Bendung Sayap

Rekayasa Konstruksi Bangunan Air
ERLIN PASA'/412 15 045
A. PERENCANAAN HIDROLIS BENDUNG
1. Penentuan Elevasi Mercu Bendung
A. Perhitungan penentuan elevasi mercu bendung dengan memperhatikan faktor
ketinggian elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.

a. Elevasi sawah tertinggi =+ 126,00 m
b.Tinggi air di sawahyang diambil = 0,10 m
c. Kehilangan tekanan dari sawah ke sal.tersier = 0,10 m
d. Kehilangan tekanan dari sal.tersier ke sal.sekunder = 0,10 m
e. Kehilangan tekanan dari sal.sekunder ke sal.induk = 0,10 m
f. Kehilangan tekanan akibat bangunan ukur = 0,40 m
g. Kehilangan tekanan dari sedimen trap ke intake = 0,25 m
h. Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran induk
ke sedimen trap = 0,15 m
i. Kehilangan tekanan pada intake = 0,20 m
j. Kehilangan tekanan akibat ekploitasi = 0,10 m
ON Jadi, Elevasi mercu bendung rencana = 127,50 m
Gambar 1. Sketsa penentuan elevasi mercu bendung

(KP-01. BAB V halaman 117)
B. Perhitungan penentuan elevasi mercu bendung dgn memperhatikan faktor tinggi tekanan yg diperlukan
untuk pembilasan sedimen. Bendung ini direncanakan dilengkapi dngn penagkap sedimen dan bangunan
pembilas lurus tipe undersluice. Penangkap sedimen direncanakan dengan ukuran seperti berikut:
• Panjang penangkap sedimen = 120,00 m

• Panjang saluran pengantar ke penangkap sedimen = 20,00 m
• Kemiringan permukaan dipenangkap sedimen = 0,005 m
• Elevasi dasar penangkap sedimen dibagian hilir = + 123,50 m
• Elevasi muka air dipenangkap sedimen bagian hilir = + 124,13 m
• Elevasi permukaan air dikantong sedimen bagian udik
= + 124,13 m + ( 120,00 m x 0,01 )
= + 124,75 m
• Elevasi permukaan air diudik sal.pengantar di hilir intake bendung

= + 124,13 m + ( 120,00 m + 20,00 ) x 0,01
= + 124,85 m
• Kehilangan tekanan pada intake = 0,20 m
S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
• Elevasi muka air diudik intake

= + 124,85 m + 0,20 m
= + 125,05 m
• Kehilangan tekanan akibat ekploitasi = 0,10 m
jadi, ketinggian Elevasi Mercu Bendung
= + 125,05 m + 0,10 m
= + 125,15 m = + 125 m
• Elevasi dasar sungai diudik bendung = + 105,00 m
Tinggi mercu = 127,50 - 105,00 = 22,50 m
= 22,50 m
+ 127,50
+ 123,50
18,50 m
+ 105 Tanah Timbunan
Gambar 2. Pengaturan tinggi mercu bendung, p dari lantai udik

(KP-02 BAB IV halaman 52)
Karena tinggi mercu bendung (p), dianjurkan tidak lebih dari 4,00 m dan minimum 0,5 H.
Maka, tinggi mercu bendung yang digunakan 4,00 m. Sehingga, elevasi lantai udik ditinggikan
dari dasar sungai dengan melakukan penimbunan
Tinggi timbunan = 22,50 - 4,00 = 18,50 m

2. Lebar Bendung
* Perhitungan Tinggi Muka Air sebelum dibendung
Tinggi muka air banjir di hilir bendung dapat dihitung dengan sistem Trial dan Error dengan rumus :
1 Bahan Ajar Bendung Hal. 3

V = x R2/3 x I1/2
n V = kecepatan aliran sungai
n = koef. kekasaran manning
Q = V x A R = jari-jari hidrolis
I = kemiringan rata-rata sungai
A = ( b + m x h ) x h
P = b + 2 x h x 1 + m2
A
R =
P
Pada penampang sungai lokasi bendung kemiringan sungai (i) = 0,001

dengan mengambil nilai manning (n) = 0,025
Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui besarnya debit untuk tiap ketinggian.
Hasil perhitungan dapat diperlihatkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Analisa Perhitungan

h1 b A P V Q
NO m 2
n I 3
(m) (m) (m ) (m) ( m/ dtk ) ( m /dtk )
1 1,00 1 60,30 61,30 63,13 0,025 0,010 3,92 240,44
2 1,37 1 60,30 84,37 64,17 0,025 0,010 4,80 405,00
3 1,50 1 60,30 92,70 64,54 0,025 0,010 5,09 472,02
4 2,00 1 60,30 124,60 65,96 0,025 0,010 6,11 761,64
5 2,50 1 60,30 157,00 67,37 0,025 0,010 7,03 1.103,85
6 3,00 1 60,30 189,90 68,79 0,025 0,010 7,87 1.494,87
Sumber : Hasil Perhitungan
GRAFIK LENGKUNG DEBIT SUNGAI SEBELUM DIBENDUNG

3,50
1494,9
3,00 y = -4E-07x2 + 0,0023x + 0,4905
R² = 0,9995 1103,9
2,50
Tinggi muka air (h) m
761,6
2,00
472,0
1,50 405,0
240,4
1,00
0,50
0,00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Debit ( Q ) m³/det
Grafik 1. Grafik lengkung debit sungai sebelum dibendung

Dari perhitungan di atas didapat = 1,37 m

Elevasi pada dasar sungai = + 105,00 m
Elevasi muka air banjir di hilir bendung adalah:
= + 105,00 m + 1,37 m
= + 106,37 m
• Lebar sungai rata-rata = 60,3 m
• Lebar maksimum bendung

