Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN GIPSUM DAN ABU GUNUNG VULKANIK TERHADAP

STABILITAS LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR DAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED
COMPRESSION TEST)

Ade Indra Utama Lubis1, Roesyanto2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 5 Kampus USU Medan
Email: deindratama@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan No.5
Kampus USU Medan

ABSTRAK

Stabilisasi merupakan salah satu usaha dalam memperbaiki kondisi tanah yang memiliki indeks
properties yang kurang baik. Salah satu stabilisasi tanah yang biasa dilakukan yaitu dengan menambahkan
bahan kimia pada tanah. Bahan kimia yang biasa digunakan berupa semen, kapur, bitumen. Dalam penelitian ini
stabilisasi tanah lempung dilakukan dengan penambahan gipsum dan abu gunung vulkanik. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui nilai index properties akibat penambahan 2% gipsum dan abu gunung vulkanik
pada tanah lempung, kemudian untuk mengetahui nilai kuat tekan maksimum akibat adanya penambahan variasi
bahan stabilisasi dengan pengujian Unconfined Compression Test (UCT) dan pengujian California Bearing
Ratio (CBR) laboratorium. Batas cair 46,82% dan indeks plastisitas 29,40%. Klasifikasi tanah asli menurut
USCS tergolong Clay – Low Plasticity (CL) dan menurut AASHTO tergolong A-7-6 (10). Nilai UCT tanah asli
dan tanah asli ditambah 2% gipsum adalah 1,40 kg/cm2 dan 1,66 kg/cm2. Nilai CBR laboratorium terendam
(soaked) dan tidak terendam (unsoaked) untuk tanah asli adalah 4,44% dan 6,28%. Sedangkan nilai CBR
laboratorium terendam (soaked) dan tidak terendam (unsoaked) untuk tanah asli ditambah 2% gipsum adalah
6,74% dan 8,02%. Hasil yang paling efektif diperoleh dari campuran 2% gipsum dan 10% abu gunung vulkanik
yaitu dengan nilai UCT 2,79 kg/cm2. Untuk pengujian CBR laboratorium campuran paling efektif pada variasi
campuran 2% gipsum dan 9% abu gunung vulkanik dengan nilai CBR laboratorium terendam (soaked) dan
tidak terendam (unsoaked) sebesar 9,07% dan 10,29%.Tanah yang telah dicampur material stabilisator yang
paling efektif yaitu 2% gipsum dan 9% abu gunung vulkanik termasuk dalam jenis CL berdasarkan klasifikasi
USCS dan tergolong A-6 (4) berdasarkan klasifikasi AASHTO.

Kata Kunci : Lempung, Gipsum, Abu gunung vulkanik, Kuat tekan bebas, California bearing ratio

ABSTRACT

The soil stabilization is an effort in improving soil conditions that have a bad index properties. One of
the usual soil stabilization is adding chemicals to the soil. Chemicals commonly used in the form of cement,
lime, bitumen. In this research the stabilization of clay is done by adding of gypsum and volcanic ash. The
purpose of this reseach was to find out the value of index properties due to the addition of 2% gypsum and
volcanic ash on clay. Then to get information the value of maximum compressive strength by using Unconfined
Compression Test (UCT) and CBR laboratory due to the addition of variation of stabilization material. The
original soil had liquid limit of 46.82%; and plasticity index of 29.40%. The soil are classified as Clay – Low
Plasticity (CL) based on USCS and was classified as A-7-6 (10) based on AASHTO classification system. The
value of UCT of original soil and of original soil plus 2% gypsum were 1.40 kg/cm 2 and 1.66 kg/cm2
respectively. The CBR soaked and unsoaked values of original soil were 4.44% and 6.28% correspondingly.
Meanwhile, CBR soaked and CBR unsoaked values of original soil plus 2% gypsum were 6.74% and 8.02%
respectively. The UCT result from the stabilized soil by 2% gypsum and 10% volcanic ash gave value of 2.79
kg/cm2 (increase 99.28% from original soil). For CBR test, the most effective mixture is in variation of 2%
gypsum and 9% volcanic ash with gave value of 9.07% (increase 104.27% from original soil) for CBR soaked
and 10.29% (increase 63.85% from original soil) for CBR unsoaked. The stabilized soil with 2% gypsum and
9% volcanic ash was classified as CL based on USCS and classified as A-6 (4) based on AASHTO classification
system.

Keywords : Clay, Gypsum, Volcanic Ash, CBR, UCT, Soil Stabilization


1. PENDAHULUAN didapat tanah lempung yang memenuhi syarat
teknis penggunaan pada konstruksi di lapangan.
Tanah merupakan hal penting dari suatu
konstruksi. Selain sebagai bahan bangunan pada 2. METODE PENELITIAN
berbagai macam pekerjaan teknik sipil, tanah
juga berfungsi sebagai pendukung pondasi dari Metodologi penelitian yang dilakukan
bangunan. Pada mulanya, seni rekayasa tanah menggunakan metode eksperimen di
dilaksanakan hanya berdasarkan pengalaman di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen
masa lalu saja. Tetapi dengan pertumbuhan ilmu Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
dan teknologi, perancangan dan pelaksanaan Penelitian yang dilakukan yaitu sampel tanah asli
struktur yang lebih baik dan lebih ekonomis dan sampel tanah yang telah diberi tambahan
adalah hal yang sangat diperlukan. Pada gipsum dan abu Gunung Sinabung.
penelitian ini akan dibahas tentang stabilisasi
tanah lempung dengan penambahan serbuk 2.1. Pekerjaan Persiapan
gipsum dan abu vulkanik sebagai bahan
stabilisator yang diharapkan dapat memperbaiki Persiapan yang dilakukan pada penelitian ini
sifat-sifat fisis maupun mekanis dari sampel adalah :
tanah sehingga didapat tanah lempung yang 1. Tahap pendahuluan merupakan tahapan
memenuhi syarat teknis penggunaan pada studi pustaka yang meliputi pengumpulan
konstruksi di lapangan. dan mempelajari literatur-literatur yang
Konstruksi di atasnya bisa mengalami berkaitan dengan penelitian ini.
kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah 2. Menentukan lokasi pengambilan sampel
bersifat keras agar sesuai dengan persyaratan tanah lempung dan melakukan
teknis. Umumnya sebagian besar wilayah pengambilan sampel tanah tertentu.
Indonesia terdiri oleh tanah lempung dengan 3. Pengambilan sampel tanah, tanah yang
pengembangan yang cukup besar (plastisitas dipakai dalam pengujian adalah tanah
tinggi). Untuk memenuhi persyaratan teknis, lempung yang berasal dari PTPN II
maka tanah dasar dapat diperbaiki, hal ini Patumbak, Deli Sedang.
dikenal dengan nama stabilisasi tanah. Stabilisasi 4. Pengadaan bahan (gipsum dan abu
tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan vulkanik).
tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis
tanah. Bahan pencampur yang dipilih adalah 2.2. Pembuatan Benda Uji
gipsum dan abu gunung vulkanik. Gipsum
merupakan salah satu bahan bangunan yang Pembuatan benda uji dibagi menjadi beberapa
dapat digunakan untuk perbaikan tanah. macam sesuai dengan pengujian masing-masing
Alternatif penggunaan gipsum sebagai bahan dengan kadar gipsum dan abu gunung vulkanik
perbaikan tanah merupakan suatu proses untuk semua pengujian.
perbaikan tanah secara kimiawi. Gipsum adalah
salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium 2.3. Pelaksanaan Pengujian
yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum
sebagai bahan perekat mineral yang mempunyai Pengujian yang dilaksanakan :
sifat yang lebih baik dibandingkan dengan
perekat organik karena tidak menimbulkan 1. Uji Index Properties Tanah Asli, yakni :
pencemaran udara, murah dan tahan api, tahan uji kadar air , uji berat jenis tanah, uji
deteriorasi oleh faktor biologis dan tahan nilai Atterberg (batas-batas konsistensi),
terhadap zat kimia. Abu gunung vulkanik yang uji distribusi butiran atau analisa saringan.
digunakan pada penelitian ini berasal dari 2. Uji Index Properties Gipsum dan Abu
Gunung Sinabung. Dari data terakhir, volume Vulkanik , yakni : uji kadar air, uji berat
lava Gunung Sinabung yang keluar sudah jenis tanah, uji nilai Atterberg (batas-
mencapai 3,3 juta meter kubik. Pada penelitian batas konsistensi), uji distribusi butiran
ini akan dibahas tentang stabilisasi tanah atau analisa saringan.
lempung dengan penambahan gipsum dan abu 3. Uji Proctor Standard untuk mendapatkan
vulkanik sebagai bahan stabilisator yang besar kadar air optimum serta mengetahui
diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat fisis berat isi kering maksimum.
maupun mekanis dari sampel tanah sehingga
4. Untuk uji Proctor Standard, uji UCT dan Tabel 3.1. Data uji sifat fisik tanah asli.
uji CBR Laboratorium
5. Waktu Pemeraman (curing time) pada No. PENGUJIAN HASIL
masing-masing benda uji agar campuran 1 Water Content 12,42%
merata ditetapkan selama 7 hari.
2 Specific Gravity 2,65
Setelah seluruh data dikumpulkan lalu dilakukan 3 Liquid Limit 46,82%
analisa data. Semua hasil yang diperoleh akan 4 Plastic Limit 17,42%
ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik serta
penjelasan. Diagram alir penelitian dapat dilihat 5 Plasticity Index 29,40%
pada gambar 2.1 dibawah ini: 6 Sieve Analysis 49,17%
Optimum Moisture
7 21,32%
Content
1,31
8 Maximum Dry Density
gr/cm3
9 CBR soaked 4,44 %
10 CBR unsoaked 6,28%

3.2 Pengujian Bahan Stabilisasi

Hasil pengujian sifat fisik abu gunung


vulkanik dan gipsum tertera pada Tabel 3.2

Tabel 3.2. Data uji sifat fisik gipsum dan


abu gunung vulkanik.
Abu
No. PENGUJIAN Gipsum
Vulkanik
Specific
1 2,62 2,59
Gravity
2 Liquid Limit
3 Plastic Limit Non Non
Plastis Plastis
Plasticity
4
Index
5 Sieve Analysis 22,71% 51,62%

3.3. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanis Tanah


dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat fisik tanah yang


dicampur bahan stabilisator berupa gipsum dan
abu gunung vulkanik ditunjukkan pada grafik-
grafik berikut.

Gambar 2.1 Diagram alir penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengujian Tanah Asli


Hasil dari pengujian sifat fisik tanah asli
tertera pada Tabel 3.1
lebih besar sehingga kemampuan mengikatnya
menurun.
Pada Gambar 3.2 menunjukan
meningkatnya nilai batas plastis akibat
penambahan campuran gipsum dan abu gunung
vulkanik. Untuk tanah asli, nilai plastik limit
yang didapat adalah 17,42% dan terus meningkat
sampai nilai batas plastis tertinggi berada pada
campuran 2% G + 15% AGV sebesar 19,52%.
Gambar 3.1 Grafik hubungan nilai batas cair Pada Gambar 3.3 menunjukkan penurunan
dengan variasi campuran 2% gipsum pada nilai indeks plastisitas akibat penambahan
penambahan 0% - 15% abu gunung vulkanik campuran gipsum dan abu gunung vulkanik.
Penurunan nilai indeks plastisitas tersebut dapat
mengurangi potensi pengembangan dan
penyusutan dari tanah. Pada penelitian ini,
penurunan nilai indeks plastisitas dari tanah asli
yang awalnya sebesar 29,40% mengalami
penurunan seiring bertambahnya pencampuran
abu gunung vulkanik hingga indeks plastisitas
terendah pada variasi campuran 2% G + 15%
AGV dengan waktu pemeraman 7 hari sebesar
8,59%.

Gambar 3.2 Grafik hubungan nilai batas plastis


dengan variasi campuran 2% gipsum pada
penambahan 0% - 15% abu gunung vulkanik.

Gambar 3.4 Grafik hubungan berat isi kering


maksimum dengan variasi campuran 2% gipsum
pada penambahan 0% - 15% abu gunung
vulkanik.

Gambar 3.3 Grafik hubungan nilai indeks


plastisitas dengan variasi campuran 2% gipsum
pada penambahan 0% - 15% abu gunung
vulkanik.

Pada Gambar 3.1 tersebut, ditujukkan


bahwa nilai batas cair akibat penambahan
gipsum dan abu gunung vulkanik mengalami
penurunan. Semakin besar persentase abu
gunung vulkanik, maka semakin kecil batas Gambar 3.5 Grafik hubungan kadar air optimum
cairnya. Pada tanah asli didapat nilai batas cair dengan variasi campuran 2% gipsum pada
46,82% sementara nilai batas cair paling rendah penambahan 0% - 15% abu gunung vulkanik.
pada campuran 2% G + 15% AGV dengan waktu
pemeraman 7 hari sebesar 28,12%. Hal ini Hasil kadar air optimum dari percobaan
dikarenakan proses sementasi gipsum dan abu yang dilakukan diketahui bahwa nilai kadar air
gunung vulkanik sehingga partikel tanah menjadi optimum dari tanah asli sebesar 21,32% dan
selanjutnya mengalami penurunan. Gambar 3.5
menunjukkan kadar air optimum pada saat
mencapai berat isi kering maksimum dan
mengalami peningkatan ketika melewati berat isi
kering maksimum.

Gambar 3.8 Grafik hubungan nilai UCT dengan


variasi campuran 2% gipsum pada penambahan
0% - 15% abu gunung vulkanik

Grafik pada Gambar 3.8 menunjukkan nilai UCT


terbesar pada campuran 2% G + 10% AGV
sebesar 2,79 gr/cm2.
Gambar 3.6 Grafik hubungan nilai CBR
terendam dengan variasi campuran 2% gipsum
pada penambahan 0% - 15% abu gunung 4. KESIMPULAN
vulkanik
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel


tanah tersebut termasuk dalam jenis CL
(Clay-Low Plasticity) yaitu lempung
anorganik dengan plastisitas rendah
sampai sedang.
2. Berdasarkan klasifikasi AASHTO
(American Association of State Highway
Transportation Official), sampel tanah
Gambar 3.7 Grafik hubungan nilai CBR tidak asli termasuk dalam jenis A-7-6 (10).
terendam dengan variasi campuran 2% gipsum Dengan waktu pemeraman 7 hari,
pada penambahan 0% - 15% abu gunung campuran tanah dengan 2% G dan 2%-
vulkanik 12% AGV termasuk dalam jenis A-6
dan pada campuran tanah dengan 2% G
Grafik pada Gambar 3.6 dan 3.7 dan 13-15% AGV termasuk dalam jenis
menunjukkan nilai CBR terbesar pada variasi A-4. Pada campuran tanah dengan 2% G
campuran 2% G + 9% AGV sebesar 9,07% untuk dan 9% AGV termasuk dalam jenis
CBR terendam dan 10,29% untuk CBR tidak
terendam. Tetapi pada penambahan selanjutnya
tanah A-6 (5). Pada campuran tanah
nilai CBR cenderung mengalami penurunan, hal dengan 2% G dan 10% AGV termasuk
ini disebabkan berat volume tanah berkurang dalam jenis tanah A-6 (4).
karena pori-pori tanah terisi oleh campuran 3. Dari hasil uji kadar air didapat bahwa
gipsum dan abu gunung vulkanik menyebabkan nilai kadar air tanah asli sebesar 12,42%.
hasil penetrasi pada pengujian CBR menurun. 4. Dari hasil uji berat spesifik didapat
bahwa nilai berat spesifik tanah asli
yaitu sebesar 2,65 dan berat spesifik
gipsum sebesar 2,74 serta berat spesifik
abu gunung vulkanik 2,62.
5. Dari uji Atterberg pada tanah asli
diperoleh nilai liquid limit (LL) sebesar
46,87% dan indeks plastisitas (IP)
sebesar 29,46% dan liquidity index
sebesar – 0,16 % (LI < 0). Berdasarkan 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
hasil percobaan yang dilakukan mengenai nilai ekonomis penggunaan
diketahui bahwa dengan penambahan gipsum dan abu gunung vulkanik
2% G + 15% AGV, memiliki indeks sebagai bahan stabilisator (stabilizing
plastisitas (IP) paling rendah yaitu agents) pada tanah lempung jika
sebesar 8,59% dan liquid limit (LL) dikombinasikan dengan bahan
sebesar 28,12%. pencampur semen.
6. Dari hasil uji Proctor Standard 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menghasilkan nilai kadar air optimum pengaruh penambahan gipsum dan abu
pada tanah asli sebesar 21,32% dan berat gunung vulkanik pada jenis tanah yang
isi kering maksimum sebesar 1,31 lain.
gr/cm³, sedangkan nilai berat isi kering
yang paling maksimum dari semua 6. DAFTAR PUSTAKA
campuran yaitu pada variasi campuran
2% G + 10% AGV dimana sebesar 1,52
gr/cm³ dan kadar air optimumnya yaitu Das, B. M. 1991, Mekanika Tanah, Prinsip-
19,06% dengan waktu pemeraman Prinsip Rekayasa Geoteknis, Jilid I,
selama 7 hari. Jakarta: Erlangga.
7. Dari uji CBR laboratorium yang
dilakukan pada tanah asli diperoleh nilai Das, B. M. 1995. Mekanika Tanah, Prinsip-
CBR 4,44% untuk pengujian CBR Prinsip Rekayasa Geoteknis, Jilid II.
Jakarta: Erlangga.
terendam (soaked) dan nilai CBR 6,28%
untuk pengujian CBR tidak terendam
Hardiyatmo, H.C, 1992. Mekanika Tanah I.
(unsoaked), sedangkan nilai CBR yang Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
paling maksimum dari semua campuran
yaitu pada variasi campuran 2% G + 9% Hardiyatmo, H.C, 2002. Mekanika Tanah I
AGV dimana sebesar 9,07% untuk Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
pengujian CBR terendam (soaked) dan
10,29% untuk pengujian CBR tidak Bowles, J. E., 1991. Sifat-Sifat Fisis dan
terendam (unsoaked) dengan waktu Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).
pemeraman 7 hari. Jakarta: Erlangga.
8. Dari uji unconfined compression test Lambe, William T., Whitman, Robert V.,
yang dilakukan diperoleh nilai kuat 1969, Soil Mechanics, Jhon Willey &
tekan tanah (qu) pada tanah asli sebesar Sons, Inc., New York.
1,40 kg/cm², sedangkan pada tanah
remoulded diperoleh nilai sebesar 0,67 Mu’minah, R. N., 2014, Pengaruh Abu Gunung
kg/cm². Nilai kuat tekan tanah (qu) yang Vulkanik Terhadap Parameter Kuat
paling maksimum dari semua campuran Geser Tanah Lempung. Jurnal
yaitu pada variasi campuran 2% G + Universitas Pendidikan Indonesia.
10% AGV dengan waktu pemeraman 7
hari sebesar 2,79 kg/cm². Prabowo, I., 2013. Pengaruh Abu Vulkanik
Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Untuk
Lapis Subgrade. Diploma Teknik Sipil
5. SARAN Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta..
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan variasi lama pemeraman yang Batubara, M. H. 2016. Pengaruh
berbeda sehingga dapat dilakukan Penambahan Gipsum dan Serbuk
perbandingan nilai antar variasi untuk Kaca untuk Stabilitas Tanah
setiap bahan pencampur. Lempung dengan Pengujian Kuat
Tekan Bebas. Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas
Sumatera Utara

Margaretha, I. 2015. Stabilisasi Tanah


Lempung dengan Menggunakan Semen
Portland Tipe I dan Abu Vulkanik
dengan Pengujian Kuat Tekan Bebas.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Univeritas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai