Anda di halaman 1dari 32

Modul ke:

02
MEKANIKA TANAH &
GEOTEKNIK
Haerul Anwar, S.Si., M.Sc
Fakultas

Sains dan
Teknologi

Program Studi
Teknik
Lingkungan
Atterberg Limits (Batas-batas
Atterberg)
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka
tanah tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan.
Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap di
sekeliling permukaan dan partikel lempung
Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat
Konsistensi Tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi.
Bilamana kadar airnya sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan.
Oleh karena itu atas dasar air yang dikandung tanah, tanah dapat
dipisahkan ke dalam empat keadaan, yaitu: padat, semi padat, plastis
dan cair, seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut:
Air bertambah

Padat (solid) Semi padat Plastis Cair

Shrinkage limit Plastis limit Liquid limit


(Batas Susut) (Batas Plastis) (Batas Cair)
= SL/WS = PL/WP = LL/WL
BATAS CAIR

• Liquid Limit (LL) adalah kadar air pada batas


antara kondisi cair dan plastis
• Pada kedudukan ini, butiran menyebar dan
berkurangnya kadar air berakibat
berkurangnya volume tanah
ALAT UJI CASSAGRANDE
BATAS – BATAS PLASTIS
• Plastic Limit (PL) adalah kadar air pada batas
kedudukan antara plastis dan semi padat
• Selisih antara LL dan PL disebut Indeks Plastisitas,
PI (Plasticity Index) yang dinyatakan dalam
persamaan : PI = LL – PL
• Jika PI semakin besar, maka jumlah partikel lempung
dalam tanah semakin banyak. Jika PI
rendah, contohnya pada tanah lanau, sedikit
pengurangan kadar air akan berakibat tanah menjadi
kering dan sebaliknya jika kadar air bertambah sedikit
maka tanah menjadi cair.
INDEKS CAIR
• Liquidity Index (LI) tanah didefinisikan sebagai :
wN PL wN PL
LI
LL PL PI
• Indeks cair berguna untuk mengevaluasi tanah jika
tanah tersebut pada kondisi terganggu (disturbed).
• Nilai LI > 1,jika kadar air alam (wN) lebih besar dari
batas cair tanah dan saat kadar air alam (wN) <
PL, maka LI negatif yang dimana tanah dalam kondisi
padat atau semi padat.
BATAS SUSUT
• shrinkage Limit (SL) merupakan batas kadar air yang
didefinisikan pada derajad kejenuhan 100% dimana untuk
nilai-nilai dibawahnya tidak akan terdapat perubahan volume
tanah apabila dikeringkan terus
• Harus diketahui bahwa, batas susut makin kecil maka tanah
akan lebih mudah mengalami perubahan volume dan semakin
sedikit air yang dibutuhkan untuk dapat mengubah volume
• Apabila SL = 5%, maka jika tanah dilapangan melebihi nilai ini
mengakibatkan tanah akan mulai mengembang

m1 m2 (V1 V2 )
SL w
x100%
m2 m2
CON TOH SOAL

Hasil percobaan dari beberapa uji batas – batas


konsistensi ditunjukkan dalam tabel :

Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah + cawan (gr) 28,15 23,22 23,20 23,18
Berat tanah kering + cawan (gr) 24,20 20,80 20,89 20,90
Berat cawan (gr) 15,30 15,10 15,20 15,00

Tentukan batas cair (LL), Indeks plastisitas (PI).


Diketahui tanah dengan PL = 20 %, kadar air
dilapangan wN = 38 %
PENYELESAIAN

w 28,15 24,20 44,38


24,20 15,30 x100%
%
23,22
w 20,80 42,46
20,80 15,10 x100% %
23,20
w 20,89 40,60
20,89 15,2 x100%
%
23,18 0
w 20,90 38,64
20,9 15,0 x100%
%
0 0
Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah
pukulan digambarkan pada diagram :

Pada 25 kali pukulan diperoleh kadar air 39%,


jadi LL = 39%
Indeks Plastisitas (PI) = LL – PL = 39% - 20%
= 19%
CONTOH SOAL
Percobaan batas susut menghasilkan data sebagai berikut :
Volume tanah dalam keadaan jenuh air = 25 cm3
Volume tanah setelah kering oven = 16 m3
Berat tanah pada saat jenuh air = 45 grm
Berat tanah pada saat kering oven = 31 grm

