Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

‘’DASAR" MEKANIKA TANAH II’’

Disusun Oleh :

Nama : SAFRINA A. PUDI


Semester : 3 (TIGA)
Prodi : TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMI HIJRAH
TAHUN 2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
yang diberikan kepada kita semua sehingga penuisan makalah ini dapat kami susun sesuai
dengan kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan

Makalah ini memuat beberapa hasil pemikiran dan penyajian atas beberapa
permasalahan dalam kerangka ilmu tentang klasifikasi tanah yang akan dijelaskan
sebagai salah satu kelompok ilmu yang pada intinya membahas dan mempelajari
hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan budayanya.

Inilah sekilas tentang gambaran makalah ini. Semoga semua yang


terhimpun disini dapat memperoleh tanggapan untuk penyempurnaanya, dan
semoga berguna untuk mengisi kebutuhan akan beragam bagi mahasiswa yang
terkait dengan pengembangan berbagai mata kuliah yang ada.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..i

BAB I……………………………………………………………….ii
 
 PENDAHULUAN………………………………………………..ii

 Latar belakang…………………………………………………….iii

Rumusan masalah………………………………………………….iii
 
Tujuan penulisan…………………………………………………..iii

BAB II……………………………………………………………..iiii

 PEMBAHASAN…………………………………………………iiii

  Pengertian tanah…………….…………………………………….iiii

 Jenis analisa tanah…………………………………..……………..iiii

  Pemadatan tanah…………………………………….…………….iiii
 
BAB III…………………………………………………………..iiiii

PENUTUP………………………………………………………iiiii

  Kesimpulan……………………………………………………..iiiii

Daftar pustaka…………………………………………………iiiiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Mekanika Tanah adalah ilmu alam perkembangan selanjutnya akan mendasari
dalam analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Mekanika tanah adalah suatu
cabang dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh
tegangan dan regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja. Sedangkan teknik
pondasi merupakan aplikasi prinsip-prinsip. Mekanika Tanah dan . Geologi yang
digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan,
bendugan, dan lain-lain. Oleh karena itu, perkiraan dan pendugaan terhadap kemungkinan
adanya penyimpangan di lapangan dari kondisi ideal pada Mekanika Tanah sangat
penting dalam perencanaan pondasi yang benar.

Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting baik itu digunakan sebagai
bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat diletakkannya struktur bangunan. Sesuai
dengan proses terjadinya, tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan prilaku yang
berbeda-beda. Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai sifat
fisis dan sifat mekanis yang berbeda-beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama
dalam suatu kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah yang bertujuan untuk
menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh mana pemakaian tanah tersebut
dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut terutama sebagai tempat meletakkan pondasi
suatu kontruksi dan sebagai bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan
gedung maupun pembuatan jalan. Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara
sempurna, maka seorang insinyur harus bisa membuat perkiraan dan pendugaan yang tepat
tentang kondisi tanah di lapangan.

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-
mineral padat yang tidak tersementasikan (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas
mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.

 Perbedaan Batu dan Tanah


Batu merupakan kumpulan butir - butir mineral alam yang saling terkait erat dan kuat.
Sehingga sukar untuk dilepaskan. Sedangkan tanah merupakan kumpulan butir - butir
mineral alam yang tidak melekat atau melekat tidak erat, sehingga sangat mudah untuk
dipisahkan. Sedangkan Cadas adalah peralihan antara batu dan tanah.

 Jenis - jenis Tanah


Fraksi - frkasi tanah (jenis tanah berdasarkan butir) :
1. Kerikil (gravel) > 2,00 mm
2. Pasir (sand) 2,00 - 0,06 mm
3. Lanau (silt) 0,06 - 0,002 mm
4. Lempung (clay) < 0,002 mm
 Pengelompokan jenis tanah dalam praktek berdasarkan campuran butir :
1. Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian besar butir – butir tanahnya
berupa pasir dan kerikil.
2. Tanah berbutir halus adalah tanah yang sebagian besar butir – butir tanahnya
berupa lempung dan lanau.
3. Tanah organik adalah tanah yang cukup banyak mengandung bahan-
bahan organic.

 Pengelompokan tanah berdasarkan sifat lekatnya :


1. Tanah Kohesif adalah tanah yang mempunyai sifat lekatan antara butir -
butirnya (tanah lempung = mengandung lempung cukup banyak).
2. Tanah Non Kohesif adalah tanah yang tidak mempunyai atau sedikit
sekali lekatan antara butir - butirnya (hampir tidak mengandung
lempung misal pasir).
3. Tanah Organik adalah tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan -
bahan organik (sifat tidak baik).

 Ilmu Mekanika tanah ini digunakan untuk:


 Perencanaan pondasi
 Perencanaan perkerasan lapisan dasar jalan (pavement design)
 Perencanaan struktur di bawah tanah (terowongan, basement) dan dinding
penahan tanah)
 Perencanaan galian
 Perencanaan bendungan
B. TUJUAN PENULISAN
Metode penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Metode studi pustaka
2. Dengan ini kami mencari segala informasi mengenai mekanika tanah
3. mempelajari materi-materi yang berkaitan dengan mekanika tanah dua

C. Rumusan Masalah
Makalah ini di buat dengan rumusan masalah:
a) Definisi Analisis Distribusi Butiran
b) Definisi Batas Atteberg
c) Definisi Klasifikasi Tanah
d) Definisi Pemadatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanah

Dalam ilmu mekanika tanah yang disebut “tanah” ialah semua endapanalam yang
berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi ilmu
tersendiri yaitu mekanika batuan (rock mechanics). Endapanalam tersebut mencakup
semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (boulder).

Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil,
disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang
ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya,
penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani
(compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban dan lain-lain.

Jadi Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat fisik dari tanah dan kelakuan massa tanah tersebut bila menerima
bermacam-macam gaya. Sedangkan ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering) merupakan
aplikasi dari prinsip-prinsip mekanika tanah dalam problema-problema praktisnya.

Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil Jerman/Austria
berpendapat bahwa : Mekanika tanah adalah pengetahuan yang menerapkan kaidah
mekanika dan hidrolika untuk memecahkan persoalan-persoalan teknik sipil yang
berhubungan dengan endapan dan kumpulan butir-butir padat yang terurai/tidak terpadu
(uncon solidated) yang dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara alami
dan kimiawi batu-batuan. Oleh karena itu,Terzaghi disebut sebagai Bapak mekanika
tanah, karena jasanya memelopori pengembangan ilmu mekanika tanah. Beliau lahir di
Praha pada tanggal 2 Oktober 1883 dan meninggal dunia pada tanggal 25 Oktober 1963 di
Winchester, Massachusets USA.

Rekayasa Geoteknik (geotechnical engineering), didefinisikan sebagai ilmu


pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material
alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Arti secara umum rekayasa
geoteknik juga mengikut sertakan aplikasi dari prinsip-prinsip dasar mekanika tanah dan
mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan pondasi.

B. Jenis Analisa Tanah


1. Analisis Ukuran Butiran
Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya. Besarnya butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu,
analisis butiran ini merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan. Analisis
ukuran butiran tanah adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan,
dengan ukuran diameter lubang tertentu.

2. Tanah Berbutir Kasar


Distribusi ukuran butir darl tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan cara
menyaringnya. Tanah benda uji disaring lewat satu unit saringan standar untuk
pengujian tanah.

3. Tanah Berbutir Halus


Distribusi ukuran butiran dari tanah berbutir halus atau bagian berbutir halus dari
tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi. Metode ini didasarkan
pada hukum Stokes yang berkenaan dengan kecepatan butiran mengendap pada larutan
suspensi.

C. Batas-batas Atterberg
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.
Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. Istilah plastisitas
digambarkan sebagai kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada
volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk.
Tergantung pada kadar airnya, tanah mungkin berbentuk cair, plastis, semi padat,
atau padat. Kedudukan kadar air transisi bervariasi pada berbagai jenis tanah. Kedudukan
fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut konsistensi. Konsistensi tergantung
pada gaya tarik antara partikel mineral lempungnya. Sembarang pengurangan kadar air
menghasilkan berkurangnya tebal lapisan kation dan terjadi penambahan gaya tarik
antarpartikelnya. Bila tanah dalam kedudukan plastis, besarnya jaringan gaya
antarpartikel akan sedemikian hingga partikelnya bebas untuk relatif menggelincir
antara satu dengan yang lainnya, dengan kohesi antaranya tetap terpelihara. Pengurangan
kadar air juga menghasilkan pengurangan volume tanah. Sangat banyak tanah
berbutir halus yang ada di alam dalam kedudukan plastis.

D. Klasifikasi Tanah
Umumnya, penentuan sifat-sifat tanah banyak dijumpai dalam masalah teknis
yang berhubungan dengan tanah. Hasil dari penyelidikan sifat-sifat ini kemudian dapat
digunakan untuk mengevaluasi masalah- masalah tertentu, seperti :
1. Penentuan penurunan bangunan, yaitu dengan menentukan kompresibilitas
tanahnya.. Dari sini selanjutnya digunakan dalam persamaan penurunan yang
didasarkan pada teori konsolidasi dari Terzaghi.
2. Penentuan kecepatan air yang mengalir lewat benda uji, guna menghitung koefisien
permeabilitasnya. Dari sini kemudian dihubungkan dengan Hukum Darcy dan jaring
arus untuk menentukan debit aliran yang lewat struktur tanahnya
3. Untuk mengevaluasi stabilitas tanah yang miring, dengan menentukan kuat geser
tanahnya. Dari sini kemudian dimasukkan dalam rumus statika.

E. Pemadatan Tanah
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur teknik
lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya.
Pemadatan tersebut berfungsi  untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn
demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi
besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng
timbunan.

 Pemadatan dan Prinsip-prinsip Umum


Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila
air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi
sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha pemadatan yang sama,
berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah  meningkat. Harap
dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan
berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama,
maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga meningkat secar
bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat dinyatakan:
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air
tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati
oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat volume kering
maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan berat
volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor compaction (uji pemadatan
Proctor.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhu Pemadatan


Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang dapat
dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi
pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35 jenis tanah.
Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah tersebut dapat dibedakan hanya
menjadi empat tipe umum.
Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat dituliskan
sebagai berikut:          
Dari kurva  pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
 Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah
hasil pemadatan juga bertambah, dan
 Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Dakung, S, 1987, Pemadatan Tanah, Mekanika Tanah, Daerah Istimewa Yogyakarta,


Depdikbud,.
Sardjono, Agung B, 1996, Mekanika Tanah, Tesis Program
Pascasardjana UGM, Yogyakarta.
Tjahjono, Gunawan, 1989, Mekanika Tanah, Semarang
Mbah google. Com & Wikipedia . Com

Anda mungkin juga menyukai