Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dhimas Setiawan

Nim : 201663004

Prodi : S1 Teknik Pertambangan

1. Berikut ini adalah hasil dari analisis ayakan


 

Ayakan Massa tanah yang


USA Bertahan pada
tiap
No.
Ayakan (gram)
4 0
10 21,6
20 49,5
40 102,6
60 89,1
100 95,6
200 60,4
Susut 31,2

a.     Tentukan presentase butiran yang lebih halus (yang lolos) dari tiap-tiap ayakan dan gambarkan kurva
distribusi ukuran butiran nya

b.     Tentukan D10, D30, D60 dari kurva distribusi ukuran butiran tersebut

c.      Hitung koefisien keseragaman, Cu

d.    Hitung koefisien gradasi, Cc

Penyelesaian :

No ayakan Diameter Massa tanah % tanah % lolos tanah


tertahan pada tertahan pada pada tiap
USA Ayakan
tiap ayakan (gr) tiap ayakan ayakan (gr)
(mm)
(3)
(gr) (5)
(2)
(1)
(4)

4 4,75 0 0 100
10 2 21,6 4,8 95,2

20 0,85 49,5 11 84,2

40 0,425 102,6 22,8 61,4

60 0,25 89,1 19,8 41,6

100 0,15 95,6 21,24 20,36

200 0,075 60,4 13,42 6,95

Pan 31,2 6,93 0

Total 450

b.  dari grafik didapatkan

     D10 = 0.09 

     D30 =0.19  

     D60= 0.4

 c. Koefisien keseragaman

    Cu = D60 / D10= 0,4 / 0,09 = 4,4

 d. Koefisien gradasi

    Cc = (D30)2  / D60 . D10  = ( 0,19 )2 / 0,4 . 0,09 = 1,00

https://civiltadulako.com/2017/10/contoh-dan-pembahasan-mektan-1-tanah.html?m=1
2. Dilakukan uji batas susut pada suatu tanah dimana mineral lempung yang paling dominan
dikandungnya yaitu Illite. Hasil pengujian yang didapat adalah:
m1 = 44,62 gr v1 = 16,2 m
m2 = 32.8 gr v2 = 10.8 m
https://www.academia.edu/34332269/CONTOH_SOAL_DAN_JAWABAN_TEKNIK_SIPIL
3. Klasifikasikan berdasrkan AASTHO dan USCS

grafik siltyclay

grafik siltyclay
grafik siltyclay

2.    Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :

Ukuran Soil 1 Soil 2 Soil 3 Soil 4 Soil 5

saringan % lolos % lolos % lolos % lolos % lolos

No.4 99 97 100 99 23

No.10 92 90 100 96 18
No.40 86 40 100 89 9

No.100 78 8 99 79 5

No.200 60 5 97 70 4

LL 20 - 124 49 -

PL 15 - 47 24 -

PI 5 NP 77 25 NP

            Klasifikasikan tanah-tanah tersebut menurut system AASHTO dan USCS

3.    Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :

Contoh-contoh tanah kohesif yang diambil dari beberapa lokasi pekerjaan, dilihatkan


dalam Tabel berikut . Pada tabel tersebut kadar air rata-rata di lapangan yang
ditunjukkan dalam kolom 2 diambil dari beberapa contoh tanah. Nilai angka pori pada
kondisi kadar air di lapangan diberikan dalam kolom 3, bersama-sama dengan angka
pori yang diambil pada saat contoh tanah pada kedudukan bats cair dan batas plastis.
Perhatikan, pada tanah 2, nilai PL bnervariasi menurut kedalaman contohnya, yaitu
semakin dalam, nilainya semakin mengecil. Nilai G, dapat dianggap sama dengan
2,65. 
Penyelesaian :

Pada saat tanah jenuh (S = 1) berlaku :

e = wG, atau w = e/G

Bila kadar  air di lapangan (Wn), berkurang dari nilai w = e/G, maka tanah dalam kondisi
tidak jenuh. Sebaliknya jika nilai Wn lebih besar dari pada nilai tersebut, berarti tanah di
lapangan dalam kondisi jenuh.

Tanah 1 :
LL = 28% ; PL = 25% ; maka PI = LL – PL = 3%. PI sangat rendah, kemungkinan besar
tanahnya adalah lanau sedikit kohesif. Kadar air di lapangan Wn = 21%, lebih kecil dari w =
e/Gs = 0,63/2,65 = 0,24 = 24%, maka tanah di lapangan dalam kondisi tidak jenuh dengan
kadar air di lapangan lebih rendah dari pada PL (karena kadar air oada batas plastis PL =
0,66/2,65 = 25%)

Tanah 2 :

WN = 38%, sedikit lebih besar dari pada PL maksimum = 36%, jadi tanah di lapangan dalam
keadaan plastis. Dari nilai LL = 52% dan PI yang berkisar antara (52 – 36)% = 16% dan (52
– 26)% = 26%, menurut grafik plastisitas, tanah termasuk lanau anorganik
berkompresibilitas tinggi (MH) (jika tanahnya anorganik). Dari variasi PI yang bertambah
dengan kedalamannya, dapat diperkirakan kuat geser tanah ini bertambah jika kedalaman
bertambah. Yaitu dengan mengingat korelasi antara kuat geser undrained (tak-terdrainasi)
dan PI, cu/po’ = 0,11 + 0,0037(PI), yang disarankan oleh Skempton (1957) dengan po’ =
tekanan overburden efektif).

Tanah 3 :

LL = 38% dan PI = 25%, maka PL = (38 – 25)% = 13%. Dari nilai-nilai LL dan PI, menurut
Gambar 1.11 maka diperkirakan tanah termasuk lempung anorganik berplastisitas sedang
(CI). Nilai kadar air di lapangan WN = 21%, jadi tanah masih dalam daerah plastis. Dari
angka pori e = 0,56, maka tanah dalam kondisi jenuh, karena w = 0,56/2,65 = 21% = WN.

Tanah 4 :

Dari LL = 19% dan PI = 30%, sedangkan dari kenampakan mata tanah adalah pasir halus,
hasil-hasil pengujian laboratorium tersebut harus ditinjau kembali, karena tanah pasir tidak
akan mempunyai PI = 30%. Tanah di lapangan mungkin dalam kondisi sangat basah,
karena WN = e/Gs = 0,52/2,65 = 19,6 > LL = 19%. Jadi, tanah di lapangan pada kedudukan
kadar air yang melebihi batas cairnya.
Tanah 5 :

Dari angka pori pada kedudukan batas plastis e = 0,85 = w/Gs, diperoleh kadar air pada
batas plastis PL = 0,85/2,65 = 32%. Kadar air di lapangan WN = 35%, lebih besar dari bats
plastisnya maka tanah dalam kondisi plastis.

PI = LL – PL = (62 – 32)% = 30%. Jika PI dan LL diplot pada grafik plastisitas, maka akan
jatuh di dekat batas antara lanau kompresibilitas tinggi (MH) dan lempung plastisitas tinggi
(CH). Untuk perancangan fondasi, maka perlu dilakukan uiji konsolidasi.

http://edwardpgultom.com/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai