Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH II

Disusun oleh

Dinar Ali (181130014)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL

KAMPUS A
Jl. Jatiwaringin Raya No.278 Pondok Gede 17411 Jakarta
Telp.(021) 8481155, Fax.(021)8483069
Email: enquiry@itkj.ac.id
Website: www.itkj.ac.id
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengucap Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga peserta praktikum dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktikum mekanika tanah 2 berikut, yang akan dipergunakan sebagai salah satu syarat penyelesaian
tugas akademik dalam Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Global Jakarta.

Penyusunan laporan praktikum berikut tidak akan terwujud dengan sempurna tanpa ada berbagai
pihak pendukung dalam pengerjaanya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penyusun ingin mengucap ungkapan terimakasih sebesar – besarnya yakni kepada asisten
laboraturium beserta anggota laboraturium teknik sipil yang telah mendampingi peserta praktikum

Dalam penyusunan laporan Praktikum berikut, penyusun menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan diluar sepengetahuan penyusun. untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sempurnanya laporan praktikum berikut ini. Semoga laporan praktikum
berikut dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan.

Jakarta, 21 Desember 2021

DINAR ALI
NIM : 181130014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mekanika tanah merupakan pengetahuan dasar dari teknik pondasi. Sehingga mekanika tanah
adalah ilmu yang sangat penting dalam teknik sipil yang mempelajari tentang tanah dan aplikasinya
dalam bidang teknik sipil. Mengingat semua pekerjaan bidang teknik sipil berupa konstruksi-
konstruksi seperti konstruksi bangunan, gedung, jalan, jembatan dan lain-lain sehingga tanah sebagai
pendukung kontruksi merupakan material kompleks yang wajib dipelajari untuk mengetahui sifat
mekanis dan teknis dalam rangka pemecahan masalah kontruksi berupa desain pondasi.

Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat dari buku atau literatur saja,
melainkan juga harus dikenal lebih mendalam melalui pengenalan langsung ke lapangan. Mengetahui
mengamati berbagai jenis tanah di lapangan (tempat pengambilan sampel) dan meneliti
karakteristiknya dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu bangunan untuk kemudian
dibuktikan dengan hasil perhitungan dari laboratorium. Hal ini merupakan salah satu metode yang
terbaik untuk membuktikan kebenaran teori yang ada bagi mahasiswa teknik sipil untuk mengenal
masalah tanah.

Mekanika tanah dalam teknik sipil adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang tanah dan
permasalahannya. Pentingnya peranan tanah dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang
ditangani sarjana teknik sipil, maka hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari perhitungan perencanaan suatu bangunan.

Dalam mekanika tanah kita mempelajari perubahan-perubahan pada tanah dalam menanggapi
berbagai kondisi yang biasa di temui dalam praktek pembangunan serta memberlakukan hukum-
hukum mekanika serta hidraulika dalam persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tanah.

Tanah dalam mekanika tanah adalah mencakup semua bahan dari tanah lempung sampai kerikil
dan batu-batu besar. Tanah didefinisikan pula sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimiawi) satu sama lainnya dan dapat
terbentuk dari bahan-bahan prganik yang te;ah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang ,engisi
ruang kosong diantara partikel-partikel pada tanah. Maslah tanah adalah masalah yang kompleks
karena tanah dari berbagai macam lapisan dan mempunyai sifat yang bermacam-macam pula.

Dari kebanyakan hal, tanah terdiri dari ukuran-ukuran butir yang meliputi beberapa macam
ukuran sehingga tidak akan menemukan dua atau lebih macam tanah dalam satu contoh. Adapun cara
pemberian nama adalah sebagai berikut :

1. Kerikil Kepasiran
Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari kerikil dan mengandung sejumlah pasir.

2. Pasir Kelanauan

Adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir dan mengandung sejumlah lanau.

3. Pasir Kelempungan

Adalah tanah yang sebagian besar terdiri pasir dan mengandung lempung.

Begitu pula campuran tanah yang lain, cara pemberian nama atau istilah seperti diatas yang
banyak disebut lebih dulu kemudian dapat diikuti oleh warna tanah. Batas ukuran butir (cm)
Penggolongan jenis tanah berdasarkan ukuran butir tanah :

 Tanah berbutir kasar

MACAM TANAH BATAS UKURAN BUTIR (MM)

Berangkal (boulder) > 200


Kerakal (cobblestone) 8 - 200
Kerikil (gravel) 2 - 80
Pasir kasar (course sand) 0,6 - 2
Pasir sedang (medium sand) 0,2 - 0,6
Pasir halus (fine sand) 0,06 - 0,2

 Tanah berbutir halus

MACAM TANAH MACAM TANAH


Lanau (silt) 0,002 - 0,06
Lempung (clay) < 0,002

Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat pada buku atau literatur saja,
melainkan harus dikenal lebih mendalam melalui pengenalan langsung dilapangan (tempat
pengambilan sample) danmeneliti karakteristiknya dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya
suatu bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan hasil pengujian dan perhitungan dari laboratorium.

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum Mekanika Tanah adalah suatu praktek yang bertujuan untuk mengetahui dan
mempelajari sifat-sifat tanah dalam fungsinya sebagai pendukung konstruksi. Hal yang dipelajari di
praktikum kali ini adalah :

a. Compression Test

b. Direct Shear Test


c. Hand Boring

d. Konsolidasi

e. Sand Cone Test

f. Sondir

1.3. Pengujian di Lapangan dan di Laboratorium

Untuk mengetahui sifat atau karakteristik tanah tersebut, maka dilakukan pekerjaan
pengujian berupa pekerjaan pengujian lapangan dan pekerjaan pengujian laboratorium.

1.3.1 Pekerjaan – pekerjaan pengujian di lapangan meliputi :

 Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh contoh tanah asli yang relatif tidak
terganggu ( Undisturbed Sample ), yang tidak mengalami perubahan dalam struktur, kadar air,
atau susunan kimianya guna diuji atau ditest di laboratorium.

1.3.2 Pekerjaan pengujian di laboratorium meliputi :

 Pemeriksaan berat volume, untuk mengetahui perbandingan berat butir tanah dengan volume
butir tanah.

 Pemeriksaan kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat air dengan berat butir tanah.

 Pemeriksaan berat jenis, untuk mengetahui perbandingan antara berat volume tanah dengan berat
volume air.

 Pemeriksaan Permeabilitas, untuk mendapatkan nilai yang representative dari koefisien aslinya
dilapangan.

 Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial persatuan luas penampang pada
saat benda uji mengalami keruntuhan.

 Uji Kuat Geser Langsung, untuk menentukan harga kohesi ( c ) dan sudut geser dalam ( ɸ ) dari
tanah.

 Uji konsolidasi, dalam uji konsolidasi ini terdapat dua hal yang perlu diketahui, yaitu besarnya
penurunan dan kecepatan penurunan.

Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali artinya untuk menyajikan suatu gambaran
yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan karakteristik untuk kondisi tanah yang diteliti.Dalam
praktikum diusahakan pengujian secara maksimal untuk mendapatkan kebenaran dari teori-teori
perhitungan kekuatan atau daya dukung tanah yang telah diambil contohnya tersebut.
BAB II
PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN ( SAND CONE )

2.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


Pengujian dengan Sand Cone dimaksudkan untuk menentukan kepadatan di
tempat lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan.

2.2 Alat yang Digunakan


a) Botol transparent (gelas dan plastik) untuk tempat pasir dengan isi ± 4 liter.
b) Corong kalibrasi pasir diameter 16,51 cm.
c) Pelat untuk corong pasir ukuran ( 30,48 x 30,48 ) cm dengan lubang bergaris
tengah 16,51 cm.
d) Peralatan kecil : palu karet, sendok, pahat, dan peralatan untuk menentukan kada
air.
e) Satu buah timbangan kapasitans 10 kg dengan ketelitian 1 gr.
f) Satu buah timbangan 500 kg dengan kapasitas ketelitian 0,1 gr
g) Pasir bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas, tidak mengandung bahan
pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 ( 2 mm ) dan tertahan pada
saringan No. 200.

2.3 Pelaksanaan Percobaan


Menentukan Isi Botol Pasir.
a) Timbangan alat ( botol + corong ) = gram
b) Letakkan alat dengan botol di bawah, bukalah kran dan isi dengan air jernih
sampai penuh diatas kran. Tutup keran dan bersihkan kelebihan air.
c) Timbang alat yang berisi air ( ), berat air = isi botol pasir.
d) Lakukan percobaan tiga kali. Perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh
lebih dari 3 .
Menentukan Berat Isi Pasir.
a) Letakkan alat dengan botol dibawah pada dasar yang rata, tutup keran dan isi
corong plan-plan dengan pasir.
b) Bukalah kran, isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong
selalu terisi paling sedikit setengahnya.
c) Tutup keran, bersihkan kelebihan pasir diatas kran dan timbanglah ( ).
d) Menentukan berat pasir dalam corong.
e) Isi botol pelan-pelan dengan pasir secukupnya dan timbanglah ( ).
f) Letakkan alat-alat dengan corong dibawah pada pelat corong pada dasar yang
rata dan bersih.
g) Buka kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir.
h) Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir ( gram )
i) Hitung berat pasir dalam corong = – gram
Menentukan Berat Isi Tanah
a) Isi botol dengan pasir secukupnya.
b) Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada
permukaan yang rata tersebut dan kokohkan dengan paku di empat sisinya.
c) Galilah lubang sedalam minimal 10 cm ( tidak melampaui tebal satu hamparan
padat ).
d) Seluruh tanah hasil galian dimasukkan ke dalam kaleng yang tertutup yang telah
diketahui beratnya ( ) dan timbanglah kaleng dan tanah tersebut ( ).
e) Timbang alat dengan pasir di dalamnya ).
f) Letakkan alat pada point B. corong menghadap kebawah, kedalam lubang pasir.
Setelah pasir berhenti mengalir tutup kran kembali dan timbang sisa pasir ( )
g) Ambil tanah sedikit dari kaleng unuk diperiksa kadar airnya.

2.4 Perhitungan Pengujian

γ Dry (γ Dry Field/γ


Hole W1 W2 W3 W4 W V
Field Dry Lab) X
No. (grm) (grm) (grm) (grm) (%) (CM3)
(grm.cm3) 100%
7880.0 2480.0 680.0 5400.0 7.1 3.6 181.9 12.3
8320.0 1206.0 680.0 7114.0 1.9 4.5 552.2 35.1
2.5 Kesimpulan
Pemeriksaan kepadatan tanah dilapangan dengan menggunakan sand cone bertujuan
untuk memeriksa kepadatan tanah dilapangan secara langsung. Derajat kepadatan tanah
dilapangan yang dibutuhkan dalam rekayasa sipil, seperti perkerasan jalan adalah sama atau
lebih besar dari 95%. kesimpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan dilapangan
didapat data yd = 181,94 (sampel A), 552,24 (sampel B) itu bearti jika tanah dipadatkan akan
mengalami pengurangan volume sebesar data uji yang telah dilaksanakan sekitar 181,94 gr
dan 552,24 gr.

2.6 Lampiran

Gambar 2.1 proses penggalian tahan untuk ujicoba sandcone


Gambar 2.2 Alat pengujan kepadatan lapangan (sand cone)

Gambar 2.3 Proses pengisia lubang sampel dengan pasir

Gambar 2.4 Pengambilan dan penimbangan sample pasir


BAB III
PENGUJIAN SONDIR

3.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui tekanan konus dan hambatan pelekat pada kedalaman yang
diinginkan dan untuk menduga perubahan lapisan tanah dengan cara penyelidikan
lapangan.
Hasilnya dipakai sebagai salah satu data untuk menghitung daya dukung pondasi
tiang pancang. Nilai konus yang diperoleh = daya dukung tanah.

3.2 Alat yang Digunakan


a) Alat sondir ( Hidrolic Dutch Penetrometer ).
b) Manometer 2 buah, yang masing-masing berkapasitas 0 s.d 60 kg/ dan 0 s.d
250 kg/ .
c) Pipa sondir beserta stang didalamnya sebanyak 20 buah @ 1 meter.
d) Standart biconus dengan luas konus 10 dan luas mantel 150
e) Angkur 4 buah ( 2 panjang dan 2 pendek )
f) Kunci inggris 3 buah
g) Oli bekas, oli castrol, kuas dan cangkul.

3.3 Dasar Teori dan Rumus


Teori

F=
Dimana :
Fc = Ft = Luas penampang kerucut bikonus yang bergeser dengan tanah &
luas torak = 10 cm.
Qt = Tekanan total yang terbaca pada manometer akibat pergeseran mantel &
konus pada waktu menembus tanah ( kg/ )
qc = Tekanan konus yang terbaca pada manometer akibat tekanan konus
ketika menembus tanah ( kg/ )
f = Gaya fiksi tanah terhaddap mantel konus
Fm = Luas mantel pada standart bikonus = 150
Maka rumus diatas menjadi

:f=
Rumus hambatan pelekat :
Hp = f x L
Dimana :
Hp = hambatan pelekat
F = friksi
L = Panjang lekatan ( = 20 cm, karena batang sondir ditekan 20 cm )
Maka jumlah hambatan pelekat adalah :
JHp = f x L
Kekuatan ijin tiang pancang ( P ) :

P
Dimana :
F = Luas penampang tiang pancang
K = Keliling penampang tiang pancang
SF1 = Faktor keamanan ( 1 ) yang besarnya 2 < SF1 < 3
SF2 = Faktor keamanan ( 2 ) yang besarnya 3 < SF2 < 5

3.4 Persiapan Percobaan


a) Angkur ditanam ke dalam dengan posisi seperti tergambar
b) Dibuat lubang a ( 30 x 30 x 20 ) cm
c) Alat sondir dipasang ditengah-tengah dengan lubangnya tepat berada datas
kubang.
d) Angkur-angkur dipasang oleh 4 buah besi kanal yang berguna sebagai penahan
agar alat sondir tidak terangkat ke atas akibatnya adanya tegangan tanah.
e) Oli castrol diisikan ke dalam ruang hidrolik, harus diusahakan agar tidak ada
udara yang masuk. Caranya adalah dengan menekan torak ke atas sehingga
gelembunggelembung udara dan castrol yang masih ada dapat keluar. Setelah itu
tabung diisi castrol dan torak ditarik ke bawah dengan alat khusus ( kunci
plunger ) sehingga castrol dapat masuk kembali. Untuk mengontrol apakah
masih ada udara atau tidak di dalam tabung manometer, torak ditekan secara
perlahan-lahan.
f) Bila timbul gelembung-gelembung udara berarti masih ada udara di manometer,
untuk itu torak ditekan ke atas sampai gelembung udaranya habis dan setelah itu
sedikit demi sedikit ditari kebawah sambil diisi ooli castrol.
g) Manometer dipasang berikut ringnya.
h) Diperiksa apakah manometer kecil dan manomete besar sudah menunjukan
angka
nol.
i) Pada permulaan percobaan hanya digunakan manometer beerskala kecil dengan
mematikan aliran yang menuju ke manometer berskala besar.
j) Pipa-pipa sondir stang dilumuri oli bekas, lalu satu per satu di pasang ke dalam
alat sondir.
k) Biconus dipasang pada pipa-pipa sondir.

3.5 Jalannya Percobaan


a) Alat sondir diputar secara manuak sehingga menekan rangkaian konus dan
menembus tanah sampai kedalaman 20 cm. Untuk pengukuran selanjutknya
dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
b) Pertama-tama diukur perlawanan ujung (qc) yang dilakukan denga menekan
pipa dalam saja sejauh 4 cm. Pada saat itu seluruh tabungan luar tetap tinggal
diam sehingga di dapat nilai qc.
c) Kemudian pipa dalam ditekan lagi, yang kemudian didapat pembacaan qt.
d) Pembacaan dilakukan setiap perubahan kedalaman 20 cm, sampai kedalaman 20
meter ( yaitu bila nilai qc = 150 kg/cm2 belum juga dapat dicapai ).

