2089-2950
ABSTRAK
Kondisi wilayah Palembang yang terletak pada daerah rawa tentu sangat tidak baik untuk
dijadikan sebagai lokasi konstruksi tanpa perlakuan khusus terhadap tanah dasarnya. Untuk
pembangunan sarana jalan apabila langsung dicor tanpa adanya perlakuan khusus akan menyebabkan
jalan tersebut tidak awet, cepat rusak, ataupun amblas. Oleh karena itu diperlukan cara perlakuan
khusus untuk meningkatkan stabilitas tanah. Salah satunya adalah dengan penmbahan zat kapur pada
tanah dasar. Kapur dapat meningkatkan daya ikat terhadap air, sehingga stabilitas tanah akan cendrung
stabil. Dalam penelitian ini penambahan yang dilakukan adalah 2%, 5%, dan 7% dari berat kering
tanah yang dijadikan sampel.
dilakukan pada kondisi tanpa perendaman dan yang kering. Adapun problema yang dihadapi
dengan perendaman . pada tanah lempung dilapangan antara lain;
a. Settle Area dilakukan perbaikan dengan cara
B. Kajian Literatur Vertical Drain, Cordurcy, Pondasi tiang
1. Sistem Klasifikasi Tanah b. Tanah Ekspansif, perbaikan tanah ekspansif
Sistem klasifikasi tanah berguna untuk dilakukan dengan cara mencegah
mengelompokkan tanah-tanah sesuai dengan pengembangan penyusutan yang besar,
perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis stabilisasi semen dan kapur, memodifikasi
tertentu. Oleh karena itu sejumlah sistem struktur bangunan.
klasifikasi telah dikembangkan sesuai dengan c. Tanah Lunak dengan CBR3%, perbaikannya
maksud yang diinginkan oleh sistem itu. bisa dilakukan dengan stabilisasi mekanis,
stabilisasi dengan admixtures kimia, semen
Adapun sistem klasifikasi tanah yang dan kapur
umum digunakan yaitu :
a. Klasifikasi Sistem USCS 3. Kapur
Menurut Hardiyatmo, 1992 dalam sistem Kapur mengandung zat pozzolan suatu
ini sifat tanah ditentukan oleh ukuran butir dan zat yang sama dikandung oleh semen Portland
gradasi butirannya. Sistem ini pertama-tama yang pada kadar dan perlakuan tertentu
dikembangkan oleh Cassagrande dan dikenal memberikan reaksi terhadap perubahan sifat
sebagai sistem klasifikasi airfield. Sistem ini lalu mekanis tanah lempung.
dipakai dengan sedikit modifikasi oleh U.S Pozzolan adalah bahan yang
Bureau of Reclamation dan U.S Corps of rnengandung silika dimana tidak mempunyai
Engineers. Kemudian American Society for sifat perekat pada dirinya sendiri, namun jika
Testing and Materials (ASTM) telah dihaluskan dengan kahalusan yang cukup
menggunakan sistem unified sebagai metode memadai dengan adanya air akan bisa bereaksi
standar guna mengklasifikasi untuk maksud- secara kimia dengan kapur Ca(OH)2 dan
maksud rekayasa (ASTM D-2487). membentuk perekat
b. Klasifikasi Sistem AASHTO
Pada pemakaiannya AASHTO 4. Stabilitas Tanah
menggunakan data hasil uji dicocokkan dengan Tanah dasar merupakan bagian penting
angka-angka yang diberikan dalam tabel dari kontruksi. Maka kekuatan tanah tersebut
sehingga didapatkan ketujuh pengelompokkan menentukan tebal tipisnya lapisan. Tanah dasar
material diatas dapat dilihat bahwa tanah berbutir dalam keadaan asli merupakan suatu bahan yang
dimana 35 % atau kurang dari jumlah butiran kompleks dan sangat bervariasi kandungan
tanah tersebut lolos saringan No. 200 dan tanah mineralnya. Akibatnya, tanah tersebut tidak
lanau-lempung, dimana lebih dari 35 % butiran dapat langsung dipakai sebagai lapisan dasar
tanah lolos saringan No. 200. (subgrade). Oleh karena itu tanah dasar perlu
dipersiapkan secara baik antara lain dengan
2. Tanah Lempung perbaikan tanah. Pada prinsipnya tanah
Tanah lempung merupakan akumulasi merupakan suatu butir-butir agar lebih rapat dan
partikel mineral yang lemah dalam ikatan antar saling mengunci. Tanah dibuat stabil agar jika
partikelnya yang terbentuk dari pelapukan ada beban, tidak terjadi penurunan. Tanah dasar
batuan. Proses pelapukan ini terjadi secara fisis. minimal harus bisa dilewati kendaraan proyek.
