Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

KONSTITUSI

A. Pengertian Konstitusi

Konstitusi = consituer ( Perancis )


= constitution ( Inggris )
= groundwet ( Belanda) Artinya membentuk
= UUD
Jadi konstitusi adalah peraturan dasar/awal mengenai pembentukan suatu negara.
Konstitusi dalam arti luas mencakup hukum tertulis (UUD) dan hukum tidak tertulis
(konvensi). Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional
maka UUD punya fungsi utama dalam negara yaitu membatasi kekuasaan
pemerintahan negara sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan
eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak bersifat semena-mena dan hak warga negara
lebih terlindungi dinamakan konstitusionalisme. Dengan demikian pada prinsipnya
tujuan konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan penguasa, serta
menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan
yang berdaulat.

B. Kedudukan Konstitusi

Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam ketatanegaraan karena


konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat bukti
sejarah perjuangan para pendahulu. Selain itu konstitusi juga merupakan ide-ide
dasar yang digariskan oleh the founding father serta memberikan arahan kepada
generasi penerus bangsa dalam menjalankan negara yang mereka pimpin.

Konstitusi pada umumnya berisi hal-hal yang mendasar yaitu aturan atau norma
dasar yang diakai sebagai pedoman pokok bernegara. Meskipun konstitusitiap
negara berbeda-beda namun pada dasarnya mempunyai kedudukan formal yang
sama yaitu sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi.
Dikatakan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan yang
mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi konstitusi menjadi dasar dan sumber kekuasaan bagi setiap lembaga negara.
Konstitusi juga mengatur kekuasaan pembuat undang-undang, maka konstitusi juga
merupakan dasar dan sumber bagi isi aturan hukum yang ada dibawahnya.

Dikatakan sebagai hukum tertinggi karena konstitusi tersebut diberi kedudukan


sebagai hukum tertinggi dalam hukum Negara, artinya aturan yang terdapat dalam
konstitusi secara hirarkhis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap
aturan-aturan lainnya. Oleh karena itu aturan lain yang dibuat oleh pembentuk
undang-undang harus sesuai atau tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.

C. Isi Konstitusi

Prof. Hamid S. Attamimi mengatakan bahwa konstitusi atau UUD merupakan


pemberi pegangan dan pemberi batas sekaligusmerupakan petunjuk bagaimana
suatu negara harus dijalankan. Oleh karena itu hal yang diatur dalam konstitusi
umumnya berii tentang pembagian kekuasaan negara (ELY), hubungan antara
lembaga negara dan hubungan negara dengan warga negaranya. Karena aturan
tersebut masih bersifat umum dan selanjutnya harus dijabarkan dalam bentuk
peraturan dibawahnya.

Mirriam Budiardjo dalam Winarno 2009 : 69 mengatakan bahwa konstitusi atau UUD
memuat ketentuan-ketentuan sbb :
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Dalam negara federal yaitu masalah pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian,
prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yuridiksi lembaga negara.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur merubah undang-undang dasar.
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-
undang dasar. Hal ini untuk menghindari terulangnya hal0hal yang telah diatasi
dan tidak dikehendaki lagi.
Misalnya UUD Jerman melarang untuk mengubah sifat federalisme sebab bila
menjadi unitarisme dikhawatirkan dapat mengembalikan munculnya seorang Hilter
baru.
Sedangkan yang diatur dalam konstitusi (UUD-1945) Indonesia adalah:
1. Hal-hal yang sifatnya umum misalnya tentang kekuasaan dalam negara, dan
identitas negara.
2. Hal yang menyangkut tentang lembaga negara, hubungan antar lembaga
negara, fungsi, tugas, hak dan kewenangannya.
3. Hal yang menyangkut hubungan negara dengan warga negaranya yaitu hak dan
kewajiban negara terhadap warga negaranya atau hak dan kewajiban warga
negara terhadap negaranya, termasuk juga hak asasi manusia.
4. Konsepsi atau cita Negara dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan,
kesejahteraan, ekonomi, sosial dan pertahanan.
5. Hal mengenai perubahan UUD
6. Ketentuan peralihan atau ketentuan transisi.

D. Tujuan dan Fungsi Konstitusi

Gagasan Konstitusionalisme menyatakan bahwa konstitusi disuatu Negara memiliki


sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara.
Sejalan dengan sifat membatasi kekuasaan pemerintahan maka konstitusi secara
ringkas memiliki 3 tujuan yaitu : ( Winarno 2009 : 70 )

a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.


b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri.
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya.

Disamping tujuan diatas, konstitusi juga berfungsi sebagai : (Jimly Asshiddiqie,


dalam Winarno 2009 : 70 )

a. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan


b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar Organ Negara
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dengan warga
Negara.
d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan Negara.
e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
f. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity) sebagai
rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation) serta sebagai
center of ceremony.
g. Fungsi sebagai sarana pengendaliaan masyarakat (social cotrol) baik dalam arti
sempit yaitu bidang politikdan arti dalam luas mencakup bidang sosial ekonomi.
h. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering atau social reform)

Konstitusi suatu negara ada menganut sistem parlementer dan ada pula yang
menganut sistem presidential. Sistem parlementer merupakan sistem pemerintahan
dimana hubungan antara eksekutif dan badan legislatif sangat erat. Hal ini
diebaabkan adanya pertanggung jawaban para menteri terhadap parlemen . Maka
setiap kabinet yang dibentuk harus memperoleh dukungan mayoritas parlemen.
Sehingga kebijakan kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki
parlemen.

Adapun Ciri-ciri umum dari sistem parlementer adalah ( Trianto Cs, 2007 : 149 ).

1. Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin kabinet yang semuanya


Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri dibentuk oleh atas dasaar kekuatan yang
menguasai mayoritas parlemen
2. Raja/Ratu/Presiden adalah sebagai kepala negara. Tidak bertanggung jawab
atas segala kebijakan yang diambil kabinet.
3. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya/ sebagian dari anggota parlemen.
4. Kabinet dengan ketuanya bertanggung jawab kepada parlemen. Apabila kabinet
atau seorang atau beberapa orang mendapat mosi tidak percaya dari parlemen
maka yang bersangkutan harus mengundurkan diri.
5. Sebagai imbangan dimana parlemen dapat menjatuhkan kabinet, maka kepala
negara deengan saran atau nasehat PM dapat pula membubarkan parlemen.
6. Kekuasaan kehakiman secara prinsipil tidak digantungkan kepada lembaga
eksekutif dan legislatif. Tujuannya untuk mencegah intimidasi dan intervensi
lembaga lain.

Sejarah sistem parlementer kelanjutan dari bentuk Negara monarchi konstitusional


dimana kekuasaan Raja dibatasi oleh konstitusi. Oleh karena itu Rja, Ratu, Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara, sedangkan yang disebut eksekutif alam
sistem parlementer adalah kabinet yang terdiri dari Perdana Menteri dan Menteri-
menteri yang bertanggung jawab secara sendiri atau bersama-samakepada
parlemen. Dengan demikian di Inggris dikenal “The King Can Do No Wrong”.

Selanjutnya Ciri-ciri umum sistem presidential adalah :

1. diangkat olehnya dan bertanggung jawab kepadanya.Presiden sekaligus sebagai


kepala negara (lambang negara). Dengan masa jabatan telah ditentukan dengan
pasti dalam konstitusi.
2. Presiden tidak dipilih oleh legislatif, tetpi dipilih oleh sejumlah pemilih. Oleh
karena itu ia bukan bagian dari badan legislatif.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat
dijatuhkan oleh badan legislatif. Presiden tidak bisa membubarkan legislatif.

Kalau dibandingkaan isi konstitusi negara liberal dengan isi konstitusi komunis, dapat
digambarkan secara garis sebagai berikut :

Konstitusi Negara Liberal :

o Semua orang lahir merdeka dan berhak untuk merdeka


o Menebarkan kemerdekaan dan kebebasan individu dalam segala laoangan
kehidupan.
o Manusia adalah makhluk individu yang bebas.
o Negara harus menjamin kebebasan individu.
o Negara tidak boleh mencampuri urusan individu.
o Kekuasaan negara terbatas dan.
o Negara menjamin semua warganegara menikmati kebebasannya.

Konstitusi Negara Komunis :

 Ideologi komunis
 Manusia adalah makhluk sosial
 Segala sesuatu kepunyaan bersama dan untuk semua orang
 Negara bersifat absolut dan mutlak
 Penguasa menguasai dan mengendalikan seluruh sendi kehidupan bernegara
 Kebebasan warganegara dibatasi
 Konstitusi harus berdasarkan paham komunis
 Konstitusi akan diubah kalau sudah tercapai suatu tahapan yang diinginkan
SOAL MANDIRI
1. Sebutkan perbedaan antara Negara Liberal dengan Negara Komunis ?
2. Sebutkan fungsi dan tujuan dari konsitusi ?
3. Sebutkan ciri – ciri dari system parlementer dan system presidential ?
4. Konstitusi pada umumnya berisi hal-hal yang mendasar yaitu aturan atau norma
dasar yang diakai sebagai pedoman pokok bernegara. Meskipun konstitusi tiap
negara berbeda-beda namun pada dasarnya mempunyai kedudukan formal yang
sama yaitu sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi. Apa yang dimaksud
dengan konstitusi sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi ?
5. Apa yang diatur dalam konstitusi (UUD-1945) Indonesia ? Jelaskan !

====================== SELAMAT MENGERJAKAN ===================

Anda mungkin juga menyukai