KELOMPOK 18
BAB I
PENDAHULUAN
Begitu pula campuran tanah yang lain, cara pemberian nama atau
istilah seperti diatas yang banyak disebut lebih dulu kemudian dapat diikuti
oleh warna tanah. Batas ukuran butir (cm)
Penggolongan jenis tanah berdasarkan ukuran butir tanah :
d. Ukuran butiran
e. Batas-batas Atterberg
2. Sifat -sifat mekanis (Engineering Properties), meliputi:
a. Handboring
b. Kuat tekan bebas (Unconfined compression)
c. Kuat geser langsung (Direct Shear)
d. Konsolidasi
e. CBR
f. Kepadatan
1.3. Pengujian di Lapangan dan di Laboratorium
Untuk mengetahui sifat atau karakteristik tanah tersebut, maka
dilakukan pekerjaan pengujian berupa pekerjaan pengujian lapangan dan
pekerjaan pengujian laboratorium.
1.3.1 Pekerjaan – pekerjaan pengujian di lapangan meliputi :
Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh
contoh tanah asli yang relatif tidak terganggu ( Undisturbed
Sample ), yang tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air, atau susunan kimianya guna diuji atau ditest di
laboratorium.
1.3.2 Pekerjaan pengujian di laboratorium meliputi :
Pemeriksaan berat volume, untuk mengetahui perbandingan
berat butir tanah dengan volume butir tanah.
Pemeriksaan kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat
air dengan berat butir tanah.
Pemeriksaan berat jenis, untuk mengetahui perbandingan
antara berat volume tanah dengan berat volume air.
1.5. Praktikan
Para praktikan yang terlibat dalam pelaksanaan praktikum lapangan
dan laboratorium, yaitu:
1. Muhammad Rifqi NIM 1710811210037
2. Ahmad Rizky Rifman NIM 1710811310002
3. Altea Herfyan NIM 1710811310005
4. Ersan Ilmi Noorrahman NIM 1710811310010
5. Muhammad Nur Akbar NIM 1710811310031
6. Shafira Annisa Putri NIM 1710811320041
7. Sonia Fatimah NIM 1710811320042
BAB II
PENGAMBILAN SAMPLE DENGAN HAND BORING
(ASTM D 1452-65)
2.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengambilan
sampel dengan handboring ini adalah sebagai berikut :
a. Peralatan bor yang terdiri dari :
1) Kop tumbukan. ( Gambar 2.1)
2) Rod (stang bor). ( Gambar 2.1)
3) Stick apparat (pengunci tabung sample). ( Gambar 2.1)
4) Handle (alat pemutar). ( Gambar 2.1)
5) Auger (mata bor). ( Gambar 2.1 )
6) dan lain-lain.
b. Tabung sample berupa tabung silinder yang panjang 50 cm, ujung dari
tabung meruncing dengan = 6,8 cm. ( Gambar 2.1 )
c. Kunci pipa paling sedikit 2 buah, untuk memasang atau membuka stick
apparat atau sambungan stang bor.
d. Palu sebagai alat pemukul agar tabung alat dapat masuk ke dalam tanah
waktu akan mengambil sample. ( Gambar 2.1 )
e. Kotak sample tanah terganggu ( Gambar 2.2 )
2.6. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sample dengan hand boring dapat diketahui,
bahwa tanah terdiri dari beberapa lapisan dengan karakter dan tekstur yang
hampir sama.
Gambar 2.2 Kotak Sampel Undisturbed Gambar 2.3 Pemasangan mata bor
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR
(WATER CONTENT)
(ASTM D 2216-71)
3.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C. ( Gambar 3.1)
b. Kontainer aluminium. (Gambar 3.2)
c. Neraca dengan ketelitian 1 gram, 0,1 gram dan 0,01 gram. (Gambar 3.3)
d. Alat Ekstruder (Gambar 3.4)
e. Pisau Perata (Gambar 3.5)
Nomor cawan 1 2 3
3.7. Kesimpulan
Dari percobaan maka didapat harga kadar air yang terkandung dalam
tanah adalah 128,95%, 110,42 % dan 117,51 % sehingga didapat kadar air rata-
rata sebesar 118,96 %.
