Anda di halaman 1dari 17

MODUL 4

KLASIFIKASI TANAH

BAGIAN 1. KLASIFIKASI TANAH

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa dapat memahami tentang cara
klasifikasi tanah berdasarkan kelompok-kelompok sesuai dengan sifat dan bentuk fisik
tanah.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan cara klasifikasi tanah berdasarkan metodaUSCS
2. Menjelaskan cara klasifikasi tanah berdasarkan metoda AASHTO

4.1 Pendahuluan

Umumnya, penentuan sifat - sifat tanah banyak dijumpai dalam masalah teknis yang
berhubungan dengan tanah. Hasil dari penyelidikan sifat – sifat ini kemudian dapat
digunakan untuk mengevaluasi masalah – masalah tertentu seperti :
1. Penentuan penurunan bangunan, yaitu dengan menentukan kompresibilitas
tanah. Dari sini, selanjutnya digunakan dalam persamaan penurunan yang
didasarkan pada teori konsolidasi, misalnya teori Terzaghi.
2. Penentuan kecepatan air yang mengalir lewat benda uji guna menghitung
koefisien permeabilitas. Dari sini kemudian dihubungkan dengan hukum darcy
dan jaring arus (flownet) untuk menentukan debit aliran yang lewat struktur
tanah.
3. Untuk mengevaluasi stabilitas tanah yang miring, yaitu dengan menentukan kuat
geser tanah. Dari sini kemudian disubstitusikan dalam rumus statika (stabilitas
lereng).

Dalam banyak masalah teknis (semacam pelaksanaan perkerasan jalan, bendungan


dalam urugan, dan lain – lainnya), pemilihan tanah – tanah dalam kelompok ataupun

Mekanika Tanah I 4-1


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

sub kelompok yang menunjukkan sifat atau kelakuan yang sama akan sangat
membantu. Pemilihan ini disebut klasifikasi.
Klasifikasi tanah sangat membantu perancang dalam memberikan pengarahan melalui
cara empiris yang tersedia dari hasil pengalaman yang telah lalu. Tetapi, perancang
harus berhati – hati dalam penerapannya karena penyelesaian masalah stabilitas,
kompresi (penurunan), aliran air yang didasarkan pada klasifikasi tanah sering
menimbulkan kesalahan yang berarti (lambe, 1979).
Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indeks tipe pengujian yang sangat
sederhana untuk memperoleh karakteristik tanah. Karakteristik tersebut digunkan untuk
menentukan kelompok klasifikasi. Umumnya, klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran
partikel yang diperoleh dari analisis saringan (dan uji sedimentasi) dan plastisitas.
Pada umumnya dasar klasifikasi tanah berdasarkan:
1. Plastisitas Tanah
2. Ukuran Butir tanah

Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu


1. (USCS) Unified Soil Classification System ,
2. AASHTO (American Assosiation of State Highway and Transportation
Officials).
Sistem – sistem ini menggunakan sifat – sifat indeks tanah yang sederhana seperti
distribusi ukuran butiran, batas cair dan indeks plastisitas. Klasifikasi tanah dari Sistem
Unified mula pertama diusulkan oleh Casagrande (1942), kemudian direvisi oleh
kelompok teknisi dari USBR (United State Bureau of Reclamation). Dalam bentuk yang
sekarang, sistem ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi konsultan geoteknik.

4.2 Sistem Klasifikasi Unified


Pada sistem unified, tanah diklasifikasikan kedalam kelompok :
1. Tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir)
Jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200,
2. Tanah berbutir halus (lanau/lempung)
Jika lebih dari 50 % lolos sarigan nomor 200.
Mekanika Tanah I 4-2
MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Selanjutnya tanah diklasifikasikan dalam sejumlah kelompok dan sub kelompok yang
dapat dilihat dalam tabel 1, simbol – simbol yang digunakan tersebut adalah :
G = kerikil (gravel)
S = pasir (sand)
C = lempung (clay)
M = lanau (silt),
O = lanau atau lempung organik (organic silt or clay)
Pt = tanah gambut dan tanah organik tinggi (peat and highly organic soil)
Simbol Gradasi:
W = gradasi baik (well-graded)
P = gradasi buruk (poorly graded)
H = plastisitas tinggi (high-plasticity)
L = plastisitas rendah (low-plasticity)