Proses fisis antara lain berupa erosi tiupan angin, Stabilisasi tanah dilakukan untuk
pengikisan oleh air dan gletser atau perpecahan mengubah sifat-sifat tanah dari material yang ada
akibat pembekuan dan pencairan es dalam dan kurang baik menjadi material yang memiliki
batuan. sifat yang lebih baik sehingga stabilisasi tanah
Tanah lempung adalah massanya yang ini dapat memenuhi kebutuhan sehingga
telah mengering dari suatu kadar air awal perencanaan yang diinginkan dapat terlaksana
mempunyai kekuatan yang cukup besar, tetapi dan sesuai dengan perencanaan suatu bangunan.
bila air ditambahkan kembali bahan tersebut Pemilihan stabilisasi yang digunakan selalu
akan menjadi plastis dengan kekuatan yang lebih didasarkan atas respon dari tanah tersebut
kecil dibandingkan dengan kekuatan bongkah terhadap stabilisasi yang digunakan. Sifat-sifat
dari suatu jenis tanah sangat mempengaruhi (subgrade) atau material base course pada
dalam penentuan jenis stabilisasi tanah tersebut. konstruksi jalan raya. Pengujian CBR adalah
Secara umum ada empat karakteristik harga yang menggambarkan suatu tanah pada
utama tanah atau sifat tanah yang harus kepadatan dan kadar air tertentu dibandingkan
dipertimbangkan sehubungan dengan masalah dengan kekuatan batu pecah bergradasi rapat
stabilisasi tanah, Menurut (Ingles dan Metcalf, sebagai estándar material yang nilainya 100.
dalam Susanto,2006) yaitu; Pengujian CBR berdasarkan estándar ASTM
a. Stabilisasi Volume D1883-87, dimana dilakukan pengujian terhadap
Perubahan volume tanah berkaitan dua kondisi yaitu kondisi unsoaked (sebelum
sangat erat dengan kadar airnya. Banyak jenis pernedaman) dan kondisi soaked (setelah
tanah lempung yang mengalami kembang susut perendaman).
(shrink and swell) karena kepekaan terhadap Uji California Bearing Ratio (CBR)
perubahan kadar airnya. Perubahan kadar air ini sudah sangat dikenal pada kebanyakan proyek di
biasanya terjadi sejalan dengan perubahan Indonesia, baik pada proyek pembuatan jalan
musim di wilayah tersebut. maupun proyek pengurugan. Bahkan dapat
b. Kekuatan dikatakan bahwa uji CBR merupakan standar tes
Beban eksternal yang terjadi umumnya untuk mengetahui kekuatan tanah. Kekuatan
adalah berhubungan dengan perubahan volume tanah dasar seperti yang ada dilapangan, nilai
(deformasi) karena adanya gaya internal yang California Bearing Ratio (CBR) tergantung pada
diakibatkan oleh perubahan kadar air. Pada kondisi pada saat pelaksanaan dan selama
umumnya parameter yang digunakan untuk operasi pelayanan berlangsung.
mengetahui kekuatan tanah adalah dengan Kerusakan jalan selama ini sering
percobaan kuat geser dan daya dukung tanah. dijumpai, hal ini disebabkan oleh fakta mahalnya
Hampir semua jenis stabilisasi berhasil mencapai pengumpulan data CBR dan kendala lambannya
tujuan ini, namun pada tanah organik hal ini sulit upaya pemeliharaan memberikan sumbangan
dicapai jadi lapis tanah organik sebaikmya tidak makin parahnya kondisi perkerasan yang sering
digunakan sebagai material yang harus dilalui oleh lalu lintas. Untuk mendapatkan data
distabilisasi, melainkan disingkirkan untuk tersebut, maka digunakan alat Penetrasi Konus
kemudian dipergunakan lagi sebagai humus Dinamis (Dynamic Cone Penetrometer) yaitu
ditempat lain. suatu alat yang dirancang untuk menguji
c. Permeabilitas kekuatan lapisan granular dan tanah dasar
Untuk tanah lempung permeabilitas yang perkerasan jalan secara cepat. Lapis perkerasan
terjadi disebabkan sistem micropore (sistem yang dimaksud adalah pondasi granular,
pori-pori mikro) dan kapilaritasnya. Masalah stabilisasi tanah, termasuk tanah dasar. Dalam
utama akibat besarnya permeabilitas umumnya sepuluh tahun terakhit. DCP telah banyak
dikarenakan timbulnya tekanan air pori dan digunakan dalam memperoleh data CBR untuk
terjadi aliran perembesan (seepage flow). perencanaan perkerasan jalan karena 6-8 kali
d. Durabilitas lebih cepat daripada pengujian konvensional.
Durabilitas disini adalah daya tahan Penggunaan Dynamic Cone Penetrometer telah
bahan konstruksi terhadap cuaca, erosi, dan menghasilkan perkiraan perbandingan dari
kondisi lalu lintas diatasnya. Durabilitas yang kekuatan tanah yang murah dan dapat dilakukan
buruk dapat menimbulkan masalah baik pada berulang-ulang. Salah satu keuntungan dari
tanah alami maupun tanah distabilisasi. penetrometer adalah bahwa gaya yang
Pada tanah distabilisasi, durabilitas yang buruk diaplikasikan dapat dijumlah sehingga
biasanya diakibatkan oleh pemilihan jenis perbandingan dapat dibuat diantara jenis dan
stabilisasi yang salah, bahan yang tidak cocok model tanah.
atau karena masalah cuaca. Daya dukung tanah dipengaruhi oleh
jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, kondisi
5. California Bearing Ratio ( CBR ) drainase dan lain-lain. Pada tanah dengan tingkat
California Bearing Ratio (CBR) yaitu kepadatan yang tinggi akan mengalami
suatu metode yang dikembangkan pertama kali perubahan volume yang kecil jika terjadi
oleh California Division of Highway (1929) yang perubahan kadar air dan mempunyai daya
digunakan untuk mengklasifikasi tanah yang dukung yang lebih besar dibandingkan dengan
sesuai untuk material lapis dasar tanah tanah sejenis tingkat kepadatan yang lebih
rendah. Daya dukung tanah dasar (subgrade) indeks plastis serta aktifitas sampel. Pengujian
pada perencanaan perkerasan jalan raya batas Atterberg ini terdiri dari pengujian Batas
dinyatakan dengan nilai CBR (California Cair (ASTM D 423-66), pengujian Batas Plastis
Bearing Ratio). (PL), dan Indeks Plastis
Penelitian ini dimaksudkan untuk e. Analisa Hidrometer
menentukan nilai California Bearing Ratio Pengujian ini dilakukan untuk
(CBR) tanah campuran tanah di laboratorium menentukan pembagian ukuran butir dari tanah
pada kadar air tertentu yang didapat dari yang lolos saringan no.200.
pengujian pemadatan sebelumnya. Nilai CBR 2. Uji Pemadatan Standar (Standard
merupakan perbandingan antara beban penetrasi Compaction Test)
suatu bahan terhadap bahan stándar dengan Pemadatan merupakan proses dimana
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. tanah yang terdiri dari butiran tanah, air, dan
Daya dukung tanah dasar (subgrade) pada udara diberi energi mekanik seperti penggilasan
perencanaan perkerasan. dan pergetaran sehingga volume tanah akan
berkurang dengan mengeluarkan udara pada
2. METODE PENELITIAN pori-pori tanah. Untuk pemadatan di lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan cara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
mencampur Kapur dengan tanah lempung salah satunya dengan cara menggilas. Sedangkan
dengan variasi campuran 0%, 2%, 5%, dan 7% untuk pemadatan di laboratorium dapat
dari berat kering tanah. Tinjauan utama dilakukan dengan cara, yaitu Standart
dilakukan terhadap nilai CBR. Uji CBR Compaction Test dan Modified Compaction Test.
dilakukan pada kondisi tanpa perendaman dan 3. Uji California Bearing Ratio (CBR)
dengan perendaman. Daya dukung tanah dipengaruhi oleh
a. Prosedur Pengujian Laboratorium jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, kondisi
Dalam suatu pengujian apalagi drainase dan lain-lain. Pada tanah dengan tingkat
pengujian di laboratorium terdapat beberapa kepadatan yang tinggi akan mengalami
prosedur kerja yang harus diikuti sesuai dengan perubahan volume yang kecil jika terjadi
langkah-langkah kerja yang telah ada perubahan kadar air dan mempunyai daya
sebelumnya, sehingga pengujian yang dilakukan dukung yang lebih besar jika dibandingkan
menghasilkan nilai yang sebenarnya. Pengujian dengan tanah sejenis dan tingkat kepadatan yang
yang dilakukan adalah : lebih rendah. Daya dukung tanah dasar
1. Pengujian Indeks Properties (subgrade) pada perencanaan kekuatan tanah
Pengujian ini terdiri dari : lempung dengan nilai CBR.
a. Pengujian Kadar Air Penelitian ini dimaksudkan untuk
Kadar air sangat mempengaruhi perilaku menentukan air CBR tanah dan campuran tanah
tanah khususnya proses pengembangannya. di laboratorium pada kadar air optimum tertentu
Lempung dengan kadar air rendah memiliki yang didapat dari pengujian pemadatan
potensi pengembangannya yang lebih tinggi sebelumnya. Nilai CBR merupakan
dibandingkan dengan lempung berkadar air perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan
tinggi, Menurut Supriyono (1993). terhadap beban standar dengan kedalaman dan
b. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity) kecepatan penetrasi yang sama. Daya dukung
Pengujian Berat Jenis ini dilakukan tanah dasar (subgrade) pada perencanaan uji
untuk mengetahui berat jenis butiran tanah yang kekuatan tanah lempung yang dinyatakan dengan
mengacu pada ASTM D 854. nilai CBR yang diambil adalah pada nilai
c. Analisa Saringan penetrasi 2,5 mm dan 5 mm dengan dibagi
Analisa saringan ini dimaksudkan untuk masing-masing sebesar 1000 dan 1500 pound,
menentukan pembagian butiran pada sampel hasil pembagian tersebut harus mempunyai nilai
tanah yang digunakan. Tujuannya adalah untuk CBR > 2%, jika kurang maka perlu diadakan
menentukan pembagian ukuran butiran suatu perbaikan sehingga daya dukung tanah tersebut
sampel tanah. dapat terpenuhi.
d. Pengujian Batas-Batas Atterberg CBR laboratorium atau sering disebut
Pengujian atterberg limit dilakukan pada juga dengan CBR, dilakukan di laboratorium.
tanah terganggu Pengujian ini bertujuan untuk Tanah dasar (subgrade) pada konstruksi
mencari nilai batas cair, batas plastis, batas susut, merupakan tanah asli, dipadatkan sampai
mencapai 95% kepadatan maksimum. Daya c. Bahan campuran yang digunakan pada
dukung dari tanah tersebut merupakan nilai penelitian ini adalah bahan tambahan yaitu
kemampuan lapisan tanah memikul beban Kapur yang
setelah tanah dipadatkan. Nilai CBR diambil dari bisa di dapatkan di pasar Tradisional.
contoh tanah yang mewakili keadaan tanah di Setelah pekerjaan lapangan atau
lapangan setelah dipadatkan. Pada CBR persiapan selesai, maka dilanjutkan dengan
laboratorium ini meliputi pengujian CBR tanpa pekerjaan laboratorium. Pekerjaan laboratorium
rendaman (unsoaked design CBR). ini dilakukan di Laboratorium Pengujian dan
Peralatan PT. Gajah Mada Sarana.
4. Pembuatan Benda Uji
Pembuatan benda asli ini dengan
mencampur tanah asli yaitu tanah lempung
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
organik dengan penambahan Kapur dan air A. Hasil Pengujian Indeks Properties
dengan presentase penambahan pada penelitian Tanah
ini sebesar 0% , 2% , 5%, dan 7% dari berat Dari hasil uji sifat fisis tanah (indeks
tanah kering. properties) didapat w = 10,227% LL = 68,31%
Lokasi pengambilan sampel tanah PL = 29,98% IP = 38,32% GS = 2,656 dan
lempung yaitu di Jalan Lumban meranti Jaya – Butiran lolos saringan No. 200 = 72,90%
Sematang Borang. Persiapan yang dilakukan
pada tanah jenis ini sebelum dilakukan
penelitian adalah pengambilan sampel tanah.
Adapun hal-hal yang dilakukan pada
pengambilan sampel tanah terganggu sebagai
berikut :
a. Tanah tersebut diambil dengan
menggunakan cangkul dan dimasukkan ke
dalam karung, sehingga mudah dalam
pengangkutan.
waktu 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi, pembacaan dial 2 divisi sebesar 21,912
pembacaan dial 10 divisi sebesar 109,56, sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1
sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1 inchi, pembacaan dial 9,3 divisi sebesar 101,890
inchi, pembacaan dial 105 divisi sebesar 1150,38 dan pada detik 264 terdapat penurunan sebesar
dan pada detik 264 terdapat penurunan sebesar 0,22 inchi, pembacaan dial 13,7 divisi sebesar
0,22 inchi, pembacaan dial 162 divisi sebesar 150,097
1774,872 . Pada pengujian CBR persentase Kapur
Pada pengujian CBR persentase Kapur sebesar 2% perendaman, diperoleh untuk waktu
sebesar 2% tanpa perendaman, diperoleh untuk 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi,
waktu 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi, pembacaan dial 2 divisi sebesar 21,912
pembacaan dial 20 divisi sebesar 219,12 sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1
sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1 inchi, pembacaan dial 9,5 divisi sebesar 104,082
inchi, pembacaan dial 107 divisi sebesar dan pada detik 264 terdapat penurunan sebesar
1172,292 dan pada detik 264 terdapat peurunan 0,22 inchi, pembacaan dial 14 divisi sebesar
sebesar 0,22 inchi, pembacaan dial 162 divisi 153,384.
sebesar 774,872. Pada pengujian CBR persentase Kapur
Pada pengujian CBR persentase Kapur sebesar 5% perendaman, diperoleh untuk waktu
sebesar 5% tanpa perendaman, diperoleh untuk 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi,
waktu 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi, pembacaan dial 2 divisi sebesar 21,912,
pembacaan dial 5 divisi sebesar 54,78, sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1
sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1 inchi, pembacaan dial 11,2 divisi sebesar
inchi, pembacaan dial 35 divisi sebesar 383,46 122,707 dan pada detik 264 terdapat peurunan
dan pada detik 264 terdapat peurunan sebesar sebesar 0,22 inchi, pembacaan dial 17 divisi
0,22 inchi, pembacaan dial 65 divisi sebesar sebesar 186,252
712,14. Pada pengujian CBR persentase Kapur
Pada pengujian CBR persentase Kapur sebesar 7% perendaman, diperoleh untuk waktu
sebesar 7% tanpa perendaman, diperoleh untuk 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi,
waktu 12 detik didapat penurunan 0,01 inchi, pembacaan dial 1,1 divisi sebesar 12,051
pembacaan dial 10 divisi sebesar 109,56 sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1
sedangkan pada detik 120 didapat penurunan 0,1 inchi, pembacaan dial 12,5 divisi sebesar 136,95
inchi, pembacaan dial 62 divisi sebesar 679,272 dan pada detik 264 terdapat penurunan sebesar
dan pada detik 264 terdapat peurunan sebesar 0,22 inchi, pembacaan dial 17 divisi sebesar
0,22 inchi, pembacaan dial 78 divisi sebesar 186,252.
854,568.