= 1,20 x 60,30 m
(KP-02 hal. 114)
= 72,36 m
• Lebar pembilas + tebal pilar
1 1
x Lebar Sungai = x 60,30 m
10 10 (KP-02 hal. 139)
= 9m
• Pembilas dibuat 4 buah dengan lebar masing-masing = 1m

Jadi lebar total
= 4 x 1m
= 4m
• Pilar pembilas dibuat 4 buah dengan tebal masing-masing = 1,25 m

Jadi lebar/tebal total
= 4 x 1m
= 5m
Dengan demikian lebar pembilas + tebal pilar
= 4m + 5m
= 9m

63,96
72,96
- Menghitung kecepatan aliran (V) :
Q
V =
A
A = B x a
A = 72,36 x 23,87
= 1727,09 m²
405
V =
1727,09
= 0,234 m/det
- Menghitung tinggi energi hulu bendung (H1)
V²
H1 = h1 +
2g
2
0,234
= 1,37 m +
2 x 9,81
= 1,37 m

- Lebar efektif bendung efektif dihitung dengan menggunakan rumus :
Be = B – 2 ( n.kp + ka ) H1 (KP-02 Bab IV hal. 49)
Dimana:
Be = Lebar efektif mercu bendung, m
B = Lebar mercu bendung yg sebenarnya = 72,36 m
n = Jumlah pilar pembilas = 4 buah
kp = koefisien kontraksi pilar = 0,01 (KP-02 Bab IV hal. 50)
ka = koefisien kontraksi pangkal bendung = 0,10 (KP-02 Bab IV hal. 50)
H1 = tinggi energi = 2,14 m
P = Tinggi mercu = 4,00 m
Jadi panjang mercu bendung efektif :

Be = B - Lebar bersih Bendung - { 2 ( n . Kp + Ka ) H1 }
= 72,36 m - 9 - { 2 ( 4 x 0,01 + 0,1 ) 2,14
= 63,96 m ≈ 64,00 m
- Perhitungan koefisien debit (Cd) :
r = 0,6 x H1 (KP-02 hal. 29)
= 0,6 x 2,14
= 1,28
P 4,00
=
hd 1,37
= 2,92
H1 2,141
=
hd 1,37
= 1,565
P = 4,00
H1 2,14
= 1,87
Grafik 2. Harga- harga koefisien C0,untuk
Harga- harga bendung
koefisien ambang
C0, untuk bulat sbg
bendung tipefungsi perbandingan
oge digunakan nilai H 1/r KP yakni C0 = 1.3
dari
C0 = 1,30 ………… (KP-02 Bab IV hal. 53)
1,5

1,5
Grafik 3. Koefisien C1, sebagai fungsi perbandingan P/H1
C1 = 1,020 ………… (KP-02 Bab IV hal. 54)
Grafik 3. Koefisien C2, sebagai fungsi perbandingan P/H1
C2 = 1,020 ………… (KP-02 Bab IV hal. 54)

Cd . 2/3 . ( 2/3 . g )1/2 . Be . H11,5 (KP-02 hal. 119)
Q = 1/2
= 1,3 x 3 x ( 3 x 9,81 ) x 64,00 x 2,14
= 453,18 m³/det
Untuk hasil selanjutnya dapat dilihat pada tabel :

Tabel 2. Analisa Perhitungan
No h1 a A V H1 r P/r H1/r P/H1 C0 C1 C2 Cd
1 0,0 105,0 7598 0,05 0,00 0,00 258.938 1,67 27.620,1 1,3 1,00 0,99 1,28
2 0,5 105,5 7634 0,05 0,50 0,30 74,98 1,67 8,00 1,3 1,00 0,99 1,28
3 1,42 106,42 7700,71 0,05 1,42 0,85 26,36 1,67 2,81 1,3 1,00 0,99 1,28
4 3,79 108,8 7872 0,05 3,79 2,27 9,91 1,67 1,06 1,3 1,00 0,99 1,28
5 2,141 107,1 7753 0,05 2,14 1,28 17,52 1,67 1,87 1,3 1,00 0,99 1,28
6 2,50 107,5 7779 0,05 2,50 1,50 15,00 1,67 1,60 1,3 0,99 0,99 1,27

GRAFIK LENGKUNG DEBIT SUNGAI SESUDAH DIBENDUNG

4
y = -2E-06x2 + 0,0059x + 0,1192
3,5 R² = 0,9962
2,5
Tinggi muka air (h) m

2
1,5
0,5
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850
Debit ( Q ) m³/det
Grafik 5. Grafik lengkung debit sungai sesudah dibendung

Dari hasil perhitungan didapat :
h1 = 2,14 m
H1 = 2,14 m
r = 0,6 x H1
= 0,6 x 2,14
= 1,28 ≈ 1,30 m
Sehingga :
Be = B - Lebar bersih Bendung - 2 ( n . Kp + Ka ) H1

= 72,4 m - 9 - { 2 ( 4 x 0,01 + 0,1 ) 2,14
= 63,96 m ≈ 64 m
Gambar 6. Sketsa Lebar Mercu setelah di bendung
13

3. Tipe Mercu Bendung

Sungai ini membawa pasir kasar ( Course Sand ) yang sulit terangkut melewati bendung.
Untuk mengatasi hal ini maka sebaiknya dipilih mercu bendung type bulat dan bidang tubuh
bendung bagian hilir permukaannya bentuk miring dengan perbandingan 1:1.
4. Penentuan Elevasi Dekzert

* Pada saat kondisi banjir Q50
Q50
Vo =
( h1 ) Be
405
=
( 2,14 ) 64,0 m
= 2,96 m/dtk
Vo 2
He =
2g
8,74
=
2 x 9,81
= 0,445 m
Elevasi Dekzert : 127,50 + 2,14 + 0,445 = = + 130,09 m