Prosedur untuk menentukan klasifikasi tanah Sistem Unified adalah sebagai berikut :
1. Tentukan apakah tanah berupa butiran halus atau butiran kasar secara
visual atau dengan menyaringnya dengan saringan nomor 200.
2. Jika tanah berupa butiran kasar :
a. Saring tanah tersebut dan gambarkan grafik distribusi butiran.
b. Tentukan persen butiran lolos saringan no.4. bila persentase
butiran yang lolos kurang dari 50% , klasifikasikan tanah tersebut
sebagai kerikil. Bila persen butiran yang lolos lebih dari 50%,
klasifikasikan sebagai pasir.
c. Tentukan jumlah butiran yang lolos saringan no. 200. jika
persentase butiran yang lolos saringan kurang dari 5%,
pertimbangkan bentuk grafik distribusi butiran dengan
menghitung Cu dan Cc. Jika termasuk bergradasi baik, maka
klasifikasikan sebagai GW (bila kerikil atau SW (bila pasir). Jika
termasuk bergradasi buruk, klasifikasikan sebagai GP (bila
kerikil) atau SP (bila pasir).

Mekanika Tanah I 4-3


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

d. Jika persentase butiran tanah yang lolos saringan no. 200 diantara
5 sampai 12 %, tanah akan mempunyai simbol dobel dan
mempunyai sifat keplastisan (GW – GM, SW – SM, dan
sebagainya).
e. Jika persentase butiran yang lolos saringan no. 200 lebih besar
12%, harus dilakukan uji batas – bata Atterberg dengan
menyingkirkan butiran tanah yang tinggal dalam saringan no. 4.
kemudian, dengan menggunakan diagram plastisitas, ditentukan
klasifikasinya (GM, GC, SM, SC, GM – GC atau SM – SC).
3. Jika tanah berbutir halus :
a. Kerjakan uji batas – batas Atterberg dengan menyingkirkan
butiran tanah yang tinggal dalam saringan no.40. jika batas cair
lebih dari 50, klasifikasikan sebagai H (platisitas tinggi) dan jika
kurang dari 50, klasifikasikan sebagai L (plastisitas rendah).
b. Untuk H plastisitas tinggi), jika plot batas – batas Atterberg pada
grafik plastisitas dibawah garis A, tentukan apakah tanah organik
(OH) atau anorganik (MH). Jika plotnya jatuh diatas garis A,
klasifikasikan sebagai CH.
c. Untuk L (plastisitas rendah), jika plot batas – batas Atterberg pada
grafik plastisitas dibawah garis A dan area yang diarsir, tentukan
klasifikasi tanah tersebut sebagai organik (CL) atau anorganik
(ML) berdasar warna, bau, atau perubahan batas cair dan batas
plastisnya dengan mengeringkannya didalam oven.
d. Jika plot batas – batas Atterberg pada grafik plastisitas jatuh pada
area yang diarsir, dekat dengan garis A atau nilai LL sekitar 50,
gunakan simbol dobel.

Mekanika Tanah I 4-4


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Cara penentuan klasifikasi tanah Sistem Unified dengan menggunakan Diagram Alir :

Mekanika Tanah I 4-5


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Mekanika Tanah I 4-6


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Mekanika Tanah I 4-7


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

4.3.5 Sistem Klasifikasi AASHTO

Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and


Transportation Officials Classification) berguna untuk menentukan kwalitas tanah
untuk perencanaan timbunan jalan, subbase dan subgrade. Sistem klasifikasi ini
dikembangkan dalam tahun 1929 oleh Public Road Administration Clasification
Mekanika Tanah I 4-8
MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

System. Sistem ini sudah mengalami beberapa kali perbaikan, versi yang dipakai
sekarang ini adalah yang diajukan oleh Comittee on Clasification of Material for
Subgrade and Granular type road of the Highway Research Boar dalam tahun 1945.
( ASTM Standard no D.-3282, AASHTO metode M .145)
Sistem klasifikasi AASHTO membagi tanah kedalam 7 kelompok, A-1 sampai A-7
termasuk sub – sub kelompok. Tanah – tanah dalam tiap kelompoknya dievaluasi
terhadap indeks kelompoknya yang dihitung dengan rumus – rumus empiris. Pengujian
yang igunakan adalah analisis saringan dalam batas – batas Atterberg. Sistem klasifikasi
AASHTO.

Mekanika Tanah I 4-9


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria dibawah ini:


1. Ukuran butiran
Kerikil = Tanah lolos ayakan dengan diameter 75 mm (3”) tertahan saringan no
10 (2 mm)
Pasir = Bagian tanah yang lolos ayakan no. 10 (2 mm) tertahan saringan no. 200
(0,075)
Lanau dan Lempung = Bagian tanah yang lolos saringan no. 200.
2. Plastisitas
Tanah yang mempunyai plastisitas kecil 10 tanah berlanau.
Tanah yang mempunyai plastisitas besar dari 11 tanah berlempung.
3. Batuan
Ukuran yang lebih besar dari 75 mm
Indeks kelompok (group indeks) (GI) digunakan untuk mengevaluasi lebih
lanjut tanah – tanah dalam kelompoknya. Indeks kelompok dihitung dengan persamaan
GI = (F-35)[0,2 + 0,005(LL-40] + 0,01(F-15)(PI-10)
GI= (58−35 ) [ 0,2+0 , 005 ( 30−40 ) ] +0 .01 ( 58−15 )( 10−10 )
GI = -3,45
A-4(0)
Mekanika Tanah I 4-10
MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Dengan
GI = Indeks kelompok (group index)
F = persen butiran lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
LL = batas cair
PI = indeks plastisitas
Ketentuan nilai GI,
1. Negatif = 0
2. 3,45 = 3 3,65, 4
3. A-1a, A-1b, A-2-4, A-2-5dan A-3 GI =0
4. A-2-6 A-2-7, hanya bagian dari indek grup untuk PI saja yang digunakan.
GI=0,01(F-15)(PI-10)
GI = -6,84
GI = -7
Bila nilai indeks kelompok (GI) semakin tinggi, maka semakin berkurang ketepatan
dalam penggunaan tanahnya.tanah granuler diklasifikan kedalam klasifikasi A-1 sampai
A-3. Tanah A-1 merupakan tanah granuler yang bergradasi baik, sedang A-3 adalah
pasir berih yang bergradasi buruk. Tanah A-2 termasuk tanh granuler (kurang dari 35 %
lolos saringan no. 200), tetapi masih mengandung lanau dan lempung. Tanah berbutir
halus diklasifikasikan dari A-4 sampai A-7, yaitu tanah lempung – lanau. Perbedaan
keduanya didasarkan pada batas – batas Atterberg. Gambar 2 dapat digunakan untuk
memperoleh batas – batas antara batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) untuk
kelompok A-4 sampai A-7 dan untuk sub kelompok dalam A-2.
Dalam Gambar 1.25, garis A dari Casagrande dan garis U digambarkan bersama –
sama. Tanah organik tinggi seperti tanah gambut (peat) diletakkan dalam kelompok A-
8. hubungan antara sistem klasifikasi Unified dan AASHTO ditinjau dari kemungkinan
– kemungkinan kelompoknya, diperlihatkan dalam Tabel 1.8a dan 1.8b. Cara
penggunaan sistem klasifikasi AASHTO ditunjukkan dalam contoh soal sebagai berikut

Mekanika Tanah I 4-11


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

4.4 Kesimpulan
Klasifikasi tanah tujuan untuk mengelompokkan tanah sesuai dengan kelompok
sifat dan bentuk fisik dari tanah tersebut.
Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan, yaitu
1. (USCS) Unified Soil Classification System ,
2. AASHTO (American Assosiation of State Highway and Transportation
Officials).
Pada sistem unified, tanah diklasifikasikan kedalam kelompok :
1. Tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir)
Jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200,
2. Tanah berbutir halus (lanau/lempung)
Jika lebih dari 50 % lolos sarigan nomor 200.

