Anda di halaman 1dari 120

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

KELOMPOK 18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mekanika tanah merupakan pengetahuan dasar dari teknik pondasi.
Sehingga mekanika tanah adalah ilmu yang sangat penting dalam teknik sipil
yang mempelajari tentang tanah dan aplikasinya dalam bidang teknik sipil.
Mengingat semua pekerjaan bidang teknik sipil berupa konstruksi-konstruksi
seperti konstruksi bangunan, gedung, jalan, jembatan dan lain-lain sehingga
tanah sebagai pendukung kontruksi merupakan material kompleks yang wajib
dipelajari untuk mengetahui sifat mekanis dan teknis dalam rangka pemecahan
masalah kontruksi berupa desain pondasi.
Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat
dari buku atau literatur saja, melainkan juga harus dikenal lebih mendalam
melalui pengenalan langsung ke lapangan. Mengetahui mengamati berbagai
jenis tanah di lapangan (tempat pengambilan sampel) dan meneliti
karakteristiknya dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu
bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan hasil perhitungan dari
laboratorium. Hal ini merupakan salah satu metode yang terbaik untuk
membuktikan kebenaran teori yang ada bagi mahasiswa teknik sipil untuk
mengenal masalah tanah.
Mekanika tanah dalam teknik sipil adalah bidang ilmu yang
mempelajari tentang tanah dan permasalahannya. Pentingnya peranan tanah
dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang ditangani sarjana teknik
sipil, maka hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari perhitungan perencanaan suatu bangunan.
Dalam mekanika tanah kita mempelajari perubahan-perubahan pada
tanah dalam menanggapi berbagai kondisi yang biasa di temui dalam praktek

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
1
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

pembangunan serta memberlakukan hukum-hukum mekanika serta hidraulika


dalam persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tanah.
Tanah dalam mekanika tanah adalah mencakup semua bahan dari
tanah lempung sampai kerikil dan batu-batu besar. Tanah didefinisikan pula
sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimiawi) satu sama lainnya dan
dapat terbentuk dari bahan-bahan prganik yang te;ah melapuk disertai dengan
zat cair dan gas yang ,engisi ruang kosong diantara partikel-partikel pada
tanah. Maslah tanah adalah masalah yang kompleks karena tanah dari
berbagai macam lapisan dan mempunyai sifat yang bermacam-macam pula.
Dari kebanyakan hal, tanah terdiri dari ukuran-ukuran butir yang
meliputi beberapa macam ukuran sehingga tidak akan menemukan dua atau
lebih macam tanah dalam satu contoh. Adapun cara pemberian nama adalah
sebagai berikut :
1. Kerikil Kepasiran
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari kerikil dan mengandung
sejumlah pasir.
2. Pasir Kelanauan
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir dan mengandung
sejumlah lanau.
3. Pasir Kelempungan
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri pasir dan mengandung
lempung.

Begitu pula campuran tanah yang lain, cara pemberian nama atau
istilah seperti diatas yang banyak disebut lebih dulu kemudian dapat diikuti
oleh warna tanah. Batas ukuran butir (cm)
Penggolongan jenis tanah berdasarkan ukuran butir tanah :

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

- Tanah berbutir kasar

BATAS UKURAN BUTIR


MACAM TANAH
(MM)
Berangkal (boulder) > 200
Kerakal (cobblestone) 8 - 200
Kerikil (gravel) 2 - 80
Pasir kasar (course sand) 0,6 - 2
Pasir sedang (medium sand) 0,2 - 0,6
Pasir halus (fine sand) 0,06 - 0,2

- Tanah berbutir halus

BATAS UKURAN BUTIR


MACAM TANAH (MM)
Lanau (silt) 0,002 - 0,06
Lempung (clay) < 0,002

Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat


pada buku atau literatur saja, melainkan harus dikenal lebih mendalam melalui
pengenalan langsung dilapangan (tempat pengambilan sample) danmeneliti
karakteristiknya dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu
bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan hasil pengujian dan perhitungan
dari laboratorium.

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum Mekanika Tanah adalah suatu praktek yang bertujuan
untuk mengetahui dan mempelajari sifat-sifat tanah dalam fungsinya sebagai
pendukung konstruksi. Sifat tanah terdiri dari dua, yaitu:
1. Sifat- sifat pengenal (Index Properties), meliputi:
a. Kadar air
b. Berat isi
c. Berat jenis
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
3
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

d. Ukuran butiran
e. Batas-batas Atterberg
2. Sifat -sifat mekanis (Engineering Properties), meliputi:
a. Handboring
b. Kuat tekan bebas (Unconfined compression)
c. Kuat geser langsung (Direct Shear)
d. Konsolidasi
e. CBR
f. Kepadatan
1.3. Pengujian di Lapangan dan di Laboratorium
Untuk mengetahui sifat atau karakteristik tanah tersebut, maka
dilakukan pekerjaan pengujian berupa pekerjaan pengujian lapangan dan
pekerjaan pengujian laboratorium.
1.3.1 Pekerjaan – pekerjaan pengujian di lapangan meliputi :
 Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh
contoh tanah asli yang relatif tidak terganggu ( Undisturbed
Sample ), yang tidak mengalami perubahan dalam struktur,
kadar air, atau susunan kimianya guna diuji atau ditest di
laboratorium.
1.3.2 Pekerjaan pengujian di laboratorium meliputi :
 Pemeriksaan berat volume, untuk mengetahui perbandingan
berat butir tanah dengan volume butir tanah.
 Pemeriksaan kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat
air dengan berat butir tanah.
 Pemeriksaan berat jenis, untuk mengetahui perbandingan
antara berat volume tanah dengan berat volume air.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
4
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Pemeriksaan ukuran butir, untuk mengetahui penyebaran


ukuran butir (gradasi ) dengan menggunakan analisa saringan
dan analisa hydrometer.
 Uji Pemadatan, Pemadatan adalah suatu proses dimana udara
pori – pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis
bertujuan untuk mendapatkan grafik hubungan antara berat
volume kering ( d) dan kadar air (w). ada dua percobaan
kepadatan tanah, yaitu standar compaction test dan modified
compaction test.
 Pemeriksaan CBR Laboratorium, untuk menentukan CBR
tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di
laboratorium pada kadar air tertentu
 Pemeriksaan Permeabilitas, untuk mendapatkan nilai yang
representative dari koefisien aslinya dilapangan.
 Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial
persatuan luas penampang pada saat benda uji mengalami
keruntuhan.
 Uji Kuat Geser Langsung, untuk menentukan harga kohesi (
c ) dan sudut geser dalam ( ɸ ) dari tanah.
 Uji konsolidasi, dalam uji konsolidasi ini terdapat dua hal
yang perlu diketahui, yaitu besarnya penurunan dan kecepatan
penurunan.
 Pemeriksaan Atterberg, untuk mendapatkan batas cair,
batas plastis dan batas susut
Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali artinya untuk
menyajikan suatu gambaran yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan
karakteristik untuk kondisi tanah yang diteliti.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
5
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Dalam praktikum diusahakan pengujian secara maksimal untuk


mendapatkan kebenaran dari teori-teori perhitungan kekuatan atau daya
dukung tanah yang telah diambil contohnya tersebut.

1.4. Peta Lokasi

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel


Waktu dan Pelaksanaan Praktikum
- Pelaksanaan praktikum pengambilan sampel compaction dan CBR
Hari/tanggal : Sabtu, 23 September 2018
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Jalan Gubernur Sarkawi, Banyu Hirang, Gambut, Banjar,
Kal-Sel
- Pelaksanaan praktikum Hand boring
Hari/tanggal : Sabtu, 23 September 2018
Pukul : 13.40 WITA
Tempat : Jalan Gubenur Sarkawi, Banyu Hirang, Gambut, Banjar,
Kal-Sel

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
6
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

- Pelaksanaan praktikum di laboratorium


Hari/tanggal : Senin, 8 Oktober 2018 s.d 14 Oktober 2018
Pukul : 19.00 Wita
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat

1.5. Praktikan
Para praktikan yang terlibat dalam pelaksanaan praktikum lapangan
dan laboratorium, yaitu:
1. Muhammad Rifqi NIM 1710811210037
2. Ahmad Rizky Rifman NIM 1710811310002
3. Altea Herfyan NIM 1710811310005
4. Ersan Ilmi Noorrahman NIM 1710811310010
5. Muhammad Nur Akbar NIM 1710811310031
6. Shafira Annisa Putri NIM 1710811320041
7. Sonia Fatimah NIM 1710811320042

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
7
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB II
PENGAMBILAN SAMPLE DENGAN HAND BORING
(ASTM D 1452-65)

2.1. Tujuan Percobaan


Tujuannya untuk memperoleh tanah yang relatif tidak terganggu
(undisturbed) guna ditest di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan
sifat-sifat mekanisnya. Selain itu juga untuk mendapatkan gambaran lapisan
tanah berdasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan secara visual.

2.2. Dasar teori


Contoh tanah asli dapat di peroleh dengan menggunakan tabung sampel
(tube samples), tabung belah (spoon samples), ataupun yang berbentuk kubus
(block samples). Terdapat dua cara pengambilan contoh tanah, yaitu melalui
pembuatan sumur uji serta pengambilan contoh tanah melalui pemboran dalam
dengan menggunakan mesin. Pada percobaan ini melakukan pengambilan
sampel menggunakan bor yang di gerakkan pakai tangan.

2.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengambilan
sampel dengan handboring ini adalah sebagai berikut :
a. Peralatan bor yang terdiri dari :
1) Kop tumbukan. ( Gambar 2.1)
2) Rod (stang bor). ( Gambar 2.1)
3) Stick apparat (pengunci tabung sample). ( Gambar 2.1)
4) Handle (alat pemutar). ( Gambar 2.1)
5) Auger (mata bor). ( Gambar 2.1 )
6) dan lain-lain.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
8
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

b. Tabung sample berupa tabung silinder yang panjang 50 cm, ujung dari
tabung meruncing dengan  = 6,8 cm. ( Gambar 2.1 )
c. Kunci pipa paling sedikit 2 buah, untuk memasang atau membuka stick
apparat atau sambungan stang bor.
d. Palu sebagai alat pemukul agar tabung alat dapat masuk ke dalam tanah
waktu akan mengambil sample. ( Gambar 2.1 )
e. Kotak sample tanah terganggu ( Gambar 2.2 )

2.4. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan pengambilan sample dengan
handboring ini adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan mata bor pada stang bor dan pada bagian pipa batang
pemutar handle tersebut. ( Gambar 2.3 )
b. Pemboran dilakukan dengan memutar dan menekan stang bor tepat
tegak lurus dan putaran searah jarum jam. ( Gambar 2.4 )
c. Setiap kedalaman 20 cm bor dicabut, tanahnya dibuang dan diteliti serta
dicatat mengenai warna dan jenis tanahnya.
d. Setelah kedalaman 0,50 meter, mata bor dilepas dan diganti dengan
stick apparat kemudian dipasang tabung untuk pengambilan sample
tanah.
e. Kop stang bor dipukul dengan diusahakan tetap tegak.
f. Setelah tabung diperkirakan penuh, stang bor diputar dua putaran untuk
mematahkan contoh tanah pada bagian dasarnya.
g. Pengeboran dilanjutkan kembali setelah tabung silinder diganti dengan
mata bor.
h. Dalam percobaan kali ini sampel diambil pada kedalaman 1 meter.
i. Pada setiap ujung tabung, tanah dibuang  3 cm , kemudian diberi lilin.
( Gambar 2.5 )

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
9
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

2.5. Hasil Percobaan


Lapisan/jenis – jenis tanah dan Boring Log, dapat dilihat pada tabel
hasil pengamatan.
Boring Log

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Boring Log


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
10
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

2.6. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sample dengan hand boring dapat diketahui,
bahwa tanah terdiri dari beberapa lapisan dengan karakter dan tekstur yang
hampir sama.

2.7. Gambar Percobaan

Gambar 2.1 Peralatan Hand Boring

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
11
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Gambar 2.2 Kotak Sampel Undisturbed Gambar 2.3 Pemasangan mata bor

Gambar 2.4 Pengeboran


Gambar 2.5 Memberi lilin pada
permukaan tanah dalam tabung

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
12
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR
(WATER CONTENT)
(ASTM D 2216-71)

3.1. Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air tanah.

3.2. Dasar Teori


Yang dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat
air yang terkandung dalam tanah dengan berat dari butir tanah tersebut,
dinyatakan dengan persen ( % ).

3.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C. ( Gambar 3.1)
b. Kontainer aluminium. (Gambar 3.2)
c. Neraca dengan ketelitian 1 gram, 0,1 gram dan 0,01 gram. (Gambar 3.3)
d. Alat Ekstruder (Gambar 3.4)
e. Pisau Perata (Gambar 3.5)

3.4. Benda Uji


Benda uji yang diperlukan untuk pemeriksaan kadar air tergantung dari
ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti
ditunjukan pada daftar berikut ini.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
13
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Ukuran Butir Maksimum Benda Uji Minimum Ketelitian

3/4" 1000 gram 1 gram

Lolos #10 100 gram 0,1 gram

Lolos # 40 10 gram 0,01 gram

3.5. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan kadar air (water
content) ini adalah sebagai berikut :
a. Benda uji (minimal 2 buah) ditempatkan dalam cawan yang bersih,
kering dan diketahui beratnya.
b. Cawan dan isinya ditimbang.
c. Cawan dan isinya dimasukan ke dalam oven paling sedikit 4 jam atau
sampai beratnya konstan.
d. Cawan didinginkan.
e. Setelah dingin ditimbang.

3.6. Pengolahan Data


Kadar air dapat dihitung sebagai berikut.
a. Berat cawan (W1) = 14,77gram
b. Berat cawan + tanah basah (W2) = 26,03 gram
c. Berat cawan + tanah kering (W3) = 19,66 gram
d. Berat air (W2–W3) = 6,73 gram
e. Berat tanah kering (W3-W1) = 4,94 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑖𝑟
f. Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
× 100%
6,37
Kadar air = 4,94
× 100% = 128,95 %

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
14
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai berikut:

Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Nomor cawan 1 2 3

1. Berat cawan W1 14,72 gr 18,32 gr 18,29 gr

2. Berat Cawan + tanah basah W2 26,03 gr 26,40 gr 27,73 gr

3. Berat cawan + tanah kering W3 19,66 gr 22,16 gr 22,63 gr

4. Berat air Ww = W2–W3 6,37 gr 4,24 gr 5,1 gr

5. Berat tanah kering WS = W3-W1 4,94 gr 3,84 gr 4,34 gr

6. Kadar air ω = Ww/Ws × 100% 128,95 % 110,42 % 117,51 %

Rata-rata Kadar air ω


118,96 %

3.7. Kesimpulan
Dari percobaan maka didapat harga kadar air yang terkandung dalam
tanah adalah 128,95%, 110,42 % dan 117,51 % sehingga didapat kadar air rata-
rata sebesar 118,96 %.

3.8. Gambar Percobaan

Gambar 3.1 Oven Gambar 3.2 Kontainer

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
15
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Gambar 3.3 Timbangan Gambar 3.4 Alat Ekstruder

Gambar 3.5 Pisau Perata Gambar 3.6 Sampel

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
16
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
SPECIFIC GRAVITY (Gs)
ASTM D 854-58

4.1. Tujuan Percobaan


Untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran yang
lolos saringan No.200 dengan menggunakan picnometer. Berat jenis tanah
adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan
volume yang sama, pada suhu tertentu pula. Berdasarkan nilai Gs bisa kita
ketahui apakah sampel tanah yang kita teliti organis atau anorganis.

4.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan berat
jenis tanah/Specific Gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut :
a. Picnometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan
kapasitas 50 ml. (Gambar 4.1)
b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 + 5)°C. (Gambar 4.2)
c. Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan). (Gambar 4.3)
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. (Gambar 4.4)
e. Thermometer dengan ukuran (0 - 50)°C dengan ketelitian 1°C. (Gambar
4.5)
f. Air suling. (Gambar 4.6)
g. Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1-1,5 pk). (Gambar
4.6)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
17
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

4.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan berat jenis
tanah/Specific Gravity (Gs) ini adalah sebagai berikut :

a. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan kemudian timbang


bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b. Masukan benda uji ke dalam picnometer sebanyak 50 gram, kemudian
timbang bersama tutupnya (W2).
c. Tambahkan air suling hingga mencapai 2/3 tinggi picnometer untuk
bahan yang mengandung lempung, benda uji didiamkan terendam
selama  24 jam.
d. Isi picnometer didihkan selama  10 menit dan botol sekali-kali
dimiringkan untuk mengeluarkan udara yang terserap, serta dengan
media gliserin agar panas merata.
e. Dalam hal menggunakan pipa vacuum, tekanan udara dalam
picnometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian
isilah picnometer dengan air suling dan biarkan picnometer bersama
isinya mencapai suhu konstan di dalam bejana air atau dalam kamar,
sesudah suhu konstan tambahkan air suling sepenuhnya sampai tanda
batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer keringkan bagian
luarnya dan timbang beratnya (W3).
f. Bila isi picnometer belum diketahui tentukan isinya sebagai berikut :
Kosongkan picnometer tersebut dan bersihkan picnometer diisi dengan
air suling yang suhunya sama dengan pada point 5.2.e. dengan ketelitian
1 °C, kemudian pasang tutupnya, keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan koreksi terhadap suhu.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
18
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

4.4. Perhitungan

Temperatur Temperatur
Berat Jenis Berat Jenis
(tC) (tC)
20 0,9982 30 0,9957
21 0,9980 31 0,9954
22 0,9978 32 0,9951
23 0,9976 33 0,9947
24 0,9973 34 0,9944
25 0,9971 35 0,9941
26 0,9968 36 0,9937
27 0,9965 37 0,9934
27,5 0,9964 38 0,9930
28 0,9963 39 0,9916
29 0,9960 40 0,9922
Tabel 2.1 Berat Jenis Air Pada Suhu Tertentu

Berat jenis contoh tanah dihitung sebagai berikut :


𝛾𝑠
Gs =
𝛾𝑤
Ws/Vs
= 𝑊𝑤/𝑉𝑤
𝑊𝑠 𝑉𝑤
= 𝑉𝑠 × 𝑊𝑤
Dimana : Vs = Vw
𝑊𝑠
Gs =
𝑊𝑤
W1  W2
Gs =
( W4  W1 )  ( W3  W2 )

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
19
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Dimana :
W1 = Berat picnometer (gram)
W2 = Berat picnometer + tanah kering (gram)
W3 = Berat picnometer + tanah + air (gram)
W4 = Berat picnometer + air (gram)

Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

No. Piknometer 1 2
Berat Piknometer W1 (gr) 38,9 53,28
Berat Piknometer + Tanah Kering W2 (gr) 68,98 83,55
Berat Tanah Kering WT = W2 - W1 (gr) 30 30
Temperatur t°C 27,5 27,5
Berat Piknometer + Tanah + Air W3 (gr) 156,02 167,06
Berat Piknometer + Air pada °C W4 (gr) 135,10 149,2
Berat Jenis pada Suhu t°C WT / (WT + (W4 – W3)) 2,48 2,47
Rerata Berat Jenis (Gs) Pada Suhu t°C 2,48
Berat Jenis (Gs) Pada Suhu 27,5 °C
2,48
Gs × (Bj air t°C) / (Bj air 27,5°C)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
20
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

4.5. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan terhadap sampel tanah yang diambil dari
lokasi pengambilan tanah dengan alat hand boring diperoleh nilai berat jenis
(Specific Gravity) 2,48.
Macam Tanah Berat Jenis ( Gs )
Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau Organik 2,62 – 2,68
Lempung Organik 2,58 – 2,65
Lempung Anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80
(Sumber : Hardiyatmo, 2002)
Dengan melihat hasil Gs dengan nilai sebesar 2,48 dan pada tabel
diatas tidak masuk dalam range yang manapun tetapi dengan melihat hasil
atterberg limit test dan analisa saringan maka di simpulkan contoh tanah
tersebut termasuk tanah lempung Organik dengan kisaran Gs 2,58-2,65.

4.6. Gambar Percobaan

Gambar 4.1 Piknometer Gambar 4.2 Oven

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
21
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Gambar 4.3 Saringan Gambar 4.4 Timbangan

Gambar 4.5 Termometer Gambar 4.6 Air Suling dan Tungku


Listrik

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
22
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB V
PERCOBAAN BERAT ISI
(ASTM D 2937-83)

5.1. Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat volume
dalam massa tanah yang relatif tidak terganggu (Undisturbed Soil).
5.2. Dasar Teori
Berat isi dari suatu masssa tanah adalah perbandingan antara berat total
tanah terhadap isi total tanah dan di nyatakan dalam notasi  (gram/cm3).

Tabel 5.1 berat volume kering untuk beberapa tipe tanah yang masih
dalam keadaan asli.
Tipe Tanah Berat volume kering
d (lb/ft3) d (kN/m3)
Pasir lepas dengan butiran seragam 92 14,5
Pasir padat dengan butiran seragam 115 18
Pasir lanau yang lepas dengan butiran bersudut 102 16
Pasir lanau yang padar dengan butiran bersudut 121 19
Lempung kaku 108 17
Lempung lembek 73-93 11,5-14,5
Tanah 86 13,5
Lempung organik lembek 38-51 6-8
Glacial till 134 21
(Sumber : buku Braja M. Das halaman 38 )

5.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan berat volume
(volumetric weight) ini adalah sebagai berikut :
a. Ring sebanyak 3 buah, berat volumenya diketahui. (Gambar 5.1)
b. Ekstruder. (Gambar 5.2)
c. Timbangan. (Gambar 5.3)
d. Spatula/Pisau Perata (Gambar 5.4)
e. Minyak Pelumas (Gambar 5.5)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
23
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

5.4. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan berat volume (volumetric
weight) ini adalah sebagai berikut :
a. Tabung sampel dipasang pada ekstruder, putar stang ekstruder untuk
mengeluarkan sampel dari tabung.
b. Ring ditekan ke dalam tabung yang berisi contoh tanah.
c. Permukaan tanah diratakan.
d. Ring dan contoh tanah ditimbang.
e. Berat tanah diketahui.

5.5. Perhitungan
 Kadar air

(W1  W2 )
w= x 100 %
(W2  W3 )
Dimana :
w = Kadar air tanah ( % ).
W1 = Berat container + tanah basah ( gr ).
W2 = Berat container + tanah kering ( gr ).
W3 = Berat container( gr ).
 Berat Volume tanah

m= Wwet
( gr/cm³ )
Vwet
Dimana :
Wwet = berat tanah basah.
Vwet = isi kering.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
24
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

5.6. Hasil Perhitungan

Depth. 3,6 – 4,0 m


Ring No. Konsol
1 2 3
1. Wring + Wwet gr 138,67 139,49 142,16 140.95
2. Wring gr 59,73 58,16 64,29 59.24
3. Vwet = Vring cm³ 57,89 59,23 59.79 59.22
4. Wwet = (1) - (2) gr 78,94 81,33 77,87 81.71
5. m = (4)/(3) gr/cm³ 1.36 1.37 1.30 1.38
6. maverage gr/cm³ 1,34

 Dari Bab III diketahui w (kadar air) = 118,96 %


 Berat volume

m =
Wwet
( gr/cm³ )
Vwet

= 1,34 gr/cm³
 Berat volume kering (d) dapat dihitung :
m
d = = 1,34 / (1+ 1,1896) = 0,612 gr/cm3
1 w

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
25
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Perhitungan void ratio (e), porositas (n) dan derajat kejenuhan (Sr) :

Va udara Wa

Vv
V Vw air Ww W

Vs tanah Ws

∑3𝑖=1 𝑊𝑖
 Berat total (W) =
3
= ((78,94+81,33+77,87) / 3)
= 79,38 gr
Ww
 Kadar air (w) = = 118,96 %
Ws
 Berat air (Ww)
W = W w + Ws = 79,38 gr
Ww Ww
118,96 % = 
Ws 79,38  Ww
1,1896 x (79,38 - Ww) = Ww
94,43 – 1,1896 Ww = Ww
94,43 = 2,1896 Ww
Ww = 43,127 gr
 Volume air (Vw)
Ww =  w x Vw
43,01 = 1 gr/cm3 x Vw
Vw = 43,127 cm3

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
26
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Berat volume butiran tanah(s)


Gs = 2,48
w = 1 gr/cm3
s
Gs =
w

s
2,48 =
1

s = 2,48

 Berat tanah ( Ws)


W = Ws + Ww + Wa
79,38 = Ws + 43,127 + 0
Ws = 36,353 gr
 Volume tanah (Vs)

s
𝑊𝑠
=
𝑉𝑠
36,353
2,48 =
𝑉𝑠
Vs = 14,66 cm3
 Volume rongga (Va)
Vs = Vwet – Vw -Va
14,66 = 58,97 – 43,127 - Va
Va = 15,843 – 14,66
Va = 1,183 cm3
 Volume Void ( Vv)
Vv = Vw + Va
Vv = 43,127 + (1,183)
Vv = 44,31 cm3

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
27
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Menghitung void ratio (e)


V𝑣 44,31
e= = = 3,02
VS 14,66
 Menghitung porositas (n)
e 3,02
n=   0,751
1  e 1  3,02
 Menghitung derajat kejenuhan (Sr)
Vw 43,127
Sr = x100%  x100%  97,33%
Vv 44,31

5.7.Kesimpulan
Dari sampel tanah yang diamati diperoleh :
a. Berat Volume tanah basah (m) = 1,34 gr/cm³
b. Berat Volume tanah kering (d) = 0,612 gr/cm³
c. Void Ratio (e) = 3,02
d. Porositas (n) = 0,751
e. Derajat kejenuhan (Sr) = 97,33 %

5.8 Gambar Alat

Gambar 5.1 Ring Gambar 5.2 Ekstruder

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
28
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Gambar 5.3 Timbangan Gambar 5.4 Pisau Perata

Gambar 5.5 Minyak Pelumas

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
29
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB VI
BATAS KONSISTENSI LIMIT
(ASTM D 2216-80)

6.1 Pemeriksaan Batas Cair (ASTM D 423-66)

6.1.1 Tujuan Percobaan


Pemeriksaan batas cair bertujuan untuk menentukan kadar air suatu
sampel tanah pada batas cair.

6.1.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Alat uji batas cair standar (Casagrande).(Gambar 6.1)
b. Grooving tool ( Alat pembuat alur). (Gambar 6.2)
c. Container. (Gambar 6.3)
d. Palu karet.
e. Saringan nomor 40. (Gambar 6.4)
f. Plat kaca ukuran 30 x 30 cm. (Gambar 6.5)
g. Oven. (Gambar 6.6)
h. Neraca. (Gambar 6.7)
i. Air suling dengan tabung airnya. (Gambar 6.8)
6.1.3 Prosedur
Cara Biasa
a. - Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara (Air Dry),
remah dengan palu karet lalu saring dengan ayakan nomor 40
sebanyak ±100 gram.
- Sedangkan untuk tanah uindisturbed sampel dari tabung langsung
diuji.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
30
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

b. - Tanah permukaan yang lolos ayakan nomor 40 ditumpuk diatas


plat kaca diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi menjadi
adonan atau pasta yang lembut.
-Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan
ditumpuk diatas pelat kaca.
c. Adonan dimasukkan ke dalam mangkuk Casagrande dan
ratakan permukaannya.
d. Buat alur ditengah tanah yang telah diratakan tersebut dengan
grooving tool selapis rlemi selapis (maksimal enam kali) sehingga
tanah menjadi tcrbclah dua.
e. Putar handle mangkuk Casagrande dengan kecepatan konstan (2
ketuk tiap detik) sambil menghitung jumlah ketukannya dan
perhatikan gerakan adonan tanah pada mangkuk sampai merapat kira-
kira 1/2 inchi (13 mm).

1,3
cm

Sebelum Sesudah
f. Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, tambahkan air dan ulangi
langkah kerja dari (c). Sebaliknya apabila jumlah ketukan kurang dari
50 kali, keringkan adonan atau aduk terus menerus diatas plat kaca,
kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada percobaan ini, banyak
ketukan yang diambil adalah 15 sampai 35.
g. Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan diuji.
h. Waktu pencampuran tanah 5 -20 menit.
i. Apabila adonan merapat sekitar 13 mm sesuai dengan jumlah ketukan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
31
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

yang diinginkan, contoh tanah diambil dari adonan dimasukkan ke


dalam knntainer.
j. Tentukan kadar airnya.

Cara satu titik


a. Tentukan atau cari satu keadaan pengujian yang memenuhi
ketukan 20 - 30 ketukan.
b. Tentukan kadar airnya (Wn)

Wn = (berat air/berat tanah kering) x 100%

c. Tentukan nilai (N/25)tanβ dari tabel.

N 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(N/25)0,12 0,974 0,979 0,985 0,99 0,995 1 1,005 1,009 1,014 1,018 1,022
LL = Wn . (𝑵/𝟐𝟓)tanβ

Di mana :
 N = Jumlah ketukan.
 Wn = Kadar air yang dibutuhkan untuk menutup goresan
 Tanβ = 0,121

6.1.4 Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang
bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang kadar air sebagai
sumbu tegak dengan skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika
ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka buatlah garis
lurus melalui titik berat itu, tentukan batas kadar airnya pada jumlah ketukan
ke N = 25 kali ketukan.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
32
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Langkah Pengujian Hasil Perhitungan


Jumlah Ketukan 15 20 28 38
Nomor Cawan I II III IV
Berat Cawan W1 10,32 8,45 9,16 10,33
Berat Cawan + Tanah
W2
Basah 21,27 18,69 18,16 21,41
Berat Cawan + Tanah
W3
Kering 16,28 14,03 14,4 16,51
Berat Air Ww = W2 - W3 4,99 4,66 4,21 4,9
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 5,96 5,58 5,24 6,18
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air
100% 83,72% 83,51% 80,34% 79,29%

Liquid Limit (WL)


100

80
Water Content (%)

60

40

20

0
1 10 100
Number of Blow

Gambar 6.1 Grafik Batas cair


Berdasarkan grafik didapatkan batas cair untuk jumlah ketukan (number
of blows) 25 kali adalah 81,00 %.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
33
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

6.2 Pemeriksaan Batas Plastis (ASTM D 424-59)


6.2.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah dalam
keadaan batas plastis.

6.2.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Plat kaca 30x30 cm. (Gambar 6.7)
b. Saringan nomor 40 (0,42 mm). (Gambar 6.4)
c. Kontainer. (Gambar 6.3)
d. Rol atau alat pengukur
e. Oven. (Gambar 6.6)
f. Neraca. (Gambar 6.7)
g. Air suling dengan tabung aimya (Gambar 6.8)

6.2.3 Prosedur
a. - Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam keadaan
kering udara( AirDry), dihaluskan dengan palu karet, kemudian disaring
dengan ayakan nomor 40.
- Untuk tanah Undisturbed tanah dari tabung sampel langsung diuji.
b. - Tanah permukaan yang lolos dari saringan nomor 40 kemudian
diletakkan di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk
seperti bola (± 8 gram).
- Tanah Undisturbed dari tabung sampel yang telah berupa adonan
ditumpuk diatas pelat kaca diaduk sehingga membentuk seperti bola (±
8 gram).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
34
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

c. Setelah itu digulung dengan gulungan 80- 90 gulungan per menit (1


gulungan = 1 kali gulungan ke depan + 1 kali gulungan ke
belakang/ke posisi awal)
d. Pada saat diameter gulungan sampai 1/8 inch potong-potong bagian
gulungan menjadi 6 atau 8 bagian.
e. Lalu bagian-bagian tadi disatukan dan dibentuk lagi menjadi bola
(elips) dan kemudian digulung lagi.
f. Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami
retak-retak (bisa jadi sebelum sampai diameter 1/8 inch).
g. Gulungan yang sudah tepat kadar aimya (retak) diambil dan
dimasukkan ke dalam kontainer lalu ditimbang.
h. Kemudian masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
i. Tentukan kadar aimya.

6.2.4 Perhitungan
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Cawan 1 2
Berat Cawan W1 5,4 4,39
Berat Cawan + Tanah
W2 6,44 5,39
Basah
Berat Cawan + Tanah
W3 6,17 5,13
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 0,27 0,26
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 0,77 0,74
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air 35% 35%
100%
Rata-rata Kadar Air ω 35,1%

Berdasarkan hasil perhitugan didapatkan batas plastis (PL) adalah


32.456 %. Sehingga didapatkan indeks plastisitas yaitu :

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
35
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Indeks Plastisitas (PI) = LL-PL


= 81,7 – 35,1
= 45,9 %.

6.3 Pemeriksaan Batas Susut (ASTM D 427-61)

6.3.1 Tujuan Percobaan


Mencari kadar air tanah (w.s), terhadap berat kering tanah setelah
di oven, dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah
akan menyebabkan penambahan volume massa tanah.

6.3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a. Evaporating disk, porselin.
b. Spatula. (Gambar 6.9)
c. Shrikage disk, datar, dari porselin.
d. Glass, cup, pemukaan rata plat kaca. (Gambar 6.10)
e. Graduate cylinder 25 ml. (Gambar 6.11)
f. Timbangan, ketelitian 0,1 gr. (Gambar 6.7)
g. Air raksa.
h. Persiapkan tanah yang lolos saringan No.40 sebanyak 30 gr

6.3.3 Prosedur Pekerjaan

a. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur dengan air


suling secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah sehingga
menyerupai pasta, sehingga mudah diisikan kedalam cawan penyusut
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
36
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

tanpa membawa serta masuk gelembung udara. Banyaknya air yang


dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk dengan consistency yang
diinginkan kira-kira sama atau sedikit lebih besar dari liquit limit.
Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memperoleh plastic soil dengan
consistency yang diinginkan , mungkin lebih besar dari WLL (kira-kira
10 % lebih besar dari WLD.
b. Bagian dalam dari cawan penyusut dilapisi tipis dengan Vaseline.
Untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh tanah yang
sudah dibasahi tadi, kira-kira 113 volume cawan diletakkan
ditengah-tengah cawan, dan tanah dibuat mengalir kepinggir dengan
cara mengetuk-ngetuk cawan penyusut diatas permukaan yang kokoh
diberi bantalan beberapa lembar kertas. Kemudian setelah tanah yang
diketuk tadi menjadi padat dan semua udara yang terdapat didalamnya
terbawa kepermukaan, tambahkan lagi 113 tanah kedalam cawan
penyusut dan lakukan hal yang sarna sampai cawan penyusut penuh.
c. Setelah diratakan dan dibersihkan, ditimbang dengan segera Cawan
penyusut + Tanah basah = A gram. Pasta tanah dibiarkan mengering
diudara sehingga warna pasta tanah bembah dari tua menjadi muda. Lalu
dimasukkan kedalam oven sampai kering. Setelah kering lalu timbang
Berat cawan + Tanah kering = B gram. Timbang berat cawan
kosong,bersih dan kering = C gram
d. Volume cawan = volume tanah basah, diukur dengan mengisi penuh
cawan penyusut dengan air raksa sampai meluap, buang kelebihan air
raksa dengan menekan kaca kuat kuat diatas cawan. Kemudian ukur
dengan menggunakan gelas ukur banyaknya air raksa yang tinggal dalam
cawan penyusut sehingga didapatkan isi tanah basah = V.
e. Volume tanah kering diukur dengan mengluarkan tanah kering dari
cawan penyusut lalu dicelupkan kedalam cawan gelas yang penuh

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
37
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

dengan air raksa.


Caranya sebagai berikut:
 Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air
raksa dibuang dengan menekan plat kaca diatas cawan gelas.
 Air raksa yang melekat diluar cawan gelas dibersihkan dengan benar.
 Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu kedalam cawan gelas
yang lebih besar.
 Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas.

 Tekan dengan hati-hati tanah kering itu kedalam air raksa dengan
menggunakan plat kaca, sampai plat kaca rata dengan bibir cawan.
Perhatikan jangan sampai ada udara yang terbawa masuk kedalam
air.
 Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan gelas
ukur, sehingga didapat Volume tanah kering = Vs

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
38
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

6.3.4 Perhitungan
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan
Nomor Monel Dish 4 l2
Berat Monel Dish W1 52,48 43,51
Berat Monel Dish + Tanah
W2 76,4 69,79
Basah
Berat Monel Dish + Tanah
W3 64,94 57,11
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 11,46 12,68
Berat Tanah Kering W = W2 - W1 23,92 13,60
Berat Tanah Basah Ws = W3 - W1 12,46 26,28
Volume Tanah Basah V 16,69 17,29
Berat Monel Dish + Tanah
Vo 8,67 7,67
Kering
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air 91,97% 48,25%
100%
Batas Susut
44,06% 43,06%
SL = ω - [(V - Vo) / Ws. ɣw] × 100%
SL rata-rata 43,56%

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan batas susut adalah 43,56 %.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
39
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

6.4 Kesimpulan
Hasil percobaan

Keadaan Cair Keadaan Plastis Keadaan Semi Keadaan Padat


W>>> (Liquid) (Plastis) Plastis (Solid) W<<<

Batas Cair Batas Plastis Batas Susut

WL= 81,00% Wp = 35,1% WS = 43,56%


Dari hasil percobaan didapat batas cair (WL) = 81,00 %, batas plastis (WP)
= 35,1 %, batas susut (WS) = 43,56 %, dan nilai PI = 45,9 % Data ini
menunjukkan bahwa sampel yang digunakan merupakan tanah dengan
simbol kelompok OL (Menurut USCS) yaitu Organic silt and organic silty
clays of low plasticity.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
40
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

6.5 Gambar Percobaan

Gambar 6.1 Casagrande Gambar 6.2 Grooving Tool

Gambar 6.3 Kontainer Gambar 6.4 Saringan No.40

Gambar 6.5 Plat Kaca Gambar 6.6 Oven

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
41
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Gambar 6.7 Neraca Gambar 6.8 Air Suling

Gambar 6.9 Spatula Gambar 6.10 Gelas cup

Gambar 6.11 Graduate Cylinder 25 ml

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
42
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB VII
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
(ASTM D 2487-69)

7.1. Tujuan Percobaan


Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi butiran
(gradasi) dengan menggunakan saringan, untuk butiran-butiran tanah yang
tertahan pada saringan No 200.

7.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan analisa saringan
agregat halus dan kasar ini adalah sebagai berikut :
a. Satu set saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200 (menurut standard
ASTM). (Gambar 7.1)
b. Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji. (Gambar 7.3)
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C. (Gambar 7.4)
d. Alat pemisah contoh.
e. Pengguncang saringan (sieve shaker). (Gambar 7.2)
f. Talam-talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain.

7.3. Benda Uji


Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan
sebanyak:
 Agregat halus.
Ukuran agregat halus yang tertahan dari saringan No.10 sampai
dengan saringan No.200 sebanyak 500 gr.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
43
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4.
Benda uji disiapkan sesuai dengan pemeriksaan bahan lewat saringan
No 200, kecuali apabila butiran yang mulai saringan No.200 tidak perlu
diketahui jumlahnya dan bila syarat ketelitian tidak menghendaki
pencucian.

7.4. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari ini percobaan analisa saringan agregat halus
dan kasar ini adalah sebagai berikut :
a. Benda uji sebanyak 500 gr dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110+5)°C sampai beratnya konstan.
b. Setelah di oven, ambil 300 gr dicuci di atas saringan No. 200 hingga
airnya jernih, yang tertahan pada saringan No 200 di oven selama 24
jam, kemudian ditimbang.
c. Benda uji disaring dengan menggunakan satu set saringan, ukuran
saringan yang paling besar ditempatkan di atas.
d. Saringan diguncang dengan tangan (melalui tuas) atau dengan mesin
pengguncang selama 15 menit.

7.5. Perhitungan
 Persentase berat benda uji yang tercantum dan yang lolos pada masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji adalah sebagai berikut :
● Berat sampel tanah = 300 gr
● Nomor kontainer = 10
● Berat kontainer + tanah kering = 330 gr
● Berat kontainer = 30 gr
● Berat tanah kering = 300 gr

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
44
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Dengan menggunakan grafik semi log, maka kurva distribusi ukuran


butir didapat:
 C (gr) = (Xn-1) + Xn
Dimana : Xn = Berat tanah yang tertahan pada saringan
yang dihitung.
Xn–1 = Berat tanah yang tertahan pada saringan
sebelumnya.
𝑊
 Tertahan kumulatif (%) = × 100%
300
Dimana : W = Berat tertahan kumulatif pada saringan yang
dihitung
 Lolos saringan (%) = 100 – Cr (%)
Dimana : Cr = Tertahan kumulatif (%)

Contoh perhitungan:
Diketahui : Berat tanah pada saringan sebelumnya (Xn – 1) = 0 gr
(saringan 4)
Berat tanah pada saringan yang dihitung (Xn) = 0,74 gr
 Tertahan kumulatif (gr) = 0 + 0,74 = 0,74 gr
0,74
 Tertahan kumulatif (%) = × 100% = 0,25 %
300

 Lolos saringan (%) = 100 – 0,25 = 99,75%

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
45
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tertahan
Berat Tertahan Tertahan Lolos Saringan
US Bureau of Standard Kumulatif Dalam
Saringan Kumulatif Dalam Persen
Persen

Diameter Lubang
No.
Ayakan (gr) (gr) % %
Ayakan
(mm)

4 4,75 0.74 0.74 0.25 99.75


10 2,00 8.26 9 3 97
20 0,840 13.97 2.97 7.66 92.34
40 0,420 7.21 30.18 10.66 89.94
50 0,297 1.62 31.8 10.6 89.4
60 0,234 2.45 34.25 11.42 88.58
80 0,177 1.70 35.95 11.98 88.02
100 0,149 0.52 36.47 12.15 87.85
200 0,074 0.13 36.6 12.2 87.8
Tabel 7.1 Hasil Perhitungan
Dari data hasil percobaan dan perhitungan diatas diperoleh :
 Weight of Dry Soil = 300 gr
 Persen lolos pada saringan no.200 = 87,8%

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
46
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

100%
90%
80%
PERSEN LOLOS (%) Title

70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
10.0000 1.0000 0.1000 0.0100
UKURAN BUTIRAN (mm)

Gambar 6.1 Grafik Analisa Saringan

7.6. Kesimpulan
Dari percobaan analisa saringan yang dilakukan, didapat material yang
lolos saringan No.200 lebih dari 50% yaitu 87,8 %, maka tanah tersebut dapat
digolongkan tanah berbutir halus.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
47
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

7.7. Gambar Percobaan

Gambar 7.1 Satu set saringan Gambar 7.2 Shieve sheaker

Gambar 7.3 Timbang Gambar 7.4 Oven

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
48
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB VIII
PEMERIKSAAN UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN
HYDROMETER
(ASTM D 2487-69)

8.1. Tujuan Percobaan


Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian ukuran butir
(gradasi) tanah yang lolos saringan No 200 (0,074 mm).

8.2. Dasar Teori


Analisa hidrometer di dasarkan pada prinsip sedimentasi
(pengendapan) butir- butiran tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah
dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah yang mengendap dengan
kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk ukuran dan beratnya.

8.3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan ukuran
butir tanah dengan hydrometer ini adalah sebagai berikut :
a. ASTM Soil hydrometer 152 H. (Gambar 8.1)
b. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter 6,5 cm. (Gambar 8.2)
c. Termometer 0 - 50 °C, dengan ketelitian 0,1°C. (Gambar 8.3)
d. Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
e. Saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200. (Gambar 8.4)
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)°C.
h. Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
i. Batang pengaduk dari gelas.
j. Stop watch.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
49
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

k. Bahan dispersi, sodium silikat atau sodium metaphospat. (Gambar 8.5)

8.4. Benda Uji


Adapun benda uji dalam percobaan pemeriksaan ukuran butir tanah
dengan hydrometer ini adalah sebagai berikut :
a. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butiran
lebih halus dari saringan No 10 (200 mm), benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan No 10.
b. Jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran
yang lebih besar dari saringan No 10 (200 mm), keringkan contoh tanah
diudara sampai bisa disaring.
c. Ambil benda uji yang lolos saringan No 10 (200 mm).

8.5. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan pemeriksaan ukuran butir tanah
dengan hydrometer ini adalah sebagai berikut :
a. Sampel diambil dari tabung sebanyak + 200 gram.
b. Dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110+5)°C.
Ditumbuk perlahan agar butirnya tidak pecah.
c. Sampel yang lolos saringan No 200 diambil sebanyak 50 gram,
kemudian dicampur dengan aquadest sebanyak 100 ml serta diberi
sodium metaphospat sebanyak 10 cc aduklah sampai merata dengan
pengaduk gelas dan biarkan selama 24 jam.
d. Sesudah perendaman campuran dipindahkan ke dalam mangkok dan
tambahkan air suling/air bebas mineral sampai kira-kira setengah
penuh, aduklah campuran selama 15 menit dalam dispertion cup.
e. Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling sehingga volume campuran menjadi 1000 ml.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
50
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Mulut tabung ditutupi rapat-rapat dengan telapak tangan kemudian


kocoklah selama satu menit.
f. Setelah dikocok tabung diletakan dengan hati-hati masukan
hydrometer. Biarkan hydrometer terapung bebas dan tekanlah stop
watch. Pembacaan dilakukan pada 1/2 ; 1 dan 2 menit dan catatlah pada
formulir pemeriksaan hydrometer. Bacalah pada puncak menecusnya
dan catatlah pembacaan-pembacaan itu sampai 0,5 gram/liter yang
terdekat atau 0,001 berat jenis (Rh). Sesudah pembacaan pada menit
kedua, angkatlah hydrometer ke dalam tabung yang berisi air suling
yang suhunya sama seperti suhu tabung percobaan.
g. Masukan kembali hydrometer ke dalam tabung dengan hati-hati dan
lakukan pembacaan pada menit ke 5, 15, 30 menit., 1, 4 dan 24 jam.
h. Pada setiap selesai pembacaan cuci dan kembalikan hydrometer ke
dalam tabung berisi air suling. Lakukan proses memasukan dan
mengangkat hydrometer masing-masing selama 10 detik.
i. Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama kemudian
pada setiap pembacaan berikutnya.
j. Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan
No. 200 dan cucilah sampai air pencuciannya jernih dan biarkan air ini
mengalir terbuang. Fraksi yang tertinggal diatas saringan no.200
dikeringkan dan lakukan pemeriksaan saringan dengan cara
pemeriksaan saringan agregat halus dan kasar.

8.6. Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar.
b. Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan
nomogram terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Rh harus ditulis
disamping skala Hr pada nomogram.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
51
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

c. Hitunglah prosentase dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter
(D) dari rumus berikut :
 Untuk hydrometer dengan pembacaan 5 - 60 gram/liter
A. (Rh  k)
P= x100%
W3

 Untuk hydrometer dengan pembacaan berat jenis 0,995 - 1,038.


1606. A. (Rh  k  1)
P=
W3
Dimana :
k = koreksi suhu (daftar No.1)
A = faktor kalibrasi (daftar No.2)
Bila benda uji yang diambil terdiri dari tanah yang mengandung fraksi
di atas saringan No 10, hitunglah prosentase seluruh contoh lebih kecil
dari D dengan rumus :

Presentase seluruh contoh lebih kecil = P x % melalui saringan No


10.

A.( R  Ra )
 Rumus N = x100%
50
dimana : R dan Ra = data hasil percobaan.
A = Koreksi faktor (tabel).
= 1,034
 Nilai Zr diperoleh dari tabel, berdasarkan ( R - Ra )

Zr
 Rumus : D = k .
t
dimana : Pada suhu 27 °C dan Gs = 2,48 diperoleh :
k = 0,0133 (tabel interpolasi)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
52
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Rumus: N' = ( Sv x N ) %
dimana : Sv = % yang lolos saringan No 200
Sv = 87.8%
N’ (%) = 87.8%

Tabel 8.1 Hubungan antara Gs terhadap A


Gs 2.9 2.89 2.8807 2.87 2.86 2.85 2.84 2.83 2.82 2.81 2.8
A 0.95 0.95 0.954 0.9568 0.958 0.96 0.962 0.964 0.966 0.968 0.97
Gs 2.79 2.78 2.77 2.76 2.75 2.74 2.73 2.72 2.71 2.7 2.69
A 0.972 0.974 0.976 0.978 0.98 0.982 0.984 0.986 0.988 0.99 0.992
Gs 2.68 2.67 2.66 2.65 2.64 2.63 2.62 2.61 2.6 2.59 2.58
A 0.994 0.996 0.998 1 1.002 1.004 1.006 1.008 1.01 1.012 1.014
Gs 2.57 2.56 2.55 2.54 2.53 2.52 2.51 2.5 2.49 2.48 2.47
A 1.016 1.018 1.02 1.022 1.024 1.026 1.028 1.03 1.032 1.034 1.036
Gs 2.46 2.45 2.44 2.43 2.42 2.41 2.4 2.39 2.38 2.37 2.36
A 1.046 1.048 1.05 1.052 1.054 1.056 1.058 1.06 1.062 1.064 1.066
Gs 2.15 2.1 2.05 2 1.95 1.9 1.85
A 1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17

Tabel 8.3 Hubungan antara Gs dengan Temperatur


Untuk memperoleh Harga K
Temp BERAT JENIS
Derajad (Gs)
Celcius 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8
16 0.01510 0.01505 0.01481 0.01457 0.01435 0.01414 0.01394 0.01374
17 0.01511 0.01486 0.01462 0.01439 0.01417 0.01396 0.01376 0.01356
18 0.01492 0.01467 0.01443 0.01421 0.01399 0.01378 0.01359 0.01339
19 0.01474 0.01449 0.01425 0.01403 0.01382 0.01361 0.01342 0.01323
20 0.01456 0.01431 0.01408 0.01385 0.01365 0.01344 0.01325 0.01307
21 0.01438 0.01414 0.01391 0.01369 0.01348 0.01328 0.01309 0.01291
22 0.01421 0.01397 0.01374 0.01353 0.01332 0.01312 0.01294 0.01276
23 0.01404 0.01381 0.01358 0.01337 0.01317 0.01297 0.01279 0.01261
24 0.01388 0.01365 0.01342 0.01321 0.01301 0.01282 0.01264 0.01246
25 0.01372 0.01349 0.01327 0.01306 0.01286 0.01267 0.01249 0.01232
26 0.01357 0.01334 0.01312 0.01291 0.01272 0.01253 0.01235 0.01218
27 0.01342 0.01319 0.01297 0.01277 0.01258 0.01239 0.01221 0.01204
28 0.01327 0.01304 0.01283 0.01264 0.01244 0.01225 0.01208 0.01191
29 0.01312 0.0129 0.01269 0.01249 0.0123 0.01212 0.01195 0.01179
30 0.01298 0.01276 0.01256 0.01236 0.01217 0.01199 0.01182 0.01169

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
53
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 8.3 Hasil Perhitungan

Waktu R Ra Temp R-Ra N Zr' Zr/t D N'


(menit) C (%) (cm) (mm) (%)

¼ 35 -1 27 36 0.75586 10.36 0.01337 0.0861 90.59%


½ 35 -1 27 36 0.75168 10.40 0.01337 0.0610 90.09%
1 35 -1 27 36 0.75168 10.40 0.01337 0.0431 90.09%
2 33 -1 27 34 0.75168 10.40 0.01337 0.0305 90.09%
5 31 -1 27 32 0.75168 10.40 0.01337 0.0193 90.09%
15 28 -1 27 29 0.7308 10.61 0.01337 0.0112 87.59%
30 24 -1 27 25 0.69948 10.80 0.01337 0.0080 83.83%
60 22 -1 27 23 0.64728 11.20 0.01337 0.0058 77.58%
250 21 -1 27 22 0.5742 11.80 0.01337 0.0030 68.82%
1440 10 -1 27 11 0.48546 12.48 0.01337 0.0012 58.18%

100%
90%
80%
70%
PERSEN LOLOS (%)

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
100 10 1 0.1 0.01 0.001
UKURAN BUTIRAN (mm)

Grafik 8.1. Grafik Hidrometer

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
54
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

8.7. Kesimpulan

100%

90%

80%

70%

Persen Lolos
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
10.0000 1.0000 0.1000 0.0100 0.0010
Ukuran Butir (mm)

Grafik 8.2 Grain Size Distribution Curve

Dari Grain Size Distribution Curve yang dibuat berdasarkan pemeriksaan


ukuran butir tanah dengan hydrometer, diperoleh hasil sebagai berikut (berdasar
standar USCS) :
a) Kerikil (76,2 mm – 4,75 mm) = 3,00 %
b) Pasir (4,75 mm – 0,075 mm) = 9,20 %
c) Lanau dan lempung (< 0,075 mm) = 34,14 %
d) Lempung = 53,66 %
Berdasarkan persentase ukuran butir, tanah tersebut maka dapat
diketahui tanah tersebut adalah tanah lempung.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
55
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

8.8. Gambar Percobaan

Gambar 8.1 Hydrometer Gambar 8.2 Gelas Ukur

Gambar 8.3 Termometer Gambar 8.4 Saringan no. 200

Gambar 8.5 Garam

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
56
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB IX
KEKUATAN GESER TANAH MENGGUNAKAN VANE SHEAR TEST
(ASTM D 2573-67 T)

9.1. Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan tahanan geser tanah
(cu).

9.2. Dasar Teori


Hasil yang di dapat diandaikan untuk kohesi tanah kondisi air tidak
berubah (undrained), kekuatan geser dari tanah-tanah yag sangat plastis bisa di
peroleh dari uji geser tanah, alat uji geser tanah biasanya terdiri dari empat plat
baja tipis dengan dimensi yang sama disatukan kesebuah batang putar alat vane
shear laboratorium mempunyai dimensi diameter 3 inchi (7,62 cm) dan tinggi
(25,9 cm).
Harga kekuatan geser tanah kondisi undrained yang di dapat dengan
alat vane shear test juga bergantung kepada kecepatan oemutaran momen torsi
(T).

9.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pemeriksaan kadar
air (water content) ini adalah sebagai berikut :
a) Alat Vane Shear Test (Gambar 10.1)
b) Stang Puntir.

9.4 Prosedur Percobaan


a) Benarnkan alat Vane kedalam lubang bor pada kedalaman tertentu.
Apabila lubang lebih dalam dari panjang batang Vane, maka batang pipa
Vane dapat disambung dengan pipa pengeboran.
b) Pasang stang torsi pada ujung batang Vane yang berada dipermukaan
tanah.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
57
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

c) Kemudian berikan gaya putaran torsi pada Ujung batang tersebut dengan
memutar stang torsi secara konstan (kecepatan putar tetap).
d) Amati simpangan jarum yang ditunjukkan oleh dial torsi pada batang
torsi.
e) Tentukan harga maksimum, yaitu pada saat simpangan jarum berbalik.

9.5. Pembahasan
Dari percobaan menggunakan alat vane shear diperoleh tahanan geser
tanah (Cu) sebesar 15 KPa. Harga tahanan geser tanah dapat diklasifikasikan
menggunakan tabel :

Tabel 11.1 Klasifikasi Tanah Menurut Cu


Berdasarkan hasil perhitungan di peroleh nilai Cu = 15 Kpa, dari
hasil tersebut didapat jenis tanah Soft (Lemah).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
58
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

9.6. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan menggunakan vane shear telah didapat
bahwa tahanan geser tanah (Cu) adalah 15 KPa. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Cu = 15 KPa, dari hasil tersebut didapat jenis tanah Soft (lemah).

9.7 Gambar Percobaan

Gambar 9.1 Vane Shear Test

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
59
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB X
PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER DENGAN ALAT TEKAN BEBAS
(ASTM D 2487-69)

10.1. Tujuan Percobaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan
tekan bebas contoh tanah yang bersifat kohesif, dalam keadaan asli
(undisturbed) maupun terganggu (remolded).

10.2. Dasar Teori

Metode pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas


(unconfined compression test) untuk tanah kohesif dari benda uji asli
(undisturbed) maupun buatan (remoulded). Yang dimaksud dengan kekuatan
tekan bebas adalah besarnya gaya aksial per satuan luas pada saat benda uji
mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksial mencapai 2%.

10.3. Peralatan
a. Mesin tekan bebas (Unconfined Compression Machine). (Gambar 11.3)
b. Extruder (alat untuk mengeluarkan contoh). (Gambar 11.2)
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter.
(Gambar 11.1)
d. Pisau tipis dan talam. (Gambar 11.4)
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
f. Pisau kawat.
g. Stop Watch.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
60
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

10.4. Benda uji


a. Benda uji berbentuk silinder, diameter minimal 3,3 cm dan tinggi
diambil 2 kali diameter. Biasanya dipergunakan benda uji dengan
diameter 6,8 cm dan tinggi 13,6 cm.
b. Butiran
i. Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm, besar butiran maksimum
yang terkandung di dalam benda uji harus 1/10 diameter benda
uji.
ii. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm, besar butiran maksimum
yang terkandung di dalam benda uji harus 1/6 diameter benda uji.
c. Menyiapkan benda uji.
Benda uji asli (undisturbed) dari tabung contoh:
i. Pasang alat cetak benda uji di depan tabung contoh. Keluarkan
contoh dengan extruder sepanjang alat cetak kemudian dipotong
dengan pisau kawat dan diratakan dengan pisau.
ii. Alat cetakan yang berisi benda uji didirikan di alas yang rata,
kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau.
iii. Keluarkan benda uji dari cetakannya.
Benda uji yang sudah terganggu (Remoulded):
i. Benda uji yang remolded dapat dibuat dari benda uji bekas tes
atau dari contoh lain yang sudah terganggu.
ii. Dalam hal menggunakan benda uji bekas, benda uji tersebut
dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian diremas-remas
sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-
hati untuk mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang
merata dan penguapan air. Kemudian padatkan benda uji tersebut
pada cetakan yang tersedia.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
61
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

iii. Apabila menggunakan benda uji contoh lain yang tidak asli,
benda uji disiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang
ditentukan lebih dulu. Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat
dijenuhkan lebih dahulu sebelum diperiksa.

10.5. Prosedur Kerja


a. Pemeriksaan tekan bebas dengan cara mengontrol regangan.
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada
mesin tekan bebas secara sentris atau mesin diatur sehingga plat atas
menyentuh permukaan benda uji.
c. Atur jam arloji tegangan pada nol, atur kedudukan arloji regangan dan
atur arloji pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan 0,5%, 1%, 2% dan
seterusnya dengan kecepatan regangan sebesar (1/2-2)% permenit,
biasanya diambil 1% per menit.
e. Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan.
Keruntuhan ini dapat dilihat dari makin kecilnya tegangan walaupun
regangan semakin besar.
f. Jika regangan mencapai 20% tetapi benda uji belum runtuh, maka
pekerjaan dihentikan.

10.6. Perhitungan
1. Tegangan normal:
𝑃
 = (kg/cm2)
𝐴
𝑃 = N × n (0,7 kg)
N = Kalibrasi proving ring
n = Pembacaan dial (arloji tegangan)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
62
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

2. Sensitivity:
𝑞𝑢(𝑢)
St =
𝑞𝑢 (𝑟)
St = Sensitivity
qu (u) = kuat tekan bebas benda uji undisturbed (kg/cm2)
qu (r) = kuat tekan bebas benda uji remolded (kg/cm2)
Contoh perhitungan:
a. Untuk Disturbed Sample dengan T = 1 menit; S = ; A = 18,086 dan
n = 0.15 mm.
P = N×n
= 0,7 × 0,15
= 0.105 kg

P
 =
A
0.105
=
18,086
= 0,006 kg/cm2

b. Untuk Undisturbed Sample dengan T = 1 menit; S = ; A = 18,086 dan


n = 0,7 mm.

P = N×n
= 0,7 × 0,7
= 0,49 kg

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
63
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

P
 =
A
0,49
=
18,086
= 0,027 kg/cm2

c. Perhitungan Nilai Sensitivity


𝑞𝑢(𝑢)
St =
𝑞𝑢 (𝑟)
0,073
= = 1,921
0,038

Luas
Faktor P. Ring
Terkoreksi Tegangan
Regangan ε Koreksi Dial/n Load P
Waktu ΔL Ac = σ
(%) Area CF 0,01 (kg)
Ao/CF (kg/cm²)
(1 - ε) (mm)
(cm²)

0.00 0,00 0.00 1.00 18.0864 0 0.00 0.000


0.50 0.39 0.44 0.996 18.17 0.50 0.35 0.019
1.00 0.77 0.86 0.991 18.24 0.70 0.49 0.027
1.50 1.16 1.30 0.987 18.32 0.90 0.63 0.034
2.00 1.54 1.72 0.983 18.40 1.00 0.70 0.038
2.50 1.93 2.16 0.978 18.49 1.10 0.77 0.042
3.00 2.31 2.58 0.974 18.57 1.15 0.80 0.043
3.50 2.70 3.02 0.970 18.65 1.20 0.84 0.045
4.00 3.08 3.44 0.966 18.73 1.30 0.91 0.049
4.50 3.47 3.88 0.961 18.82 1.40 0.98 0.052
5.00 3.85 4.30 0.957 18.90 1.60 1.12 0.059
5.50 4.24 4.74 0.953 18.99 1.80 1.26 0.066
6.00 4.62 5.16 0.948 19.08 1.90 1.33 0.070
6.50 5.01 5.60 0.944 19.16 2 1.40 0.073
7.00 5.39 6.02 0.940 19.25 2 1.40 0.073
7.50 6.78 6.46 0.935 19.34 2 1.40 0.072
Tabel 10.1 Unconfined Compression Test (Undisturbed Sample)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
64
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Luas
Faktor P. Ring
Terkoreksi Tegangan
Regangan Koreksi Dial/n Load P
Waktu ΔL Ac = σ
ε (%) Area CF 0,01 (kg)
Ao/CF (kg/cm²)
(1 - ε) (mm)
(cm²)
0.00 0 0.00 1.000 18.086 0 0 0.000
0.50 0.35 0.38 0.996 18.155 0.1 0.070 0.004
1.00 0.71 0.77 0.992 18.227 0.15 0.105 0.006
1.50 1.11 1.21 0.988 18.307 0.2 0.140 0.008
2.00 1.47 1.60 0.984 18.380 0.3 0.210 0.011
2.50 1.84 2.00 0.980 18.456 0.5 0.350 0.019
3.00 2.28 2.48 0.975 18.546 0.8 0.560 0.030
3.50 2.07 2.93 0.971 18.633 1.0 0.700 0.038
4.00 3.08 3.35 0.967 18.713 1.0 0.700 0.037
4.50 3.48 3.78 0.962 18.797 1.0 0.700 0.037
Tabel 10.2 Unconfined Compression Test (Disturbed Sample)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
65
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

0.080

0.070

0.060

0.050
Tegangan

0.040

UNDISTURBED
0.030
REMOULDED
0.020

0.010

0.000
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00% 6.00% 7.00%

Regangan
Grafik 10.1 Hubungan Tegangan dan Regangan undisturbed dan remoulded

10.7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan kekuatan tekan
bebas untuk contoh tanah yang bersifat kohesif, dalam keadaan asli
(undisturbed) adalah sebesar 0,073 kg/cm2 sedangkan dalam keadaan
terganggu (disturbed) adalah sebesar 0,038 kg/cm2. Sehingga didapat nilai
Sensitivity sebesar 1,921. Hal ini berarti tanah termasuk dalam golongan tanah
dengan Sensitivitas rendah dengan kisaran 1-2.
Nilai kuat tekan bebas benda uji remoulded jauh lebih kecil dibandingkan
dengan nilai kuat tekan bebas benda uji undisturbed. Hal ini dikarenakan pada
tanah terdapat cukup banyak kerikil kecil dan tanah yang dipadatkan di dalam

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
66
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

tabung cetak kurang padat, sehingga banyak ruang kosong yang diisi oleh
udara, oleh karena itulah ketika dilakukan tes kuat tekan, tanah lebih mudah
runtuh dibandingkan dengan tanah yang undisturbed sample.

10.8. Lampiran

Tabel 12.3 Klasifikasi Sensitivitas Tanah

Sensitivitas Klasifikasi
1 Tidak Sensitif
1–2 Sensitivitas rendah
2–4 Sensitivitas sedang
4–8 Sensitif
8 – 16 Sensitivitas ekstra
>16 Quick
(Hary Christady H, 2010)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
67
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

10.9. Gambar Peralatan

Gambar 10.1 Alat Pencetak Gambar 10.2 Ekstruder

Gambar 10.3 Alat Tekan Bebas Gambar 10.4 Pisau Perata

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
68
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB XI
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
ASTM D 2435

11.1. Maksud dan Tujuan Percobaan


Pemeriksaan konsolidasi ini dimaksudkan untuk menentukan sifat
pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi/volume dan
proses keluar air dari dalam pori tanah yang di akibatkan oleh adanya
perubahan tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.

11.2. Peralatan yang Dipergunakan


a. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel
konsolidasi.
b. Arloji pengukur (dial) dengan ketelitian 0,01mm, dan panjang gerak
tangkai minimal 1,0 cm.
c. Beban.
d. Alat pengeluar contoh dari tabung (extruder).
e. Alat pemotong contoh tanah.
f. Ring/cincin dengan diameter 6,31 cm.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi 110 ± 5 C.
h. Stop watch.

11.3. Benda Uji


Cincin (bagian dari sel konsolidasi/ring) dibersihkan dan dikeringkan,
kemudian ditimbang sampai ketelitian 0,1 gram.
a) Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, maka ujungnya diratakan dulu
dengan jalan mengeluarkan contoh tersebut 1 - 2 cm, kemudian dipotong

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
69
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

dengan alat pemotong (spatula). Permukaan ujung contoh tanah ini harus
rata dan tegak lurus sumbu contoh.
b) Cincin dipasang pada hand, kemudian diatur sehingga bagian yang tajam
berada + 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c) Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukkan kedalam cincin
sepanjang + 2 cm, kemudian dipotong.

Agar memperoleh ujung yang rata, pemotongan harus dilebihkan + 0,5


cm kemudian diratakan. Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau
pemotong tidak sampai menekan benda uji tersebut.

11.4 . Cara Melakukan Pengujian / Pemeriksaan


a) Benda uji dan cincin kemudian ditimbang dengan ketelitian + 0,1 gram.
b) Tempatkan batu pori dibagian bawah dan atas dari cincin, sehingga
benda uji yang sudah dilapisi kertas saring terapit oleh kedua batu pori,
masukan kedalam sel konsolidasi.
c) Pasanglah pelat penumpu di atas batu pori.
d) Letakan sel konsolidasi sehingga bagian yang runcing dari plat penumpu
menyentuh tempat pada alat pembebanan, kemudian isilah dengan air.
e) Aturlah kedudukan arloji pengukur (dial) dengan mengatur jarum
penekan dari alat konsolidasi, kemudian dibaca dan dicatat.
f) Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,10
kg/cm² kemudian arloji dibaca dan dicatat sesuai dengan waktu yang
diberikan oleh formulir konsolidasi. Setelah beban pertama dipasang
biarkan beban pertama ini bekerja sampai pembacaan arloji tetap (tidak
terjadi penurunan lagi) biasanya + 24 jam sudah dianggap cukup.
g) Setelah pembacaan menunjukan angka tetap atau setelah 24 Jam catatlah
pembacaan arloji terakhir, kemudian pasang beban yang kedua sebesar

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
70
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

beban yang pertama sehingga tekanan menjadi 2 (dua) kali lipat,


kemudian baca arloji pengukur dan catat sesuai cara (4.f) di atas.
h) Lakukan cara (4.f) dan (4.g) untuk beban selanjutnya. Beban-beban
tersebut akan menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji sebesar
0,25 kg/cm², 0,5 kg/cm², 1,0 kg/cm², 1,5 kg/cm², 3,0 kg/cm², dan 6,0
kg/cm².
i) Besar beban maksimum ini sebetulnya tergantung pada kebutuhan yaitu
sesuai dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
j) Setelah pembebanan maksimum dan sesudah menunjukan pembacaan
yang tetap karangilah beban dalam 2 (dua) langkah sampai mencapai
beban pertama. Misalnya, jika dipakai harga-harga tekanan dari 0,25
kg/cm²
k) sampai 6,0 kg/cm², maka sebaliknya beban dikurangi dari 6,0 kg/cm²
sampai 3,0 kg/cm² dan sesudah itu dari 3,0 kg/cm² menjadi 0,25 kg/cm².
Pada waktu beban dikurangi setiap pembacaan harus dibiarkan bekerja
sekurang-kurangnya selama 5 jam.
Arloji pengukur hanya perlu dibaca sesudah 5 jam, yaitu saat sebelum beban
dikurangi lagi.
l) Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda
uji dari sel konsolidasi, ambillah batu pori dari permukaan atas dan
bawah, keringkan permukaan atas dan bawah benda uji.
m) Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat
keringnya.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
71
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

11.5. Data Hasil Perhitungan


Pengujian dilakukan di laboratorium didapat data sebelum dan
sesudah percobaan antara lain sebagai berikut :
 Data sebelum percobaan.
1. Berat ring No.4 = 58,64 gr
2. Diameter Ring, Dring = 6,3 cm
3. Tinggi Ring,Tring = 1,73 cm
4. Luas Sample = 31,1566 cm2
5. Volume Sample = 53,9 cm3
6. Berat ring dengan tanah basah = 130,73 gr
7. Berat tanah basah = (6) - (1) = 72,09 gr
8. Spesifik Gravity = 2,480

 Data setelah percobaan (ditambah air)


1. Berat container = 36,61 gr
2. Berat container + tanah basah = 92,58 gr
3. Berat container + tanah kering = 65,29 gr
4. Berat tanah basah = 55,97 gr
5. Berat tanah kering (Ws) = 28,68 gr
6. Berat air = 27,29 gr
7. Kadar air (W) = x 100 % = 95,15 %

Tabel urutan pembebanan terhadap sample


 ring/ cincin = 6,16 cm
A ring (1/4  2) = 31,16 cm²

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
72
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Menghitung Tinggi Butir Tanah

Beban pada Beban pada


Hanger konsolidasi

No. Hari (Scala Load) (Level Arm Rasio -


1.2:10)
Kg
Kg

1 I 0,5 5

2 II 1 10

3 II 2 20

4 IV 4 40

5 V 8 80

6 IV 16 160

7 VII 2 20

8 VIII 0,5 5

Ws 28,68
Hs = = = 0,4969
A.Gs.w 31,16 . 2,48 .1
 Menghitung Cc dan Cv gunakan rumus sebagai berikut :
Cv = 0,848 H2 / t90 cm²/det.
e1  e2
Cc =
log .( P2 )  log .( p1 )
dimana :
0,848 = time factor yang diperoleh (tekanan air pori)
H2 = dihitung dari tabel
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
73
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

t90 = Waktu yang diperlukan untuk mencapai 90 % konsolidasi dari


ultimate settlement (det).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
74
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

11.6 Data Pengujian Konsolidasi Beserta Grafik

Tabel 11.1 Perhitungan t pada beban 500 gr

Pressure Increment : kg /cm2

Elapsed
Date Dial
Time ( t
time Reading
)

( min ) ( mm )
0,00 0,00 0,000
0,25 0,50 0,520
0,50 0,71 0,530
1,00 1,00 0,570
2,00 1,41 0,640
4,00 2,00 0,720
500gr 8,00 2,83 0,800
15,00 3,87 0,890
30,00 5,48 0,980
60,00 7,75 1,050
120,00 10,95 1,090
240,00 15,49 1,140
480,00 21,91 1,190
1440,00 37,95 1,248

Garis Merah = 5,5


Garis Oranye = 5,5 x 1,15 = 6,325
Garis Biru = 2,9

Grafik 11.1 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 500 gr


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
75
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 11.2 Perhitungan t pada beban 1000 gr

Pressure Increment : kg /cm2

Date Elapsed
Dial Reading
time Time ( t )

( min ) ( mm )
0,00 0,00 1,248
0,25 0,50 1,430
0,50 0,71 1,462
1,00 1,00 1,495

2,00 1,41 1,535


4,00 2,00 1,582
1kg 8,00 2,83 1,638
15,00 3,87 1,700
30,00 5,48 1,778
60,00 7,75 1,821
120,00 10,95 1,845
240,00 15,49 1,960
480,00 21,91 1,961
1440,00 37,95 2,063

Garis Merah = 8
Garis Oranye =8 x 1,15 = 9,2
Garis Biru = 5

Grafik 11.2 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 1000 gr

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
76
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 11.3 Perhitungan t pada beban 2000 gr

Pressure Increment : kg /cm2


Elapsed
Date Dial
Time ( t
time Reading
)
( min ) ( mm )
0,00 0,00 2,063
0,25 0,50 2,140
0,50 0,71 2,172
1,00 1,00 2,195
2,00 1,41 2,245
4,00 2,00 2,313
2kg 8,00 2,83 2,410
15,00 3,87 2,500
30,00 5,48 2,600
60,00 7,75 2,690
120,00 10,95 2,793
240,00 15,49 2,850
480,00 21,91 2,961
1440,00 37,95 3,050

Garis Merah =10,2


Garis Oranye = 10,2 x 1,15 = 11,73
Garis Biru = 5,5

Grafik 11.3 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 2000 gr

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
77
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 11.4 Perhitungan t pada beban 4000 gr


Pressure Increment : kg /cm2
Elapsed
Dial
Date time Time ( t
Reading
)
( min ) ( mm )
0,00 0,00 3,050
0,25 0,50 3,321
0,50 0,71 3,350
1,00 1,00 3,425
2,00 1,41 3,525
4,00 2,00 3,650
8,00 2,83 3,810
4 kg
15,00 3,87 3,980
30,00 5,48 4,150
60,00 7,75 4,280
120,00 10,95 4,412
240,00 15,49 4,438
480,00 21,91 4,452
1440,00 37,95 4,601

Garis Merah = 8,05


Garis Oranye = 8,05 x 1,15 = 9,2575
Garis Biru = 6,1

Grafik 11.4 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 4000 gr

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
78
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 11.5 Perhitungan t pada beban 8000 gr

Pressure
Increment
: kg /cm2
Date time Elapsed
Time ( t
Dial Reading
)

( min ) ( mm )
0,00 0,00 4,601
0,25 0,50 4,751
0,50 0,71 4,792
1,00 1,00 4,835
2,00 1,41 4,912
4,00 2,00 5,001
8,00 2,83 5,155
8kg 15,00 3,87 5,302
30,00 5,48 5,479
60,00 7,75 5,619
120,00 10,95 5,715
240,00 15,49 5,872
480,00 21,91 5,965
1440,00 37,95 5,995

Garis Merah = 9,7


Garis Oranye = 9,7 x 1,15 = 11,155
Garis Biru = 7,1

Grafik 11.5 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 8000 gr


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
79
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 11.6 Perhitungan t pada beban 16000 gr

Pressure Increment : kg /cm2


Date
time Elapsed Dial
Time ( t ) Reading

( min ) ( mm )
0,00 0,00 5,995
0,25 0,50 6,050
0,50 0,71 6,095
1,00 1,00 6,127
2,00 1,41 6,153
4,00 2,00 6,217
16000 8,00 2,83 6,302
gr 15,00 3,87 6,405
30,00 5,48 6,527
60,00 7,75 6,659
120,00 10,95 6,682
240,00 15,49 6,702
480,00 21,91 6,749
1440,00 37,95 6,785

Garis Merah = 9,4


Garis Oranye = 9,4 x 1,15 = 10,81
Garis Biru = 9

Grafik 11.6 Hubungan antara Penurunan Vs Waktu pada Beban 16000 gr

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
80
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

11.7 Perhitungan :

 Pada grafik I t 90 = 2,9

t90 = 2,92 = 8,41 menit = 504,6 detik

2Ha = 1.5645
0,848 x(1.5645 / 2) 2
Cv = = 0,0010283 cm2/dt.
504,6

 Pada grafik II t 90 = 5

t90 = 52 = 25 menit = 1500 detik

2Ha = 1.4744 cm.


0,848 x(1.4744 / 2) 2
Cv = = 0,0003072 cm2/dt.
1500

 Pada grafik III t 90 = 5,5

t90 = 5,52 = 30,25 menit = 1815 detik

2Ha = 1.3475 cm
0,848 x(1.3475 / 2) 2
Cv = = 0,0002121 cm2/dt
1815

 Pada grafik IV t 90 = 6,1

t90 = 6,12 = 37,21 menit = 2232,6 detik

2Ha = 1.2002 cm
0,848 x(1.2009 / 2) 2
Cv = = 0,0001368 cm2/dt
2232,6

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
81
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Pada grafik V t 90 = 7,1

t90 = 7,12 = 50,41 menit = 3024,6 detik

2Ha = 1.0910 cm
0,848 x(1.0910 / 2) 2
Cv = = 0,0000834 cm2/dt
3024,6

 Pada grafik VI t 90 = 9

t90 = 92 = 81 menit = 4860 detik

2Ha = 1.0763 cm
0,848 x(1.0763 / 2) 2
Cv = = 0,0000505 cm2/dt
4860

Average Cv
Final Accumulatif Sample
Applied Scale
Dial Dial Height Ratio
Void Sample Fitting cm2/sec
Pressure Load ratio Height time sec
Reading Change 2H
2Ha 0.848Ha2
kg/cm2 kg mm cm cm cm t90 t90
0,0000 0 0 0,0000 1,7300 1,3000 3,0233 1,6676 0 0

0,1590 0,5 1,248 0,125 1,6052 1,1752 2,7330 1,5645 504,6 0,0010283

0,3180 1 2,063 0,082 1,5237 1,0937 2,5435 1,4744 1500 0,0003072

0,6359 2 3,050 0,099 1,4250 0,9950 2,3140 1,3475 1815,000 0,0002121

1,2719 4 4,601 0,155 1,2699 0,8399 1,9533 1,2002 2232,600 0,0001368

2,5437 8 5,995 0,139 1,1305 0,7005 1,6291 1,0910 3024,600 0,0000834

5,0874 16 6,785 0,079 1,0515 0,6215 1,4453 1,0763 4860,000 0,0000505

0,6359 2 6,290 -0,050 1,1010 0,6710 1,5605 1,1253

0,1590 0,5 5,805 -0,049 1,1495 0,7195 1,6733 1,1495


Tabel 11.8 Tabel Hasil Perhitungan

Cv : 0,000259759 cm2/sec

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
82
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Grafik 13.7 Grafik untuk menentukan pra-konsolidasi (Pc)

 Mencari Nilai Cv:

Dari data dihalaman sebelumnya, didapat hasil Cv = 2,597 x 10-4 cm2/sec

Grafik 11.8 Hubungan Antara Tekanan Dan Void Ratio (Angka Pori)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
83
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

e 1 = 2,18

e 2 = 1,45

e 3 = 1,52

P1 = P3 = 0,85

P2 = 5,08

 Mencari Nilai Cc dan Cs

Dari Grafik 11.1 didapat hasil sebagai berikut:

e1  e2
Cc =
log .( P2 )  log .( p1 )

2,18  1,45
= = 0,94
log .(5,08)  log .(0,85)

e3  e2
Cs =
log .( P2 )  log .( p3 )

1,52  1,45
= = 0,09
log .(5,08)  log .(0,85)

 Mencari Angka Konsolidasi (Over-Consolidation Ratio), OCR:

 P0 = ’.H = (m-w).H Dengan m = 1,34 gr/cm2

= (1,34 – 1).20

= 6,8 Kg/cm2

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
84
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Pc 0,854
 Maka, nilai OCR = = 6,8 = 0,126 < 1
Po

11.8 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa:

a) Besar koefisien konsolidasi (Cv) adalah 0,000259759 cm2/sec

b) Besar Indeks pemampatan tanah percobaan (Cc) adalah 0,94

c) Besar Angka Konsolidasi (Over-Consolidation Ratio), OCR adalah

0.126 < 1 atau dapat dikatakan, bahwa tanah percobaan tersebut dalam

keadaan Over Consolidated.

Syarat :

Pc = Po : OCR = 1 Normally Consolidated

Pc < Po : OCR < 1 Under Consolidated

Pc > Po : OCR > 1 Over Consolidated

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
85
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

11.9 Gambar Percobaan

Gambar 11.1 Alat Konsolidasi Gambar 11.2 Beban

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
86
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB XII
PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG
( DIRECT SHEAR TEST )

12.1. Maksud dan Tujuan


Direct shear test dimaksudkan untuk menentukan harga kohesi ( c )
dan sudut geser dalam ( φ ) dari tanah.

12.2. Peralatan yang Digunakan


a. Sebuah cincin Direct Shear dengan perlengkapannya.
b. Cincin pemeriksaan 2 bagian dan 2 buah batu pori.
c. Stop Watch.
d. Sebuah extruder dan pisau pemotong tanah.
e. Cincin cetak benda uji, grease ( gemuk ), dll.
f. Suatu benda yang digunakan sebagai beban.

12.3. Teori Dasar


Keruntuhan geser ( Shear Failure ) pada suatu lapisan
tanah terjadi akibat gerak relatif antara butirannya, hal ini bukan karena
hancurnya butir tersebut.
Jadi kekuatan geser tanah tergantung dari gaya - gaya yang bekerja antara butir
- butir tersebut, yaitu :
 Gaya tarik menarik antara benda yang sejenis ( kohesi antar butir ).
 Gaya antara butir yang sebanding dengan tegangan effektif yang bekerja
pada bidang geser.
Rumus :  = c + (-u) tan 
dimana :  = tegangan geser tanah
c = tegangan hambatan effektif kohesi
 = tegangan normal
u = tegangan air pori
 = sudut geser dalam efektif
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
87
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Harga - harga dan dapat diukur secara langsung dari beban yang
diberikan dalam kg, yang diberikan dalam tanah.
Untuk mendapatkan harga C dan  dari rumus di atas, akan diperlukan
pengukuran khusus terhadap tegangan air pori, dalam Direct Shear hal ini
berpengaruh terhadap modifikasi peralatan/perlengkapan pesawat Direct
Shear tersebut.
Yang akan dibicarakan hal berikut di bawah ini adalah test type
"Unconsolidated Drained", dimana tidak dilakukan pengamatan terhadap
konsolidasi dan tegangan air pori yang terjadi akibat pembebanan.
Pada test type " UD " air pori mengalir bebas keluar masuk specimen,
dengan demikian tegangan air pori tidak akan mempengaruhi perhitungan,
bila Strain Rate dikontrol sampai pada tahap tertentu sehubungan dengan hal
tersebut, maka untuk mendapatkan hasil yang representatif sesuai dengan
pengabaian tegangan air pori tersebut. Jadi disini beban geser diberikan
untuk menghasilkan Strain Rate yang lambat dan konstan.
Dengan menghasilkan tegangan pori maka rumus menjadi sebagai
berikut :
 = c + tan 

Karena yang dicari adalah parameter kekuatan tahan, maka dilakukan


" Destructive Test " sampai benda uji diberi gaya normal ( H ) yang konstan
dan gaya geser yang terus menerus meningkat sampai kedudukan geser
tercapai.
Harga - harga dan  pada saat runtuh dipakai untuk menentukan
besaran c dan .

Tegangan normal yang diterima benda uji sbb :


Pn
=
A

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
88
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

dimana :
Pn = Gaya normal yang diberikan A ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm3 )

Tegangan geser yang diterima benda uji sbb :


Ps n. N
= =
A A
dimana :
Ps = Gaya geser yang diberikan ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm3 )
n = Proving ring dial ( 10-4 cm )
N = Kalibrasi alat ( kg/ 10-4 cm )

12.4. Persiapan Percobaan


a) Bersihkan shear ring dari direct shear dan periksa apakah lubang drain
tidak tersumbat.
b) Bersihkan cincin pencetak benda uji dan berikan gemuk ( Greas ) agar
tanah yang dicetak tidak melekat.
c) Keluarkan tanah dari tabung dengan alat extruder sepanjang + 1 cm,
kemudian dipotong sehingga didapat permukaan yang rata.
d) Dorong cincin pencetak yang didepan tabung contoh dan keluarkan dari
tabung sehingga memasuki cincin pencetak sampai keujungnya,
kemudian dipotong dengan melewatkannya + 0,5 cm didepan ujung dari
cincin pencetakannya.
e) Keluarkan benda uji tersebut dari cincin pencetak.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
89
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

12.5. Prosedur Percobaan


a) Contoh tanah dikeluarkan dari tabung langsung dimasukkan dalam
cincin, kemudian permukaan tanah diratakan dengan ring.
b) Contoh tanah tersebut, direndam dalam air selama 24 jam.
c) Masukkan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda
uji.
d) Tuangkan air pada bak contoh benda uji.
e) Hidupkan motor penggerak sehingga piston penggerak maju dan me-
nyentuh tangkai shear ring atas, lalu matikan kembali motor.
f) Atur proving dial pada skala nol.
g) Letakkan beban 2 kg pada lengan beban dan turunkan batang penekan
sehingga menyentuh shear ring atas kembali.
h) Hidupkan motor penggerak dan catat pembacaan proving ring dial
menurut interval waktu tertentu.
i) Percobaan dihentikan jika benda uji telah mengalami keruntuhan
geser, yaitu apabila tegangan-tegangan/ atau gaya-gaya geser menurun
meskipun deformasi horizontal terus bertambah.
j) Ulangi tahapan-tahapan diatas untuk benda uji kedua dan ketiga, hanya
mengubah beban yang diletakkan pada lengan beban ( bagian g ) menjadi
4 kg dan 7 kg.
Keterangan : Beban normal total yang diterima benda adalah berat beban
pada skala penahan.

12.6. Data dan Perhitungan


Diameter benda uji = 63.00 mm
Tinggi benda uji = 17,30 mm
Luas = A = 1/4  D2 = 31,16 cm2

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
90
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Proving ring no. = 1155 - 2 - 3043


Kalibrasi( N ) = 0,5 kg/10-4 cm
Faktor Tambah = 4,325 kg
 Benda uji I
Beban normal= 1 kg
1 4,325
Tegangan normal (1) = = 0,17089 kg/cm2
31,16
 Benda uji II
Beban normal= 4 kg
4  4,325
Tegangan normal (2) = = 0,26719 kg/cm2
31,16
 Benda uji III
Beban normal= 6 kg
6  4,325
Tegangan normal (3) = = 0,33135 kg/cm2
31,16

Dari hasil percobaan diatas, baik untuk benda uji I, II dan III dapat
dibaca pada dial, hasil ini dikalikan dengan kalibrasi dan dibagi dengan luas
contoh tanah, sehingga didapat tegangan horizontal stress ().
P Dial. x. Kalibrasi
= =
A Luas. contoh.tan ah

Misalnya pada contoh tanah I ( Benda uji I )


Proving ring = 2,0.10-4 cm (dial)
Kalibrasi = 0,5 kg/10-4 cm
Luas ( A ) = 31,16 cm²
3 x 0,5
= = 0,03209 kg/cm2
31,16

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
91
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan terlampir.

Tabel 12.1 Data Hasil Perhitungan Pada Percobaan Direct Shear Test

Normal Stress Normal Stress Normal Stress


Time Horizontal 1 = 0,1688 2 = 0,2005 kg/cm2 3 = 0,2322
kg/cm2 kg/cm2
(minute) Deformation Proving 1 Proving 2 Proving 3
Ring Ring Ring
(mm) 0,0002 Kg/cm2 0,0002 cm Kg/cm2 0,0002 cm Kg/cm2
cm
0.00 0.00 0.0 0.0000 0.0 0.0000 0.0 0.0000
0.20 0.20 4.0 0.0642 1.0 0.0160 1.2 0.0193
0.40 0.40 5.0 0.0802 2.0 0.0321 1.5 0.0241
0.60 0.60 6.0 0.0963 3.5 0.0562 1.7 0.0273
0.80 0.80 7.0 0.1123 4.5 0.0722 2.0 0.0321
1.00 1.00 7.0 0.1123 4.5 0.0722 3.3 0.0530
1.20 1.20 7.9 0.1268 5.0 0.0802 4.0 0.0642
1.40 1.40 7.9 0.1268 5.0 0.0802 5.3 0.0851
1.60 1.60 8.0 0.1284 5.5 0.0883 7.1 0.1139
1.80 1.80 8.1 0.1300 6.0 0.0963 7.4 0.1188
2.00 2.00 8.1 0.1300 7.7 0.1236 8.0 0.1284
2.20 2.20 8.1 0.1300 8.7 0.1396 8.4 0.1348
2.40 2.40 8.7 0.1396 8.6 0.1380
2.60 2.60 8.7 0.1396 9.3 0.1492
2.80 2.80 9.3 0.1492
3.00 3.00 9.3 0.1492

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
92
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

y = 0.1187x + 0.1092

0.180
Direct Shear Test
0.170
Horizontal Shear (Kg/cm2)

0.160
0.150
0.140
0.130
0.120
0.110
0.100
0.150 0.170 0.190 0.210 0.230 0.250 0.270 0.290 0.310 0.330 0.350

Axial Stress (Kg/cm2)

Grafik 12.1 Hubungan antara Axial Stress dan Horizontal

Dari grafik hubungan antara  dan t, didapat harga 1 max, 2 max,


3 max, setelah itu diplot grafik hubungan antara  vs , didapatkan harga c
dan  yang diukur dari grafik tersebut.

12.7. Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
besar Kohesi ( c ) = 0,109 kg/cm² dan sudut geser dalam  = 6,77°

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
93
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

12.8. Gambar Percobaan

Gambar 12.1 Alat Percobaan Direct Shear Test

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
94
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB XIII
PEMADATAN
(MODIFIED COMPACTION TEST)

13.1. Maksud dan Tujuan Percobaan


Maksud dan tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan grafik
hubungan antara berat volume kering (d) dan kadar air (w). Sehinga dapat
menentukan berat volume kering maksimum (d) dan kadar air optimum (w),
dimana dengan kadar air optimum dapat dicapai keadaan padat maksimum.

13.2. Teori Pemadatan


Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis, Cara mekanis yang dipakai untuk
memadatkan tanah boleh bermacam-macam, dilapangan biasanya dipakai cara
menggilas, sedangkan di laboratorium dipakai cara memukul / menumbuk,
Untuk setiap daya pemadatan tertentu kepadatan yang tercapai tergantung
kepada banyaknya air di dalam tanah tersebut.
Bilamana kadar air suatu tanah tertentu rendah maka tanah itu keras
atau kaku & sukar dipadatkan. Bilamana kadar air ditambah maka tanah
tersebut akan lebih mudah dipadatkan dan ruangan kosong antara butir menjadi
lebih kecil (padat). Pada kadar air yang tinggi, kepadatannya akan turun lagi,
karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat dikeluarkan
dengan cara memadatkannya.
Kesimpulan : Kepadatan dapat dicapai pada keadaan kadar air tertentu,
yang mana ini biasanya disebut kadar air optimum.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
95
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

13.3. Sistem Pemadatan


Di laboratorium ada dua macam sistem :
a) Percobaan pemadatan modified proctor (modified compaction test),
Percobaan ini dilakukan di laboratorium.
b) Percobaan pemadatan standard proctor (standard compaction test), Tidak
dilakukan percobaan.

14.4 Peralatan yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Mold untuk compaction yang sudah ditentukan beratnya masing-masing
tercatat pada mold.
b. Spacer disk (landasan) sebagai pendatar blows.
c. Hammer (palu penumbuk) seberat 10 lb, tinggi jatuh 18 inch.
d. Straight-edge, sendok, obeng, container dan palu karet.
e. Alat pengeluar contoh tanah,
f. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr dan 1,0 gr.
g. Saringan No,4, talam pengaduk dan gelas ukur.
h. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai 110 + 5oC
1 lb, = 0,5 kg ;1 inch = 2,54 cm

13.5. Bahan / Benda Uji


a. Contoh tanah yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah contoh tanah
disturbed (terganggu), Kemudian contoh tanah tersebut dikeringkan.
b. Tanah kemudian dipukul-pukul dengan palu karet untuk memisahkan
butiran-butirannya.
c. Setelah terpisah butiran-butirannya kemudian tanah disaring dengan
saringan No,4 = 4,76 mm.
d. Tanah yang lolos saringan No,4 tersebut, disiapkan sebanyak 25 kg dan
dibagi 4 bagian dengan berat masing-masing 5 kg.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
96
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

e. Masing-masing contoh tanah (5 kg) dicampur dengan air dengan volume


yang berbeda-beda dan dicampur dengan merata (homogen).
f. Kelima bagian contoh tanah tersebut dicampur dengan air sebagai berikut
:
 5 Kg tanah dicampur air sebanyak 450 cc
 5 Kg tanah dicampur air sebanyak 650 cc
 5 Kg tanah dicampur air sebanyak 850 cc
 5 Kg tanah dicampur air sebanyak 1050 cc
 5 Kg tanah dicampur air sebanyak 1250 cc
g. Contoh tanah yang telah dicampur air tersebut, disimpan selama 24 jam,
penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tidak dipengaruhi oleh
udara luar yaitu dengan menyimpan pada kantung plastik dan ditutup
rapat, Penyimpanan ini dimaksudkan agar pencampuran menjadi
homogen.

13.6. Prosedur Pelaksanaan


a. Siapkan alat-alat seperti alat penumbuk, mold yang sudah distel dan lain-
lain perlengkapan.
b. Ambil contoh tanah/benda uji yang telah dicampur air.
c. Masukkan contoh tanah kedalam mold lapis demi lapis, setiap lapis
ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 56 kali.
d. Atur cara penumbukan sehingga merata ke semua bagian.
e. Atur tebal lapisan sedemikian sehingga tiap lapisan dari 5 lapisan yang
dikehendaki mempunyai tebal sama.
f. Dari ke-5 lapisan tersebut diharuskan mengisi penuh mold atau sebaiknya
tanah dalam mold dibuat lebih tinggi dari moldnya, hal ini agar nantinya
dapat diperoleh tanah yang rata diatasnya serta tidak menjadi kekurangan
volume tanah.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
97
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

g. Mold yang telah terisi tanah padat kemudian diratakan dengan straight-
edge dan kemudian ditimbang dengan moldnya sehingga didapat berat
tanah basah beserta moldnya.
h. Ukur diameter bagian dalam mold dan tinggi contoh tanah untuk
mendapatkan volume tanah.
i. Setelah ditimbang dan diukur, contoh tanah dikeluarkan dari mold dan
diambil beberapa gram dari masing-masing bagian, yaitu bagian atas (top)
dan bagian bawah (bottom), dan dimasukkan kedalam container.
j. Contoh tanah dengan container kemudian ditimbang sehingga didapat
berat tanah + container.
k. Setelah itu contoh tanah dengan container dimasukkan kedalam oven
selama 24 jam pada temperatur 110 + 50C.
l. Setelah 24 jam ditimbang dan dicatat berat tanah kering + container.
Catatan : Fungsi dari menentukan bagian atas dan bagian bawah ialah untuk
menghitung kadar air.

13.7. Contoh Perhitungan


Contoh tanah diambil dengan volume air campuran 450cc.
 Wt of mold + soil = 11859 gr
 Wt of mold = 7038 gr
 Wt of soil = 4821 gr
 Kadar air (W) = 32,88 %
 Volume tanah = 1/4 ,d2,t = 2133,63 Cm3
4821
 Wdry = x100 = 3628,08 gr
100  32,88
3628,08
 dry = = 1,7 gr/cm2
2133,63

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
98
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 13.1 Data Hasil Perhitungan Percobaan Modified Compaction Test

MOLD No. A
1. Mixture of Water cc 450 650 850
2. Number of blows 56 56 56
3. Number of layers 5 5 5
4. Wt of Mold + Soil gr 11859 12120 12428
5. Wt of Mold gr 7038 7038 7038
6. Wt of Soil = (4) - (5) gr 4821 5082 5447
7. Moisture Content (w) % 32,88 37,94 43,13
8. Wt of dry soil gr
(6) 3628,08 3684,21 3805,63
Wdry = x.100
100  7
9. Volume of soil cm3 2133,63 2133,63 2133,63
10. Dry density gr/cm3
(8) 1.70 1,73 1.78
dry =
( 9)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
99
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 13.2 (Sambungan) Data Hasil Perhitungan Percobaan Modified


Compaction Test

MOLD No, A
1. Mixture of Water cc 1050 1250
2. Number of blows 56 56
3. Number of layers 5 5
4. Wt of Mold + Soil gr 12428 12358
5. Wt of Mold gr 7038 7038
6. Wt of Soil = (4) - (5) gr 5390 5320
7. Moisture Content (w) % 46.89 52.67
8. Wt of dry soil gr
(6) 3669,41 3484,64
Wdry = x.100
100  7
9. Volume of soil cm3 2133.63 2133.63
10. Dry density gr/cm3
(8) 1.72 1.63
dry =
( 9)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
100
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Grafik 14.1 Hubungan antara Water Content dengan Dry Density

13.8. Kesimpulan
Dari grafik hubungan berat isi kering dan kadar air didapat :
- d maksimum = 1,78 gr/cm3
- Kadar air optimum (w) = 43,13 %

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
101
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

13.9. Gambar Alat

Gambar 13.1 Alat Percobaan Pemeriksaan Modified Compaction Test

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
102
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB XIV
PEMERIKSAAN CBR
(CALIFORNIA BEARING RATIO TEST)

14.1. Maksud dan Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR tanah dan


campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air
tertentu. CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu beban
terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
Harga penetrasi adalah 0,1 dan 0,2 inci, beban standar diperoleh dari hasil
percobaan terhadap bermacam-macam batu pecahn (standard material) yang
dianggap mempunyai harga CBR = 100 %.

14.2. Peralatan yang Digunakan

a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas minimal 4,45 ton (10.000


lbs) dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05”) per menit.
(Gambar 15.3)
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 ± 0,6609
mm (6” ± 0,0026”) dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm (7” ± 0,005”). Cetakan
harus dilengkapi dengan leher sambung dengan 50,8 (2,0”) dan keping
lubang tidak lebih dari 1,59 mm (1/16”). ( Gambar 15.2)
c. Piringan pemisah dari logam (spacer dish) dengan diameter 150,8 mm (5
15/16”) dan tebal 61,4 mm (2,416”).
d. Alat penumbuk dari logam (hammer) yang dioperasikan secara manual
berat 2,495 ± 0,009 kg (5,50 ± 0,127 lbs) dengan permukaan bidang
penumbuk rata berdiameter 50,80 ± 0,127 mm (2” ± 0,005”) yang
dilengkapi dengan selubung (18” ± 0,06”). Selubung pengatur minimal
memiliki 2 x 4 lubang udara yang berdiameter tidak kurang dari 9,50 mm

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
103
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

(0,375”) dengan poros tegak lurus satu sama lain yang berjarak 19 mm
dari kedua ujungnya. Selubung pengatur harus cukup longgar sehingga
batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu. (Gambar 15.2)
e. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping
pengembangan yang berlubang-lubang, batang pengatur, tripod logam,
dan arloji penunjuk.
f. Keping beban seberat 2,27 kg (5 pon) berdiameter 194,2 mm (5,875”)
dengan lubang tengah diameter 54,0 mm(2,125”) .
g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.
h. Alat penimbang dengan ketelitian 0,1 gr dan 1,0 gr.
i. Peralatan tambahan seperti talam, alat perata, kantong plastik, gelas ukur
dll.

14.3. Persiapan Percobaan


a) Sisa contoh tanah dari percobaan Compaction Test disiapkan dan dijemur
sampai kering, kemudian ditumbuk dan diayak dengan saringan No. 4.
b) Contoh tanah yang lolos saringan No.4 ditimbang sebanyak tiga bagian
yang masing-masing beratnya 5,0 kg dan dibungkus dengan kantung
plastik.
c) Ketiga contoh tanah tersebut masing-masing dicampur dengan air hingga
mencapai kadar air optimum, lalu diaduk hingga tiap bagian tanah
menerima air secara merata.
d) Biarkan selama 24 jam.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
104
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

14.4. Prosedur Percobaan


a) Contoh tanah sebanyak tiga bagian yang sudah didiamkan selama 24 jam
tersebut tad untuk masing-masing bagian ditumbuk dalam cetakan (mold)
dengan tumbukan sebanyak 10, 25 dan 56 kali yang diisi dalam cetakan
lapis demi lapis sebanyak lima lapis dengan volume atau berat yang sama.
Kelebihan contoh tanah pada cetakan diratakan dengan alat perata untuk
mendapatkan volume tanah dalam cetakan.
b) Cetakan dan tanah yang sudah ditumbuk tad ditimbang dengan timbangan
yang memiliki ketelitian 0,1 gr.
c) Contoh tanah dalam cetakan yang sudah ditimbang dan dilakukan
percobaan penetrasi dengan mesin penetrasi
d) Pada penetrasi dan interval waktu tertentu dibaca gaya perlawanan tanah
pada proving ring melalui dial pembacaan.
e) Keluarkan contoh tanah dari cetakan, ambil sedikit contoh pada bagian atas,
tengah dan bawah untuk menghitung kadar airnya.

14.5. Cara Perhitungan


 Load (P) = Proving Ring Dial x Calibration
 Pressure = Load x piston
 Untuk penambahan air dapat digunakan rumus :
w optimum  w sampelkeringudara
w water  .w sampel
100%  w sampelkeringudara
 Hasil perhitungan di atas dibuat grafik antara pressure (pound) dan
penetrasi (inci) masing masing untuk tumbukan 10 x, 25 x, dan 56 x. Dari
grafik dihitung harga CBR untuk ketiga macam tumbukan.
 Dengan sat dan kadar air (w) didapat d dengan rumus :
 sat
d 
1+ w

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
105
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

 Buat grafik antara berat isi kering vs kadar air saat dipadatkan dan grafik
dvs CBRDidapat harga CBR design dari contoh tanah tersebut
pada 95 % berat isi kering maksimum.
a. CBR untuk 10 x tumbukan
565,44
 0,1” penetrasi = x 100% = 18,85 %.
3000
1211,65
 0,2” penetrasi = x 100% = 26,93%.
4500
b. CBR untuk 25 x tumbukan
403,88
 0,1” penetrasi = x 100% = 13,46 %.
3000
726,99
 0,2” penetrasi = x 100% = 16,16 %
4500

c. CBR untuk 56 x tumbukan


390,42
 0,1” penetrasi = x 100% = 13,01 %.
3000

511,58
 0,2” penetrasi = x 100% = 11,37 %.
4500
Maka CBR = 26,93 % (ambil yang terbesar).
Dari grafik w vs d didapat :
 dry maksimum = 1,78 gr/cm3
 woptimum = 43,13 %

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
106
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 14.1 nilai CBR dan dry maksimum yang terjadi pada setiap
pukulan

No.
Banyak CBR maksimum dry

Pukulan (%) gr/cm3


1. 10 x 26,93
1.89
2. 25 x 16,16
1.72
3. 56 x 13,01
1.60

Nilai CBR design :


dry CBR = 95 % x dry maksimum
= 95 % x 1,78
= 1,69 gr/cm3

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
107
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 14.2 Tabel Hasil Penetrasi CBR


Penetration Test 1 Test 2 Test 3

Elapsed
Time Proving Proving Proving
(0,01 Load Load Load
(minute) (inch) ring (10-4 ring (10-4 ring (10-4
mm) (Lbs) (Lbs) (Lbs)
inch) inch) inch)

0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0,50 63,50 0,025 5,00 134,63 4,00 107,70 3,00 80,78

1,00 127,00 0,050 9,00 242,33 8,50 228,87 7,00 188,48

1,50 190,50 0,075 15,00 403,88 13,00 350,03 11,00 296,18

2,00 254,00 0,100 21,00 565,44 15,00 403,88 14,50 390,42

2,50 317,50 0,125 28,00 753,91 18,50 498,12 15,50 417,35

3,00 381,00 0,150 35,00 942,39 22,00 592,36 17,00 457,73

3,50 444,50 0,175 40,00 1077,02 24,00 646,21 18,50 498,12

4,00 508,00 0,200 45,00 1211,65 27,00 726,99 19,00 511,58

5,00 635,00 0,250 48,00 1292,42 29,00 780,84 21,00 565,44

6,00 762,00 0,300 56,00 1507,83 32,50 875,08 23,50 632,75

7,00 889,00 0,350 61,00 1642,45 37,00 996,24 25,00 673,14

8,00 1016,00 0,400 65,00 1750,16 41,00 1103,95 28,00 753,91

9,00 1143,00 0,450 69,00 1857,86 44,00 1184,72 30,00 807,76

10,00 1270,00 0,500 71,00 1911,71 47,00 1265,50 32,00 861,62

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
108
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

3000

2500

2000
LOADS (LBS)

1500

1000

500

0
0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600

PENETRATION (INCH)

Grafik 14.1 Hubungan antara penetration dengan Loads

Loads at Pent (Lbs) CBR Value (%)


BLOWS
0,1" 0,2" 0,1" 0,2"

10 565,44 1211,65 18,85 26,93


25 403,88 726,99 13,46 16,16
56 390,42 511,58 13.01 11,37

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
109
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Grafik 14.2 Grafik gabungan antara percobaan Compaction dan CBR

14.6. Kesimpulan
Nilai CBR design :
dry maksimum = 1.78 gr/cm3
Kadar Air Optimum = 43,13 %
dry CBR = 95 % x dry maksimum
= 95 % x 1.78
= 1.691 gr/cm3
Maka, dari grafik untuk dry CBR = 1.691 gr/cm3 diperoleh CBR design =
15,9 %.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
110
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

14.7. Gambar Peralatan

Contoh tanah

Cetakan
silinder

1.

Gambar 14.1 Alat Pengeluar Sampel Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
111
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Mold
1. M
o
l
d
Hammer

Mold Tampak Atas

Gambar 14.2 Alat Pengeluar Sampel Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
112
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Dial Gauge

Proving Ring

Silinder Berisi Tanah

Step Up / Step Down

Speed Ring Selector

Gambar 14.3 Alat Percobaan CBR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
113
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

BAB XV
KLASIFIKASI TANAH

15.1. Tujuan Percobaan


Percobaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan uraian mengenai
contoh tanah yang dikenal secara tetap dan bersifat internasional, sehingga
memudahkan pertukaran informasi umum mengenai tanah-tanah yang sama
dan membentuk sebuah dasar untuk kepastian test-test selanjutnya yang
diperlukan bagi pemecahan problem teknik tertentu, khususnya yang
berhubungan dengan problem mekanika tanah.

15.2 . Peralatan
Karena percobaan ini hanya memerlukan hasil dari percobaan liquid
limits dan plastis limit maka peralatan yang digunakan adalah sama dengan
percoban tersebut.

15.3. Benda Uji Dan Lokasi Percobaan


Benda uji yang digunakan ialah contoh tanah yang diambil dari lokasi
hand boring.

15.4. Prosedur percobaan


Cara melakukan klasifikasi tanah ialah dengan melakukan uji saringan
dan uji hidrometer serta liquid limit dan plastis limit.

15.5. Perhitungan
Ada berbagai sistem yang digunakan untuk mengkalisifikasikan tanah.
Diantaranya sistem USCS dan AASHTO.
 Sistem Klasifikasi USCS :
Pada sistem USCS, tanah diklasifikasikan ke dalam tanah
berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika yang lolos saringan No.200

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
114
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

kurang dari 50%, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan
lempung) jika yang lolos saringan No.200 lebih dari 50%.

100%

90%

80%

70%

Persen Lolos
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
10.0000 1.0000 0.1000
Ukuran Butir (mm) 0.0100 0.0010

Gambar 15.1 Grain Size Distribution Curve

Persen lolos saringan No. 200 (F200)  50 = 87,8%


Batas cair (LL) > 50 = 81,00%
Batas plastis (PL) > 7 = 35,1 %

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
115
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Tabel 15.1 Klasifikasi Tanah Menurut USCS

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
116
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

Karena berimpit dengan garis maka dilakukan perhitungan:


A line = 0,73(wL-20) => 0,73(81,8-20) = 45,114
Aline > Ip maka pertemuan di bawah garis A
Aline < Ip maka pertemuan di atas garis A
Sedangkan nilai plastisitas indeks = 45,9
Aline < Ip jadi di dapat jenis tanah antara OH dan MH, berdasarkan
pengujian di lapangan sampel tanah termasuk di dalam OH.
Berdasarkan dari klasifikasi tanah menurut USCS sampel tanah yang
diambil termasuk dalam OH dengan persen lolos saringan No. 200 lebih dari 50

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
117
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

% yaitu 87,8 %, liquid limit lebih dari 50 % yaitu 81,8%dan plastisitas indeks lebih
dari 7 % yaitu 45,9 %.
 Sistem Klasifikasi AASHTO
Pada sistem klasifikasi AASHTO, klasifikasi didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
1. Ukuran partikel
a. Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 in)
dan tertahan pada saringan No 10.
b. Pasir : fraksi yang lolos saringan No.10 (2 mm) dan
tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm).
c. Lanau dan Lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas
Tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indeks
plastisitas, PI ≤ 10, dan dikategorikan sebagai lempung bila
mempunyai indeks plastisitas, PI ≥ 11.

Dari percobaan uji saringan, liquid limit dan plastis limit, diketahui :
 Persen lolos saringan No. 10 = 97,00 %
 Persen lolos saringan No. 40 = 89,94 %
 Persen lolos saringan No. 200 = 87,8%
 Batas cair (LL) = 81,00%
 Batas plastis (PL) = 35,1 %
Dengan penggunaan tabel klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO,
setelah diurutkan dari kolom kiri ke kanan, sampel tanah termasuk
ke dalam kelompok A-7-5’, dengan indeks kelompok :

GI = (F200 – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F200 – 12)(PI – 10)
= (87,8– 35) [0,2 + 0,005 (81,00 – 40)] + 0,01 (87,8– 12)( 45,9 – 10)
= 48,59  48

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
118
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

X = LL – 30%
= 81% - 30%
= 51 %
PI = 45,9 %
PI < LL Jadi tanah tergolong dalam jenis tanah A-7-5’
Berdasarkan dari klasifikasi tanah menurut klasifikasi tanah menurut
AASHTO sampel tanah yang diambil tergolong dalam jenis tanah A-7-5’ (36)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
119
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II
KELOMPOK 18

yang bersifat tanah lempung. Dengan persen lolos saringan No. 200 sebesar
87,8%, liquid limit (LL) sebesar 51%, plasticity index (PI) sebesar 45,9 %.

15.6 Kesimpulan
Berdasarkan dari klasifikasi tanah menurut USCS sampel tanah yang
diambil termasuk dalam tanah berbutir halus dan tanah lempung organik
dengan plastisitas sedang dengan indeks plastisitas lebih dari 7 % yaitu 45,9
%. Dan persen lolos saringan No. 200 lebih dari 50 % yaitu 87,8%.
Sedangkan klasifikasi tanah menurut AASHTO sampel tanah yang
diambil tergolong dengan jenis tanah A-7-5’ (36) yang bersifat tanah
berlempung, dengan liquid limit (LL) lebih dari 41% yaitu 81%. Dan persen
lolos di saringan No. 200 lebih dari 36% yaitu 87,8 %.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
120

Anda mungkin juga menyukai