Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEKANIKA TANAH 1

“ KLASIFIKASI TANAH”

Dosen : Pendekar Triolonan, S.T., MT

Nama : Arief B Tilome


Kelas : 2B TKJJ
NIM : 21013036
No. Absen : 11
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas berkat
dan tuntunannya saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah pembuatan
makalah sebagai tugas dari mekanika tanah dengan materi “Klasifikasi Tanah”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klasifikasi tanah memiliki berbagai versi. Terdapat kesulitan teknis dalam


melakukan klasifikasi untuk tanah karena banyak hal yang memengaruhi
pembentukan tanah. Selain itu, tanah adalah benda yang dinamis sehingga
selalu mengalami proses perubahan. Tanah terbentuk dari batuan yang
aus/lapuk akibat terpapar oleh dinamika di lapisan bawah atmosfer, seperti
dinamika iklim, topografi/geografi, dan aktivitas organisme biologi. Intensitas
dan selang waktu dari berbagai faktor ini juga berakibat pada variasi tampilan
tanah.Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya
berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang
membentuk profil tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para
ahli juga melihat aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses
pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada
tanah yang terbentuk Berdasarkan kriteria itu, ditemukan banyak sekali jenis
tanah di dunia. Untuk memudahkannya, seringkali para ahli melakukan
klasifikasi secara lokal. Untuk Indonesia misalnya dikenal sistem klasifikasi
Dudal-Soepraptohardjo (1957-1961)[1] yang masih dirujuk hingga saat ini di
Indonesia untuk kepentingan pertanian, khususnya dalam versi yang
dimodifikasi oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi (Puslittanak) pada
tahun 1978 dan 1982.
Klasifikas tanah adalah alat untuk mempermudah mengingat sifat berbagai
macam golongan jenis tanah supaya lebih bermanfaat dan lebih mempermudah
penggunaan tanahnya. sistem klasifikasi tanah harus cukup peka untuk dapat
menerima perubahan-perubahan akibat kemajuan ilmu pengetahuan tanpa
menimbulkan salah tafsir, karena nama dan istilah baru. sistem klasifikasi tanah
mencakup berbagai tingkat kategori masing-masing dicirikan oleh kriteria sesuai
1 dengan prinsip-prinsip taxonomi, makin luas daerah berlakunya makin tinggi
tingkat kategorinya. Satuan-satuan tanah dipilih dari sejumlah ciri-ciri
morfologo tanah dalam batas-batas tertentu. Pada umumnya kriteria yang
membatasi ini dipilih menurut dasar-dasar genese tanah dan menurut korelasi
di antara tanah, vegetasi dan tindakan manusia dalam hubungannya dengan
penggunaan tanah.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian dan Klasifikasi Tanah ?


b. Apa itu Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and
Transporting Official (AASHTO) ?
c. Apa itu Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dan Klasifikasi Tanah
b. Mengetahui Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and
Transporting Official (AASHTO)
c. Mengetahui Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis


tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam
kelompok-kelompok dan subkelompok-kelompok berdasarkan pemakaian-
pemakaiannya. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah
dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks
tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran dan plastisitas. Klasifikasi
tanah secara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis tanah kedalam
kelompok yang sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.Sistem
klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang mengatur jenis-jenis tanah yang
berbedabeda, tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa kedalam
kelompok-kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya.
Dengan adanya sistem klasifikasi ini akan menjelaskan secara singkat sifat-
sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang rinci.
Klasifikasi ini pada umumnya di dasarkan sifat-sifat indeks tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Namun
semuanya tidak memberikan penjelasan yang tegas tentang kemungkinan
pemakaiannya. Sistem klasifikasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a.
Klasifikasi berdasarkan tekstur dan ukuran Sistem klasifikasi ini di dasarkan
pada keadaan permukaan tanah yang bersangkutan, sehingga dipengaruhi
oleh ukuran butiran tanah dalam tanah. Klasifikasi ini sangat sederhana di
dasarkan pada distribusi ukuran tanah saja. Pada klasifikasi ini tanah dibagi
menjadi kerikil (gevel), pasir (sand),lanau (silt)dan lempung
(clay)(Das,1993). b. Klasifikasi berdasarkan pemakaian Pada sistem
klasifikasi ini memperhitungkan sifat plastisitas tanah dan menunjukkan
sifat-sifat tanah yang penting. Pada saat ini terdapat dua system klasifikasi
tanah yang sering dipakai dalam bidang teknik. Kedua sistem klasifikasi itu
memperhitungkan distribusi ukuran butir dan batas-batas Atterberg.
Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk hal-hal sebagai berikut : a.
Perkiraan hasil eksplorasi tanah (perkiraan log bor tanah, peta tanah, dan
lainlain). b. Perkiraan standar kemiringan lereng penggalian tanah dan
tebing. c. Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus
disingkirkan, pemilihan tanah dasar, bahan tanah timbunan, dan lain-lain).
d. Perkiraan persentasi muai dan susut. e. Pemilihan jenis konstruksi dan
peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara penggalian dan rancangan
penggalian). f. Perkiraan kemampuan alat untuk konstruksi. g. Rencana
pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahan tanah (perhitungan
tekanan tanah dan pemilihan jenis konstruksi Sistem klasifikasi tanah
dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi karakteristik dan sifat-
sifat fisis tanah. Karena sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam,
sistem klasifikasi mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum
dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisik. Klasifikasi tanah juga berguna
untuk studi yang terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta
kebutuhan penguji untuk menentukan sifat teknis tanah seperti
karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya
(Bowles, 1989). Banyak sistem klasifikasi tanah yang telah disusun antara
lain sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo, Sistem Soil Taxonomy
(USDA), Sistem World Reference Base for Soil Resources, Sistem Unified
Soil Clasification System (USCS) dan SistemAmerican Association Of State
Highway and Transporting Official 4 (AASHTO). Namun yang paling umum
digunakan adalah sistem USCS dan AASHTO. Berikut kami akan
menjelaskan secara singkat kedua sistem klasifikasi ini.

2.2 Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and Transporting


Official (AASHTO)

Sistem klasifikasi AASHTO bermanfaat untuk menentukan kualitas tanah


guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar
(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk pekerjaan jalan tersebut,
maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus dipertimbangkan
terhadap maksud aslinya. Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok
utama yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah yang diklasifikasikan ke dalam
A-1, A-2, dan A-3 adalah tanah berbutir di mana 35% atau kurang dari
jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan No. 200. Tanah di mana lebih
dari 35% butirannya tanah lolos ayakan No. 200 diklasifikasikan ke dalam
kelompok A-4, A-5 A-6, dan A-7. Butiran dalam kelompok A-4 sampai
dengan A-7 tersebut sebagian besar adalah lanau dan lempung. Sistem
klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut :

1. Ukuran butir tanah a. Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch )


dan tertahan pada saringan no 10 (2-mm) b. Pasir : fraksi melewati
saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no 200 (0,075 mm)
c. Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200.
2. Plastisitas Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus
tanah memiliki indeks plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat
(clay) adalah ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 11
atau lebih.

3. Jika berbatu dan bongkah (ukuran lebih besar dari 75 mm) yang diuji,
mereka dipisahkan dari bagian dari sampel tanah dari mana klasifikasi
tersebut dibuat. Namun, persentase material tersebut dicatat. Untuk
mengklasifikasikan tanah yang sesuai dengan tabel dibawah, kita harus
menerapkan data uji mulai dari kiri ke kanan. Dengan proses eliminasi,
tanah dikelompokan pertama dari kiri lalu menuju ke kriteria yang
sesuai.

2.3 Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)

Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan
selanjutnya dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation(USBR)
dan United State Army Corps of Engineer(USACE). Kemudian 10American
Society for Testing and Materials(ASTM) telah memakai USCS sebagai
metode standar guna mengklasifikasikan tanah. Dalam bentuk yang
sekarang, sistem ini banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan
geoteknik. Sistem ini mengklasifikasikan tanah menjadi dua kategori besar:

1. Tanah kasar dengan syarat kurang dari 50% tanah lolos melalui saringan
no 200. Kelompok ini dimulai dengan simbol awal G atau S. G singkatan
gravell /kerikil, dan S(sand) untuk pasir atau tanah berpasir.

2. Tanah Halus adalah tanah dengan 50% atau lebih dapat melalui saringan
no 20. Simbol kelompok ini dimulai dengan prefiks dari M, yang
merupakan singkatan dari lumpur anorganik, C untuk lanau anorganik,
atau O untuk lumpurdan lanau organik.

Simbol Pt digunakan untuk gambut, tanah kotoran dan tanah lain yang
kadar organiknya tinggi. Simbol lainnya yang digunakan untuk klasifikasi
adalah

 W-well graded (bergradasi baik)


 P – poorly graded
 L – plastisitas rendah (batas cair kurang dari 50)
 H – plastisitas tinggi (batas cair lebih dari 50)
Untuk menentukan klasifikasi tanah pada sistem USCS digunakan tabel
dibawah ini dengan cara eliminasi dari kiri ke kanan seperti pada klasifikasi
AASHTO. Untuk informasi tambahan dalam sistem ini juga dapat digunakan
plasticity chart yang kami cantumkan dibawah.

Namun dalam menggunakan klasifikasi ini perlu diketahui beberapa


informasi penting yang dapat dicari dengan berbagai pengujian terdahulu
pada tanah, yakni :
1. Persentase kerikil, yaitu fraksi melewati saringan dengan ukuran 76,2
mm saringan dan tertahan di saringan no. 4 (4,75-mm)
2. Persentase pasir, yaitu fraksi yang melewati saringan no. 4 (4,75 mm
pembukaan) dan tertahan pada saringan no. 200 (0,075 mm)
3. Persen lumpur dan tanah liat, yaitu tanah yang lolos dari saringan no.
200 (0.075 mm)
4. Koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (Cc)
5. Batas cair dan indeks plastisitas tanah yang melewati saringan no. 40
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada umumnya klasifikasi tanah merupakan alat untuk mempermudah


mengingat sifat berbagai macam golongan jenis tanah supaya lebih
bermanfaat dan lebih mempermudah penggunaan tanahnya. sistem
klasifikasi tanah harus cukup peka untuk dapat menerima perubahan-
perubahan akibat kemajuan ilmu pengetahuan tanpa menimbulkan salah
tafsir, karena nama dan istilah baru. sistem klasifikasi tanah mencakup
berbagai tingkat kategori masing-masing dicirikan oleh kriteria sesuai dengan
prinsip-prinsip taxonomi, makin luas daerah berlakunya makin tinggi tingkat
kategorinya. Satuan-satuan tanah dipilih dari sejumlah ciri-ciri morfologo
tanah dalam batas-batas tertentu. Pada umumnya kriteria yang membatasi ini
dipilih menurut dasar-dasar genese tanah dan menurut korelasi di antara
tanah, vegetasi dan tindakan manusia dalam hubungannya dengan
penggunaan tanah.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini tentulah mempunyai banyak


kekurangankekurangan yang perlu dilengkapi oleh pembaca-pembacayang
memiliki disiplin ilmu tentang pembahasan ini.oleh masukanya yang bersifat
membangun sangat diharapkan.semoga bermanfaat untuk mengisi
kebutuhanakan bacaan bagi mahasiswa yang terkait dengan pengembangan
pola pikir yang sejajar,selaras dan seimbang.

Anda mungkin juga menyukai