Anda di halaman 1dari 7

.

 Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and Transporting Official


(AASHTO)
Sistem klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
1. Ukuran butir tanah
a. Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan no 10 (2-mm)
b. Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no 200 (0,075 mm)
c. Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200
2. Plastisitas
Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 10
atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi halus tanah memiliki indeks
plastisitas 11 atau lebih.
3. Jika berbatu dan bongkah (ukuran lebih besar dari 75 mm) yang diuji, mereka dipisahkan dari
bagian dari sampel tanah dari mana klasifikasi tersebut dibuat. Namun, persentase material
tersebut dicatat.
Untuk mengklasifikasikan tanah yang sesuai dengan tabel dibawah, kita harus menerapkan data
uji mulai dari kiri ke kanan. Dengan proses eliminasi, tanah dikelompokan pertama dari kiri lalu
menuju ke kriteria yang sesuai.
Bersumber dari materi yang diajarkan di jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Malang

Sistem Klasifikasi AASHTO (AASHTO classification system)

Klasifikasi tanah sistem ini dikembangkan pada tahun 1929 oleh Public Road
Administration Classification System. Dengan beberapa kali perubahan, sekarang telah
digunakan dan dianjurkan oleh Committee on Classification of Materials for Subgrade and
granular type Roads of the Highway Research Board pada tahun 1945 (ASTM menggunakan
kode D-3282 dan AASHTO dengan metode M 145).
Klasifikasi AASHTO yang sekarang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2. Dalam sistem
ini, tanah diklasifikasikan ke dalam 7 (tujuh) kelompok besar, yaitu : A-1 sampai dengan A-7.
Tanah-tanah yang diklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2 dan A-3 merupakan tanah-
tanah berbutir kasar dimana 35 % atau kurang butir-butir tersebut melalui ayakan No. 200.
Tanah-tanah dimana 35 % atau lebih yang melalui ayakan No. 200 diklasifikasikan dalam
kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7. Pada umumnya tanah-tanah ini adalah lumpur dan lempung.

Klasifikasi sistem ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagai berikut :


a. Ukuran butir.
Kerikil : butiran melalui ayakan dengan lubang 75 mm dan tertinggal di
atas ayakan No. 10 dengan lubang 2 mm.
Pasir : butiran melalui ayakan No. 10 (2 mm) dan tertinggal di atas
ayakan No. 200 dengan lubang 0,074 mm.
Lumpur dan lempung : butiran melalui ayakan No. 200.
b. Plastisitas.
Berlanau, jika butiran tanah mempunyai indeks plastisitas ≤ 10. Berlempung, jika
butiran tanah mempunyai indeks plastisitas ≥ 11.
c. Batuan (bouldrs), yang ukurannya lebih besar dari 75 mm tidak digolongkan dalam
klasifikasi ini.

Apabila sistem klasifikasi AASHTO dipakai untuk mengklasifikasikan tanah, maka data
hasil uji dicocokkan dengan angka-angka yang diberikan dalam tabel 3.2 dari kolom sebelah kiri
ke kolom sebelah kanan hingga ditemukan angka-angka yang sesuai.
Untuk menilai kualitas tanah sebagai bahan subgrade jalan raya dapat ditentukan dengan
angka indeks kelompok (Group Index = GI) yang menentukan kelompok dan sub kelompok
tanah.
Indeks kelompok dapat dihitung dengan persamaan :

GI = (F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F – 15) (PI – 10) (2.15)
keterangan :
F = persentase butir yang lolos ayakan No. 200.
LL = batas cair
PI = indeks plastisitas

Bagian pertama Persamaan (2.15) dalam hal ini :


(F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] merupakan bagian indeks kelompok tetap batas cair.
Bagian kedua, dalam hal ini 0,01 (F – 15) (PI – 10) merupakan bagian indeks kelompok tetap
indeks plastisitas.

Berikut ini ketentuan-ketentuan untuk menentukan indeks kelompok :


a. Jika persamaan (3.1) menghasilkan harga GI negatif, maka diambil = 0.
b. Indeks kelompok yang dihitung dari Persamaan (2.15) dibulatkan ke bilangan bulat
yang terdekat, misalnya : GI = 3,40 dibulatkan menjadi = 3 dan GI = 3,50 dibulatkan
menjadi = 4 dan ditempatkan dalam tanda kurung dibelakang kelompok dan sub
kelompok tanah misalnya : A-2-6 (3). Pada umumnya makin besar nilai indeks
kelompoknya, makin kurang baik tanah tersebut untuk dipakai dalam pembangunan
jalan raya, untuk tanah-tanah di dalam sub kelompok tersebut.
c. Dalam hal ini tidak ada batas lebih tinggi untuk indeks kelompok.
d. Indeks kelompok tanah digolongkan ke dalam kelompok-kelompok A-1-a, A-1-b, A-2-
4, A-2-5 dan A-3 akan selalu nol.
e. Jika menghitung indeks kelompok untuk tanah-tanah yang tergolong dalam kelompok-
kelompok A-2-6 dan A-2-7, maka bagian indeks kelompok untuk PI dapat digunakan
persamaan :

GI = 0,01 (F-15) (PI – 10) (2.16)

Pada umumnya, kualitas tanah yang digunakan untuk bahan tanah dasar dapat dinyatakan
sebagai kebalikan dari harga indeks group.
METODE AASHTO

Sistem ini dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public Road Administration Classification
System

Prosedur pengelompokkan dengan sistem ini memerlukan data-data antara lain data analisis
ukuran partikel, batas cair (LL) dan indek plastisitas (IP) dan proses pengerjaannya dari kiri ke
kanan sampai didapat kelompok tanah yang tepat

Tanah dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok besar , yaitu A-1 sampai dengan A-7.
Pengelompokkan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

• Tanah yang berbutir (granular soils) merupakan tanah yang 35% atau kurang lolos ayakan
no.200 sehingga dikelompokkan menjadi A-1, A-2 dan A-3.

• Tanah lanau-lempung (silt-clay minerals) merupakantanah yang lebih dari 35% dari seluruh
contoh tanah lolos ayakan no.200 dikelompokkan sebagai yaitu A-4, A-5, A-6 dan A-7.

METODE AASHTO

Beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan adalah :

1) Ukuran butiran  Gravel : bagian tanah yang lolos ayakan diameter 75 mm (3 in) dan
tertahan pada ayakan no.10 (2 mm)  Sand : fraksi tanah yang lolo ayakan no.10 dan yang
tertahan ayakan no.200 (0.075 mm)  Silt dan clay : fraksi yang lolos saringan no.200

2) Plastisitas, nama berlanau (silty) digunakan pada fraksi halus dari tanah tersebut memiliki
nilai IP sebesar 10 atau kurang, Sedangkan nama lempungan (clayey) dipakai bilamana bagian
yang halus dari tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih.

2) Apabila terdapat batuan (ukuran lebih besar dari 75 mm) ditemukan dalam contoh tanah maka
batuan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu dan persentase batuan tersebut dicatat.

Batas-batas Atterberg untuk sub kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7

METODE AASHTO

Untuk mengevaluasi mutu dari suatu tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar (sub grade) suatu
jalan raya, maka diperlukan angka indeks grup (group index, GI). Nilai GI dituliskan di dalam
kurung setelah nama kelompok dan subkelompok dari tanah yang bersangkutan. Rumusnya : 
        101501.040005.02.035  PIFLLFGI

Dimana : F = persentase butir yang lolos saringan no.200 LL = batas cair PI = indeks plastisitas
CONTOH SOAL 1 Hasil dari uji analisis distribusi butiran suatu tanah adalah sebagai berikut :
Persentase butiran lolos ayakan no.10 = 100% Persentase butiran lolos ayakan no.40 = 58%
Persentase butiran lolos ayakan no.200 = 58% Batas cair (LL) dan Indeks plastisitas tanah yang
lolos no.40 adalah 30 dan 10. Klasifikasikan tanah tersebut dengan metode ASSHTO
Penyelesaian Tanah yang lolos ayakan no.200 adalah 58 %, maka tanah ini diklasifikasikan
lanau-lempung (silt-clay), yaitu masuk kelompok A-4, A-5, A-6 atau A-7. Perhatikan angka-
angka yang diberikan dalam Tabel klasifikasi ASSHTO dari kolom sebelah kiri ke sebelah
kanan, tanah yang diuji ternyata masuk ke kelompok A-4 Dari persamaan GI : 𝐺𝐼 = 𝐹 − 35 0.2 +
0.005 𝐿𝐿 − 40 + 0.01(𝐹 − 15)(𝑃𝐼 − 10) = 58 − 35 0.2 + 0.005 30 − 40 + 0.01(58 − 15)(10 − 10) =
3.45 ≈ 3 Jadi tanah diklasifikasikan A – 4 (3)

CONTOH SOAL 2

95% dari berat suatu tanah lolos ayakan No.200 dan mempunyai batas cair 60 dan indeks
plastisitas 40. Klasifikasikan tanah tersebut dengan metode ASSHTO Penyelesaian Tanah yang
lolos ayakan no.200 adalah 95 %, maka tanah ini diklasifikasikan lanau-lempung (silt-clay),
yaitu masuk kelompok A-4, A5, A-6 atau A-7. Perhatikan angka-angka yang diberikan dalam
Tabel klasifikasi ASSHTO dari kolom sebelah kiri ke sebelah kanan, tanah yang diuji ternyata
masuk ke kelompok A-7

Dari persamaan GI : 𝐺𝐼 = 𝐹 − 35 0.2 + 0.005 𝐿𝐿 − 40 + 0.01(𝐹 − 15)(𝑃𝐼 − 10) = 95 − 35 0.2 +


0.005 60 − 40 + 0.01(95 − 15)(40 − 10) = 42 Jadi tanah diklasifikasikan A – 7 – 6 (42)

Anda mungkin juga menyukai