki pada sisi yang rendah, memang kapal akan
bertambah miring tetapi apabila GM kapal positip maka sudut
kemiringan akan berkurang.
Hal yang tidak boleh dilakukan : adalah mengisi tangki pada sisi yang tinggi atau memindahkan
bobot dari sisi yang rendah ke sisi yang tinggi. Karena kapal akan mengayun ke sisi lainnya
dengan sudut senget yang lebih besar, sehingga mungkin kapal akan terbalik.

BAB VI
STATIC STABILITY CURVE

Kurva stabilitas statis dapat dibuat berdasarkan :


1. GZ cross curve of stability
2. KN cross curve of stability
Gambar GZ cross curve of stability dan KN cross curve of stability terlampir. Dari GZ cross curve of
stability dan KN cross curve of stability dengan masing - masing displacement dan sudut
kemiringan kapal maka nilai GZ atau KN dapat diketahui. Sehingga dengan Displacement berbeda
maka nilai GZ akan berbeda pula. Pada setiap displacement kapal mempunyai draft rata tertentu.
Sehingga dengan draft yang berbeda dan sudut kemiringan maka nilai GZ akan berbeda pula.

A. Menggunakan GZ cross curve of stability


Pada GZ cross curve of stability nilai KG kapal sudah ditetapkan sehingga nilai KG kapal yang ada
kadang - kadang tidak sama sehingga perlu ada koreksi.
1. Bila KG kapal lebih besar dari KG yang ditetapkan pada GZ cross curve
Gambar :

21
G1Z1 = XZ
= GZ – GX
Lihat segitiga GXG1 :
GX = GG1 sin Ø°
G1Z1 ( Corrected GZ ) = GZ – GG1 sin Ø°

2. Bila KG kapal lebih kecil dari KG yang ditetapkan pada GZ cross curve

GZ = YZ2
G2Z2 = G2Y + YZ2
= GZ + G2Y
Lihat segitiga GG2Y bahwa G2Y = GG2 sin Ø°
G2Z2 ( Corrected GZ ) = GZ + GG2 sin Ø°

B. Menggunakan KN cross curve of stability

22
RIGHTING ARMS (

ANGLE OF
MAXIMUM RIGHTING MAXIMUM
M)

ARM RIGHTING
ARM
MAXIMUM
DANGER RANGE OF
ANGLE STABILITY

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
ANGLE OF HEEL (DEGREES)

60°
40°
20°
G Z G G Z
Z
B B B

GZ = 0.43 m GZ = 0.61 m GZ = 0.30 m

BAB VII
PERGESERAN TITIK BERAT KAPAL

Seperti dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa letak titik G kapal sangat tergantung pada
penempatan bobot - bobot diatas kapal.
Pada kapal kosong letak titik G sudah dapat diketahui dari percobaan stabilitas namun dengan
adanya pemuatan, pembongkaran, pergeseran muatan, pemakaian bahan bakar, pemakaian air
tawar dan kegiatan lain diatas kapal maka letak titik G kapal akan berubah kedudukannya

23
sehingga kita perlu mengetahui dengan pasti letak titik G kapal selesai kegiatan. Kapal juga dapat
diibaratkan sebagai timbangan secara tegak dengan titik tumpunya adalah titik G kapal. Perhatikan
percobaan dibawah ini :
Apabila sebuah balok yang homogen dengan berat W maka letak titik beratnya (G) adalah pada
setengah panjangnya, sehingga apabila diberi tuas pada titik beratnya maka akan dalam keadaan
seimbang.
Gambar terlampir :

1. Pengaruh pengambilan bobot / pembongkaran

Apabila balok tadi dipotong seberat ”w” dengan jarak ”d” pada salah satu sisi maka kedudukan
balok tadi tidak seimbang sehingga pada sisi yang dipotong akan naik dan sisi lainnya turun. Hal
ini terjadi karena titik berat balok (G) bergeser ke (G1) menjauhi sisi yang dipotong akibat moment
dari bagian yang dipotong tadi.

Jarak pergeseran GG1 dapat dirumuskan sbb :

Gambar terlampir :

Hal ini juga berlaku pada kapal

24
w w

d d
“w” dibongkar
G G
G1

Displacement =  Displacement = 

Sehingga letak titik G kapal akan bergerak ke G1 menjauhi titik berat bobot yang dibongkar.
Jarak pergeseran G ke G1 dapat dirumuskan :

2. Pengaruh penambahan bobot / pemuatan

Apabila balok tadi ditambah seberat ”w” dengan jarak ”d” pada salah satu sisi maka kedudukan
balok tadi tidak seimbang sehingga pada sisi yang ditambah akan turun dan sisi lainnya naik. Hal
ini terjadi karena titik berat balok (G) bergeser ke (G1) mendekati sisi yang penambahan akibat
moment dari bagian yang ditambah tadi.

Jarak pergeseran GG1 dapat dirumuskan sbb :

Gambar terlampir :

Hal ini juga berlaku pada kapal


25
w
w

d
d “w” dibongkar
G1
G G

Displacement = 
Displacement = 

Sehingga letak titik G kapal akan bergerak ke G1 mendekati titik berat bobot yang dimuat.
Jarak pergeseran G ke G1 dapat dirumuskan :

3. Pengaruh Pergeseran bobot

Akibat pergeseran bobot maka letak titik G kapal akan bergerak ke G1 searah dan sejajar dengan
arah pergeseran. Pergeseran sama halnya dibongkar dan dimuat kembali.
Jarak pergeseran G ke G1 dapat dirumuskan :

G d

w1
G1

Displacement = 

26
4. Pengaruh bobot yang menggantung

• Apabila muatan diangkat dengan alat bongkar


muat di kapal (boom atau ship’s crane), maka
titik berat muatan tersebut (g) akan pindah ke
ujung batang pemuat.
G . • Akibatnya titik berat kapal (G) naik sehingga
. g
GM mengecil.
• Oleh karenanya, pada saat memuat, kenaikan
.g1 titik G harus sedemikian rupa sehingga tidak
membuat GM negatif (minimum permissible
.
GM)
Gv
G . . g

Kesimpulan :

1. Titik berat kapal akan bergeser ke arah titik berat bobot yang dimuat
2. Titik berat kapal akan bergeser menjauhi titik berat bobot yang dibongkar.
3. Titik berat kapal akan bergeser searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang digeser.
4. Apabila muatan diangkat dengan alat bongkar muat di kapal (boom atau ship’s crane),
maka titik berat muatan tersebut (g) akan pindah ke ujung batang pemuat.
Rumus pergeseran titik berat kapal (GG1) adalah :

Karena proses kegiatan muat bongkar untuk sebuah kapal sangat komplek maka rumusan diatas
sukar untuk diterapkan.
Untuk memudahkan perhitungan KG akhir kapal maka digunakan Dalil Momen.

Σ Moment = { (awal x KG awal ) + (w1 x Kg1) + (w2 x Kg2) + dst.....


 Akhir = awal + w1 + w2 + dst....

27
GAMBAR

w1

w2

G1 Kg1
Kg2
G

Displacement = 

Tabel penyelesaian Dalil Momen

Contoh perhitungan stabilitas

Kapal M.V Hang Tuah dengan lightship 1749 T dengan KG 6.96 M, LCG 39.48 M
LBP = 95 M
Constan 39 T dgn Kg 5.53 M dan LCG 11.56 M
Store 3 T dgn Kg 9.0 M dan LCG 1.2 M

Melakukan kegiatan sebagai berikut :


No. Cargo w (berat) Kg LCG TCG
1 Memuat Palka I kanan 800 T 5.91 73 5
2 Memuat Palka I kiri 850 T 5.91 73 -5
3 Memuat Palka II kanan 1250 T 4.95 49 7
4 Memuat Palka II kiri 1200 T 4.95 49 -7
28
5 Memuat Palka III kanan 900 T 4.92 26 6
6 Memuat Palka III kiri 950 T 4.92 26 -6

TANKS CONDITION

No. BALLAST w (berat) Kg LCG TCG F.S MNT


1. F.P.T 5 0.83 87.35 0 2
2. WBT D.B NO. 2 14 0.11 71.54 2 181
3. WBT D.B NO. 3 S 17.1 0.05 30.39 4.15 663
4. WBT D.B NO. 4 P 8.2 0.11 29.46 -3.94 8.7
5. A.P.T 100 8 3 0 0

FRESH WATER
6 F.W. T 29.9 6.34 3.25 3.46 0
7 D.W.T 27.9 6.23 3.45 -3.33 20

BUNKER
8 HFO NO.1 59.7 0.45 43.53 0 111
9 HFO NO.2 47 0.40 26.98 0 98
10 HFO NO.3 7.0 0.41 18.01 0 15
11 MDO 10 0.45 15.0 -2.4 10
12 LO 1 6.50 16.2 3.41

LOADING PLAN

800 T 1250 T 900 T

850 T 1200 T 950 T

29
TANK CONDITION PLAN

FO. I FO.2

.3
FO

LO
IS 2S

FW
F.P.T
3S 4S

A.P.T
.3
FO
3P 4S

DW
IP 2P

DO
FO. I FO.2

LANGKAH - LANGKAH MENGHITUNG STABILITAS KAPAL

1. Identifikasi semua bobot yang ada beserta VCG,LCG,TCG nya, :


a. Lightship Kapal
b. Cargo
c. Ballast
d. Bunker
e. Freshwater
f. Constant
g. Store
2. Identifikasi Freesurface Moment untuk tiap-tiap tangki berdasarkan Tank Capacity.
3. Menghitung Moment secara Vertikal yaitu bobot kali KG
4. Menghitung Moment secara Longitudinal yaitu bobot kali LCG
5. Menghitung Moment secara transversal yaitu bobot kali TCG
6. Jumlahkan seluruh bobot-bobot yang ada untuk menemukan displacement Kapal
7. Jumlahkan keseluruhan vertical moment
8. Jumlahkan keseluruhan longitudinal moment
9. Jumlahkan keseluruhan transversal moment
10. Jumlahkan total freesurface moment
11. Dapatkan data-data berikut dari Hydrosatic Table dengan argument displacement kapal
( langkah No.6 ) : a. KM
b. LCB
c. LCF
d. MCTC
e. Draft
12. Menghitung KG akhir dengan Dalil Moment yaitu :
KG akhir = Moment
∆ akhir
13. GM = KM-KG

14. GG1 =  Freesurface moment

30
∆ akhir
15. G1M ( GM corr.): GM-GG1

16. LCG =  Longitudinal moment


∆ akhir
17. TCG =  Transversal moment
∆ akhir
18. Trim = (LCG-LCB)x Displacement
MCTC

LCG-LCB= BG
Jika BG = nol maka Trim kapal adalah even keel
Jika BG positif maka Trim kapal by stern

19. Perubahan draft depan =( Lf : LBP) X Trim


20. Perubahan Draft belakang = La : LBP X Trim
21. Sudut kemiringan kapal Tg (θ) = GG1 (tranversal) : GM

BAB VIII
LIST AND CORRECTION

Penyebab kemiringan kapal adalah keluarnya titik G kapal dari centerline disebabkan adanya
moment yang bekerja pada sisi - sisi kapal tidak seimbang
Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut :

Bilamana sebuah kapal tegak kemudian ditempatkan sebuah bobot (w Ton) disebelah kanan pada
jarak (d Meter) dari center line maka kapal akan menjadi miring kekanan.
Kemiringan kapal tadi disebabkan karena adanya momen yang bekerja searah jarum jam sebesar
(w x d) sehingga titik berat kapal keluar dari center line yaitu dari G ke G1

Jarak pergeseran titik berat kapal adalah :

31
d w

G G1
B B1

Hal ini juga dapat diterapkan pada percobaan stabilitas kapal.

Percobaan stabillitas

Maksud dan tujuan dari Percobaan stabillitas yaitu untuk memperoleh nilai KG kapal kosong

Persiapan:

1. Tidak ada angin (lemah)


2. Kapal terapung bebas
3. Semua beban diatas kapal tidak bergeser
4. Tidak ada free surface
5. Personil di atas kapal se minimum mungkin (hanya yang berkepentingan saja)
6. Kapal harus duduk tegak dan draft rata (Upright & even keel)

32
w

A
AB : Panjang tali bandul

B
Bilah papan

Pelaksanaan

w w
d

A A

B B
C

K K
Gambar I
BC : Jarak penyimpangan tali bandul

Akibat pergeseran “w” (Ton) sejauh “d” (M) maka akan menimbulkan moment yang meyebabkan
titik berat kapal bergeser dari G ke G1 sejajar arah pergeseran bobot (w) sehingga kapal menjadi
miring
Jarak pergeseran titik berat kapal

33
w

G G1
B B1

K
Gambar II
BC : Jarak penyimpangan tali bandul

 Gantungkan pada titik tetap sebuah tali unting sampai hampir menyentuh geladak (AB =
panjang diukur).
 Sebuah beban yang sudah diketahui beratnya diletakkan pada salah satu sisi kapal
kemudian digeser kesisi yang lain. Kapal akan miring.
 Tali unting akan bergeser (tetap tegak lurus) menyentuh bilah papan (BC = panjang diukur)
 Pada Gambar I dan Gambar II antara segitiga siku – siku ACB dan MG1G adalah
sebangun dengan sudut kemiringan  .
 Pada gambar I ( segitiga ACB):

Tg  = BC / AB
= jarak penyimpangan tali bandul / panjang tali bandul
 Pada gambar II (segitiga MG1G):
Tg  = GG1 / GM
= { (w x d ) : } / GM

Nilai KM dapat diperoleh dari Hydrostatic curve/table


Dengan demikian nilai KG kapal kosong dapat ditentukan dengan rumus;
KG (kapal kosong) = KM – GM
Jadi dapat disimpulkan bahwa moment yang menyebabkan kapal miring adalah :
1. w x d
2. GM x  x Tg 

34
Sehingga rumusan diatas dapat digunakan untuk menghitung bobot (w Ton) yang harus
digeser sejauh (d M) untuk menegakkan kapal / mengoreksi kemiringan kapal akibat
pembagian bobot yang tidak seimbang antara sisi kiri dan sisi kanan

Pengaruh kapal miring terhadap jangkuan Stabilitas Kapal

M
MMMMMMM
M

GGG
GG
GG G
GG
G
G Z
2G
2222G
2G
2G
G22222

BBBBB B
BB1B1B1B1B11
1
G P Z
G2 Z2
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa akibat kemiringan kapal maka GZ kapal menjadi
mengecil yang semula GZ menjadi G2Z2 akibatnya jangkuan stabilitas kapal akan makin
mengecil.

Berkurangnya GZ adalah sebesar GG2 x Cos 

KGA = 19 FT KG1 = 19.0 FT GG2 = .9 FT


RIGHTING ARMS (FT)

5
GP = GG2 x Cos O Cos 0° = 1.0
4
GP0°= .9FT x 1 = 0.9 FT Cos 60°= 0.5
GP60°= .9FT x .5 = .45 FT Cos 90°= 0
3
GT 90° = .9FT x 0 = 0 FT

2
.9 FT FINAL CURVE
1X
.45 FT
X
0 X
Angle of List
-1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
ANGLE OF INCLINATION - DEGREES

35
BAV IX
FREE SURFACE

Kapal mempunyai tanki - tangki yang berisi bermacam - macan cairan. Tangki - tangki tersebut
sebagian ada yang penuh dan ada pula yang terisi sebagian.

Gambar I Gambar II
Pada Gambar I walaupun kapal mengoleng maka cairan dalam tangki tetap pada
kedudukannya, tetapi untuk Gambar II tangki yang terisi sebagian maka bilamana kapal
mengoleng maka cairan tersebut akan bebas bergerak sehingga titik berat cairan akan
bergeser pula. Pergerakan cairan tersebut mempengaruhi letak titik (G) kapal yang dapat
dijelaskan dengan gambar dibawah berikut :

36
FREE SURFACE :
1. Terjadi bilamana cairan dan tidak penuh, maka cairan tersebut akan bergerak pada waktu
kapal oleng.
2. Akibatnya: GM kapal mengecil secara semu (Virtual lost of GM) dari GM menjadi GvM
3. Free Surface effect tergantung dari lebar tangki, bukan berat cairan
4. Untuk mengurangi free surface effect: tanki harus diberi sekat membujur
5. Di kapal, nilai Free Surface Moment tiap - tiap tanki sudah diberikan (apabila terdapat
cairan, dan slack)

Besarnya kenaikan semu titik beret kapal adalah :

GGv : Kenaikan semu titik


L : Panjang Tangki
B : Lebar tangki
 : Volume displacement kapal

Untuk density cairan dalam tangki berbeda dengan density cairan kapal mengapung

Untuk mengurangi free surface effect maka tanki-tangki kapal diberi sekat membujur
Sehingga sebuah tangki yang dibagi menjadi n bagian tangki maka besarnya kenaikan semu
titik berat kapal adalah :

n adalah banyaknya bagian tangki

Apabila kapal mempunyai GM yang terlalu kecil maka bilamana terdapat free surface maka
dapat membuat stabiltas kapal menjadi negatip.

BAB X
TRIM

Trim adalah perbedaan antara draft depan pada haluan dan draft belakang pada buritan. Trim
merupakan sudut kemiringan kapal secara membujur.

Gambar I :

37
a b c

Gambar I diatas menunjukkan kapal trim even keel yaitu draft draft depan sama dengan draft
belakang ( a = c )

b = ( a + c ) / 2 , hanya terjadi bilamana kapal tidak hogging atau sagging

Gambar II

c
a b

Gambar II diatas menunjukkan kapal trim by stern yaitu draft balakang lebih besar dari draft
depan ( a  c )

Gambar III

a b c

Gambar III diatas menunjukkan kapal trim by Head yaitu draft balakang lebih besar dari draft
depan ( a  c )

Pada gambar IV kapal dengan Displacement = x ton. Dalam keadaan even keel dimana letak
titik G dan B barada pada satu garis vertikal.
Apabila sebuah bobot seberat ’w’ ton yang sudah berada pada kapal digeserkan dari depan ke
belakang sejauh ’d’ meter maka akan menimbulkan moment sehingga letak titik G akan
bergeser searah dan sejajar ke G1.

Jarak pergeseran GG1 adalah :

38
yang mengakibatkan kapal akan mempunyai trim by stern yang disebabkan adanya moment
yang bekerja berlawanan arah jarum jam.
(Lihat Gambar V)
Besarnya moment tadi adalah w x d

Gambar IV

ML
GML = BML

w
d

G1 G
W L
B

AP K FP
LBP

∆ Kapal
Gambar V

39
ML

d
LF
LA

θ
F
b
θ t a
θ G1 G
B1 B

LBP=L

a = Perubahan draft belakang


b = Perubahan draft depan

t = a + b = Trim

wxd
GG1 =

wxd= GG1 x ∆

Trimming
wxd=
moment

GG1 = GML tan θ

Karena jarak BG sangat kecil dibandingkan BML atau GML maka nilai BML dapat menggantikan
nilai GML dalam rumusan MCTC

Untuk kapal kotak



BML =
12 d

Untuk kapal segitiga prisma

40

BML =
6d

MCT 1 cm atau MCTC adalah moment yang diperlukan untuk merubah trim kapal sebesar 1 cm.

Lihat Gambar diatas

∆ x GML
MCTC =
100 L

wxd
GG1 =

GG1 = GML tan θ

wxd
tan θ =
∆ x GML

t
tan θ =
L

Bilamana pergeseran bobot mengakibatkan perubahan trim sebesar 1 cm maka w x d adalah


moment change trim 1 cm
1
tan θ =
100 L

MCTC
tan θ =
∆ x GML

MCTC 1
=
∆ x GML 100 L

∆ x GML
MCTC =
100 L
Pada gambar diatas dapat dilihat segitiga siku-siku sebangun yaitu dengan salah satu sudutnya
adalah θ yaitu sudut kemiringan kapal secara membujur. Sehingga :
t a b
tan θ = = =
L LA LF

41
LF
Perubahan draft depan = x Trim
LBP

LA
Perubahan draft belakang = x Trim
LBP

Perubahan draft belakang = Trim – Perubahan draft depan

Perubahan draft depan = Trim – Perubahan draft belakang

w
Perubahan draft (∆ draft ) =
TPC

42
43
Contoh soal
1. Sebuah kapal mengapung dengan draft rata-rata 5.0 M, mempunyai ∆ = 1800 T, KG=3.0M,
Memuat 3400 T dengan Kg=2.5 M, dan mengisi 400 T dengan Kg = 5 M, TPC= 20 T/cm
Nilai KG akhir kapal dan Draft rata-rata akhir adalah :
a. 2.84 M dan 6.90 M
b. 2.81 M dan 7.00 M
c. 2.80 M dan 6.80 M
d. 2.80 Cm dan 6.90 Cm
2. Sebuah Tongkang kosong mempunyai panjang 80 M lebar 12 M dan tinggi 5 M mengapung
diair tawar dengan light draft 0.5 M kemudian memuat muatan sampai draft maximal 3.5 M.
Load displacement tongkang dan berat muatan adalah
a. 3360 Ton dan 2880 Ton
b. 3630 Ton dan 2808 Ton
c. 3306 Ton dan 2088 Ton
44
d. Tidak ada jawaban yang benar
3. Sebuah kapal mempunyai Summer draft 8 M berada di pelabuhan air tawar dengan draft
rata-rata 5.0 M akan memuat untuk musim tropic, FWA kapal adalah 133 mm, TPC = 20 Ton
cm. Draft Tropic kapal dan muatan yang dapat dimuat adalah :
a. 8.167 M dan 6600 T
b. 8.177 M dan 6060 T
c. 8.157 M dan 6006 T
d. 8.160 M dan 6000 T
4. Sebuah kapal mempunyai displacement 6000 T, KM 7.33 M, KG 6.0 M melakukan kegiatan
sebagai berikut : Memuat 1000 T - Kg 2.5 M, 500 T - Kg 3.5 M, 750 T – Kg 9.0 M,
Membongkar 450 T – Kg 0.6 M, 800 T - Kg 3.0 M
GM kapal setelah kegiatan adalah :
a. 1.1 M
b. 0.9 M
c. 1.2 M
d. 1.3 M
5. Sebuah kapal mempunyai displacement 13750 T, GM=0.75 M dalam keadaan miring 2.5
derajad kekanan . Masih ada 250 ton muatan yang harus dimuat dikapal pada palka 3. Untuk
menegakkan kapal maka muatan tersebut harus ditempatkan
a. Disebelah kiri dengan jarak 1.77 cm dari center line
b. Disebelah kanan dengan jarak 1.77 cm dari center line
c. Disebelah kiri dengan jarak 1.77 M dari center line
d. Disebelah kanan dengan jarak 1.77 M dari centerline
6. Sebuah kapal mempunyai Displacement 6000 T, panjang 126 M mengapung dengan Forward
draft 5.5 M dan Aft draft 6.5 M Titik “F” (center of Floatation) terletak 3 M dibelakang Midship.
MCT-1cm =240 Ton.M Bilamana 120 T muatan yang ada dikapal dipindahkan dari belakang
ke depan dengan jarak 45 M maka Draft baru kapal adalah
a. Aft darft 6.393 M dan Forward draft 5.618 M
b. Aft darft 6.107 M dan Forward draft 5.482 M
c. Aft darft 6.339 M dan Forward draft 5.681 M
d. Aft darft 6.105 M dan Forward draft 5.482 M
7. Sebuah kapal mempunyai panjang 90 M dengan forward draft 4.5 M dan aft draft 5.0 M.
Center of floatation terletak 1.5 M dibelakang midship. TPC = 10 T/cm, MCT-1cm =120 T.M.
Bilamana dimuat 450 T muatan pada jarak 14 M didepan midship draft baru kapal adalah
a. Forward draft 5.250 M dan Aft draft 5.169 M
b. Forward draft 5.525 M dan Aft draft 5.916 M
c. Forward draft 5.225 M dan Aft draft 5.691 M
d. Forward draft 5.200 M dan Aft draft 5.170 M
8. Sebuah kapal mempunyai displacement 7000 T mengapung diair tawar. Bilamana kapal
tersebung dengan draft sama mengapung di air payau density 1.015 T/M³ adalah
a. 7105 Ton

45
b. 7150 Ton
c. 7015 Ton
d. 7115 Ton

9. Sebuah kapal FWA 160 mm mengapung di air payau density 1012 kg/M³. Perubahan draft
kapal tersebut bilamana berada di air laut density 1025 kg/ M³ adalah :
a. 83.2 mm
b. 83.0 mm
c. 83.2 cm
d. 82.3 mm
10. Sebuah kapal mempunyai displacement 3450 T dengan persediaan bunkers yang ada
dikapal 800 T. Melakukan pemuatan 7250 T muatan, mengisi bunkers 250 T dan mengisi
125 T freshwater sehingga draft rata-rata kapal tersebut 75 mm dibawah load draftnya. TPC
= 12 T/Cm
Deadweight dan Load displacement kapal tersebut adalah
a. 8515 T dan 11965 T
b. 8551 T dan 11965 T
c. 8550 T dan 11965 T
d. 8550 T dan 11960 T

BAB XI
UKURAN-UKURAN POKOK DAN BENTUK - BENTUK KAPAL

Kapal adalah sarana transpotasi air yang digunakan untuk mengangkut barang, hewan, manusia
dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Selain itu kapal juga dapat digunakan sebagai alat
pertahanan, rekreasi, laboratorium maupun kapal kerja. Sehingga dilihat dari muatan yang
diangkut maka kita kenal berbagai tipe kapal seperti : general cargo ship, tanker ship, bulk carrier
ship, container ship, ro-ro ship, passanger ship.
Dibawah ini terdapat beberapa contoh gambar General arrangement dari tipe-tipe kapal diatas.

1. General Cargo ship adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut barang berbagai
macam - macam cargo dalam bentuk karungan, peti-petian, palet atau jenis lain. Kapal
general cargo dilengkapi dengan sarana dan prasarana pemuatan dan pembongkaran.
Akses ke dalam ruang muat dilengkapi dengan sistem buka tutup yang berada di deck yang
disebut dengan hatches (lubang palka) yang dilengkapi dengan hatches cover.

46
2. Tanker ship adalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk cairan dalam jumlah
yang besar. Jenis dari kapal tanker ini antara lain oil tanker, chemical tanker, liquid gas
tanker.

47
a. Gambar Oil tanker

48
b. Gambar chemical tanker
Adalah sebuah kapal tanker yang didesain untuk memuat jenis muatan chemical

49
c. LPG / LNG tanker
Liquid Petroleum Gas / Liquaid Natural Gas

50
3. Bulk Carrier adalah kapal yang mengankut muatan dalam bentuk curah atau biji-bijian.
Muatan yang diangkut seperti ; batubara, biji besi, semen bentuk curah, gandum, kedelai,
gula dan lain-lain. Pada umumnya sekali memuat satu jenis komoditi cargo. Kapal Bulk
carrier hanya memiliki single deck saja.
Dibawah ini terdapat gambar General arrangement dan penampang melintang dari ruang
muat kapal bulk carrier ;

51
4. Kapal Container adalah kapal yang memuat muatan yang sudah dimasukkan kedalam
Container. Kapal container merupakan tipe kapal liner.

5. Kapal Ro-ro ( Roll on – Roll off ) adalah kapal yang di design sedemikian rupa sehungga
proses pemuatan dan pembongkaran muatan melalui Ramps Door ( stern ramps atau bow
ramps)

52
6. Kapal Passanger adalah kapal yang di desaign untuk mengangkut penumpang. Namun
juga dapat memuat cargo dalam jumlah yang sedikit.

53
Untuk mengenali ukuran dan ragam bentuk bentuk yang ada dikapal maka kita perlu mengetahui
Istilah-istilah dan definisinya. Ukuran kapal kita dapat bedakan menjadi :

1. Ukuran secara memanjang kapal


Contoh : LOA, LBP
2. Ukuran secara melintang/melebar kapal
Contoh : Moulded Breadth, extreme breadth
3. Ukuran secara vertical kapal
Contoh : Draft, freeboard, depth, air draft
4. Ukuran berat kapal
Contoh : lightship, Displacement, load displacement, Deadweight
5. Ukuran isi kapal
Contoh : GRT (Gross Tonnage), NRT

Gambar dibawah menunjukkan ukuran secara memanjang, melintang dan vertical kapal serta
ragam bentuk kapal.

Untuk itu sangat penting sekali memahami istilah-istilah baku yang lazim digunakan diatas kapal
seperti :
a. LOA (Length Over All)
Adalah panjang keseluruhan kapal secara membujur diukur dari titik paling depan pada
linggi haluan (sterm) sampai titik paling belakang pada buritan kapal (stern) sejajar lunas
kapal.

b. LBP (Length Between Perpendiculars)


Adalah panjang membujur kapal yang diukur dari forward perpendiculars sampai dengan
aft perpendicular diukur sepanjang garis muat pada musim Summer.
54
Aft perpendicular adalah garis kayalan tegak yang terletak pada rudder stock atau poros
daun kemudi. Forward perpendicular adalah garis kayalan tegak perpotongan antara
linggi haluan kapal dengan garis muat musim Summer.
c. LOWL (Length on the load water line)
Adalah Panjang sepanjang garis air yang diukur dari perpotongan antara linggi haluan
dengan garis air sampai dengan ke titik potong antara garis air dengan linggi buritan
d. Moulded Breath
Adalah lebar terbesar kapal diukur dari plat kulit kapal bagian dalam sebelah kiri sampai
dengan plat kulit kapal bagian dalam sebelah kanan sejajar lunas kapal
e. Extreme Breath (beam)
Adalah lebar terbesar kapal diukur pada titik paling kiri pada bagian luar kulit kapal
sebelah kiri sampai titik paling kanan pada bgian luar kulit kapal sebelah kanan sejajar
lunas kapal
f. Moulded depth
Adalah jarak tegak yang diukur dari lunas kapal(keel) sampai dengan geladak atas (Upper
deck/main deck) pada bagian tengah tengah kapal.
g. Extreme depth
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik paling bawah pada lunas kapal (keel) sampai
dengan titik paling atas pada geladak atas (Upper deck/main deck)
h. Draught/Draft
Adalah jarak tegak yang diukur dari titik paling bawah pada lunas kapal (keel) sampai
garis air (water line)
Draft kapal pada bagian depan disebut dengan forward draft, draft kapal pada bagian
belakang disebut dengan aft draft dan draft kapal pada bagian midship disebut dengan
middle/midship draft.
Draft kapal pada saat kapalnya kosong disebut dengan light draft
Draft kapal pada saat kapal memuat maksimal yang diijinkan disebut dengan load draft

i. Freeboard
Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air (water line) sampai dengan garis deck (deck
line)
j. Air draft
Adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai dengan titik yang tertinggi pada
bagian kapal
k. UKC (under keel clearance)
Adalah jarak tegak yang diukur dari lunas kapal sampai dengan dasar laut/dasar sungai
l. Trim
Adalah perbedaan antara draft depan dengan draft belakang
Bilamana draft depan lebih besar dari draft belakang maka kapal trim by head
Bilamana draft belakang lebih besar dari draft depan maka kapal trim by stern
Bilamana draft depan sama dengan draft belakang maka kapal even keel

55
m. Sheer
Adalah lengkungan deck secara membujur. Yang diukur dari tinggi main deck pada
bagian tengah kapal dengan tinggi sebuah titik kusus pada main deck dibagian depan
atau belakang kapal
n. Camber
Adalah lengkungan deck secara melintang, yang diukur dari perbedaan tinggi deck pada
tengah-tengah kapal dengan bagian deck sisi paling luar.
o. Rise of floor
Adalah kenaikan plat kulit kapal bagian dasar pada bagian terluar dengan garis dasar
pada lunas kapal diukur pada bagian terluar
p. Tumblehome
Adalah lengkungan yang terbentuk oleh bagian kulit kapal yang terluar pada area
upperdeck/maindeck
q. Rake
Garis kemiringan yang terbetuk secara vertical maupun horisontal
r. Center line
Adalah garis simetris kapal secara melintang atau garis tengah kapal secara melintang

s. Base line
Adalah garis mendatar pada plat lunas kapal bagian luar pada bagian midship kapal
t. Displacement
Adalah berat keseluruhan kapal yaitu berat kapal kosong ditambah dengan seluruh isinya.
Atau berat keseluruhan kapal yang setara dengan berat cairan yang dipindahkan oleh
bagaian kapal yang terbenam didalam air
u. Light Displacement/lightship
Adalah Berat kapal kosong, yaitu berat kapal yang terdiri dari badan kapal, mesin- mesin
kapal, peralatan tetap kapal (tanpa muatan, tanpa bahan bakar ,tanpa air tawar, tanpa
ballast dan lain-lain)
v. Load displacement
Adalah Berat kapal secara keseluruhan pada saat kapal terbenam pada draft maksimum
yang diijinkan.( yaitu merupakan Light displacement + muatan + air tawar + bahan bakar +
perbekalan + awak kapal dan lain-lain)
Load displacement = Light Displacement + DWT
w. Deadweight (DWT)
Adalah Kemampuan kapal untuk dapat dimuati beban sampai draft maksimal yang
diijinkan (seperti: muatan, air tawar, bahan bakar, perbekalan, minyak lumas, penumpang,
begasi, awak kapal dan lainnya).
Kemampuan kapal untuk memuat muatan saja sampai dengan draft maksimal yang
diijinkan disebut Cargo DWT.

56
x. Gross Tonnage (GRT)
Adalah isi dari sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah ruangan tertentu yang
berfungsi sebagai ruangan untuk keselamatan kapal antara lain : double bottom,forepeak
dan afterpeak tanks, galley, bridge, master’s office, dan lain-lain.
y. Net Tonnage (NRT)
Adalah isi kotor dikurangi dengan sejumlah ruangan yang tidak dapat dipakai untuk
mengangkut muatan seperti : master and crew accommodation, chain locker, WC, chart
room, engine room, radio station boatswain locker.

Tonnage adalah kemampuan sebuah kapal mengangkut muatan. Kegunaan tonnage untuk
mengetahui besar kecilnya kapal, besar kecilnya daya angkut kapal dan juga untuk mengetahui
biaya-biaya yang harus ditanggung oleh kapal

Selain istilah yang lazim digunakan diatas kapal seperti diatas maka sangat penting memahami
bagian-bagian kapal seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini :

a. Main deck/upper deck


b. Forecastle
c. Tween deck
d. Lower deck / tank top
e. Cargo hold (bagian bawah adalah lower hold dan bagian atas adalah upper hold)
f. Peak tanks ( depan adalah fore peak tanks belakang after peak tanks )
g. Chain locker
h. Boatswain locker
i. Bulkhead ( paling depan fore peak collision bulkhead dan paling belakang after peak
collision bulkhead)
j. Engine room
k. Steering engine room (steering gear room)
l. Double bottom
m. Cofferdam
57
n. Super structure
BAB XII
SHIP STRESS

Karena kapal mengapung diair maka kapal selalu mengalami tekanan dan tegangan pada badan
kapal yang diakibatkan baik pengaruh gaya dari luar maupun dari dalam kapal itu sendiri.
Pengaruh dari dalam antara lain berat kapal itu sendiri, muatan, mesin kapal dan pengaruh dari
operasional mesin-mesin kapal. Pengaruh dari luar seperti : tekanan hydrostatis dari air pada
badan kapal, angin dan ombak. Untuk itu kapal harus dirancang dengan tepat dan harus
digunakan seefisien mungkin dalam membawa muatan sehingga mempunyai kekuatan yang cukup
terhadap pengaruh tekanan dan tegangan dari gaya-gaya tersebut diatas. Tekanan dan tegangan
terjadi secara local, transversal dan longitudinal pada badan kapal namun yang paling besar yang
pengaruhnya pada badan kapal adalah secara membujur yang menyebabkan terjadinya
pembekokkan (bending) sepanjang badan kapal..
Gaya yang bekerja pada badan kapal yang menyebabkan terjadinya tekanan dan tegangan
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Gaya statis yang disebabkan oleh Gaya gravity (berat) dan gaya apung (buoyancy) yang
bekerja pada titik-titik sepanjang badan kapal
b. Gaya dinamis disebabkan oleh angin, ombak dan pergerakan kapal diatas air

Pergerakan kapal dapat digambarkan menjadi 6 gerakan seperti gambar dibawah ini :

Longitudinal Stresses

Bilamana kapal mengapung diair maka terdapat 2 buah gaya yang bekerja yaitu:
1. Gaya gravity yang bekerja tegak lurus kebawah yang disebabkan oleh berat kapal dan isinya
2. Gaya buoyancy yang bekerja tegak lurus keatas akibat tekanan hidrostatis

Besarnya gaya gravity yang bekerja pada kapal akan sebanding dengan besarnya gaya
buoyancynya, namun tidak merata disepanjang badan kapal. Gambar ”a” menunjukkan
lengkungan gaya gravity dan buoyancy yang bekerja sepanjang badan kapal. Pada gambar “b”
menggambarkan pemuatan pada titik - titik disepanjang badan kapal dimana terdapat titik yang
mengalami gaya gravity lebih besar dari pada gaya buoyancy atau sebaliknya. Gambar “c”
58
menunjukkan lengkungan shearing force. Shearing force dibentuk oleh pemuatan pada badan
kapal sehingga menimbulkan gaya yang bekerja keatas dan kebawah. Gambar “d” adalah
lengkungan bending moment.
Bending moment jumlah moment pada satu sisi dengan sisi yang lain. Maksimun bending moment
terjadi bilamana shearing force adalah nol.

Pengaruh dari bending moment terhadap kapal akan cenderung membengkokkan sepanjang
badan kapal. Bilamana gaya buoyancy yang bekerja pada bagian tengah kapal lebih besar dari
pada beratnya maka kapal akan melengkung keatas atau disebut Hogging. Ini disebabkan terlalu
banyak konsentrasi muatan pada bagian ujung depan dan ujung belakang kapal. (lihat gambar
2.3). Bilamana berat kapal pada bagian tengah kapal lebih besar daripada gaya buoyancy maka
kapal melengkung kebawah atau Sagging. Ini disebabkan karena terlalu banyak konsentrasi
muatan pada bagian tengah kapal. (lihat gambar 2.4)

59
Hogging dan Sagging juga dapat disebabkan oleh pengaruh ombak pada waktu kapal berlayar.
Pada gambar (a) kapal berada pada air yang tenang sehingga tidak ada pengaruh gaya dari luar
yang menyebabkan adanya hogging dan sagging. Namun pada gambar (b) lembah gelombang
berada pada midship kapal sehingga pada bagian midship akan mengalami gaya kebawah lebih
besar dan pada bagian ujung-ujung kapal gaya keatas lebih besar sehingga akan terjadi sagging.
Pada gambar(c) puncak gelombang terjadi pada bagian midship kapal sehingga mengalami gaya
keatas yang lebih besar dan pada bagian ujung-ujung kapal mengalami gaya kebawah lebih besar
sehingga akan menimbulkan Hogging.
Apabila kondisi hogging dan sagging yang disebabkan oleh pengaruh gaya statis dan dinamis ini
muncul secara bersamaan sehingga terjadi bending moment melebihi batas kesalamatan akan
menyebabkan perubahan struktur pada badan kapal dan bahakan menimbulkan terjadi patah pada
badan kapal

Bilamana kapal mengalami olengan maka akan terjadi pengaruh gaya dari luar secara melintang
terhadap badan kapal yang bisa menyebabkan perubahan struktur kapal secara melintang. Hal ini
disebut dengan Racking (lihat gambar) dan pengaruh ini sangat besar dampaknya apabila kapal
dalam kondisi kosong (light condition). Oleh sebab itu untuk mengurangi adanya racking pada
kapal dipasang brackets dan beam knees pada sambungan frame dan deck untuk menahan
terjadinya racking.

60
ISTILAH – ISTILAH

Heaving Gerakan kapal yang terjadi pada kapal yang merupakan gerakan naik
turun.
Swaying Gerakan kapal yang terjadi pada kapal yang merupakan gaya ayun kanan
kiri.
Surging Gerakan kapal yang terjadi pada kapal yang merupakan gaya dorong maju
dan Mundur.
Yawing Gerakan putar pada sumbu tegak
Rolling Gerakan putar pada sumbu datar membujur.
Pitching Gerakan putar pada sumbu datar melintang.
Hogging Tegangan yang terjadi pada badan kapal karena konsentrasi muatan/
berat Pada bagian depan dan belakang.
Sagging Tegangan yang terjadi pada badan kapal karena konsentrasi muatan/
berat Berada di tengah tengah kapal.
Painting Tegangan secara lokal yang terjadi pada lajur kulit kapal secara keluar
dan kedalam yg merupakan gaya lengkung disebabkan oleh tekanan naik
dan turun pada lambung kapal pada waktu berada diantara ombak.
Pounding / slamming Tegangan local yang besar yang terjadi pada lajur plat dasar/ bottom dan
pada gading bagian depan pada waktu kapal berlayar mendapat ombak
dari depan, tegangan ini terasa sekali pada waktu kapal diisi ballast tidak
penuh yang terjadi dil lajur kulit dasar/ bottom belakang pada perpotongan
sekat kedap air.

racking Tegangan secara melintang yang terjadi pada waktu kapal mengalami
rooling, tegangan terjadi bergerak kesamping pada struktur dasar
berganda / bottom Dan pada lajur kulit kapal yang bergerak naik kesisi
yang lain.
Torsion Tegangan secara melintang terjadi pada salah satu badan kapal

61
merupakan Gaya puntiran pada umumnya disebabkan tenaga puntiran,
badan kapal tersebut Puntiran.

BAB XIII
HULL STRUCTURE

Untuk mempelajari struktur badan kapal maka kita harus mengenali bagian-bagian yang
membentuk badan kapal yang terdiri dari :

- frames, floors, transverse frames, deck beams, knees, brackets


- shell plating, decks, tank top, stringers
- bulkheads dan stiffeners, pillars
- hatch girders dan beams, coamings, bulwarks
- bow dan stern framing, cant beams, breasthooks
- dan lain-lain
untuk mengenali bagian struktur badan kapal dapat memperhatikan pada gambar berikut :

62
FRAME (GADING - GADING)
Frame merupakan bagian dari konstruksi sepanjang badan kapal mulai dari haluan sampai dengan
buritan yang digunakan untuk menempelkan kulit kapal, memperkuat konstruksi kapal serta
mempertahankan bentuk kapal dari pengaruh gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal.
Ada dua jenis yang terdapat pada konstruksi kapal yaitu :
1. Transverse frame
2. Longitudinal frame

Gambar terlampir :

Bentuk ( Profil ) gading – gading yang dipasang dengan cara pengelingan ialah:
- Bentuk sudut Berbintul ( Bulb Angles )
- Bentuk U ( Channel )
Bentuk ( Profil ) gading – gading yang dipasang dengan cara dilas ialah:
- Bentuk Bilah ( Flat Bars )
- Bentuk Berbintul ( Bulb Bars )
- Bentuk Siku Balik ( Inverted Angles )

63
Konstruksi gading - gading :

1. Pada umumnya terbuat dari baja


2. Pada kapal yang mempunyai tween deck konstruksi gading - gading makin keatas makin
kecil
3. Tiap-tiap gading - gading diberi tanda atau nomor

4. Jarak antara gading - gading :


a. Di bagian midship
- Kapal kecil 21 inchi
- Kapal besar 38 inchi
- Rata-rata 30 inchi
b. Di bagian Forward and Aft maksimal 24 inchi
c. Di bagian depan antara watertight Collision bulkhead dan ½ panjang kapal maksimum
jaraknya 27 inchi

Pemberian nomor atau tanda pada gading - gading :


gading - gading biasanya diberi nomor dari belakang ke depan yang dimulai dari gading - gading
nol atau gading - gading buritan
- Gading - gading sebelah depan gading - gading Nol diberi nomor urut : 1,2,3,4 dst dengan
tanda ( + ) sedang.
- Gading - gading di belakang gading gading Nol diberi nomor urut : 1,2,3,4 dst dengan
tanda negatip ( - ) atau dgn huruf abjad kecil : a,b,c,d dst

Jenis-jenis gading - gading :

64
1. A : Gading-gading cermin
2. B : Gading-gading simpul
3. C : Gading-gading nol = Gading Nol
4. D : Afterpeak collision bulkhead
5. E : Gading-gading Haluan
6. F : fore peak collision bulkhead

Keterangan :
- Gading-gading haluan adalah gading-gading yang terdapat dibelakang gading-gading nol
- Gading-gading Simpul adalah gading-gading yang terletak sepanjang poros baling-baling
- Gading-gading nol adalah gading-gading yang terletak sebidang dengan rudder stock
- Gading-gading cermin adalah gading-gading yang terletak dibelakang gading-gading nol
- Gading-gading Agung adalah gading-gading yang terletak pada midship
Sheel Plating (Kulit kapal)
Kengunaan kulit kapal adalah :
- Untuk membuat kapal kedap air dari samping dan dari bawah.
- Untuk memperkuat konstruksi kapal agar sanggup menahan tekanan-tekanan tengangan-
tengangan membujur kapal baik yang berasal dari luar seperti angin, ombak, arus dll,
maupun dari dalam seperti muatan-muatan.

Susunan pelat-pelat kulit kapal yang dipasang secara membujur dari muka ke belakang dan
mengelilingi lambung disebut lajur (strake) lajur-lajur kulit kapal biasanya diberi nama sesuai
dengan tempat dan fungsinya yang dihubungkan satu sama lain dengan cara keling maupun cara
las

PEMBERIAN TANDA DAN NOMOR PADA KULIT KAPAL


Pemberian tanda pada kulit kapal dimulai dari pelat pengapit lunas (garboard strake) yaitu pelat
lajur sepanjang kiri kanan lunas datar sebagai lajur A. lajur lajur lainya ditandai dari bawah keatas
dari tiap sisi secara alphabet A,B,C,…dst kecuali I. Dan pemberian nomor pada lajur diberi secara
berurutan dari belakang kedepan atau dari depan ke belakang .

65
PEMBERIAN TANDA DAN NOMOR PADA LAJUR KULIT KAPAL GUNANYA IALAH
“Agar dapat diketahui lokasi dari pelat dalam kaitannya dengan pemeriksaan atau perbaikan
karena kerusakan, sobek, maupun survey sehubungan dengan penggantian pelat tersebut”.
Pemberian nomor dan tanda lajur selalu dikaitkan dengan gading-gading ditempat tersebut untuk
memberi kepastian pada bagian mana pelat tersebut berada.

Contoh : Pelat E kiri 3 – 110 – 120 artinya :


Pelat E dilambung kiri, no 3 diantara gading-gading no.110 s/d 120

BAB XIV
BOW AND STERN

KONSTRUKSI HALUAN
Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang paling besar mendapat tekanan dan
tegangan-tegangan sebagai akibat terjangan kapal terhadap air dan pukulan-pukulan
ombak.
Untuk mengatasi tegangan-tegangan tersebut maka konstuksi haluan harus dibangun
cukup kuat dengan jalan :
 Di depan sekat pelanggaran bagian bawah dipasang wrang-wrang terbuka yang cukup
tinggi yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak
 Disamping wrang-wrang terbuka terbuka tersebut diatas pada bagian di depan sekat
pelanggaran juga dipasang peguat-peguat tegak dan mendatar, dapat berupa tiang/topang
atau dapat juga berupa dingding membujur yang berlubang. Susunan balok-balok geladak

66
biasanya dipasang didalam tangki ceruk depan atau sebelah bawah geladak terendah,
jarak antara balok ini 2 meter
 Pada setiap susunan balok-balok geladak tambahan dipasang senta samping (side
stringer) biasa pertemuan antara senta samping dengan kulit kapal dibagian linggi
biasanya membentuk macam segitiga yang saling mengikat secara terpadu
Gading - gading pada bagian haluan biasanya jarak lebih rapat satu sama lain pada jarak
kurang lebih 15% panjang kapal terhitung dari linggi depan gading - gading pada bagian
bawahnya diperkuat (20% lebih kuat) kelingannya/las lebih rapat, juga plat lutut antara
gading - gading dengan kulit kapal dipertebal
 Lajur-lajur di dekat lunas di pertebal.

Berikut ini gambar bentuk – bentuk dan konstruksi haluan kapal serta nama-nama bagian dari
konstruksi haluan

67
68
KONSTRUKSI BURITAN

Bingkai baling-baling kapal modern terbuat dari baja-baja tuang atau plat baja berat yang
dilas secara terpadu.
Bentuk dan tipe baling-baling sangat bergantung sebagian besar dari jenis kemudi yang
dipasang, bagian buritan sebuah kapal konstruksinya hampir sama dengan konstruksi di
bagian haluan dengan perbedaan bahwa tinggi susunan balok-balok geladak tambahan
2,5 meter.
Bagian buritan diatas linggi kemudi makin membesar yang mana perlu diberikan perkuatan
khusus berupa sebuah tatanan yang disebut tromson yang terdiri dari wrang yang kuat dan
berat yang mengikat kuat linggi kemudidan gading - gading melintang serta balok-balok
geladak yang saling berhubungan satu sama lain.
Buritan kapal masa lampau banyak menggunakan bentuk buritan Counter atau elliptik
namun lama kelamaan bentuk buritan diganti dengan cruiser atau tramson khususnya
pada kapal niaga besar

Dari konstruksi dan tipe buritan kapal yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
perbedaan disebabkan karena :
Tipe buritan cruiser dapat dilihat bahwa selain tipe tersebut telah memberikan bentuk yang
cukup manis untuk dipandang, juga memberikan daya guna hydrodinamis yang dapat
memperkecil tahanan air pada bagian kapal dibawah garis air

Tipe buritan yang kecil pada bagian bawahnya namun besar dan melebar pada bagian
atasnya, dan memberikan dampak pengemudian sehubungan dengan besarnya potongan
Deadwood di daerah tersebut. Dampak ini memberikan pula effek secara langsung
terhadap kemampuan olah gerak sebuah kapal

Dibawah ini akan ditunjukkan bentuk-bentuk dan konstruksi buritan kapal serta foto
poopdeck sebuah kapal

69
70
GAMBAR POOP DECK

BAB XV
FITTING

Deck
Deck adalah horizontal platform yang menutup kesuluruhan badan kapal yang mempunyai
kekuatan untuk menahan beban dan juga merupakan penutup paling atas yang kedap air
(watertight). Bilamana di deck terdapat lubang pintu seperti : hatches, engine casing, pump room
entrance, manhole dan lain-lain, maka plat yang dipasang melintang lubang pintu tersebut diatas
harus lebih tebal untuk menjamin kekuatan. Untuk memudahkan sistem drainage dideck maka
bentuk deck dibuat melenkung kesamping dimana bagian samping lebih rendah daripada bagian
tengah (chamber). Pada bagian tepi deck kanan dan kiri dipasang deck scupper yang digunakan
untuk saluran pembuangan air kelaut.
Dibagian bawah platform deck terpasang gading - gading system sebagai tempat melekatkan
deck platform dan juga penguat.
Pada gambar dibawah ini terlihat gambar weather deck .
Gambar terlampir

71
72
Hatches (Cargo hold)
Cargo hold adalah tempat untuk pemadatan muatan diatas kapal, untuk itu konstruksi cargo hold
harus watertight dari air laut maupun air hujan. Untuk menjamin watertight maka setiap cargo
hold dilengkapi dengan hatch cover dan peralatan lashing yang terpasang pada atas hatch
coaming .
Tinggi rendahnya hatch coaming ditentukan dengan loadline rule. Fungsi hatch coaming adalah
untuk melindungi muatan dari pengaruh ombak air laut yang menerpa cargo hold.
Untuk membuka dan menutup hatch cover dapat digunakan tenaga hydrolic, electric atupun wire
yang dihubungkan dengan winch. Untuk kapal bulk pada umumnya menggunakan sistem side
rolling hatch cover, untuk kapal general cargo menggunakan system lift-off covers. Pada gambar
dibawah terlihat gamabar cargo hold beserta nama bagian-bagiannya dari berbagai tipe kapal.

73
74
Pada gambar dibawah ini menjelaskan konstruksi cleats yang merupakan kelengkapan
lashingan hatch cover yang harus dipasang sebelum kapal berlayar dan harus dibuka pada saat
akan membuka hatch cover.

Mooring equipment and arrangements


Mooring equipment digunakan pada saat kapal sandar, lepas sandar, shifting serta ship to ship.
Mooring equipment pada umumnya ditempatkan pada bagian depan (forecastle) dan bagian
belakang kapal (stern) yaitu poop deck.Untuk kapal ukuran besar kadang kadang pada bagian
maindeck juga ditempatkan Mooring equipment terdiri dari : windlass, bollard dan berbagai
macam fairlead.
Windlass digunakan untuk mengencangkan (heave up) dan mengarea (slack away) daripada tali-
tali tambat kapal, sedangkan fairlead digunakan untuk mengatur arah dan mengurangi gesekan

75
tali-tali tambat. Sedangkan bollard digunakan untuk mengikatkan, mematikan, mengatur arah
tali-tali tambat .Pada gambar dibawah ini dijelaskan berbagai macam fairlead dan bollard serta
susunan mooring arrangement pada bagian forecastle.

76
Mooring winch digunakan untuk mengencangkan dan mengendorkan tali-tali tambat kapal pada
saat kapal diikat didermaga atau buoy. Agar tali – tali tambat tidak mengalami kerusakan maka
harus melalui fairlead sebelum diikatkan ke single bit bolard pada dermaga Anchor windlass
digunakan untuk menaikkan dan menurunkan jangkar dan rantainya pada waktu berlabuh
jangkar ataupun lepas berlabuh jangkar

77
MOORING ARRANGEMENT
Nama-nama tali tambat kapal :
1. Head line
2. Forward breast line
3. Forward spring
4. Aft spring line
5. Aft breast line
6. Stern line

6 5 4 3 2 1

78
Anchor arrangements

Anchor arrangement digunakan untuk berlabuh jangkar dan juga membantu pada saat kapal
sandar dan lepas sandar. Pada kapal modern pada umumnya dilengkapi dengan dua jangkar yang
berada di haluan . Susunannya anchor arrangement adalah sebagai berikut :
1. Anchor windlass : untuk heave up dan slack away chain cable
2. Anchor cable (chain cable): menghubungkan jangkardan windlass serta cable clane
3. Bow Stopper : menahan anchor dan chain cable
4. Hawsepipe : tempat /jalur keluarnya anchor dan chain cable
5. Anchor : menancapkan pada dasar laut
6. Chain locker : tempat menyimpan chain cable
7. Cable clane : tempat mengikat ujung chain cable didalam chain locker

79
Gambar type Anchor

Penjelasan Gambar penandaan pada segel rantai jangkar

PIPING DIAGRAM
Piping diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan tentang penataan pipa-pipa, valve,
suction, overboard, educator dan pompa yang ada diatas kapal. Piping diagram ini sangat
membantu dalam melaksanakan ballasting dan unballasting maupun loading dan discharging
muatan diatas kapal tanker. Dibawah ini terdapat symbol-simbol yang lazim digunakan diatas kapal

80
Simbol Keterangan

pipe

Connection pipe

Unconnection pipe

valve

Non return valve

Pump

Eductor

Suction atau Overboard

Berikut ini terdapat contoh Bilges piping diagram dan ballast piping diagram yang terdapat
diatas kapal :

81
Dengan penjelasan gambar diatas diharapkan taruna dapat mengoperasikan ballast sistem dan bilges
sistem dengan baik . Pada kapal-kapal modern ballast sistem dan bilges sistem pengoperasiannya
melalui cargo control room.
Dari gambar diatas, terdapat perbedaan antara penataan ballast dan penataan bilges :

Penataan ballast :
1. Digunakan untuk mengatur stabilitas kapal
2. Dapat mengisi ( loading ) dan membuang ( discharging )
3. Tidak terdapat non return valve
4. Tidak dilengkapi bilge strainer / bilge strum box

Penataan bilges :
1. Digunakan untuk menampung keringat yang dihasilkan muatan ataupun kondensasi pada cargo
hold sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan muatan
2. Hanya dapat menghisap ( discharging )
3. Mempunyai non return valve
4. Dilengkapi dengan bilge strainer / bilge strum box

82
Bilge Strainer dan bilge strum box berfungsi untuk menyaring air got pada saat akan dibuang melalui
pompa bilge

Pada ballast sistem dilengkapi dengan pompa ballast yang digunakan untuk mengisi atau membuang
ballast yang berada pada tiap-tiap tangki ballast
Untuk bilge sistem juga dilengkapi dengan pompa khusus yaitu bilges pump yang digunakan untuk
membuang air kotor didalam bige
Namun Ballast sistem dan bilge sistem juga dapat dioperasikan dengan menggunakan G.S Pump
(General service pump)

83
BAB XVI
PLIMSOLL MARK

Plimsoll mark adalah tanda pada lambung kapal yang berguna untuk membatasi muatan yang dapat
dimuat maksimal ( draft maksimal ) sebuah kapal sesuai daerah pelayaran yang dilayari oeh kapal.

Ide pemberian plimsoll mark ini pertama kali dicetuskan oleh seorang
anggota parlemen inggris yang bernama “Samuel Plimsoll” pada abad 18
yang prihatin terhadap musibah-musibah yang terjadi pada kapal karena
kelebihan muatan. Sehingga Mr. Samuel Plimsoll mengusulkan agar semua
kapal diberi tanda pada lambungnya sehingga diketahui seberapa banyak
muatan yang dapat dimuat pada sesuai musimnya.

Dibawah ini terdapat berbagai macam Sketsa gambar plimsoll mark maupun plimsoll mark pada sebuah
kapal

A. Kapal general cargo


84
The letters signify:

TF Tropical Fresh Water Load Line


Deck Line
____________________
F Fresh Water Load Line

T Tropical Load Line

S Summer Load Line

The Plimsoll Mark W Winter Load Line

WNA Winter, North Atlantic Load Line

B. Kapal Pengangkut Kayu (LOG Carrier)

The International Load Line

(LR: Lloyd's Register of Shipping)


LTF Lumber, Tropical, Fresh TF Tropical Fresh Water Mark
LF Lumber, Fresh F Fresh Water Mark
LT Lumber, Tropical T Tropical Load Line
LS Lumber, Summer S Summer Load Line
LW Lumber, Winter W Winter Load Line
LWNA Lumber, Winter, North Atlantic WNA Winter, North Atlantic

Jarak W – WNA adalah 50 mm

Jarak W – S – T adalah = 1/48 X “S”

Jarak S – F = Jarak T – TF = FWA

Contoh Plimsoll Mark pada sebuah Kapal


85
Draft adalah Jarak tegak yang diukur dari lunas kapal sampai dengan garis air sedangkan Freeboard
adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai dengan garis deck.

86
Besarnya freeboard kapal selalu berbanding terbalik dengan draft kapal. Bilamana Draft kapal semakin
besar maka freeboardnya semakin kecil begitu pula sebaliknya.
Ukuran draft pada kapal yang lazim adalah menggunakan satuan meter tetapi ada juga kapal – kapal
yang menggunakan satuan Feet. Pada gambar diatas adalah gambar Midship draft sebuah kapal
beserta plimsoll marknya.

Keterangan :
1. Tingginya angka – angka pada gambar diatas adalah 10 cm
2. Jarak antara angka – angka diatas adalah 10 cm

Contoh Pembacaan Draft

87
Besarnya draft maksimal kapal tergantung dengan daerah yang akan dilayari oleh kapal tersebut
sehingga untuk mengetahui draft maksimalnya maka dapat dilihat pada load line chart, disesuaikan
dengan daerah yang akan dilayarinya.

LOAD LINE CHART

BAB XVII
RUDDER

Tidak dapat di sangkal bahwa kemudi memegang peranan yang sangat penting dalam pelayaran
dengan sebuah kapal. Bahkan ikut menentukan faktor keselamatan sebuah kapal. Sehubungan
dengan peranan kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melalui Peraturan 29 Bagian B Bab II – I
mengenai Perangkat kemudi ( Resolusi A. 210 - VII ) menyebutkan sebagai berikut :

88
1. Bagi kapal penumpang dan kapal barang .
a. Kapal – kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi induk ( utama ) dan
perangkat kemudi bantu yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
b. Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk
mengemudikan kapal pada kecepatan ekonomis maksimum. Perangkat kemudi
utama dan poros kemudi harus di pasang sedemikian rupa sehingga pada kecepatan
mundur maksimum tidak mengalami kerusakan.
c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk
mengemudikan kapal pada kecepatan sekedar untuk dapat berlayar dan
dipakai dengan segera dalam keadaan darurat.
d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihat di stasiun
pengemudi utama ( anjungan )

2. Hanya bagi kapal penumpang .


a. Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun kemudi dari kedudukan 350
di satu sisi sampai ke kedudukan 350 disisi lain selagi kapal berjalan maju
dengan kecepatan ekonomis maksimum. Daun kemudi harus dapat diputar dari
kedudukan 350 disalah satu sisi ke kedudukan 35 0 disisi yang lain dalam waktu
28 detik pada kecepatan ekonomis maksimum.
b.Perangkat kemudi bantu harus dapat digerakkan dengan tenaga dimana
pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi
celaga berukuran lebih 9’’ ( 228,6 mm ).
c.Jika unit tenaga perangkat kemudi induk & sambungan – sambungannya di
pasang secara rangkap yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Pemerintah, dan masing – masing unit tenaga itu dapat membuat perangkat
kemudi sesuai dengan syarat – syarat paragraf .
d.Jika pemerintah mensyaratkan suatu poros kemudi yang garis tengahnya pada
posisi celaga lebih dari 9” (228,6 mm) harus dilengkapi pengemudi pengganti.

3. Hanya untuk kapal Barang


a.Perangkat kemudi bantu harus digerakan dengan tenagadimana Pemerintah
mensyaratkan garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran
lebih dari 14”(355 mm)
b.Perangkat kemudi bantu tidak dipersyaratkan dengan ketentuan bahwa unit –
unit dan sambungannya itu yang sedang bekerja secara bersama – sama
memenuhi ketentuan sub paragraf (2) paragraf (a) Peraturan ini.
4. Jenis – jenis Kemudi
a.Kemudi biasa
ialah kemudi yang seluruh daun kemudinya berada dibelakang poros putar.Yang terdiri
dari pelat tunggal atau anda.Kemudi biasa pelat tunggal konstruksinya terdiri dari

89
pelat tunggal saja dan pelat ganda, kontruksi daun kemudinya terdiri dari lembaran
berganda dimana kedua ujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga didalamnya
terbentuk rongga. Kerangka kemudi biasa dapat terbuat dari baja tempa atau pelat
yang di las, kemudi pelat ganda kedua sisinya di tutupi pelat – pelat sehingga
ditengahnya berbentuk rongga
Konstruksi Kemudi biasa
- Daun kemudi terletak 100% di belakang poros putarnya
- Diberi kerangka untuk penguat daun kemudi
- Selalu dilengkapi dengan kokot jantan ( Pintle ) dan kokot betina ( Gudgeon )
- Daun kemudi dan poros kemudi yang saling dihubungkan dengan sebuah
kopling
- Poros kemudi atas, baut penutup, baut kemudi biasa dan baut cembung putar
(Taats)
- Pada linggi kemudi terdapat Nok kemudi (Rudderstops) agar daun kemudi pada
waktu di putar tidak melewati batas maksimum cikar 350
- Di dalam kopling kemudi terdapat baji yang gunanya untukmenahandan
membantu baut – baut kopling.

90
KERANGKA KEMUDI PLAT GANDA

b. Kemudi Berimbang
Kemudi yang daun kemudinya sebagian berada di belakang poros putar dan sebagian
kecil berada di depan poros putarnya. Pada kemudi berimbang penuh 25 – 30 % bagian
daun kemudi berada di depan poros putar, sedang sisanya berada di belakang poros
putar. Pada kemudi semi berimbang bagian daun kemudi yang berada di depan
poros putar lebih kecil dari 20 %.

91
Cara menggantikan daun kemudi di Dok :
• Kemudi di cikar ke kiri atau ke kanan dan ditahan dengan takal di lambung
• Baut dan flens kopling di buka
• Kwadran kemudi dilepas atau diangkat dan di ganjal kayu
• Baji di buka
• Baut-baut kemudi dan baut penutup dibuka/ dilepas
• Kencangkan tali pada blok penahan
• Kwemudi di dorong dai bawah, sebelumnya kemudi dicikar sebaliknya. Mendorong dari
bawah ini maksunya agar pelat cembungputar terlepas lalu baut cembung putarnya
dilepas.

BAB XVIII
BIRO KLASIFIKASI

BIRO KLASIFIKASI adalah sebuah Badan Hukum dalam bidang jasa yang berusaha dalam
pengelasan ( class ) kapal – kapal yang sedang dibangun, sudah dibangun atau yang sedang
beroperasi dalam hal yang berkaitan dengan konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk
pesawat bantu ( auxileary engine )
Kegiatan Biro Klasifikasi :
- Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut pautnya dengan
kelas kapal, baik lambung maupun mesin
- Pengadaan survey – survey pada waktu tertentu atau pada waktu yang diminta seperti
survey tahunan, survey kerusakan, dsb.
- Pemberian sertifikat – sertifikat kelas maupun sertifikat statutory yang sangat berguna
untuk kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi kapal, dsb.

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA


Suatu Badan Hukum yang dimodali oleh Pemerintah dengan bentuk Perum yang dikelola oleh
Manajemen tersendiri.
Sesuai dengan SK MenHubLa RI no. Th. 1/17/1 tertanggal 26 september 1964, tugas BKI adalah :
- Mengelaskan kapal – kapal yang dibangun di bawah pengawasan BKI baik selama
pembuatannya maupun setelah beroperasi.
- Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda – tanda lambung timbul pada kapal
– kapal tersebut.
- Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal – kapal berbendera Nasional yang
dikeluarkan pada BKI

92
DAFTAR ISTILAH-ISTILAH

CARGO STEAMER
A. HULL = Kulit kapal, badan kapal; lambung kapal.
1. STEM = Linggi kapal; haluan kapal.
2. FOREFOOT = Bagian haluan kapal yang di bawah
3. KEEL = Lunas; dasar dari kapal.
4. BILGE KEEL = Lunas samping.
5. STERN POST = Tiang linggi buritan / tiang linggi belakang: tiang daun kemudi.
6. PROPELLER AREA = Ruang baling – baling; poros tempat mengikat baling – baling.

93
7. TAIL END SHAFT = Poros baling – baling; poros tempat mengikat baling – baling.
8. PROPELLER = Baling – baling; kipas.
9. RUDDER = Daun kemudi.
10. PINTLES = Pasak untuk engsel pada daun kemudi; engsel daun kemudi
11. GUDGEONS = Bagian yang berlubang untuk pasak pada engsel daun kemudi.
12. COUNTER = Buritan kapal yang membentuk siku – siku; bagian kapal yang terletak di
belakang tiang linggi buritan.
13. LUG = Sejenis layar.
14. PORTHOLES = Lubang – lubang udara; jendela – jendela kapal; pintu angin.
15. FREEING PORT = Lubang jalan air / pintu kemarau pada pgar kapal.
16. SHOULDER PIPE = Pipa tempat lalu tali tros ketika kapal ditambatkan di dermaga.
17. FORWARD WAIST PIPE = Pipa di tengah – tengah bagian kapal bagian muka, untuk lalu tros
penambat kapal di dermaga.
18. AFTER WAIST PIPE = Pipa bagian belakang tengah kapal, untuk lalu tali tros penambat kapal
di dermaga.
19. QUARTER PIPE = Pipa lambung kiri dan kanan buritan kapal, untuk lalu tali tros penambat
kapal di dermaga.
20. HAWSE PIPE AND ANCHOR = Ulup jangkar; pipa tempat lalu rantai dan jangkar;
21. CHAINS = Tempat orang berdiri di sisi kapal untuk memasang perum ( pengukur kecepatan
kapal mengukur kedalaman air).
22. ASH CHUTE = Tempat membuang abu; corong abu;
23. ACCOMODATION LADDER = Tangga kapal; tangga akomodasi.
24. LOAD LINE MARKING = Tanda – tanda merkah lambung timbul; tanda garis muat ( Plimsoll
Marks ).
25. LIGHT LOAD LINE = Garis sarat air minuman; garis muat pada keadaan kapal kosong.
26. MAIN DECK LINE = Garis geladak utama; tanda di mana terletak dek utama / geladak utama.
27. ENGINE ROOM DISCHARGE PIPE = Pipa buang air laut dari kamar mesin; pipa buang
kamar mesin.
28. DECK SCUPPER PIPE = Lubang pembuangan air dari atas dek, mengucur kelambung kiri
atau lambung kanan kapal.
29. SOIL PIPE = Pipa pembuangan kotoran.
30. SCUPPER PIPE FROM PANTRY = Lubang pembuangan ( pipa buang ) dari pantri ( tempat
penyimpan bahan makanan ) .
31. TOPSIDE PAINT = Cat lambung bagian atas; bagian bawah / terendam air merah kecoklat –
coklatan, bagian atas hitam.
32. BOOT TOPPING PAINT = Cat lambung yang luasnya di antara, garis muat dan garis air
kosong.
33. ANTI FOULING PAINT = Cat anti tumbuhan laut yang menempel di lunas kapal sampai garis
muat biasa menempel seperti: tertip; tiram; lumut laut; dan lain – lain.bila dicat dengan AFP
maka teritip tak mau menempel, karena cat mengandung racun. Kapal sehabis dicat AFP

94
beberapa jam sesudah itu harus diturunkan ke air ( kurang lebih 5 jam sampai 7 jam sesudah
dicat AFP ).
34. DRAUGHT FIGURES = DRAFT FIGURES = Garis – garis ukuran bagian kapal yang
terendam di air, setelah di muat / dibongkar.
35. SHEER STRAKE = Pelat lajur atas; lajur bingkai.
36. GARBOARD STRAKE = Pelat ( lajur ) pengapit lunas.
37. FASHION PLATE = Pelat bentuk
38. BULWARKS = Pagar kapal; untuk menjaga muatan dek dan orang jatuh ke laut.

B. FORECASTLE HEAD = Bangunan yang terletak di bagian atas.


39. JACK OR CHART STAFF = Tiang bendera.
40. BREAST PLATE = Pelat berbentuk segitiga mendatar di haluan kapal.
41. PANAMA LEAD = Lubang di mana tros atau sling dimasukkan, khusus diteruskan Panama,
dipakai untuk menarik kapal sewaktu melalui terusan tersebut.
42. WARPING CHOCKS = Lobang tempat mengulur tros atau sling bila kapal akan pindah tempat
tanpa mesin.
43. SHOULDER FAIR LEAD = Penghantar tros, agar meluncur dengan baik.
44. BITTS OR BOLLARD = Tiang tempat menambatkan tros atau sling kapal; tiang tambatan;
sewaktu sandar di dermaga.
45. CRANE = Derek kapal atau kran.
46. WINDLASS = Mesin jangkar; bias juga untuk menggulur tros sewaktu kapal akan sandar atau
berangkat dari dermaga.
47. AWNING SPAR AND STANCHIONS = Tenda dan tiang – tiang / tonggak lainnya = tenda dan
tiang tiang penyangga.
48. GUARD RAILS = Terali – terali; pagar – pagar penjaga; penahan pagar / penahan terali:
49. SANITARY TANK = Tangki saniter ( tangki untuk air WC / kakus ).
50. WIRE REEL = Gulungan kawat; gulungan kawat / sling.
51. FORECASTLE HEAD LADDER = Tangga di haluan kapal / bagian muka kapal.
52. BREAK OF FORECASTLE = Bangunan kapal bagian ujung depan / haluan.

C. BRIDGE SUPERSTRUCTURE = Bangunan atas tengah dari anjungan / jembatan.

53. SALOON AND OFFICER’S QUARTERS = Ruang duduk – duduk perwira; salon; dan kamar
perwira.
54. LOWER BRIDGE LADDER = Bagian bawah anjungan; tangga turun dari anjungan.
55. LOWER BRIDGE JOLLY BOAT = Bagian bawah anjungan.
MASTER’S QUARTER = Ruang / kamar Nahkoda ( Master; Captain ) Kapal.
BRIDGE LADDER = Tangga anjungan; tangga dianjungan / jembatan.
56. NAVIGATING BRIDGE = Anjungan navigasi; tempat mengatur navigasi / pelayaran.

95
WIRELESS ROOM = Ruang / kamar Radio untuk mengirimkan berita radio; juga menerima
berita; untuk komunikasi dari kapal ke daratan ataupun sebaliknya.
CAHRT ROOM = Ruang / kamar peta.
WHEEL HOUSE = Ruang kemudi; tempat mengemudi kapal; rumah kemudi.
57. CAB = Tempat melihat ke depan, di sekitar bagian luar anjungan.
58. MONKEY ISLAND = Bagian atas / atap dari anjungan, di mana terdapat standard compass.
59. SANTARY TANK = Tangki saniter.
60. WIRELESS LEAD IN = Radio telegrap masuk; Antena ke ruang radio masuk; kabel antena
radio masuk.
61. DIRECTION – FINDER = Alat penentukan arah.
62. STANDARD COMPASS = Kompas / pedoman standard; pedoman standard, pedoman baku.
63. MORSE LAMP = Lampu morse; untuk lampu isyarat dengan kode Morse.
64. SIDE LIGHT AND SCREENS = Lampu / penerangan sisi lambung; penerangan sisi /
lambung, dan pelindungnya.

D. FIDDLEY = Ruang di atas kamar mesin: di sekitar cerobong.


65. ENTRANCE TO STOKEHOLD = Pintu masuk ke ruang ketel uap ( bahan bakarnya memakai
batu bara ).
66. ENTRANCE TO GALLEY = Pintu masuk ke dapur ( Ruang tempat masuk ).
67. GALLEY SKYLIGHT = Tingkap atas tempat cahaya masuk ke dapur; kaca atap dapur
( Cahaya matahari masuk ).
68. GALLEY VENTILATOR = Kipas angin pemasukan / pengeluaran asap, atau udara
dimasukkan ke dapur.
69. GALLEY FUNNEI = Cerobong dapur.
70. CROSS BUNKER HATCH = Palka dalam arah melintang yang diisi / penyimpan batu bara
( bahan bakar ).
71. STOKEHHOLD VENTILATOR = Ventilasi udara ke tempat ruang batu bara / bahan bakar
ketel uap, udara ventilasi ke ruang ketel.
72. STROM PLATE = Pelat penahan badai / angin rebut.
73. FUNNEL = Cerobong; corong asap dari ruang mesin.
74. FUNNEL BLOCKS = Kerek / blok di cerobong.
75. FUNNEL LADDER = Tangga naik di cerobong, untuk mengecet dan memperbaiki sesuatu.
76. STEAM WHISTLE = Suling yang ditiup pakai uap; seruling / klaxon kapal pakai uap
bertekanan.
77. STEAM EXHAUST PIPE = Pipa buang uap; uap bekas yang dibuang ke udara atmosfir.

E. ENGINEER’S HOUSE = Ruangan Masinis ( Ahli Mesin kapal )


78. ENGINEER’S QUARTERS = Ruang / kamar Engineer ( Masinis Kapal = Ahli Mesin Kapal ).
79. ENGINE ROOM VENTILATOR = Ventilasi Kamar Mesin; udara sirkulasi ke kamar mesin;
Kipas angin untuk ruangan mesin.
80. LIFE BOAT = Sekoci Penolong.

96
F. POOP = Bangunan atas belakang / diburitan kapal.
81. ENSIGN STAFF = Bendera kebangsaan;
82. STERN LIGHT = Lampu di buritan kapal; lampu belakang; bila dari jauh kapal lain tahu
berapa panjang kapal.
83. WARPING CHOCK = Lobang lalu tali,penambat kapal bagian buritan.
84. PANAMA LEAD = Lobang lali tali tros sewaktu kapal di tarik diteruskan Panama; khusus
dipakai di Panama canal.
85. QUARTER FAIR LEAD = Lobang lalu tali tros, pada lambung kiri / kanan kapal.
86. BITTS OR BOLLARD = Bolder atau tonggak guna menambatkan tali tambat, sewaktu sandar
di dermaga.
87. DOCKING WINCH = Mesin Derek, lir digunakan sewaktu dok
88. SCUTTLE = Jendela kapal; side scuttle = Jendela sisi / samping kapal.
89. VENTILATOR = Kipas angin; Ventilasi udara.
90. BINNACLE = Rumah pedoman; rumah kompas.
91. EMERGENCY STEERING GEAR = Mesin kemudi darurat;
92. SOUNDING MACHINE = Alat perum / penduga magnit.
93. QUARD RAILS = Pelindung pagar – pagar kapal.
94. BREAK OF POOP = Buritan bagian tengah atas.
95. POOP LADDER = Tangga di bagian belakang; tangga di bagian buritan kapal.

G. MASTS = Tiang – tiang


96. FORE TRUCK = Tombol tiang bendera paling puncak / atas; tombol tiang bendera.
97. MAIN TRUCK = Tombol tiang pada tiang utama.
98. FORE TOPMAST = Bagian tiang kapal yang teratas terletak di tiang muka.
99. MAIN TOPMAST = Bagian tiang utama dan teratas.
100. SIGNAL TARD = Isyarat; sinyal; Ujung andang – andang.
101. GAFF = Batang di bagian atas layar.
102. FORE MAST NAVIGATION LIGHT = Penerangan / lampu navigasi di tiang bagian depan /
muka.
103. MAIN MAST NAVIGATION LIGHT = Penerangan / lampu navigasi di tiang agung.
104. MAIN MAST = Tiang agung.
105. CROSS TREES = Palang melintang pada tiang kapal / tiang tetapi bercabang – cabang.
106. TABLE = Meja / dudukan batang muat.
107. FORE LOVER MAST = Bagian bawah tiang depan / muka.
108. MAIN LOWER MAST = Bagian bawah dari tiang agung.
109. SAMPSON POST = Tiang berganda; tiang batang muat.

H. DERRICKS = Derek – Derek; kran – kran.


110. HATCH DERRICKS = Derek – derek palka

97
111. BUNKER HATCH DERRICKS = Derek – derek untuk melayani ruang bahan bakar ( batu bara
).
112. DERRICKS CRUTCHES = Sengkang – sengkang Derek; tempat duduk batang muat setelah
diturunkan.

I. STANDING RINGGING = Tali temali tetap; laberang tetap.


113. FORE TOP MAST STAY = Sling kawat baja penahan bagian atas tiang kapal yang atas
bagian muka / depan kapal.
114. MAIN TOP MAST STAY = Sling kawat baja penahan tiang agung.
115. FORE STAY = Sling kawat baja penahan depan / muka.
116. MAIN STAY = Sling baja penahan tiang agung.
117. FORE TOP MAST BACK STAY = Penahan belakang dari bagian atas tiang muka / depan.
118. MAIN TOP MAST BACK STAY = Penahan bagian belakang atas dari bagian atas tiang
agung.
119. FOREMAST SHROUDS = Tali – tali penguat tiang muka / depan.
120. MAIN MAST = Tiang agung.
121. RAT LINES = Tali – tali tangga; tali – tali panjat.
122. JUMPER OR TRIATIC STAY = Tali angguk; arang – arang lenggang.
123. SAMPSON POST STAY = Penahan tiang berganda.
124. FUNNEL STAY = Penyokong cerobong; penahan serobong berupa sling kawat baja.
125. DAVIT SPAN = Tali di antara kepala / atas dewi – dewi; tali di atas gantungan dewi – dewi.
126. DAVIT GUYS = Giuk dewi – dewi; gai dewi –dewi.
127. GAFF TOPPING LIFT = Penggayut batang di bagian atas layar.
128. SIGNAL YARD LIFTS = Tanda penggayut andang – andang.
129. DERRICK GUY PENNETS = Pengayun batang muat / Derek ke arah kiri dan kanan.
130. FORE MAST LAMP GUIDES = Tali penggerak naik lampu di tiang muka / depan.
131. MAIN MAST LAMP GUIDES = Tali penggerak naik / turun lampu di tiang agung.
118. a. SCOTCHMAN = Sling kawat baja penahan bagian bawah tiang muka.
119. a. SCOTCHMAN = Sling baja penahan bagian bawah tiang agung.

J. RUNNING RIGGING = Tali yang dapat ditarik; tali ulur; laberang jalan.
132. WIRELESS AERIAL = Anttena radio; untuk komunikasi ( antar kapal; antar pulau dan lain –
lain ).
133. DERRICK TOPPING LIFT SPANS = Penggayut derek ( batang muat ); pengatur sudut
kemiringan batang muat.
134. DERRICK GUY FALLS = Tali ulang untuk derek / gai Derek; takal pengatur ayunan ke kiri / ke
kanan batang muat.
135. LIFE BOAT FALLS = Takal sekoci penolong; tali lopor; lopor sekoci.
136. FORE TRUCK FLAG HALYARD = Tombol tiang bendera muka; tali tiang bendera.
137. MAIN TRUCK FLAG HALYARD = Simpul tali penggantung tali bendera di tiang agung.

98
138. SIGNAL YARD FLAG HALYARDS = Tali penggantung bendera – bendera isyarat / tanda
panggilan kapal atau mengangkut benda pos.
139. GAFF FLAG HALYARD = Tali bendera di buritan kapal; tiang bendera di buritan kapal.
140. ENSIGN STAFF FLAG HALYARDS = Tali bendera kebangsaan.
141. JACK OR CHART STAFF HALYARDS = Bendera atau tali bendera.
142. SCOTCHMAN HALYARDS = Tali bendera; tali untuk menaikkan layar.
143. FORWARD ANCHOR LIGHT HALYARDS = Tali untuk penggerak lampu / penerangan
sebagai tanda sedang berlabuh jangkar / sauh.
144. AFTER ANCHOR LIGHT HALYARDS = Tali penggerak lampu jangkar belakang / buritan.
145. FORE MAST LAMP HALYARDS = Tali penggerak lampu / penerangan di tiang muka / depan.
146. MAIN MAST LAMP HALYARDS = Tali penggerak lampu ke tiang agung.
147. TOP MAST DUMMY GANTLINE = Tali yang dipakai untuk menaikkan orang ke atas tiang
kapal atau tempat yang lebih tinggi.
148. FUNNEL DUMMY GANTLINE = Tali yang dipakai untuk menaikkan orang ke cerobong; atau
tali kecil dengan kerekan dengan maksud yang sama.
149. CARGO RUNNERS = Tali – tali pemuat muatan.
150. WHISTLE LANYARDS = Sepotong tali yang pendek dan diikatkan pada sesuatu yang lain
untuk menarik tali suling kapal ( tali penarik katup suling baik uap / udara ).
I. CARGO VESSEL = KAPAL BARANG; KAPAL NIAGA ANGKUTAN BARANG – BARANG
1. FORE PEAK TANK = Tangki ceruk haluan ( berisi air minum / air cuci ).
2. AFTER PEAK WATER TANK = Tangki ceruk belakang / buritan ( berisi air minum dan air
cuci – cuci ); air tawar.
3. STERN = Buritan; bagian belakang kapal.
4. NOMOR 1 LOWER DECK CARGO HOLD = Ruang muatan bawah nomor 1.
5. NOMOR 2 LOWER DECK CARGO HOLD = Ruang muatan bawah nomor 2.
6. NOMOR 1 CARGO HOLD = Ruang muatan paling bawah dari palka nomor 1.
7. NOMOR 2 CARGO HOLD = Ruang muatan paling bawah dari palka nomor 2.
8. BOILER ROOM = Ruang ketel uap / kamar ketel uap.
9. ENGINE ROOM = Ruang mesin / kamar mesin.
10. NOMOR 3 CARGO HOLD = Ruang muatan paling bawah dari palka nomor 3.
11. THRUST BEARING ROOM = Ruang / kamar dari blok pendorong kapal ( Michell Block ).
12. TUNNEL = Terowongan; tempat poros baling – baling lalu.
13. TENNEL RECESS = Akhir ujung dari terowongan poros baling – baling.
14. NOMOR 1 BALLAST TANK = Tangki balas nomor 1 T tangki tolak bara nomor I ); tangki di
mana air laut untuk pemberat / kesetimbangan kapal; agar bagian yang terendam air lebih
banyak, kecepatan dan oleng kapal lebih baik.
15. NOMOR 2 BALLAST TANK = Sama dengan di atas, tangki balas nomor 2.
16. NOMOR 3 DOUBLE BOTTOM TANK FOR FUEL (MFO) = Tangki alas / dasar ganda
nomor 3 yang digunakan penyimpanan bahan bakar berat ( MFO ).
17. NOMOR 4 DOUBLE BOTTOM TANK FOR MDF = Tangki alas ganda nomor 4 diisi
penyimpan bahan bakar diesel jenis Marine Diesel Fuel ( MDF ).

99
18. NOMOR 5 DBT BALLAST TANK = Tangki alas ganda berisi air balas seperti keterangan di
atas nomor 5.
19. NOMOR 6 DBT BALLAST TANK = Tangki alas ganda berisi air balas nomor 6 ( DBT =
Double Bottom Tank ).
20. SCREW APERTURE = Ruang tempat baling – baling berputar; rongga tempat baling –
baling; srew = propeller = baling – baling.
21. CHAIN LOCKER = Bak rantai jangar / sauh; tempat rantai jangkar / sauh.
22. COAL BUNKER = Tempat penyimpan batu bara ( sekarang kapal sudah tidak
menggunakan batu bara ).
23. CARGO HOLD = Ruang muatan paling bawah di dalam palka
24. STORE : LOCKER = Gudang penyimpanan alat – alat ( perkakas – perkakas dan lain –
lain ), baik bagi bagian Dek atau bagian Mesin, bias dikunci.
25. WHEEL HOUSE = Ruang kemudi; Rumah kemudi; tempat mengemudikan kapal.
26. CHART ROOM = Ruang peta; kamar peta.
27. OFFICER ROOM = Ruang / kamar Perwira.
28. CREW ROOM = Ruang / kamar Bawahan ( ABK = Anak Buah Kapal ).
29. STEERING ROOM = Ruang / kamar mesin kemudi.
30. SPARE COAL = Cadangan bahan bakar batu bara.
31. FRESH WATER TANK = Tanki air tawar untuk mandi; tangki air tawar.
32. STANDARD COMPASS = Pedoman standar; pedoman baku.

FLUSH DECK VESSEL = KAPAL DENGAN DEK / GELADAK RATA


1. RUDDER = Daun kemudi.
2. PROPELLER = Baling – baling.
3. BOSSING = Bus tempat lalu poros baling – baling paling ujung belakang; tabung poros
baling – baling.
4. BILGE KEEL = Lunas samping; untuk mengurangi oleng kapal.
5. LOAD LINE DISC = PLIMSOLL MARK = Tanda garis air muat; lingkaran dengan tanda –
tanda yang lain tertera di lambung kiri dan kanan kapal.
6. MIDSHIP DRAFT MARKS = Ukuran – ukuran draft ( bagian kapal yang terendam di dalam
air ); garis – garis sarat / muat di bagian tengah – tengah dari panjang kapal.
7. FORWARD DRAFT MARKS = Tanda – tanda ukuran garis sarat muat di bagian haluan
kapal ( depan; muka ).
8. DOCKING BRIDGE = Anjungan yang terletak di buritan / bagian belakang.
9. AFTER DERRICK POST Tiang Derek ( kran ) belakang.
10. MIZZEN, MAST = Tiang Mizzen.
11. BRIDGE = Anjungan; jembatan; jembatan komando.
12. FUNNEL Cerobong asap; corong asap dari ruang mesin.
13. RADAR MAST = Tiang radar.