Penyelesaian :
m1 m2 (V1
SL w
x100
V2 ) m2 %
m2
45 31 (25
SL x100%
16).1 31 16%
31
KLASIFIKASI TANAH
(SISTIMATIS DI LABORATORIUM)

Ada 2 sistem klasifikasi tanah yang banyak dipakai yaitu :

Sistem AASHTO Sistem USCS

Sistem USCS :
Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok
besar yaitu :

a. Tanah Berbutir Kasar, yaitu tanah kerikil (Gravel = G) dan


pasir (Sand = S) dimana kurang dari 50 % berat total contoh
tanah lolos ayakan no. 200 atau ukuran butiran 0,075 mm.
b. Tanah berbutir halus, yaitu tanah lanau (Silt = M) dan
lempung (Clay = C), dimana lebih dari
50 % berat total contoh tanah lolos ayakan no 200 atau
diameter 0,075. Tanah butir halus ini juga ada yang
mengandung organik (O). Sedangkan tanah-tanah yang
mengandung banyak gambut sering disebut tanah peat
dengan simbol Pt.

Simbol-simbol lain yang digunakan untuk


klasifikasi USCS adalah :
W = Well graded. P = Poorly graded
L = Low plasticity H = High plasticity
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol
kelompok seperti : GW, GP, GM, GC,
SW, SP, SM, SC.
GW -- Cu>4 & Cc = 1 – 3. kalau tidak dipenuhi  GP
SW-- Cu > 6 & Cc = 1 – 3. kalau tidak dipenuhi SP.

Untuk klasifikasi yang benar harus memperhatikan hal-hal


berikut :
a. % lolos # no 200 (batas butir halus dan kasar).
b. % lolos # no 4 (batas kerikil dan pasir)
c. Cu dan Cc, untuk tanah yg lolos # no 200, 0 – 12 %.
d. LL dan PI, dimana tanah yang lolos # no 200 > 5 %.
e. Untuk tanah yang lolos # no 200 < 5 %, hanya Cu &
Cc.
f. Untuk tanah yang lolos # no 200 > 12 % hanya LL &
Apabila persentase yg lolos # no 200 antara 5 – 12 %,
menggunakan simbol ganda, seperti GW-GM; GW-GC; GP-
GM; GP-GC dan SW-SM; SW-SC; SP-SM; SP-SC.
Untuk klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol, ML;
CL; OL; MH; dan OH didapat dengan cara menggambar
LL dan PI tanah yg bersangkutan pada bagan plastisitas
(plasticity chart). Garis diagonal pada bagan plastisitas
tersebut dinamakangaris A, dimana persamaan garis A
adalah : PI = 0,73 (LL – 20).
CONTOH
Contoh 1:
Diket : hasil uji analisis butir tanah sbb :
% lolos # no.10 = 100 % ;
% lolos # no. 40 = 58 %;
% lolos # no. 200 = 58 %;
LL = 30 dan PI = 10.
Klasifikasikan contoh
tanah tersebut.
Penyelesaian :
lolos # no 200 = 58 % > 50 % ( tanah butir halus).
Data cukup LL dan PI.
LL = 30 % dan PI = 10 %, dalam bagan plastisitas di atas
garis A dan LL < 50 %; maka termasuk jenis tanah CL.
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
Dalam sistem AASHTO ini tanah diklasifikasikan ke dalam
kelompok A-1; A-2 dan A-3 untuk tanah berbutir kasar dan
A-4; A5; A-6 dan A-7, untuk tanah berbutir halus.
Tanah berbutir kasar apabila lolos # no 200 ≤ 35 %
Tanah berbutir halus apabila lolos # no 200 > 35 %
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini :
a. Ukuran Butir :
Kerikil, berdiameter 2mm (# no 10) s/d 75 mm
Pasir, berdiameter 0,075 mm (# no 200) s/d 2 mm (#
n0 10)
b. Plastisitas :
Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari
tanah mempunyai PI ≤ 10. nama berlempung dipakai untuk
tanah yg mempunyai PI ≥ 11.
SISTEM KLASIFIKASI AASHTO
c. Apabila batuan (>75 mm) ditemukan dlm
contoh tanah, maka batuan tsb harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Prosentase batuan
harus dicatat.
Untuk mengevaluasi mutu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade), diperlukan grup
Indeks, GI, harga GI ini dituliskan dalam kurung
setelah nama kelompok dan subkelompok dari
tanah yang telah diklasifikasi.
GI = (F-35)[0,2+0,005(LL-40)] + 0,01(F-15)(PI-10)
F = % butir halus
LL = batas cair
PI = plastisitas indeks
Suku pertama persamaan GI, ditentukan
oleh batas cair (LL), sedangkan suku
kedua GI ditentukan oleh plastisatas
indeks (PI)
Aturan
a. Apabiladalam menentukan
GI negatif, harga
harga GI dianggap nol
GI Harga
b. GI harus dibulatkan, misal GI = 3,4
menjadi GI = 3,0
c. Tidak ada batas GI
d. GI untuk tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3
selalu nol.
e. Tanah yg masuk kelompok A-2-6 dan A-2-7,
hanya bagian dari GI yang ditentukan PI saja.
CONTOH GI

Kelas Subgrade Nilai Indeks Group (GI)

Sangat baik 0

Baik 0–1

Sedang 2–4

Buruk 5–9

Sangat buruk 10 - 20
Kelas Subgrade Nilai Indeks
Group

Sangat baik 0

Baik 0–1

Sedang 2–4

Buruk 5–9

Sangat buruk 10 - 20
AASHTO Soil Classification System (From ASTM M145)

Granular Materials Silt-Clay Materials


General Classification 35%or less passing the 0.075 mm sieve >35% passing the 0.075 mm sieve

A-1 A-2 A-7


Group Classification A-3 A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7 A-4 A-5 A-6 A-7-5
A-1-a A-1-b A-7-6
Sieve Analysis, % passing

2.000 mm (No. 10) 50 max --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

0.425 mm (No. 40) 30 max 50 max 51 min --- --- --- --- --- --- --- ---

0.075 mm (No.200) 15 max 25 max 10 max 35 max 35 max 35 max 35 max 36 min 36 min 36 min 36 min
Characteristics of fraction

passing 0.425 mm (No. 40)

Liquid Limit --- --- 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min 40 max 41 min

Plasticity Index
6 max N.P. 10 max 10 max 11 min 11 min 10 max 10 max 11 min 11 min

Usual Type of significant stone fragments, fine sand silty or clayey gravel and sand silty soils clayey soils

constituent materials gravel and sand


General rating as a
subgrade excellent to good fair to poor
KLASIFIKASI TANAH AASHTO

Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7


KLASIFIKASI TANAH AASHTO
CONTOH :
Diket hasil uji analisa butir tanah sbb:
% lolos # no 10 =100%, % lolos # no 40 = 58 %
% lolos # no 200 = 58 %. LL = 30 % dan PI = 10 %.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan AASHTO. Jawab.
Tanah lolos # no 200 = 58 % > 35 %, tanah berbutir
Halus,(lanau-lempung = A-4, A-5, A-6, atau A-7),
LL = 30 % < 40 %dan PI = 10 % (maks 10 %).
Jadi klasifikasi tanah tersebut adalah A-4.
GI=(58-35)[0,2+0,005(30-40)] + (0,01)(58-15)(10-10)
GI= 3,45 = 3. maka tanah tesrsbut A-4 (3).
100

90

ty
2.0 tivity

i
1.0 ctiv
80

A
Ac
70
VERY
60 HIGH
Plasticity
Index 50

y
40 ivit
Act
0.5
30

20
Terima KasihMEDIU
HIG
H

M
10
LO
0 W
0 10 20 30 40 50 60 70 80
90 100

Percent of clay (< 0.002mm)

BM-1 BM-2 BM-3 BM-4 BM-5 BM-6

Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac DM-7.1


SUMBER
• http://www.scribd.com/doc/23541155/BATAS-BATAS-
ATTERBERG
• http://en.wikipedia.org./atterberg_limits/
• Department of the Navy, 1982, Soil Mechanic, Navfac
DM-7.1
• http://www.scribd.com/doc/154257454/PEMERIKSA
AN-BATAS-PLASTIS-DAN-IP-pdf
• http://www.youtube.com/watch?v=jevTXhs3s1s
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai