Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rico Prabowo

NIM : 4112112007

Tugas Pertemuan VI
Halaman 5
1. Klasifikasikan tanah berikut berdasarkan USCS

Tanah A Tanah B

LL 30 26

PL 22 20
Halaman 6
2. Klasifikasikan berdasarkan AASHTO dan USCS
3. Diberikan analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut:

Ukuran Soil 1 Soil 2 Soil 3 Soil 4 Soil 5

Saringan % lolos % lolos % lolos % lolos % lolos

No. 4 99 97 100 99 23

No. 10 92 90 100 96 18

No. 40 86 40 100 89 9

No. 100 78 8 99 79 5

No. 200 60 5 97 70 4

LL 20 - 124 49 -

PL 15 - 47 24 -

PI 5 NP 77 25 NP

Klasifikasikan tanah-tanah tersebut menurut system AASHTO dan USCS.

4. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut:
Halaman 14
5. Dari percobaan penentuan batas cair (LL) suatu contoh tanah berbutir diperoleh data sebagai
berikut:

A) Jumlah Ketukan Kadar Air %


15 77
18 74
20 72
30 65
37 61
45 59

B) Jumlah Ketukan Kadar Air %


16 58.0
20 56.6
30 54.0
50 50

a. Tentukan batas cair (LL) untuk tanah A maupun tanah B.


b. Jika plastic limit = 33% untuk tanah A dan 40 % untuk tanah B, maka klasifikasikan tanah
tersebut menurut USCS dan AASTHO

6. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut:

Ukuran Soil 1 Soil 2 Soil 3 Soil 4 Soil 5

Saringan % lolos % lolos % lolos % lolos % lolos

No. 4 99 97 100 99 23

No. 10 92 90 100 96 18

No. 40 86 40 100 89 9

No. 100 78 8 99 79 5

No. 200 60 5 97 70 4
Ukuran Soil 1 Soil 2 Soil 3 Soil 4 Soil 5

Saringan % lolos % lolos % lolos % lolos % lolos

LL 20 - 124 49 -

PL 15 - 47 24 -

PI 5 NP 77 25 NP

Klasifikasikan tanah-tanah tersebut menurut system AASHTO dan USCS.

Jawaban
1. Untuk Tanah A
Dari kurva distribusi ukuran-butir menunjukkan 8 % dari tanah adalah lebih halus dari 0,075 mm
(ayakan No. 200). Oleh karena itu, tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Harga 8 %
adalah terletak antara 5 – 12 %, maka tanah diberi symbol ganda.

Selain itu 100 % dari total tanah adalah lebih halus dari 4,75 mm (ayakan No. 4), oleh karena itu
tanah tersebut adalah tanah berpasir.

D60 0,135 = 1,59  6


Cu = =
D30 0,085

C = (D30 )2 = (0,12 )2 = 1,25  1


c

D10  D60 0,085  0,135

Dengan batas cair = 30 dan indeks plastis = 30 – 22 = 8 > 7, data tersebut terletak diatas Garis A.
Jadi, klasifikasinya adalah SP-SC.

Untuk Tanah B
61 % dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu tanah dikelompokkan
sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 26 dan indeks plastisitas = 26 – 20 = 6. Apabila
diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam daerah yang diarsir. Jadi,
klasifikasi tanahnya adalah CL-ML.
2. Grafik 1
1. AASHTO
Tabel: Data Hasil Perhitungan Cu dan Cc Tanah 1, 2 dan 3.

Tanah D10 D30 D60 Cu Cc Kesimpulan


Curve 1 0,095 0,15 0,2 2,11 1,184 Dinilai buruk
Curve 2 0,1 0,4 0,6 6 2,67 Dinilai baik
Curve 3 0,5 1,5 3 6 0,5 Dinilai buruk

Berdasarkan perhitungan, tanah di grafik kedua dinilai baik karena koefisien keseragaman dan
koefisien kelengkungannya memenuhi syarat, sedangkan tanah pertama dan tanah ketiga memiliki gradasi
yang buruk karena tidak memenuhi salah satu koefisien yang telah ditentukan.

2. USCS
Pada tanah 1, sebesar 90% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah tidak memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SP
(Poorly-graded Sands atau pasir bergaradasi buruk) yang merupakan pasir berkerikil dan
sangat sedikit mengandung butiran halus.
Pada tanah 2, sebesar 80% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SW (Well-
Graded Sands) yang merupakan pasir berkerikil dengan sedikit mengandung butiran halus.
Pada tanah 3, sebesar 80% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SP (Poorly-
graded sands) yang merupakan pasir berkerikil dan sama sekali tidak mengandung butiran
halus.

Grafik 2
3. AASHTO
Berdasarkan tabel AASHTO, tanah 1, memiliki PI sebesar 56%. Diklasifikasikan ke dalam
tanah tipe A-7-5 (Tanah Berlempung). Sedangkan tanah 2, memiliki PI sebesar 39%,
diklasifikasikan sebagai tanah tipe A-7-6. Kemudian tanah 3, memiliki PI sebesar 37%,
diklasifikasikan sebagai tanah tipe A-7-5 (Tanah Berlempung).

4. USCS
Pada tanah 1, 95 % dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 95 dan indeks
plastisitas = 95 – 39 = 56. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk
dalam klasifikasi CH (Lempung inorganik dengan plastisitas tinggi, lempuk gemuk/fat
clays).
Pada tanah 2, 75% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 66 dan indeks
plastisitas = 66 – 27 = 39. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk
dalam klasifikasi CH (Lempung inorganik dengan plastisitas tinggi, lempuk gemuk/fat
clays).
Pada tanah 3, 90% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 70 dan indeks
plastisitas = 70 – 33 = 37. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk
dalam klasifikasi CH (Lempung inorganik dengan plastisitas tinggi, lempuk gemuk/fat
clays).

Grafik 3
5. AASHTO
Tabel: Data Hasil Perhitungan Cu dan Cc Tanah 1, 2 dan 3.

Tanah D10 D30 D60 Cu Cc Kesimpulan


Curve 1 0,9 7 30 33,33 1,81 Dinilai baik
Curve 2 2 6 8 4 2,25 Dinilai buruk

Berdasarkan perhitungan, tanah di grafik pertama dinilai baik karena koefisien keseragaman dan
koefisien kelengkungannya memenuhi syarat, sedangkan tanah kedua memiliki gradasi yang buruk karena
tidak memenuhi salah satu koefisien yang telah ditentukan dan termasuk kerikil.

6. USCS
Pada tanah 1, sebesar 25% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
kerikil (gravel). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai GW (Well
Graded). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai GW (Well-
graded atau bergaradasi baik) yang merupakan campuran kerikil pasir sedikit tidak
mengandung butiran halus.
Pada tanah 2, sebesar 40% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai GP (Poorly-graded
atau bergradasi buruk). Karena tanah tidak memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan
sebagai GP (Poorly-graded) yang merupakan campuran kerikil dan sama sekali tidak
mengandung butiran halus.
Grafik 3
7. AASHTO
Tabel: Data Hasil Perhitungan Cu dan Cc Tanah 1, 2 dan 3.

Tanah D10 D30 D60 Cu Cc Kesimpulan


Curve 1 0,005 0,09 1 200 1,62 Dinilai baik
Curve 2 0,15 0,2 0,5 3,33 0,53 Dinilai buruk
Curve 2 0,9 0,2 0,3 0,33 0,14 Dinilai buruk

Berdasarkan perhitungan, tanah di grafik pertama dinilai baik karena koefisien keseragaman dan
koefisien kelengkungannya memenuhi syarat, sedangkan tanah kedua dan tanah ketiga memiliki gradasi
yang buruk karena tidak memenuhi salah satu koefisien yang telah ditentukan dan termasuk kerikil.

8. USCS
Pada tanah 1, sebesar 70% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SW (Well-
Graded Sands) yang merupakan pasir berkerikil dengan sedikit mengandung butiran halus.
Pada tanah 2, sebesar 75% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SP (Poorly-
graded sands) yang merupakan pasir berkerikil dan sedikit mengandung butiran halus.
Pada tanah 3, sebesar 100% agregat lolos saringan no. 4 maka tanah diklasifikasikan sebagai
pasir (sand). Jika Cu > 4 dan 1 < Cc < 3 maka tanah diklasifikasikan sebagai SW (Well Graded
Sands). Karena tanah memenuhi kedua koefisien, maka diklasifikasikan sebagai SP (Poorly-
graded sands) yang merupakan pasir berkerikil dan sebagian mengandung butiran halus.

3. – Berdasarkan sistem AASHTO


a. Soil 1 memiliki PI sebesar 5%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-4 (Tanah Berlanau).
b. Soil 2 bersifat non-plastis, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-3 (Pasir Halus).
c. Soil 3 memiliki PI sebesar 77%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah Berlempung)
d. Soil 4 memiliki PI sebesar 25%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah Berlempung)
e. Soil 2 bersifat non-plastis, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-3 (Pasir Halus).

– Berdasarkan sistem USCS


a. Pada soil 1, 60% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 20 dan indeks
plastisitas = 5. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL-ML (Lanau berlempung inorganik dengan pasir halus atau sedikit
kerikil).
b. Pada soil 2, 5% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Tanah bersifat non-kohesif dan
diklasifikasikan ke dalam SP (Pasir berkerikil dengan sedikit mengandung butiran
halus).
c. Pada soil 3, 97% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 124 dan indeks
plastisitas = 77. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CH (Lempung inorganik dengan plastisitas tinggi, lempuk gemuk/fat clays).
d. Pada soil 4, 70% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 49 dan indeks
plastisitas = 25. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL (Lempung inorganik dengan plastisitas rendah, merupakan tanah
lempung berlanau/kurus (lean clays)).
e. Pada soil 2, 5% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Tanah bersifat non-kohesif dan
diklasifikasikan ke dalam SP (Pasir berkerikil dengan sedikit mengandung butiran
halus).

4. – Berdasarkan sistem AASHTO


a. Tanah 1 memiliki PI sebesar 9%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-4 (Tanah
Berlanau).
b. Tanah 2 memiliki PI sebesar 33%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-7-6 (Tanah
Berlempung).
c. Tanah 3 memiliki PI sebesar 15%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-5 (Tanah
Berlempung)
d. Tanah 4 memiliki PI sebesar 8%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-4 (Tanah Berlanau)
e. Tanah 5 memiliki PI sebesar 15%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-5 (Tanah
Berlempung)
f. Tanah 6 memiliki PI sebesar 9%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-5 (Tanah Berlanau)
g. Tanah 7 bersifat non-plastis, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-3 (Pasir Halus).
h. Tanah 8 memiliki PI sebesar 19%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah
Berlempung)
i. Tanah 9 memiliki PI sebesar 5%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-1-B (Batu Pecah, Kerikil
dan Pasir)
j. Tanah 10 memiliki PI sebesar 32%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah
Berlempung)
– Berdasarkan sistem USCS
a. Pada tanah 1, 50% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 38 dan indeks
plastisitas = 9. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL-ML (Lanau berlempung inorganik dengan pasir halus atau sedikit
kerikil).
b. Pada tanah 2, 80% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 56 dan indeks
plastisitas = 33. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL (Lempung inorganik dengan plastisitas rendah, merupakan tanah
lempung berlanau/kurus (lean clays)).
c. Pada tanah 3, 65% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 37 dan indeks
plastisitas = 15. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL (Lempung inorganik dengan plastisitas rendah, merupakan tanah
lempung berlanau/kurus (lean clays)).
d. Pada tanah 4, 45% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Dengan batas cair = 28 dan indeks
plastisitas = 8. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi GC (Kerikil berlempung, campuran kerikil-pasir-lempung)
e. Pada tanah 5, 62% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 43 dan indeks
plastisitas = 15. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi ML-OL (Lanau berlempung inorganik dengan plastisitas rendah).
f. Pada tanah 6, 30% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Dengan batas cair = 25 dan indeks
plastisitas = 9. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL (Lempung inorganik dengan plastisitas rendah, merupakan tanah
lempung berlanau/kurus (lean clays)).
g. Pada tanah 7, 8% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena itu
tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Tanah bersifat non-kohesif dan
diklasifikasikan ke dalam SP (Pasir berkerikil dengan sedikit mengandung butiran
halus).
h. Pada tanah 8, 63% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 40 dan indeks
plastisitas = 19. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi CL (Lempung inorganik dengan plastisitas rendah, merupakan tanah
lempung berlanau/kurus (lean clays)).
i. Pada tanah 9, 20% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( < 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir kasar. Dengan batas cair = 20 dan indeks
plastisitas = 5. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi SM-SC (Pasir lanau-berlempung, capuran pasir-lanau-lempung)
j. Pada tanah 3, 85% dari total tanah ternyata lolos ayakan No. 200 ( > 50 %), oleh karena
itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Dengan batas cair = 70 dan indeks
plastisitas = 32. Apabila diplotkan pada bagan plastisitas, maka harga tersebut masuk dalam
klasifikasi MH-OH (Lanau berlempung organic, dengan plastisitas rendah sampai
sedang, bersifat plastis)

5. a. Data Batas Cair (LL) untuk masing-masing tanah adalah sebagai berikut:

Jumlah Ketukan Kadar Air % Batas Cair (LL)


15 77 72,38

18 74 71,11

20 72 70,08

30 65 66,45

37 61 63,96

45 59 63,35

Batas Cair rata-rata untuk tanah A adalah 67,89%

Jumlah Ketukan Kadar Air % Batas Cair (LL)


16 58.0 54,95

20 56.6 55,09

30 54.0 55,20

50 50 54,37

Batas Cair rata-rata untuk tanah B adalah 54,90%

b. Jika PL = 33% (tanah A) dan 40% (untuk tanah B)


• Klasifikasi tanah menurut AASHTO
Tanah A memiliki PI sebesar 34,89%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-7-5 (Tanah
Berlempung).
Tanah B memiliki PI sebesar 14,90%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-7-5 (Tanah
Berlempung).
• Klasifikasi Tanah menurut USCS
Tidak dapat ditentukan mengenai klasifikasi berdasarkan USCS dikarenakan tidak ada
keterangan mengenai lolos tipe saringan dari masing-masing tanah.

6.
a. Soil 1 memiliki PI sebesar 5%, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-4 (Tanah Berlanau).
b. Soil 2 bersifat non-plastis, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-3 (Pasir Halus).
c. Soil 3 memiliki PI sebesar 77%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah Berlempung)
d. Soil 4 memiliki PI sebesar 25%, diklasifikasikan ke dalam tipe A-7-6 (Tanah Berlempung)
e. Soil 2 bersifat non-plastis, diklasifikasikan ke dalam tanah tipe A-3 (Pasir Halus).

Anda mungkin juga menyukai