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
SPECIFIC GRAVITY (Gs)
ASTM D 854-58
4.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan berat
jenis tanah/Specific Gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut :
a. Picnometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan
kapasitas 50 ml. (Gambar 4.1)
b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 + 5)°C. (Gambar 4.2)
c. Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan). (Gambar 4.3)
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. (Gambar 4.4)
e. Thermometer dengan ukuran (0 - 50)°C dengan ketelitian 1°C. (Gambar
4.5)
f. Air suling. (Gambar 4.6)
g. Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1-1,5 pk). (Gambar
4.6)
4.4. Perhitungan
Temperatur Temperatur
Berat Jenis Berat Jenis
(tC) (tC)
20 0,9982 30 0,9957
21 0,9980 31 0,9954
22 0,9978 32 0,9951
23 0,9976 33 0,9947
24 0,9973 34 0,9944
25 0,9971 35 0,9941
26 0,9968 36 0,9937
27 0,9965 37 0,9934
27,5 0,9964 38 0,9930
28 0,9963 39 0,9916
29 0,9960 40 0,9922
Tabel 2.1 Berat Jenis Air Pada Suhu Tertentu
Dimana :
W1 = Berat picnometer (gram)
W2 = Berat picnometer + tanah kering (gram)
W3 = Berat picnometer + tanah + air (gram)
W4 = Berat picnometer + air (gram)
No. Piknometer 1 2
Berat Piknometer W1 (gr) 38,9 53,28
Berat Piknometer + Tanah Kering W2 (gr) 68,98 83,55
Berat Tanah Kering WT = W2 - W1 (gr) 30 30
Temperatur t°C 27,5 27,5
Berat Piknometer + Tanah + Air W3 (gr) 156,02 167,06
Berat Piknometer + Air pada °C W4 (gr) 135,10 149,2
Berat Jenis pada Suhu t°C WT / (WT + (W4 – W3)) 2,48 2,47
Rerata Berat Jenis (Gs) Pada Suhu t°C 2,48
Berat Jenis (Gs) Pada Suhu 27,5 °C
2,48
Gs × (Bj air t°C) / (Bj air 27,5°C)
4.5. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan terhadap sampel tanah yang diambil dari
lokasi pengambilan tanah dengan alat hand boring diperoleh nilai berat jenis
(Specific Gravity) 2,48.
Macam Tanah Berat Jenis ( Gs )
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau Organik 2,62 – 2,68
Lempung Organik 2,58 – 2,65
Lempung Anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
Dengan melihat hasil Gs dengan nilai sebesar 2,48 dan pada tabel
diatas tidak masuk dalam range yang manapun tetapi dengan melihat hasil
atterberg limit test dan analisa saringan maka di simpulkan contoh tanah
tersebut termasuk tanah lempung Organik dengan kisaran Gs 2,58-2,65.
BAB V
PERCOBAAN BERAT ISI
(ASTM D 2937-83)
Tabel 5.1 berat volume kering untuk beberapa tipe tanah yang masih
dalam keadaan asli.
Tipe Tanah Berat volume kering
d (lb/ft3) d (kN/m3)
Pasir lepas dengan butiran seragam 92 14,5
Pasir padat dengan butiran seragam 115 18
Pasir lanau yang lepas dengan butiran bersudut 102 16
Pasir lanau yang padar dengan butiran bersudut 121 19
Lempung kaku 108 17
Lempung lembek 73-93 11,5-14,5
Tanah 86 13,5
Lempung organik lembek 38-51 6-8
Glacial till 134 21
(Sumber : buku Braja M. Das halaman 38 )
5.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan berat volume
(volumetric weight) ini adalah sebagai berikut :
a. Ring sebanyak 3 buah, berat volumenya diketahui. (Gambar 5.1)
b. Ekstruder. (Gambar 5.2)
c. Timbangan. (Gambar 5.3)
d. Spatula/Pisau Perata (Gambar 5.4)
e. Minyak Pelumas (Gambar 5.5)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
23
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18
5.5. Perhitungan
Kadar air
(W1 W2 )
w= x 100 %
(W2 W3 )
Dimana :
w = Kadar air tanah ( % ).
W1 = Berat container + tanah basah ( gr ).
W2 = Berat container + tanah kering ( gr ).
W3 = Berat container( gr ).
Berat Volume tanah
m= Wwet
( gr/cm³ )
Vwet
Dimana :
Wwet = berat tanah basah.
Vwet = isi kering.
m =
Wwet
( gr/cm³ )
Vwet
= 1,34 gr/cm³
Berat volume kering (d) dapat dihitung :
m
d = = 1,34 / (1+ 1,1896) = 0,612 gr/cm3
1 w
Perhitungan void ratio (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) :
Va udara Wa
Vv
V Vw air Ww W
Vs tanah Ws
∑3𝑖=1 𝑊𝑖
Berat total (W) =
3
= ((78,94+81,33+77,87) / 3)
= 79,38 gr
Ww
Kadar air (w) = = 118,96 %
Ws
Berat air (Ww)
W = W w + Ws = 79,38 gr
Ww Ww
118,96 % =
Ws 79,38 Ww
1,1896 x (79,38 - Ww) = Ww
94,43 – 1,1896 Ww = Ww
94,43 = 2,1896 Ww
Ww = 43,127 gr
Volume air (Vw)
Ww = w x Vw
43,01 = 1 gr/cm3 x Vw
Vw = 43,127 cm3
s
2,48 =
1
s = 2,48
s
𝑊𝑠
=
𝑉𝑠
36,353
2,48 =
𝑉𝑠
Vs = 14,66 cm3
Volume rongga (Va)
Vs = Vwet – Vw -Va
14,66 = 58,97 – 43,127 - Va
Va = 15,843 – 14,66
Va = 1,183 cm3
Volume Void ( Vv)
Vv = Vw + Va
Vv = 43,127 + (1,183)
Vv = 44,31 cm3
5.7.Kesimpulan
Dari sampel tanah yang diamati diperoleh :
a. Berat Volume tanah basah (m) = 1,34 gr/cm³
b. Berat Volume tanah kering (d) = 0,612 gr/cm³
c. Void Ratio (e) = 3,02
d. Porositas (n) = 0,751
e. Derajat kejenuhan (Sr) = 97,33 %
BAB VI
BATAS KONSISTENSI LIMIT
(ASTM D 2216-80)
6.1.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Alat uji batas cair standar (Casagrande).(Gambar 6.1)
b. Grooving tool ( Alat pembuat alur). (Gambar 6.2)
c. Container. (Gambar 6.3)
d. Palu karet.
e. Saringan nomor 40. (Gambar 6.4)
f. Plat kaca ukuran 30 x 30 cm. (Gambar 6.5)
g. Oven. (Gambar 6.6)
h. Neraca. (Gambar 6.7)
i. Air suling dengan tabung airnya. (Gambar 6.8)
6.1.3 Prosedur
Cara Biasa
a. - Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara (Air Dry),
remah dengan palu karet lalu saring dengan ayakan nomor 40
sebanyak ±100 gram.
- Sedangkan untuk tanah uindisturbed sampel dari tabung langsung
diuji.
1,3
cm
Sebelum Sesudah
f. Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, tambahkan air dan ulangi
langkah kerja dari (c). Sebaliknya apabila jumlah ketukan kurang dari
50 kali, keringkan adonan atau aduk terus menerus diatas plat kaca,
kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada percobaan ini, banyak
ketukan yang diambil adalah 15 sampai 35.
g. Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan diuji.
h. Waktu pencampuran tanah 5 -20 menit.
i. Apabila adonan merapat sekitar 13 mm sesuai dengan jumlah ketukan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
31
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18
N 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(N/25)0,12 0,974 0,979 0,985 0,99 0,995 1 1,005 1,009 1,014 1,018 1,022
LL = Wn . (𝑵/𝟐𝟓)tanβ
Di mana :
N = Jumlah ketukan.
Wn = Kadar air yang dibutuhkan untuk menutup goresan
Tanβ = 0,121
6.1.4 Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang kadar air sebagai
sumbu tegak dengan skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika
ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah garis
lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya pada jumlah ketukan
ke N = 25 kali ketukan.
80
Water Content (%)
60
40
20
0
1 10 100
Number of Blow
6.2.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Plat kaca 30x30 cm. (Gambar 6.7)
b. Saringan nomor 40 (0,42 mm). (Gambar 6.4)
c. Kontainer. (Gambar 6.3)
d. Rol atau alat pengukur
e. Oven. (Gambar 6.6)
f. Neraca. (Gambar 6.7)
g. Air suling dengan tabung aimya (Gambar 6.8)
6.2.3 Prosedur
a. - Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan
kering udara( AirDry), dihaluskan dengan palu karet, kemudian disaring
dengan ayakan nomor 40.
- Untuk tanah Undisturbed tanah dari tabung sampel langsung diuji.
b. - Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian
diletakkan di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk
seperti bola (± 8 gram).
- Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan
ditumpuk diatas pelat kaca diaduk sehingga membentuk seperti bola (±
8 gram).
6.2.4 Perhitungan
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Cawan 1 2
Berat Cawan W1 5,4 4,39
Berat Cawan + Tanah
W2 6,44 5,39
Basah
Berat Cawan + Tanah
W3 6,17 5,13
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 0,27 0,26
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 0,77 0,74
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air 35% 35%
100%
Rata-rata Kadar Air ω 35,1%
6.3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Evaporating disk, porselin.
b. Spatula. (Gambar 6.9)
c. Shrikage disk, datar, dari porselin.
d. Glass, cup, pemukaan rata plat kaca. (Gambar 6.10)
e. Graduate cylinder 25 ml. (Gambar 6.11)
f. Timbangan, ketelitian 0,1 gr. (Gambar 6.7)
g. Air raksa.
h. Persiapkan tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 30 gr
Tekan dengan hati-hati tanah kering itu kedalam air raksa dengan
menggunakan plat kaca, sampai plat kaca rata dengan bibir cawan.
Perhatikan jangan sampai ada udara yang terbawa masuk kedalam
air.
Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan gelas
ukur, sehingga didapat Volume tanah kering = Vs
6.3.4 Perhitungan
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Monel Dish 4 l2
Berat Monel Dish W1 52,48 43,51
Berat Monel Dish + Tanah
W2 76,4 69,79
Basah
Berat Monel Dish + Tanah
W3 64,94 57,11
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 11,46 12,68
Berat Tanah Kering W = W2 - W1 23,92 13,60
Berat Tanah Basah Ws = W3 - W1 12,46 26,28
Volume Tanah Basah V 16,69 17,29
Berat Monel Dish + Tanah
Vo 8,67 7,67
Kering
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air 91,97% 48,25%
100%
Batas Susut
44,06% 43,06%
SL = ω - [(V - Vo) / Ws. ɣw] × 100%
SL rata-rata 43,56%
6.4 Kesimpulan
Hasil percobaan
BAB VII
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
(ASTM D 2487-69)
7.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan analisa saringan
agregat halus dan kasar ini adalah sebagai berikut :
a. Satu set saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200 (menurut standard
ASTM). (Gambar 7.1)
b. Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji. (Gambar 7.3)
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C. (Gambar 7.4)
d. Alat pemisah contoh.
e. Pengguncang saringan (sieve shaker). (Gambar 7.2)
f. Talam-talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain.
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4.
Benda uji disiapkan sesuai dengan pemeriksaan bahan lewat saringan
No 200, kecuali apabila butiran yang mulai saringan No.200 tidak perlu
diketahui jumlahnya dan bila syarat ketelitian tidak menghendaki
pencucian.
7.5. Perhitungan
Persentase berat benda uji yang tercantum dan yang lolos pada masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji adalah sebagai berikut :
● Berat sampel tanah = 300 gr
● Nomor kontainer = 10
● Berat kontainer + tanah kering = 330 gr
● Berat kontainer = 30 gr
● Berat tanah kering = 300 gr
Contoh perhitungan:
Diketahui : Berat tanah pada saringan sebelumnya (Xn – 1) = 0 gr
(saringan 4)
Berat tanah pada saringan yang dihitung (Xn) = 0,74 gr
Tertahan kumulatif (gr) = 0 + 0,74 = 0,74 gr
0,74
Tertahan kumulatif (%) = × 100% = 0,25 %
300
Tertahan
Berat Tertahan Tertahan Lolos Saringan
US Bureau of Standard Kumulatif Dalam
Saringan Kumulatif Dalam Persen
Persen
Diameter Lubang
No.
Ayakan (gr) (gr) % %
Ayakan
(mm)
100%
90%
80%
PERSEN LOLOS (%) Title
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
10.0000 1.0000 0.1000 0.0100
UKURAN BUTIRAN (mm)
7.6. Kesimpulan
Dari percobaan analisa saringan yang dilakukan, didapat material yang
lolos saringan No.200 lebih dari 50% yaitu 87,8 %, maka tanah tersebut dapat
digolongkan tanah berbutir halus.
BAB VIII
PEMERIKSAAN UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN
HYDROMETER
(ASTM D 2487-69)
8.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan ukuran
butir tanah dengan hydrometer ini adalah sebagai berikut :
a. ASTM Soil hydrometer 152 H. (Gambar 8.1)
b. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter 6,5 cm. (Gambar 8.2)
c. Termometer 0 - 50 °C, dengan ketelitian 0,1°C. (Gambar 8.3)
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
e. Saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200. (Gambar 8.4)
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C.
h. Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
i. Batang pengaduk dari gelas.
j. Stop watch.
8.6. Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan
nomogram terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Rh harus ditulis
disamping skala Hr pada nomogram.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
51
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18
c. Hitunglah prosentase dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter
(D) dari rumus berikut :
Untuk hydrometer dengan pembacaan 5 - 60 gram/liter
A. (Rh k)
P= x100%
W3
A.( R Ra )
Rumus N = x100%
50
dimana : R dan Ra = data hasil percobaan.
A = Koreksi faktor (tabel).
= 1,034
Nilai Zr diperoleh dari tabel, berdasarkan ( R - Ra )
Zr
Rumus : D = k .
t
dimana : Pada suhu 27 °C dan Gs = 2,48 diperoleh :
k = 0,0133 (tabel interpolasi)
Rumus: N' = ( Sv x N ) %
dimana : Sv = % yang lolos saringan No 200
Sv = 87.8%
N’ (%) = 87.8%
100%
90%
80%
70%
PERSEN LOLOS (%)
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
100 10 1 0.1 0.01 0.001
UKURAN BUTIRAN (mm)
8.7. Kesimpulan
100%
90%
80%
70%
Persen Lolos
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
10.0000 1.0000 0.1000 0.0100 0.0010
Ukuran Butir (mm)
BAB IX
KEKUATAN GESER TANAH MENGGUNAKAN VANE SHEAR TEST
(ASTM D 2573-67 T)
9.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a) Alat Vane Shear Test (Gambar 10.1)
b) Stang Puntir.
c) Kemudian berikan gaya putaran torsi pada Ujung batang tersebut dengan
memutar stang torsi secara konstan (kecepatan putar tetap).
d) Amati simpangan jarum yang ditunjukkan oleh dial torsi pada batang
torsi.
e) Tentukan harga maksimum, yaitu pada saat simpangan jarum berbalik.
9.5. Pembahasan
Dari percobaan menggunakan alat vane shear diperoleh tahanan geser
tanah (Cu) sebesar 15 KPa. Harga tahanan geser tanah dapat diklasifikasikan
menggunakan tabel :
9.6. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan menggunakan vane shear telah didapat
bahwa tahanan geser tanah (Cu) adalah 15 KPa. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Cu = 15 KPa, dari hasil tersebut didapat jenis tanah Soft (lemah).
BAB X
PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER DENGAN ALAT TEKAN BEBAS
(ASTM D 2487-69)
10.3. Peralatan
a. Mesin tekan bebas (Unconfined Compression Machine). (Gambar 11.3)
b. Extruder (alat untuk mengeluarkan contoh). (Gambar 11.2)
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter.
(Gambar 11.1)
d. Pisau tipis dan talam. (Gambar 11.4)
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
f. Pisau kawat.
g. Stop Watch.
iii. Apabila menggunakan benda uji contoh lain yang tidak asli,
benda uji disiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang
ditentukan lebih dulu. Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat
dijenuhkan lebih dahulu sebelum diperiksa.
10.6. Perhitungan
1. Tegangan normal:
𝑃
= (kg/cm2)
𝐴
𝑃 = N × n (0,7 kg)
N = Kalibrasi proving ring
n = Pembacaan dial (arloji tegangan)
2. Sensitivity:
𝑞𝑢(𝑢)
St =
𝑞𝑢 (𝑟)
St = Sensitivity
qu (u) = kuat tekan bebas benda uji undisturbed (kg/cm2)
qu (r) = kuat tekan bebas benda uji remolded (kg/cm2)
Contoh perhitungan:
a. Untuk Disturbed Sample dengan T = 1 menit; S = ; A = 18,086 dan
n = 0.15 mm.
P = N×n
= 0,7 × 0,15
= 0.105 kg
P
=
A
0.105
=
18,086
= 0,006 kg/cm2
P = N×n
= 0,7 × 0,7
= 0,49 kg
P
=
A
0,49
=
18,086
= 0,027 kg/cm2
Luas
Faktor P. Ring
Terkoreksi Tegangan
Regangan ε Koreksi Dial/n Load P
Waktu ΔL Ac = σ
(%) Area CF 0,01 (kg)
Ao/CF (kg/cm²)
(1 - ε) (mm)
(cm²)
Luas
Faktor P. Ring
Terkoreksi Tegangan
Regangan Koreksi Dial/n Load P
Waktu ΔL Ac = σ
ε (%) Area CF 0,01 (kg)
Ao/CF (kg/cm²)
(1 - ε) (mm)
(cm²)
0.00 0 0.00 1.000 18.086 0 0 0.000
0.50 0.35 0.38 0.996 18.155 0.1 0.070 0.004
1.00 0.71 0.77 0.992 18.227 0.15 0.105 0.006
1.50 1.11 1.21 0.988 18.307 0.2 0.140 0.008
2.00 1.47 1.60 0.984 18.380 0.3 0.210 0.011
2.50 1.84 2.00 0.980 18.456 0.5 0.350 0.019
3.00 2.28 2.48 0.975 18.546 0.8 0.560 0.030
3.50 2.07 2.93 0.971 18.633 1.0 0.700 0.038
4.00 3.08 3.35 0.967 18.713 1.0 0.700 0.037
4.50 3.48 3.78 0.962 18.797 1.0 0.700 0.037
Tabel 10.2 Unconfined Compression Test (Disturbed Sample)
0.080
0.070
0.060
0.050
Tegangan
0.040
UNDISTURBED
0.030
REMOULDED
0.020
0.010
0.000
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00%
Regangan
Grafik 10.1 Hubungan Tegangan dan Regangan undisturbed dan remoulded
10.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan kekuatan tekan
bebas untuk contoh tanah yang bersifat kohesif, dalam keadaan asli
(undisturbed) adalah sebesar 0,073 kg/cm2 sedangkan dalam keadaan
terganggu (disturbed) adalah sebesar 0,038 kg/cm2. Sehingga didapat nilai
Sensitivity sebesar 1,921. Hal ini berarti tanah termasuk dalam golongan tanah
dengan Sensitivitas rendah dengan kisaran 1-2.
Nilai kuat tekan bebas benda uji remoulded jauh lebih kecil dibandingkan
dengan nilai kuat tekan bebas benda uji undisturbed. Hal ini dikarenakan pada
tanah terdapat cukup banyak kerikil kecil dan tanah yang dipadatkan di dalam
tabung cetak kurang padat, sehingga banyak ruang kosong yang diisi oleh
udara, oleh karena itulah ketika dilakukan tes kuat tekan, tanah lebih mudah
runtuh dibandingkan dengan tanah yang undisturbed sample.
10.8. Lampiran
Sensitivitas Klasifikasi
1 Tidak Sensitif
1–2 Sensitivitas rendah
2–4 Sensitivitas sedang
4–8 Sensitif
8 – 16 Sensitivitas ekstra
>16 Quick
(Hary Christady H, 2010)
BAB XI
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
ASTM D 2435
dengan alat pemotong (spatula). Permukaan ujung contoh tanah ini harus
rata dan tegak lurus sumbu contoh.
b) Cincin dipasang pada hand, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam
berada + 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c) Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukkan kedalam cincin
sepanjang + 2 cm, kemudian dipotong.
1 I 0,5 5
2 II 1 10
3 II 2 20
4 IV 4 40
5 V 8 80
6 IV 16 160
7 VII 2 20
8 VIII 0,5 5
Ws 28,68
Hs = = = 0,4969
A.Gs.w 31,16 . 2,48 .1
Menghitung Cc dan Cv gunakan rumus sebagai berikut :
Cv = 0,848 H2 / t90 cm²/det.
e1 e2
Cc =
log .( P2 ) log .( p1 )
dimana :
0,848 = time factor yang diperoleh (tekanan air pori)
H2 = dihitung dari tabel
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
73
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18
Elapsed
Date Dial
Time ( t
time Reading
)
( min ) ( mm )
0,00 0,00 0,000
0,25 0,50 0,520
0,50 0,71 0,530
1,00 1,00 0,570
2,00 1,41 0,640
4,00 2,00 0,720
500gr 8,00 2,83 0,800
15,00 3,87 0,890
30,00 5,48 0,980
60,00 7,75 1,050
120,00 10,95 1,090
240,00 15,49 1,140
480,00 21,91 1,190
1440,00 37,95 1,248
Date Elapsed
Dial Reading
time Time ( t )
( min ) ( mm )
0,00 0,00 1,248
0,25 0,50 1,430
0,50 0,71 1,462
1,00 1,00 1,495
Garis Merah = 8
Garis Oranye =8 x 1,15 = 9,2
Garis Biru = 5
Pressure
Increment
: kg /cm2
Date time Elapsed
Time ( t
Dial Reading
)
( min ) ( mm )
0,00 0,00 4,601
0,25 0,50 4,751
0,50 0,71 4,792
1,00 1,00 4,835
2,00 1,41 4,912
4,00 2,00 5,001
8,00 2,83 5,155
8kg 15,00 3,87 5,302
30,00 5,48 5,479
60,00 7,75 5,619
120,00 10,95 5,715
240,00 15,49 5,872
480,00 21,91 5,965
1440,00 37,95 5,995
( min ) ( mm )
0,00 0,00 5,995
0,25 0,50 6,050
0,50 0,71 6,095
1,00 1,00 6,127
2,00 1,41 6,153
4,00 2,00 6,217
16000 8,00 2,83 6,302
gr 15,00 3,87 6,405
30,00 5,48 6,527
60,00 7,75 6,659
120,00 10,95 6,682
240,00 15,49 6,702
480,00 21,91 6,749
1440,00 37,95 6,785
11.7 Perhitungan :
2Ha = 1.5645
0,848 x(1.5645 / 2) 2
Cv = = 0,0010283 cm2/dt.
504,6
Pada grafik II t 90 = 5
2Ha = 1.3475 cm
0,848 x(1.3475 / 2) 2
Cv = = 0,0002121 cm2/dt
1815
2Ha = 1.2002 cm
0,848 x(1.2009 / 2) 2
Cv = = 0,0001368 cm2/dt
2232,6
2Ha = 1.0910 cm
0,848 x(1.0910 / 2) 2
Cv = = 0,0000834 cm2/dt
3024,6
Pada grafik VI t 90 = 9
2Ha = 1.0763 cm
0,848 x(1.0763 / 2) 2
Cv = = 0,0000505 cm2/dt
4860
Average Cv
Final Accumulatif Sample
Applied Scale
Dial Dial Height Ratio
Void Sample Fitting cm2/sec
Pressure Load ratio Height time sec
Reading Change 2H
2Ha 0.848Ha2
kg/cm2 kg mm cm cm cm t90 t90
0,0000 0 0 0,0000 1,7300 1,3000 3,0233 1,6676 0 0
0,1590 0,5 1,248 0,125 1,6052 1,1752 2,7330 1,5645 504,6 0,0010283
Cv : 0,000259759 cm2/sec
Grafik 11.8 Hubungan Antara Tekanan Dan Void Ratio (Angka Pori)
e 1 = 2,18
e 2 = 1,45
e 3 = 1,52
P1 = P3 = 0,85
P2 = 5,08
e1 e2
Cc =
log .( P2 ) log .( p1 )
2,18 1,45
= = 0,94
log .(5,08) log .(0,85)
e3 e2
Cs =
log .( P2 ) log .( p3 )
1,52 1,45
= = 0,09
log .(5,08) log .(0,85)
= (1,34 – 1).20
= 6,8 Kg/cm2
Pc 0,854
Maka, nilai OCR = = 6,8 = 0,126 < 1
Po
11.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
0.126 < 1 atau dapat dikatakan, bahwa tanah percobaan tersebut dalam
Syarat :
BAB XII
PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG
( DIRECT SHEAR TEST )
Harga - harga dan dapat diukur secara langsung dari beban yang
diberikan dalam kg, yang diberikan dalam tanah.
Untuk mendapatkan harga C dan dari rumus di atas, akan diperlukan
pengukuran khusus terhadap tegangan air pori, dalam Direct Shear hal ini
berpengaruh terhadap modifikasi peralatan/perlengkapan pesawat Direct
Shear tersebut.
Yang akan dibicarakan hal berikut di bawah ini adalah test type
"Unconsolidated Drained", dimana tidak dilakukan pengamatan terhadap
konsolidasi dan tegangan air pori yang terjadi akibat pembebanan.
