Anda di halaman 1dari 8

MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH

5. KLASIFIKASI TANAH

Klasifikasi tanah adalah aturan penamaan tanah sesuai dengan sifat dan ciri-ciri atau
karakteristiknya. Tanah yang mempunyai sifat dan karakteristik yang sama, dikelompokkan dalam
kelompok yang sama. Karakteristik utama tanah adalah gradasi dan plastisitasnya, sehingga secara
umum tanah diklasifikasikan berdasarkan karakteristik utama ini. Klasifikasi tanah sangat berguna
dalam menentukan jenis tanah yang tepat untuk suatu kegunaan tertentu, terutama tanah sebagai
bahan timbunan, baik pada perencanaan perkerasan jalan maupun sebagai bahan urugan untuk
tubuh bendungan. Terkait dengan pekerjaan-pekerjaan sipil, sistem klasifikasi tanah yang kita
kenal ada 2 macam yaitu sistem klasifikasi AASHTO dan system klasifikasi USCS.

5.1 Sistem Klasifikasi AASHTO


Metode AASHTO diberikan oleh Asosiasi Para Pejabat Jalan Raya Negara Bagian
Amerika (The American Association of State Highway and Transportation Officials). Didalam
sistem ini tanah dengan daya dukung beban yang kira-kira sama diklasifikasikan dalam 7
kelompok dasar, disebut sebagai A–1 sampai A–7 (Tabel 2). Tanah terbaik untuk tanah dasar jalan
raya diklasifikasikan sebagai A – 1 , yang terbaik selanjutnya sebagai A – 2 dan seterusnya.

Tabel 2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Secara umum, dalam system AASHTO ini, tanah dikelompokkan menjadi tanah berbutir
kasar dan tanah berbutir halus. Jika <35% butir tanah tersebut tertahan saringan #200, maka tanah
termasuk kelompok berbutir kasar dan sebaliknya jika >35% butir tanah lolos saringan #200, maka
tanah tersebut termasuk tanah berbutir halus. Tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir)
dikelompokkan kedalam kelompok Tanah A1 – A3 dan tanah berbutir halus (lempung dan lanau)
dikelompokkan kedalam kelompok A4 – A7. Selanjutnya, untuk tanah berbutir kasar, sifat
fisiknya dilihat dari gradasinya sedangkan untuk tanah berbutir halus sifat fisiknya dilihat dari
plastisitasnya.

[Date] 1
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
Berdasarkan gradasinya, yang disebut dengan kerikil adalah butiran tanah yang lolos
ayakan 75 mm dan tertahan ayakan No. 10 (2 mm). Yang disebut dengan pasir adalah butiran
tanah yang lolos ayakan No. 10 dan tertahan ayakan #200 (0,074 mm). Yang disebut dengan
lempung dan lanau adalah butir tanah yang lolos ayakan No. #200.
Jika tanah akan dipakai sebagai material timbunan badan jalan (subgrade), maka dipakai
GI (Group Index) atau Indeks Kelompok untuk menilai kualitas tanahnya. Semakin besar nilai
Group Index-nya, maka semakin buruk kualitas tanah tersebut sebagai material timbunan badan
jalan. Group Indek dapat ditentukan dengan persamaan :

GI = (F – 35)[0,2 + 0,005(LL – 40)] + 0,01 (F – 15)(PI – 10)

Dimana F adalah persentase butir yang lolos #200, LL adalah batas cair dan PI adalah Indeks
Plastisitas. Terlihat dengan jelas bahwa yang menentukan nilai GI adalah sifat fisik tanah yang
lolos ayakan #200 atau sifat fisik tanah yang berbutir halus.

Ketentuan untuk menggunakan nilai GI :


- Bilai GI <0, maka dianggap = 0
- Nilai GI dibulatkan ke bilangan bulat terdekat. Misalnya, GI = 2,9 dibulatkan ke 3 dan GI =
4,2 dibulatkan ke 4.
- Nilai GI ditempatkan dalam tanda kurung dibelakang klasifikasi tanah, misalnya A-2-6 (4).
- Nilai GI untuk kelompok tanah A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5 dan A-3 sama dengan nol
- Nilai GI untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7 ditentukan dengan rumus :
GI = 0,01 (F – 15)(PI – 10)

5.2 Sistem Klasifikasi USCS


Sistem klasifikasi USCS (The Unified Soil Classification System) adalah sistem yang
paling umum dipakai. Sistem ini dipakai dipakai secara luas di Amerika sebagai standar untuk
menentukan material bahan jalan terutama oleh Corps Zeni Angkatan Darat Amerika, Biro
Reklamasi (USBR – United State Bureau of Reclamation) dan yang lainnya. Sistem ini dibuat
oleh A. Cassagrande, yang menempatkan tanah dalam 3 kelompok besar yang selanjutnya dibagi
lagi menjadi 15 sub kelompok yang diidentifikasi dengan lambang nama dan huruf. Tiga
kelompok besar adalah :

a.Tanah berbutir kasar


b.Tanah berbutir halus
c.Tanah organis

Tanah berbutir kasar adalah tanah yang < 50 % lolos saringan no. 200, sedang tanah berbutir
halus adalah tanah dengan persen lolos saringan no. 200 > 50 %. Selanjutnya tanah berbutir kasar
dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu kerikil dan pasir. Kerikil adalah tanah yang >50% tertahan
ayakan No. 4 (4,75 mm) dan pasir adalah tanah yang >50% lolos ayakan No. 4. Tanah ini dinamai
dengan simbol- simbol tertentu yaitu :

Simbol komponen :
Kerikil - G ( Gravel )
Pasir - S ( Sand )
Lanau - M ( Mo )
Lempung - C ( Clay )
Organis - O ( Organic )
Humus - Pt ( Peat )

[Date] 2
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
Simbol gradasi :
Bergradasi baik - W ( Well graded )
Bergradasi buruk - P ( Poorly graded )

Simbol batas cair :


Batas cair tinggi - H ( High )
Batas cair rendah - L ( Low )

Yang paling penting untuk diketahui pada metode ini ialah unsur tanah berbutir halus sangat
berperan atau pengaruhnya dominan dalam menentukan klasifikasi tanah karena pada umumnya
permasalahan daya dukung tanah lebih banyak ditimbulkan oleh tanah berbutir halus. Selanjutnya
lihat Tabel 3 tentang klasifikasi tanah cara USCS. Diagram alir untuk menentukan klasifikasi
tanah menurut sistem USCS ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Table 3. Klasifikasi Tanah Menurut USCS

[Date] 3
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH

Gambar 5.1 Diagram Ali Sistem USCS

[Date] 4
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
Contoh Soal.

1. Hasil analisa saringan dan uji plastisitas untuk 2 contoh tanah diberikan pada Tabel
berikut ini. Klasifikasikan kedua contoh tanah tersebut menurut AASHTO dan USCS.

Nomor Diameter % lolos


Saringan Butiran
mm Tanah A Tanah B
4 4,75 100 96
10 2,00 92 89
40 0,425 87 81
100 0,150 78 8
200 0,075 61 5
LL 21
PL 15
PI NP

2. Dibawah ini diberikan hasil uji saringan dan plastisitas tiga sampel tanah. Klasifikasikan
ketiga contoh tanah tersebut menurut AASHTO dan USCS.

Nomor % lolos
Saringan
Tanah A Tanah B Tanah C
4 42 72 95
10 33 55 90
40 20 48 83
100 18 42 71
200 14 38 55
LL 35 39 55
PL 22 27 24
PI ? ? ?
Deskripsi Tanah Berkerikil Berkerikil abu-
Tanah berkerikil coklat muda abu kebiruan
secara coklat tua keabu-abuan
visual

Penyelesaian :

1. A. Sistem AASHTO

Tanah A > 35% lolos saringan No. 200, sehingga masuk kedalam kelompok tanah berbutir
halus (A4 – A7). Untuk tanah berbutir halus, perhatikanlah ketentuan tentang batas cair LL
dan indeks plastisnya PI.

- Tinjau batas cairnya terlebih dahulu. Tanah A memiliki LL = 21. Nilai ini cocok untuk
ketentuan/syarat tanah kelompok A4 dan A6, sehingga belum bisa ditentukan apakah
tanah A ini termasuk tanah A4 atau A6.

- Sekarang tinjau indek plastisnya. Tanah A memiliki nilai PI = 5. Tanah kelompok A4


mensyaratkan nilai PI maksimum = 10, sedangkan tanah kelompok A6 mensyaratkan nilai
PI minimum = 11. Jadi, tanah A memenuhi kriteria/persyaratan tanah kelompok A4.
Sehingga menurut system AASHTO, tanah A merupakan tanah A4.

[Date] 5
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
Tanah B <35% lolos ayakan No. 200, sehingga masuk kedalam kelompok tanah berbutir kasar
(A1 – A3). Untuk tanah berbutir kasar, ketentuan tentang analisa saringannya memegang
peran penting, walaupun kadang-kadang perlu juga ditinjau batas-batas plastisnya.

- Ditinjau dari syarat lolos ayakan No. 200, tanah B memenuhi kriteria tanah kelompok A1,
A2 dan A3.

- Ditinjau dari syarat lolos ayakan No. 10, tanah B tidak memenuhi kriteria tanah kelompok
A1. Jadi, kemungkinan tanah B tersebut termasuk tanah kelompok A2 atau A3.

- Ditinjau dari syarat lolos ayakan No. 40, tanah B memenuhi kriteria tanah kelompok A3,
karena kelompok A3 mensyaratkan lolos ayakan No. 40 minimum 51. Data lain yang
memperkuat adalah bahwa tanah B adalah tanah yang NP (non plastis) yang cocok dengan
kriteria tanah A3. Dengan demikian, menurut system AASHTO, tanah B adalah tanah A3.

B. Sistem USCS

Tanah A > 50% lolos saringan No. 200, sehingga masuk kedalam kelompok tanah berbutir
halus. Untuk tanah berbutir halus, perhatikanlah ketentuan tentang batas cairnya ( LL)

- Tanah A, nilai LL = 21, lebih kecil dari 50. Dengan demikian, tanah A kemungkinan
termasuk kedalam kelompok ML, CL atau OL.

- Sekarang plot nilai LL dan PI tanah pada bagan plastisitas. Nilai PI tanah A adalah 6.

- Hasil ploting menunjukkan bahwa tanah A termasuk tanah CL – ML, yaitu lempung atau
lanau tak organik (anorganik) dengan plastisitas rendah

Tanah B < 50% lolos saringan No. 200, sehingga masuk kedalam kelompok tanah berbutir
kasar.

- Sekarang perhatikan ketentuan lolos saringan No. 4. Tanah B >50% lolos saringan No. 4,
sehingga termasuk dalam kelompok tanah pasir. Dengan demikian, tanah B
kemungkinan termasuk kedalam kelompok SW, SP, SM atau SC.

[Date] 6
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
- Karena dari hasil pengujian dinyatakan bahwa tanah B adalah tanah yang NON PLASTIS,
berarti tanah B tidak mengandung tanah lanau atau lempung, sehingga tanah B
kemungkinan termasuk kelompok SW atau SP. Untuk menentukan apakah tanah B
termasuk kelompok SW atau SP, maka harus dicari nilai Cu dan Cc nya, dengan cara
membuat grafik gradasi tanah B.

- Dari grafik diatas, diperoleh :

D10 = 0,17 ; D30 = 0,30 dan D60 = 0,75 sehingga Cu = 4,4 dan Cc = 0,7

- Kriteria SW adalah jika nilai Cu > 4 dan nilai Cc antara 1 dan 3, sehingga tanah B tidak
termasuk kelompok SW (pasir bergradasi baik). Dengan demikian tanah B termasuk dalam
kelompok SP.

2. Penyelesaian soal No. 2 hanya diberikan kunci jawaban. Silahkan dijadikan latihan mandiri.

Jenis Tanah AASHTO USCS


A A-2-6 GC
B A-6 SC
C A-7-6 CH

[Date] 7
MODUL 5 – KLASIFIKASI TANAH
Daftar Pustaka
1. B.H.C. Sutton, Solution of Problems in Soil Mechanics, Pitman Publishing, 1975
2. Braja M. Das, Noor Endah, Indrasurya B. Mochtar, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip
Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Penerbit Airlangga, 1993
3. Braja M. Das, Principle of Geotechnical Engineering 3 rd Edition, PWS Publishing
Company, Boston, 1994
4. Robert D. Holtz, William D. Kovacs, An Introduction to Geotechnical Engineering,
Prentice-Hall, 1981
5. Ir. G Djatmiko Soedarmo, Ir. S. J. Edy Purnomo, Mekanika Tanah 1, Penerbit Kanisius,
1997
6. Hary Christady Hardiyatmo, Mekanika Tanah 1 Edisi Keempat, Gadjah Mada University
Press, 2006
7. Joseph E. Bowles, Engineering Properties of Soils and Their Measurement Third edition,
McGraw-Hill Book Company, 1986
8. R.F. Craig, Budi Susilo S., Mekanika Tanah Ed 4, Penerbit Erlangga, 1991

[Date] 8

Anda mungkin juga menyukai