Nim : 201663004
a. Tentukan presentase butiran yang lebih halus (yang lolos) dari tiap-tiap ayakan dan gambarkan kurva
distribusi ukuran butiran nya
Penyelesaian :
4 4,75 0 0 100
10 2 21,6 4,8 95,2
Total 450
D10 = 0.09
D30 =0.19
Cc = (D30)2 / D60 . D10 = ( 0,19 )2 / 0,4 . 0,09 = 1,00
https://civiltadulako.com/2017/10/contoh-dan-pembahasan-mektan-1-tanah.html?m=1
2. Dilakukan uji batas susut pada suatu tanah dimana mineral lempung yang paling dominan
dikandungnya yaitu Illite. Hasil pengujian yang didapat adalah:
m1 = 44,62 gr v1 = 16,2 cm3
m2 = 32.8 gr v2 = 10.8 cm3
hitunglah batas susut tersebut
m - m2 Vi - Vf w
SL = 1 x 100 - x 100
m2 m2
https://www.academia.edu/34332269/CONTOH_SOAL_DAN_JAWABAN_TEKNIK_SIPIL
grafik siltyclay
grafik siltyclay
grafik siltyclay
2. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :
Ukuran Soil 1 Soil 2 Soil 3 Soil 4 Soil 5
No.4 99 97 100 99 23
No.10 92 90 100 96 18
No.40 86 40 100 89 9
No.100 78 8 99 79 5
No.200 60 5 97 70 4
LL 20 - 124 49 -
PL 15 - 47 24 -
PI 5 NP 77 25 NP
3. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :
Penyelesaian :
Bila kadar air di lapangan (Wn), berkurang dari nilai w = e/G, maka tanah dalam kondisi
tidak jenuh. Sebaliknya jika nilai Wn lebih besar dari pada nilai tersebut, berarti tanah di
lapangan dalam kondisi jenuh.
Tanah 1 :
Tanah 2 :
WN = 38%, sedikit lebih besar dari pada PL maksimum = 36%, jadi tanah di lapangan dalam
keadaan plastis. Dari nilai LL = 52% dan PI yang berkisar antara (52 – 36)% = 16% dan (52
– 26)% = 26%, menurut grafik plastisitas, tanah termasuk lanau anorganik
berkompresibilitas tinggi (MH) (jika tanahnya anorganik). Dari variasi PI yang bertambah
dengan kedalamannya, dapat diperkirakan kuat geser tanah ini bertambah jika kedalaman
bertambah. Yaitu dengan mengingat korelasi antara kuat geser undrained (tak-terdrainasi)
dan PI, cu/po’ = 0,11 + 0,0037(PI), yang disarankan oleh Skempton (1957) dengan po’ =
tekanan overburden efektif).
Tanah 3 :
LL = 38% dan PI = 25%, maka PL = (38 – 25)% = 13%. Dari nilai-nilai LL dan PI, menurut
Gambar 1.11 maka diperkirakan tanah termasuk lempung anorganik berplastisitas sedang
(CI). Nilai kadar air di lapangan WN = 21%, jadi tanah masih dalam daerah plastis. Dari
angka pori e = 0,56, maka tanah dalam kondisi jenuh, karena w = 0,56/2,65 = 21% = WN.
Tanah 4 :
Dari LL = 19% dan PI = 30%, sedangkan dari kenampakan mata tanah adalah pasir halus,
hasil-hasil pengujian laboratorium tersebut harus ditinjau kembali, karena tanah pasir tidak
akan mempunyai PI = 30%. Tanah di lapangan mungkin dalam kondisi sangat basah,
karena WN = e/Gs = 0,52/2,65 = 19,6 > LL = 19%. Jadi, tanah di lapangan pada kedudukan
kadar air yang melebihi batas cairnya.
Tanah 5 :
Dari angka pori pada kedudukan batas plastis e = 0,85 = w/Gs, diperoleh kadar air pada
batas plastis PL = 0,85/2,65 = 32%. Kadar air di lapangan WN = 35%, lebih besar dari bats
plastisnya maka tanah dalam kondisi plastis.
PI = LL – PL = (62 – 32)% = 30%. Jika PI dan LL diplot pada grafik plastisitas, maka akan
jatuh di dekat batas antara lanau kompresibilitas tinggi (MH) dan lempung plastisitas tinggi
(CH). Untuk perancangan fondasi, maka perlu dilakukan uiji konsolidasi.
http://edwardpgultom.com/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1