100
14. MAIN MAST = Tiang agung; tiang utama.
15. FORE MAST = Tiang di bagian muka / depan.
16. WINCH PLATFORM = Geladak pendek untuk dudukan mesin Derek; pelat dudukan mesin
derek.
17. DERRICK BOOM = Batang derek; batang pemuat.
18. VENTILATOR = Kipas angin; ventilator; corong udara yang diharapkan ke arah angin
bertiup.
19. HATCHWAY = Lubang / ambang / pintu palka.
20. FORECASTLE = Bagian muka / haluan kapal; bangunan atas yang terletak di haluan
kapal.
21. FREEING PORT = Lubang jalan air / pintu kemarau pada pagar kapal.
22. ACCOMODATION LADDER = Tangga akomodasi; tangga kapal.
23. MOORING HOLE = Lubang lalu tros ( tali ) untuk menambatkan kapal di dermaga.
24. FAIR LEADER = Tempat lalu tros / sling sewaktu mau sandar di dermaga ( di bagian
haluan kapal ); ada yang dibuat bias berputar mengikuti gerakan tros ( tali ) atau sling baja.
25. ANCHOR = Sauh; jangkar; dipakai sewaktu kapal berlabuh di tengah laut ( dekat
pelabuhan ), jadi laut dengan kedalaman sedang.
26. WINDLASS = Mesin jangkar; pangsi jangkar; menggulung rantai jangkar naik dan
menurunkan.
27. WINCH = Mesin derek; lir;
28. LIFE BOAT = Sekoci penolong.
29. MAST HEAD LIGHT = Lampu tiang bagian depan / muka.
30. RANGE LIGHT = Lampu – lampu navigasi di puncak tiang muka dan tiang belakang;
penerangan / lampu tiang.
31. SIDE LIGHT = Lampu sis; lampu / penerangan lambung kapal.
32. BLUE PETER = Bendera “P”, yaitu bendera tanda kapal mau berangkat; biasanya suling
ketiga kapal sudah siap olah gerak untuk meninggalkan pelabuhan.
33. SIGNAL FLAG = Bendera – bendera isyarat.
34. ENSIGN = Bendera kebangsaan dari kapal.
35. HOUSE FLAG = Bendera perusahaan pemilik kapal; bendera company / maskapai.

SHELTER DECK VESSEL = KAPAL DENGAN PELAT – PELAT DAN RANGKA YANG AGAK
RINGAN; SARAT KAPAL TERSEBUT AGAK KECIL
1. NOMOR 5 CARGO HATCH = Ruang palka muatan Nomor 5.
2. NOMOR 4 CARGO HATCH = Ruang palka muatan nomor 4.
3. NOMOR 5 HOLD = Ruang muatan nomor 5 ( bawah).
4. NOMOR 4 HOLD = Ruang muatan nomor 4 ( bawah).
5. REACTION RUDDER = Daun kemudi ( kemudi reaksi ).
6. DOCKING BRIDGE = Ajungan yang terletak di buritan kapal.
7. STEERING ENGINE ROOM = Kamar mesin penggerak daun kemudi; kamar mesin
kemudi.

101
8. SHAFT TUNNEL = Terowongan poros baling – baling.
9. MAIN MAST = Tiang agung; tiang utama.
10. ENGINE ROOM = Kamar mesin; ruang mesin.
11. ENGINE = Mesin; motor.
12. BOILER = Ketel uap; pesawat untuk memproduksi yang mempunyai tekanan.
13. FUNNEL = Cerobong asap; corong asap / gas buang dari kamar mesin.
14. WHEEL HOUSE = Rumah kemudi; ruang kemudi.
15. UPPER STEERING POSITON = Kemudi yang dipasang di atas atap rumah kemudi
( Wheel house ) yang berhubungan dengan kemudi yang ada di wheel house, biasanya
digunakan bila sedang menyetel / mencocokkan kompas ( pedoman standar ) yang
ditempatkan di atas atap wheel house.
16. GALLEY = Dapur di kapal. ( tempat memasak makanan ).
17. OFFICER’S & ENGINEER’S CABINS = Kamar – kamar Perwira Dek dan kamar – kamar
Masinis ( ahli mesin Kapal ). Perwira Dek = Mualim.
18. CREW’S ROOM = Kamar – kamar bawahan ( Anak Buah Kapal = ABK ).
19. DINING SALOON = Ruang tempat makan / bersantap; ruang makan perwira.
20. MIZZEN MAST = Tiang gusi;
21. NOMOR 1 HOLD = Palka bagian bawah nomor 1.
22. NOMOR 2 HOLD = Palka bagian bawah nomor 2.
23. NOMOR 3 HOLD = Palka bagian bawah nomor 3.
24. NOMOR 1 CARGO HATCH = Ruang muat / palka nomor 1.
25. NOMOR 2 CARGO HATCH = Ruang muat / palka nomor 2.
26. NOMOR 3 CARGO HATCH = Ruang muat / palka nomor 3.
27. FORE MAST = Tiang paling depan; tiang di bagian muka.
28. SHELTER DECK = Geladak tenda; geladak atas.
29. WINDLASS = Mesin jangkar; pangsi jangkar; menggulung rantai jangkar naik / turun ke air.
30. TONNAGE OPENING = Lubang pada sekat geladak antara atas; dipotong agar supaya
mendapat pembebasan menurut peraturan tonase.
31. FORE PEAK TANK ( FPT ) = Tangki ceruk depan / yangki ceruk haluan.
32. AFTER PEAK TANK ( APT ) = Tangki ceruk buritan / tangki ceruk belakang.
33. DOUBLE BOTTOM = Dasar ganda; alas ganda.
34. DEEP TANK = Tangki dalam; digunakan untuk angkutan minyak kelapa sawit ( palm oil )
dan dilengkapi pipa pemanas uap, agar minyaknya tidak membeku di daerah angin. Juga
boleh diisi cairan lainnya sebagai muatan.
35. DERRICK BOOM = Batang pemuat; batang derek; batang muat.
36. PROPELLER = Baling – baling; srew = kipas.
37. ENSIGN STAFF = Tiang Bendera kebangsaan kapal.
38. JACK STAFF = Bendera perusahaan.
39. WIRELESS ANTENNA = Antene radio untuk komunikasi.
40. WINCH = Mesin derek; lir; pangsi.
41. STEM = Linggi; haluan.

102
42. STERN GADING - GADING = Rangka di bagian belakang; rangka buritan
43. CHAIN LOCKER = Bak rantai; tempat rantai jangkar.
44. PROVISION STORE = Gudang / ruang tempat menyimpan perbekalan kapal.
45. ESCAPE TRUNK = Terowongan untuk meloloskan ( menyelamatkan diri ) ke luar
terowongan baling – baling, ke luar di buritan bagian belakang kapal.
46. UPPER DECK = Dek bagian atas; geladak atas.
47. UPPER DECK CARGO HATCH =Geladak atas dari palka muatan.; dek atas dari palka.
48. CHART ROOM = Kamar pete; ruang peta.
49. LIFE BOAT = Sekoci penolong.
50. VENTILATOR = Kipas angin; ventilator; corong angin, dimana kepalanya bias diputar
sesuai arah angin masuk corong.

THREE ISLAND CARGO VESSEL = KAPAL TIGA PULAU ( DENGAN BANGUNAN ATAS DI
MUKA, TENGAH KAPAL DAN BELAKANG).
1. FORE PEAK WATER TANK = FPT = Tangki air ceruk haluan / depan. ( diisi air tawar ).
2. AFTER PEAK WATER TANK = APT = Tangki air ceruk buritan / belakang ( diisi air laut
sebagai pemberat.
3. BALLAST TANK = Tangki balas; tangki keseimbangan kapal; tangki yang diisi air laut
sebagai pemberat.
4. CARGO HOLD = Ruang palka muatan paling bawah, untuk mengisi muatan.
5. CARGO SPACE = Ruang muatan; ruang yang masih bias diisi dengan muatan / barang –
barang yang dikirim.
6. SHAFT TUNNEL = Terowongan poros baling – baling.
7. BOILER ROOM = Ruang ketel uap = kamar ketel uap.
8. ENGINE ROOM = Ruang masin; kamar mesin.
9. FUNNEL = Cerobong; corong asap; saluran gas buang
10. KING POST = Tiang batang muat; tiang berganda.
11. DERRICK BOOM = Batang Derek; batang pemuat yang berhubungan dengan Derek.
12. WINCH = Derek; lir; pangsi; mesin derek.
13. WINCH PLATFORM = Dudukan mesin derek; pelat dudukan mesin Derek.
14. HATCHWAY = Lubang / ambang / pintu palka.
15. FORE MAST = Tiang kapal yang terletak di depan ( di muka ).
16. MAIN MAST = Tiang agung; tiang utama.
17. LIFE BOAT = Sekoci penolong.
18. BOAT DAVIT = Dewi – dewi sekoci penolong.
19. MOTOR BOAT = Sekoci motor; sekoci yang menggunakan motor, jadi ada baling –
balingnya / tidak pakai layar.
20. FLAG STAFF = Bendera perusahaan.
21. WINDLASS = Mesin jangkar; pangsi jangka; menggulung naik / turun jangkar ( sauh ). Bila
dilepas hubungan dengan rantai jangkar, bias juga untuk menggulung tros / tali sewaktu
merapat dikade ( dermaga ).

103
22. ANCHOR = Jangkar; sauh;
23. HAWSE PIPE = Ulup jangkar; pipa besar miring tempat lalu rantai jangkar, ke luar / masuk
dari dank e bak rantai ( saluran rantai jangkar ).
24. CHAIN LOCKER = Bak rantai; tempat numpuk rantai jangkar.
25. ANCHOR DAVIT = Jangkar dewi – dewi.
26. ANCHOR LIGHT = Bila kapal berlabuh jangkar / sauh di tengah perairan pantai di malam
hari maka, di haluan dan buritan dipasang lampu ( memadamkan kapal sedang berlabuh
jangkar).
27. MAST HEAD LIGHT = Lampu di puncak tiang depan / muka.
28. RANGE LIGHT = Lampu navigasi, di tiang muka dan tiang belakang; terletak di puncak
tiang; juga lampu penerangan / lampu tiang.
29. SMOKE TUBE = Pipa asap; pipa gas buang dari ruang mesin ataupun dari ruang ketel.
30. STEERING ROOM = Ruang / kamar tempat mengemudikan kapal.
31. CHART ROOM = Ruang atau kamar peta; tempat menentukan posisi kapal.
32. CHIEF OPERATOR’S ROOM = Ruang / kamar kerja Radio Operator Kepala; mengurus
komunikasi antar kapal, antar pulau.
33. COLLISION BULKHEAD = Sekat tubrukan; terletak di bagian haluan kapal.
34. WEB GADING - GADING = Gading – gading yang lebih kuat dan lebar dari pada gading –
gading yang biasa; gading gading besar; gading – gading agung.
35. GADING - GADING = Gading – gading; rangka.
36. PANTING STRINGER = Pelat membujur sebagai penguat; gading – gading membujur di
bagian muka / haluan kapal.
37. WATERTIGHT BULKHEAD = Sekat kedap air.
38. PILLAR = Tiang pnyangga dalam palka.
39. BOTTOM CEILING = Papan pengalas ruang muatan bawah; papan terap dasar / atas.
40. SPARRING = Tiang dalam palka.
41. SHAFT BEARING = Bantalan poros; bantalan poros baling – baling.
42. PROPELLER SHAFT = Poros baling – baling.
43. TUNNEL RECESS = Ruang akhir poros baling – baling.
44. ESCAPE TRUNK = Terowongan untuk membebaskan / meloloskan diri, dalam terowongan
ada tangganya yang tembus di bagian buritan kapal, agar kita dapat lari dari ruang
terowongan poros baling – baling.
45. BILGE WELL = Sarang terap; sumur kemarau; tempat air got mengumpul, baik di got
kamar mesin atau dalam got palka – palka.
46. PROPELLER = Baling – baling.
47. SOLE PIECE = Tumit atau tapak penahan batang daun kemudi menyerupai tumit sepatu.
48. RUDDER = Daun kemudi.
49. HATCH COVER = Tutup palka; ada yang dari kayu / papan; ada yang jadi satu dari pelat
baja.
50. VERTIKAL LADDER = Tangga yang tegak lurus di dalam palka; tangga yang letaknya
tegak.

104
51. MOORING HOLE = Lobang untuk mengulur tros / tali atau sling sewaktu kapal mau
ditambatkan di dermaga ( kade ).
52. WIRE REEL = Rol dari besi yang besar untuk menggulung kawat baja / sling; merupakan
roda ada sumbu tempat berputar.
53. FREEING PORT = Lubang jalan air / pintu kemarau pada pagar kapal.
54. STORE = Gudang; kamar yang berkunci / bias dikunci, untuk menyimpan perbekalan atau
alat – alat dan lain – lain.
55. REFRIGERATING CHAMBER = Ruang beku; ruang kamar pendingin;
56. STEERING ENGINE ROOM = Kamar mesin kemudi; ruang mesin kemudi;
57. SKYLIGHT = Jendela besar yang ada kaca – kaca bundar untuk masuknya cahaya
matahari ke dalam kamar mesin.
58. VENTILATOR = Kipas angin; ventilator; corong angin masuk, harus diputar kearah angin
bertiup.
59. AIR LEAD = Alat pengantar / lalu tros, agar memberi jalan yang baik untuk tali.
60. BOLLARD = Tambatan; tonggak penambat kappa; tiang tambatan bila ia di dermaga.
61. CREW’S MESS ROOM = Ruang makan ABK ( Anak Buah Kapal ).
62. GALLEY = Dapur tempat masak memasak.
63. OFFICER’S BATH = Kamar mandi perwira.
64. OFFICER’S W.C = Kakus / kamar kecil perwira; W.C = Water Closet.
65. CREW’S BATH = Kamar mandi bawahan ( ABK )
66. SALOON = Ruang santai; tempat duduk – duduk nonton video; main kartu dan lain – lain.
Mess perwira.
67. BOATSWAIN’S STORE = Gudang di mana disimpan peralatan – peralatan serang kapal
( BOSUN ); cat skrap, tali – tali dan lain – lain.
68. FORECASTLE DECK = Dek atau geladak bangunan atas yang di bagian muka kapal.
69. UPPER DECK = Geladak / dek atas.
70. BRIDGE DECK = Geladak anjungan; dek dianjungan.
71. POOP DECK = Geladak atau dek di buritan kapal; dek dibagian belakang kapal.
72. FORE STAY = Bubut muka; penahan tiang muka; berupa kawat sling baja yang diregang.
73. ANTENNA = Antene; jarring udara.
74. SIGNAL STAY = Kawat / sling baja yang diikat antara serobong dan tiang muka, dari sana
baru digantungkan tali – tali bendera dan lain – lain.
75. WINDSAIL STAY = Tali kawat yang dihubungkan antara selubung cerobong dan tiang
belakang, tempat meletakkan alat dari corong terpal ( bumbung terpal ).
76. WINDSAIL STAY LIFT = Pengangkat corong terpal.
77. AFTER STAY = Penahan tiang belakang; kawat baja penguat tiang belakang.
78. FLAG LINE = Tali bendera.
79. INSULATOR = Bahan yang bukan pengantar listrik, biasanya terbuat dari gelas / kaca.
Pembatas hubungan kawat, agar tidak langsung menghubungkan ke besi / badan kapal.
Isolasi.
80. MAST TRUCK = Tombol bola tiang bendera.

105
AFT ENGINE TYPE CARGO VESSEL = KAPAL BARANG DENGAN MESIN
PENGGERAK DI BELAKANG / BURITAN

1. RUDDER = Kemudi; daun kemudi.


2. PROPELLER = Baling – baling; kipas.
3. STREAM ANCHOR = Jangkar buritan; jangkar arus ( arus; pagar; penahan ).
4. BILGE KEEL = Lunas samping.
5. ACCOMODATION LADDER = Tangga kapal; akomodasi.
6. WARPING WINCH = Lir penggulung; derek penggulung sling / kawat baja.
7. BOLLARD = Tonggak penambat kapal; tambatan; tiang tambatan di dermaga.
8. FAIR LEAD = Alat pengantar tali / tros, untuk member jalan tros / tali dengan baik.
9. VEGETABLE CHAMBER = Ruang tempat penyimpan sayur – mayor;
10. SKYLIGHT = Jendela besar di atas ruang mesin, ada kaca kaca bundar, agar cahaya
masuk ( cahaya matahari ), juga bias dibuka ditutp pakai engsel; tingkap cahaya masuk ke
ruang bagian bawah.
11. FUNNEL = Cerobong asap; cerobong gas buang / gas bekas; asap / gas buang dari hasil
pembakaran bahan bakar keluar ke atmosfir ( udara luar ) melalui saluran corong tersebut.
12. MUSHROOM VENTILATOR = Corong udara masuk ke kamar mesin atau ruang lainnya,
tutp atas corong udara tersebut menyerupai cendawan ( mushroom ).
13. COWL HEAD VENTILATOR = Corong udara / angin; untuk udara masuk dari atas ke
ruang – ruang bawah.
14. LIFE BOAT = Sekoci penolong.
15. LIFTING GEAR = Roda gigi yang diputar pakai engkol, untuk menaikkan / menurunkan
sekoci penolong; roda gigi pengangkat.
16. RADAR MAST = Tiang radar, dimana radar berputar.
17. DIRECTION FINDER = Alat penentukan arah kapal; alat penemu arah.
18. RANGE LIGHT = Lampu – lampu navigasi; lampu – lampu navigasi di puncak tiang muka
dan tiang belakang; penerangan tiang.
19. MAST HEAD LIGHT = Lampu di puncak tiang depan / muka.
20. SIDE LIGHT = Penerangan lambung kiri atau lambung kanan; lampu sisi / samping.
21. KING POST = Tiang berganda; tiang batang muat.
22. WINCH = Mesin derek; lir; pangsi derek.
23. DERRICK BOOM = Batang derek; batang pemuat.
24. DERRICK POST = Tiang di mana batang pemuat / batang derek bertumpu dan berputar.
25. FORE MAST = Tiang muka / tiang depan; tiang haluan.
26. HATCH = Ruang muatan; palka; pintu palka.
27. ON DECK GIRDER = Blok membujur di atas dek; gelagar membujur dek ( geladak).
28. FREEING PORT = Pintu jalan air ke luar dari atas dek; pintu kemarau di sepanjang pagar
kapal.