Sistem klasifikasi AASHTO membagi tanah kedalam 7 kelompok, A-1 sampai A-7
termasuk sub – sub kelompok. Tanah – tanah dalam tiap kelompoknya dievaluasi
terhadap indeks kelompoknya yang dihitung dengan rumus – rumus empiris. Pengujian
yang igunakan adalah analisis saringan dalam batas – batas Atterberg.

Mekanika Tanah I 4-12


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

4.4.5 Contoh Soal

1. Tentukan klasifikasi tanah menurut USCS dari dua jenis tanah A dan B yang
memiliki kurva distribusi ukuran partikel diberikan pada gambar soal 3. Batas-batas
atterberg untuk kedua tanah tersebut adalah :
Tanah Batas Cair, LL Batas Plastis, PL
A 37 % 28 %
B 22 % 20 %
Penyelesaian
Untuk mengklasifikasikan tanah, terlebih dahulu ditentukan persentase masing-masing
jenis tanah atau fraksi tanah berdasarkan kurva gradasi butir dalam gambar dibawah
berikut ini :

Gambar contoh 2.1. Kurva distribusi ukuran partikel

Persentase Fraksi/ Jenis Tanah Tanah-A Tanah-B


Fraksi kasar (partikel > 0,075 mm) 15 80
Fraksi halus (partikel < 0,075 mm) 85 20
Ukuran partikel :
Kerikil ( >4,75 mm) 0 10
Pasir (0,075 – 4,75 mm) 14 81
Lanau (2 μm – 0,075 mm) 58 9
Lempung (< 2 μm) 28 0
Mekanika Tanah I 4-13
MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Tanah A
Berdasarkan hasil tersebut dan mengacu pada sistem klasifikasi USCS (Diagram Alir),
tanah A tergolong dalam tanah berbutir halus (fraksi yang berukuran lebih kecil dari
0,075 mm adalah lebih besar dari 50%). Untuk tanah A, selanjutnya diklasifikasikan
menggunakan grafik plastisitas. Dimana, nilai batas cair, LL = 26% adalah lebih kecil
dari 50% dan nilai indeks plastisitas, PI = LL – PL = 37 – 28 = 9%, sehingga berada
dibawah garis-A. Dengan demikian tanah A adalah lanau plastisitas rendah atau diberi
symbol ML.

Tanah B
Tanah B termasuk tanah berbutir kasar (fraksi yang berukuran lebih kecil dari 0,075
mm adalah kurang dari 50%), dengan ukuran partikel yang dominan merupakan tanah
pasir (karena partikel pasir, 81%, lebih banyak dari kerikil, 10%), dan memiliki
kandungan lanau (9%). Karena tanah B memiliki kandungan fraksi halus diantara 5-12
%, maka dikelompokkan dengan menggunakan symbol ganda.
Dimana : D10 = 0,085 mm, D30 = 0,26 mm, dan D60 = 1,04 mm, maka :
D 60 1,04
Cu = = =12,23
D 10 0,085
( D30 )2 (0,26)2
Cc = = =0,76
D10 . D60 ( 0,085 ) (1,04 )

Nilai indeks plastisitas, PI = 22 – 20 = 2%.

Dengan nilai Cu = 12,23 > 6 dan Cc = 0,76 , 1, dan PI = 2% < 4% (dibawah garis A),
sehingga dikelompokkan sebagai pasir bergradasi baik bercampur lananu, yang diberi
symbol SW-SM.

2. Hasil dari analisa ukuran partikel suatu tanah adalah sebagai berikut ini :
No. Saringan #10 #40 #200
Persen Lolos 100 80 58

Mekanika Tanah I 4-14


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Batas cair dan batas plastis untuk fraksi tanah yang lolos saringan No. 40 adalah
masing-masing 30 dan 20 %. Tentukan klasifikasi tanah menurut AASHTO !

Penyelesaian :

Persentase fraksi yang lolos saringan No. 200, F200 = 58% > 35%, maka tanah tersebut
diklasifikasikan sebagai tanah mengandung lananu lempung, dengan nilai indeks
plastisitas, PI = LL – PL = 30 – 10 = 20%. Dengan menggunakan diagram alir setelah
diurutkan dari kolom kiri ke kanan maka termasuk dalam kelompok A-4 dengan indeks
kelompok :
GI = (F200 – 35) [0,2 + 0,005 (LL-40)] + 0,01(F200 – 15)(PI – 10)
= (58 – 35) [0,2 + 0,005(30 – 40)] + 0,01(58 – 15)(10-10) = 3,45 ≈ 3
Maka, tanah tersebut diklasifikasikan sebagai A-4(3).

Mekanika Tanah I 4-15


MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

BAGIAN 2. PETUNJUK KERJA

A. PETUNJUK PRE-TEST
a. Kerjakan soal dan latihan pre-test yang ada pada Modul 4.
b. Mahasiswa dapat dengan sukarela menjawab pertanyaan secara bergantian atau
ditunjuklangsung oleh dosen.

B. PETUNJUK POST-TEST

Dalam tugas ini, pada akhirnya saudara akan akan dapat mengklasifikasikan tanah
menurut beberapa sistem.

BAGIAN 3. PRE-TEST

Jawablah pertanyaan berikut ini


1. Jelaskan beberapa sistem pengklasifikasian tanah !
2. Sebutkan tujuan dari klasifikasi tanah !
3. Data-data apa saja yang diperlukan untuk mengklasifikasikan tanah
berdasarkan sistem tersebut!
4. Sebutkan langkah-langkah klasifikasi USCS !
5. Sebutkan langkah-langkah klasifikasi AASTHO !

BAGIAN 4. POST-TEST

Jawablah pertanyaan berikut ini:

1. Dibawah ini adalah hasil dari analisa saringan (sieve analysis) dari suatu contoh
tanah.
No. saringan berat No. berat tertahan(gr)
tertahan(gr) saringan
4 10 40 141
10 30 60 96
16 52 100 105
Mekanika 30
Tanah I 80 200 85 4-16
pan 51
MODUL 4
KLASIFIKASI TANAH

Liquid Limit = 48 %
Plasticity Index = 32 %
Tentukan klasifikasi tanah dengan cara Unified Classifikation Systim dan
AASHTO dan USCS !
2. Hasil dari uji analisis distribusi butiran tanah adalah sebagai berikut :
 Persentase butiran yang lolos ayakan No.10 = 100%
 Persentase butiran yang lolos ayakan No.40 = 58%
 Persentase butiran yang lolos ayakan No.200 = 58%
Batas cair (LL) dan Indeks Plastisitas (PI) dari tanah yang lolos ayakan No.40
adalah 30 dan 10. Klasifikasikan tanah tersebut menurut cara AASHTO dan cara
USCS.
3. Analisis ukuran partikel suatu tanah diberikan seperti berikut ini :

No. Saringan #4 #10 #20 #40 #60 #100 #200


Persen Lolos 94 63 21 10 7 5 3

Tentukan klasifikasi tanah menurut USCS !

4. Hasil dari analisis ukuran partikel suatu tanah adalah sebagai berikut ini :

No. Saringan Persen Lolos


Tanah X Tanah Y
#4 90
#10 76
#200 34 95
LL (%) 37 60
PI (%) 12 40

Tentukan klasifikasi tanah menurut AASHTO !

Mekanika Tanah I 4-17

Anda mungkin juga menyukai