FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Nama umum (pasir, lempung, lanau, kerikil) terlalu luas
karakteristiknya, sulit untuk diaplikasikan
Bahasa komunikasi antar engineer
Mengetahui perilaku tanah untuk keperluan desain
Tahap awal dari suatu desain
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa
jenis tanah yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke
dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok
berdasarkan pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk
menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.
Sebagian besar sisitem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan
untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks yang
sederhana seperti distribusi ukuran butir dan plastisitas.
USDA (United States Department of
Agriculture)
AASHTO (American Association of State
dipakai oleh
Highway and Transportation Officials)
USCS (Unified Soils Classifications System) ahli Teknik Sipil
USDA
(United States Department of Agriculture)
Yang dimaksud dengan tekstur tanah adalah keadaan permukaan
tanah yang bersangkutan.
Tekstur tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap-tiap butir yang ada
didalam tanah.
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tanah salah satunya
dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika (USDA).
10 100
pasir : 12,5%
(100 20)
30 100
lanau : 37,5%
(100 200)
40 100
lempung : 50%
(100 20)
• Dari persentase tanah yang
telah dimodifikasi, klasifikasi
tanah B termasuk tanah clay
(lempung).
• Tetapi karena persentase
kerikil yang dikandung tanah
cukup besar (20%), maka
tanah tersebut dapat
dikatakan sebagai lempung
berkerikil (gravelly clay)
Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana
karena hanya didasarkan pada distribusi ukuran butir tanah saja.
Dalam kenyataannya, jumlah dan jenis dari mineral lempung yang
dikandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis tanah yang
bersangkutan.
Oleh karena itu dipandang perlu untuk memperhitungkan sifat plastisitas
tanah yang disebabkan adanya kandungan mineral lempung, agar dapat
menafsirkan ciri-ciri suatu tanah.
Karena sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur tidak
memperhitungkan sifat plastisitas tanah, maka sistem tersebut dianggap
tidak memadai untuk sebagian besar dari keperluan teknik.
Pada saat ini terdapat dua sistem klasifikasi tanah selalu dipakai oleh para
ahli teknik sipil.
Kedua sistem tersebut memperhitungkan distribusi ukuran butir dan
batas-batas Atterberg.
Sistem tersebut adalah :
Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway
and Transportation Officials ) dan
Sistem Klasifikasi Unified (Unified Soil Classification System, USCS)
AASHTO
(American Association of State Highway
and Transportation Official)
Sistem klasifikasi AASHTO pada umumnya dipakai oleh Departemen Jalan
Raya di semua negara bagian di Amerika Serikat.
Sistem klasifikasi ini dikembangkan pada tahun 1929 sebagai Public Road
Administration Classification System.
Sistem ini sudah mengalami beberapa perbaikan terakhir pada th 1945, yaitu
ASTM Standard no D-3282, AASHTO metode M145, sbb :
Material Glanural Tanah – Tanah Lanau – Lempung
Klasifikasi Umum
( <35% lolos saringan no. 200 ) ( > 35% lolos saringan no. 200 )
Catatan : Group A-7-5 untuk PI ≤ LL -30 Group A-7-6 untuk PI > LL -30 NP = Nonplastis
Material Glanural Tanah – Tanah Lanau – Lempung
Klasifikasi Umum
( <35% lolos saringan no. 200 ) ( > 35% lolos saringan no. 200 )
Plastisitas :
Berlanau : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai
indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] ≤ 10.
Berlempung : apabila bagian-bagian yang halus dari tanah memiliki
indeks plastisitas [Plasticity Index (PI)] ≥ 11.
Batuan : apabila ukuran butiran > 75 mm.
Cara mengklasifikasikan tanah, data hasil uji dicocokkan dengan angka-
angka yang terdapat pada tabel AASHTO dibaca dari kolom kiri ke kolom
sebelah kanan hingga ditemukan, angka-angka yang sesuai.
Hubungan batas cair (Liquid Limit, LL) dan indeks plastisitas (Plasticity
Index, PI) untuk tanah yang masuk dalam kelompok A-2, A-4, A-5, A-6,
dan A-7 adalah sbb :
A-7-6
A-2-6
A-6
A-2-7
A-7-5
A-2-4 A-2-5
A-4 A-5
Untuk mengevaluasi mutu (kualitas) dari suatu tanah sebagai bahan
lapisan tanah dasar (subgrade) untuk jalan raya, suatu angka yang
dinamakan indeks grup (Group Index, GI) juga diperlukan selain kelompok
dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan.
Angka GI ini ditulis dalam kurung setelah nama kelompok dan
subkelompok dari tanah yang diuji. Group Index dihitung dengan
menggunakan persamaan :
GI = (F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01 (F – 15) (PI – 10)
dimana :
F = persentase butiran yang lolos saringan No. 200
LL = batas cair (Liquid Limit)
PI = indeks plastisitas (Plasticity Index)
Suku pertama persamaan GI yaitu ( F – 35 ) [ 0,2 + 0,005 ( LL – 40 ) ]
adalah bagian dari indeks grup yang ditentukan dari batas cair (LL).
Suku kedua yaitu 0,01 (F – 15) (PI – 10), adalah bagian dari indeks grup
yang ditentukan dari indeks plastis (PI).
Aturan untuk menggunakan nilai GI, yaitu :
a. Bila GI negatif atau < 0, maka GI dianggap = 0
b. Nilai GI yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibulatkan ke angka yang
terdekat (contoh GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3; GI = 3,5 dibulatkan
menjadi 4).
c. Tidak ada batas atas untuk indeks grup.
d. Nilai GI untuk kelompok tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5, dan A-3 selalu 0
(nol).
e. Untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari indeks grup PI
saja yang digunakan, yaitu GI = 0,01(F – 15) (PI – 10).
Hasil dari uji analisis distribusi suatu tanah adalah sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 75%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 54% dan indeks plastisitas (PI) = 23%.
Klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO.
Penyelesaian :
Karena tanah yang lolos saringan No. 200 adalah 75% > 35%, maka tanah
ini masuk jenis lanau-lempung (silty-clay), yaitu masuk ke dalam
kelompok A-4, A-5, A-6, atau A-7.
Tanah memiliki LL = 54% > 41%, kemungkinan masuk dalam kelompok A-
5 , A-7-5 atau A-7-6.
Karena tanah memiliki PI = 23% > 11%, maka kemungkinan masuk salah
satu kelompok A-7-5 atau A-7-6.
Selanjutnya nilai PI dikontrol terhadap LL – 30 = 54 – 30 = 24%
Karena PI = 23 % < LL – 30, maka tanah masuk dalam kelompok A-7-5
GI = (F – 35) [0,2 + 0,005 (LL – 40)] + 0,01(F – 15) (PI – 10)
GI = (75 – 35) [0,2 + 0,005 (54 – 40)] + 0,01(75 – 15) (23 – 10) = 18,6
dibulatkan menjadi 19. Sehingga klasifikasi tanah A-7-5(19).
USCS
(Unified Soils Classification System)
Sistem ini pada mulanya diperkenalkan oleh Casagrande pada th 1942
untuk dipergunakan pada pekerjaan pembuatan lapangan terbang yang
dilaksanakan oleh The Army Corps of Engineer selama perang dunia II.
Pada saat ini sistem klasifikasi USCS digunakan secara luas oleh para ahli
teknik.
Sistem USCS mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Tanah berbutir kasar (Coarse-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% tertahan saringan No. 200, terdiri dari :
• Kerikil dan tanah berkerikil diberi simbol G (gravel)
• Pasir dan tanah berpasir diberi Simbol S (sand).
2. Tanah berbutir halus (Fine-grained-soil), yaitu :
tanah jika lebih dari 50% beratnya lolos saringan No. 200, terdiri dari :
Lanau (silt) anorganik diberi simbol M
Lempung (clay) anorganik diberi simbol C
Lanau organik dan lempung organik diberi simbol O
Untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar
organik tinggi diberi simbol PT.
Simbol-simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi USCS adalah :
• W= well graded (tanah dengan gradasi baik)
• P = poorly graded (tanah dengan gradasi buruk)
• L = low plasticity (tanah plastisitas rendah , LL < 50)
• H = high plasticity (tanah plastisitas tinggi, LL > 50)
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbul kelompok seperti : GW, GP,
GM, GC, SW, SP, SM, dan SC.
Untuk klasifikasi yang benar, faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan :
1. Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 (ini adalah fraksi halus)
2. Persentase fraksi kasar yang lolos saringan No. 40.
3. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi
(Gradation coeficient, Cc) utk tanah dimana (0–12)% lolos saringan No. 200.
4. Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos saringan No.
40 (untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos saringan No. 200).
Jika persentase butiran yang lolos saringan No. 200 adalah antara (5 – 12)%,
simbol ganda seperti GW-GM, GP-GM, GW-GC, GP-GC, SW-SM, SW-SC,
SP-SM, dan SP-SC diperlukan.
Rincian klasifikasi tanah Sistem Unified (USCS) adalah sbb :
Simbol
Divisi Utama Nama Jenis
Kelompok
Kerikil gradasi baik dan campuran pasir-kerikil, sedikit atau tidak
Tanah berbutir kasar 50% atau lebih butiran
SW Pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
Pasir bersih (sedikit atau
Pasir lebih dari
tak ada butiran halus)
50% fraksi kasar SP Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung butiran halus
lolos saringan
no. 4 (4,75 mm) Pasir banyak kandungan SM Pasir berlanau, campuran pasir-lanau
butiran halus SC Pasair lanau, campuran pasir-lempung
Lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau
Tanah berbutir halus 50% atau lebih
lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
ML
Lanau dan lempung batas cair 50% atau atau berlempung
kurang Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung berkerikil,
CL
lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kuarus (clean clays)
Tanah dengan kadar organik tinggi PT Gambut (peat), dan tanah lain dengan kandungan organik tinggi
Simbol
Kelompok
Kriteria Klasifikasi
Kurang dari 5% lolos saringan no. 200 : GM, GP, SW, SP.
antara1 dan 3
D10 D60
Lebih dari 12% lolos saringa no. 200 : GM, GC, SM,SC.
D10
GP Tidak memenuhi kedua kriteria untuk GW
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ;
GM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7 diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
GC
D60 ( D30 ) 2
Cu Cc
yang mempunyai dua simbol
SM Batas-batas Atterberg di bawah garis A atau PI < 4 Bila batas Atterberg berada di daerah arsir dari
diagram plastisitas, maka dipakai simbol ganda
SC Batas-batas Atterberg di atas garis A atau PI > 7
ML
CL
OL
MH
CH
OH
PT Manual untuk identifikasi secara visual dapat dilihat di ASTM Designation D-2488
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, MH, CH dan OH
didapat dengan cara menggambar batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI)
tanah yang bersangkutan pada bagan plastisitas (Casagrande, 1984) yang
diberikan.
Untuk tanah gambut (peat), identifikasi secara visual mungkin diperlukan
dengan menggunakan manual ASTM Designation D-2488.
Klasifikasikan contoh tanah dengan sistem klasifikasi Unified dengan
data-data sbb :
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 10 = 100%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 40 = 58%
- Persentase butiran yang lolos saringan No. 200 = 58%
Tanah memiliki batas cair (LL) = 30% dan indeks plastisitas (PI) = 10%.
Penyelesaian :
Karena tanah lolos saringan No. 200 adalah 58% > 50%, maka tanah ini
termasuk tanah berbutir halus.
Dengan menggunakan bagan plastisitas, untuk LL = 30 dan PI = 10,
tanah tersebut diklasifikasikan sebagai CL.
Klasifikasikan dari 2 contoh tanah dengan sistem klasifikasi USCS, dimana
hasil analisa saringan dan nilai plastisitas tanah adalah sbb :
Diameter
No. Tanah I Tanah II
butiran
Saringan (% lolos) (% lolos)
(mm)
4 4,75 100 96
10 2,00 92 89
40 0,425 87 41
100 0,150 78 8
200 0,075 61 5
LL - 21 -
PL - 15 -
PI - 6 Nonplastis
Penyelesaian :
Dari tabel terlihat untuk tanah I > 50% lolos saringan No. 200 (61%).
Jadi tanah I adalah tanah berbutir halus, sehingga batas-batas Atterberg
dibutuhkan untuk klasifikasinya.
Dari nilai LL = 21 dan PI = 6, menurut diagram plastisitas, tanah termasuk
kelompok CL – ML.
Penyelesaian :
Tanah II terrmasuk tanah berbutir kasar, karena hanya 5% lolos saringan
No. 200.
Karena 96% lolos saringan No. 4 (> 50% lolos) maka tanah ini termasuk
pasir (bukan kerikil).
Tanah II lolos saringan No. 200 = 5%, termasuk kelompok (5 – 12)% lolos
saringan No. 200, jadi tanah II mempunyai dua simbol, yaitu SP – SM
tergantung pada nilai Cu dan Cc-nya.
Dari grafik diperoleh :
D60 = 0,8 mm,
D30 = 0,3 mm, dan
D10 = 0,17 mm
( D30 ) 2 (0,3) 2
Koefisien Gradasi Cc 0,66 1
D10 D60 0,17 0,8