Anda di halaman 1dari 3

Judul Evaluasi Kinerja Sistem Drainase Pada Wilayah Kelurahan

Medokan Ayu Kota Surabaya


Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan, ISSN 2548-9518
Volume dan Vol. 3, No. 1, Halaman 49-60
halaman
Tahun 2019
Penulis Entin Hidayah
Reviewer Boby Dwi Pangestu
Tanggal 25 Januari 2020

Tujuan Untuk mengetahui data curah hujan di wilayah Kelurahan


penelitian Medokan Ayu Kota Surabaya yang sering terjadi genangan
banjir saat musim hujan dengan meninjau daerah resapan dan
fasilitas drainase.
Subjek Permasalahan genangan banjir di Kali Kebon Agung,
penelitian Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota
Surabaya.
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian menggunakan permodelan SWMM (Storm Water
Management Model), yaitu model simulasi dinamis hubungan
antara curah hujan dan limpasan (rainfall-runoff). Model ini
digunakan untuk mensimulasikan kejadian tunggal atau yang
berkelanjutan dalam waktu lama, baik berupa volume
limpasan maupun kualitas air, terutama pada suatu daerah
perkotaan.
Hasil Hasil running SWMM (Storm Water Management Model)
penelitian didapatkan titik-titik lokasi genangan pada saluran K3-K4-
K5-K6- K7-K8 pada sisi kanan dan Ki2-Ki3-Ki4-Ki5 pada
sisi kiri dengan memperhatikan kondisi topografi, sifat tanah,
tingginya intensitas hujan, meningkatnya pasang surut air laut
dan perubahan tata guna lahan yang sangat signifikan. Titik-
titik tersebut tertera sesuai gambar skema sistem drainase
pada Wonorejo yaitu sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Sistem Drainase Pada Wonorejo
Gambar 1 menunjukkan bahwa aliran pada saluran
drainase Jl. Raya Medokan Sawah ini dibagi menjadi 2
bagian, yaitu saluran kiri dan saluran kanan selain
saluran tersebut terdapat saluran Pinggir. Ketiga sistem
drainase tersebut bermuara pada saluran primer Kebon
Agung. Daerah pematusan Medokan Ayu Selatan
merupakan daerah pemukiman padat penduduk.
Keunggulan Keunggulan dari permodelan SWMM yaitu dapat menghitung
berbagai proses hidrologis yang menciptakan limpasan dari
daerah perkotaan, yaitu : curah hujan dengan variasi waktu,
evaporasi dari permukaan air, akumulasi salju dan
mencairnya, curah hujan yang tertampung di daerah
tampungan, infiltrasi dari curah hujan yang masuk ke lapisan
tanah tidak jenuh air, perkolasi dan infiltrasi ke dalam lapisan
air tanah, aliran bawah antara air tanah dan sistem drainasi,
routing waduk non linier dari aliran di daratan.
Kelemahan Dalam penerapan metode SMWW di wilayah Kelurahan
Medokan Ayu Kota Surabaya, limpasan memiliki permukaan
yang kurang tinggi dan kurangnya pembersihan serta
pengangkutan sampah-sampah yang ada dalam saluran.
Akibatnya, terjadi genangan banjir yang disebabkan air
limpasan tidak dapat tertampung sepenuhnya dan saluran
drainase yang mampat.
Perbedaan Beberapa saluran eksisting sudah tidak mampu menampung
dengan debit limpasan untuk banjir kala ulang 1 tahun karena luapan
rencana air terjadi pada saluran K3-K4-K5-K6-K7-K8 pada sisi kanan
penelitian dan saluran Ki2-Ki3-Ki4-Ki5-Ki6 pada sisi kiri sehingga
dilakukan perencanaan ulang dengan merubah dimensi dan
kemiringan saluran pada titik-titik tertentu sesuai tinjauan
yang telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai