Anda di halaman 1dari 2

Plagiarism Scan Report

Summary
Report Genrated Date 06 Jan, 2017
Plagiarism Status 89% Unique
Total Words 762
Total Characters 5399
Any Ignore Url Used

m
Content Checked For Plagiarism:

co
Sistem Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yaitu suatu system pengaturan beberapa tanah yang berbeda-beda tapi

s.
mempunyai satu sifat yang serupa kedalam kelompok dan di pemakaiannya. Sebagian besar sistem
klasifikasi tanah yang sudah dikembangkan untuk tujuan rekayasa yang didasarkan pada sifat indeks
tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran dan plastisitas.
ol
Pada saat ini ada dua sistem klasifikasi tanah yang sering dipakai oleh para ahli teknik sipil yaitu:
1. Sistem Unifiet Soil Clasifikasion System (USCS)
To
Sistem ini merupakan sistem yang paling banyak hasil laboratoriumnya, Standart Indonesia, SNI
03-6371-2000 yakni: Tata Cara Klasifikasi Tanah Dengan Cara Unifikasi Tanah, sistem ini
dikembangkan oleh Casagrande selama perang dunia kedua untuk kesatuan Enggeering Angkatan
Darat Amerika. Pada tahun 1969 sistem ini diadopsi oleh Amerikode dan Society for testing and
eo

material (ASTM) sebagai metode klasifikasi tanah (ASTM D 2487). Peningkatan tanah ini dilakukan
berdasarkan hasil penelitian laboratorium, yaitu: analisa distribusi partikel dan batas-batas
atterberg.
lS

Unifiet Soil Clasifikasion System (USCS) mengelompokan anah menjadi dua kelompok yaitu:
a. Tanah berbutir kasar (coarset grainet – soil)
al

Yaitu tanah kerikil dan passir yang kurang dari 50% berat totol contoh tanah lolos saringan No. 200.
b. Tanah berbutir halus (fine – granet – soil)
Yaitu tanah yang lebih dari 50% berat totol tanah lolos saringan NO 200.
Sm

Metode Klasifikasi tanah menurut USC (Unifiet Soil Clasificasion) di perkenalkan oleh Casagrande
(1942). Pada tahun 1985, cara klasifikasi ini disetujui oleh ASTM untuk digunakan secara umum
sbagai metode ASTM. Ada beberapa perbedaan diantara kedua cara tersebut tetapi tidak begitu
mendasar.
2. Sistem Klasifikasi American Association of State Highway and Transportation Officials
Clasifikasion (AASHTO)
Sistem Klasifikasi AASHTO dikembangkan pada tahun 1929 sebagai public Roat Atministration
Clasifikation Sistem. Sistem ini sudah mengalami beberapa tahap perbaikan, yang didasarkan pada
criteria yang ada dibawah ini:

a. Ukuran Butir
- Kerikil : Bagian tanah yang lulus ayakan 75 mm dan tertahan pada ayakan 2mm (No. 20)
- Pasir : Bagian tanah yang lolos deameter 2 mm (No.10) dan yang tertahan pada diameter 0,0075
mm (No 200).
- Lanau dan Lempung : Bagian tanah yang lolos diameter 0,0075 mm (No. 200).
1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (fail) pada bidang yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
3. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada gerakan maksimum sebesar alat
geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari bidang-bidang tegangan
utama berotasi ketika regangan geser ditambah.
RUMUS/ FORMULA
Rumus perhitungan kapasitas dukung (qu) dengan menggunakan persamaan Vesic (1975), yaitu :
Qu = Qu/(B̍ L̍) = sc.dc.ic.bc.gc.cNc + sq.dq.iq.bq.gq. Po.Nq + sγ.dγ.iγ.bγ.gγ.0,5.B.γb.Nγ
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian di atas tentang stabilisasi tanah lempung menggunakan Serbuk batu bata dan abu

m
sekam padi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap tanah asli menunjukkan bahwa tanah di daerah Kendal

co
termasuk dalam tanah lempung dengan plastisitas tinggi yang bersifat kohesif. Klasifikasi tanah di
daerah Kendal menurut AASHTO menunjukkan bahwa tanah ini termasuk kelompok tanah yang
basah.
2. Hasil uji fisis tanah campuran menunjukkan bahwa nilai specific gravity, batas cair, indeks plastis

s.
dan lolos saringan No. 200 mengalami penurunan seiring dengan penambahan prosentase campuran
5%, 8%, 11%, dan 18% dari berat sampel tanah. ol
To
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka untuk penelitian selanjutnya ada beberapa saran yang
bertujuan untuk mempermudah ataupun memperlancar penelitian, yaitu :
1. Sebelum melakukan pengujian apapun, sebaiknya mengecek kadar air terlebih dahulu supaya
eo

kadar air semua sampel dalam kondisi sama.


2. Membuat alat untuk mempermudah menghancurkan tanah kering dengan lembut dan cepat jika
membutuhkan tanah dengan ukuran yang kecil.
lS

3. Untuk mendapatkan data uji berat jenis yang valid, sampel bisa ditambah dan menggunakan
picnometer 500 ml dan pencampuran tanah dengan air harus merata.
4. Pada uji CBR bisa dilakukan dengan 2 sampel atau lebih agar mendapatkan hasil yang akurat
al

pada setiap variasi.


DAFTAR PUSTAKA
Sm

Bretyandah, K.L., 2013 “Korelasi Antara Tegangan Geser dan Nilai CBR Pada Tanah Lempung
Ekspansif Dengan Bahan Campuran Semen”, Jurnal Sipil Statistik Vol.1, No.6, 400-407 ISSN
2337-6732 Mei 2013.
Hardiyatmo, H.C., 2002, Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta.
Arifin, 2009, “Penggunaan Abu Batubara PLTU Mpanau Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Lempung”,
Jurnal Smartek Vol, 7, No.4, 219-228 November 2009.
Sulistyono, 2003, “Perbaikan Tanah Mengembang dengan Abu Terbang dan Pudel”, Prosiding
Komperensi Geoteknik Indonesia – VI dan Pertemuan Ilmiah Tahunan – VII, hal 257-261
Sudarmadji, dan Risma, 2007, “Pengaruh Pencampuran Semen Pada Tanah Lempung Terhadap
Kekuatan Geser Puncak dan Geser Sisa”, Jurnal Sains danTeknologi Emas, Vol.7 No.3, 249-259
Agustus 2007.
Utomo, S.H.T, 2004, “Stabilisasi Tanah dengan Berbagai Bahan Tambah”’ Prosiding Seminar
Nasional, Yogyakarta.

Report generated by smallseotools.com

Anda mungkin juga menyukai