Anda di halaman 1dari 11

www.umy.ac.

id

STABILISASI/PERBAIKAN TANAH SECARA KIMIAWI


MENGGUNAKAN KAPUR
FIRNANDITO EDISON
20220110115
STABILISASI/PERBAIKAN TANAH SECARA
KIMIAWI MENGGUNAKAN KAPUR
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Agus Suyono Negeri Bandung
REFRENSI

Jurnal : Agus Suyono Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri


Bandung STABILISASI TANAH LUNAK CILILIN MENGGUNAKAN
KAPUR
Link : https://digilib.polban.ac.id/files/disk1/231/jbptppolban-gdl-
agussuyono-11503-1-stabilis-r.pdf
Stabilisasi tanah lunak menggunakan bahan stabilisator seperti kapur adalah suatu cara untuk meningkatkan
konsistensi tanah menjadi lebih baik, sehingga apabila konsistensi tersebut meningkat maka dengan sendirinya
daya dukung tanah tersebut meningkat pula.
Kapur dapat digunakan untuk berbagai jenis tanah, tetapi bila mencari keefektifan bahan terhadap tanah yang

RUMUSAN akan distabilisisasi maka cara pengklasifikasian dan dengan bantuan garis “A” yang merupakan hubungan
antara PI dengan Batas Cair tanah, dapat diperoleh pemilihan bahan stabilisasi yang cocok untuk jenis tanah
MASALAH tersebut.
Selanjutnya pengujian terhadap hasil stabilisasi untuk bahan jalan, disesuaikan dengan spesifikasi dari Bina
Marga yaitu sesuai dengan peruntukan kelas jalan tertentu pada umur stabilisasi 7 hari, baik untuk Kuat Tekan
Bebas maupun untuk CBR rendaman.
Stabilisasi Tanah-kapur ini, pelaksanaan di lapangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat
maupun dengan peralatan sederhana, disertai pengontrolan sebagai kualiti control pelaksanaan lapangan untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Penggunaan kapur sebagai bahan stabilsasi tanah bukan hal yang baru, karena metode
stabilisasi dengan bahan seperti ini sudah dikerjakan di negara-negara seperti Inggris,
Amerika, Australia, dll. Sejak sebelum perang dunia II. Pada Subbase di jalan-jalan
Negara Roma distabilisasi menggunakan kapur. Di Amerika, tahun 1920 di Negara
TUJUAN bagian Missouri stabilisasi kapur diterapkan pada jalan tanah tanpa perkerasan untuk

PENELITIAN mencegah erosi dan desintegrasi butiran tanah. Tahun 1943, penambahan kapur sekitar
2% memberikan efek penurunan plastisitas pada kerikil pada jalan raya di Texas. Pada
sesi jalur tanpa stabilisasi menunjukkan tandatanda kerusakan lebih awal, di bagian jalur
dengan stabilisasi menunjukkan keawetan yang lebih lama. Pada tahun 1945
penambahan kapur pada jalan raya, baik menggunakan kapur lokal maupun kapur
komersial biasa dilakukan sejumlah 3 – 8 %. Sekarang ini, pemakaian secara luas
stabilisasi tanah-kapur dilakukan pada konstruksi , meliputi konstruksi jalan tol, jalan
raya, lapangan terbang, dan subgrade jalan kereta api.
Kapur dapat memperbaiki sifat-sifat parameter tanah kohesif seperti tanah lempung dan terutama sangat
efektif dalam menangani tanah montmorinollite. Kapur yang banyak digunakan adalah jenis quicklime
(CaO) atau slake/hydratedlime (Ca(OH)2). Proses dari stabilisasi tanah-kapur ini terdiri dari suatu
penggemburan tanah pada kadar air optimumnya yang kemudian dicampurkan dengan kapur dengan
perbandingan jumlah kapur terhadap jumlah tanah pada perbandingan tertentu sesuai dengan perencanaan.

CARA Campuran ini kemudian dipadatkan sampai kepadatan maksimum. Proses ini diikuti dengan proses kimia
dimana terjadi reaksi kimia tanah dengan kapur dan air yang menyebabkan perubahan konsistensi tanah

PENELITIAN
menjadi lebih baik yang terjadi dalam jangka pendek dan selanjutnya dalam jangka panjang reaksi
berlanjut dengan dikenal sebagai reaksi pozzolan yang menyebabkan peningkatan daya dukung tanah.
Penggunaan kapur pada lapisan konstruksi jalan pada umumnya efektif untuk lapisan pondasi bawah
(subgrade), dimana kuat tekan bebas yang diperoleh dari hasil stabilisasi tanah-kapur pada umumnya
dibawah 22 kg/cm2 . Sehingga stabilisasi tanah kapur hanya cocok bila di atasnya masih diberi lapisan
perkerasan lainnya. Faktor-faktor mengenai : jenis tanah, jumlah kapur yang digunakan, kadar air,
homogenitas campuran dan cara perawatan (curing) adalah merupakan faktor-faktor utama yang harus
mendapat perhatian pada stabilisasi tanah.
Hasil pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3%, 6%, 9%, dan 12% kapur dengan waktu peram 0
hari menunjukkan bahwa makin bertambah % kapur nilai Indeks Plastisitas (PI) mengalami penurunan.

Pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3%, 6%, 9%, dan 12% kapur dengan waktu peram
0 hari menunjukkan bahwa makin bertambah % kapur nilai CBR mengalami peningkatan.

Pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3%, 6%, 9%, dan 12% kapur dengan waktu peram
4 hari menunjukkan bahwa makin bertambah % kapur nilai CBR mengalami peningkatan kenaikan cukup
besar.
Sehubungan dengan kondisi kritis untuk aplikasi di lapangan (penerapan pada konstruksi Sipil),

HASIL
maka diuji pula sample-sample dengan kondisi diberikan perendaman terlebih dahulu.

Pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3 %, 6 %, 9 % dan 12 % dengan waktu peram 0

PENELITIAN hari rendam 4 hari menunjukkan hasil kenaikan cukup baik.

Pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3 %, 6 %, 9 % dan 12 % dengan waktu peram 0
hari, 4 hari rendam 4 hari menunjukkan hasil secara umum.

Berdasarkan hasil pada Gambar 4.5, bahwa pada variasi campuran 6 %, 9 %, dan 12 % kapur pada
kondisi masa peram ( peram 0 hari, peram 4 hari, dan selanjutnya direndam 4 hari), memiliki nilai CBR yang
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai tanah dasar (subgrade) dengan nilai CBR lebih besar dari 3
%.
Berdasarkan hasil pengujian stabilisasi tanah dan variasi campuran 3 %, 6%, 9%, dan 12% kapur
dengan waktu rendam 4 hari dapat dilihat pada grafik 4.6 diatas bahwa semakin bertambah % kapur maka
sweeling yang terjadi semakin kecil.
Dalam penelitian ini bidang ilmu menjuru kepada Eksata dikarenakan
bidang ilmu
menjuru kepada bidang ilmu Teknik yang Dimana penelitian tentang perbaikan
tanah megunakan kapur.
Tempat atau latar penelitian ini dilakukan di lab yang dimana untuk
melakukan pengujuan kepada benda uji.
Metode yang digunakan adalah kuntitatif atau melalakukan eksperimen
yang didapat hasil dari berbagai benda uji dan jenis benda uji.
Tujuan dari penelitian adalah development atau penembangan dimana
meneliti perbaikakan tanah mengunakan kapur yang dimana untuk
mengembangkan ilmu geotrknik.
JENIS Teknik yang digunakan adalah
dengan cara eksperimen atau langsumg menguji bahan uji dengan melakukan
PENELITIAAN campuran dengan bahan uji.
Tingkat ekspanasi penelitian ini lebih ke deskriftif yakni menjelaskan
secara rinci dan jelas.
Jenis data adalah primer atau data yang dikumpulkan secara langsung
oleh peneliti untuk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian.
Cara analisis adalah dengan cara deskriptif atau analisis deskriptif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
dan menyajikan data kuantitatif secara deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai