Anda di halaman 1dari 9

Jenis Kerusakan Jalan dan Cara Penanganan

Jenis Kerusakan Gambar Bentuk/Sifat/Tingkat Penyebab Cara Penanganan


1.Retak
a. Retak Kulit  Lebar celah letak  Bahan  Lapis dengan
≥ 3 mm perkerasan/ burda, burtu,
Buaya
 Daerah terjadi kualitas ataupun
retak kulit buaya material lataston
umumnya tidak kurang baik.  diperbaiki
luas  Pelapukan dengan cara
 Meresapkan air permukaan dibongkar dan
 berkembang  Air tanah dibuang
menjadi lubang pada badan bagian-bagian
akibat dari perkerasan yang basah
pelepasan butir- jalan akibat
butir  Tanah rembesan air ,
dasar / kemudian
lapisan di dilapis
bawah kembali
permukaan dengan bahan
kurang stabil yang sesuai
b. Retak  berbentuk retak  Bahan  mengisi celah
Pinggir memanjang dibawah dengan
(longitudinal cra retak pinggir campuran
cks) dengan atau kurang baik aspal cair &
tanpa cabang atau pasir
yang mengarah perubahan  Perbaikan
ke bahu jalan. volume drainase harus
 Meresapkan air akibat jenis dilakukan
 Retak ini lama ekspansif  bahu
kelamaan akan clay pada diperlebar dan
bertambah besar tanah dasar dipadatkan
disertai dengan  Sokongan  Menggunakan
terjadinya bahu hotmix
lubang-Iubang. samping
 Retak ini dapat kurang baik.
terdiri atas  Drainase
beberapa celah kurang baik.
yang saling  Akar
sejajar tanaman
yang tumbuh
di tepi
perkerasan.

c. Retak halus  lebar celah ≤ 3  Bahan  dapat


mm perkerasan/ digunakan
 meresapkan air kualitas lapis latasir
 dapat material atau buras
berkembang kurang baik  perbaikan
menjadi retak  Pelapukan sistem
buaya. permukaan. drainase
 Air tanah
pada badan
perkerasan
jalan.
 Tanah dasar/
lapisan
dibawah
permukaan
kurang
stabil.

d. Retak  Dapat berbentuk  Perbedaan  mengisi celah-


refleksi retak penurunan celah dengan
memanjang, (settlement) campuran
melintang, dari aspal cair dan
diagonal, atau timbunan/ pasir.
membentuk pemotongan  membongkar
kotak. badan jalan dan melapis
 Terjadi pada dengan kembali
lapisan tambahan struktur dengan bahan
(overlay) perkerasan. yang sesuai
 Lepasnya butir  Pergerakan
pada tepi retak vertikal/
sehingga horizontal di
kerusakan akan bawah lapis
bertambah parah tambahan
(lapisan
overlay)
sebagai
akibat
perubahan
kadar air
pada tanah
dasar yang
ekspansif .
e. Retak susut  Berbentuk kotak  perubahan  Mengisi celah
besar dengan volume pada dengan
sudut tajam lapisan campuran
 penyebaran retak pondasi dan aspal cair dan
ini menyeluruh tanah dasar pasir
pada perkerasan  Perubahan  Dilapis
jalan volume dengan burtu
 Meresapkan air perkerasan
 Lepasnya butir yang
pada tepi retak mengandung
sehingga timbul terlalu
lubang (potholes) banyak aspal
dengan pene
trasi rendah.

f. Retak selip  Bentuk retak  Pengunaan  Melakukan


lengkung agregat pembongkara
menyerupai halus terlalu n aspal yang
bulan sabit atau banyak. rusak
seperti jejak  Lapis kemudian
mobil permukaan dilakukan
 Lepasnya butir kurang penambalan
pada tepi retak padat/ permukaan.
sehingga timbul kurang tebal
lubang (potholes)  kurang
baiknya
ikatan antara
lapis
permukaan
dengan
lapisan di
bawahnya
g. Retak  Berbentuk retak  Tidak  Memasukkan
sambungan memanjang baiknya campuran
jalan  dapat ikatan aspal cair dan
berkembang sambungan pasir ke dalam
menjadi lebar kedua lajur celah-celah
karena yang retak
terlepasnya butir-
butir pada tepi
retak
 meresapkan air

h. Retak  Berbentuk retak  Ikatan  mengisi celah-


sambungan memanjang sambungan celah dengan
pelebaran  Meresapkan air yang kurang campuran
jalan baik. aspal cair
 Lepasnya butir  Perbedaan dan pasir.
pada tepi retak kekuatan/
dapat daya dukung
menyebabkan perkerasan
kerusakan pada jalan
bertambah parah. pelebaran de
ngan jalan
lama

2. Distorsi
a. Sungkur  Deformasi plastis  Banyak  Perbaikan
(shoving) yang terjadi menggunaka dilakukan
setempat n agregat dengan
 dapat terjadi halus, dibongkar dan
dengan / tanpa agregat bulat dilakukan
retak dan licin pelapisan
 Aspal yang kembali
dipakai
mempunyai
penetrasi
yang tinggi
 Lalu lintas
dibuka
sebelum
perkerasan
mantap.

b. Alur (ruts)  Berbentuk alur /  Lapis  Penambahan


parit yang sejajar perkerasan lapisan
as jalan dan yang kurang tambahan
terjadi pada padat (overlay)
lintasan roda  Stabilitas campuran
 Menampung dan perkerasan aspal panas
meresapkan air rendah (hot
 Terjadi sehingga mix)dengan
kenaikan terjadi perataan dan
perkerasan deformasi pelapisan
secara plastis permukaan
berlebihan di  Penambahan
sepanjang sisi drainase
alur.
c. Keriting  Berbentuk  rendahnya  menggaruk
(corrugation gelombang- stabilitas kembali,
) gelombang campuran dicampur
melintang atau yang berasal dengan lapis
tegak lurus dari terlalu pondasi,
arah tingginya dipadatkan
perkerasan kadar aspal kembali dan
aspal  terlau diberi lapis
 Area yang banyak permukaan
mengalami menggunaka baru.
keriting akan n agregat  Jika lapis
meluas halus, bulat permukaan
dan bahan
berpermukaa pengikat
n penetrasi mempunyai
yang tinggi ketebalan > 5
cm, maka
 lalulintas lapis tipis
dibuka yang
sebelum mengalami
perkerasan keriting
mantap tersebut
diangkat dan
diberi lapis
permukaan
yang baru.

d. Amblas  Setempat,  Beban /  Untuk amblas


(grade dengan atau berat yang < 5 cm,
depressions) tanpa retak kendaraan bagian yang
 Menampung dan yang rendah diisi
meresapkan air berlebihan dengan bahan
 Berkembang  Penurunan sesuai seperti
menjadi lubang bagian lapen,
 Kedalaman perkerasan lataston,
umumnya lebih 2 dikarenakan laston.
cm tanah dasar  Untuk amblas
 pelaksanaan yang > 5 cm,
yang kurang bagian yang
baik amblas
dibongkar dan
lapis kembali
dengan lapis
yang sesuai.
e. Jembul  Setempat dengan  Pergerakan  Perbaikan
(upheaval) atau tanpa retak dan dilakukan
 Menghambat pengembang dengan
pengaliran air an tanah membongkar
atau meresapkan dasar atau bagian yang
air perkerasan rusak dan
 Berkembang  Tanah dasar melapisinya
menjadi lubang yang kembali
di pinggir- ekspansif
pinggirnya

3. Cacat
Permukaan
a. Lubang  Berbentuk  campuran  dibongkar dan
(Potholes) lubang (potholes) material dilapis
memiliki ukuran lapis kembali
yang bervariasi permukaan dimana
dari kecil sampai jelek pembongkara
besar.  Lapis n berfungsi
 menampung dan permukaan untuk
meresapkan air. tipis meningkatkan
 Air yang  Sistem daya
meresap dapat drainase cengkram
memperparah jelek, antar sambung
kerusakan an perkerasan
yang baru dan
perkerasan
yang lama.

b. Pelepasan  Terjadi secara  Pemadatan  Memberikan


butir meluas dan kurang lapisan
(Raveling) mempunyai efek  Agregat tambahan di
 Luas kotor atau atas lapisan
 Menampung dan lunak yang
meresapkan air  Aspal mengalami
 Berkembang kurang pelepasan
menjadi lubang  Pemanasan butir setelah
campuran lapisan
terlalu tinggi tersebut
dibersihkan
dan
dikeringkan.
c. Pengelupasa  kondisi  Kandungan  Dapat
n Lapisan hilangnya pengikat diperbaiki
Permukaan agregat kasar terlalu dengan cara
(Stripping) dari bahan sedikit. digaruk,
penutup yang  Pengikat diratakan, dan
disemprotkan, tidak dipadatkan.
yang mengikat Setelah itu
menyebabkan batuan dilapisi
bahan pengikat dengan dengan buras.
baik
dalam kontak
 Kerusakan/
Iangsung
ausnya
dengan ban. batuan.
 dapat membuat  Pencampur
aspal tercabut an pengikat
dan melekat kurang
pada ban baik.
kendaraan.  Pemadatan
kurang.
4. Pengausan  permukaan jalan  agregat  Dapat diatasi
(Polished aspal menjadi berasal dari dengan latasir,
Aggregate) licin material buras,
 licin yang tidak latasbum
dipengaruhi tahan aus
oleh sifat-sifat  agregat yang
geologi dari digunakan
agregat berbentuk
bulat dan
licin

5. Kegemukan  Pada temperature  Pemakaian  Pemberian


(bleeding or tinggi, aspal kadar aspal pasir panas
flushing) menjadi lunak, yang tinggi atau batu
dan akan terjadi pada caring
jejak roda campuran panas
 terjadinya luas aspal untuk
dan permukaan  Kadar mengimbangi
menjadi licin. udara kelebihan
 Kegemukan dalam aspal.
dapat campuran  Jika
menenggelam aspal terlalu kegemukan
kan agregat ke rendah. ringan,
dalam  Pemakaian perawatan
pengikat aspal terlalu dilakukan
banyak dengan
aspal pada agregat
pekerjaan seal coat,
prime coat dengan
atau tack menggunak
coat. an agregat
 Agregat yang mudah
terpenetra menyerap.
si ke
dalam
lapis
pondasi,
sehingga
lapis
pondasi
menjadi
lemah.

6. Penurunan  Terjadi di  kurangnya  Dapat


Pada Bekas sepanjang bekas pemadatan diperbaiki
Penanaman penanaman material dengan
Utilitas utilitas urugan dibongkar
 Rusaknya lapis kembali dan
tambalan pondasi diganti
menimbulkan (base) atau dengan
distorsi, tambalan lapisan yang
disintegrasi, material sesuai
retak atau aspal.
terkelupas  Cara
antara pemasanga
tambalan dan n material
permukaan bawah
perkerasan asli buruk.
 Kegagalan
dari
perkerasan
di bawah
tambalan
dan
sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai