Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN FLY


ASH DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI KUAT TEKAN
BEBAS
(Studi Kasus Jalan Desa Sudimanik Kec. Cibaliung Kab. Pandeglang)
Rama Indera K1, Enden Mina2, Supandi3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km.3 Kota Cilegon – Banten Indonesia
rama@untirta.ac.id1, endenmina@yahoo.com2, pandipbfc@gmail.com3

INTISARI
Tanah merupakan dasar dari suatu struktur bangunan. Setiap daerah memiliki karakteristik dan sifat-sifat
tanah yang bervariasi.Seringkali terdapat beberapa sifat tanah yang buruk dan kurang menguntungkan untuk
suatu konstruksi bangunan.Contoh beberapa sifat tanah yang perlu diperhatikan adalah plastisitas yang
tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume dan kembang susut yang besar.
Sangat penting untuk mengetahui permasalahan tanah tersebut, serta memberikan upaya untuk
memperbaikinya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui klasisifikasi tanah, indeks plastisitas tanah dan
mengetahui pengaruh penambahan fly ash terhadap sifat fisik tanah, serta mengetahui nilai kuat tekan bebas
tanah dalam kondisi eksisting dan setelah dicampurkan fly ash. Kadar air benda ujidiambil dari hasil
pemadatan proctor standar dengan variasi campuran fly ash 0%, 10%, 15% 20% dan 25%.Dari hasil
pengujian diperoleh, tanah yang di stabilisasi dengan fly ash pada variasi 0%, 10%, 15%, 20% dan 25%
menunjukkan adanya peningkatan nilai daya dukung tanah, penurunanbatas plastis, berat jenis dan kenaikan
nilai batas cair. Nilai kuat tekan bebas terbesar terdapat pada tanah campuran dengan kadar fly ash sebesar
15% dengan pemeraman selama 28 hari yaitu sebesar8,33 kg/cm2 pemeraman berpengaruh pada nilai kuat
tekan karena fly ash memiliki sifat pozzolan yaitu seperti halnya semen membutuhkan waktu untuk
memperkuat daya ikatnya.

Kata kunci : fly ash, stabilisasi, pemadatan, UCT, Sifat Fisik Tanah

ABSTRACT

Soil is the basis of a civil building construction that receive and support the weight of a structure on it. There
are several problems that must be faced by a civil engineer in the field, which is often faced with the fact that
the site has poor soil characteristics, so as to add strength and improve the carrying capacity needs to be
done to stabilize the soil at that location. One of the ways used to overcome this problem is to stabilize the
soil by increasing the carrying capacity of the native land and reduce development susutnya. The addition of
fly ash is one way of expansive soil stabilization is effective, because fly ash pozzolan nature so that it can
bind to the mineral soil becomes dense, thereby reducing shrinkage of the soil and add flower niai soil
strength.This test aims to determine klasisifikasi soil, soil plasticity index and determine the effect of fly ash
on soil physical properties, as well as determine the value of the compressive strength of the free land in its
existing state, and after the mixed fly ash. The water content of the specimen taken from the proctor
compaction and moisture content to mix the specimen using the maximum moisture content for mixing
manufacture penda test, a standard mixture of fly ash with a variation of 0%, 10%, 15%, 20% and
25%.From the test results obtained, soil stabilized with fly ash in the variation of 0%, 10%, 15%, 20% and
25% showed an increase in the value of the soil bearing capacity, a decrease in plastic limit, density and
increase in value of the liquid limit. The free compressive strength value contained in the ground mixture
with fly ash content of 15% by curing for 28 days in the amount of 8.33 kg / cm2 curing effect on the
compressive strength for fly ash has pozzolan properties that is, like cement needed time to strengthen
binding.

Key words:fly ash, stabilization, UCT, compaction, Soil physical properties


.

24 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

1. PENDAHULUAN Fly Ash merupakan satu bahan tambah


Tanah merupakan dasar dari suatu (Additive) yang cukup populer saat ini untuk
struktur bangunan. Setiap daerah memiliki digunakan sebagai pengganti sebagian semen
karakteristik dan sifat-sifat tanah yang dalam campuran beton dan sebagai bahan
bervariasi.Seringkali terdapat beberapa sifat untuk stabilisasi tanah ekspansif. Fly Ash
tanah yang buruk dan kurang adalah bahan limbah dari pembakaran batu
menguntungkan untuk suatu konstruksi bara, yang dikategorikan sebagai limbah
bangunan.Contoh beberapa sifat tanah yang B3(PP No. 85 tahun 1999 tentang
perlu diperhatikan adalah plastisitas yang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
tinggi, kekuatan geser yang rendah, Beracun).
kemampatan atau perubahan volume dan Pada lokasi penelitian yang berada di
kembang susut yang besar. Sangat penting jalan Desa Sudimanik Kecamatan Cibaliung
untuk mengetahui permasalahan tanah ditemui jalan yang rusak, sehingga penulis
tersebut, serta memberikan upaya untuk tertarik melakukan stabilisasi tanah dengan
memperbaikinya menggunakan Fly Ash karena dalam segi
Desa Sudimanik merupakan daerah ekonomis penggunaan Fly Ash sebagai zat
yang terletak di Kecamatan Cibaliung tambahdan mengetahui nilai kekuatan tanah
Kabupaten Pandeglang yang merupakan setelah stabilisasi pada lokasi tersebut.
salah satu Desa yang terpencil di Banten .
Selatan. Dalam hal ini, seharusnya daerah 2. TINJAUAN PUSTAKA
tersebut menjadi salah satu titik perhatian Banyak studi terdahulu yang berkaitan
terutama untuk konstruksi jalan. Dalam dengan penelitian stabilitas tanah dengan
rangka untuk meningkatkan perekonomian bahan campuran aditif, yaitu sebagai berikut
warga di daerah Desa Sudimanik khususnya, :
maka perlu adanya peningkatan infrastruktur 1. Pengaruh Penambahan Fly Ash Terhadap
terutama jalan raya. Nilai Kuat Tekan Bebas Pada Tanah
Menurut pengamatan Penulis Lempung Ekspansif Di Daerah Magetan
pembangunan infrastruktur di daerah Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, kurang memadai khususnya untuk dan pengujian yang dilakukan, dapat
konstruksi jalan. Salah satu permasalahan disimpulkan bahwa stabilisasi
yang dihadapi ialah kondisi tanah yang menggunakan fly ash pada tanah lempung
memiliki sifat yang kurang baik seperti ini dapat memperbaiki sifat mekanis
memiliki sifat kembang susut yang sangat tanah. Dari hasil pengujian nilai kuat
tinggi dan juga tanah yang sangat reaktif tekan yang paling efektif sebesar
apabila tersiram oleh air dimana pada saat 4,041gr/cm² pada penambahan fly ash
musim kemarau memiliki sifat yang sangat 10% dari tanah asli, dengan presentase
keras namun ketika di musim penghujan kenaikan sebesar 46,68% per 10% (1%
sifatnya menjadi lembek. Fenomena ini akan nya naik 4,67%) dan tergolong tanah
mengakibatkan konstruksi yang dibangun lempung sangat kaku. Penambahan fly
diatasnya menjadi tidak stabil. Hal tersebut ash pada tanah lempung akan
akan terus berulang dan bermasalah apabila mengakibatkan peningkatan daya dukung
tanah dibawah konstruksi tidak di stabilisasi tanah yang sebanding dengan peningkatan
terlebih dahulu. Penulis kemudian kuat tekan tanah.
mengambil kasus tersebut untuk bahan 2. Pengaruh Stabilisasi Semen
penelitian skripsi. TerhadapSwelling Lempung Ekspansif.
Ada beberapa langkah yang dapat Tanah lempung ekspansif yang
diambil untuk memperbaiki tanah labil. Salah distabilisasi dengan semen (kadar 0%,5%,
satunya adalah stabilitas tanah dengan bahan 10%, 15%, dan 20%). Pengujian indeks
kimia. Bahan tambah kimia yang dapat plastis tanah (IP),nilai IP semakin
digunakan diantaranya abu sawit, fly ash, menurun seiring bertambahnya
kapur, semen dan lain-lain. Pada penelitian prsesentase semen.Hasil terbaik pada
ini, digunakan bahan tambah Abu Terbang campuran 20 % semen, yaitu mampu
(Fly Ash) untuk stabilisasi tanah. menurunkan nilai IP dari kondisi tanah
asli yaitu dari 39 menjadi 17.
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 25
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

3. Stabilisasi Tanah Dengan Menggunakan SNI 1964-2008). Cara menentukan berat


Fly Ash Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai jenis tanah ialah dengan mengukur berat
Kuat Tekan Bebas sejumlah tanah yang isinya diketahui. Rumus
Hasil pengujian UCT sebagai berikut : untuk menghitung nilai Gs adalah :
Nilai qu tertinggi didapat dari tanah 2− 1
dengan kadar fly ash sebesar 20% =
( 4 − 1) − ( 3 − 2)
ddengan lama pemeraman selama 21 hari
yang menghasilkan nilai qu sebesar
2,55kg/cm², meningkat sebesar 202,38% Keterangan :
dari nilai terendah yaitu 1,26 kg/cm². W1= Berat piknometer kosong (gr)
Penambahan fly ash menaikan nilai batas W2= Berat piknometer + contoh tanah
plastis, batas cair. Nilai Indeks Plastisitas kering (gr)
dan Berat Jenis mengalami penurunan W3=Berat piknometer + contoh tanah +
seiring bertambahnya peresentase fly ash air suling (gr)
W4= Berat piknometer + air suling (gr)
A. DEFINISI TANAH K= Faktor Koreksi terhadap suhu
Tanah dari pandangan ilmu teknik sipil
merupakan himpunan mineral, bahan organik D. BATAS CAIR
dan endapan-endapan yang relatif lepas Batas cairtanah (LL) adalah kadar air
(loose) yang terletak diatas batu dasar minimum di mana sifat suatu tanah berubah
(bedrock) (Hardiyatmo, 1992). Tanah dari keadaan cair menjadi plastis. Besaran
didefinisikan secara umum adalah kumpulan batas cair digunakan untuk menentukan sifat
dari bagian-bagian yang padat dan tidak dan klasifikasi tanah.Percobaan ini berfungsi
terkait antara satu dengan yang lain untuk menentukan batas cair suatu contoh
(diantaranya mungkin material organik) tanah.Rumus Batas Cair sebagai berikut :
rongga-rongga diantara material tersebut
berisi udara dan air (Verhoef, 1994). =
Proses penghancuran dalam pembentukan 25
tanah dari batuan terjadi secara fisis atau
kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi E. BATAS PLASTIS
akibat tiupan angin, pengikisan oleh air dan Batas plastis (plastic limit/PL) adalah
gletsyer, atau perpecahan akibat pembekuan kadar air dimana suatu tanah berubah dari
dan pencairan es dalam batuan sedangkan keadaan plastis keadaan semi solid.
proses kimiawi menghasilkan perubahan Angka Indeks Plastisitas tanah didapat
pada susunan mineral batuan aslinya. Salah setelah pengujian Batas Cair dan Batas
satu penyebabnya adalah air yang Plastis selesai dilakukan. Angka Indeks
mengandung alkali, oksigen dan Plastisitas Tanah merupakan selisih angka
karbondioksida (Wesley, 1977). Batas Cair (liquid limit, LL) dengan Batas
. Plastis (plastic limit, PL). Rumus Indeks
B. KADAR AIR Plastisitas tanah adalah :
Kadar air tanah ialah perbandingan berat PI = LL – PL
air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah
dapat digunakan untuk menghitung F. ANALISA BESAR BUTIR
parameter sifat-sifat tanah. Rumus untuk Analisa saringan adalah suatu usaha
menghitung kadar air suatu tanah adalah : untuk mendapatkan ukuran distribusi tanah
dengan menggunakan saringan. Sifat-sifat
Kadar Air Tanah = x 100% suatu macam tanah tertentu banyak
tergantung kepada ukuran butirnya. Oleh
karena itu, pengukuran besarnya butiran
C. BERAT JENIS BUTIR tanah merupakan suatu percobaan yang
Pengertian berat jenis butir tanah adalah sangat penting dilakukan dalam bidang
perbandingan antara massa isi butir tanah dan Mekanika Tanah.
massa isi air (Standar Nasional Indonesia
26 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

G. KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah adalah 100
=
mengelompokkan tanah berdasarkan 100 +
kategori-kategori dan karakteristik dari
masing-masing tanah dengan berbagai cara, Zero Air Void :
menggunakan sebuah alat maupun secara
sederhana.
γ =
Klasifikasi keteknikan yang paling 1+( )
banyak digunakan adalah klasifikasi Unified
Soil Classification System (USCS). I. Kuat Tekan Bebas
Klasifikasi USCS memiliki tiga kelompok Kuat tekan bebas adalah besarnya beban
utama, yaitu tanah dengan ukuran partikel aksial persatuan luas. Metode ini
kasar (mengandung pasir dan kerikil), dimaksudkan sebagai acuan dalam
partikel halus (tanah lempung dan liat), dan melakukan pengujian kuat tekan bebas tanah
tanah dengan kadar organik tinggi (misal kohesif, dengan tujuan untuk memperoleh
tanah gambut). nilai kuat tekan bebas tanah kohesif.
Klasifikasi secara menyeluruh Uji kuat tekan bebas (Unconfined
membutuhkan banyak data yang terdiri dari Compresion Test) merupakan cara yang
warna, kadar air, kekuatan tekan, batas cair, dilakukan di laboratorium untuk menghitung
batas plastis dan sifat lainnya. kekuatan geser tanah. Uji kuat ini mengukur
H. PEMADATAN seberapa kuat tanah menerima kuat tekan
Pemadatan tanah dilakukan untuk yang diberikan sampai tanah tersebut
mencari kerapatan menyeluruh dan kadar air terpisah dari butiran-butirannya juga
supaya dapat menentukan kerapatan kering. mengukur regangan tanah akibat tekanan
Tanah yang renggang harus dipadatkan agar tersebut.
meningkat volumenya. Secara umum
pemadatan berfungsi :

1. Meningkatkan kekuatan tanah


2. Mengurangi besarnya penurunan tanah
3. Mengurangi permeabilitas
4. Meningkatkan kemantapan lereng
timbunan
5. Mengurangi perubahan volume akibat
perubahan kadar air

Pemadatan tanah dilakukan untuk


Gambar 1Alat Kuatr Tekan Bebas
mencari kerapatan menyeluruh dan kadar air
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2017
supaya dapat menentukan kerapatan kering.
Uji tekan bebas ini dilakukan pada
Tanah yang renggang harus dipadatkan agar
contoh tanah asli dan contoh tanah tidak asli
meningkat volumenya. Pemadatan dilakukan
lalu diukur kemampuannya masing-masing
dengan menggilas dan menumbuk sehingga
contoh terhadap kuat tekan bebas. Dari nilai
menimbulkan pemampatan pada tanah
kuat tekan maksimum yang dapat diterima
dengan mengusir udara dari pori-pori.
pada masing-masing contoh akan didapat
Penambahan air pada tanah yang sedikit
sensitivitas tanah.
lembab sedikit membantu pemadatan,
dengan mengurangi tarikan permukaan.
J. STABILITAS TANAH
Namun akan menimbulkan kadar air
Stabilisasi tanah adalah alternatif yang
optimum, yang akan mengakibatkan
dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat
meningkatnya pori-pori. Kadar air yang
tanah yang ada.Pada prinsipnya stabilisasi
paling tepat dimana harga berat volume
tanah merupakan suatu penyusunan kembali
kering maksimum tanah dicapai disebut
butir-butir tanah agar lebih rapat dan saling
“kadar air optimum”. Rumus Kerapatan
mengunci.Tanah dibuat stabil agar jika ada
Kering :
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 27
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

beban yang terjadi, tidak terjadi mengetahui pengaruh fly ash terhadap sifat
penurunan(settlement).Tanah dasar minimal fisik tanah.
harus bisa dilewati kendaraan
proyek.Stabilitas tanah adalah usaha untuk
meningkatkan stabilitas dan daya dukung
tanah. Menurut Bowles (1984) apabila tanah
yang terdapat di lapangan bersifat lepas atau
sangat mudah tertekan, atau apabila
mempunyai indeks konsistensi yang tidak
sesuai, permeabilitas terlalu tinggi, atau sifat
lain yang tidak diinginkan sehingga tidak
sesuai untuk suatu proyek pembangunan,
maka harus dilakukan stabilisasi tanah.

H. Abu Terbang (Fly ash)


SNI 03-6414-2002 mendefinisikan fly
ash / abu terbang adalah limbah hasil
pembakaran batu bara pada tungku
pembangkit listrik tenaga uap yang
berbentuk halus, bundar dan bersifat
pozolanik.Fly ashdan bottom ash merupakan Gambar 2.Diagram alur
limbah padat yang dihasilkan dari Sumber : Analisis Penulis
pembakaran batubara pada pembangkit
tenaga listrik 4. HASIL DAN ANALISIS
Tabel 1. Klasifikasi Fly ash A. Sifat Fisik Tanah
Berikut adalah hasil pengujian analisa
besar butir, Batas Plastis, Batas Cair, Kadar
Air, serta Berat Jenis tanah tanpa campuran
fly ash untuk mengetahui jenis tanah yang
diuji :
Tabel 2Karakteristik Tanah
No Karakteristik Nilai
1 Kadar Air 43,46%
2 Analisa Besar Butir 92 %
3 Berat Jenis 2,74 %
4 Batas Cair 65 %
5 Batas Plastis 42,93%
3. METODOLOGI PENELITIAN
6 Indeks Plastisitas 22,07%
Penelitian dilakukan dengan beberapa
Sumber :Analisis Penulis
tahap, pertama pengujian sifat fisik tanah dan
analisa besar butir untuk mengetahui jenis Tabel 3. Klasifikasi tanah bebutir halus menurut
tanah. Selanjutnya melakukan uji pemadatan USCS
untuk mengetahui kadar air optimum dan
berat isi kering maksimm tanah. Setelah itu
melakukan pembuatan benda uji dengan
kadar fly ashyang ditentukan yaitu 0%,10%,
15%, 20% dan 25%. Setelah pemeraman
selesai maka lakukan uji Unconfined
Compression Test (UCT), atau disebut juga
Uji Kuat Tekan Bebas untuk mendapatkan
nilai daya dukung tanah tersebut. Selain uji
UCT lakukan juga uji sifat fisik tanah untuk
Sumber : Hardiayatmo,1992

28 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar Air dengan


Berat Isi Kering.
Gambar 3. Grafik Hubungan Liquid Limit dan
Plasticity Index
Sumber :Hardiayatmo,1992 Dari gambar grafik diatas didapat kadar air
optimum sebesar 18% dan  d maksimum
Pada penelitian ini, tanah Jalan Desa sebesar 1.47 gr/cm3
Sudimanik Cibaliung diklasifikasikan
sebagai tanah CH yaitu tanah lempung tak C. Hasil Pengujian Bahan Campuran
organik dengan plastisitas tinggi. 1. Berat Jenis Menggunakan Variasi
Campuran Fly Ash
B. Pemadatan Tabel 6. Variasi Fly Ash terhadap Berat Jenis
Uji pemadatan bertujuan untuk Fly Ash (%) Gs
mengetahui nilai kadar air optimum dan berat 0% 2,74
isi kering maksimum tanah, berikut adalah 10% 2.55
hasil uji pemadatan : 15% 2.45
Tabel 4.Hasil Pengujian Pemadatan 20% 2.34
25% 2.26
Sumber : Analisis Penulis 2017

Sumber : Analisis Penulis, 2017

Tabel 5. Kadar Air Pemadatan

Gambar 5. Grafik Hubungan Berat Jenis dan Fly


Ash
Sumber : Analisis Penulis, 2017

Pada Gambar 5 grafik diatas merupakan


hasil pengujian nilai Berat Jenis berdasarkan
persentase fly ash 0%, 10%, 15%, 20% dan
25%. Dari grafik diatas dapat dilihat
penambahan fly ash menurunkan nilai berat
jenis. Dengan variasi 0% di peroleh nilai Gs
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
2.74, 10% di peroleh nilai Gs 2.55, 15% di
peroleh nilai Gs 2.45, 20% diperoleh nilai Gs
Dari hasil diatas maka dapat dibuat grafik 2,34 dan 25% di peroleh nilai Gs sebesar
dibawah ini : 2.26.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 29


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

D. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas


Pengujian sifat fisik tanah meliputi uji
batas plastis, batas cair, dan berat jenis tanah,
berikut adalah hasil dari pengujian tersebut :
Tabel 7. Data Pengamatan Lab

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 6. Grafik nilai qu


Sumber : Analisis Penulis, 2017
Sumber : Analisis Penulis, 2017
Dari grafik di atas dapat di tentukan nilai qu.
Didapat nilai qu = 2,88 kg/cm2. Ini nilai qu
untuk persentase fly ash 0% dengan lama
pemeraman 0 hari sampel 1. Dari hasil
penelitian laboratorium didapat data
sebanyak 75 sampel. Data telah dihitung dan
dianalisa. Untuk nilai qu dengan Persentase
fly ashterhadap lama pemeraman dapat
dilihat dari Tabel di bawah ini

Tabel 8. Nilai qu dengan lama pemeraman Gambar 7. Grafik Hubungan Nilai qu dengan
terhadap persentase fly ash Presentase Fly Ash
Sumber: Analisis Penulis, 2017

Pada Gambar diatasgrafik diatas


merupakan hasil pengujian nilai qu
berdasarkan banyaknya penambahan bahan
campuran fly ash. Gambar 6 di atas dapat
diketahui bahwa untuk semua persentase fly
ash dengan pemeraman selalu mengalami
peningkatan ,namun semu presentase ada
batas optimumnya. Terlihat bahwa pada
presentase 25% mengalami penurunan.
bahwa baik waktu pemeraman maupun
persentase limbah fly ashyang diberikan pada
material pengujian akan mempengaruhi
presentasi nilai qu. Dalam penenlitian ini
terlihat bahwa presentase fly ash dan waktu

30 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

pemeraman ada batas optimumnya. Nilai qu Pada Gambargrafik diatas merupakan


yang paling maksimum berada pada hasil pengujian nilai qu berdasarkan waktu
presentase 15% dengan 21 hari pemeraman. pemeraman. Gambar diatas dapat diketahui
bahwa untuk waktu pemeraman 0 hari
2. Nilai qu dengan lama pemeraman dengan penambahan presentaselimbah fly
terhadap Persentase Fly Ash ash secara bertahap akan meningkatkan nilai
Untuk nilai qu dengan lama pemeraman qu dan mengalami peningkatan. Untuk waktu
terhadap Persentase fly Ashdapat dilihat dari pemeraman ,7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28
Tabel di bawah ini: hari mampu meningkatkan nilai qu, maka
Tabel 9. Nilai qu dengan persentase fly ash dapat di simpulkan bahwa variasi fly ash
terhadap lama pemeraman 0%,10%,15%, 20% dan 25% nilai qu
meningkat sngat siginifikan.Pada penenlitian
ini presentase fly ash ada batas optimunya,
secara keseluruhan pada presentase 25% fly
ash nilai qu mengalami penurunan.
E. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah
Dengan Bahan Tambah
a. Nilai Batas Plastis
Untuk nilai Batas Plastis terhadap persentase
Fly ash dapat dilihat dari Tabel di bawah ini:
Tabel 10. Nilai Batas Cair Terhadap Peresentase
Fly Ash

Sumber : Analisis Penulis, 2017

Sumber : Analisis Penulis, 2017

Dari Tabel hasil pengujian diatas


menunjukan bahwa lama pemeraman dapat
memberikan pengaruh terhadap peningkatan
nilai qu, terlihat pada grafik 8 dibawah ini

Gambar 9. Grafik hubungan Batas Plastis


dengan Presentase Fly Ash

Pada Gambar dapat disimpulkan bahwa


sering dengan semakin banyaknya
penambahan fly ash, nilai batas plastis tanah
Gambar 8.Grafik Hubungan Nilai qu dengan mengalami penurunan.
Waktu Pemeraman
Sumber : Analisis Penelitian, 2017

b.Nilai Batas Cair

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 31


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

Untuk nilai Batas Cair terhadap persentase jenis tanah sehingga menyebabkan
Fly ash pada gambardi bawah ini: penurunan nilai Berat Jenis setiap
penambahan persentase fly ash. Dengan
menurunnya nilai Gs maka berat tanah akan
menurun sehingga memudahkan dalam
pekerjaan pemindahan tanah.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengujian yang dilakukan, dapat
Gambar 10. Grafik Hubungan Nilai Batas Cair
disimpulkan bahwa stabilisasi
dengan Presentase Fly Ash menggunakan fly ash pada tanah
lempung lunak di Jalan Desa Sudimanik
Pada Gambar 31 grafik diatas merupakan Kecamatan Cibaliung Pandeglang yaitu
hasil pengujian nilai Batas Cair sebagai berikut :
berdasarkanpersentase fly ash. Pada 1. Pada pengujian sifat fisik tanah,
presentase 10%, 15%, 20% dan 25% nilai tanah di lokasi tersebut menurut
batas cair meningkat sebesar 7,41%, 8,39%, sistem klasifikiasi USCS tanah
8,96%, 9,47% secara berurutan termasuk kedalam MH atau OH
c. Nilai Berat jenis dengan nilai Indeks plastisitas
Untuk nilai Berat jenis dengan Persentase Fly sebesar 22,07%, yaitu tanah lempung
ash terhadap lama pemeraman dapat dilihat tak organik atau lempung gemuk.
dari Tabel 12 di bawah ini: Karena tanah termasuk kedalam
Tabel 11. Nilai Berat Jenis Terhadap Persentase kategori lempung dan plastisitas
Fly Ash tinggi, maka tanah perlu dilakukan
perbaikan, dengan stabilisasi tanah
menggunakan bahan tambah fly ash
seperti pada penelitian ini
2. Pada pengujian kuat tekan bebas
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Fly Ash dapat meningkatkan
nilai Kuat Tekan Bebas tanah,
nilai kuat tekan bebas paling
Sumber : Analisis Penulis, 2017 optimum terdapat pada
presentase 15% fly ash dengan
waktu pemeraman 28 hari yaitu
8,33 kg/cm2meningkat dari 2,69
kg/cm2 dengan presentase selisih
kenaikan sebesar 209,67%
b. Pada penelitian ini fly ashtidak
dapat mengubah sifat fisik tanah
lempung lunak. Setelah tanah
dicampur dengan fly ash tanah
masih mempunyai potensi
Gambar 11. Grafik Hubungan Berat jenis pengembangan yang signifikan
dengan Persentase Fly ash yaitu ditandai dengan naiknya
nilai indeks plastisitas tanah.
Grafik diatas merupakan hasil Namun tanah dapat digunakan
pengujian nilai Berat Jenis berdasarkan sebagai subgrade apabila tanah
persentase fly ash. Dari grafik diatas dapat dalam keadaan kering optimum
dilihat penambahan fly ash menurunkan nilai dan tidak jenuh air.
berat jenis. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
berat jenis fly ash lebih kecil dari nilai berat
32 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 2 2017

B. Saran Lamongan Terhadap Nilai California


Penelitian tentang stabilisasi tanah Bearing Ratio (CBR) Test
ini masih belum sepenuhnya sempurna, Roseno Rahmadya, Reza. (2014). Pengaruh
oleh karena ini diharapkan untuk Penambahan Bahan Campuran
penelitian selanjutnya : (Dengan Slag Baja Dan Fly Ash) Pada
1. Setiap tanah dasar pada tiap daerah Tanah Lempung Ekspansif Terhadap
memiliki sifat fisik yang berbeda, Nilai CBR Dan Swelling
oleh karena itu perlu dilakukan Cristanto, Andy. (2003). Pengaruh Fly Ash
pengujian sifat fisik tanah. Terhadap Sifat Pengembangan Tanah
2. Ada beberapa bahan tambah lainnya Ekspansif
untuk stabilisasi tanah, dan dapat Bonar, Rudy (2015). Stabilisasi Tanah
dicari literatur kandungan zat kimia Lempung dengan Menggunakan Abu
yang dapat digunakan untuk Sawit Terhadap Nilai Kuat Tekan
stabiliasi tanah. Bebas (Studi Kasus Jalan Desa
3. Pada penelitian ini, fly ash dapat Cibeulah, Pandeglang)
dicampurkan atau kombinasi dengan Gunawan, G. dkk (2011). Pemanfaatan Slag
bahan tambah lainnya seperti limbah Baja untuk Teknologi Jalan yang
kapur, abu sekam padi,terak baja dan Ramah Lingkungan. Bandung :
lainnya Kementrian Pekerjaan Umum Badan
4. Melakukan pengujian sifat fisik Penelitian dan Pengembangan Jalan
tanah setelah penambahan fly ash dan Jembatan
dengan lama waktu pemeramannya. Smith, M. J. (1984) Mekanika Tanah.
5. Melakukan pengujian kadar air Terjemahan Ir. Elly Madyayanti.
optimum untuk setiap presentase Jakarta : Erlangga
bahan tambah fly ash Wesley, L.D. (1988). Mekanika Tanah,
6. Penelitian selanjutnya dapat Jakarta Selatan : Pekerjaan Umum.
membandingkan nilai kuat tekan SNI 03-1742-1989, Metode pengujian
bebas dalam kondisi kering optimum tentang kepadatan ringan untuk tanah.
dengan kondisi yang direndam SNI 03-1964-1990, Metode Pengujian
dengan air terlebih dahulu sebelum tentang berat jenis tanah.
pengujian kuat tekan bebas. Atau SNI 03-1965-1990, Metode pengujian
dengan pengujian Triaxial Test. tentang kadar air tanah.
SNI 03-1966-1990, Metode pengujian
tentang batas plastis tanah.
6. DAFTAR PUSTAKA SNI 03-1967-1990, Metode pengujian
Berry, Peter L. 1987 An Introduction to Soil tentang batas cair tanah.
Mechanics. England: Mc Graw- Hill SNI 03-1968-1990, Metode pengujian
Book Company tentang analisis saringan.
Soedarmo, Djatmiko. (1993). Mekanika
Tanah 1,Malang : Kanisius.
Terzaghi, Karl. (1967). Mekanika Tanah
dalam Praktek Rekayasa. Terjemahan
Ir. Bagus Witjaksono dkk. Jakarta :
Erlangga
Hardiyatmo, Hary C. (1992). Mekanika
Tanah 1, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Hardiyatmo, Hary C. (1994). Mekanika
Tanah 2, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Aridyanti, Tika. (2014). Pengaruh
Penambahan Limbah Baja (Slag) Pada
Tanah Lempung di Daerah Babat

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 33

Anda mungkin juga menyukai