3.6 Perhitungan Pengujian

DATA PEMBACAN SONDIR

Proyek = Tanggal = 27/11/2021


Lokasi = test oleh =
Sondir No. =
M.A.T =
L =

Fm = 150 cm2
fc=ft = 10 cm
L = 20 cm
F =
K =

H qc qt f HP JHP FR
(M) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm Kg/cm %
0.0 7 10.00 0.20 4.00 4.00 2.86
0.2 15 17.00 0.13 2.67 6.67 0.89
0.4 18 20.00 0.13 2.67 5.33 0.74
0.6 8 10.00 0.13 2.67 5.33 1.67
0.8 10 13.00 0.20 4.00 6.67 2.00
1.0 28 32.00 0.27 5.33 9.33 0.95
1.2 35 37.00 0.13 2.67 8.00 0.38
1.4 32 34.00 0.13 2.67 5.33 0.42
1.6 37 44.00 0.47 9.33 12.00 1.26
1.8 50 52.00 0.13 2.67 12.00 0.27
2.0 34 41.00 0.47 9.33 12.00 1.37
2.2 36 45.00 0.60 12.00 21.33 1.67
2.4 45 50.00 0.33 6.67 18.67 0.74
2.6 52 53.00 0.07 1.33 8.00 0.13
2.8 33 40.00 0.47 9.33 10.67 1.41
3 30 35.00 0.33 6.67 16.00 1.11

3.7 Kesimpulan
Dari data praktikum yang telah diolah, didapat kesimulan sebagai berikut

1. Perlawanan Conus (qc) maksimal sebesar 52 kg/cm2 (nilai minimal yang menunjukan
lapisan tanah keras) pada kedalaman 2,60 m dari prmukaan tanah.
2. Nilai angka banding geser (fr) maksimal sebesar 2,85 % pada kedalamaan 0 – 0,20 m.

3.8 Lampiran
Gambar 3.1 Pemasangan alat uji sondir

Gambar 3.2 Penyetelan alat sondir menggunakan waterpass

Gambar 3.3 Penekanan stang setiap 20 cm dilanjutkan dengan pembacaan manometer


BAB IV
PENGUJIAN DIRECT SHEAR TEST

4.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk menentukan Harga kohesi ( c ) dan sudut geser tanah pada tanah yang
bersifat loose.

4.2 Alat yang Digunakan


a) Alat Direct Shear Test, lengkap beserta komponennya seperti : stang penekan
dan pemberi beban, penggeser untuk contoh tanah / pasir, load ring dial dan
horizontal dial, 2 cincin dan penguncianya serta plat pembebanan
b) Beban dari besi ( 5 s.d 25 kg )
c) Timbangan
d) Cawan
e) Alat pengaduk
f) Stopwatch
g) Oven listrik.
4.3 Rumus Yang Digunakan
Menghitung Tegangan Normal

σ=

Dimana :
Pn = Gaya normal = berat beban + penutup
σ = Tegangan Normal
A = Luas bidang geser
Menghitung tegangan geser didapatdari menghiung gaya geser ( G ) lebih dahulu
dengan jalan mengalikan hasil percobaan maximum dari horizontal dial dengan angka
kalibrasi proving ring ( LRC )

τ=

Dimana :
τ = Tegangan geser ( kg / )
G = Gaya geser ( kg )
G = M x LRC
M = Pembaca maximum horizontal
A = Luas penampang contoh ( )

4.4 Persiapan Percobaan


a) Persiapan sampel tanah yang akan diuji.
b) Ukur diameter shear box.
c) Penutup shear bos + bola ditimbang.
5. Jalannya Percobaan
a) Masukkan sampel kedalam shear box kira-kira ¾ bagian dengan mengunci shear
box terlebih dahulu agar tidak dapat bergerak.
b) Permukaan sampel diratakan dengan tangan, lalu ditutup.
c) Atur horizontal dial dan load ring dial agar menunjukan angka nol.
d) Beri beban sebesar 5 kg, lalu kunci shear bos dibuka.
e) Beri gaya geser dengan kecepatan 1 putaran / menit.
f) Catat pembacaan horizontal dial tiap 15 detik.
g) Bila pembacaan horizontal mulai konstan dan kemudian mulai menurun,
percobaan dihentikan karena pasir telah mengalami keruntuhan geser.
h) Buka penutupnya, kemudian ambil contoh secukupnya untuk dihitung kadar
airnya.
i) Ulangi percobaan di atas untuk beban yang berlainan.

4.5 Perhitungan Pengujian

DIRECT SHEAR
TEST
PROYEK : PRAKTIKUM MEKAANIKAH TANAH 2 JGU
LOKASI : HALAMAN CAMPUS JGU CAMPUS C DEPOK
BORING NO. : 1
JENIS TANAH : LANAU
DATA
:
PERCOBAAN CONTOH TANAH = UNDISTRUBED/DISTURBED
DIAMETER Ø = 6.31 CM2
KECPATAN PERCOBAAN = 2 MM/MENIT
KALIBRASI ALAT = 0.11 KG/DIV
Luas Bidang Geser = 31.2556 CM2
BERAT BEBAN (KG) 2 4 6 8 10
BERAT PENUTUP (KG) 0.491 0.491 0.491 0.491 0.491
TOTAL BEBAN (KG) 2.491 4.491 6.491 8.491 10.491
PENAMPANG CONTOH (CM2) 31.256 31.256 31.256 31.256 31.256
TEGANGAN NORMAL (KG/CM ) 2
0.080 0.144 0.208 0.272 0.336
MAX. HORIZ. DIAL READING 5.810 1.580 2.350 2.340 2.350
MAX. GAYA GESER (KG) 0.639 0.174 0.259 0.257 0.259
MAX. TEGANGAN GESER
(τKG/CM2) 0.020 0.006 0.008 0.008 0.008

KADAR AIR SETELAH


PERCOBAAN
NOMOR CAN 1 2 3 4 5
BERAT TANAH BASAH + CAN
(GRM) 54.00 56.00 53.00 54.00 65.00
BERAT TANAH KERING + CAN
(GRM) 37.00 38.00 36.00 38.00 46.00
BERAT CAN (GRM) 11.00 11.00 11.00 11.00 11.00
BERAT TANAH BASAH 43.00 45.00 42.00 43.00 54.00
BERAT AIR (GRM) 17.00 18.00 17.00 16.00 19.00
BERAT TANAH KERING (GRM) 26.00 27.00 25.00 27.00 35.00
KADAR AIR (%) 65.38 66.67 68.00 59.26 54.29
KADAR AIR RATA-RATA (%) 78.40
DIRECT SHEAR TEST (COHESIVE SOIL/NON
COHESIONLEES SOIL)

PRAKTIKUM MEKANIKAH TANAH


:
PROYEK 2 JGU
LOKASI : HALAMAN CAMPUS JGU CAMPUS C DEPOK
BORING NO. : 1
JENIS TANAH : LANAU
KEDALAMAN = 166
TANGGAL =
TES OLEH = PRAKTIKAN T. SIPIL JGU
SAMPEL NO = 1

DIAMETER Ø = 6.31 CM
KECPATAN
PERCOBAAN = 2 MM/MENIT
KALIBRASI ALAT = 0.11 KG/DIV
Luas Bidang Geser = 9.9067

DATA PEMBACA LOAD DIAL


WAKTU BEBAN
(DETIK) (KG)
2 4 6 8 10
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.01 0.06 0.02 0.01 0.01
30 0.15 0.10 0.13 0.10 0.08
45 0.55 0.15 0.21 0.23 0.21
60 1.09 0.19 0.25 0.27 0.26
75 1.62 0.21 0.26 0.29 0.29
90 2.13 0.23 0.27 0.30 0.30
105 2.65 0.25 0.27 0.32 0.30
120 3.17 0.26 0.27 0.31 0.30
135 3.48 0.27 0.27 0.31 0.30
150 3.72 0.28 0.26 0.31 0.30
165 3.98 0.28 0.26 0.31 0.30
180 4.25 0.28 0.26 0.31 0.30
195 4.51 0.29 0.26 0.31 0.30
210 4.72 0.29 0.74 0.35 0.53
225 4.90 0.29 1.20 0.95 1.10
240 5.06 0.29 1.55 1.40 1.52
255 5.26 0.54 1.82 1.78 1.85
277 5.40 0.89 2.05 2.10 2.11
285 5.55 1.25 2.21 2.31 2.31
300 5.81 1.58 2.35 2.34 2.35

Max Horizontal
5.81 1.58 2.35 2.34 2.35
Reading

Max Gaya
0.64 0.17 0.26 0.26 0.26
Geser

4.6 Kesimpulan
 Harga kohesi dan sudut geser tanah merupakan parameter yang sangat penting dalam
perhitungan daya dukung tanah, perencanaan dingding penahan tanah, dan sebgainya
 Kadar air yang didapatkan pada percobaan adalah =78,40%
 Didapatkan nilai maksimum gaya geser seperti yang terdapat pada data diatas

4.7 Lampiran

Gambar 4.2 proses pengambilan sampel pengujian direct shear

Gambar 4.1 Alat direct shear


BAB V
PENGUJIAN UNCONFINED COMPRESSION TEST
5.1 Maksud dan Tujuan Pecobaan
Untuk mengetahui nilai kekuatan geser Unconfined ( Qu ) atau Ultimate
Unconfined Compressions Strenght untuk tanah lempung ( Cohesive ) yang
undisturbed.

5.2 Alat Yang Digunakan


a) Alat unconfined compresions test lengkap dengan load dial dan deformasi dial
reading.

b) Extruder.

c) Silinder besi pencetak tanah.

d) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr.

e) Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 cm.

f) Stop Watch.

g) Oven listrik.

h) Can.

5.3 Rumus yang Dipakai

c = ½ . Qu

Dimana :

c = Kekuatan geser tanah

Qu = compresions strength σ =

A‟=
Dimana :

ΔL = Perubahan panjang
Lo = Panjang mula-mula

P = Beban vetikal yang diberikan

Ao = luas contoh tanah semula

5.4 Jalannya Percobaan


a) Pasang tabung sampel pada extrude lalu sample dikeluarkan sediki agar penutup
dapat diambil.

b) Pasang cetakan silinder besi yang sudah diolesi dengan vaseline didalamnya.
Cetakan tanah diletakkan dimuka tanah yang akan dikeluarkan kemudian ditekan
dan masuk ke dalam cetakan.

c) Sampel tanah dalam silinder ini kemudian diratakan kedua permukaannya.


Setelah dikeluarkan dari cetakannya sampel tanah ini kita ukur, catat diameter,
berikut panjangnya.

d) Timbang berat sampel tanah tersebut.

e) Kalibrasikan alat unconfined compresions test.

f) Tanah dikeluarkan dari tabung dan dicetak dengan syarat yang suah ditentukan.

g) Tanah ditimbang beratnya dan diukur tingginya.

h) Tanah diletekkan diatas kedudukan sampel pada alat unconfined.

i) Kemudian dilakukan penekanan sampel dengan kecepatan 1% dari penampang


per menit.

j) Percobaan sudah selesai jika pada pembacaan sudah konstan dan mencapai nilai
maximum kemudian turun kembali.

k) Gambar bentuk retaknya, lalu tanah tadi dimasukkan ke dalam oven, minimum
18 jam lamanya.

l) Nilai yang didapat dibuat grafiknya.


5.5 Contoh Perhitungan

UNCONFINED COMPRESION TEST

Luas
Diameter = 4.74 Cm (A) = 17.64 Cm2
Volume = 166.42 Cm3 Berat = 284 gr/Cm3
Kadar Air = % γdry = gr/Cm3

Tinggi (Lo) = 9.44 Cm


γwet = 1.706 gr/Cm3
LRC = 0.11

Total
Simple Unit Corected Smple
Deformasi Load Dial Area Load on
Deformation Strain Area,A Unit
Dial reading (unit) mm 1-(4) sample
ΔL.Ln ΔL.Lo A/(5) (7)/(6)
(2xLRC)
0.1 8.0 0.10 0.011 0.989 17.83 0.880 0.0494
0.2 14.0 0.20 0.021 0.979 18.02 1.540 0.0855
0.3 22.0 0.30 0.032 0.968 18.22 2.420 0.1329
0.4 26.0 0.40 0.042 0.958 18.42 2.860 0.1553
0.5 28.0 0.50 0.053 0.947 18.62 3.080 0.1654
0.6 28.0 0.60 0.064 0.936 18.83 3.080 0.1635
0.7 21.0 0.70 0.074 0.926 19.05 2.310 0.1213
0.8 18.0 0.80 0.085 0.915 19.27 1.980 0.1027
0.9 15.0 0.90 0.095 0.905 19.50 1.650 0.0846
0.10 13.0 1.00 0.106 0.894 19.73 1.430 0.0725
0.11 11.0 1.10 0.117 0.883 19.96 1.210 0.0606
0.12 11.0 1.20 0.127 0.873 20.21 1.210 0.0599
Pengujian Kadar Air

Berat Tanah Basah + can


(gr) : 54 gr
Berat Tanah Kering + can
(gr) : 45 gr
Berat can (gr) : 11 gr
Berat air (gr) : 9 gr
Berat tanah Kering(gr) : 34 gr
Kadar Air
(%) : 16,6 %

Dimensi Sample Tanah

Diameter : 4.74 cm
Tinggi : 9.44 cm
Luas : 17.63 cm2
Volume : 166.42 cm3
Berat : 0.284 cm

Dencity

y wet : 0.0017 Kg/cm3


y dry :
5.6 Contoh Kesimpulan
1. Tanah yang strukturnya sudah terganggu atau rusak,akan mengalami penurunan
kekuatan
2. tanahbyang diguanaka dalam praktikum jenis lempung, dengan kesensitifanya
rendah dimana apabila terjadi ker4usakan struktual pada tanah tersebut maka
perubahan (penurunan ) kuat tekan dan geser nya tidak begitu besar.
3. Tanah memiliki teganggan terakhir yang mampu menahan beban maksimum, apabila
beban yang dialami melebihi nilai maksimum tersebut maka akan terjadi keruntuhan
(kegagalan)

5.7 Lampiran

Gambar 5.1 Alat unconfined compression test


Gambar 5.2.Cawan pengujian unconfined compression test

Gambar 5.3 Sample tanah

Gambar 5.4 Proses pengujian smple tanah


BAB VI
PENGUJIAN KONSOLIDASI

6.1 Maksud dan Tujuan Percobaan


a) Untuk menentukan Koefisien Konsolidasi ( Cv ) dari suatu jenis tanah.
b) Untuk menentukan koefisien pemampatan / compression index dengan simbol
Cc.

c) Untuk menentukan tegangan Pre – Consolidations ( Pc ) dengan maksud untuk


mengetahui apakah tanah tersebut normally atau overconsolidated dengan cara
membandingkan dari harga effective overburden pressure.

6.2 Alat yang Digunakan


a) Oedometer / consolidometer
b) Ring of consolidometer
c) Extruder
d) Stopwatch
e) Kawat sebagai pemotong
f) Spatula
g) Vaseline / oli
h) Kertas pori
i) Jangka sorong
j) Beban – beban
k) Can
l) Oven

6.3 Jalannya Percobaan


a) Ring konsolidometer dibersihkan untuk kemudian dipoles dengan vaseline, lalu
dengan mempergunakan jangka sorong ukur diameter dalam ring dan tinggi
ring lantas timbang berat ring.
b) Dengan bantuan extruder keluarkan sampel tanah untuk dimasukkan ke dalam
ring lalu ratakan kedua permukaan tanah dalam ring tersebut dan sisa tanah
dikumpulkan dalam can untuk ditimbang sesudah itu dimasukkan ke dalam
oven untuk mendapatkan berat air yang menguap.
c) Gunting kertas pori atau kertas ukuran ring sebanyak 2 lembar.
d) Dengan kedua lembar kertas pori tersebut diletakkan diatas dan di bawah ring
yang berisi tanah, ring dan tanah didalamnya dimasukkan ke sel
konsolidometer dengan sesuai susunan dengan urutan dari atas ke bawah. :
e) Penahan dengan 3 mur
* Silinder tembaga sebagai pemerata beban
* Batu porous
* Kertas pori
* Sampel tanah
f) Atur pembacaan dial agar menjadi nol sebelum beban ditambah, sedang lengan
beban masih ditahan baut penyeimbang.
g) Lakukan pembebanan dengan sebesar 1 kg. Catat dial reading.
h) Dicatat dial reading untuk interval waktu sebagai berikut : 6 „‟, 15 „‟, 30 „‟, 1‟,
2‟,
4‟, 8‟, 15‟, 30‟, 60‟, dan 24 jam.
i) Lakukan percobaan dengan sampel yang sama dengan semula sesuai dengan
stepstep terurai diatas untuk bebansebesar 2 x beban pertama secara berurutan.
j) Kemudian catat penurunan pada waktu penurunan beban dan dengan interval
penurunan beban setiap 24 jam.
k) Sesudah penurunan beban selesai maka tanah dikeluarkan dari sel
konsolidometer dan ring berikut tanah ditimbang lalu dimasukkan ke dalam
oven untuk ditimbang lagi keesokan harinya.
Menentukan Harga T 90
Menurut Taylor untuk mendapatkan harga t90 diperlukan grafik penurunan
terhadap fungsi dari akar waktu.
a) Buat grafik penurunan vs akar waktu penurunan.
b) Tarik garis singgung pada kurva didaerah penurunan awal dan cari titik
potongan dengan sumbu akar waktu sebesar 1,15 kali absis titik potong
pertama tadi untuk dihubungkan dengan titik potongan antara perpanjangan
garis singgung tadi dan sumbu vertikal. Absis titip potong antara garis terakhir
dengan kurva itulah yang dinamakan dengan t90.
c) Untuk jelasnya lihatlah pada gambar lampiran.
6.4 Menentukan koefisien Konsolidasi
Rumus yang dipakai adalah :

Cv =
Sebagai contoh untuk perhitungan diambil pembebanan sebesar 1 kg.
 Average load height = H – ½ H = 1,985 – ( ½ . 0,0186 ) – 1,9757
 Half average load height = ½ x 1,9757 – 0,9879
 Harga t90 pada grafik = 0,3025
 Jadi Cv dapat dihitung didapat Cv = 2,7359

6.5 Menentukan Harga Tegangan Pre Konsolidations ( Pc )


Harga Pc tersebut dapat diperoleh dari grafik penurunan terhadap tegangan
dengan cara sebagai berikut :
Cara Penentuan t90
Cara Penentuan Pc

6.6 Perhitungan Pengujian


Ht = 13 mm
Dim = 5 cm
luas = 19.64286 cm2
Beban = 1 Kg

Tegangan 0.050909 Kg/cm2 Penuruanan

0 0 ➡ ➡ 13 0.00
0.1 0.53 ➡ ➡ 12.47 0.32
0.25 0.54 ➡ ➡ 12.46 0.50
0.5 0.54 ➡ ➡ 12.46 0.71
1 0.55 ➡ ➡ 12.45 1.00
2 0.55 ➡ ➡ 12.45 1.41
4 0.56 ➡ ➡ 12.44 2.00
8 0.56 ➡ ➡ 12.44 2.83
15 0.56 ➡ ➡ 12.44 3.87
30 0.57 ➡ ➡ 12.43 5.48
60 0.58 ➡ ➡ 12.42 7.75
1440 0.61 ➡ ➡ 12.39 37.95
6.7 Kesimpulan
Uji konsolidasi merupakan uji yang sangat penting dalam pengujian terhadap lapisan
tanah karena erat hubungannya dengan kestabilan tanah tersebut.pada percobaan ini didapat
hasil perhitungan penurunan sebesar 13 di awal pengujian dan 12,39 di akhir pengujian
konsolidasi

6.8 Lampiran

Gambar 6.1 pengambilan sampel uji


Gambar 6.2 Alat uji konsolidasi

Gambar 6.3 Penimbangan sampel tanah


BAB VII

PENGUJIAN HAND BORING (BOR TANGAN)

7.1. Maksud dan Tujuan Percobaan

Untuk mengambil contoh tanah yang akan digunakan untuk percobaan dalam laboratorium,
yang terdiri dari tanah permukaan, tanah terganggu ( Disturbed sample ) dan tanah tidak terganggu
( Undisturbed sample ). Untuk melihat karakteristik contoh tanah secara visual mengenai warna,
ukuran, jenis butiran dan tingkat konsistensi tanah.

7.2. Alat dan Bahan yang Digunakan


(a). 3 batang bor
(b). 2 batang pemutar
(c). 1 kepala pemutar
(d). 1 kepala pemukul
(e). 3 kunci inggris
(f). 1 auger iwan
(g). 1 socket
(h). 1 batang pemegang
(i). 5 buah tabung
(j). 1 cangkul
(k). 1 palu besar
(l). Olie
(m). Plastik, karet atau lilin

7.3. Persiapan Percobaan

(a). Siapkan alat-alat yang akan digunakan pada lokasi percobaan.


(b). Tentukan titik dimana percobaan itu akan dilakukan, usahakan terrhindar dari akar
pohon karena hal ini akan mengganggu percobaan.
(c). Bersihkan permukaan tanah dari rumput atau batu-batuan dan lapisantanah bagian
atas yang berupa humus dibuang.
(d). Periksalah alat-alat, apakah telah siap dipakai atau masih perlu dibersihkan. Berilah
oli pada bagian-bagian yang diperlukan.
7.4. Jalannya Percobaan
(a). Pada tempat yang telah ditentukan digali sedalam 30 cm, untuk memudahkan masuknya
Auger Iwan. Lubang yang disediakan cukup sebesar Auger Iwan.
(b). Pasang Auger Iwan pada ujung batang bor, jangan lupa untuk membubuhkan oli pada ulir
sambungan pada ujung yang lain dihubungkan engan kepala pemutar, bubuhkan oli pada
ulirnya juga. Masukkan batang pemutar pada lubang disebelah kiri-kanan kepala pemutar.
(c). Masukknya Auger Iwan
e tersebut pada lubang yang telah tersedia, kemudian putarsearah
r
jarum jam. Jangan berbalik arahm karena hal ini dapat menyebabkan AugerIwan terlepas
dari batang pemutar, beri beban yang searah dengan arah batang bor. Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan memberi beban orang di atas kepala pemutar.Usahakan batang bor selalu
tegak lurus maka akan menyulitkan untukmengangkatnya kembali dan kedalaman yang
dicapai tidak sesuai dengan rencana. Bila diperkirakan tanah sudah cukup penuh (dalam
hal ini dapat ditandai denganringannya pemutaran, ata dapat pula kita memberi tanda
pada batang bor, sesuaidengan panjang Auger Iwan tersebut).
(d). Masukkan kembali Auger Iwan dan lakukan seperti diatas sampai kedalaman 0,3 m.Pada
tahap ini diambil sebanyak 3 Auger Iwan, lalu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam
kantong plastik. Amati kedalaman tanah tersebut mengenai warna, butirannya. Beri tanda
padakantong plastik itu sesuai dengan kedalamannya. Tanah yang diambil dengan Auger
Iwan ini adalah contoh tanah Terganggu (Disturbed sample ).
(e). Bila batang bor masih cukup panjang, lakukan lagi kegiatan seperti item C. Jika kurang
panjang sehingga menyulitkan pemutaran, sambung dengan batang boryang lai, jangan
lupa membubuhkan oli pada ulirnya. Pada waktu pengambilan atau pengangkatan batang
bor, bilat terlalu berat dapatdibantu dengan kunci inggris atau dongkrak. Tanah yang
diangkat tersebut dibuang sampai kedalaman 0,80 m.
(f). Setelah itu diambil contoh tanah terganggu sebanyak 3 kali Auger Iwan untuk
mendapatkan contoh tana terganggu untuk kedalaman 1,00 m. Untuk mengambil contoh
anah tidak terganggu (Undisturb) sample yang pertama yaitu pada kedalaman 1,00 m.
Auger Iwan diganti dengan socket dan pada socketitu dipasang tabung. Perhatikan
pemakaian oli pada daerah berulir dan sekeliling tabung. Pada ujung batang bor yang lain,
kepala pemutar diganti dengan kepala pemukul. Masukkan kembali alat ini, diatu supaya
alat ini masuk secara tegak lurus kedalam tanah. Pasang batang pemegang dan bantu
dengan kunci inggris, usahakan supaya alat tetap tegak lurus baru pukul kepala pemukul
dengan palu sampai pada tanda yang telah disiapkan sebelumnya.
(g). Sebelum siangkat, diputar-putar terlebih dahulu hal ini untuk memisahkan antara tanah
diluar tanah dengan tabung. Setelah diperkirakan terpisah baru tabung diangkat.
(h). Lepaskan tabung dari socket, lalu kedua permukaan tabung ditutup dengan lilin cairagar
kadar air tidak berubah, kemudian tabung diberi nama untuk setiap kedalaman.
(i). Demikian selanjutnya percobaan dilakukan dengan untuk pengambilan contoh tanah
terganggu dan tidak terganggu pada kedalaman (1,75 ; 2,50 ; 3,00) m.
(j). Untuk contoh tanah permukaan, pengambilannya dilakukan dengan menggunakan
cangkul, sebelumnya permukaan tanah dibersihkan dulu 10 cm, kemudian diambil ± 80
kg.

7.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan

(a). Usahakan lubang tegak lurus (Vertikal), supaya memudahkan pengangkatan dan
pemasukan alat.
(b). Berikan oli pada bagian yang membutuhkannya.
(c). Alat jangan diletakkan dekat lubang karena ada kemungkinan masuk dalamlubang.
(d). Pemutaran harus searah jarum jam, jika berlawanan hubungan antara batang borbisa
dilepas.
(e). Pada saat dilakukan pengeboran hendaknya contoh tanah yang telah diambil diamati
secara teliti karena contoh tanah tersebut akan dipakai untuk test dalamlaboratorium.

7.6. Perhitungan pengujian

HAND BORING TEST

Proyek: PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II


Lokasi : HALAMAN KAMPUS JGU
Boring No.: 1
Tanggal: -

Kedalaman Simbol Jenis Tanah Warna Uraian

0,0 Tanah Merah warna merah cerah

merah urugan Cerah Tanah cenderung berbutir

0,30 Tanah Merah Warna tanah merah tua karena


mulai tercampur dengan tanah
merah urugan Tua
lanau

Tanah berbutir besar


0,60 Lempung Merah Warna tanah kecoklatan karena
masih terkadung sedikit tanah
Organik Kecoklatan
merah urugan

Tanah mulai sedikit agak basah

0,80 Lempung coklat


Warna tanah sudah menjadi
coklat dan mengandung air yg
lumayan banyak

Sudah mulai mengandung krikil

1,20 Lempung coklat Warna tanah sudah menjadi


coklat dan mengandung air yg
lumayan banyak

Lebih banyak mengandung krikil


dibandingkan dengan
pengambilan tanah sebelumnya

Keterangan simbol
Lempung = Lanau = pasir =

7.7. Kesimpulan
Pada pengambilan sample pertama tanah bewarna merah dikarenakan lokasi pengambilan tes
di kampus C yang trbilang masih baru dibangun jadi masih terkadung tanah hasil urugan
pembangunan gedung kampus.
Untuk pengambilan sampel terakhir banyak mengandung banyak krikil atau batu dan
pengambilan sampel tanah dihentikan karena sudah mencapai kedalaman yang diinginkan yaitu saat
menyentuh atau menggapai lapisan yang berbatu atau berkerikil.

7.8 Lampiran
Gambar 7.1 Tahap awal penggalian

Gambar 7.2 Pemberian oli/pelumas pada Auger Iwan


Gambar 7.3 Proses pengambilan sampel tanah

Gambar 7.4 Auger Iwan

Gambar 7.5 Proses pemberian lilin pada kedua sisi tabung sampel tanah
Gambar 7.6 Pengambilan sampel tanah

Anda mungkin juga menyukai