106
29. WINDLASS = Mesin jangkar; menggulung rantai naik atau meng-area ( menurunkan rantai
jangkar ) ke air.
30. ANCHOR = Jangkar; sauh.
31. MOORING HOLE = MOORING HOLE = Lobang tempat lalu tros atau sling sewaktu kapal
mau merapat di dermaga / di kade.
32. JACK STAFF = Bendera perusahaan; bendera staff; tiang bendera “JACK” di haluan kapal.
33. ENSIGN STAFF = Bendera kebangsaan kapal; terletak di buritan kapal; tiang bendera
kebangsaan.
34. PLATE KEEL = Pelat lunas; lempeng lunas.
35. CENTER GIRDER = Balok penyangga garis tengah membujur di dalam tangki alas ganda;
balok penyangga membujur tengah – tengah kapal; balok membujur tengah pelat tank top.
36. SIDE GIRDER = Balok membujur samping / sisi; penumpu wrang samping ( kiri atau
kanan ).
37. BOTTOM LONGITUDINAL = Bagian membujur pada dasar / alas berganda ( kapal
berangka melintang ); gading – gading membujur ( kapal berangka membujur ).
38. INNER BOTTOM LONGITUDINAL = Bagian dalam membujur pada dasar berganda.
39. SIDE GADING - GADING = Gading – gading samping; gading – gading sisi.
40. WEB GADING - GADING = Gading – gading besar.
41. TANK SIDE BRACKET = Penyongkong samping tangki ; sengkang sisi tangki; pelat lutut
penyongkong sisi tangki / saping tangki.
42. SIDE STRINGER = Pelat siku – siku membujur yang dipasang pada lambung bagian
dalam;
43. FACE BAR = Balok / gelagar yang di pasang tegak lurus pada sisi dalam gading – gading
yang lian, supaya membentuk gading – gading besar.
44. SIDE COAMING = Kepala palka yang membujur bagian samping / sisi; sisi / samping dari
ambang palka.
SIDE COAMING = Sisi dari ambang palka.
45. BEAM BRACKET = Lempeng lutut; pelat lutut; balok lutut.
46. DECK LONGITUDINAL = Penyangga dek ( geladak ) membujur; dek membujur; geladak
membujur.
47. DECK PLATING = Pelat dek; pelat geladak; lempeng geladak ( lempeng dek ).
48. STRINGER ANGLE = Siku – siku ( besi siku / besi sudut ) penyambung di pinggir dek; besi
siku penyangga sepanjang sisi kapal; lajur / lempeng atau pelat di atas dek.
49. BULWARK PLATING = Pelat pagar kapal.
50. BULWARK STAY = Penyangga pagar kapal ( tumpuan pagar kapal ).
51. HAND RAIL = Tempat berpegang di pagar kapal; terali pagar kapal.
52. SHEER STRAKE = Pelat lajur atas; lajur bingkai.
53. BOTTOM PLATING = Pelat dasar; pelat lunas; lempeng / lajur lunas ( dasar ).
54. PILLAR = Tiang dalam palka; tiang penyangga dalam ruang muatan ( palka ).

107
55. SHIFTING BEAM = Balok besi yang bisa diangkat – angkat ( di pindah – pindah ), tempat
dudukan papan – papan balok penutup palka, balok yang ada alur dudukan, disusun dan
diatasnya ditaruh papan penutup ruang muatan ( palka ).
56. BOTTOM TRANSVERSE = Pelat / lajur melintang di bagian dasar ( alas ).
57. TANK TOP PLATE = Pelat ( lajur ) dasar dalam.
58. RIDER PLATE = Lajur tengah dasar dalam; pelat mendatar pada dasar dalam
( ditempatkan di atas lunas tegak ).
59. TOP ANGLE = Siku – siku puncak ( atas ); besi siku puncak.
60. LONGITUDINAL GIRDER = Balok penyangga membujur; pelat penyangga membujur
( dasar dalam Kapal ).
61. INNER BOTTOM TRANSVERSE = Penyangga melintang dasar dalam kapal; rangka
melintang penguat dasar dalam kapal.
62. LIGHTENING HOLE = Lubang peringan; lubang pada pelat dengan tujuan meringankan
pelat tersebut dibanding pelat utuh tanpa lubang.
63. SIDE PLATING = Lajur – lajur kulit kapal samping; pelat samping; pelat / lajur sisi.
64. PIPE HOLE = Lubang tempat liwatnya pipa – pipa; lubang lalu pipa – pipa.
65. CENTER KEELSON = Pelat penguat ( penyangga ) di tengah – tengah, bagian yang
terletak lurus pada lunas.
66. LONGITUDINAL BULKHEAD = Sekat membujur; sekat membujur pada dasar berganda.
67. STIFFENER = Penguat; penyokong.
68. GIRDER = Penyangga balok; penyokong bagian – bagian ( ruangan – ruangan ) yang
sangat dekat satu sama lain.
69. MANHOLE = Lubang lalu orang; lubang periksa.
70. BRACKET = Pelat lutut; sengkang; penyokong; tumpuan pelat.
71. TRIPPING BRACKET = Penumpu balok geladak.

OIL TANKER
1. BULB BOW = Haluan yang berbentuk tombol; haluan berbentuk bola; haluan berbentuk
tonjolan.
2. FORWARD DRAFT MARKS = Tanda sarat muka; tanda sarat di bagian haluan; mark =
tanda merkah.
3. ANCHOR = Jangkar; sauh.
4. FAIR LEAD = Alat pengantar, untuk memberi jalan untuk tali / tros; agar troa lancer bila
ditarik atau diulur.
5. SUEZ CANAL PROJECTOR DAVIT = Proyektor dewi – dewi terusan suez; lampu
proyektor dewi – dewi yang digunakan sewaktu kapal melalui terusan suez.
6. JACK STAFF = Tiang bendera di haluan kapal ( memasang bendera perusahaan pemilik
kapal ).
7. BOLLARD = Tambatan; tonggak penambat kapal; tiang tambatan ( di dermaga ).
8. MUSHROOM VENTILATOR = Corong udara, masuk yang berbentuk cendawan / jamur.

108
9. WINDLASS = Mesin penggulung; ANCHOR WINDLASS = Mesin jangkar; mesin
pengangkat / menurunkan jangkar / sauh.
10. TANK LID = Tutup tangki; penutup tangki.
11. DRY CARGO HATCH = Palka untuk muatan kering ( bukan cair / minyak ).
12. WINCH = Mesin derek; lir; pangsi.
13. FORE MAST = Tiang kapal di bagian muka / depan.
14. SPARE PROPELLER = Propeller cadangan; baling – baling cadangan.
15. LIFEBOAT = Sekoci penolong.
16. STEERING ROOM = Ruang tempat mengemudikan kapal ( kamar tempat mengemudikan
kapal ) di anjungan.
17. STANDARD COMPASS = Pedoman standar; kompas dasar, berada di atas atap dari
anjungan ( di luar 0.
18. RADAR MAST = Tiang radar; tiang tempat berputarnya scanner dari pesawat RADAR.
19. SAMSON POST = Tiang berganda; tiang batang pemuat; di kapal tangker untuk
mengangkat pipa – pipa karet berdiameter besar, untuk mengisi muatan / minyak.
20. CAT WALK; FLYING PASSAGE = Jalan kecil atau gang kecil yang dibuat di atas tangki –
tangki, menghubungkan bangunan belakang dan bangunan tengah.
21. ENGINE ROOM SKYLIGHT = Jendela di atas kamar / ruang mesin; untuk masuknya
cahaya / sinar matahari untuk menerangi ruang / kamar mesin.
22. ACCOMODATION LADDER = Tangga kapal; tangga akomodasi.
23. WING TANK = Tangki sayap; tangki sisi; tangki yang menempel di lambung dalam kiri atau
lambung kanan dari kapal. Tangki samping yang terletak di dek antara atas.
24. CENTER TANK = Tengah – tengah tangki; tangki yang terletak di tengah.
25. COFFERDAM = Kofferdam; tangki atau ruang yangterletak antara dua buah tangki
( gunanya bila salah satu tangki tersebut bocor, cairan hanya akan masuk di dalam
kofferdam, tetapi tidak langsung bercampur ). Ruangan kosong antara dua buah ruang
muatan.
26. DRY CARGO HOLD = Ruang muatan kering; palka muatan kering.
27. BALLAST TANK = Tangki balas; tangki – tangki yang diisi air laut untuk kesetimbangan
kapal.
28. BOTTOM LONGITUDINAS = Penguat dasar / alas membujur; gading – gading membujur
di bagian dasar / alas.
29. LONGITUDINAL BULKHEAD = Sekat membujur pada lambung dalam; sekat membujur
dinding dalam ruang muat ( dalam hal ini pada kapal tangki, dinding tangki ).
30. SIDE LONGITUDINAL = Gading – gading sisi membujur; gading – gading sisi membujur,
tempat melekatnya pelat lambung.
31. PUMP ROOM = Ruang pompa; kamar pompa; pompa – pompa digunakan untuk
memompakan muatan / minyak dari dalam tangki ke luar ( ke tangki penyimpan di
pelabuhan / di darat ).
32. COWL HEAD VENTILATOR = Corong angin / corong udara untuk masuknya udara atau
angin dari atmosfir / udara luar ke dalam ruang kapal ( kamar mesin dan lain sebagainya ).

109
33. FUNNEL = Cerobong; cerobong asap; tempat pelepasan / keluarnya gas bekas / gas
buang dari motor diesel ataupun dari ruang ketel uap dan lian – lain.
34. AWNING RAFTER = Kasau – kasau tenda; kaso tenda; rangka bilah – bilah penyangga
terpal pada tenda di buritan.
35. AWNING SPAR = Tiang – tiang penyangga tenda; tiang penyangga kaso; di atas kaso di
pasang terpal.
36. AWNING STANCHION = Tiang penyokong tenda; pilar tenda; cegak / tiang penyangga
tenda.
37. PROPELLER SHAFT = Poros baling – baling.
38. BOILER ROOM = Ruang ketel uap; kamar ketel uap ( pesawat untuk memproduksi uap
yang mempunyai tekanan ).
39. ENGINE ROOM = Ruang mesin; kamar mesin.
40. AUXILIARY MACHINERY ROOM = Ruang / kamar pesawat – pesawat bantu; ruang /
kamar mesin – mesin bantu ( misalnya: pompa – pompa, separator – separator, alat
pengangkat dan lain – lain ).
41. TRANSVERSE BULKHEAD = Sekat melintang;
42. SIDE TRANSVERSE = Gading samping melintang; gading – gading melintang samping /
sisi ( tempat melekatnya pelat lambung).
43. TRANSVERSE BEAM = Balok melintang;
44. BOTTOM TRANSVERSE = Pelat / lajur melintang di bagian dasar ( alas ).
45. HORIZONTAL STIFFENER = Penguat mendatar; menyokong mendatar; lajur / pelat
penyokong mendatar.
46. DECK LONGITUDINAL = Geladak membujur; dek bujur; lantai membujur.
47. DECK GIRDER = Balok membujur dek; balok membujur geladak; penguat / penyangga
membujur dek / geladak.
48. CENTER GIRDER = Penyangga balok tengah; penyokong balok tengah.
49. PROPELLER BLADES = Daun baling – baling.
50. RUDDER WITH BULB = Daun kemudi dengan tonjolan.

OIL TANKER ( KAPAL TANGKI : KAPAL TANGKER PENGANGKUT MINYAK: MENTAH


ATAU MINYAK BERSIH ).
1. WINDLASS = ANCHOR WINDLASS = Mesin jangkar; mesin penggulung rantai jangkar /
menurunkan rantai jangkar.
2. FORE HATCH = Palka depan; palka muka; ruang muat depan / muka.
3. DERRICK BOOM = Batang derek, batang pemuat;
4. WARPING WINCH = Lir penggulung tros / tali / sling; mesin penggulung tros / sling baja.
5. FORE MAST = Tiang muka / depan; tiang di bagian depan; tiang di bagian muka kapal.
6. FORWARD CARGO PUMP ROOM TOP = Bagian atas dari ruang pompa; cargo pump =
pompa untuk memompakan muatan / minyak.

110
7. FORWARD FLYING PASSAGE = Jalan kecil / gang di atas tangki – tangki yang terletak di
bagian muka.
8. CENTER CASTLE SPACE = Ruang bangunan atas tengah ( di tengah ).
9. STARBOARD OVERDECK LOAD / DISCHARGE LINE = Pipa untuk membuat / mengisi
minyak ( muatan ) dek sebelah kanan atas; pipa yang bisa juga berfungsi sebagai pipa
buang sewaktu membongkar muatan; pipa tersebut di atas dek.
10. PORT OVERDECK LOAD / DISCHARGE LINE = Pipa yang berada di atas dek untuk
mengisi muatan, dari sambungan pipa ( pipa connection ) / saluran pipa bongkar muatan.
Di atas dek sebelah kiri.
11. GATE VALVE = Katup gerbang; katup masuk.
12. PORT KING POST : Tiang batang muat ( di kapal tanker ) untuk mengangkat pipa – pipa /
slang karet diameter besar, sebelah kiri; tiang berganda sebelah kiri untuk mengangkat /
menurunkan pipa – pipa karet ( rubber hose ), sewaktu mengisi muatan atau membongkar
muatan ( dalam hal ini minyak ).
13. STARBOARD KING POST = Tiang batang muat sebelah kanan.
14. AFTER CARGO PUMP ROOM TOP = Tutup atas ruang / kamar pompa bagian belakang.
15. AFTER FLYING PASSAGE = Gang / jalan kecil di atas dek ( jalan laying kecil ) di atas
geladak bagain belakang.
16. PRESSURE / VACUME VALVE = Tekanan; desakan / katup hampa; katup vakum.
17. STERN LOAD / DISCHARGE LINE = Pipa pengisi muatan bagian belakang / pipa
pengeluar ( membongkar muatan minyak ).
18. POOP DECK = Geladak bagian belakang kaal; dek di buritan kapal.
19. MOORING CAPSTAN = Tiang kili – kili untuk melakukan tros atau sling kawat baja
sewaktu kapal akan merapat di dermaga; tiang tambat sewaktu kapal merapat di
dermaga / kade.
20. FAIR LEAD = Lubang tempat lalu tros / sling kawat baja, sewaktu mau sandar di dermaga
atau ditarik kapal tunda / tarik ( tug boat ) di haluan kapal lubangnya.
21. SUEZ CANAL PROJECTOR DAVIT = Proyektor dewi – dewi digunakan sewaktu melalui
terusan Suez ( Suez Canal ).
22. DERRICK CRUTH AND CLAMP = Penyanga batang muat setelah diturunkan dan
pengapit / klem pakai baut dan mur.
23. VAPOUR PIPE; VAPOR PIPE = Pipa pengeluar uap; pipa uap air.
24. AIR COCK = Keran kecil untuk mencerat udara ke luar; katup ukuran kecil untuk
membuang udara ke laut.
25. DECK SERVICE LINE & HYDRANT = Pipa yang dialiri air laut, digunakan untuk cuci dek;
cuci jangkar dan lain – lain dank ran saluran pipa buat pemadam / penyemprot bila ada
kebakaran.
26. COWL HEAD VENTILATOR = Corong angin / udara masuk ke ruangan kamar pompa.
27. PUMP ROOM SKYLIGHT = Jendela dengan kaca – kaca bundar, agar cahaya / cahaya
matahari masuk ke dalam ruang pompa; cahaya / cahaya matahari masuk ke dalam kamar
pompa.

111
28. WATER TIGHT DOOR = Paintu kedap air;
29. GAS LINE VALVE AT TANK COAMING = Katup pipa aliran gas pada ambang tangki;
katup gas pada ambang tangki
30. TANK LID = Tutup tangki;
31. COVER PLATE = Pelat tutp;
32. TANK VALVE = Keren / katup tangki;
33. RIGGING = Tali – tali; tali temali untuk penguat tiang; tali yang dapat ditarik;
34. SPARE BOWER ANCHOR = Cadangan jangkar muka; sauh muka sebagai cadangan
35. SCUPPER = Lubang pembuang; pipa pembilas; lubang kemarau;
36. ULLAGE PIPE = Pipa tempat memasukkan alat meter pengukur; jarak dari permukaan
cairan / minyak sampai langit – langit tangki.
37. BUTTERFLY NUT = Mur kupu – kupu.
38. FENCE = Pagar;
39. WORM SCREW LIFTING GEAR = Poros berulir untuk mengangkat tutp tangki ( tank lid );
poros ulir untuk mendorong tutp tangki agar terbuka.
40. ULLAGE PORT = Lubang yang bertutup pakai laut penekan, alat meter dimasukkan untuk
mengambil ukuran ullage ( jarak permukaan minyak dan langit – langit tangki ).
41. FLEXIBLE CARGO HOSE = Slang karet ( slang yang bisa di tekuk; mudah dibengkokkan;
lemas ) untuk mengisi muatan ( minyak ) pipa karet yang mudah dibengkokkan.

RAILWAY FERRY = KAPAL PENYEBRANGAN = KAPAL TAMBANGAN KERETA


1. TWIN RUDDER = Kemudi ganda; dua buah daun kemudi; kemudi kembar.
2. SKEG = Sekongan pada daun kemudi pada bagian bawah; penyangga poros daun kemudi
bagian alasnya.
3. PROPELLER = Baling – baling; kipas.
4. SHAFT BRACKET = Penyangga poros baling – baling; gantungan tempat berputarnya
poros baling – baling; tumpuan poros.
5. PROPELLER SHAFT = Poros baling – baling.
6. BOSSING = Daerah bengkak di sekitar ujung belakang poros baling – baling; bantalan bus
untuk lalunya poros baling – baling.
7. BILGE KEEL = Lunas samping; lunas untuk mengurangi olengnya kapal.
8. FENDER = Dapra; bantalan dari karet sintesis yang keras; bantalan tali yang dianyam,
guna mencegah gesekan langsung antara pelat lambung dan dermaga; atau gesekan
antara kapal dan kapal sewaktu berdekatan.
9. WINDLASS = Mesin jangkar; mesin penggulung rantai jangkar / menurunkan rantai
jangkar.
10. BOLLARD = Tambatan; tonggak penambat kapal; tiang tambatan di dermaga.
11. MAIN MAST = Tiang agung; tiang utama.
12. SCANNER OF MARINE RADAR = Antena radar kapal; alat tersebut berputar
memancarkan gelombang / suara ( ECHO ) kemudian ditangkap oleh layar radar
merupakan gambar / peta.

112
13. WIND DIRECTION METER = Meter yang menentukan arah angin juga yang bisa sekaligus
menentukan kecepatan angin tersebut.
14. RADAR MAST = Tiang RADAR.
15. BRIDGE = Anjungan; jembatan.
16. CABIN SKYLIGHT = Jendela dengan kaca – kaca bundar di mana cahaya – cahaya
matahari dari luar masuk ke kabin ( ruangan bawah ).
17. SANITARY TANK = Tangki saniter; tangki diisi air tawar, untuk pelayaran kamar – kamar
mandi dan lain- lainnya.
18. FUNNEL = Cerobong; corong asap, tempat melepaskan gas buang dari motor induk
ataupun dari ketel uap dan lain – lain.
19. VENTILATOR = Corong angin; corong udara; udara masuk melalui corong dari udara luar
ke bagian dalam kapal, corong harus diputar – putar kepalanya sesuai arah angin bertiup
masuk.
20. POOP MANOEVERING ROOM = Ruang / kamar tempat olah gerak kapal di bagian
buritan kapal; kamar olah gerak ( maju dan mundur kapal ) di bagian belakang / buritan.
21. STERN DOOR = Pintu belakang, untuk menutup bagian buritan kapal, agar air laut tidak
masuk ke dalam ruang kapal.
22. FAIR LEAD = Lubang tempat lalu tros / sling kawat baja, untuk penambatan kapal.
23. STEAM DRIVEN CAPSTAN = Kapstan yang tenaga penggeraknya pakai mesin uap /
tenaga uap. Tiang kili – kili; berputar membantu supaya menarik tros lebih ringan.
24. RAIL FOR CAR = Rel untuk mobil / kendaraan; jalan / jalur khusus untuk lalunya
kendaraan / mobil yang akan diangkut oleh FERRY / kapal penyebrangan tersebut.
25. STREAM ANCHOR = Jangkar diburitan kapal; jangkar buritan.
26. WAGON DECK = Geladak untuk gerbong kereta; dek gerbong kereta.
27. TWEEN DECK = Geladak antara.
28. PROMENADE DECK = Geladak tempat berjalan – jalan; jalan / gang untuk melihat – lihat
pemandangan ke laut lepas.
29. BOAT DECK = Dek sekoci; geladak sekoci.
30. ENGINE CASING TOP = Tutup atas ruang mesin; atap dari kamar mesin.
31. PLATE KEEP = Pelat lunas.
32. CENTER GIRDER = Pelat membujur di tengah – tengah penyangga; balok penyangga
membujur di bagian tengah.
33. CENTER STRAKE = Pelat ( lajur ) tengah.
34. FLOOR PLATE = Pelat wrang; pelat dasar berganda yang tegak lurus dan melintang.
35. SIDE GIRDER = Balok membujur samping / sisi.
36. INNER BOTTOM PLATING = Lajur / pelat dasar dalam kapal.
37. BOTTOM PLATING = Pelat / lajur dasar ( alas ); lajur kulit kapal pada dasar.
38. ENGINE BED = Dudukan mesin; tempat dudukan mesin.
39. LONGITUDINAL BULKHEAD = Sekat membujur
40. TANKSIDE BRACKET = Pelat lutut disisi / samping tangki
41. BILGE STRIKE = Pelat / lajur bagian lengkung dibagian bawah kapal

113
42. SIDE PLATING = Kulit kapal bagian samping
43. GADING - GADING = Gading -gading
44. WEB GADING - GADING = Gading – gading agung
45. BEAM BRACKET = Pelat lutut
46. GADING - GADING OF SUPERSTRUCTURE = Gading – gading bangunan superstructure
47. SIDE PLATE OF SUPERSTRUCTURE = Pelat samping pada bagian bangunan
superstructure
48. BULWARK PLATING = Pelat pagar kapal
49. CURTAIN PLATE = Pelat tirai
50. ENGINE ROOM CASING = Ruang kamar mesin
51. STIFFENER = Penguat; bulkhead stiffemer = penguat sekat: gading – gading sekat.
52. DECK BEAM = Balok geladak; balok dek.
53. DECK GIRDER = Balok membujur dek; balok membujur geladak.
54. PILLAR = Tiang penyangga dalam palka; tiang dalam palka.
55. PISTON PIT = Lubang pengisap; lubang torak.
56. ENGINE ROOM = Kamar mesin; ruang mesin.
57. WING TANK = Tangki samping / tangki sisi ( terletak di dek antara atas ).
58. FUEL OIL TANK = Tangki penyimpanan bahan bakar; tangki bahan bakar.
59. CAR SPACE = Kamar tempat mobil.
60. DINING ROOM = Kamar / ruang makan; salon tempat makan; restoran.
61. 3rd CLASS CHAIR SPACE = Kursi duduk penumpang kelas III; ruang duduk penumpang
kelas III.
62. 2nd CLASS CHAIR SPACE = Ruang duduk penumpang kelas II.
63. ENGINE ROOM OPENING = Bukaan dari ruang mesin; pelat bukaan kamar mesin.
64. PAINT STORE = Kamar tempat menyimpan cat – cat; ruang tempat cat.
Tambahan :
Radar singkatan dari Radio And Ranging pesawat yang digunakan untuk navigasi, adalah
suatu sistem dan penentuan jarak – jarak dengan mengukur waktu antara transmission
( pengiriman ) dan dikembalikan ( returned ), echo ( gema ) secara elektro magnetic, yang
mana dipantulkan kembali ke penerima sebagai sebuah sasaran ( target ).

COASTING CARGO AND PASSENGER SHIP


1. PROPELLER = Baling - baling
2. STERN GADING - GADING = Gading – gading pada buritan
3. RUDDER = Daun kemudi
4. TENDER = Sekoci pendarat
5. BOAT DAVITS = Dewi - dewi
6. STERN LIGHT = Lampu buritan
7. ENSIGN STAFF = Bendera kebangsaan
8. ANCHOR DAVIT = Dewi – dewi jangkar di buritan
9. FAIRLEAD = Alat pengantar tros atau wire

114
10. QUADRANT GRATING = Jeruji kawat seperempat lingkaran
11. BOLLARD = Tempat mengikat tros
12. MUSHROOM VENTILATOR = Ventilasi jenis mushroom
13. WIRE REEL = tempat untuk menggulung kawat (wire)
14. MAIN MAST = Tiang utama
15. FUNNEL OF GALLEY = Cerobong dapur
16. SANITARY TANK = Tanki untuk air tawar
17. ENGINE ROOM SKYLIGHT = Jendela di atas ruang mesin, berkaca bundar untuk
masuknya cahaya / cahaya matahari
18. FUNNEL = Cerobong: corong asap: saluran pengeluar gas buang dari mesin – mesin.
19. COWL HEAD VENTILATOR = Corong udara: corong untuk memasukkan udara luar ke
bagian bawah, agar ada sirkulasi udar.
20. AIR WHISTLE = Suling angin: suling udara.
21. HAND RAIL = Pagar; pagar kapal untuk pegangan agar tidak terjatuh ke laut.
22. BRIDGE = Anjungan; jembatan; ruang tempat mengemudikan kapal.
23. OPEN RAIL = Pagar terbuka; lubang pagar.
24. GOOSE NECK VENTILATOR = Corong udara berbentuk leher angsa; pelepas udara / gas
dari tangki – tangki dibuat bengkok seperti leher angsa, agar kotoran tidak masuk.
25. SIDE LIGHT = Lampu samping; lampu sisi; penerangan lambung, lampu navigasi di
lambung kanan warna hijau ( green light dan di lambung kiri warna merah ( red light )).
26. HATCH BOARD = Papan kayu penutup palka; papan – papan penutup ruang muatan.
27. HATCH = Palka; ruang muatan.
28. SHIFTING BEAM = Balok yang bisa digeser – geser / balok yang bisa dipindah – pindah;
boyo – boyo.
29. DERRICK BOOM = Batang pemuat; batang muat; batang derek pemuat.
30. FORE MAST = Tiang muka; tiang depan.
31. MAST HEAD LIGHT = Penerangan di puncak tiang; lampu di puncak tiang; lampu navigasi
di tiang depan.
32. WINDLASS = Mesin jangkar / pangsi jangkar; mesin untuk menggulung rantai jangkar naik
atau menurunkan rantai jangkar.
33. JACK STAFF = Tiang bendera di haluan kapal; JACK = Bendera kapal di haluan
( berwarna biru dengan bintang – bintang putih).
34. ROPE HOLE = Lubang tali; tros atau tali disimpan di bawah, kalau mau dipakai
dikeluarkan dari lubang tali / tros.
35. ACHOR = Jangkar; sauh
36. SCUTTLE = Jendela; side scuttle = Jendela samping; bentuk bundar; bila tertutup diikat
dengan baut dan mur kupu – kupu dan kedap air.
37. MOORING HOLE = Lubang tempat lalu tros sewaktu kapal mau bertambat ke dermaga.
38. FREEING PORT = Lubang jalan air; pintu kemarau; dipagar kapal bagian bawah.
39. GANGWAY PORT = Jalan keluar masuk; pintu bisa dibuka, dipasang tangga untuk turun
naiknya penumpang ( sewaktu kapal di dermaga / di pelabuhan ).

115
40. CARGO HOLD = Palka; ruang muatan bagian bawah.
41. PASSENGER ACCOMODATION = Akomodasi penumpang; ruang akomodasi
penumpang;
42. ENGINE ROOM = Kamar mesin; ruang mesin.
43. AFTER PEAK BULKHEAD = Sekat tangki ceruk buritan.
44. WATERTIGHT BULKHEAD = Sekat kedap air.
45. DOUBLE BOTTOM = Alas ganda; dasar ganda; dasar berganda.
46. SINGLE BOTTOM = Alas tunggal; dasar tunggal.
47. PLATE KEEL = Lunas dasar; pelat lunas; lunas yang dibuat dari pelat – pelat.
48. KEELSON = Bagian yang tegak lurus pada lunas; pelat tegak lurus pada pelat lunas.
49. RIDER PLATE = Lajur tengah dasar dalam.
50. SIDE KEELSON = Pelat tegak lurus pada pelat lunas di bagian samping / sisi ( kiri atau
kanan ).
51. FLOOR PLATE = Pelat wrang; pelat dasar berganda yang tegak lurus dan melintang.
52. BOTTOM PLATING = Lajur kulit kapal pada dasar.
53. BILGE BRACKET = Pelat lutut lengkung d bagian bawah kapal pelat lengkung / siku di
bagian bawah kapal / got.
54. BILGE STRAKE = Pelat ( lajur ) yang menempel bagian yang lengkung di bagian bawah
kapal; pelat lengkung ( pelat lambung yang menempel di bagian lengkung bawah kapal.
55. GADING - GADING = Gading – gading; rangka tempat pelat kulit / lambung dilaskan atau
dikeling.
56. SIDE PLATING = Lajur – lajur kulit kapal samping.
57. GUNWALE PLATE = Besi siku / baja sudut / besi sudut tutup tajuk ( pinggir geladak atas ).
58. BULWARK PLATE = Pelat pagar kapal.
59. HAND RAIL = Tempat pegangan di atas pagar kapal; dibuat bundar dan tidak tajam, untuk
pegangan.
60. BULWARK STAY = Tumpuan pagar kapal; penyangga / penguat pagar kapal.
61. UPPER DECK = Geladak atas; dek atas;
62. HORIZONTAL STIFFENER = Penguat mendatar; penguat mendatar antara ambang palka
dan dek atas.
63. HATCH COAMING = Ambang palka; mulut palka;
64. DECK BEAM = Balok geladak.
65. BEAM BRACKET = Lempeng lutut; pelat siku; balok lutut.
66. WEB GADING - GADING = Gading – gading agung; gading – gading yang lebih kuat dan
lebar.
67. SOLID FLOOR = Wrang utuh; wrang padat; wrang dibuat dari pelat – pelat ( kadang –
kadang ada lubang dan kadang – kadang tidak ada lubang ); wrang penuh.
68. MAIN GADING - GADING = Gading – gading utama; gading –gading induk.
69. REVERSE GADING - GADING = Gading – gading balik; gading balik.
70. INNER BOTTOM PLATE = Pelat dasar bagian dalam; pelat dasar dalam.
Tambahan :

116
FLOOR REVERSE GADING - GADING = Baja siku gading balik.
GUSSET PLATE = Pelat kipas.

INLAND SEA LINE PASSENGER SHIP = KAPAL PENUMPANG ANTAR LAUT PEDALAMAN =
KAPAL PENUMPANG ANTAR PULAU
1. RUDDER = Daun kemudi; kemudi.
2. PROPELLER = Baling – baling; kipas.
3. BILGE KEEL = Lunas samping; untuk mengurangi oleng kapal.
4. ANCHOR = Sauh; jangkar.
5. FAIR LEAD = Alat pengantar agar tros / tali berjalan baik.
6. WINDLASS = Mesin jangkar; anchor windlass; untuk menggulung rantai jangkar /
menurunkan rantai jangkar.
7. RADAR MAST = Tiang radar ( Radio And Ranging ).
8. BRIDGE = Anjungan; jembatan; ruang tempat mengemudikan kapal.
9. SIDE LIGHT = Lampu samping; lampu navigasi sebelum kanan hijau ( green ) dan di
lambung kiri warna merah ( red ).
10. FUNNEL = Cerobong; cerong asap; saluran gas buang, bekas pembakaran motor.
11. LIFE BUOY = Pelampung penolong; bundar isinya sebangsa gabus keras dibungkus terpal
dan di cat.
12. VENTILATOR = Corong udara; corong angin.
13. LIFE RAFT = Rakit penolong.
14. MAIN MAST = Tiang agung; tiang utama; tiang induk.
15. LIFE BOAT = Sekoci atau sekoci penolong.
16. BOAT DAVIT = Dewi – dewi sekoci; dewi – dewi perahu.
17. PLATE KEEL = Pelat lunas; lunas dasar;
18. KEELSON = Bagian yangtegak lurus pada lunas; pelat tegak lurus pada pelat lunas.
19. CENTER KEELSON = Pelat yangtegak lurus pada pelat lunas di tengah – tengah.
20. FLOOR PALTE = Pelat wrang; pelat dasar berganda yang tegak lurus dan melintang.
21. SIDE KEELSON = Pelat tegak lurus pada pelat lunas, di samping kiri atau samping kanan.
22. GADING - GADING = Gading – gading; gading.
23. BEAM BRACKET = Lempeng lutut; pelat siku; balok lutut / siku.
24. UPPER DECK BEAM = Balok geladak atas;
25. UPPER DECK GIRDER = Balok membujur dek atas; balok membujur geladak atas.
26. TIE PLATE = Pelat dasi; pelat strip.
27. BOTTOM BOARD = Papan alas palka; papan alas dasar / bawah
28. BOTTOM PLATING = Pelat / lajur kulit kapal pada dasar;
29. BILGE STRAKE = Pelat / lajur bagian lengkung di bagian bawah kapal.
30. SIDE PLATING = Pelat sisi; pelat samping; lajur – lajur kulit kapal samping.
31. SOLID FLOOR = Wrang penuh; wrang utuh tidak berlubang, ada juga yang berlubang.
32. MANHOLE = Lubang lalu orang.
33. INNER BOTTOM PLATE = Lajur / pelat dasar dalam.

117
34. LIGHTENING HOLE = Lubang peringan ( lubang pada pelat dengan maksud untuk
meringankan pelat tersebut ).
35. ENGINE BED = Dudukan mesin; tempat dudukan mesin, dengan baut dan mur ( diikat bolt
dan nut ).
36. TANK SIDE BRACKET = Pelat lutut / pelat siku di samping tangki.
37. PILLAR = Tiang penyangga dalam palka; tiang dalam palka.
38. UPPER DECK = Geladak atas; dek atas.
39. ENGINE CASING = Ruang mesin; kamar mesin.
40. ENGINE CASING STIFFENER = Penguat ruang mesin; penguat kamar mesin.
41. CABIN WALL = Dinding kabin; dinding kamar.
42. WALL SIDE STIFFENER = Penguat dinding sis / samping.
43. GUNWALE ANGLE = Besi siku / baja sudut; tutup tajuk ( pinggir geladak atas ).
44. BULWARK PLATE = Pelat pagar
45. HAND RAIL = Pegangan diatas kapal
46. BULWARK STAY = penyangga pagar kapal
47. CURTAIN PLATE = Pelat tirai
48. PROMENADE DECK = Geladak untuk berjalan-jalan
49. PROMENADE DECK GIRDER = Penyangga balok geladak
50. PROMENADE DECK BEAM = Balok geladak
51. WEB GADING - GADING = Gading – gading agung
52. ENGINE ROOM = Kamar mesin
53. FUEL OIL TANK = tangki tempat menyimpan bahan bakar
54. TOILET = Kamar keci / W. C
55. ALLEY WAY = Gang diatas kapal pada ruang akomodasi
56. HOLD = Palka
57. JACK STAFF = Tiang bendera perusahaan pemilik kapal
58. FIDDLE HEAD = Lambang kepala burung
59. SIDE SCUTTLE = Jendela samping / port hole
60. TRANSOM PLATE = Pelat Pagar
61. STEALER = Pelat penutup
62. DROP STRAKE = Lajur bantu
63. THROUGH STRAKE = Lajur terus

118

Anda mungkin juga menyukai