Anda di halaman 1dari 10

V.

JURNAL 5

Judul Kinerja Fly Ash terhadap Stabilisasi Tanah Lunak sebagai


Material Perbaikan Tanah Dasar (Subgrade)
Volume dan Vol.9, No.3, Hal:547-558
Halaman
Penulis 1. Nanda Dwi Wahyuni
2. Andius D. Putra
3. Aminudin Syah
4. Iswan

Pendahulua Tanah memiliki peranan yang sangat penting dan tidak akan
n lepas kaitannya dalam pembangunan infrastruktur. Hal ini
karena tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi bangunan
yang berfungsi menerima dan menahan beban struktur di
atasnya. Pada perencanaan pekerjaan konstruksi jalan sering
terjadi permasalahan yang disebabkan karena rendahnya daya
dukung tanah, salah satu jenis tanah yang memiliki kinerja
cukup rendah adalah jenis tanah lunak sehingga berakibat pada
kerusakan badan jalan secara menerus. Tanah lunak akan
mengembang jika basah dan menyusut ketika kering (Gyanen et
al., 2014). Oleh karena itu sifat-sifat tanah jenis ini kurang
menguntungkan bagi bangunan infrastruktur (Hatmoko and
Suryadharma, 2018).

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan


cara perbaikan tanah dasar (subgrade) melalui stabilisasi tanah
untuk menghasilkan material konstruksi yang memenuhi standar
konstruksi jalan (Huri et al., 2013). Stabilisasi dapat dilakukan
secara kimia dengan memanfaatkan limbah batu bara yaitu abu
terbang (fly ash). Pada material konstruksi jalan fly ash
dimanfaatkan sebagai filler untuk mengisi rongga pada agregat
sehingga meningkatkan kekakuan pada aspal (Wardani, 2008).
Penggunaan fly ash sebagai stabilizer dapat meningkatkan
kepadatan tanah, karena fly ash dapat mengikat partikel tanah
menjadi lebih rapat.

Penelitian ini diusahakan untuk memperbaiki kualitas sifat fisis


dan mekanis tanah lunak dengan mengetahui pengaruh
penambahan fly ash terhadap nilai CBR (California Bearing
Ratio) dengan kondisi suhu ruang, agar dapat memenuhi kriteria
sebagai tanah dasar (subgrade) untuk konstruksi jalan.
Metode 1. Pengambilan sampel tanah berbutir halus dari Desa Marga
Kaya, Kabupaten Lampung selatan. Fly ash yang digunakan
berasal dari limbah batu bara PT Pindo Deli Pulp & Paper
Mils 3 di Desa Tamanmekar, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat.
2. Pengumpulan data berdasar studi pustaka tentang pengujian
tanah lunak yang distabilisasi dengan fly ash.
3. Prosedur penilitian terdiri dari 4 tahap, yaitu :
a. Uji Sifat Fisis Tanah
Pengujian sifat fisis tanah dilakukan terhadap tanah
asli, meliputi : kadar air, specific gravity, batas-batas
konsistensi (atterberg limit), dan distribusi ukuran
butiran.
b. Pencampuran Fly Ash
Sampel tanah yang digunakan lolos saringan no. 200
dan dicampur dengan variasi kadar fly ash 0%, 5%,
10%, dan 15% dari berat kering tanah, lalu pengujian
pemadatan (standard proctor). Tanah campuran
dengan penambahan fly ash ini dilakukan pengujian
sifat fisis berupa uji batas-batas konsistensi tanah.
c. Uji Pemadatan Standar
Sampel tanah yang telah tercampur dengan fly ash
diaduk hingga merata, lalu pengujian pemadatan
(standard proctor). Selanjutnya, sampel dilakukan
pemeraman dengan variasi waktu 0 hari, 7 hari, dan
14 hari di suhu ruang (pengecekan suhu secara
berkala).
d. Uji CBR (California Bearing Ratio)
Pengujian CBR pada sampel setelah dilakukan
pemeraman.
Hasil dan 1. Sampel Tanah Asli
Pembahasan

2. Sifat Fisis Tanah dengan Penambahan Fly Ash


3. Sifat Mekanis Tanah Campuran Fly Ash dengan Kondisi
Suhu Ruangan
i. Waktu pemeraman 0 Hari

ii. Waktu pemeraman 7 Hari


iii. Waktu pemeraman 14 Hari

Kesimpulan 1. Sampel tanah tersebut berdasarkan klasifikasi AASTHO termasuk


dan Saran dalam kelompok A-7-6 dan berdasarkan USCS diklasifikasikan
dalam golongan CH, yaitu jenis tanah lempung yang memiliki
tingkat plastisitas tinggi.
2. Campuran tanah dengan penambahan fly ash berpengaruh positif
terhadap sifat fisis tanah, hasil pengujian batas-batas konsistensi
mengalami penurunan nilai indeks plastisitas (PI) tanah.
3. Penambahan variasi kadar fly ash menyebabkan kadar air
meningkat dan berat isi kering menurun, sedangkan lamanya
waktu pemeraman menyebabkan kadar air menurundan berat isi
kering meningkat.
4. Nilai CBR semakin meningkat dengan peningkatan kadar fly ash
dan lamanya pemeraman pada kondisi suhu ruang. Nilai CBR
terbesar yaitu pada kadar optimum fly ash 15% dengan waktu
pemeraman 14 hari sebesar 23,89%.
5. Fly ash dapat bekerja baik sebagai bahan campuran perbaikan
tanah dasar, karena dapat mengikat tanah sehingga nilai daya
dukung tanah meningkat.
Judul Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Abu Terbang (Fly
Ash)
Sebagai Upaya Peningkatan Daya Dukung Tanah Dasar
(Studi Kasus : Karang Anyar, Lampung Selatan)
Volume dan Volume 10 No 1, Halaman 17-23
Halaman
Penulis 1. Erdina Tyagita Utami
2. Hermon Frederik Tambunan
3. Indi Rezki Uli Simanjuntak

VI. JURNAL 6

Pendahuluan Seluruh bangunan sipil berkaitan erat dengan tanah, karena


tanah digunakan sebagai bahan bangunan juga sebagai tempat
bangunan dapat berdiri. Dalam membangun suatu jalan, tanah
dasar merupakan bagian yang terpenting untuk mendukung
seluruh beban lalu lintas atau beban kontruksi yang ditempatkan
di atasnya.

Perbaikan tanah biasanya dilakukan pada jenis tanah tertentu


seperti tanah yang mengandung persentase air yang cukup
tinggi, tanah lempung organik, atau jenis tanah lainnya yang
dikategorikan sebgai tanah buruk atau kurang baik. Jika suatu
perkerasan jalan dibangun diatasnya, maka beban pada
perkerasan dan beban kendaraan akan memberikan beban yang
besar terhadap tanah yang akan menyebakan terjadinya proses
keluarnya air pori. Proses keluarnya air pori dapat menyebabkan
bahaya karena diiringi penuruan tanah. Permasalahan lain yang
muncul adalah stabilisasi, besar penurunan, dan faktor waktu
pengaruh. Proses stabilisasi tanah secara konvensioal untuk saat
ini belum mampu merubah sifat kembang susut tanah, sehingga
suatu perkerasan jalan tersebut sudah dipadatkan, tetap
mengalami kerusakan dikarenakan sifatsifat buruk tanah
dibawahnya masih ada. Dilihat dari perkembangan di lapangan,
teknologi stabilisasi tanah telah mengalami peningkatan. Salah
satunya adalah pencampuran tanah dengan bahan kimia. Salah
satu campuran bahan kimia yang dapat meningkatkan mutu
tanah adalah fly ash. Tanah yang bereaksi dengan fly ash akan
merubah sifat tanahnya, mengurangi kelekatan dan kelunakan
tanah. Sifat ekspansif yang menyusut dan perkembang karena
kondisi air tanah akan berkurang akibat campuran fly ash.

Tanah di Karang Anyar, Lampung Selatan merupakan tanah


berjenis lempung dengan plastisitas rendah (CL). Penelitian
yang dilakukan adalah stabilisasi tanah lempung berplastisitas
rendah dengan menggunakan fly ash dengan kadar 0%, 10%,
20%, dan 30% sehingga diketahui peningkatan daya dukung
CBR tanah dalam kondisi rendaman dan tanpa rendaman.
Metode 1. Pengambilan sampel tanahl lempung berasal dari provinsi
Lampung. Fly Ash yang digunakan berasal dari sisa hasil
pembakaran batu bara dari PLTU Tarahan, Lampung
Selatan.
2. Pengumpulan data berdasar studi pustaka tentang pengujian
tanah lunak yang distabilisasi dengan fly ash.
3. Pengambilan sampel tanah asli dan pengujian sifat-sifat fisis
tanah, batas Atterberg tanah, dan pengujian ukuran butiran
tanah menggunakan hidromeer serta analisa saringan.
4. Pengujian pemadatan tanah pada sampel tanah asli sesuai
SNI 1742-2008 untuk menentukan nilai kadar air optimum
dan berat isi kering maksimum.
5. Setelah diperoleh jumlah air, dilakukan mix design
campuran tanah dengan fly ash berkadar 0, 10%, 20%, dan
30% dari berat tanah kering kondisi asli.
6. Kemudian dilakukan pengujian CBR untuk setiap benda uji
dengan tipe CBR tanpa rendaman dan rendaman (SNI
1744:2012).
Hasil dan 1. Tanah Dasar
Pembahasan
2. Hubungan Jumlah Tumbukan terhadap CBR Tanah
Terstabilisasi Fly Ash
Kesimpulan 1. Varian kadar fly ash menghasilkan variasi hasil CBR. Dalam
dan Saran penelitian ini kadar fly ash meningkatkan nilai CBR rendaman
dan tanpa rendaman.
2. Dengan melakukan beberapa jumlah tumbukan per lapisan
maka tingkat kepadatan tanah akan berbeda. Semakin banyak
jumlah tumbukan maka kepadatan tanah akan semakin padat
sehingga empengaruhi kekuatan tanah tersebut. Jumlah
tumbukan yang paling berpengaruh meningkatkan kepadatan
tanah dan nilai CBR adalah 56 kali tumbukan.
3. Penambahan kadar fly ash sebanyak 30% untuk memperbaiki
tanah lempung CL dapat meningkatkan nilai CBR tanah. Nilai
CBR tanah terbesar yaitu 22% pada kondisi CBR tanpa
rendaman. Sedangkan, pada CBR dengan kondisi rendaman,
nilai CBR tertinggi yaitu sebesar 3,73%.

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya yaitu Melakukan variasi


waktu pemeraman sampel. Hal ini diharapkan bisa melihat pengaruh
waktu pemeraman sampel campuran tanah dan fly ash terhadap
peningkatan daya dukung tanah.

Anda mungkin juga menyukai