Pada test type " UD " air pori mengalir bebas keluar masuk specimen,
dengan demikian tegangan air pori tidak akan mempengaruhi perhitungan,
bila Strain Rate dikontrol sampai pada tahap tertentu sehubungan dengan hal
tersebut, maka untuk mendapatkan hasil yang representatif sesuai dengan
pengabaian tegangan air pori tersebut. Jadi disini beban geser diberikan
untuk menghasilkan Strain Rate yang lambat dan konstan.
Dengan menghasilkan tegangan pori maka rumus menjadi sebagai
berikut :
= c + tan
dimana :
Pn = Gaya normal yang diberikan A ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm3 )
Dari hasil percobaan diatas, baik untuk benda uji I, II dan III dapat
dibaca pada dial, hasil ini dikalikan dengan kalibrasi dan dibagi dengan luas
contoh tanah, sehingga didapat tegangan horizontal stress ().
P Dial. x. Kalibrasi
= =
A Luas. contoh.tan ah
Tabel 12.1 Data Hasil Perhitungan Pada Percobaan Direct Shear Test
y = 0.1187x + 0.1092
0.180
Direct Shear Test
0.170
Horizontal Shear (Kg/cm2)
0.160
0.150
0.140
0.130
0.120
0.110
0.100
0.150 0.170 0.190 0.210 0.230 0.250 0.270 0.290 0.310 0.330 0.350
12.7. Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
besar Kohesi ( c ) = 0,109 kg/cm² dan sudut geser dalam = 6,77°
BAB XIII
PEMADATAN
(MODIFIED COMPACTION TEST)
g. Mold yang telah terisi tanah padat kemudian diratakan dengan straight-
edge dan kemudian ditimbang dengan moldnya sehingga didapat berat
tanah basah beserta moldnya.
h. Ukur diameter bagian dalam mold dan tinggi contoh tanah untuk
mendapatkan volume tanah.
i. Setelah ditimbang dan diukur, contoh tanah dikeluarkan dari mold dan
diambil beberapa gram dari masing-masing bagian, yaitu bagian atas (top)
dan bagian bawah (bottom), dan dimasukkan kedalam container.
j. Contoh tanah dengan container kemudian ditimbang sehingga didapat
berat tanah + container.
k. Setelah itu contoh tanah dengan container dimasukkan kedalam oven
selama 24 jam pada temperatur 110 + 50C.
l. Setelah 24 jam ditimbang dan dicatat berat tanah kering + container.
Catatan : Fungsi dari menentukan bagian atas dan bagian bawah ialah untuk
menghitung kadar air.
MOLD No. A
1. Mixture of Water cc 450 650 850
2. Number of blows 56 56 56
3. Number of layers 5 5 5
4. Wt of Mold + Soil gr 11859 12120 12428
5. Wt of Mold gr 7038 7038 7038
6. Wt of Soil = (4) - (5) gr 4821 5082 5447
7. Moisture Content (w) % 32,88 37,94 43,13
8. Wt of dry soil gr
(6) 3628,08 3684,21 3805,63
Wdry = x.100
100 7
9. Volume of soil cm3 2133,63 2133,63 2133,63
10. Dry density gr/cm3
(8) 1.70 1,73 1.78
dry =
( 9)
MOLD No, A
1. Mixture of Water cc 1050 1250
2. Number of blows 56 56
3. Number of layers 5 5
4. Wt of Mold + Soil gr 12428 12358
5. Wt of Mold gr 7038 7038
6. Wt of Soil = (4) - (5) gr 5390 5320
7. Moisture Content (w) % 46.89 52.67
8. Wt of dry soil gr
(6) 3669,41 3484,64
Wdry = x.100
100 7
9. Volume of soil cm3 2133.63 2133.63
10. Dry density gr/cm3
(8) 1.72 1.63
dry =
( 9)
13.8. Kesimpulan
Dari grafik hubungan berat isi kering dan kadar air didapat :
- d maksimum = 1,78 gr/cm3
- Kadar air optimum (w) = 43,13 %
BAB XIV
PEMERIKSAAN CBR
(CALIFORNIA BEARING RATIO TEST)
(0,375”) dengan poros tegak lurus satu sama lain yang berjarak 19 mm
dari kedua ujungnya. Selubung pengatur harus cukup longgar sehingga
batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu. (Gambar 15.2)
e. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping
pengembangan yang berlubang-lubang, batang pengatur, tripod logam,
dan arloji penunjuk.
f. Keping beban seberat 2,27 kg (5 pon) berdiameter 194,2 mm (5,875”)
dengan lubang tengah diameter 54,0 mm(2,125”) .
g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.
h. Alat penimbang dengan ketelitian 0,1 gr dan 1,0 gr.
i. Peralatan tambahan seperti talam, alat perata, kantong plastik, gelas ukur
dll.
Buat grafik antara berat isi kering vs kadar air saat dipadatkan dan grafik
dvs CBRDidapat harga CBR design dari contoh tanah tersebut
pada 95 % berat isi kering maksimum.
a. CBR untuk 10 x tumbukan
565,44
0,1” penetrasi = x 100% = 18,85 %.
3000
1211,65
0,2” penetrasi = x 100% = 26,93%.
4500
b. CBR untuk 25 x tumbukan
403,88
0,1” penetrasi = x 100% = 13,46 %.
3000
726,99
0,2” penetrasi = x 100% = 16,16 %
4500
511,58
0,2” penetrasi = x 100% = 11,37 %.
4500
Maka CBR = 26,93 % (ambil yang terbesar).
Dari grafik w vs d didapat :
dry maksimum = 1,78 gr/cm3
woptimum = 43,13 %
Tabel 14.1 nilai CBR dan dry maksimum yang terjadi pada setiap
pukulan
No.
Banyak CBR maksimum dry
Elapsed
Time Proving Proving Proving
(0,01 Load Load Load
(minute) (inch) ring (10-4 ring (10-4 ring (10-4
mm) (Lbs) (Lbs) (Lbs)
inch) inch) inch)
3000
2500
2000
LOADS (LBS)
1500
1000
500
0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600
PENETRATION (INCH)
14.6. Kesimpulan
Nilai CBR design :
dry maksimum = 1.78 gr/cm3
Kadar Air Optimum = 43,13 %
dry CBR = 95 % x dry maksimum
= 95 % x 1.78
= 1.691 gr/cm3
Maka, dari grafik untuk dry CBR = 1.691 gr/cm3 diperoleh CBR design =
15,9 %.
Contoh tanah
Cetakan
silinder
1.
Mold
1. M
o
l
d
Hammer
Dial Gauge
Proving Ring
BAB XV
KLASIFIKASI TANAH
15.2 . Peralatan
Karena percobaan ini hanya memerlukan hasil dari percobaan liquid
limits dan plastis limit maka peralatan yang digunakan adalah sama dengan
percoban tersebut.
15.5. Perhitungan
Ada berbagai sistem yang digunakan untuk mengkalisifikasikan tanah.
Diantaranya sistem USCS dan AASHTO.
Sistem Klasifikasi USCS :
Pada sistem USCS, tanah diklasifikasikan ke dalam tanah
berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika yang lolos saringan No.200
kurang dari 50%, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan
lempung) jika yang lolos saringan No.200 lebih dari 50%.
100%
90%
80%
70%
Persen Lolos
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
10.0000 1.0000 0.1000
Ukuran Butir (mm) 0.0100 0.0010
% yaitu 87,8 %, liquid limit lebih dari 50 % yaitu 81,8%dan plastisitas indeks lebih
dari 7 % yaitu 45,9 %.
Sistem Klasifikasi AASHTO
Pada sistem klasifikasi AASHTO, klasifikasi didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
1. Ukuran partikel
a. Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 in)
dan tertahan pada saringan No 10.
b. Pasir : fraksi yang lolos saringan No.10 (2 mm) dan
tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm).
c. Lanau dan Lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas
Tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indeks
plastisitas, PI ≤ 10, dan dikategorikan sebagai lempung bila
mempunyai indeks plastisitas, PI ≥ 11.
Dari percobaan uji saringan, liquid limit dan plastis limit, diketahui :
Persen lolos saringan No. 10 = 97,00 %
Persen lolos saringan No. 40 = 89,94 %
Persen lolos saringan No. 200 = 87,8%
Batas cair (LL) = 81,00%
Batas plastis (PL) = 35,1 %
Dengan penggunaan tabel klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO,
setelah diurutkan dari kolom kiri ke kanan, sampel tanah termasuk
ke dalam kelompok A-7-5’, dengan indeks kelompok :
GI = (F200 – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F200 – 12)(PI – 10)
= (87,8– 35) [0,2 + 0,005 (81,00 – 40)] + 0,01 (87,8– 12)( 45,9 – 10)
= 48,59 48
X = LL – 30%
= 81% - 30%
= 51 %
PI = 45,9 %
PI < LL Jadi tanah tergolong dalam jenis tanah A-7-5’
Berdasarkan dari klasifikasi tanah menurut klasifikasi tanah menurut
AASHTO sampel tanah yang diambil tergolong dalam jenis tanah A-7-5’ (36)
yang bersifat tanah lempung. Dengan persen lolos saringan No. 200 sebesar
87,8%, liquid limit (LL) sebesar 51%, plasticity index (PI) sebesar 45,9 %.
15.6 Kesimpulan
Berdasarkan dari klasifikasi tanah menurut USCS sampel tanah yang
diambil termasuk dalam tanah berbutir halus dan tanah lempung organik
dengan plastisitas sedang dengan indeks plastisitas lebih dari 7 % yaitu 45,9
%. Dan persen lolos saringan No. 200 lebih dari 50 % yaitu 87,8%.
Sedangkan klasifikasi tanah menurut AASHTO sampel tanah yang
diambil tergolong dengan jenis tanah A-7-5’ (36) yang bersifat tanah
berlempung, dengan liquid limit (LL) lebih dari 41% yaitu 81%. Dan persen
lolos di saringan No. 200 lebih dari 36% yaitu 87,8 %.