Untuk lebih amannya elevasi Dekzert ditambahkan dengan tinggi jagaan1 m
sehingga menjadi = + 131,09 m

5. Kolam Olak
Untuk menentukan tipe kolam yang digunakan maka tergantung pada sedimen disungai
tersebut dan nilai Froud Number nya (Fr)
Debit desain persatuan lebar :
Q
q =
Beff
405
=
64,00
= 6,33 m3/dtk/m
Tinggi air kritis di atas bendung :
3 q2 ………(KP-02 PDF hal. 103)

hc =
g
3 6,33 2
=
9,81
= 1,598 m
Tinggi energi pada hulu bendung (H)
H = P + Hd + He
= 22,50 + 2,14 + 0,45
= 25,09 m
Tinggi energi pada hilir bendung (H2)
V0 ²
H2 = h2 +
2g
2
= 1,37 + 2,956
2 x 9,81
= 1,81 m
ΔH = H - H2
= 25,086 - 1,813
= 23,27 m
Tinggi air minimum dihilir (Tmin)
ΔH 23,27 m
=
hc 1,598 m
= 14,56 m dari grafik USBR didapat:

T min ΔH 0,330 (KP-02 Bab IV hal. 75)

= 1,70 x
hc hc
23,27 m 0,330
= 1,70 x
1,598 m
= 4,11
T min = 4,11 x hc
= 4,11 x 1,598 m
= 6,58 m
Untuk amannya ditambahkan 20% sehingga menjadi = 7,89 m
Nilai Froud Number (Fr)
1 ………(KP-02 hal. 98)

V1 = 2g x ( H1 + Z )
2
Dimana
V1 = Kecepatan awal loncatan ( m/dtk )

H1 = Tinggi energi di atas ambang (m)
Z = Tinggi jatuh ( m)
g = percepatan gravitasi, ( m/dtk )
Perhitungan :
1
V1 = 2g x ( H1 + Z )
2
Elevasi muka air minimum

= 127,50 - 7,90
= + 119,60 m
Elevasi olak
= 119,60 - 7,90
= + 111,7 m

Z = 129,64 - 111,7
= 17,94 m
1
V1 = 2 x 9,81 ( x 2,14 x 17,94 m )
2
= 19,41 m/dtk
q
yu =
V1 (KP-02 hal. 123)
6,328
= = 0,33 ≈ 0,30 m
19,41
V1 (KP.02 Bab IV Hal. 68)

Fr =
g x yu
19,41 m/dtk
=
9,81 x 0,3
= 11,32 ( Kolam olak USBR III Fr > 4,5 )
y2 1 2 (KP-02 Bab IV Hal.68 )

= x 1 + 8 x Fr - 1 1
yu 2
Dimana
y2 = Kedalaman air di atas ambang ujung ( m)
yu = Kedalaman air di awal loncat air ( m)
Fr = Bilangan Froude
Perhitungan :
y2 1 2
= x 1 + 8 x Fr - 1
yu 2

1 2
= x 1 + 8 x 11,315 - 1
2
1 2
y2 = yu x x 1 + 8 x 11,32 - 1
2
1 2
= 0,30 x x 1 + 8 x 11,32 -
2
= 4,8 m
yu ( 18 + Fr ) (KP-02 Bab IV hal. 70)

n =
18
0,30 ( 18 + 11,32 )
=
18
= 0,49 m
L = 2,7 x y2 (KP-02 Bab IV hal. 70)
= 2,7 x 4,80 m
= 12,96 m ≈ 13,00 m
Jarak antara blok halang dan blok muka
L' = 0,82 x y2 (KP-02 Bab IV hal. 70)
= 0,82 x 4,80 m
= 3,94 m ≈ 3,90 m
Tinggi blok halang (n3)
yu ( 4 + Fr ) (KP-02 Bab IV hal. 70)

n3 =
6
0,30 ( 4 + 11,32 )
=
6
= 0,77 m ≈ 0,80 m
Tebal blok halang
= 0,2 x n3 (KP-02 Bab IV hal. 70)
= 0,2 x 0,80 m = 0,16 m
jarak blok halang (KP-02 Bab IV hal. 70)

= 0,8 x n3
= 0,8 x 0,80 m = 0,60 m

Gambar 8. Proyeksi Kolam Olak USBR Type III
Gambar 9. Sketsa Kolam Olak USBR Type III

6. Intake Bendung
a. Bentuk Intake
Direncanakan bangunan undersluice sama tinggi dengan lantai udik bendung
Tinggi lubang undersluice = 1,00 m
Tebal Plat undersluise = 0,25 m
Elevasi udik bendung = + 105,00 m +
Elevasi plat atas undersluice = + 106,25 m
Elevasi lantai intake = + 106,25 m direncanakan
b. Dimensi Lubang Intake

Rumus pengaliran :
Q = μ x b x a 2gz (KP-02 Bab V hal. 113)

Dimana :
Q = Debit Intake = 1,85 m³/det
μ = Koefisien Debit 0,80 = 0,80
b = Lebar Bukaan, m
a = Tinggi Bukaan = 0,50 m
g = Percepatan Gravitasi ( 9,81 ) = 9,81 m²/det
z = Kehilangan Tinggi Energi pada Bukaan = 0,25 m
Sehingga:
1,85 = 0,8 x b x a x 2x 9,81 x 0,25
1,85
b =
0,8 x 0,50 x 2x 9,81 x 0,25

= 2,09 m ≈ 2,10 m
c. Pemeriksaan Diameter Sedimen yang masuk ke Intake
Rumus yang digunakan untuk memperkirakan diameter partikel yang akan

masuk ke intake,yaitu:
v = 0,396 x ( ( Qs x 1 ) x d )0,5
Dimana :
v = kecepatan aliran, m/det
Qs = berat jenis partikel = 2,65
d = diameter partikel = 0,065 mm
Kecepatan aliran yang mendekat ke intake dihitung dengan rumus :

Q = A x v = m³/detik
Q
v = = m/detik
A
Dimana :
Q = Debit Intake = 1,85 m³/det
A = Luas Penampang Basah , m²
v = Kecepatan Aliran ,m/det
Perhitungan :
Q A = 2,10 x 0,50 = 1,05 m²
v =
A
1,85
= = 1,76 m/det
1,05
Diameter partikel yang akan masuk ke intake diperkirakan 0.075 mm = 0,065

Perhitungan Kantong Sedimen
- Ukuran partikel sedimen diketahui sebesar (D)
- Volume kantong sedimen (V)

Sedimen yang terangkat dan masuk melebihi intake antara 0.1⁰/00 s/d 0.5⁰/00
dari debit air yang masuk (KP-02 hal. 138)
Dik =
Q = 1,85
T = Periode pembilasan 2 minggu sekali

= 14 x ( 24 x 3600 )
= 1209600 detik
Penyelesaian:
V = 0,0005 Q x T
= 0,0005 x 1,85 x 1209600 detik
= 1119 m3
- Estimasi awal panjang kantong sedimen (L)

Q
LB =
w
(KP-02 BAB VII halaman 166)
Dimana :
w = kecepatan endapan sedimen = 0,0042 m/dtk
(dari grafik hubungan antara diameter saringan dan
kecepatan endap untuk air tenang) (KP-02 hal. 169)
B = Lebar kantong sedimen
Q = 1,85 m³/detik
1,85
LB =
0,0042 m/dtk
= 440,48 m
L L
> 8 = 8
B B
L x B = 440,48m 8B 2 = 440,48m =
8B x B = 440,48m = 440,48m
B2
8
B = 7,42 m ≈ 7,40 m B < 7,40 m
L = 8 B
= 8 ( 7,40 m )
= 59,2 m L > 59,2 m
- Penentuan kemiringan hidrolis In (saat eksploitasi normal,kantong sedimen dianggap penuh)
Untuk mencegah tumbuhnya vegetasi dan agar partikel-partikel yang besar tidak lebih
langsung mengendap dihilir bangunan pengambilan diasumsikan Vn =
Q
An =
Vn
1,85
=
0,40

= 4,6 m²
Dengan B = 7,4 m maka hn :
An
hn =
B
4,625
=
7,4
= 0,6 m
Keliling basah (Pn) :
Pn = B + 2 x hn
= 7 + 2 x 0,6
= 8,65 m
Jari-jari hidrolis (Rn) :
An
Rn =
Pn
4,63
=
8,65
= 0,5 m
Kemiringan normal In :
Vn2
In = 2/3
( Rn x K )2
2
0,40 m K = 40 Nilai kekasaran strickler
= 2/3 2
( 0,5 x 40 )
= 0,000230
- Penentuan kemiringan dasar kantong sedimen Is ( saat pembilas,kantong lumpur kosong)

Sedimen yang mengendap dikantong lumpur berupa pasir kasar,maka diasumsikan
kecepatan aliran untuk pembilasan (Vs) = 1,50 m/dtk ….(KP-02 hal. 174)
- Debit pembilasan
Qs = 1,20 x Q
= 1,20 x 1,85
= 2,220 m³/det
Qs
As =
Vs
2,220
= = 1,5 m²

= = 1,5 m²
1,50
Dengan B = 7,4 m maka hs:
= As 1,48
hs = = 0,2 m
B 7,4
Keliling basah (Ps) :
Ps = B + 2 x hs
= 7 + 2 x 0,2
= 7,800 m
Jari-jari hidrolis (Rs) :
As 1,48
Rs = = = 0,19 m
Ps 7,80
Kemiringan normal Is :
Vs2
Is =
( Rs2/3 x K )2
1,50 m/dtk K = 40 Nilai kekasaran strickler

= 2/3 2
( 0,19 x 40 )
= 0,01290
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik,kecepatan aliran harus agar tetap dijaga
subkritis atau Fr < 1.
Vs
Fr =
g x ks
1,50 m/dtk
=
9,81 x 40
= 0,08
Panjang kantong sedimen ( L )
Volume kantong sedimen yang diperlukan adalah 1119 m3

Panjang kantong sedimen yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan :
V = 0,50 x B x L + 0,5 x (Is-In) x L² x B
1119 = 0,5 x 7,4 x L + 0,5 x ( 0,01290 - 0,000230 ) x
1119 = 3,7 x L + 0,0468683 x L²
0,0468683 x L² + 2 3,7 x L - 1118,9 = 0 ok



 b  b  4ac 0,5
2a



 b  b 2  4ac 
0,5
2a
Dengan rumus ABC, didapatkan :
L1,2
- 3,70 ( 4 2 - 4 x 0,0468683 x - 1118,9 )1/2

=
2 x 0,0468683
- 4 14,948
L 1, 2 =
0,09374
11,248 -18,648
L1 = L2 =
0,09374 0,09374
= 120,00 = -198,94


9. Perhitungan Panjang Lantai Udik
Rumus yang digunakan berdasarkan teori Lane's :
1
C = Lv + LH
3
H
Dimana: `
C = Angka rembesan lane
Lv = panjang total vetikal rayapan (m)
LH = panjang total hoizontal rayapan (m)
ΔH = kehilngan tekanan
Tabel 3. Nilai minimum angka rembesan lane ( C )

Jenis material dibawah bendung Angka rembesan lane ( C )
Pasir sangat halus atau lanau 8,5
Pasir halus 7,0
Pasir sedang 6,0
Pasir kasar 5,0
Kerikil halus 4,0
Kerikil sedang 3,5
Kerikil kasar termasuk berangkal 3,0
Bongkah dengan sedikit berangkal dan kerikil 2,5
Lempung lunak 3,0
Lempung sedang 2,0
Lempung Keras 1,8
Lempung sangat keras 1,6
KP.02 Bab VI hal. 150)
Perhitungan :
Jadi panjang lantai minimum Lm
Lm = C x ∆H
= 5,0 x 23,27
= 116,36 ≈ 116,4 m
Faktor keamanan (SF) = 2 ,sehingga panjang lantai udik adalah :
Lb = 116,4 x 2
= 232,8 m
Tabel 4. Panjang Creep Line Bendung Balanae

Panjang (L) L
No Bagian ∆H =
Horizontal (Lh) Vertikal (Lv) C
1 a-b 3,00 0,60
2 b-c 0,60 0,12
3 c-d 0,70 2,00 0,40
4 d-e 3,00 0,60
5 e-f 2,00 0,40
6 f-g 0,60 0,12
7 g-h 2,00 0,40
8 h-i 3,00 0,60
9 i-j 2,00 0,40
10 j-k 0,60 0,12
11 k-l 2,00 0,40
12 l-m 3,00 0,60
13 m-n 2,00 0,40
14 n-o 0,60 0,12
15 o-p 2,00 0,40
16 p-q 3,00 0,60
17 q-r 2,00 0,40
18 r-s 0,60 0,12
19 s-t 2,00 0,40

20 t-u 3,00 0,60

21 u-v 2,00 0,40
22 v-w 0,60 0,12
23 w-x 2,00 0,40
24 x-y 3,00 0,60
25 y-z 2,00 0,40
26 z-aa 0,60 0,12
27 aa-ab 2,00 0,40
28 ab-ac 3,00 0,60
29 ac-ad 2,00 0,40
30 ad-ae 0,60 0,12
31 ae-af 2,00 0,40
32 af-ag 3,00 0,60
33 ag-ah 2,00 0,40
34 ah-ai 0,60 0,12
35 ai-aj 2,00 0,40
36 aj-ak 3,00 0,60
37 ak-al 2,00 0,40
38 al-am 0,60 0,12
39 am-an 2,00 0,40
40 an-ao 3,00 0,60
41 ao-ap 2,00 0,40
42 ap-aq 0,60 0,12
43 aq-ar 2,00 0,40
44 ar-as 3,00 0,60
45 as-at 2,00 0,40
46 at-au 0,60 0,12
47 au-av 2,00 0,40
48 av-aw 3,00 0,60
49 aw-ax 2,00 0,40
50 ax-ay 0,60 0,12
37 ay-az 2,00 0,40
38 az-ba 3,00 0,60
39 ba-bb 2,00 0,40
40 bb-bc 0,60 0,12
41 bc-bd 2,00 0,40
42 bd-be 3,00 0,60
43 be-bf 2,00 0,40
44 bf-bg 0,60 0,12
45 bg-bh 2,00 0,40
46 bh-bi 3,00 0,60
47 bi-bj 2,00 0,40
48 bj-bk 0,60 0,12
49 bk-bl 2,00 0,40
50 bl-bm 3,00 0,60
51 bm-bn 2,00 0,40
52 bn-bo 0,60 0,12
53 bo-bp 2,00 0,40
54 bp-bq 3,00 0,60
55 bq-br 2,00 0,40
56 br-bs 0,60 0,12
57 bs-bt 2,00 0,00
58 bt-bu 3,00 0,60
59 bu-bv 2,00 0,00
60 bv-bw 0,60 0,12
61 bw-bx 2,00 0,40
62 bx-by 3,00 0,00
63 by-bz 2,00 0,40

64 bz-ca 0,60 0,00

65 ca-cb 2,00 0,40
66 cb-cc 3,00 0,00
67 cc-cd 2,00 0,40
68 cd-ce 0,60 0,00
69 ce-cf 2,00 0,40
70 cf-cg 3,00 0,00
71 cg-ch 2,00 0,40
72 ch-ci 0,60 0,00
73 ci-cj 2,00 0,40
74 cj-ck 3,00 0,00
75 ck-cl 2,00 0,40
76 cl-cm 0,60 0,00
77 cm-cn 2,00 0,40
78 cn-co 3,00 0,00
79 co-cp 2,00 0,40
80 cp-cq 0,60 0,00
81 cq-cr 2,00 0,40
82 cr-cs 3,00 0,00
83 cs-ct 2,00 0,40
84 ct-cu 0,60 0,00
85 cu-cv 2,00 0,40
86 cv-cw 3,00 0,00
87 cw-cx 2,00 0,40
88 cx-cy 0,60 0,00
89 cy-cz 2,00 0,40
90 cz-da 3,00 0,00
91 da-db 2,00 0,40
92 dv-dc 0,60 0,00
93 dc-dd 2,00 0,40
94 dd-de 3,00 0,00
95 de-df 2,00 0,40
96 df-dg 0,60 0,00
97 dg-dh 2,00 0,40
98 dh-di 3,00 0,00
99 di-dj 2,00 0,40
100 dj-dk 0,60 0,00
101 dk-dl 2,00 0,40
102 dl-dm 3,00 0,00
103 dm-dn 2,00 0,40
104 dn-do 0,60 0,00
105 do-dp 2,00 0,40
106 dp-dq 3,00 0,00
107 dq-dr 2,00 0,40
108 dr-ds 0,60 0,00
109 ds-dt 2,00 0,40
110 dt-du 3,00 0,00
111 du-dv 2,00 0,40
112 dv-dw 0,60 0,00
113 dw-dx 2,00 0,40
114 dx-dy 3,00 0,00
115 dy-dz 2,00 0,40
116 dz-ea 0,60 0,00
117 ea-eb 2,00 0,40
118 eb-ec 3,00 0,00
119 ec-ed 2,00 0,40
120 ed-ee 0,60 0,00
121 ee-ef 2,00 0,40

122 ef-eg 3,00 0,00

123 eg-eh 2,00 0,40
124 eh-ei 0,60 0,00
125 ei-ej 2,00 0,40
126 ej-ek 3,00 0,00
127 ek-el 2,00 0,40
128 el-em 0,60 0,00
129 em-en 2,00 0,40
130 en-eo 3,00 0,00
131 eo-ep 2,00 0,40
132 ep-eq 0,60 0,00
133 eq-er 2,00 0,40
134 er-es 3,00 0,00
135 es-et 2,00 0,40
136 et-eu 0,60 0,00
137 eu-ev 2,00 0,40
138 ev-ew 3,00 0,00
139 ew-ex 2,00 0,40
140 ex-ey 0,60 0,00
141 ey-ez 2,00 0,40
142 ez-fa 3,00 0,00
143 fa-fb 2,00 0,40
144 fb-fc 0,60 0,00
145 fc-fd 2,00 0,40
146 fd-fe 3,00 0,00
147 fe-ff 2,00 0,40
148 ff-fg 0,60 0,00
149 fg-fh 2,00 0,40
150 fh-fi 3,00 0,00
151 fi-fj 2,00 0,40
152 fj-fk 0,60 0,00
153 fk-fl 2,00 0,40
154 fl-fm 3,00 0,00
155 fm-fn 2,00 0,40
156 fn-fo 0,60 0,00
157 fo-fp 2,00 0,40
158 fp-fq 3,00 0,00
159 fq-fr 2,00 0,40
160 fr-fs 0,60 0,00
161 fs-ft 2,00 0,40
162 ft-fu 3,00 0,00
163 fu-fv 2,00 0,40
164 fv-fw 0,60 0,00
165 fw-fx 2,00 0,40
166 fx-fy 3,00 0,00
167 fy-fz 2,00 0,40
168 fz-ga 0,60 0,00
169 ga-gb 2,00 0,40
170 gb-gc 3,00 0,00
171 gc-gd 2,00 0,40
172 gd-ge 0,60 0,00
173 ge-gf 2,00 0,40
174 gf-gg 3,00 0,00
175 gg-gh 2,00 0,40
176 gh-gi 0,60 0,00
177 gi-gj 2,00 0,40
178 gj-gk 3,00 0,00
179 gk-gl 2,00 0,40

180 gl-gm 0,60 0,00

181 gm-gn 2,00 0,40
182 gn-go 3,00 0,00
183 go-gp 2,00 0,40
184 gp-gq 0,60 0,00
185 gq-gr 2,00 0,40
186 gr-gs 3,00 0,00
187 gs-gt 2,00 0,40
188 gt-gu 0,60 0,00
189 gu-gv 2,00 0,40
190 gv-gw 3,00 0,00
191 gw-gx 2,00 0,40
192 gx-gy 0,60 0,00
193 gy-gz 2,00 0,40
194 gz-ha 3,00 0,00
195 ha-hb 2,00 0,40
196 hb-hc 0,60 0,00
197 hc-hd 2,00 0,40
198 hd-he 3,00 0,00
199 he-hf 2,00 0,40
200 hf-hg 0,60 0,00
201 hg-hh 2,00 0,40
202 hh-hi 3,00 0,00
203 hi-hj 2,00 0,40
204 hj-hk 0,60 0,00
205 hk-hl 2,00 0,40
206 hl-hm 3,00 0,00
207 hm-hn 2,00 0,40
208 hn-ho 0,60 0,00
209 ho-hp 2,00 0,40
210 hp-hq 3,00 0,00
211 hq-hr 2,00 0,40
212 hr-hs 0,60 0,00
213 hs-ht 2,00 0,40
214 ht-hu 3,00 0,00
215 hu-hv 2,00 0,40
216 hv-hw 0,60 0,00
217 hw-hx 2,00 0,40
218 hx-hy 3,00 0,00
219 hy-hz 2,00 0,40
220 hz-ia 0,60 0,00
221 ia-ib 2,00 0,40
222 ib-ic 3,00 0,00
223 ic-id 2,00 0,40
224 id-ie 0,60 0,00
225 ie-if 2,00 0,40
226 if-ig 3,00 0,00
227 ig-ih 2,00 0,40
228 ih-ii 0,60 0,00
229 ii-ij 2,00 0,40
230 ij-ik 3,00 0,00
231 ik-il 2,00 0,40
232 il-im 0,60 0,00
233 im-in 2,00 0,40
234 in-io 3,00 0,00
235 io-ip 2,00 0,40
236 ip-iq 0,60 0,00
237 iq-ir 2,00 0,40

238 ir-is 3,00 0,00

239 is-it 2,00 0,40
240 it-iu 0,60 0,00
241 iu-iv 2,00 0,40
242 iv-iw 3,00 0,00
243 iw-ix 2,00 0,40
244 ix-iy 0,60 0,00
245 iy-iz 2,00 0,40
246 iz-ja 1,10 0,00
247 ja-jb 2,00 0,40
TOTAL 232,80 263,00 64,88
1
Lp = Lv + x Lh
3
1
= 263,00 + x 232,8
3
= 340,60 m
Jadi : Lb yang dibutuhkan
= 232,80 m
Lp hasil perhitungan = 340,60 m

Lp
= 340,60 > Lb = 232,80………………… OK
Gambar 10. Sketsa lantai udik
10. Penentuan Dimensi Tembok Pangkal dan Tembok Sayap
- Ujung tembok pangkal bendung tegak kearah hilir ditempatkan ditengah-tengah

panjang lantai peredam energi. Dalam desain ini,panjang dari mercu
bendung sampai dengan ujung ambang akhir yaitu 30,9 m
Jadi ujung tembok pangkal bendung tegak kearah hilir panjangnya 15,47
- Panjang pangkal tembok bendung tegak bagian udik dihitung dari mercu
bendung,dambil sama dengan panjang lantai peredam energi yaitu 0,80 m
- Elevasi dekzert tembok pangkal dihulu mercu :

Elevasi mercu bendung + h1 + jagaan
= + 127,50 m + 2,14 m + 1,5
= + 131,14 m
- Elevasi dekzert tembok pangkal hilir mercu :

Elevasi dasar sungai + y2 + jagaan
= + 105,0 m + 4,80 + 1,5
= + 111,30 m
b. Tembok sayap

- Panjang tembok sayap hilir :
Lsi = 1,5 x Ls
Lsi = 1,5 x 0,80 m = 1,2 m
- Elevasi dekzert tembok sayap hilir = + 111,30 m

11. Perhitungan Ukuran Pintu Kayu dan Stang Pintu
a).Ukuran tebal pintu

a. Tembok Pangkal
Lebar pintu = 2,0 m (L)
Lebar teoritis = 2,25 m (Lt)
Tinggi pintu = 3,60 m
Tinggi satu blok diambil = 0,20cm
Muka air banjir = + 129,64 m
Gaya tekanan air dihitung dengan rumus:
P1 = γw x h Bendung Tetap hal. 85
Gaya tekanan lumpur dihitung dengan rumus :
1 1 - sin θ
P2 = γs h2 x ( )
2 1 + sin θ
dimana:
γs = berat jenis lumpur

h = tinggi lumpur = 1,00 m M. A. B
θ = sudut geser lumpur = 30
3.60
P1
P2
t =
Tekanan air dan lumpur:
-
dibagian b

1 1 - sin θ
P1 = γw x h1 + γs h12 x ( )
2 1+ sin θ
1 0,20
= 1 x ( 5,7 - 0,20 ) + x 2,65 x ( 1,00 -
2
= 5,54 + 1,06
= 6,60 t/m
-
dibagian a
1 1 - sin θ
P2 = γw x h1 + γs h12 x ( )
2 1+ sin θ
1 2 1
= 1 x 5,74 + x 2,65 x 1 x
2 3
= 5,74 + 0,43725
= 6,18 t/m
Jadi tekanan
P1 + P2
P = ( ) x t
2
6,60 + 6,18
= ( ) x 0,20
2
= 1,28 t/m
b
P1
0.20
P2 a
Momen maximum pada pintu :
1 2
M max = x P x l
8
1 2
= x 1,28 x 2,25
8
= 0,81 t/m
= 80865,65 kgm
Digunakan kayu jati ζd
= 80 kg/cm²
M
W perlu =
ζd
80866
=

=
80
= 1010,82
1
W = x t x b2
6
1
1010,821 = x 0,20 x b2
6
6 x W
b =
t
6 x 1010,820674
b =
20
= 17,41cm
Ukuran pintu direncanakan ;
lebar = 17,4 cm
tinggi = 20,0 cm
Kontrol tegangan :
M
ζ =
W
80866
=
1 2
x 20 x 17,4
6
= 80 kg/cm ………….OK
b). Ukuran Stang Pintu
Pintu bilas direncanakan dengan ukuran seperti dibawah :
Lebar pintu = 2,00 m
Lebar antara anslag tembaga = 2,25 m
Tinggi angkat = 1,00 m
Koefisien Geser = 0,40
Tekanan:
Tekanan air pada P1 = 2,1 x 1000 = 2141 kg/m²
Tekanan air pada P3 = 6,60 x 1000 = 6601 kg/m²
P1 + P3
Tekanan air =
2
2141 + 6601
=
2

= 4370,8 kg/m²
Jumlah tekanan pada pintu:
2,25 x 2,1 x 4,371 = 21 ton

brt sendiri pintu
Kekuatan tarik = Jumlah tekanan pada pintu x Koef.Geser +
Berat sendiri kayu = 3,60 x 2 x 0,20 x 0,16
= 0,26 ton
Berat sendiri besi = 0,70 ton
Kekuatan tarik = 21 x 0,4 + ( 0,26 + ## )
= 9,38 ton
9,38
Untuk 1 stang =
2
= 4,69 ton ≈ 4,70 ton

Kekuatan tekan
= Jumlah tekanan pada pintu x Koef.Geser - berat sendiri pintu
= 21,05 x 0,40 - ( 0,26 + 0,7 )
= 7,46 ton
7,46
Untuk 1 stang =
2
= 3,73 ton ≈ 3,70 ton

Perhitungan pada tarik :
1
P = x µ x d² x 6 (kg/mm)
4
1
4700 = x 3,14 x d² x 6
4
4700
d² =
1
x 3,14 x 6
4
d = 997,876858
d = 31,59 ≈ 31,60 mm
Perhitungan pada tekan:
Angka keamanan 5 x
5
d
µ² x E x I 1
x P = ............... i besi = xµ x
L² 64
5 4

5 4
µ³ x d x E 6
x 4700 = ………. E besi = 2 x 10
64 x L²
5
31 3 x d x 2 x 10 6
cm
x 4700 = 2
………. L = ##
64 x 580
d4
5 x 4700 x 64 x 580
= = 8160,41
31 x 2 x 1000000
d
= 9,5cm ≈ 10cm
Jadi ukuran stang pintu dengan diameter (d)
= 10cm
12. Tebal lantai olak
Px - Wx
dx > S
γ
dimana :
dx = tebal lantai pada titik x,m
Px = gaya angkat pada titik x,m
Wx = kedalaman air pada titik x,m
γ = berat jenis beton ( 2,4 ton/m³)
S = faktor keamanan 1,5 ( pada kondisi normal )
Wx
dx
x px
Penyelesaian :
Hx = elevasi mercu - ( elevasi dasar olakan - dx )
= + 127,50 m - ( + 111,70 m - 5,17 )
= 20,97
ΔH = elevasi mercu - elevasi dasar olakan
= + 127,50 m - + 111,70 m
= 15,80
Lx = 1,7 m
L = 495,80
Lx
Px = Hx - ( ( ) ) x ΔH )

Px = Hx - ( ( ) ) x ΔH )
L
1,7 m
= 20,97 - ( ( ) ) 15,80 )
495,80
= 20,97 - ( ( 0,054175071 ) ) = 20,92
20,92 - 0,40
dx > 1,5 x
2,4
5,17 > 12,8224 ……………. OK
1,7 - 0,40
dx > 1,5 x
2,4
2,36 > 0,8125 ……………. OK

126,00 m
0,10 m
0,10 m
0,10 m
0,10 m
0,40 m
0,25 m
0,15 m
0,20 m
0,10 m +
127,50 m
inggi tekanan yg diperlukan

udik

miringan rata-rata sungai
0,001
0,025
Q
3
( m /dtk )
240,44
405,00
472,02
761,64
1.103,85
1.494,87
M DIBENDUNG
1494,9
1600
dung

(KP-02 hal. 139)

72,96

(KP-02 Bab IV hal. 50)

(KP-02 Bab IV hal. 50)
dari KP yakni C0 = 1.3

n P/H1
Cd Beff Q
1,28 63,36 0,00
1,28 62,43 48,22
1,28 60,71 224,47
1,28 56,32 903,99
1,28 59,38 405,00

1,27 58,71 501,80

850 900 950
bendung


7,9 m




V
0,95 Q X
V = 1,85 X
= 1,76
H A
3,89 A
= 0,24
=


BAB VII halaman 166)
55

Nilai kekasaran strickler
….(KP-02 hal. 174)

7,4
Nilai kekasaran strickler
L² x









b
P1
0.20
P2 a


brt sendiri pintu
berat sendiri pintu


Bendung Sayap

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Bendung Sayap

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rekayasa Konstruksi Bangunan Air

ERLIN PASA'/412 15 045

A. PERENCANAAN HIDROLIS BENDUNG

1. Penentuan Elevasi Mercu Bendung

A. Perhitungan penentuan elevasi mercu bendung dengan memperhatikan faktor

ketinggian elevasi sawah tertinggi yang akan diairi.

Gambar 1. Sketsa penentuan elevasi mercu bendung

• Panjang penangkap sedimen = 120,00 m

• Elevasi permukaan air diudik sal.pengantar di hilir intake bendung

• Kehilangan tekanan pada intake = 0,20 m

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

• Elevasi muka air diudik intake

• Kehilangan tekanan akibat ekploitasi = 0,10 m

jadi, ketinggian Elevasi Mercu Bendung

• Elevasi dasar sungai diudik bendung = + 105,00 m

Tinggi mercu = 127,50 - 105,00 = 22,50 m

+ 105 Tanah Timbunan

Gambar 2. Pengaturan tinggi mercu bendung, p dari lantai udik

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

* Perhitungan Tinggi Muka Air sebelum dibendung

1 Bahan Ajar Bendung Hal. 3

Pada penampang sungai lokasi bendung kemiringan sungai (i) = 0,001

Tabel 1. Analisa Perhitungan

GRAFIK LENGKUNG DEBIT SUNGAI SEBELUM DIBENDUNG

Grafik 1. Grafik lengkung debit sungai sebelum dibendung

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

Dari perhitungan di atas didapat = 1,37 m

Elevasi muka air banjir di hilir bendung adalah:

• Lebar sungai rata-rata = 60,3 m

• Lebar maksimum bendung

• Lebar pembilas + tebal pilar

• Pembilas dibuat 4 buah dengan lebar masing-masing = 1m

• Pilar pembilas dibuat 4 buah dengan tebal masing-masing = 1,25 m

Dengan demikian lebar pembilas + tebal pilar

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

- Menghitung kecepatan aliran (V) :

- Menghitung tinggi energi hulu bendung (H1)

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

- Lebar efektif bendung efektif dihitung dengan menggunakan rumus :

Be = B – 2 ( n.kp + ka ) H1 (KP-02 Bab IV hal. 49)

Jadi panjang mercu bendung efektif :

= 72,36 m - 9 - { 2 ( 4 x 0,01 + 0,1 ) 2,14

- Perhitungan koefisien debit (Cd) :

r = 0,6 x H1 (KP-02 hal. 29)

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

Grafik 3. Koefisien C1, sebagai fungsi perbandingan P/H1

C1 = 1,020 ………… (KP-02 Bab IV hal. 54)

Grafik 3. Koefisien C2, sebagai fungsi perbandingan P/H1

C2 = 1,020 ………… (KP-02 Bab IV hal. 54)

Untuk hasil selanjutnya dapat dilihat pada tabel :

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

GRAFIK LENGKUNG DEBIT SUNGAI SESUDAH DIBENDUNG

Tinggi muka air (h) m

Grafik 5. Grafik lengkung debit sungai sesudah dibendung

Be = B - Lebar bersih Bendung - 2 ( n . Kp + Ka ) H1

Gambar 6. Sketsa Lebar Mercu setelah di bendung

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

3. Tipe Mercu Bendung

4. Penentuan Elevasi Dekzert

Elevasi Dekzert : 127,50 + 2,14 + 0,445 = = + 130,09 m

S1 Terapan Teknik Konstruksi Sipil

Debit desain persatuan lebar :

Tinggi air kritis di atas bendung :