Anda di halaman 1dari 163

Draft Tugas Akhir

Pengaruh Penambahan Geopol terhadap


Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangan di dunia konstruksi teknik sipil, tanah memiliki peranan
yang penting sebagai penahan beban akibat konstruksi bangunan terutama
perkerasan jalan raya yang terletak di atas tanah, yang harus mampu memikul
seluruh beban bangunan dan beban lainnya yang juga di perhitungkan. Stabilitas
konstruksi perkerasan secara langsung akan dipengaruhi oleh kemampuan tanah
dasar ketika menerima serta meneruskan beban yang bekerja. Akan tetapi perlu
diketahui bahwa tidak semua lapisan tanah dasar mampu menahan atau memikul
beban di atasnya. Infrastruktur jalan di Indonesia sering terjadi kerusakan.
Perbaikan terhadap kerusakan adalah salah satu langkah untuk mempertahankan
umur rencana suatu jalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan secara
umum adalah peningkatan beban, volume, material konstruksi perkerasan yang
kurang baik, iklim maupun keadaan tanah yang tidak stabil (Udiana dkk, 2014).
Perbaikan infrastruktur jalan raya yang mengalami kerusakan tentu sangat
berkaitan dengan kualitas tanah dasar (subgrade). Tanah dasar (subgrade)
merupakan lapisan dasar untuk peletakkan lapisan-lapisan perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini.

Banyak daerah di Indonesia yang diantaranya di Pulau Jawa di bagian barat


meliputi Cikampek, Cikarang, Bandung dan Serang dan daerah tengah selatan
meliputi Ngawi, Caruban, Solo, Sragen, Wates dan Yogyakarta dan sekitar pantai
utara Jawa meliputi Kota Semarang, Purwodadi, Kudus, Cepu, Bojonegoro dan
Gresik memiliki jenis tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif
merupakan tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas tinggi, daya dukung
rendah, serta kembang susut yang drastis jika terjadi perubahan kadar air
(Rachmansyah, 2008). Menurut Semarang dalam angka (BPS, 2015) tipe tanah
yang terletak di daerah Semarang atas adalah jenis tanah liat atau lempung.
Sedangkan jenis tanah yang terletak di daerah Semarang bawah sebagian tanahnya

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 1


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

terdiri dari pasir dan lempung. Untuk daerah Ungaran, Gunungpati dan Ngaliyan
karena terletak di daerah Semarang atas, maka jenis tanah yang ada di daerah
tersebut lempung. Supaya dapat diketahui lebih jelas dan lebih tepat jenis tanah
apa yang khususnya terletak di Desa Tinanding dan di Gunungpati dengan
dilakukan penelitian di laboratorium seperti pengujian analisis saringan dan
analisis hidrometer. Tanah yang demikian itu belum memenuhi standar sebagai
bahan konstruksi jalan, karena (Departemen Pekerjaan Umum 1987) telah
memberi batasan nilai kekuatan CBR untuk tanah dasar (subgrade) minimal 6%
(Soedarsono, 1985). Untuk mengatasi permasalahan pada tanah dasar dari jenis
tanah lempung, terdapat beberapa alternatif yang dijelaskan menurut buku
Penentuan Tebal Perkerasan Jalan Raya Departemen Pekerjaan Umum yang
diterbitkan pada tahun 1974 antara lain menurunkan nilai indeks plastis tanah dan
meningkatkan nilai CBR, atau mengganti tanah setebal minimal 15 cm dengan
tanah yang lebih baik.

Dalam perencanaan struktur perkerasan jalan raya, daya dukung suatu lapisan
tanah sangat mempengaruhi tebal perkerasan saat perencanaan jalan raya, semakin
tinggi kuat dukung tanah, maka semakin tipis tebal perkerasan yang diperlukan
untuk menahan beban lalu lintas. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis
tanah, tingkat kepadatan, kadar air dan lain-lain (Hendarsin, 2000). Untuk
mengukur suatu kekuatan lapisan tanah dasar dalam mendukung beban tanpa
mengalami perubahan bentuk, maka perlu dilakukan pengujian California
Bearing Ratio (CBR). Jika semakin kecil nilai CBR dari lapisan suatu tanah
tertentu maka lapisan rencana yang akan dibuat diatasnya tentu semakin tebal. Di
banyak lokasi dalam wilayah negara Indonesia, tidak banyak ditemukan tanah
terpadatkan yang mampu memberikan nilai CBR tinggi. Biasanya tanah lempung
lunak terdapat di daerah dataran rendah atau pantai dengan nilai rata-rata CBR
yang rendah.

Pada umumnya perbaikan tanah dilakukan terhadap jenis tanah lunak yang daya
dukungnya rendah, karena jenis tanah lunak lebih peka terhadap ada tidaknya air.
Dalam musim penghujan tanah lunak mengembang dan tidak mampu mendukung

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 2


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

beban. Namun sebaliknya, dalam musim kemarau tanah lunak menyusut dan
mengalami keretakkan, walau mampu untuk menahan beban yang besar. Tentu hal
ini sangat berbahaya bagi pekerjaan konstruksi di atasnya karena akan merusak
konstruksi di atasnya. Proses stabilisasi tanah secara konvensional saat ini belum
mampu sepenuhnya untuk merubah sifat kembang susut tanah sehingga walaupun
suatu perkerasan atau konstruksi jalan maupun bangunan tersebut sudah
dipadatkan, nantinya akan mengalami kerusakan secara cepat karena masih ada
sifat-sifat buruk tanah di bawahnya. Dengan adanya perkembangan teknologi
yang terjadi di lapangan, inovasi stabilisasi tanah telah mengikuti perkembangan
zaman. Salah satu dari perkembangan zaman pada usaha menstabilisasi tanah
adalah dengan melakukan pencampuran bahan kimia. Untuk memperbaiki kualitas
tanah lempung yang memiliki sifat kembang susut, maka dibutuhkan suatu bahan
aditif agar stabil. Salah satunya adalah stabilizing agent atau bahan aditif untuk
menstabilisasi tanah yaitu GEOPOL®. GEOPOL® adalah bahan aditif berupa
cairan yang dengan kadar tertentu mampu memperbaiki dan menstabilkan kualitas
tanah khususnya tanah lempung. Maka perlu dilakukan suatu pengujian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan GEOPOL® terhadap nilai CBR
yang terendam (Soaked) pada jenis tanah lempung khususnya berwarna abu-abu di
daerah Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
dan di daerah Kradenan, Unnes Semarang Jawa Tengah.

Berbagai literatur penelitian tentang perbaikan tanah dasar yang telah diteliti
seperti: penambahan gypsum sintetis (Untoro, 2008), kapur (Aini dkk, 2013),
Portland cement (Rakhman, 2002), Mathos (Saputra dan Lie, 2018) dan lain-lain.
Penelitian lain dilakukan oleh Sidhi dan Helda (2015) yang berjudul “Stabilisasi
Tanah Gambut Rawa Pening Menggunakan Portland Cement Tipe I untuk
Material Timbunan Konstruksi Bangunan”. Hasil penelitian tersebut yaitu
penambahan bahan tambah berupa Portland Cement tipe I dengan kadar 5%, 10%
dan 15% meningkatkan berat jenis gambut Rawa Pening rata-rata sebesar 9,6%.
Semakin besar presentase kadar Portland Cement tipe I, semakin besar nilai
kohesi, hal itu dilakukan dengan masa perawatan tetap selama 14 dan 28 hari.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 3


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Penelitian lain yang dilakukan oleh Wiratama (2015) yang berjudul “Studi Daya
Dukung Tanah Organik Menggunakan Matos”. Berdasarkan penelitian di atas,
belum ada penelitian sejenis dengan menggunakan GEOPOL®. GEOPOL® adalah
bahan aditif yang baru di perkenalkan dan di produksi pada tahun 2018 oleh PT.
Masushita Builders yang berasal dari Kota Bandung Jawa Barat. GEOPOL ®
memiliki fungsi untuk memperbaiki, memadatkan (solidifikasi) kualitas tanah,
serta menstabilkan tanah secara fisik dan kimiawi. Tentu saja hal tersebut
memiliki manfaat bagi pekerjaan konstruksi di bidang Geoteknik untuk
memperoleh daya dukung tanah yang lebih baik. Berdasarkan permasalahan dan
penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
”Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap Peningkatan nilai CBR Soaked Pada
Jenis Tanah Lempung”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasakan dari latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan seperti berikut ini:
1. Bagaimana sifat-sifat fisis tanah asli dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Unnes Semarang
Jawa Tengah.
2. Bagaimana sifat-sifat fisis tanah campuran yang telah distabilisasi GEOPOL ®
dengan kadar campuran sebanyak 0%, 2%, 4%, 6% dari Desa Tinanding,
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan,
Unnes Semarang Jawa Tengah.
3. Seberapa besar nilai CBR dan Swell Potential dari tanah asli serta tanah
campuran dengan penambahan campuran GEOPOL® sebanyak 0%, 2%, 4%,
6% pada keadaan Soaked/terendam.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian terkait dengan pengaruh penggunaan bahan aditif yaitu GEOPOL ® ini
memiliki tujuan untuk:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 4


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

1. Mengetahui sifat-sifat fisis sampel tanah asli pada lokasi penelitian dengan
melakukan beberapa pengujian seperti: Atterberg Limits, Grain Size, dan
Spesific Gravity (GS).
2. Mengetahui nilai peningkatan Swell Potential dari tanah lempung, baik yang
natural maupun yang diberi tambahan GEOPOL® masing-masing sebesar 0%,
2%, 4%, dan 6%.
3. Mengetahui nilai peningkatan CBR Soaked dari tanah lempung, baik yang
natural maupun yang diberi tambahan GEOPOL® sebesar 0%, 2%, 4%, dan
6%.

1.4. Manfaat Penelitian


Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan kedepannya mampu memberikan
manfaat sebagai berikut ini:
1. Mengetahui sifat-sifat fisis tanah asli dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Unnes Semarang
Jawa Tengah.
2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya
bidang mekanika tanah untuk penerapan di lapangan, khususnya untuk
perkuatan tanah yang berbutir halus.
3. Sebagai bahan alternatif daya dukung tanah lempung yang ditambahkan
dengan GEOPOL® sebagai Stabilizing Agent.
4. Penelitian ini diharapkan menjadikan GEOPOL® sebagai salah satu bahan
aditif (Stabilizing Agent) yang memiliki kegunaan untuk menstabilkan tanah
lempung yang akan dijadikan dasar pekerjaan konstruksi bangunan maupun
jalan raya.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 5


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

1.5. Batasan Penelitian

Masalah pada penelitian ini dibatasi pada nilai daya dukung tanah lempung lunak
asli sebelum dan sesudah dicampur menggunakan GEOPOL ® sebagai bahan aditif
dengan melakukan pengujian-pengujian yang dilakukan di Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Berikut ini adalah ruang lingkup dan batasan masalah pada penelitian ini:
1. Sampel tanah yang digunakan adalah sampel tanah tidak terganggu (disturbed)
pada jenis tanah lempung lunak berwarna abu-abu yang berasal dari Desa
Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di
daerah Kradenan, Semarang Jawa Tengah.
2. Bahan additive yang dipakai untuk stabilisasi tanah adalah GEOPOL ® sebagai
Stabilizing Agent.
3. Material tambah yang akan digunakan adalah GEOPOL® Jenis A, dan B.
4. Pengujian-pengujian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang antara lain,
sebagai berikut:
a. Pengujian pada tanah asli yang meliputi:
a.1. Uji Kadar Air (w) (ASTM D2216-71),
a.2. Uji Berat Jenis/Spesific Gravity (Gs) (ASTM D8554-58),
a.3. Uji Batas-Batas Atterberg (ASTM D423-66, D424-59 dan D427
a.4. Uji Analisis Saringan (ASTM D421-58),
a.5. Uji Indeks Properties
b. Pengujian pada tanah yang ditambahkan dengan GEOPOL® dengan kadar
air optimum melalui:
b.1. Uji Pemadatan Tanah /Kompaksi dengan Modified Proctor (ASTM D
698).
b.2. Uji CBR (California Bearing Ratio) Soaked dengan perendaman
sampel uji selama 4 hari (ASTM D1883-37).
5. Kadar GEOPOL® yang digunakan sebesar 0%, 2%, 4%, 6% berdasarkan kadar
WOptimum yang didapat dari uji pemadatan tanah.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 6


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

6. Air yang digunakan adalah air bersih keran dari Universitas Katolik
Soegijapranata Kota Semarang Jawa Tengah.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar penelitian Tugas Akhir ini menjadi sistematis dan terarah, maka penulisan
Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari:
Bab 1: Pendahuluan
Pendahuluan akan membahas latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan dari
Tugas Akhir ini.
Bab 2: Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka pada bab II akan membahas mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan jenis-jenis tanah di Indonesia.
Bab 3: Metode Penelitian
Bab ini membahas cara pengumpulan data-data yang didapat dari
observasi di lapangan dan pengujian di laboratorium.
Bab 4: Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan berisikan analisis data serta pembahasannya
berdasarkan data–data yang telah diperoleh.
Bab 5: Penutup
Bab 5 membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan memberikan saran serta masukan yang tepat agar penelitian
ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Lampiran
Lampiran merupakan bagian dari penyusunan laporan yang berisi tentang
hal-hal yang dapat membantu memahami isi laporan yang berupa
dokumentasi pelaksanaan penelitian dan lembar lembar yang penting
untuk penelitian ini.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 7


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanah

Tanah adalah semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali
batuan tetap (Soedarmo dan Purnomo, 1997). Tanah memiliki ciri khas dan sifat-
sifat yang berbeda beda di daerah satu dengan daerah lainya. Sifat-sifat tanah itu
memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah yaitu antara lain
tekstur, bentuk dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang
dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah
tersebut.
Adapun menurut para ahli teknik sipil, tanah dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Tanah merupakan kumpulan butiran agregat mineral alami yang dapat
dipisahkan dengan suatu cara mekanik bila agregat tersebut diaduk dalam air
(Terzaghi, 1987).
2. Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat atau butiran mineral-
mineral padat yang terikat secara kimia satu dengan yang lain dan dari bahan
bahan organik yang dapat melapuk partikel padat disertai zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara parikel-partikel padat tersebut (Das,
1995).
3. Tanah didefinisikan sebagai partikel-partikel mineral yang tersemen maupun
yang lepas sebagai hasil pelapukan dari batuan, dimana rongga pori antar
partikel terisi oleh udara dan atau air. Akibat pengaruh cuaca dan pengaruh
lainnya, tanah mengalami pelapukan sehingga terjadi perubahan ukuran dan
bentuk butirannya. Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh pelapukan
mekanis, kimia dan organis. (Sosrodarsono, 1984).
4. Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang
relatif lepas (loose), yang terletak diatas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara
butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik atau
oksida-oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara
partikel-partikel dapat berisi air, udara maupun keduanya. Proses pelapukan

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 8


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi
membentuk tanah. Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat berupa
proses fisik maupun kimia. Proses pembentukan tanah secara fisik yang
mengubah batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat
pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, atau hancurnya pertikel tanah akibat
perubahan suhu atau cuaca (Hardiyatmo, 2002).
5. Pengertian tanah menurut Bowles (1984), tanah merupakan campuran partikel-
partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis unsur-unsur sebagai
berikut ini:
a. Berangkal (Boulder) adalah potongan batuan batu besar, biasanya lebih
besar dari 200 mm-300 mm dan untuk kisaran ukuran-ukuran 150 mm–250
mm, batuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles).
b. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm–5 mm, yang
berkisar dari kasar (3 mm–5 mm) sampai halus (< 1 mm).
c. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm–0,074
mm.
d. Lempung (clay) adalah partikel yang berukuran lebih dari 0,002 mm,
partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi dari tanah yang kohesif.
e. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam, berukuran lebih dari
0,01 mm.

2.1.1. Proses Terbentuknya Siklus Batuan dan Asal-Usul Tanah

Butiran-butiran mineral yang membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil
pelapukan dari batuan. Ukuran setiap butiran padat tersebut sangat bervariasi dan
sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari faktor-faktor ukuran, bentuk, dan
komposisi kimia dari batuan. Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga tipe dasarya itu: batuan beku (igneus rocks), batuan sedimen
(sedimentary rock), dan batuan metamorf (metamorphic rocks). Pada gambar 2.1
ditunjukan diagram dari siklus kejadian beberapa tipe batuan dengan beberapa
keterangan singkat untuk tiap-tiap elemen dari siklus batuan.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 9


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Batuan Pada Elemen Tanah (Sumber:


Mata Kuliah Mekanika Tanah 1, 2016)

2.1.2. Hubungan Antara Berat–Volume Tanah

Indeks properties dari tanah didapat dari korelasi antara berat tanah dan volume
tanah. Keadaan tersebut bisa dilihat pada suatu bentuk diagram fase tanah seperti
pada Gambar 2.2(a) dan Penampang Struktur Tanah Dalam Sistem Tiga Tingkat
seperti pada Gambar 2.2(b).

Gambar 2.2(a) Diagram Fase Tanah (Sumber: Mata Kuliah


Mekanika Tanah 1, 2016)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 10


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.2(b) Penampang Struktur Tanah Dalam Sistem Tiga


Tingkat (Sumber: Holtz dan Kovacs, 1981)

2.1.3. Ukuran Partikel Tanah

Ukuran dan partikel tanah sangat beragam dan bervariasi yang cukup besar. Tanah
pada umumnya disebut kerikil, pasir, lanau, atau lempung, tergantung pada
ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut seperti batasan-batasan
ukuran golongan tanah pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah


UkuranButiran (mm)
Nama Golongan
Kerikil Pasir Lanau Lempung
Massachusetts Institute Of
>2 2 – 0,06 0,06 – 0,002 <0,002
(MIT)
U.S Department of Agriculture
>2 2 – 0,05 0,05 – 0,002 <0,002
(USDA)
America Association Of State
Highway And Transportasion 76,2 – 2 2 – 0,075 0,075 – 0,002 <0,002
Official (AASHTO)
Unified Soil Classification
System 76,2 –
4,75 – 0,075 Halus (yaitu Lanau dan
(U.S Army Corp Of Engineers, 4,75
U.S Bureau Of Reclamation) lempung) <0,0075 Tabel
(Sumber: Das, 1988)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 11


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.1.4. Klasifikasi Tanah

Pada umumnya tanah diklasifikasikan sebagai tanah yang kohesif dan tidak
kohesif atau sebagai tanah yang beragregat kasar dan halus, yang mencakup
semua bahan seperti lempung, pasir, kerikil, dan batu-batu yang besar. Sifat-sifat
alami tanah-tanah tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi masalah-masalah
tertentu dalam sebuah proyek, yaitu antara lain (Soedarmo dan Purnomo, 1997):
a. Menentukan rembesan, daya rembes dan kecepatan rembesan air yang melalui
penampang tanah serta koefisien rembesannya.
b. Menentukan pemampatan tanah yang bedasarkan teori konsolidasi Terzaghi
dan penurunan, maka dapat digunakan untuk mengevaluasi penurunan
konstruksi.
c. Menentukan kuat gesek tanah, untuk mengevaluasi kemantapan lereng
bendengan, tanggul dan lain-lain.
Klasifikasi tanah sangat membantu untuk sebuah perencanaan proyek dalam
memberikan pengarahan melalui cara empiris yang tersedia dari hasil
laboratorium uji tanah. Namun tidak menutup kemungkinan uji tanah itu gagal,
karena perilaku tanah yang sukar diduga.

1. Sistem Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi pada tanah terdapat tiga macam, yaitu:


a. Sistem Klasifikasi Berdasarkan Presentase Susunan Butir Tanah (Textural
Classification System).
Berdasarkan diketahui bahwa di alam ini tanah terdiri dari susunan butir-butir
antara lain: Pasir, lumpur dan lempng yang persentasenya berlainan. Klasifikasi
ini dikembangkan oleh departemen Pertanian Amerika Serikat (U.S
Department of Agriculture) dan deskripsi batas-batas susunan butir tanah di
bawah sistem U.S.D.A. kemudian dikembangkan lebih lanjut dan digunakan
untuk pekerjaan jalan raya yang lebih dikenal dengan klasifikasi tanah
berdasarkan persentase susunan butir tanah oleh U.S. Public Roads
Administration seperti pada Gambar 2.3.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 12


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.3 Diagram Klasifikasi Tekstur (Sumber: Mata


Kuliah Mekanika Tanah 1, 2016)

b. Sistem Klasifikasi Tanah Unified

Sistem klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System)/klasifikasi sistem


kesatuan tanah ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan dalam bidang
teknik sipil, seperti pembangunan proyek bendungan, pondasi bangunan,
konstruksi dan lain sebagainya. Percobaan laboratorium yang digunakan adalah
analisis ukuran butir dan uji batas-batas Atterberg. Semua tanah diberi dua
huruf penunjuk berdasarkan hasil-hasil percobaan ini. Klasifikasi tanah
berdasarkan Sistem Unified, dikelompokkan menjadi 2 yaitu tanah berbutir
kasar (Kerikil dan Pasir) dan tanah berbutir halus (Lanau dan Lempung) (Das,
1995):
b.1. Tanah butir kasar (Coarse-Grained-Soil) yaitu tanah berbutir kasar dengan
kurang dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No. 200.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 13


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S.G adalah
untuk kerikil (gravel) dan S untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
b.2. Tanah berbutir halus (Fine-Grained-Soil) yaitu tanah bernutir halus
dengan lebih dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No.200.
Tanah-tanah berbutir halus kemudian diklasifikasikan atas dasar
plastisitasnya dan kadar persenyawaan organiknya. Dalam hal ini ukuran
butir bukan merupakan dasar yang menentukan pemabagiannya. Sistem
Klasifikasi ini diusulkan oleh A. Casagrande pada tahun 1942 dan direvisi
pada tahun 1952 oleh The Corps Of Engineers and The US Bureau Of
Reclamation agar bisa dipakai pada konstruksi bendungan dan konstruksi-
konstruksi lainnya. Huruf-huruf yang dipakai untuk tanah-tanah berbutir
halus adalah seperti berikut ini.
Huruf Pertama Huruf Kedua
M = Lanau/Lumpur (Mud/Silt) L = Batas Cair Rendah (Low LL)
C = Lempung (Clay) H = Batas Cair Tinggi (High LL)
O = Organik

Dengan mengkombinasikan huruf pertama dan kedua, maka enam


kelompok yaitu: OH, OL, CH, CL, MH, dan ML. Klasifikasi ke dalam
golongan lanau dan lempung dilakukan dengan menggunakan Diagram
Plastisitas seperti terlihat pada Gambar Grafik 2.4 diagram ini merupakan
grafik hubungan antara PI dan LL. Dalam hal ini digambarkan sebuah
garis diagonal yang disebut garis A dan suatu garis tegak lurus yang ditarik
pada batas cair yaitu = 50%. Diagram Plastisitas bisa dilihat pada Gambar
2.4.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 14


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.4 Diagram Plastisitas (Sumber: Das, 1995)

Garis A adalah batas empiris antara lempung inorganik yang khas (CL dan CH)
dengan lanau inorganik yang khas (ML dan MH) atau tanah organik (OL dan
OH). Garis tegak lurus pada batas cair 50 itu memisahkan lanau dan lempung
yang batas cairnya tinggi (H). Di bagian bawah diagram, dibawah batas cair
kira-kira 29 dan antara nilai PI sebesar 4 dan 7, sifat-sifat tanah menunjukan
gejala saling berhimpitan dan karena itulah garis A di daerah ini menjadi suatu
daerah. Klasifikasi dualistis CL-ML dipakai untuk tanah-tanah yang berbeda
dalam daerah ini. Tanah-tanah berbutir kasar dibagi menjadi kerikil dan pasir
serta dibagi lagi menjadi: yang mengandung bahan alus dalam jumlah yang ada
artinya dan yang bebas dari bahan-bahan halus.
Yang mengandung bahan-bahan halus diklasifikasikan berdasarkan diagram
plastisitas (menjadi golongan yang bersifat kelanauan atau bersifat
kelempungan) dan yang bebas dari bahan-bahan halus menurut grafik

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 15


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

lengkungan-gradasi dengan mempergunakan koefisien-koefisien derajat


keseragaman dan koefisien koefisien lengkungan. Huruf-huruf yang digunakan
adalah sebagai berikut ini:
Huruf Pertama: Huruf Kedua:
G = Kerikil (Gravel) W = Bergradasi Baik (Well Graded)
S = Pasir (Sand) P = Bergradasi Buruk
(Poor Graded)
W & P dari lengkung gradasi
M = Kelanauan (Muddy)
C = Kelempungan (Clayey)
Dari diagram plastisitas
M = Lanau (Mud) L = Batas Cair Rendah (Low LL)
C = Lempung (Clay) H = Batas Cair Tinggi (High LL)
O = Organik (Organic)
Persamaan Garis A : PI = 0,73 (LL-20)
Batas Cair Rendah (L), Jika: LL< 50%
Batas Cair Tinggi (H), Jika: LL >50%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 16


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah Unified

(Sumber: Das, 1995)

c. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and


Transportation Official) dikembangkan pada tahun 1929 dan mengalami
beberapa kali revisi hingga tahun 1945 dan dipergunakan hingga sekarang,
yang diajukan oleh Commite on Classification of Material for Subgrade and
Granular Type Road of the Highway Research Board (ASTM Standar No. D-
3282, AASHTO model M145). Sistem klasifikasi ini bertujuan untuk
menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (sub-base)
dan tanah dasar (subgrade). Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria
seperti berikut ini:
c.1. Ukuran butiran
Kerikil merupakan bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75
mm (3 in) dan yang tertahan pada ayakan No. 10 (2 mm). Pasir merupakan
bagian tanah yang lolos ayakan No. 10 (2 mm) dan yang tertahan pada

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 17


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

ayakan No. 200 (0,075 mm). Lanau dan lempung: bagian tanah yang lolos
ayakan No. 200.
c.2. Plastisitas
Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah
mempunyai indeks plastisitas sebesar 10 atau kurang. Nama berlempung
dipakai bilamana bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks
plastis sebesar 11 atau lebih apabila batuan (ukuran lebih besar dari 75
mm) ditemukan di dalam contoh tanah yang akan ditentukan klasifikasi
tanahnya, maka batuan-batuan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Tetapi persentase dari batuan yang dikeluarkan tersebut harus dicatat.
c.3. Batu (Bouldrs)
Batu yang ukurannya lebih besar dari 75 mm tidak digolongkan dalam
klasifikasi ini. Gambar 2.5 menunjukan gambaran daerah yang
berhubungan dengan batas cair dengan indeks plastisitas tanah yang
termasuk dalam kelompok-kelompok: A-2, A-4, A-5, A-6 Dan A-7.

Gambar 2.5 Rentang Dari Batas Cair (LL) dan (PI) Pada
Tanah (Sumber: Das, 1995)

Klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO Unified harus memenuhi gradasi


dan persyaratan yang ditentukan. Klasifikasi Tanah Berdasarkan
AASHTO dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 18


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO


Tanah berbutir
Klasifikasi umum (35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)
Klasifikasi kelompok A-1 A-2
A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10 Maks 50
No.40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No.200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35
Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 6 NP Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 41
Tipe material yang Batu pecah, kerikil dan Pasir
paling dominan pasir halus Kerikil dan pasir yang berlanau atau
berlempung
Penilaian sebagai bahan
tanah dasar Baik sekali sampai baik

Tanah berbutir
Klasifikasi umum (Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)
Klasifikasi kelompok
A-4 A-5 A-6 A-7

Analisis ayakan (%
lolos)
No.10
No.40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36
Min 36

Sifat fraksi yang lolos


ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 11
Tipe material yang
paling dominan Tanah berlanau Tanah Berlempung

Penilaian sebagai bahan


tanah dasar Biasa sampai jelek

(Sumber: Das, 1995)

a.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 19


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.2. Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
dengan fungsi menahan beban lalu lintas kendaraan. Jenis konstruksi perkerasan
jalan secara umum ada 2 jenis, yaitu perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan
perkerasan kaku (Rigid Pavement). Perencanaan perkerasan jalan dikatakan baik
apabila konstruksi tersebut memberikan beberapa sifat yaitu kuat, nyaman dan
bernilai ekonomis.

1. Perkerasan Lentur Jalan Raya (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur (flexible pavement) menurut Departemen Pekerjaan Umum


(1987) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran
beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan
dibawahnya. Perkerasan lentur jalan terdiri dari beberapa lapis yaitu lapis
permukaan (surface course), lapis pondasi (base course), lapis pondasi bawah
(subbase course) dan lapisan tanah dasar (subgrade) seperti penjelasan berikut.

a. Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan permukaan dasar untuk


perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan
maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan Tanah dasar ini dapat
terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah urugan). Mengenai
persyaratan teknik untuk material tanah sebagai pembentuk tanah dasar ini
adalah sebagai berikut:
a.1. Bukan tanah organis. Sebaiknya tidak termasuk tanah plastisitanya
tinggi (klasifikasi A-7-6) dari persyaratan klasifikasi AASHTO atau CH
dalam sistem klasifikasi unified.
a.2. Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada
daerah/lapisan dibawah 80 cm dari tanah dasar atau bagian dasar dari
urugan. Atau urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung
tinggi.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 20


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

a.3. Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari
dan dipadatkan 100% dari kepadatan kering maksimum.
a.4. Persyaratan kepadatan dengan 95% dari kepadatan kering maksimum
pada lapisan 30 cm ke bawah dari subgrade (Proctor standard). 30 cm
keatas harus dipadatkan 100% dari kepadatan kering maksimum
(proctor standard).

b. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah merupakan lapisan perkerasan yang terletak di atas


lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah
memiliki fungsi sebagai berikut:
b.1. Komponen dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda
ke tanah dasar.
b.2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
b.3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar menuju
ke lapis pondasi atas.
b.4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
akibat lemahnya daya dukung tanah dasar pada awal pelaksanaan
pekerjaan.
b.5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama
hujan.

c. Lapis Pondasi Atas (Base Course)

Lapis pondasi atas (base course) pada perkerasan lentur difungsikan sebagai
lapisan penambah kapasitas daya dukung beban-beban yang terjadi dengan
tingkat kekakuannya, kekuatan serta ketahanan bahan yang cukup baik.
Lapis pondasi ataas memiliki fungsi utama sebagai berikut:
c.1. Sebagai lapis peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
c.2. Memperkuat konstruksi perkerasan, sebagai bantalan terhadap lapisan
permukaan.
c.3. Mendukung kerja lapis permukaan sebagai penahan gaya geser dari
beban roda, dan menyebarkannya ke lapisan bawahnya.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 21


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

d. Lapis Permukaan/Penutup (Surface Course)

Fungsi utama lapis permukaan perkerasan jalan adalah berfungsi sebagai:


d.1. Lapisan struktural yang berfungsi secara langsung mendukung beban
lalu lintas diatasnya (Bina Marga, 1990).
d.2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan.
d.3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Penjelasan dari lapisan-lapisan tanah diatas bisa dilihat seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Struktur Lapisan Perkerasan Lentur (Sumber: Analisa


Pengendalian dan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan, 2018)

Tabel 2.4 berikut ini adalah sifat-sifat lapis pondasi agregat berdasarkan
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Tabel 2.4 Sifat-Sifat Lapis Pondasi Agregat

(Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 22


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.

2.

2.1.

2.2.

2.3. Definisi Tanah Lempung

Tanah lempung (Clay) adalah tanah yang terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan
partikel dari mika, mineral-mineral lempung (Clay Minerals) dan mineral-mineral
yang sangat halus lain. Tanah lempung didefinisikan sebagai golongan partikel
yang ukuran butirannya kurang dari 0,002 mm (2 m), namun demikian dibeberapa
kasus partikel yang berukuran antara 0,002 mm sampai 0,005 mm masih
digolongkan sebagai partikel lempung, dalam hal ini tanah diklasifikasikan
sebagai lempung (hanya berdasarkan pada ukurannya saja) atau lolos saringan no
200. Terdapat beberapa definisi tanah lempung yang dipaparkan oleh beberapa
ahli, diantaranya:
1. Menurut Bowles (1984) tanah lempung adalah deposit yang memiliki partikel
yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih
dari 50%,
2 Menurut Grim (1953) tanah lempung adalah tanah yang terdiri dari partikel-
partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat plastis apabila dalam keadaan
basah.

2.3.1. Tanah Lempung Ekspansif


Tanah lempung (clay) sebagian besar tersusun dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan
partikel-partikel dari mika, mineral-mineral lempung (Clay Minerals) dan
mineral-mineral yang sangat halus. (Das, 1995:9). Tanah lempung ekspansif atau
yang disebut tanah lempung kembang susut adalah tanah yang mengalami
perubahan volume ketika kadar air berubah. Pengurangan kadar air
mengakibatkan lempung menyusut, dan sebaliknya bila kadar air bertambah maka

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 23


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

menyebabkan lempung mengembang (Hardiyatmo, 2012:121). Klasifikasi Tanah


Lempung Ekspansif bisa dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Klasifikasi Tanah Lempung Ekspansif


Potensi Swelling IP LL SL
Pengembangan (%) (%) (%) (%)
Sangat Tinggi >25 >55 >60 >11
Tinggi 5-25 25-55 40-60 7-12
Sedang 1,5-5 15-25 30-40 10-16
Rendah 0-1,5 0-15 <30 <15
(Sumber: Carter dan Bentley, 1991)

2.3.2. Kriteria Tanah Lempung


Suatu tanah dapat digolongkan sebagai tanah lempung jika memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Suatu bahan yang hampir seluruhnya terdiri dari pasir, tetapi ada yang
mengandung sejumlah lempung. Tanah lempung memiliki beberapa jenis
antara lain:
a. Tanah Lempung Berlanau
Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang berukuran di
antara pasir dan lempung. Sebagian besar lanau tersusun dari butiran butiran
quartz yang sangat halus dan sejumlah partikel berbentuk lempengan-
lempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral-mineral mika. Sifat-
sifat yang dimiliki tanah lanau adalah sebagai berikut (Das, 1991):
a.1. Ukuran butir halus, antara 0,002–0,05 mm,
a.2. Bersifat kohesif,
a.3. Kenaikan air kapiler yang cukup tinggi, antara 0,76–7,6 m,
a.4. Permeabilitas rendah,
a.5. Potensi kembang susut rendah sampai sedang,
a.6. Proses penurunan lambat

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 24


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Lempung berlanau merupakan tanah lempung yang berisi lanau dengan


material utamanya adalah lempung. Tanah lempung berlanau adalah tanah
yang bersifat plastisitas sedang dengan Indeks Plastisitas sebesar 7-17 dan
kohesif.

b. Tanah Lempung Plastisitas Rendah


Plastisitas merupakan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan
bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak/remuk. Sifat dari
plastisitas tanah lempung sangat di pengaruhi oleh besarnya kandungan air
yang berada di dalamnya dan juga disebabkan adanya partikel mineral
lempung dalam tanah. Sifat dari plastisitas tanah lempung sangat di
pengaruhi oleh besarnya kandungan air yang berada di dalamnya. Atas dasar
air yang terkandung didalamnya (konsistensinya) tanah dibedakan atau
dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar yaitu padat, semi padat, plastis, cair
seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Batas Konsistensi (Sumber: Das, 1995)

Bila pada tanah yang berada pada kondisi cair (titik P) kemudian kadar
airnya berkurang hingga titik Q, maka tanah menjadi lebih kaku dan tidak
lagi mengalir seperti cairan. Kadar air pada titik Q ini disebut dengan batas
cair (Liquid Limit) yang disimbolkan dengan LL. Bila tanah terus menjadi
kering hingga titik R, tanah yang dibentuk mulai mengalami retak-retak
yang mana kadar air pada batas ini disebut dengan batas plastis (Plastic
Limit), PL. Rentang kadar air dimana tanah berada dalam kondisi plastis,

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 25


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

antara titik Q dan R, disebut dengan indek plastisitas (Plasticity Index), PI,
yang dirumuskan:
PI = LL-PL.............................................................................................(2.1)
Dengan hal ini,
LL = Batas Cair (Liquid Limit)
PL = Batas Plastis (Plastis Limit)

Dari Nilai PI yang dihitung dengan persamaan diatas akan ditentukan


berdasarkan (Atterberg, 1911). Adapun batasan mengenai indeks plastisitas
tanah ditinjau dari sifat dan kohesi, seperti pada tabel dibawah ini.

c. Tanah Lempung Berpasir


Pasir merupakan partikel penyusun tanah yang sebagian besar terdiri dari
mineral quartz dan feldspar. Sifat-sifat yang dimiliki tanah pasir adalah
sebagai berikut (Das, 1991):
c.1. Ukuran butiran antara 2 mm–0,075 mm.
c.2. Bersifat non kohesif.
c.3. Kenaikan air kapiler yang rendah, antara 0,12–1,2 m.
c.4. Memiliki nilai koefisien permeabilitas antara 1,0–0,001 cm/det.
c.5. Proses penurunan sedang sampai cepat.

Klasifikasi tanah tergantung pada analisis ukuran butiran, distribusi ukuran


butiran, dan batas konsistensi tanah. Perubahan klasifikasi utama dengan
penambahan ataupun pengurangan persentase yang lolos saringan No.4 atau
No.200 adalah alasan diperlukannya mengikut sertakan deskripsi verbal beserta
simbol-simbolnya, seperti pasir berlempung, lempung berlanau, lempung
berpasir dan sebagainya. Pada tanah lempung berpasir persentase didominasi
oleh partikel lempung dan pasir walaupun terkadang juga terdapat sedikit
kandungan kerikil ataupun lanau. Identifikasi tanah lempung berpasir dapat
ditinjau dari ukuran butiran, distribusi ukuran butiran dan observasi secara
visual. Sedangkan untuk batas konsistensi tanah digunakan sebagai data
pendukung identifikasi karena batas konsistensi tanah lempung berpasir disuatu

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 26


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

daerah dengan daerah lainnya akan berbeda tergantung jenis dan jumlah
mineral lempung yang terkandung di dalamnya.

Suatu tanah dapat dikatakan lempung berpasir bila lebih dari 50% mengandung
butiran lebih kecil dari 0,002 mm dan sebagian besar lainnya mengandung
butiran antara 2–0,075 mm. Pada Sistem Klasifikasi Unified (ASTM D 2487-
66T) tanah lempung berpasir digolongkan pada tanah dengan simbol CL yang
artinya tanah lempung berpasir memiliki sifat kohesi sebagian karena nilai
plastisitasnya rendah ( PI < 7).

2.3.3. Mineral Lempung


Partikel lempung berflokuasi (berkelompok) dalam satu satuan tekstur
submikroskopis dan disebut domain (Collins dan Mc Gown, 1974; Young’s dan
Sheeran, 1973). Domain-domain berkelompok membentuk cluster, dan cluster
berkelompok membentuk ped (butir tanah-dapat dilihat). Mineral lempung
berukuran sangat kecil (kurang dari 2µm) dan merupakan partikel yang aktif
secara elektro kimiawi, serta hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Mineral lempung menunjukkan karakteristik yang berkaitan dengan air dan
plastisitas yang dihasilkannya, namun tidak ditunjukkan oleh material lain
walaupun berukuran lebih kecil seperti kuarsa. Setiap deposit lempung sekaligus
mengandung mineral lempung dan berbagai partikel dari material-material lainnya
yang dapat dianggap pengisi. Secara kimiawi mineral lempung merupakan ikatan
aluminasilika dengan air (hydrous aluminosilicates) ditambah ion metalik. Dari
mikroskop elektron diketahui bahwa kristal berupa plates (lempengan) kecil dan
diffraksi sinar x, merupakan lembaran kecil terdiri dari banyak lembaran kristal
sebagai struktur atom bertulang (repeating atomic structure). Mineral lempung
terdiri seperti berikut ini:
1. Kaolinite
Kaolinite merupakan anggota kelompok kaolinite serpentin, yaitu hidrus
alumino silikat dengan rumus kimia Al2 Si2O5(OH)4.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 27


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.8(a) Struktur Atom Kaolinite dan 2.8(b) Struktur


Kaolinite (Sumber: Das, 1995)

Kekokohan sifat struktur dari partikel kaolinite menyebabkan sifat-sifat


plastisitas dan daya pengembangan atau menyusut kaolinite menjadi
rendah. Setiap lapisan dasar itu mempunyai tebal kira-kira 7,2Å (1Å = 10-
10 m). Tumpukan lapisan-lapisan tersebut diikat oleh ikatan hydrogen.
Mineral kaolinite berbentuk seperti lempengan-lempengan tipis, masing-
masing dengan diameter kira-kira 1000 Å dan ketebalan dari 100 Å sampai
1000 Å dan dengan luasan spesifik 15 m2 /gram seperti pada Gambar
2.8(a) dan 2.8(b).

2. Illite

Illite adalah mineral bermika yang dikenal sebagai mika tanha dan merupakan
mika yang berukuran lempung. Istilah illite dipakai untuk tanah berbutir halus,
sedangkan tanah berbutir kasar disebut mika hidrus. Rumus kimia illite adalah
KyAl2 (Fe2Mg2Mg3) (Si4yAly) O10(OH)2 dengan struktur atom seperti Gambar
2.8a dan 2.8b. Muatan negatif yang diperlukan untuk mengikat ion-ion kalium
tersebut didapat dengan adanya penggantian partikel illite pada umumnya
mempunyai dimensi mendatar bersebagian atom silikon pada lembaran
tethahedra oleh atom-otom aluminium. Partikel berkisar antara 1000 Å sampai
500 Å. Luasan spesifikasi dari partikel adalah sekitar 80 m/gram. seperti pada
Gambar 2.9.(a) dan 2.9.(b).

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 28


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.9(a) Struktur Atom Ilite dan 2.9(b) Struktur


Ilite (Sumber: Das, 1995)

3. Montmorilonite
Mineral ini memiliki potensi plastisitas dan mengembang atau menyusut yang
tinggi sehingga bersifat plastis pada keadaan basah dan keras pada keadaan
kering. Rumus kimia montmorilonite adalah Al2Mg (Si4O10) (OH)2xH2O.
Partikel montmorillonite mempunyai dimensi mendatar 1000 Å sampai 5000 Å
dan ketebalan 10 Å sampai 50 Å. Luasan spesifikasi adalah sekitar 800 m2
/gram. seperti pada Gambar 2.10(a) dan 2.10(b).

Gambar 2.10(a) Struktur Atom montmorilonite dan 2.10(b) Struktur


montmorilonite (Sumber: Das, 1995)

2.3.4. Sifat-sifat Umum Mineral Lempung

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 29


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Mineral lempung pada tanah secara umum memiliki sifat-sifat seperti berikut ini:
1. Hidrasi
Partikel mineral lempung biasanya bermuatan negatif sehingga partikel
lempung hampir selalu mengalami hidrasi, yaitu dikelilingi oleh lapisan-lapisan
molekul air dalam jumlah yang besar. Lapisan ini sering mempunyai tebal dua
molekul dan disebut lapisan difusi, lapisan difusi ganda atau lapisan ganda
adalah lapisan yang dapat menarik molekul air atau kation yang disekitarnya.
Lapisan ini akan hilang pada temperatur yang lebih tinggi dari 60ºC sampai
100ºC dan akan mengurangi plastisitas alamiah, tetapi sebagian air juga dapat
menghilang cukup dengan pengeringan udara saja.

2. Aktivitas (A)
Mendefinisikan aktivitas tanah lempung sebagai perbandingan antara Indeks
Plastisitas (PI) dengan prosentase butiran yang lebih kecil dari 0,002 mm atau
dapat pula dituliskan sebagai persamaan berikut:

A= .....................................................(2.2)

Aktivitas digunakan sebagai indeks untuk mengidentifikasi kemampuan


mengembang dari suatu tanah lempung. Ketebalan air mengelilingi butiran
tanah lempung tergantung dari macam mineralnya. Jadi dapat disimpulkan
plastisitas tanah lempung tergantung dari (Skempton, 1953).
a. Sifat mineral lempung yang ada pada butiran
b. Jumlah mineral
Bila ukuran butiran semakin kecil, maka luas permukaan butiran akan semakin
besar. Pada konsep Atterberg, jumlah air yang tertarik oleh permukaan partikel
tanah akan bergantung pada jumlah partikel lempung yang ada di dalam tanah
seperti pada Gambar 2.11.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 30


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.11 Indeks Plastisitas Dengan Persen Fraksi


Lempung (Sumber: Hardiyatmo, 2006)

Gambar di atas mengklasifikasikan mineral lempung berdasarkan nilai


aktivitasnya, yaitu:
a. Montmorrillonite : lempung dengan nilai aktivitas (A) ≥ 7,2
b. Illite : lempung dengan nilai aktivitas (A) ≥ 0,9 dan < 7,2
c. Kaolinite : lempung dengan aktivitas (A) ≥ 0,38 dan <
0,9
d. Polygorskite : Tanah lempung dengan nilai aktivitas (A) < 0,38

3. Flokulasi dan Disversi


Apabila mineral lempung terkontaminasi dengan substansi yang tidak
mempunyai bentuk tertentu atau tidak berkristal (amophous) maka daya negatif
netto, ion-ion H+ di dalam air, gaya Van der Walls, dan partikel berukuran kecil
akan bersama-sama tertarik dan bersinggungan atau bertabrakan di dalam
larutan tanah dan air. Beberapa partikel yang tertarik akan membentuk flok
(flock) yang berorientasi secara acak, atau struktur yang berukuran lebih besar
akan turun dari larutan itu dengan cepatnya dan membentuk sendimen yang
sangat lepas. Flokulasi larutan dapat dinetralisir dengan menambahkan bahan-
bahan yang mengandung asam (ion H+). Bahan-bahan alkali akan mempercepat
flokulasi. Lempung yang baru saja berflokulasi dengan mudah tersebar kembali
dalam larutan semula apabila digoncangkan, tetapi apabila telah lama terpisah
penyebarannya menjadi lebih sukar karena adanya gejala, dimana kekuatan
didapatkan dari lamanya waktu.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 31


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.4. Uji Indeks Properties

Percobaan ini bertujuan sebagai bagian dari klasifikasi jenis tanah. Besaran-
besaran yang dapat digunakan adalah angka pori (e), porositas (n), dan derajat
kejenuhan (Sr).
a. Berat isi (𝛾) adalah berat tanah persatuan volume.
b. Kadar air (w) perbandingan antara berat air dengan berat butir tanah,
dinyatakan dalam persen.
c. Derajat kejenuhan (Sr) adalah perbandingan volume air dan volume pori total,
dinyatakan dalam persen.
d. Angka pori (e) adalah perbandingan antara volume pori dan volume butir.
e. Porositas (n) adalah perbandingan antara volume pori dan volume total.

Dalam hal ini

Berat Isi
𝛾 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (𝑔/𝑐𝑚3) ………………....……………...............(2.3)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
Jadi 𝛾 = 𝑊 = W2 – W1
V V
Kadar Air (Water Content)
𝑊= Ww × 100%..…………………………………………………...........(2.4)
Ws
Dalam hal ini:

Ww = Berat tanah basah dan ring – berat ring – berat kering


= W2 – W1 - Ws
Jadi w = 𝑊2−𝑊1−𝑊𝑠
𝑊𝑠

Kadar air dimulai dengan menimbang tiga atau lebih cawan dalam keadaan bersih
dan kosong. Sampel tanah basah dalam cawan dimasukkan dan ditiimbang lalu
dioven selama 24 jam dengan suhu 105ºC. Setelah itu menimbang tanah kering +
cawan. Berikut ini adalah kegiatan praktikum dalam mencari kadar air (water

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 32


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

content) pada sampel tanah uji lempung abu-abu seperti menimbang sampel tanah
pada Gambar 2.12(a) dan pengeringan sampel tanah dengan oven pada Gambar
2.12(b).

Gambar 2.12(a) Menimbang Sampel dan 2.12(b) Pengeringan


Sampel tanah di Oven

Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)

𝑆𝑟 = VW ×100%.………………....………………………………............(2.5)
VV

Vw = WW = Wwet – Wdry
W 𝛾W

Vw = V – Vs = V – Ws
Gs - 𝛾W

Jadi Sr = (𝑊−𝑊𝑠) ⁄ 𝛾𝑤 × 100%


𝑊−𝑊𝑠 /(𝐺𝑠×𝛾𝑤)

Angka Pori (Void Ratio)


e = Vv = V - Vs = V - 1....……………………...........................(2.6)
Vs Vs Ws /(Gs × 𝛾W )
e = V × Gs × 𝛾W – 1
Ws
Porositas
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝑛= = Vv × 100%……………………..………...................(2.7)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉

𝑛= e

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 33


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

𝑒+1
Uji Indeks Properties pada tanah lempung dibantu menggunakan alat piknometer
seperti pada Gambar 2.13(a) dan 2.13(b).

Gambar 2.13(a) Uji Temperatur dan Gambar 2.13(b) Menimbang Piknometer

2.5. Uji Analisis Saringan


Percobaan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tanah butir kasar dengan
mendapatkan koefisien keseragaman (Cu) dari kurva distribusi ukuran butir
(gradasi) tanah. Metode uji saringan ini mencakup penentuan dari distribusi
ukuran butir tanah yang lebih besar dari 75 𝜇m (tertahan oleh saringan no.200).

1. Tanah butir kasar: tanah dengan ukuran butir ≥ 75μm (tertahan oleh saringan
no.200)
2. Tanah butir halus (fine grained soils): tanah dengan ukuran butir < 75 μm
(lolos saringan no.200)
3. Gradasi: distribusi ukuran butir. Ukuran saringan harus mengikuti standar
ASTM dengan ketentuan seperti pada Tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.6 Ukuran Saringan menurut standar ASTM


Ukuran Lubang
No.
(mm)
Saringan
4 4.750
10 2.000
20 0.850
40 0.425

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 34


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

80 0.180
120 0.125
200 0.070
(Sumber: ASTM, 1979)

Dari hasil-hasil percobaan tersebut digambarkan suatu grafik dalam suatu susunan
koordinat semilog, yaitu dimana ukuran diameter butir sebagai absis dalam skala
log dan % lebih halus sebagai ordinat dengan skala linier. Dari grafik diatas
didapat koefisien keseragaman (Cu):
Cu = 𝐷60……………………………………………......................................(2.8)
𝐷10

Dalam hal ini:


D60 = Diameter Kebersamaan (Diameter Sehubungan Dengan 60% Lebih Halus)
D10 = Diameter Efektif (Diameter Sehubungan Dengan 10% Lebih Halus)
Dari Grafik Tersebut Didapat Pula Koefisien Kelengkungan (Cc) :
Cc = 𝐷230 ………………………………………........................................(2.9)
𝐷10×𝐷60
Dalam hal ini:
D30 = Diameter Sehubungan Dengan 30% Lebih Halus

Berdasarkan USCS (Unified Soil Classification System), ditentukan bahwa tanah


yang berdagrasi baik adalah yang memenuhi baik:
a. Untuk gravel: Cu > 4 dan 1 < Cc < 3
b. Untuk pasir: Cu > 6 dan 1 < Cc < 3
Bila syarat diatas tidak terpenuhi, maka tanah tersebut disebut gradasi buruk. Uji
Saringan pada tanah lempung dapat dilihat seperti pada Gambar 2.14.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 35


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.14 Uji Saringan (Grain Size)

2.6. Uji Analisis Hidrometer


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang
berbutir halus. Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah
yang lolos saringan no.200, tetapi dilaksanakan pada tanah yang lolos saringan
no.10.
1. Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran butir antara 0.002 mm–0.075 mm
2. Clay/lempung adalah tanah dengan ukuran butir lebih kecil dari 0.002 mm
3. Aktivitas tanah:

A= 𝐼𝑝 ......……………………………......................(2.10)
% 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔

Uji Analisis Hidrometer dilakukan menggunakan tanah lempung dari Unnes


maupun dari Desa Tinandingdiukur dengan satu buah alat hidrometer dengan tipe
ASTM-152 H seperti pada Gambar 2.15(a) dan 2.15(b).

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 36


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.15(a) Alat Hidrometer dan 2.15(b) Pengujian


Analisis Hidrometer

2.7. Konsistensi Tanah

Jika tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut bisa
diremas-remas (remolded) tanpa menyebabkan retakan. Sifat kohesif ini terjadi
karena adanya air yang terserap (adsorbed water) di sekeliling permukaan dari
partikel lempung. Di Awal tahun 1900, seorang ilmuwan dari Swedia bernama
Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi
tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Jika kadar airnya sangat
tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh
karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah, tanah bisa dipisahkan ke dalam
empat keadaan dasar, yaitu :padat, semi padat, plastis, dan cair (Das, 1995:43).
Bagan hubungan batas cair LL, batas cair PL serta batas susut SL disebut bagan
batas-batas Atterberg, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.16 berikut ini:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 37


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.16 Skema Uji Batas-batas Atterberg


(Sumber: Das, 1995)

Kadar air dinyatakan dalam bentuk persen, dimana terjadi transisi dari keadaan
padat ke keadaan semi-padat yang didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage
limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi
dinamakan batas plastis (plastic limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair
dinamakan batas cair (liquid limit). Batas-batas ini disebut sebagai batas Atterberg
(Atterberg Limits) (Das, 1995). Batas-batas tersebut dinyatakan sebagai berikut:
1. Batas cair (liquid limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan cair
menjadi keadaan plastis.
2. Batas plastis (plastic limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan plastis
menjadi keadaan semi solid
3. Batas susut (Shringkage limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan
semi solid menjadi solid.

2.8. Uji Batas-Batas Atterberg


Uji Batas-Batas Atterberg meliputi batas-batas seperti dibawah ini:
1. Batas Cair (LL)
Percobaan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tanah butir. Percobaan ini
mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas
Plastis, dan Batas Cair. Kadar air dinyatakan dengan persen (%) dari tanah
yang dibutuhkan untuk menutup goresan dalam uji batas cair yang berjarak 0,5
inci sepanjang dasar sampel tanah, sesudah 25 pukulan (N). Hubungan antara
kadar air dengan log N bisa dianggap sebagai garis lurus (flow line), dan
kemiringan dari flow line didefinisikan sebagai indeks aliran (flow index)
(Sutarman, 2013:125). US Waterways Experiment Station, Vicksburg,

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 38


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Mississipi (1949) mengajukan persamaan empiris seperti yang dinyatakan


dengan persamaan 1, untuk menentukan batas cair;
LL = WN (N/25)tanb......…………………………….....................................(2.11)
Dengan hal ini:
N : Jumlah pukulan untuk menutup goresan selebar 0,5 inci pada dasar contoh
tanah yang diletakkan dalam mangkok kuningan dalam uji batas cair.
W
Ni : Kadar air dimana untuk menutup goresan dari contoh tanah dibutuhkan
pukulan sebanyak N.
tan
b : 0,121 (Tidak semua tanah memiliki harga tanb = 0,121), pengujian batas cair
dilakukan seperti pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Pengujian sampel Tanah dengan Alat Casagrande

2. Batas Plastis [Plastic Limit (PL)]


Batas Plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah.
didefinisikan sebagai kadar air dan dinyatakan dalam persen, dimana tanah
apabila digulung sampai dengan 1/8 inch (3,2 mm) mulai retak. Pengujian
dilakukan dengan menggulung contoh tanah dengan telapak tangan di atas kaca
datar (Das, 1998: 47). Indeks Plastisitas [Plasticity Index (PI)] adalah Selisih
antara batas cair dan batas plastis suatu tanah, atau seperti dibawah ini.

PI= LL - PL…………………………………………………………….(2.12)
Pengujian batas plastis berdasarkan ASTM Test Designation D-424 seperti
pada Gambar 2.18(a) dan 2.18(b)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 39


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.18(a) Jangka Sorong dan Gambar 2.18(b)


Pembuatan Sampel Tanah

3. Batas Susut [Shrinkage Limit (SL)]


Tanah akan menyusut jika air yang terkandung didalamnya perlahan
menghilang dalam tanah dan mencapai titik keseimbangan, yaitu kondisi
dimana penambahan kehilangan air tidak menyebabkan perubahan volume. Uji
batas susut (ASTM Test Designation D-427) dilakukan di laboratorium
menggunakan mangkok porselin dengan diameter 1,74 inch (44,4 mm) dan
tinggi 0,5 inch (12,7 mm). Bagian dalam dari mangkok diisi tanah basah
sampai penuh, diratakan dengan penggaris, kemudian berat tanah basah
ditentukan dan tanah dalam mangkok tersebut dikeringkan dalam oven.
Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan diukur dengan air raksa
(Sutarman, 2013) seperti Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Proses Praktikum Batas Susut Pada Tanah Lempung

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 40


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.9. Uji Pemadatan Tanah


Pemadatan tanah menurut (Das, 1998:234) memiliki tujuan untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan daya dukung
tanah tersebut.

2.9.1. Definisi
Pemadatan mampu mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan
dan memampatkan kemiringan lereng timbunan. Pemadatan tanah berat mampu
mengecilkan volume pori dari tanah atau memperbesar berat volume tanah.
tingkat kepadatan tanah yang dipadatkan bisa ditinjau dari nilai volume kering
(gd) dari tanah yang dipadatkan, semakin besar harga (gd) maka semakin pada
tanah tersebut. Terdapat percobaan di laboratorium yang biasa dipakai untuk
menentukan kadar air optimum (Optimum Moisture Content = OMC) dan berat isi
kering maksimum (Maximum dry density = gd). Percobaan-percobaan tersebut
ialah:
1. Percobaan Pemadatan Modifikasi (Modification Compaction Test)
Tes pemadatan standar (Modification Compaction Test) adalah tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini dikarenakan efisien waktu serta peralatan yang
digunakan tidak terlalu rumit. (Modification Compaction Test) yang digunakan
untuk mencari kepadatan maksimum (gd maks ) dan kadar air optimum (wopt).
Kadar air optimum adalah kadar air dimana harga berat volume kering
maksimum telah tercapai. Pada setiap percobaan, kadar air dapat ditentukan di
laboratorium bila kadar air sudah diketahui, berat volume kering bisa dihitung
sebagai berikut:

100 gt
gd = ......................................................................................(2.13)
100 + w

w = dalam %

gt
............
gd = ...........................................................................................(2.14)
1+w
Dengan hal ini:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 41


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

w = Dalam Desimal
gd = Berat Isi Tanah Kering (dry density)
W = Kadar Air

2.9.2. Uji Proctor


Pada uji Proctor, tanah dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bervolume 130
ft3 (= 943,3 cm3). Diameter cetakan tersebut adalah 4 in (= 101,6 mm). Selama
percobaan di laboratorium, cetakan itu dikelem pada sebuah pelat dasar dan
diatasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan kadar yang berbeda
dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan penumbuk khusus. Pemadatan
tanah dilakukan dalam 3 lapisan (dengan tebal tiap lapisan 1 inch) dan jumlah
tumbukan adalah 25 × setiap lapisan. Berat penumbuk adalah 5,5 lb (massa = 2,5
kg) dan tinggi jatuh sebesar 12 in (= 304,8 mm). Untuk setiap percobaan, berat
volume basah dari tanah yang dipadatkan tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
W
g= .........................................................................................................(2.15)
Vm

Dengan hal ini:


W = berat tanah yang dipadatkan di dalam cetakan
Vm = volume cetakan (= 1/30 ft3 = 943,3 cm3)
Gambar alat untuk uji pemadatan/Proctor seperti pada Gambar 2.20(a) dan (b).

Gambar 2.20 Alat Uji Proctor Standar (a) Cetakan,


(b) Penumbuk (Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 42


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Juga pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan
tersebut dapat ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat
volume kering gd dari tanah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
gd = gd
w( %)
1+ ..................................................................................................
100
(2.16)

Dengan hal ini:

w(%) = Persentase Kadar Air.

Harga gd tersebut dapat digambarkan terhadap kadar air untuk mendapatkan berat
volume kering maksimum dan kadar air optimum. Prosedur pelaksanaan Uji
Proctor Standar telah dirinci dalam ASTM Test Designation D-698 dan dalam
AASHTO Test Designation T-99. Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume
kering maksimum secara teoritis didapat bila pada pori–pori tanah sudah tidak ada
udaranya lagi, yaitu pada saat di mana derajat kejenuhan tanah sama dengan
100%. Jadi, berat volume kering maksimum pada suatu kadar air tertentu dengan
kondisi “zero air voids” (pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali)
daat ditulis sebagai:
g zav = Gsgw
1+ e……………………………………………………….............(2.17)

Dengan hal ini:


g zav = Berat Volume Pada Kondisi Zero Air Voids
g w = Berat Volume Air
e = Angka Pori
Gs = Berat Spesifik Butiran Padat Tanah

2.9.3. Pengaruh Energi Pemadatan


Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan (E) pada uji Proctor standar, dapat
ditulis sebagai berikut:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 43


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(
E = ( ( jumlah ¿tumbukan) ) x
lapisan)(
jumlah x berat
penumbuk )( )
x tinggi jatuh ……….....
penumbuk
(2.18)
volume cetakan

Bila usaha pemadatan per satuan volume tanah berubah, kurva pemadatan juga
akan berubah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.21 yang menunjukan empat
buah kurva pemadatan untuk tanah lempung berpasir. Cetakan dan penumbuk
seperti pada proctor standar digunakan untuk memperoleh kurva pemadatan
tersebut. Jumlah tumbukan perlapisan bervariasi mulai dari 20 sampai 50
tumbukan perlapisan. Grafik pengaruh energi pemadatan dapat dilihat pada
Gambar 2.21.

Gambar 2.21 Pengaruh Energi Pemadatan Pada Lempung


Berpasir (Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 44


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2.10. Pengembangan Tanah (Swelling)


Potensi pengembangan adalah keseimbangan perubahan volume vertikal
(deformasi contoh benda uji) dengan menggunakan alat tipe konsolidometer dan
dinyatakan dalam bentuk persen terhadap tinggi awal pada contoh tanah yang
terbentuk dari hasil tes pemadatan modifikasi (Modification Compaction Test).
Tes pengembangan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar volume
pengembangan yang terjadi pada tanah dalam jangka waktu tertentu. (Hardiyatmo,
2012:133)
Tes pengembangan tanah dilakukan dengan menggunakan alat konsolidasi
(Oedometer) pada tiap-tiap benda uji. Tes pengembangan ini memiliki fungsi
untuk mengetahui seberapa besar volume pengembangan pada tanah dalam waktu
tertentu. Benda uji tes pengembangan ini didapat dari hasil uji proctor yang
dipotong sesuai ukuran cincin dari alat konsolidasi.

2.11. Uji CBR (California Bearing Ratio)


CBR dikembangkan oleh California State Highway Departement sebagai cara
untuk menilai kekuatan tanah dasar (subgrade). Percobaan penetrasi atau yang
disebut CBR berguna untuk mengetahui kekuatan tanah dasar atau bahan lain
yang akan pembuatan perkerasan jalan. Nilai CBR adalah perbandingan (dalam
%) antara tekanan yang diperlukan untuk menembus tanah dengan piston
berpenampang bulat seluas 3 in2 dengan kecepatan 0,05 in
/ menit terhadap tekanan
yang diperlukan untuk menembus standar tertentu. Nilai CBR yang diperoleh lalu
dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan. Pengujian ini
bertujuan untuk menentukan nilai CBR tanah dan campuran tanah yang
dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu yang akan digunakan untuk
perencanaan pembangunan jalan (Udiana dkk, 2014).

Salah satu sifat kekuatan tanah yang berkaitan dengan jalan adalah nilai CBR.
Dalam merencanakan struktur perkerasan konstruksi jalan raya, Nilai CBR
merupakan standar untuk merencanakan tebal perkerasan badan jalan yang

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 45


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

mensyaratkan nilai tertentu di samping syarat lainnya seperti gradasi (Soedarsono,


1985) menetapkan tanah dasar untuk jalan ke dalam beberapa kelompok seperti
tercantum pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Klasifikasi Tanah Dasar untuk Jalan

(Sumber: Soedarsono, 1985:34)

Tanah dasar (Subgrade) pada konstruksi pekerjaan jalan merupakan tanah asli,
tanah timbunan atau tanah galian yang sudah dipadatkan mencapai kepadatan
95% dari kepadatan maksimum, sehingga daya dukung tanah dasar merupakan
nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan.
Semakin tinggi nilai CBR tanah (Subgrade) maka lapisan diatasnya semakin tipis
dan sebaliknya semakin kecil nilai CBR (daya dukung tanah rendah) maka lapisan
diatasnya semakin tebal. Ada 2 macam pengukuran CBR yaitu:
1. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada penetrasi 0,254 cm (0,1”) terhadap
penetrasi standar yang besarnya 3000 kg/cm2 (1000 psi).

CBR = A × 100% (P1 dalam kg/cm2)…………………………..............(2.19)


3000
2. Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada penetrasi 0,508 cm (0,2”) terhadap
penetrasi standar yang besarnya 4500 kg/cm2 (1500 psi)
CBR = B ×100% (P2 dalam kg/cm2) ……………………….....................(2.20)
4500

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 46


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Dari kedua perhitungan tersebut digunakan nilai terbesar (manual pemeriksaan


badan jalan, Dirjen Bina Marga, 1976). Tabel persyaratan uji CBR untuk jalan
raya dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.8 Syarat CBR untuk Jalan kelas II


No. Perhitungan AASHTO Bina Marga
1993
1. CBR 5,44 % 5,44 %
2. DDT - 4,9
3. Modulus relisien 8160 psi
tanah dasar
(Sumber: AASHTO, 1993)

Pada tabel di atas menunjukan syarat CBR untuk jalan kelas II adalah sebesar
5,44%. Persyaratan uji CBR menurut SNI dapat di lihat pada Tabel 2.7 SNI di
bawah menunjukan syarat CBR untuk jalan adalah sebesar ≥ 6 %.

Tabel 2.9 Syarat CBR SNI Untuk Desain Pondasi Jalan Minimum

(Sumber: SNI Direktur Jenderal Bina Marga, 2012)

1. Jenis-Jenis Pengujian CBR

Berdasarkan cara mendapatkan contoh tanahnya, CBR dapat dibagi menjadi:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 47


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

a. CBR Lapangan (CBR inplace atau field CBR). CBR lapangan juga disebut
CBR field dengan kegunaan sebagai berikut:
a.1. Memperoleh nilai CBR asli di lapangan, sesuai dengan kondisi tanah dasar
saat itu. Umum digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan yang
lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi. Pemeriksaan
dilakukan dalam kondisi kadar air tanah tinggi (musim penghujan) atau
dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
a.2. Memeriksa apakah kepadatan yang diperoleh sesuai dengan yang
diinginkan. Pemeriksaan untuk tujuan ini tidak umum digunakan, lebih
sering menggunakan pemeriksaan yang lain seperti kerucut pasir (sand
cone) dan lain-lain.

Gambar 2.22 Peralatan Pengujian CBR di Lapangan


(Sumber: Uji CBR Lapangan SNI 1738, 2011)

b. CBR Lapangan Rendaman (Undisturbed soaked CBR).


Digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR asli di lapangan pada
keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swell) yang
maksimum. Hal ini sering digunakan untuk menentukan daya dukung tanah di
daerah yang lapisan tanah dasarnya sudah tidak akan dipadatkan lagi, terletak
di daerah yang badan jalannya sering terendam air pada musim penghujan dan
kering pada musim kemarau. Sedangkan pemeriksaan dilakukan di musim
kemarau. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambilan contoh tanah dalam

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 48


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

tabung (mould) yang ditekan masuk ke dalam tanah mencapai kedalaman yang
diinginkan. Tabung berisi contoh tanah dikeluarkan dan direndam dalam air
selama ± hari sambil diukur pengembangannya. Setelah pengembangan tidak
terjadi lagi, barulah dilakukan pemeriksaan besarnya CBR.

c. CBR Laboratorium/CBR Rencana Titik (Laboratory CBR/design CBR).


Tanah dasar (subgrade) pada konstruksi jalan baru dapat berupa tanah asli,
tanah timbunan atau tanah galian yang sudah dipadatkan sampai mencapai
kepadatan 95% kepadatan maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah
dasar tersebut merupakan nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban
setelah tanah tersebut dipadatkan. Berarti nilai CBR-nya adalah nilai CBR yang
diperoleh dari contoh tanah yang dibuatkan mewakili keadaan tanah tersebut
setelah dipadatkan. CBR ini disebut CBR laboratorium, karena disiapkan di
laboratorium atau disebut juga CBR rencana titik. CBR laboratorium dapat
dibedakan atas 2 macam:
c.1. CBR Laboratorium Rendaman (Soaked Laboratory CBR/Soaked Design
CBR).
c.2. CBR Laboratorium Tanpa Rendaman (Unsoaked Laboratory CBR/154
unsoaked design CBR). Alat CBR laboratorium seperti pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23. Alat CBR Laboratorium Tampak Depan (Sumber:

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 49


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Mata Kuliah Rekayasa Perkerasan Jalan Raya, 2018)


Dengan Catatan :
a. Kec. Penetrasi (dari piston penetrasi) = 0,05 “/menit.
b. Harga CBR didapat dari beban pada penetrasi 0,1” atau 0,2” (=2,54 mm/5,08mm).
c. Harga CBR dinyatakan dalam %.

2.12. Stabilisasi Tanah

Menurut Bowles stabilisasi tanah adalah upaya guna meningkatkan stabilitas dan
kapasitas daya dukung tanah. Apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat
sangat lepas atau sangat mudah tertekan, atau jika memiliki indeks konsistensi
yang tidak sesuai, permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak
diingikan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah
tersebut wajib dilakukan stabilisasi tanah. Ada beberapa cara melakukan
stabilisasi tanah ekspansif yaitu:
a. Menambah bahan agar terjadi perubahan fisis atau kimiawi,
b. Menambah material yang kurang aktif sehingga mampu mengoptimalkan
kohesi,
c. Menurunkan muka air tanah,
Terdapat dua cara stabilisasi yang umum dilakukan yaitu: beberapa metode
stabilitasi yang sering dilakukan adalah:
a. Memperbaiki tanah mekanis (Mechanical Stabilization),
Stabilisasi mekanis adalah suatu penambahan daya dukung atau kekuatan tanah
dengan cara mengatur gradiasi tanah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara pemadatan. (Bowles, 1984).
b. Memperbaiki secara kimiawi (Mechanical Chemical),
Memperbaiki tanah dengan bahan tambah additive atau kimiawi (Chemical
Stabilization), stabilisasi kimiawi adalah penambahan bahan stabilisasi untuk
mengubah karakter tanah yang kurang baik. Penambahan bahan stabilisasi
tersebut berupa tanah berbutir halus. Bahan yang digunakan untuk stabilisasi
disebut juga dengan stabilizing agent karena setelah diadakan pencampuran
menyebabkan tanah menjadi lebih stabil (Bowles, 1984). Penelitian ini
termasuk dalam stabilisasi secara kimiawi.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 50


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

1. Stabilisasi Tanah Menggunakan Bahan Additive GEOPOL®


Bahan tambah GEOPOL® yang akan digunakan didapat dari sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang kimiawi yang bernama PT. Masushita Builders dan
berasal dari Bandung Jawa Barat. GEOPOL® diproduksi dari sistem polimer
berganda berbentuk serupa sistem enzyme-apoenzyme yang ramah lingkungan.
2.
2.3.
2.4.
2.5.
Masing-masing memiliki berat jenis sekitar 1,05 ± 0,05, pH 6,00 s/d 8,50, tidak
beracun dan mudah larut pada air tawar. GEOPOL ® bermanfaat untuk mengikat
butiran tanah atau padatan lainya sehingga membentuk komponen keras, stabil
dan tidak berdebu. GEOPOL® terdiri dari GEOPOL® A dan GEOPOL® B yang
bertujuan untuk mendapatkan komposisi dan mutu stabilisasi tanah ekspansif atau
yang setara sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mencegah kegagalan
dalam pelaksanaan di lapangan dalam pekerjaan konstruksi jalan.
a. GEOPOL®A sebagai bahan additive yaitu enzim untuk stabilisasi tanah dan
pencegahan debu, karakteristik GEOPOL®A sendiri berupa cairan yang
berwarna coklat, enzim ini berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul. GEOPOL® A bisa dilihat seperti pada Gambar
2.24.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 51


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.24 GEOPOL® Jenis A

b. GEOPOL® B sebagai bahan additive yaitu monomer apo-enzim untuk


stabilisasi tanah dan pencegahan debu karekteristik. GEOPOL® B sendiri
berupa cairan yang berwarna putih susu. Monomen apo-enzim merupakan
enzim yang tersusun dari protein. Apoenzim adalah jenis yang paling
mendominasi dari semua struktur enzim yang ada. Sifatnya yang labil menjadi
mudah berubah apabila dipengaruhi suhu dan PH. GEOPOL ® B merupakan
material polimer yang membutuhkan material GEOPOL® A untuk sepenuhnya
dapat berfungsi bisa seperti pada Gambar 2.25.

Gambar 2.25 GEOPOL® Jenis B

Fungsi, Keunggulan dan kekurangan dari GEOPOL® adalah sebagai berikut:


a. Fungsi utama dari GEOPOL® (Soil Stabilizer) adalah sebagai berikut
a.1. Meningkatkan daya dukung tanah
a.2. Menjaga kadar air tanah supaya stabil
a.3. Memaksimalkan fungsi bahan stabilitas tanah lain seperti kapur dan semen
b. Keunggulan dari GEOPOL® (Soil Stabilizer) adalah sebagai berikut
b.1. Meningkatkan parameter kapasitas dukung tanah (pengganti lapisan dasar
dan sub-base) serta stabilisasi tanah bawah tanah jalan,
b.2. Meningkatkan tingkat kekedapan tanah terhadap air,

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 52


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

b.3. Tidak rapuh, karena GEOPOL® membantu mengoptimalkan penggunaan


air dan isi udara,
b.4. Memaksimalkan fungsi bahan lain untuk menstabilkan,
b.5. Hemat waktu, sangat mudah dalam pengerjaannya,
b.6. Tidak perlu menambahkan tanah lain karena masing-masing jenis tanah
memiliki komposisi optimum yang berbeda.
b.7. Hemat biaya konstruksi dan perawatan dibandingkan dengan cara
konvensional.
c. GEOPOL® juga memiliki kekurangan seperti berikut ini:
c.1. Jumlah yang produksi belum dalam skala besar/terbatas.
c.2. Informasi/iklan mengenai GEOPOL® belum beredar secara luas.
c.3. Penelitian dengan bahan aditif GEOPOL® masih sedikit sehingga sulit
untuk menjadikan GEOPOL® sebagai referensi untuk bahan aditif
perkerasan jalan.

2.13. Laporan Penelitian Sejenis


Beberapa penelitian laboratorium yang menjadi bahan pertimbangan dan acuan
penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan metode, sampel tanah, bahan aditif
yang digunakan, akan tetapi ada pula penggunaan bahan aditif yang berbeda dan
variasi campuran serta waktu perendaman yang berbeda, antara lain:
1. Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran
Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik.
(Widianti, 2009) melakukan penelitian dengan bahan kapur, abu sekam padi,
dan serat karung beras sebagai bahan tambahan meningkatkan kekuatan atau
daya dukung tanah. Uji Initial Consumption of Lime (ICL) ini digunakan untuk
mengukur kadar kapur yang diperlukan untuk stabilisasi yang ditentukan dapat
dilihat pada Gambar 2.26.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 53


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.26 Grafik Hasil Uji Plastisitas Campuran Tanah


Dan Kapur (Sumber: Widianti , 2016)

Kadar abu sekam padi yang diperlukan melalui perbandingan 1 : 2 terhadap kadar
kapur optimum yaitu sebesar 24%. Kadar serat karung plastik yang dibutuhkan
yaitu sebesar 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.8%, dan 1.2% dari berat kering total. Benda uji
dibuat sebanyak 7 buah, dan benda uji tersebut dapat di uji setelah umur 7 dan 14
hari. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Muhammadiyah Yogyakarta. Sebelum digunakan tanah di
saring dengan saringan no. 4, kapur dan sekam padi di saring dengan saringan no.
40 agar dihasilkan lebih halus, sedangkan serat plastik di potong-potong hingga
sepanjang 1–2 cm. Setelah dilakukan perendaman selama 4 hari maka dapat

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 54


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

dilihat nilai pengembangan (swelling) dapat dilihat pada Gambar 2.27.

Gambar 2.27 Hubungan Variasi Benda Uji


CBR (Sumber: Widianti, 2016)

Hubungan antara variasi benda uji dan nilai pengembangan (swelling) dapat
dilihat pada Gambar 2.28.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 55


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.28 Hubungan Antara Variasi Benda Uji Dan Nilai


Pengembangan (swelling) (Sumber: Widianti, 2016)

2. Pengaruh Matos terhadap Peningkatan CBR (California Bearing Ratio) dan


Sifat Kedap Air pada Tanah Sekitar Rawa Pening
Saputra, dkk (2015) melakukan penelitian dengan bahan matos sebagai bahan
tambahan untuk meningkatkan daya dukung tanah. Uji pemadatan dengan
komposisi tanah Rawa Pening 50% + Gambut 50% didapat hasil kadar air
optimum dapat dilihat pada Gambar 2.29.

Gambar 2.29 Grafik Hubungan Antara Kadar Air Dan


Gamma Dry (Sumber: Saputra dan
Sanders, 2015)
Grafik pada Gambar 2.29. bertujuan untuk menemukan nilai OMC (Optimum
Moisture Content) atau kadar air optimum yang diperlukan. Dari nilai OMC
tersebut dihasilkan nilai MDD (Maximum Dry Density). Hasil nilai OMC pada
penelitian ini adalah sebesar 39% dengan nilai MDD sebesar 1,388. Grafik
gabungan CBR sebelum direndam dapat dilihat pada Gambar 2.30

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 56


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 2.30 Grafik Gabungan CBR Sebelum Rendam


(Unsoaked) (Sumber: Saputra dan
Sanders, 2015)

Pada hasil pemeriksaan pengujian CBR sesudah di rendam (Soaked). Grafik


dapat dilihat pada Gambar 2.31.

Gambar 2.31 Grafik Gabungan CBR Rendam


(Soaked) (Sumber: Saputra dan
Sanders, 2015)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 57


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Pengaruh Penambahan Zat Additive Abu Sekam Padi Dan Matos Terhadap
Nilai CBR (California Bearing Ratio) Tanah Lempung Ditinjau Dari Waktu
Pemeraman Sampurna, dkk (2016) melakukan penelitian dengan bahan abu
sekam padi dan matos sebagai penstabil dapat meningkatkan mutu tanah. Hasil
pengujian sampel tanah asli yaitu uji kadar air sebesar 50.16%, uji berat jenis
sebesar 2.4349, dan uji batas-batas Atterberg dengan nilai batas cair (LL)
sebesar 74.112%, batas plastis (PL) sebesar 35.44%, dan Indeks Plastisitas (PI)
sebesar 38.66%. Uji pemadatan tanah yang telah diberi sampel abu sekam padi
dan matos didapat hasil kadar air optimum dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Hasil Pengujian Kadar Air Optimum


No Sampel Tanah KAO Berat Isi Kering (gr/cm)
(%)

1 Sampel tanah asli 21,5 1475

2 Tanah + Abu sekam padi 5% 22,9 1400

3 Tanah + Abu sekam padi 8% 24,1 1420

4 Tanah + Abu sekam padi 10% 25,1 1390

5 Tanah + Abu sekam padi 12% 27 1360

(Sumber: Sampurna dkk, 2016)

Pada hasil pemeriksaan pengujian CBR tanpa pemeraman menggunakan abu


sekam padi dan matos didapatkan hasil peningkatan nilai CBR Seperti Tabel
2.11.

Tabel 2.11 Hasil Pengujian CBR Tanah Stabilisasi


Dengan Variasi Abu Sekam
Variasi Abu Sekam Padi (%) Nilai CBR Tanah (%)

5 12,4
8 15,2
10 17,6
12 18,2
(Sumber: Sampurna dkk, 2016)
Pada hasil pemeriksaan pengujian CBR pemeraman dengan variasi sekam padi
maksimum dan matos didapatkan hasil peningkatan nilai CBR seperti pada
Tabel 2.12.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 58


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 2.12 Hasil Pengujian CBR Tanah Stabilisasi


Dengan Variasi Pemeraman
Durasi Pemeraman Nilai CBR Tanah (%)
(hari)
7 20,3
14 22,9
21 27,9
28 31,8
(Sumber: Sampurna dkk, 2016)

Hubungan Antara nilai CBR pada setiap peningkatan waktu pemeraman seperti
Gambar 2.32. Hal ini menunjukkan bahwa campuran abu sekam padi dan
matos cukup efektif dalam meningkatkan daya dukung tanah lempung.

Gambar 2.32 Hubungan Durasi Waktu Pemeraman Dengan


Nilai CBR (Sumber: Sampurna dkk, 2016)

3. Peningkatan Nilai CBR Tanah Lempung Dengan Menggunakan Semen Untuk


Timbunan Jalan.
Apriyanti, Yayuk (2015) dalam tugas akhirnya yaitu Peningkatan Nilai CBR
Tanah Lempung Dengan Menggunakan Semen Untuk Timbunan Jalan
mengemukakan bahwa Tanah dasar (subgrade) yang digunakan untuk suatu
konstrusi jalan raya harus memiliki daya dukung tanah yang baik, karena beban
yang bekerja diatas konstruksi jalan adalah beban statis dan beban dinamis.
Salah satu parameter yang dapat kita ketahui apakah daya dukung tanah dasar
itu baik atau tidak yaitu dengan mengetahui nilai CBR nya. Daya dukung tanah
yang kurang baik nilai CBRnya rendah. Untuk mengatasi tanah dasar yang

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 59


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

kurang baik dapat dilakukan penggantian dengan tanah yang lebih baik
(penimbunan tanah) yang didatangkan dari lokasi lain. Karena seringkali tidak
ada pilihan untuk material timbunan, sehingga tanah dengan plastisitas tinggi
seperti tanah jenis A7 digunakan sebagai material timbunan. Untuk mengatasi
permasalahan ini, salah satu usaha yang dilakukan untuk peningkatan daya
dukung tanah tersebut adalah dengan melalui perbaikan tanah dengan metode
stabilisasi kimiawi yang menggunakan bahan stabilisasi semen. Variasi semen
yang digunakan 10%, 12,5% dan 15% dengan umur pemeraman 1,7,14,dan 28
hari, kondisi air optimum. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat
fisik dan mekanik tanah asli serta pengujian sifat mekanik tanah yang
stabilisasi (CBR tanah). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai CBR
mengalami peningkatan dengan bertambahnya prosentase semen dibandingkan
dengan nilai CBR tan
ah asli. Nilai CBR maksimum pada prosentase semen 15% sebesar 69,31%
dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli 3,01%. Nilai CBR juga meningkat
dengan bertambahnya umur pemeraman dari 1 hari sampai 28 hari.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 60


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

BAB 3
METODE PENELITIAN

1.

2.
3.
3.1. Bahan Penelitian
Penelitian adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk mengetahui dan
mempelajari fenomena-fenomena terbaru mengenai kehidupan di sekitar.
Penelitian bisa diartikan proses untuk mencari jawaban atas dasar rasa ingin tahu
terhadap suatu informasi dan untuk menyelidiki suatu permasalahan. Bahan
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan stabilisasi menggunakan tanah
lempung berwarna abu-abu dan bahan aditif berupa campuran GEOPOL®.

c.
c.1.
3.1.1. Tanah
Tanah yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah tanah lempung yang
berasal dari daerah KradenanKabupaten Semarang Jawa Tengah dan di daerah
Gubug Kabupaten Grobogan Desa TinandingJawa Tengah. Setelah pengambilan
tanah uji, tanah tersebut dilakukan pengeringan selama 7 jam di luar ruangan
Laboratorium Mekanika Tanah Unika Soegijapranta Semarang dan di oven
selama 24 jam dengan suhu 105-110ºC. Ini dilakukan supaya tanah yang hendak
diuji berada dalam keadaan kering, karena ketika pengambilan sampel uji, tanah
tersebut dalam keadaan lembab cenderung basah. Sampel tanah lempung yang
berwarna abu-abu dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 61


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.1 Tanah Lempung Abu-Abu Purwodadi


3.1.2 GEOPOL®
Bahan aditif yang akan digunakan berupa paket GEOPOL® yang didapat dari PT.
Masushita Builders, Kota Bandung Jawa Barat selaku pembuat bahan aditif
tersebut. GEOPOL® diproduksi dari sistem polimer berganda berbentuk serupa
sistem enzyme-apoenzyme yang ramah lingkungan karena GEOPOL® tersebut
terbuat dari limbah polutan padat yang kemudian dicairkan. Paket GEOPOL®
yang didapat terdiri dari GEOPOL®A sebagai Enzim Additive berwarna coklat tua
dan GEOPOL®B sebagai Enzim Monomer Apo-Enzim base berwarna putih susu.
Untuk penggunaan GEOPOL®A dan GEOPOL®B dicampur sehingga memiliki
fungsi untuk mengikat butiran tanah atau padatan lainnya sehingga membentuk
komponen keras, stabil yang tidak berdebu. Paket GEOPOL® tersebut bisa dilihat
pada Gambar 3.2.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 62


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.2 Paket GEOPOL®

Contoh GEOPOL® A yang berwarna coklat tua dan GEOPOL® B yang berwarna
putih susu dituang pada gelas ukur sebelum dicampur dengan air bisa dilihat
seperti pada Gambar 3.3(a) dan 3.3(b).

Gambar 3.3(a) GEOPOL® A dan Gambar 3.3(b) GEOPOL®B

3.2. Lokasi Pengambilan Sampel Benda Uji

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 63


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Penelitian merupakan kegiatan untuk mempelajari dan mencari fakta-fakta baru


terhadap kehidupan di sekitar kita. Penelitian yang dilakukan untuk
mengidentifikasi percobaan untuk meningkatkan rasa ingin tahu terhadap
pengetahuan dan untuk menyelidiki suatu masalah. Bahan penelitian yang kami
gunakan berupa tanah lempung putih, dan pengambilan sampel tanah yang
digunakan di daerah Gubug, Kabupaten Desa Tinandingdan di daerah
KradenanSemarang.

1. Kabupaten Purwodadi
Penelitian ini dilakukan di Purwodadi, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa
Tinanding, pinggir jalan raya Semarang–Desa TinandingKm 29, Kecamatan
Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di sepanjang jalan raya
Semarang–Desa Tinandingtermasuk wilayah yang memiliki tanah lempung
berwarna abu-abu dengan jumlah yang banyak dan merata. Peta Lokasi
pengambilan sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 3.4.

U 1

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 64


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Keterangan:
1. Jalan Menuju Kota Purwodadi
2. Lokasi Pengambilan Sampel Uji Tanah Desa Tinanding, Kec Gubug, Kab Grobogan.
3. Jalan menuju Kota Demak/Semarang

Gambar 3.4 Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Gubug


Grobogan (Sumber: Google Map, 2020)

2. KradenanKabupaten Semarang
Lokasi kedua kami mengambil lokasi di tidak jauh dari Semarang tepatnya di
sekitar Kradenan disepanjang Jalan Dewi Sartika, Sampangan, Kecamatan
Gunung Pati, Kota Semarang. Area sekitar Kradenansekitar Universitas Negeri
Semarang dipilih karena termasuk wilayah yang memiliki tanah lempung
khususnya berwarna abu-abu dengan persebaran yang merata jumlahnya. Peta
lokasi pengambilan sampel tanah lempung abu-abu tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.5.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 65


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Keterangan:
1. Jalan Menuju Sampangan
2. Lokasi Pengambilan Sampel Uji Tanah di daerah Kradenan
3. Jalan menuju Universitas Negeri Semarang

Gambar 3.5 Peta Lokasi Jalan Dewi Sartika Raya


(Sumber: Google Map, 2020)

Sampel uji penelitian yang hendak dipakai adalah tanah lempung berwarna abu-
abu yang berasal dari KradenanKabupaten Semarang Jawa Tengah dan di daerah
Gubug Kabupaten Grobogan Desa TinandingJawa Tengah. Langkah pengambilan
sampel tanah lempung abu-abu dengan cara menggali di lokasi menggunakan
cangkul sedalam ± 50 cm. Tanah yang digali dibersihkan bagian permukaan
atasnya supaya sisa humus yang menempel dipermukaan atas bisa hilang. Proses
pengambilan sampel uji tanah dapat dilihat pada Gambar 3.6. seperti dibawah ini.

Gambar 3.6 Pengambilan Benda Uji Tanah


Lempung Abu-Abu

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Presentase campuran GEOPOL® yang digunakan untuk percobaan ini adalah
sebesar 2%, 4%, 6%. Nilai presentase tersebut didapat dari nilai w optimum ketika
dilakukan proses pengujian pemadatan secara modifikasi. Berikut ini adalah
proses penentuan kadar air pada sampel tanah lempung dari Unnes maupun dari
Purwodadi.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 66


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

1. Perhitungan Penentuan Kadar Air Pada Sampel Tanah:


Sebelum dicampur ke sampel uji berupa tanah lempung, GEOPOL ® harus
diperhitungkan seberapa besar kadar campurannya agar sampel uji tanah mampu
bekerja secara optimal. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan
kadar Campuran GEOPOL® untuk sampel tanah lempung berwarna abu-abu dari
Desa Tinandingdan Universitas Negeri Semarang.
1. Berdasarkan hasil pengujian percobaan analisis saringan dan batas-batas
atterberg untuk tanah asli digunakan untuk mengklasifikasikan tanah
berdasarkan klasifikasi tanah AASHTO.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan pemadatan tanah untuk sampel tanah asli
grafik hubungan berat volume kering dan kadar air untuk mendapatkan nilai
kadar air keadaan optimum yang akan digunakan untuk membuat sampel pada
uji CBR. Penentuan kadar air pada sampel tanah uji dilakukan seperti berikut
ini:
a. Menyiapkan 2 sampel tanah masing-masing dari KradenanUnnes dan dari
Gubug Desa Tinandingmasing-masing sebanyak ± 6 kg/6000 gram yang
sudah dioven selama 24 jam dengan suhu 105-110°C. Tanah tersebut sudah
di bersihkan dari akar-akar tanaman atau kotoran lain. Tanah yang sedang
dioven bisa dilihat seperti pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Pengeringan Sampel Tanah Dari Unnes dan Desa Tinanding

b. Sampel tanah lempung yang sudah diambil dari oven diletakkan pada palet
berukuran 1,5×1,5 meter dan didiamkan selama 30 menit supaya tidak
terlalu panas kemudian dihancurkan kembali dengan palu atau benda yang
tumpul supaya tanah yang menggumpal menjadi lebih kecil sehingga tanah

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 67


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

tersebut mampu lolos saringan nomor 4 ketika akan dilakukan uji


pemadatan/proctor seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Penghancuran Tanah Lempung

c. Contoh sampel tanah lempung kemudian diayak dengan saringan nomor 4,


lalu tanah lempung yang lolos ayakan nomor 4 digunakan sebagai benda uji.
d. Tanah hasil ayakan sebanyak 6 kg disemprot dengan air murni yang
dimasukkan kedalam botol yang sudah dilubangi tutupnya seperti pada
Gambar 3.9. Air yang disemprot ditentukan dari perhitungan Presentase
Batas Plastis Wp (%) pada percobaan Batas Plastis dalam Uji Batas-Batas
Atterberg. Hal ini dilakukan untuk mendapat hasil contoh tanah dengan
kebasahan yang merata.

Gambar 3.9 Sampel Tanah Dari Unnes Dan Tanah Purwodadi

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 68


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

e. Mold yang digunakan dibersihkan dari sisa-sisa kotoran lalu ditimbang berat
dan diukur volume dalam keadaan kosong tanpa Collar diatasnya. Mold
beserta Collar yang digunakan selama praktikum seperti pada Gambar
3.10(a), 3.10(b) dan 3.10(c).

Gambar 3.10(a) Mold Berisi Sampel Tanah Basah Dengan Collar

Gambar 3.10(b) Mold Tampak Atas (Sumber: Metode Uji


CBR Laboratorium SNI 1744:2012)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 69


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.10(c) Mold Dengan Collar Tampak Depan (Sumber:


Metode Uji CBR Laboratorium SNI 1744:2012)

f. Mold disambung dengan collar lalu diisi tanah lempung setinggi bibir Mold.
Mold yang berisi tanah lempung tersebut ditumbuk dengan hammer
sebanyak 25 kali pada titik yang berlainan. Kemudian lapis berikutnya diisi
dan ditumbuk sebanyak 25 kali. Pengisian tanah dilanjutkan hingga 5 kali
lapisan untuk pemadatan secara modified.
g. Membuka sambungan Collar pada Mold, lalu permukaan tanahnya
diratakan dengan pisau jika ketinggian sampel tanah melebihi tinggi bibir
Mold. Sampel tanah ditimbang yang berada didalam Mold ditimbang
beratnya dengan timbangan digital.
h. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak hidrolik dan diambil bagian
atas (A), tengah (T), dan bawah (B) masing-masing sebagian kecilnya saja
kemudian dioven selama 24 jam. Setelah 24 jam dioven, container + tanah
kering ditimbang, maka didapat nilai kadar airnya.
i. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 6 kali dengan setiap kali
menambah kadar airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering
terhadap kadar air.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 70


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

j. Berdasarkan uji pemadatan yang dilakukan akan didapat nilai OMC


(Optimum Moisture Content) dalam bentuk prosentase (%) dan Kadar Air
Optimum. Nilai OMC dan Kadar Air Optimum ini yang digunakan sebagai
acuan perhitungan kadar GEOPOL® yang akan dicampur dengan sampel
tanah lempung. Untuk satu cetakkan Mold besar dibutuhkan sampel tanah
kering sebanyak ± 6 kg / 6000 gram. Contoh perhitungan kadar air dapat
dilihat seperti berikut ini:

Menghitung Air Optimum = (Berat Sampel Tanah Kering × OMC) /100


Dengan contoh data seperti berikut ini:
Nilai OMC = 13% “(Asumsi)
Sampel Tanah Kering = 6000 gram
Air Optimum = (6000 × 13) /100
= 780 cc

Jadi air yang ditambah pada campuran GEOPOL ® nantinya sebanyak 780 cc.
Hal ini tergantung grafik prosentase OMC dari Uji Proctor/Kompaksi pada tiap
tanah lempung.
3. Melakukan penakaran jumlah kadar efektif campuran Pada GEOPOL ® yang
diperlukan untuk stabilisasi pada sampel tanah lempung. Berikut langkah-
langkah dalam melakukan jumlah kadar campuran GEOPOL®.
a. Menentukan kepadatan kering maksimum tanah yang belum mendapat
perlakuan.
b. Menentukan berat dari sampel laboratorium yang akan digunakan untuk
penentuan CBR.
c. Perhitungan penentuan kadar campuran GEOPOL® sebagai bahan aditif,
berikut ini adalah contoh perhitungan campuran GEOPOL® sebesar 2%.

Penambahan GEOPOL® A dan B (2%) = (2 × Air Optimum)/100


= (2 × 780) /100 = 15,6 cc
Penambahan GEOPOL® A dan B (4%) = (4 × Air Optimum)/100
= (4 × 780)/100 = 31,2 cc

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 71


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Penambahan GEOPOL® A dan B (6%) = (6 × Air Optimum)/100


= (6 × 780)/100 = 46,8 cc
Dengan hal ini:
OMC : Kadar Air Optimum Dari Hasil Uji Pemadatan
“(Perhitungan menggunakan Aplikasi Microsoft Excel)

Proses penakaran kadar GEOPOL® A dan B bisa dilihat pada Gambar 3.11(a) dan
3.11(b) dibawah ini.

Gambar 3.11(a) Penakaran GEOPOL® A dan Gambar 3.11(b)


GEOPOL® B dengan Gelas Ukur Dan Pipet

Jadi kadar air optimum sebesar 980 cc dicampur dengan GEOPOL® A dan B
sebesar 0%, 2%, 4%, dan 6% dan kemudian disiram pada sampel tanah
lempung lolos saringan No. 4. yang akan distabilisasi ditempatkan di palet
seperti pada Gambar 3.12(a) dan 3.12(b).

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 72


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.12(a) Pencampuran GEOPOL® dan 3.12(b)


Mold dengan Collar Tampak Depan

Untuk masing-masing campuran disiapkan sebanyak delapan sampel tanah


yang terdiri dari 0%, 2%, 4%, dan 6% untuk tanah lempung dari Unnes dan
Purwodadi.
a. Melakukan pembuatan benda uji untuk pengujian CBR dengan
mencampur tanah lempung yang telah lolos saringan no. 4 dengan
campuran GEOPOL® A dan B di palet sehingga tanah lempung bisa
merata seperti Gambar 3.13 berikut.

Palet

Gambar 3.13 Mold Dengan Collar Tampak Depan (Sumber:


Metode Uji CBR Laboratorium SNI 1744:2012)

b. Sampel tanah lempung yang sudah diberi campuran air dan GEOPOL®
dimasukkan kedalam mold dengan batas ketinggian bibir mold. Mold berisi
tanah disambung dengan collar lalu dilakukan pemadatan secara modified

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 73


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

proctor sebanyak 5 kali lapisan yang nantinya akan dilakukan pengujian


CBR setelah direndam seperti pada Gambar 3.14(b).

Kode

Gambar 3.14(a) Kode Mold dan Gambar 3.14(b) Perendaman Mold

Sampel tanah lempung dari Kradenan Unnes dan dari Grobogan yang
sudah disiram campuran GEOPOL® dan telah dipadatkan sebanyak 5 kali
lapisan kemudian diberi kode/nama pada mold dan direndam seperti
Gambar 3.14(a) diatas.
c. Untuk masing-masing sampel tanah yang telah dipadatkan, direndam
selama 4 hari di dalam ember yang berisi air. Sampel tanah tanah lempung
direndam didalam ember selama 4 hari agar mampu didapat nilai swell
potential seperti pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Perendaman Benda Uji Tanah Unnes dan Purwodadi


d. Persiapan contoh tanah yang sudah direndam selama kurang lebih 4 hari.
Contoh tanah yang sudah dikeluarkan dari bak perendaman kemudian

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 74


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

dimiringkan atau ditiriskan kurang lebih 15 menit Ambil mold kemudian


collar dilepas dan ditimbang moldnya.
e. Setelah mold ditimbang beratnya, ukur pengembangan yang terjadi.
Setelah itu contoh tanah dibalik lalu disaat bersamaan pasang proving ring
dan piston dalam rangka beban seperti pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Penyetelan Alat CBR

f. Contoh tanah diatas dongkrak dari rangka beban. Atur posisi piston hingga
menyentuh permukaan tanah kemudian stel bacaan ring pada posisi nol
stand seperti pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 Penyetingan Dial pada Proving Ring


g. Beri keping pemberat pada permukaan contoh tanah dan pasang dial
pengukuran penetrasi.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 75


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

h. Percobaan dilakukan sebagai berikut:


h.1. Siapkan stopwatch dan alat pencatat.
h.2. Putar dongkrak hingga piston berpenetrasi dengan kecepatan penetrasi
0,05 inchi permenit atau 1,27 mm
/menit sambil dicatat bacaan ring pada
interval waktu ¼ ; ½ ; 1 ; 1.5 ; 2 ; 2.5 ; 3 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 menit
seperti pada Gambar 3.18 Berikut.

Gambar 3.18 Pengujian CBR Laboratorium pada Sampel Tanah

i. Ambil mold dari alat CBR, kemudian mold dibuang tanahnya dengan
bantuan dongkrak manual seperti pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Pembongkaran Sampel Tanah


3.4. Bagan Alir

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 76


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Bagan alir ini adalah tahapan suatu penelitian akan berlangsung. Gambar bagan
alir dapat di lihat pada Gambar 3.20.

TAHAP 1 Mulai

Studi Literatur

Pengadaan Bahan Material, Pengambilan Sampel Tanah Asli

Atterberg Limits Grain Size Spesific Gravity

YA TIDAK
Lolos
saringan #
200 > 50%
Uji Hidrometer

TAHAP 2 Pembuatan Benda Uji


(Tanah Asli)

Uji Pemadatan

Pembuatan Benda Uji + Geopol ( w = w optimum)


Dengan syarat kadar air sebesar w optimum

Perendaman Benda Uji

Pengukuran Swell Potential

Uji CBR Soaked

Analisis Hasil Uji

Kesimpulan dan Saran


TAHAP 3

Gambar 3.20 Tahapan Proses Penelitian

3.5. Waktu Penyusunan Tugas Akhir

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 77


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Waktu kegiatan perencanaan penyusunan Tugas Akhir ini akan dilakukan pada
bulan Maret 2020–Agustus 2020. Pada proses perencanaan penyusunan Tugas
Akhir ini akan dirinci lebih lanjut, pada Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Waktu Penyusunan Tugas Akhir (Maret 2020– Agustus 2020)
No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan
Studi literatur, penyusunan proposal
1 5 Februari 2020 – 10 Maret 2020
penelitian
2 Pendaftaran sidang proposal 10 Maret 2020
3 Sidang Proposal 30 April 2020

4 Pengambilan Sampel Tanah Asli Uji


28 Februari 2020 – 29 Februari 2020
Atterberg Limits, Uji Grain Size, Uji
Spesific Gravity
5 Pembuatan Benda Uji, Uji Pemadatan 11 Maret 2020 – 17 Maret 2020

6 Perendaman Benda Uji, Pengukuran Swell 17 Maret 2020 – 21 Maret 2020


Potential, Uji CBR Soaked.
7 Penyusunan laporan tugas akhir 21 Maret 2020 – 21 April 2020
8 Sidang Draft Minggu Ke 3 Bulan Juli 2020
9 Revisi Tugas Akhir 25 Juli 2020 – 5 Agustus 2020
10 Pendaftaran Sidang Akhir 6 Agustus 2020 – 10 Agustus 2020
11 Sidang Akhir Minggu Ke 3 Bulan Agustus 2020

BAB 4

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 78


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uraian Umum

Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah Kradenan,
Semarang Jawa Tengah dan Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah. Tanah sekitar Kradenan, Unnes Semarang Jawa Tengah
dan Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
tersebut mengandung lempung, hal itu dibuktikan pada saat pengamatan langsung
di lapangan terdapat tanah yang memiliki tekstur lembut berwarna abu-abu. Cara
memperoleh sampel uji yang berupa tanah sekitar dari daerah Kradenan, Unnes
Semarang Jawa Tengah dan Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah dengan cara mengambil langsung dilokasi. Setelah
pengambilan tanah sekitar didapatkan, kemudian kedua sampel tersebut
dikeringkan dengan oven selama 24 jam diruangan Laboratorium Mekanika
Tanah Unika Soegijapranata Semarang. Hal tersebut dilakukan, agar tanah sekitar
yang akan diuji dalam kondisi kering, karena pada saat pengambilan sampel uji,
tanah tersebut pada kondisi yang lembab. Dari hasil penelitian CBR Swell
Potential yang akan dilakukan, apabila hasil dari percobaan CBR tersebut
memenuhi syarat, maka dapat digunakan untuk pembuatan jalan. Selain itu juga,
hasil dari nilai Swell Potential, apabila tahan terhadap pengembangan akibat
intrusi air, maka dapat digunakan juga untuk pembuatan jalan dan tanggul.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Unika Soegijaranata
guna memperoleh hasil sehingga dapat disimpulkan apakah tanah distabilisasi
dengan campuran GEOPOL®. Prosedur pengujian yang dilakukan pada penelitian
ini yaitu terdiri dari tahap persiapan pengujian dan percobaan utama. Tahap
persiapan pengujian dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis tanah.
Pengujian yang dilakukan dalam tahap persiapan ini antara lain pengujian Uji
Indeks Properties, Uji Analisis Saringan, Uji Analisis Hidrometer, dan Uji
Atterberg Limit. Setelah mengetahui karakteristik dan jenis tanah, dilakukan
percobaan utama yang terdiri atas Uji Kompaksi, Uji CBR (California Bearing
Ratio) dan Swell Potential dijadikan sebagai material pembuatan jalan.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 79


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

4.2. Pengujian Sifat Fisis dan Pemadatan Tanah

Pada pengujian sifat fisik tanah natural ini dilakukan dilaboratorium mekanika
tanah. pengujian yang dilakukan diantaranya analisis saringan, analisis
hidrometer, kadar air, berat jenis tanah, batas-batas atterberg dan pemadatan
tanah.

4.2.1. Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah dibutuhkan agar dapat mengetahui jenis dan karakteristik tanah.
1. Analisis Butiran Tanah Kradenan
Sampel tanah pada penelitian ini dapat berupa butiran halus atau butiran kasar.
Maka dari itu dilakukan penelitian atau uji analisis distribusi ukuran butir tanah
dengan pengujian saringan dan pengujian analisis hidrometer.
a. Analisis Saringan
Pengujian saringan dapat diketahui bahwa tanah di wilayah Kradenan Kota
Semarang memiliki material butiran halus. Pada tanel 4.6 diketahui bahwa
sampel tanah mengandung Gravel 0%, Sand 54% namun silt dan clay belum
diketahui. Maka dari itu dilanjutkan dengan pengujian analisis hidrometer.

Tabel 4.6 Hasil Uji Saringan Tanah Sekitar Kradenan Kota Semarang
Diameter Berat Berat tanah
No. Berat % %
saringan saringan dan saringan
Saringan tertahan (gr) Tertahan Lolos
(mm) (gr) (gr)
4 4,75 471,5 471,5 0 0,00 100,00
10 2,36 479,5 479,5 0 0,00 100,00
20 0,6 420 495 75 20,24 79,76
40 0,425 304,8 364,5 59,7 16,11 63,65
80 0,18 277,5 369 91,5 24,69 38,96
100 0,15 401,5 417 15,5 4,18 34,78
200 0,075 280,4 303 22,6 6,10 28,68
pan - 472,2 578,5 106,3 28,68 0,00
Jumlah 370,6 100
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 80


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.1 Pengujian Berat Jenis Tanah


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

b. Analisis Hidrometer
Pengujian hidrometer berdasarkan pada hasil pengujian analisis saringan.
Menurut Bowles (1991), jika tanah uji > 20% lolos saringan No 200, maka
perlu dilakukan uji analisis hidrometer. Uji analisis hidrometer dihasilkan
sebuah kurva analisis butiran tanah yang ditunjukkan pada Gambar 4.1(a)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 81


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.1(a) Grafik Analisis Butir Tanah Kradenan


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
D60 0,77
koefisienkeseragaman ,Cu = = =∞
D10 0
D 0,77
koefisienkeseragaman ,C u = 60 = =∞
D 10 0
Tabel 4.4 Persentase Analisis Butiran Tanah Kradenan
Persentase gravel (%) 0,00
Persentase coarse to medium sand (%) 5
Persentase fine sand (%) 15
Persentase silt – clay (%) 70,5
D10 0,017
D60 0,39
D30 0,088
Cu = D60
22,94
D10
2
Cc =
D30
D60 × D 10 1,17

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 82


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Menurut Das (1995) sistem ini mengelompokkan tanah kedalam dua kelompok,
yaitu:
1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), yaitu: tanah kerikil dan pasir dimana
kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya
dimulai dengan huruf G adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk pasir (sand)

2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu: tanah dimana lebih dari 50%
berat total contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya berawal dengan huruf
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik dan O untuk
lanau-organik dan lempung organik Simbol PT digunakan untuk tanah gambut
2 2
D30 0,035
(peat). = =0,5
D60 × D10 0,63 ×0,004

Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk tanah kerikil), Cu > 6
(untuk pasir), dan Cc antara 1–3 (untuk kerikil & pasir), Sedangkan hasil
penelitian sampel tanah Kradenan didapat nilai Cc sebesar 1,20. Tanah tersebut
bergradasi baik, Sedangkan nilai Cu sebesar 27,14 menunjukan campuran tanah
berpasir. Saringan No. 4 diameter 4,75 mm persentase kerikil tertahan kurang dari
50% yaitu 0,00%, dan saringan No. 200 diameter 0,075 mm persentase tanah
berbutir halus kurang dari 50% yaitu 28,68% maka termasuk jenis tanah lanau tak
organik dan pasir sangat halus, serbuk batuan atau pasir halus berlanau atau
berlempung.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 83


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: ASTM, 1982).

2. Analisis Butiran Tanah Desa Tinanding


Sampel tanah pada penelitian ini dapat berupa butiran halus atau butiran kasar.
Maka dari itu dilakukan penelitian atau uji analisis distribusi ukuran butir tanah
dengan pengujian saringan dan pengujian analisis hidrometer.
a. Analisis Saringan
Pengujian saringan dapat diketahui bahwa tanah di wilayah Kradenan Kota
Semarang memiliki material butiran halus. Pada tanel 4.6 diketahui bahwa
sampel tanah mengandung Gravel 0%, Sand 64% namun silt dan clay belum
diketahui. Maka dari itu dilanjutkan dengan pengujian analisis hidrometer.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 84


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 4.3 Hasil Uji Saringan Tanah Desa Tinanding


No. Diameter Berat Berat tanah
Berat % %
Saringa saringan saringan dan saringan
tertahan (gr) Tertahan Lolos
n (mm) (gr) (gr)
4 4,75 468,5 468,5 0 0,00 100,00
10 2,36 479,5 480 0,5 0,00 100,00
20 0,6 304,5 494 189,5 5,30 94,70
40 0,425 304,8 365,5 60,7 16,91 77,79
80 0,18 277,5 368 90,5 26,93 50,86
100 0,15 401,5 417,5 16 6,73 44,13
200 0,075 280,4 308 27,6 17,77 26,36
pan - 472,2 573,5 101,3 26,36 0,00
Jumlah 349 100
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 202

Diameter Butiran (mm)

Gambar 4.1 Pengujian Berat Jenis Tanah


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

b. Analisis Hidrometer
Pengujian hidrometer berdasarkan pada hasil pengujian analisis saringan.
Menurut Bowles (1991), jika tanah uji > 20% lolos saringan No 200, maka

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 85


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

perlu dilakukan uji analisis hidrometer. Uji analisis hidrometer dihasilkan


sebuah kurva analisis butiran tanah yang ditunjukkan pada Gambar 4.1(a)

Gambar 4.1(b) Kurva Analisis Butir Tanah Desa Tinanding


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Berikut ini adalah contoh presentase uji analisa butiran tanah Desa Tinanding.
Tabel 4.5 Persentase Analisis Butiran Tanah Desa Tinanding
D 0,77
koefisienkeseragaman ,C u = 60 = =∞
D 10 0
D60 0,77
koefisienkeseragaman ,Cu = = =∞
D10 0
Persentase gravel (%) 0,00
Persentase coarse to medium sand (%) 1
Persentase fine sand (%) 13
Persentase silt – clay (%) 77
D10 0,01
D60 0,24
D30 0,09
Cu = D60
17,14
𝐷10
D30
2 2,41
Cc =
D60 × D 10

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 86


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Sistem ini mengelompokkan tanah ke dalam dua kelompok, yaitu:


1. Tanah berbutir kasar (coarse grained soil), yaitu:tanah kerikil dan pasir dimana
kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya
dimulai dengan huruf G adalah untuk kerikil (gravel) dan S untuk pasir (sand)
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), yaitu: tanah dimana lebih dari 50%
berat total contoh tanah lolos ayakan No. 200, simbolnya berawal dengan huruf
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik dan O untuk
lanau-organik dan lempung organik Simbol PT digunakan untuk tanah gambut
(peat).
Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk tanah kerikil), Cu > 6
(untuk pasir), dan Cc antara 1–3 (untuk kerikil & pasir), Sedangkan hasil
penelitian sampel tanah Gunungpati Cc sebesar 1,92. Tanah tersebut bergradasi
buruk, Sedangkan nilai Cu sebesar 16,6 menunjukan campuran tanah berpasir.
Saringan No. 4 diameter 4,75 mm persentase kerikil tertahan kurang dari 50%
yaitu 0,%, dan persentase pasir lolos kurang dari 50% yaitu 26,36% maka
termasuk jenis tanah pasir bergradasi buruk sedikit mengandung butiran halus.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 87


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: ASTM, 1982).

Uji Indeks Properties

Percobaan ini bertujuan untuk mengukur berat jenis dan kadar air alami tanah.
Hasil dari uji indeks properties ini yaitu:

1. Kadar Air (Water Content)

Uji kadar air ini dilakukan untuk mengetahui kadar air alami yang terdapat
dalam tanah sekitar Kradenan, Unnes Semarang Jawa Tengah dan Purwodadi.
Pengujian kadar air ini dilakukan setelah sampel tanah uji dikeringkan selama
24 jam pada oven. Kadar air yang diperoleh saat pengujian yaitu sebesar
31,58% pada tanah dari Kradenan Kota Semarang.

Tabel 4.1 Berat jenis tanah dari Kradenan Kota Semarang


No. Container 1 2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 88


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Berat container (gr) 70,5 74


Berat tanah basah + container (gr) 170,5 174
Berat tanah kering + container
(gr) 147 149,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 76,5 75,5
Berat air (gr) 23,5 24,5
Kadar air (%) 30,72 32,45
Kadar air rata-rata (%) 31,58
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Kadar air yang diperoleh saat pengujian sampel tanah dari Desa Tinanding,
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan didapat sebesar 33,96% seperti pada
tabel dibawah.
Tabel 4.2 Berat jenis tanah dari Desa Tinanding,
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

No. Container 1 2
Berat container (gr) 71,5 73,5
Berat tanah basah + container (gr) 171,5 173,5
Berat tanah kering + container
(gr) 138 139,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 66,5 66
Berat air (gr) 33,5 34
Kadar air (%) 50,38 51,52
Kadar air rata-rata (%) 33,96
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

2. Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)


Selain kadar air, hasil dari uji indeks properties adalah specific gravity (Gs).
Penelitian ini berguna untuk mengetahui berat jenis suatu sampel tanah. berat
jenis tanah adalah nilai perbandingan berat butiran tanah dengan berat air raksa
dengan volume yang sama pada temperatur tertentu. Hasil dari pengujian berat
jenis tanah dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 89


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.1 Pengujian Berat Jenis Tanah

Setelah dilakukan penelitian, tanah sekitar Kradenan Kota Semarang memiliki


Gs sebesar 2,66 seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Berat jenis tanah dari Kradenan Semarang
Picnometer  1  2
Berat tanah kering (gr) 36 40
Berat air (gr) 13 15,5
Berat pic kosong (gr) 40 40
berat pic + aquades (gr) 139 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 29 29
Berat pic + tanah kering (gr) 76 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 162 163
Temperatur, T2 ( ◦ ) 30,5 31
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (spesifiec gravity) 2,76 2,57
Gs (spesifiec gravity) rata-rata 2,66
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Berat Jenis yang didapat dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan memiliki nilai Gs sebesar 2,70 seperti pada Tabel 4.4 dibawah.

Tabel 4.4. Berat jenis tanah dari Desa Tinanding


Picnometer 1 2
Berat tanah kering (gr) 40 40
Berat air (gr) 15 14,5

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 90


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Berat pic kosong (gr) 40 40


berat pic + aquades (gr) 140,5 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 26,5 27
Berat pic + tanah kering (gr) 80 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 165,5 164
Temperatur, T2 ( ◦ ) 30 30
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (spesifiec gravity) 2,65 2,75
Gs (spesifiec gravity) rata-rata 2,70
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

tanah sekitar KradenanUnnes digolongkan “Lempung Organik” jenis tanah


dan tanah sekitar Desa Tinandingtermasuk jenis “Lempung Tak Organik”
Menurut tabel Berat jenis tanah dari beberapa jenis tanah seperti pada Tabel
4.5.dibawah.

Tabel 4.5. Berat jenis tanah dari beberapa jenis tanah


Jenis Tanah Berat Jenis(Gs)
Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68 (Sumber:
Lanau Tak Organik 2,62-2,68
Hardiyatmo, Lempung Organik 2,58-2,65
2010)
Lempung Tak Organik 2,68-2,75
4.2.4. Uji Humus 1,37 Atterberg Limit
Gambut 1,25-1,80
Uji Atteberg Limit ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi:
Batas Cair dan Batas Plastis.

1. Batas Cair

Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Kradenan Unnes Kradenanyang
ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Batas Cair Pada Tanah Unnes
No. Uji 1 2 3 4 5
No. Container 1 2 3 4 5
Berat Container, W1 (gr) 4,7 5,1 4,9 4,7 4,5
13,8
Berat tanah basah + Container, W2 (gr) 14,40 13,60 13,10 15,80
0
Berat tanah kering + Container, W3 (gr) 10,60 10,10 9,40 9,80 10,80
Berat tanah basah, W4 = W2 - W1 (gr) 9,70 8,60 8,50 8,90 10,80

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 91


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Berat tanah kering, W5 = W3 - W1 (gr) 5,90 5,10 4,80 4,90 5,80


Berat air, W6 = W4 - W5 (gr) 3,80 3,50 3,70 4,00 5,00

81,6
Kadar Air, W = (W6/W5) x 100% 64,41 68,63 77,08 86,21
3

Banyak ketukan, N 70 52 34 24 12
Batas cair, WL (%) 81
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Pada Gambar 4.2 di bawah ini menunjukkan, bahwa batas air standar pada
ketukan ke-25 diperoleh kadar air sebesar 81%.

Gambar 4.2(a) Grafik Uji batas Cair (Sumber: Pengolahan


Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 92


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.19 Pembuatan Sampel Uji Batas Cair

Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Desa Tinandingditunjukkan
pada Tabel 4.4
No. Uji 1 2 3 4 5
No. Container 1 2 3 4 5
Berat Container, W1 (gr) 4,7 5,1 4,9 4,7 4,5
Berat tanah basah + Container, W2 (gr) 12,4 14 12,5 20,1 20,2
Berat tanah kering + Container, W3 (gr) 9,9 10,9 9,6 14,2 14,1
Berat tanah basah, W4 = W2 - W1 (gr) 7,7 8,9 7,6 15,4 15,7
Berat tanah kering, W5 = W3 - W1 (gr) 5,2 5,8 4,7 9,5 9,6
Berat air, W6 = W4 - W5 (gr) 2,5 3,1 2,9 5,9 6,1
62,1

Kadar Air, W = (W6/W5) x 100% 48,08 53,45 61,70 1 63,54

Banyak ketukan, N 70 56 41 25 24
Batas cair, WL (%) 65
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Pada Gambar 4.2 di bawah ini menunjukkan, bahwa batas air standar pada
ketukan ke-25 diperoleh kadar air sebesar 65 %.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 93


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.2(b) Grafik Uji batas Cair (Sumber: Pengolahan


Hasil Penelitian, 2020)

Gambar 3.19 Pembongkaran Sampel Tanah


2. Batas Plastis

Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Unnes yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Batas Plastis Tanah Kradenan Unnes
No. Uji 1 2 3
No. Container A B C

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 94


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00


Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,85 6,65 7,00
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,60 6,00 6,20
Berat Tanah Basah (gr) 1,85 1,65 2,00
Berat Tanah Kering (gr) 1,60 1,00 1,20
Berat Air (gr) 0,25 0,65 1,70
15,6
Kadar Air (%) 65,00 31,48
3
Batas plastis,Wp (%) 37,37
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Indeks Plastisitas

Indeks Plastisitas merupakan perhitungan pengurangan dari batas cair dan batas
plastis.
Indeks Plastisitas = Liquid Limit (LL) – Plasticity Limit (PL)
= 81 % – 37,37 % = 43,63 %

Tabel 4.3(a) Sistem Klasifikasi Tanah Unified

(Sumber: ASTM, 1982).

Berdasarkan USCS, hasil pengujian klasifikasi dan karakteristik tanah sekitar


Unnes diatas, termasuk dalam klasifikasi OH “Lempung Organik dengan

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 95


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Plastisitas Sedang Sampai Tinggi” dengan plastisitas rendah, sampai sedang,


lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kurus (lean
clays) Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Desa Tinandingyang
ditunjukkan pada Tabel 4.6

Tabel 4.5 Batas Plastis Tanah Desa Tinanding Gubug


No. Uji 1 2 3
No. Container A B C
Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00
Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,50 6,70 6,55
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,35 6,20 6,00
Berat Tanah Basah (gr) 1,50 1,70 1,55
Berat Tanah Kering (gr) 1,35 1,20 1,00
Berat Air (gr) 0,15 0,50 0,55
11,1
Kadar Air (%) 41,67 55,00
1
Batas plastis,Wp (%) 35,93
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Indeks Plastisitas
Indeks Plastisitas merupakan perhitungan pengurangan dari batas cair dan batas
plastis.
Indeks Plastisitas = Liquid Limit (LL) – Plasticity Limit (PL)
= 65 % – 35,93% = 29,07 %

Menurut USCS (Unified Soil Classification System), hasil pengujian klasifikasi


dan karakteristik tanah sekitar Purwodadi, termasuk dalam klasifikasi OH
“Lempung Organik dengan Plastisitas Sedang Sampai Tinggi” seperti pada
Tabel 2.2(b) dibawah.
Tabel 4.3(b) Sistem Klasifikasi Tanah Unified

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 96


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: ASTM, 1982).

Dengan demikian sesuai dengan sifat-sifat konsistensi dari tanah, di mana


semakin besar harga Indeks Plastisitas (IP) maka rentang dimana tanah berada
dalam keadaan plastis akan semakin besar juga. Sedangkan sifat plastisitas tanah
selalu berhubungan dengan kadar air atau tanah semakin rentan terhadap
perubahan air. Apabila plastisitas suatu tanah bertambah kecil, berarti tanah
tersebut semakin padat. Dengan berkurangnya nilai plastisitas tanah lempung
maka beberapa sifat lempung yang kurang menguntungkan dipandang dari segi
mekanis seperti kembang susut dapat diperbaiki. Karena sesuai dengan sifat-sifat
konsistensi dari tanah, di mana semakin besar harga (IP) maka rentang dimana
tanah berada dalam keadaan plastis akan semakin besar juga. Sedangkan sifat
plastisitas tanah selalu berhubungan dengan kadar air atau tanah semakin rentan
terhadap perubahan kadar air. Dengan melihat sistem klasifikasi AASHTO pada
Gambar 2.5, dimana IP > LL-30, maka tanah tersebut termasuk A-7-6 (bahan

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 97


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

yang terdiri dari tanah lempung. Dari segi penilaian sebagai bahan subgrade
termasuk buruk).

3. Batas Susut
Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Kradenan yang ditunjukkan
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Batas Susut Tanah Kradenan
Berat Container, W1 (gr) 56,5
Berat tanah basah + container, W2 (gr) 83,5
Berat tanah kering + container, W3 (gr) 73
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr) 27
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr) 16,5
Berat air, W6=W4-W5 (gr) 10,5
Kadar air, w=(W6/W5)*100% 63,63
Volume tanah basah, V0 (cm3) 10,60
Berat piring, W7 (gr) 68
Berat piring + air raksa, W8 (gr) 208
Berat air raksa, W9 (gr) 140
Volume tanah kering, Vf (cm3) 10,29
Batas susut, ws (%) 61,73
Berat susut, Ws (%) 23,10
Kesalahan Relatif 38,63
Shrinkage Ratio, SR=W5/Vf 1,60
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 98


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.19 Pengujian Batas Susut pada Tanah Kradenan

Batas susut yang didapat dari pengujian tanah Unnes didapat sebesar 61,74 %.
Untuk tanah dari Desa Tinandingdidapat nilai sebesar 51,48%. Berikut ini
adalah hasil uji batas cair pada tanah Desa Tinanding Gubug yang
ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Batas Susut Tanah Desa Tinanding Gubug
Berat Container, W1 (gr) 46,5
Berat tanah basah + container, W2 (gr) 76,5
Berat tanah kering + container, W3 (gr) 66
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr) 30
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr) 19,5
Berat air, W6=W4-W5 (gr) 10,5
Kadar air, w=(W6/W5)*100% 53,84
Volume tanah basah, V0 (cm3) 10,60
Berat piring, W7 (gr) 68
Berat piring + air raksa, W8 (gr) 206
Berat air raksa, W9 (gr) 138
Volume tanah kering, Vf (cm3) 10,15
Batas susut, ws (%) 51,48
Berat susut, Ws (%) 16,67
Kesalahan Relatif 34,80
Shrinkage Ratio, SR=W5/Vf 1,92
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 99


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 3.19 Pembongkaran Sampel Tanah

4.3. Uji Pemadatan/Kompaksi


Tujuan dari uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat
isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Tingkat kepadatan pada
sampel tanah dapat ditentukan dari berat volume kering (gd) sampel tanah yang
dipadatkan. Jika kadar air pada sampel tanah rendah maka tanah tersebut keras,
kaku dan sukar dipadatkan. Berikut adalah pembuatan sampel tanah dan pengujian
pemadatan modified yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.2(b) pembuatan sampel tanah

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 100


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Draft Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.2(b) Pengujian Pemadatan Modified Proctor

Jika kadar air ditambah maka air itu berfungsi sebagai pelumas sehingga tanah
tersebut lebih mudah untuk dipadatkan dimana setelah dipadatkan ruang pori antar
butir akan menjadi lebih kecil. Pada suatu nilai kadar air tertentu, angka pori akan
menjadi lebih rendah, yaitu tanah menjadi paling padat. Kadar air ini adalah kadar
air yang tepat untuk daya pemadatan yang disebut sebagai kadar air optimum
(Woptimum).
Dalam penelitian pemadatan ini dilakukan terhadap tanah yang dicampur dengan
Stabiliadengan prosentase bervariasi dimana masing-masing sampel dilakukan
lima kali percobaan dengan kadar air yang berbeda-beda untuk mendapatkan berta
volume kering maksimum (gd) serta kadar air optimum (Woptimum).
Dari data tersebut dapat dibuat kurva hubungan antara kadar air dengan
kepadatan. Dari kurve tersebut dapat dilihat bahwa makin bertambah kadar air,
maka kepadatan yang dicapai akan cenderung meningkat, sampai pada kadar air
tertentu dimana kepadatan mencapai maksimum (Maximum Dry Density) dan bila
penambahan air masih tetap dilakukan maka tingkat kepadatan akan menurun.
Nilai-nilai berat volume kering maksimum (gd) dan kadar air optimum (Woptimum).

Tabel 4.1. Hasil Analisis Pemadatan


Cara Pemadatan Modified
Berat Jenis
Berat Volume Kering Gr/cm3
Maks
Kadar Air Optimum %
Gr/cm3

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 101


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 4.Uji Pemadatan Tanah Kradenan


Percobaan ke 1 2 3
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10580 10810 10200
Berat tanah basah (gr) 3570 3800 3190
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume mold (cm3) 2412,173 2303,353 1686,708
GAMMA (gr/cm3) 1,480 1,650 1,891
GAMA DRY (gr/cm3) 1,326 1,472 1,685
                   
No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 74 74 74 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 157,5 151,2 163,8 228 234,3 240,6 244,5 250,8 238,2
Berat container + tanah kering
(gr) 148,9 142,6 155,3 210,7 217,1 223,3 226,0 232,4 219,7
Berat tanah basah (gr) 82,5 76,2 88,8 154 160,3 166,6 169,5 175,8 163,2
Berat tanah kering (gr) 73,9 67,6 80,3 136,7 143,1 149,3 151,0 157,4 144,7
Berat air (gr) 8,6 8,6 8,5 17,3 17,2 17,3 18,5 18,45 18,5
Kadar air (%) 11,637 12,722 10,585 12,655 12,020 11,587 12,252 11,725 12,785
Kadar air rata-rata (%) 11,648 12,087 12,254

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 102


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 4.Uji Pemadatan Tanah Kradenan


Percobaan ke 4 5 6
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10040 10710 10891
Berat tanah basah (gr) 3030 3700 3881
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume mold (cm3) 1559,751 1999,565 2194,533
GAMMA (gr/cm3) 1,943 1,850 1,768
GAMA DRY (gr/cm3) 1,727 1,630 1,555
                   
No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 169,7 182,3 176 220 214,9 225,1 213,2 206,8 210
Berat container + tanah kering
(gr) 158,5 171,2 164,8 202,7 197,7 207,8 196,9 190,5 193,7
Berat tanah basah (gr) 94,7 107,3 101 145 139,9 150,1 138,2 131,8 135
Berat tanah kering (gr) 83,5 96,2 89,8 127,7 122,7 132,8 121,9 115,5 118,7
Berat air (gr) 11,2 11,11 11,2 17,3 17,25 17,3 16,3 16,3 16,3
Kadar air (%) 13,413 11,550 12,472 13,547 14,064 13,027 13,372 14,113 13,732
Kadar air rata-rata (%) 12,478 13,546 13,739

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 103


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 4. Uji Pemadatan Tanah Desa Tinanding Gubug


Percobaan ke 1 2 3
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10622 10490 11234
Berat tanah basah (gr) 3612 3480 4224
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume (cm3) 2412,173 2285,217 1668,571
GAMMA (gr/cm3) 1,497 1,523 2,532
GAMA DRY (gr/cm3) 1,341 1,358 2,255
                   
No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 74 74 74 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 157,5 151,4 163,6 234,3 239 229,6 244,5 239,9 249,1
Berat container + tanah kering
(gr) 148,9 142,9 155,0 217 221,7 212,3 226,0 221,4 230,6
Berat tanah basah (gr) 82,5 76,4 88,6 160,3 165 155,6 169,5 164,9 174,1
Berat tanah kering (gr) 73,9 67,9 80,0 143,0 147,7 138,3 151,0 146,4 155,6
Berat air (gr) 8,6 8,5 8,6 17,3 17,3 17,3 18,5 18,5 18,5
Kadar air (%) 11,637 12,518 10,750 12,098 11,713 12,509 12,252 12,637 11,889
Kadar air rata-rata (%) 11,635 12,107 12,259

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 104


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 4. Uji Pemadatan Tanah Desa Tinanding Gubug


Percobaan ke 4 5 6
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10989 10750 10870
Berat tanah basah (gr) 3979 3740 3860
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume (cm3) 1559,751 1981,428 2194,533
GAMMA (gr/cm3) 2,551 1,888 1,759
GAMA DRY (gr/cm3) 2,268 1,663 1,547
                   
No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 176 179,2 172,8 220 215,9 224,1 210 203,7 216,3
Berat container + tanah kering
(gr) 164,8 168,0 161,6 202,7 198,7 206,8 193,7 187,4 200,1
Berat tanah basah (gr) 101 104,2 97,8 145 140,9 149,1 135 128,7 141,3
Berat tanah kering (gr) 89,8 93,0 86,6 127,7 123,7 131,8 118,7 112,4 125,1
Berat air (gr) 11,2 11,2 11,2 17,3 17,2 17,3 16,3 16,3 16,2
Kadar air (%) 12,472 12,043 12,933 13,547 13,905 13,126 13,732 14,502 12,950
Kadar air rata-rata (%) 12,483 13,526 13,728

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012 105


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel uji pemadatan bertujuan untuk membuat grafik OMC (Optimum Moisture
Content) atau kadar air optimum. Dari nilai OMC tersebut dihasilkan nilai MDD
(Maximum Dry Density). Hasil nilai OMC dapat di lihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.4(a) Grafik OMC (Optimum Moisture Content) Tanah Gunung Pati

Grafik pada Gambar 4.10 Bertujuan untuk menemukan nilai OMC (Optimum
Moisture Content) atau kadar air optimum pada tanah Purwodadi. Dari nilai OMC
tersebut dihasilkan nilai MDD (Maximum Dry Density). Hasil nilai OMC pada
penelitian ini adalah sebesar 13% dengan nilai MDD sebesar 1,82.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 106
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.4(b) Grafik OMC (Optimum Moisture Content) Tanah Purwodadi

Grafik pada Gambar 4. bertujuan untuk menemukan nilai OMC (Optimum


Moisture Content) atau kadar air optimum pada tanah Purwodadi. Dari nilai OMC
tersebut dihasilkan nilai MDD (Maximum Dry Density). Hasil nilai OMC pada
penelitian ini adalah sebesar 13,15% dengan nilai MDD sebesar 1,74.
Kadar air tanah berkaitan dengan derajat kekerasan dari tanah tersebut. Bila kadar
air tanah rendah, maka dibutuhkan suatu energi pemadatan yang besar, sebaliknya
jika kadar air tanah tinggi walaupun energi pemadatan maka hal ini tidak berarti
tanah akan menjadi lebih padat karena dalam hal ini volume pori sudah menjadi
jenuh karena air. Meskipun dengan menaikkan energi pemadatan butir-butir tanah
tidak mungkin menjadi lebih padat. Dalam penelitian laboratorium ini tanah asli
dari Kradenan memiliki OMC dengan nilai 13 % dengan nilai MDD sebesar 1,82
seperti pada gambar grafik diatas.

4.4. Uji CBR (California Bearing Ratio)

Percobaan CBR berguna untuk mengetahui kekuatan tanah dasar. Nilai CBR
adalah perbandingan (dalam %) antara tekanan yang diperlukan untuk menembus
tanah dengan standar tertentu. Pada penelitian ini dilakukan CBR CBR terendam

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 107
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(soaked). Pada saat uji CBR rendam, nilai pengembangan (swell) yang terjadi juga
diukur untuk mengetahui seberapa besar tanah tersebut mengembang. Dan berikut
adalah hasil pengembangan (swell), CBR Soaked dan CBR Unsoaked. Pada
pengujian CBR ini setiap tipe sampel dilakukan sebanyak 8 buah benda uji.

4.4.1. Hasil CBR Rendaman (Soaked)

Pengujian CBR rendaman adalah pengujian yang di lakukan didalam


Laboratorium mekanika tanah yang bertujuan untuk mencari besarnya nilai CBR,
dan nilai pengembangan CBR didalam keadan jenuh air, sehingga tanah
mengalami pengembangan yang maksimum, yang berarti tanah dan cetakan
direndam didalam air selama 4 hari. Hasil dari pengujian CBR rendaman dengan
variasi pencampuran GEOPOL® dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar dibawah.

1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan + Geopol 0%

Gambar 4.5(a) Grafik CBR Tanah Kradenan + Geopol 0%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 108
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 0%


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,134
0,2 0,156
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
0,140+0,156
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,14 %
2

Tanah Kradenan kota Semarang dengan kadar Geopol 0% didapat nilai CBR
sebesar 0,14%. Hal ini memang wajar karena kadar 0% Geopol yang
artinya sampel tanah tidak diberi campuran Geopol sehingga peningkatan
yang terjadi sangat kecil sekali. Hal ini juga mengindikasikan bahwa tanah
asli dari Kradenan cukup buruk jika dikemudian hari dijadikan sebagai
subgrade.

b. Tanah Kradenan + Geopol 2%

Gambar 4.5(b) Grafik CBR Tanah Kradenan + Geopol 2%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 109
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 1,567
0,2 1,844
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
1,567+1,844
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 1,70%
2

Tanah Kradenan kota Semarang dengan kadar Geopol 2% didapat nilai CBR
sebesar 1,70%. Sampel tersebut mengalami kenaikan presentase sebesar
1,56% Geopol yang artinya sampel tanah tidak diberi campuran Geopol
sehingga peningkatan yang terjadi sangat kecil. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa tanah asli dari Kradenan cukup buruk jika
dikemudian hari dijadikan sebagai subgrade.

c. Tanah Kradenan + Geopol 4%

Gambar 4.5(c) Grafik CBR Tanah Kradenan + Geopol 4%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 110
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 4 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,033
0,2 2,667
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
2,033+2,667
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 2,35 %
2

Tanah Kradenan kota Semarang dengan kadar Geopol 4% didapat nilai CBR
sebesar 2,35%. Nilai ini meningkat karena kadar 4% Geopol yang dicampur
dengan tanah asli memberi pengaruh yang baik terutama pada nilai CBR.
Namun campuran Geopol 4% mampu memberikan kenaikan nilai CBR
sebesar 0,65% sehingga peningkatan yang terjadi sangat kecil.

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6%

Gambar 4.5(d) Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 111
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 6 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 4,00
0,2 4,26
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
4+ 4,267
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 4,13%
2

Nilai CBR soaked tertimggi pada Tanah Kradenan Semarang adalah sampel
tanah dengan campuran Geopol sebanyak 6% dengan nilai CBR sebesar
4,13% dan ini mengartikan bahwa nilai tersebut meningkat seiring dengan
penambahan kadar campuran Geopol yaitu 6% namun hasil yang didapat
belum memenuhi spesifikasi kekuatan tanah dasar jalan raya sesuai yang
dipersyaratkan (persyaratan nilai CBR > 6%). Berikut ini adalah grafik
perbandingan nilai CBR dengan masing-masing presentase kadar Geopol
pada tanah asli Kradenan.

Gambar 4.5(f) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 112
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2. Tanah Purwodadi
a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0%

Gambar 4.5(e) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding + Geopol 0 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,143
0,2 0,164
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
0,143+0,164
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,15%
2

Tanah Desa Tinanding dengan kadar Geopol 0% didapat nilai CBR sebesar
0,15%. Hal ini wajar mengingat kadar Geopol yang digunakan tidak ada
sehingga peningkatan yang terjadi sangat kecil sekali. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa tanah asli dari Desa Tinanding cukup lemah jika
diberikan tekanan beban.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 113
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Gambar 4.5(d) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (Sumber


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 1,667
0,2 2,067
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

0,1667+2,067
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 1,87 %
2

Tanah asli dari Desa Tinanding dengan kadar Geopol 2% didapat nilai CBR
sebesar 1,87%. Angka ini meningkat 0,15% dari sampel tanah dengan
Geopol 0%. Hal ini wajar mengingat kadar Geopol yang digunakan masih
sedikit sehingga peningkatan yang terjadi belum signifikan.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 114
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Gambar 4.5(e) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,433
0,2 2,822
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

2,433+2,822
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 2,62%
2

Tanah asli dari Desa Tinanding dengan kadar Geopol 2% didapat nilai CBR
sebesar 1,87%. Angka ini meningkat 0,15% dari sampel tanah dengan
Geopol 0%. Hal ini wajar mengingat kadar Geopol yang digunakan masih
sedikit sehingga peningkatan yang terjadi belum signifikan.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 115
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6%

Gambar 4.5(f) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 6,067
0,2 6,844
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

6,067+6,844
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 6,46 %
2
Nilai CBR terbesar yaitu pada tanah Kradenan + Geopol sebanyak 6%
dengan nilai CBR sebesar 6,46%. Dengan angka CBR sebesar 6,46% telah
memenuhi spesifikasi kekuatan tanah dasar jalan raya sesuai yang
dipersyaratkan dengan nilai CBR > 6%. Berikut ini adalah grafik

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 116
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

perbandingan tiap-tiap kadar Geopol pada sampel tanah asli dari Desa
Tinanding Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

4.4.3. Hasil CBR Rendaman 4 hari dan Pemeraman 2 hari)


Benda uji diberi pemeraman dengan lama durasi 4 hari dan perendaman selama 4
hari.
1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan+ Geopol 0%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 117
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.9 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 0 %


Penuruna
n Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,500
0,2 0,644
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
0,5+0,644
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,57%
2

Tanah asli dari Kradenan dengan kadar Geopol 0% didapat nilai CBR sebesar
0,57%. Hal ini wajar mengingat kadar Geopol yang digunakan tidak ada
sehingga tidak ada peningkatan yang signifikan.

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 118
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.9 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,300
0,2 3,133
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

2,3+3,133
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 2,71%
2
Tanah asli dari Kradenan dengan kadar Geopol 2% didapat nilai CBR sebesar
2,71%. Angka ini meningkat 2,14% dari sampel tanah dengan Geopol 0%. Hal
ini terjadi mengingat kadar Geopol yang digunakan masih sedikit sehingga
peningkatan yang terjadi belum signifikan.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 119
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

c. Tanah Kradenan + Geopol 4%

Gambar 4.8 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 4 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 6,400
0,2 6,778
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

6,4+6,778
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 6,59 %
2
Nilai CBR diatas telah memenuhi spesifikasi kekuatan tanah dasar jalan raya
sesuai yang dipersyaratkan (persyaratan nilai CBR > 6%) yaitu 6,59%

d. Tanah Kradenan + Geopol 6%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 120
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 6 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,333
0,2 8,889
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
8,333+8,889
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 8,61%
2

Sampel tanah Kradenan dengan kadar campuran Geopol 6% mendapat nilai


CBR sebesar 8,61% sebagai nilai tertinggi pada sampel tanah Kradenan.
Tentu sampel tanah Kradenan dengan campuran Geopol 4% dan 6% layak
dijadikan sebagai subrade. Nilai ini memenuhi spesifikasi kekuatan tanah
dasar jalan raya sesuai yang dipersyaratkan (persyaratan nilai CBR > 6%).

2. Tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 121
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding + Geopol 0 %
Penuruna
n Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,567
0,2 0,622
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
0,567+0,622
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,59 %
2

Tanah asli dari dengan kadar Geopol 0% didapat nilai CBR sebesar 0,59%.
Hal ini sama dengan tanah asli + Geopol 0% dari Kradenan karena tidak
diberi Geopol walaupun sudah diperam selama 2 hari.

b. Tanah Desa Tinanding + Geopol 2%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 122
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 3,500
0,2 4,222
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
3,5+4,2
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 3,86 %
2

Dari sampel Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2% diatas terdapat


peningkatan nilai CBR sebesar 3,27 % dari awalnya sebesar 0,59% menjadi
3,86% yang terjadi pada sampel tanah asli + Geopol 2%.

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4% (2 hari peram – 4 hari rendam)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 123
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding + Geopol 4 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 7,333
0,2 7,889
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

7,333+ 7,889
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 7,61 %
2

Berdasarkan grafik dan tabel diatas terlihat kecenderungan adanya


peningkatan nilai CBR sebesar 7,61% pada sampel tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 124
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

dengan kadar campuran Geopol 4%. Sampel tanah tersebut mengalami


kenaikan CBR sebesar 3,75% sampel uji sebelumnya.

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% (2 hari peram dan 4 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 10,000
0,2 10,111
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

10,00+10,11
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 10,06%
2

Dari tabel diatas terdapat peningkatan nilai CBR sebesar 10,06% yang terjadi
pada sampel tanah asli + Geopol 6%. Angka ini memiliki selisih lebih besar

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 125
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

2,45% dari sampel sebelumnya yaitu tanah asli + Geopol 4%. Semakin besar
kadar campuran Geopol mampu meningkatkan nilai CBR pada tanah.

1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan+ Geopol 0% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar 4.9 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 0 %

Penurunan Nilai CBR


( inch ) (%)
0,1 0,567
0,2 0,667
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

0,567+0,667
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,62%
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 126
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Tanah asli dari dengan kadar Geopol 0% didapat nilai CBR sebesar 0,62%.
Hal ini sama dengan tanah asli + Geopol 0% dari Kradenan karena tidak
diberi campuran Geopol walaupun diperam selama 4 hari.

b. Tanah Kradenan + Geopol 2% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar 4.9 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,733
0,2 3,756
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
2,733+3,756
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 3,24%
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 127
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Dari sampel Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2% diatas terdapat


peningkatan nilai CBR sebesar 2,62% dari awalnya sebesar 0,62% menjadi 3,24%
yang terjadi pada sampel tanah asli + Geopol 2%.

c. Tanah Kradenan+ Geopol 4% (4 hari peram – 2 hari rendam)

Gambar 4.8 Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 4 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 7,000
0,2 7,333
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

7+7,333
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 7,17 %
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 128
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Menurut Grafik dan tabel CBR Tanah Kradenan + Geopol 4% diatas mengalami
peningkatan. Dari percobaan sampel tanah asli + Geopol 2% dengan nilai CBR
3,24% meningkat menjadi 7,17% yang seiring dengan penambahan campuran
sampel tanah asli + Geopol 4%. Material tanah asli dengan campuran Geopol 4%
mampu dijadikan sebagai subgrade karena nilai CBR yang didapat sudah
memenuhi standar ketentuan.

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6% (Sumber: Pengolahan


Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 6 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,667
0,2 9,333
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
8,667+9,333
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 9%
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 129
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Sampel tanah asli + Geopol 6% didapat nilai CBR sebesar 9%. Nilai ini semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya kadar campuran Geopol pada sampel
tanah asli. Sampel tanah asli + Geopol 6% ini mengalami selisih peningkatan nilai
CBR sebesar 1,83% dari sampel tanah asli + Geopol 4% dengan nilai CBR 7,17%
menjadi 9% setelah ditambah campuran Geopol sebesar 6%.

2. Tanah Purwodadi
a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,633
0,2 0,778
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
0,633+0,778
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 0,71 %
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 130
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Sampel tanah asli + Geopol 0% didapat nilai CBR sebesar 0,71 %. Angka
ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya durasi pemeraman
pada sampel tanah asli walaupun tidak jauh berbeda dengan tanah yang
berasal dari Kradenan yang tidak diberi campuran Geopol.

b. Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 3,667
0,2 4,444
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
3,667+4,444
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 4,06 %
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 131
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Sampel tanah asli + Geopol 2% didapat nilai CBR sebesar 4,06 %. Angka
ini meningkat seiring dengan bertambahnya durasi pemeraman dan kadar
campuran Geopol.

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4% (4 hari peram – 4 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,067
0,2 8,533
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

8,067+8,533
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 8,30 %
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 132
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Dari tabel perhitungan diatas terdapat peningkatan nilai CBR terjadi sampai
pada kadar 4% campuran Geopol. Pada kadar 4% campuran Geopol sudah
cukup sebagai bahan stabilisasi dengan cara dilakukan pemeraman dan
perendaman selama 4 hari agar bahan kimia dalam Geopol mampu bekerja
secara optimal sebelum dilakukan perendaman.

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6% (4 hari peram – 2 hari rendam)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 12,333
0,2 12,444
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

12,333+ 12,444
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 12,39 %
2

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 133
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Dari tabel perhitungan diatas terdapat peningkatan nilai CBR terjadi sampai
pada kadar 6% campuran Geopol. Sehingga terlihat pada kadar 6% campuran
Geopol sangat ideal sebagai bahan stabilisasi dengan dilakukan pemeraman
dan perendaman selama 4 hari.

4.4.2. Hasil CBR Tanpa Rendaman (Unsoaked)


Sampel tanah yang akan diuji selanjutnya dilakukan pemeraman tanpa
perendaman benda uji. Berikut ini adalah data-data selama penelitian tanah tanpa
dilakukan perendaman
1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan+ Geopol 0%

Gambar 4.5(a) Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 0%


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 5,333
0,2 6,667

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 134
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)


5,333+ 6,667
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas =6%
2

Nilai CBR rata-rata yang didapat dari percobaan ini adalah 6%. Angka ini
tepat dengan standar subgrade minimal perkerasan jalan

b. Tanah Kradenan + Geopol 2%

Gambar 4.5(b) Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 2 %


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,333
0,2 10,889
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 135
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

8,333+10,889
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 9,61%
2

Gambar grafik dan tabel diatas menunjukkan tanah asli + Geopol 4%


memberikan nilai CBR sebesar 24,06 %. Nilai CBR yang didapat sangat
baik namun perlu dicatat bahwa sampel tanah tersebut tidak mengalami
perendaman sehingga kecenderungan adanya peningkatan nilai CBR. Ini
menandakan bahwa sampel tanah yang dilakukan pemeraman mampu
memberikan hasil yang optimal.

c. Tanah Kradenan+ Geopol 4%

Gambar 4.5(c) Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan+ Geopol 4 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 21,667
0,2 26,444
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 136
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

21,667+26,444
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 24,06 %
2

Gambar grafik dan tabel diatas menunjukkan tanah asli + Geopol 4%


memberikan nilai CBR sebesar 24,06 %. Nilai CBR yang didapat sangat
baik namun perlu dicatat bahwa sampel tanah tersebut tidak mengalami
perendaman sehingga kecenderungan adanya peningkatan nilai CBR. Ini
menandakan bahwa sampel tanah yang dilakukan pemeraman mampu
memberikan hasil yang optimal.

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6%

Gambar 4.5(d) Grafik CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6% (Sumber:


Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Kradenan + Geopol 6 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 46,667
0,2 57,778

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 137
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)


46,67+57,78
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 52,2%
2

Gambar dan tabel diatas menunjukkan bahwa tanah asli + Geopol 6%


memberikan nilai CBR sebesar 52,50%. Nilai CBR sangat baik namun perlu
diketahui bahwa sampel tanah tersebut tidak mengalami perendaman
sehingga kecenderungan peningkatan nilai CBR terjadi sampai pada kadar
campuran Geopol 6%.

2. Tanah Desa Tinanding


a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%

Gambar 4.5(e) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0 %
Penurunan Nilai CBR

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 138
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

( inch ) (%)
0,1 7,333
0,2 9,111
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

7,933+ 9,111
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 8,2%
2

Menurut gambar grafik dan tabel diatas menunjukkan bahwa tanah asli +
Geopol 0% memberikan nilai CBR sebesar 8,2%. Nilai CBR yang didapat
ini sesuai dengan persyaratan sebagai subgrade karena lebih dari 6%
namun perlu dicatat bahwa tanah ini belum mengalami perendaman
sehingga tidak mengalami perlawanan dengan air.

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Gambar 4.5(d) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2 %

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 139
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Penurunan Nilai CBR


( inch ) (%)
0,1 15,000
0,2 16,667
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
15+16,667
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 15,83 %
2

Menurut gambar grafik dan tabel diatas menunjukkan bahwa tanah asli +
Geopol 2% memberikan nilai CBR sebesar 15,83 %. Nilai CBR yang
didapat lebih besar 13,61% dari tanah asli yang tidak diberikan Geopol
sama sekali yaitu 8,2%.

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Gambar 4.5(e) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4 %

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 140
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Penurunan Nilai CBR


( inch ) (%)
0,1 26,667
0,2 32,222
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
26,667+32,222
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 29,44 %
2

Menurut data diatas menunjukkan bahwa tanah asli + Geopol 4% memberikan


nilai CBR sebesar 29,45%. Nilai CBR yang didapat lebih besar 13,61% dari tanah
asli + Geopol 2%.

d. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%

Gambar 4.5(f) Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%


(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Tabel Hasil Perhitungan Penetrasi Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6 %
Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 69,680

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 141
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

0,2 83,229
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
69,680+8,3,229
CBR rata-rata dari kedua benda uji di atas = 76,45 %
2

Menurut gambar grafik dan tabel diatas menunjukkan bahwa tanah asli + Geopol
6% memberikan nilai CBR sebesar 76,45%. Nilai CBR yang didapat sangat baik
namun perlu dicatat bahwa sampel tanah tersebut tidak mengalami perendaman
hanya dilakukan pemeraman selama 4 hari saja. Angka ini bisa berbeda jika
dilakukan

Presentase Pengembangan (Swell Potential) soaked


Sebelum di rendam (Unsoaked ) Setelah di rendam (Soaked )

do d1

to t1

1. Tanah Gunung Pati (Perendaman Tanpa Pemeraman)


a. Tanah Kradenan+ Geopol 0%
t0 = T – do
( ( 3,05+2,95+3,15 ) +0,4)
= 17,6− = 14,15 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,1+ 1,05+1,05 ) +0,4)
= 17,6− = 16,13 cm
3

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 142
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
16,13−14,15
=( ) x 100%
14,15
= 13,99%

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2%


t0 = T – do
( ( 4,54 +4,55+ 4,56 ) +0,4)
= 17,6− = 12,65 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,6+3,6+3,7 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,2 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14,2−12,65
=( ) x 100%
12,65
=12,25%

c. Tanah Kradenan+ Geopol 4%


t0 = T – do
((4,45+4,15+ 4,4)+0,4)
= 17,6− = 12,87 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,1+3,1+ 3 ) +0,4)
= 17,6− = 14,13 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14,13−12,87
=( ) x 100%
12,87
= 9,79%

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6%


t0 = T – do

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 143
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

( ( 4,85+ 4,5+4,4 ) +0,4)


= 17,6− = 12,62 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,2+3,2+ 3,2 )+ 0,4)
= 17,6− = 13,7 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
13,7−12,62
=( ) x 100%
12,62
= 8,56%

2. Tanah Purwodadi
a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0%
t0 = T – do
( ( 2,5+2,55+2,6 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,65 cm
3
t1 = T – d1
(( 0,7+0,7 +0,8 ) +0,4)
=17,6− = 16,47 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
16,95−14,65
=( ) x 100%
14,15
=12,42%

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%


t0 = T – do
( ( 3,3+3,3+3,35 ) +0,4)
= 17,6− = 13,88 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,7+1,8+1,8 ) +0,4 )
= 17,6− = 15,43 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 144
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

15,72−13,88
=( ) x 100%
13,88
= 11,17 %

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%


t0 = T – do
((4,2+4,3+ 4,2)+0,4 )
= 17,6− = 12,97 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,8+1,4+ 0,9 )+ 0,4)
= 17,6− = 15,83 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14,3−12,97
=( ) x 100%
12,97
=10,25%

d. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%


t0 = T – do
( ( 6,45+6,5+6,7 )+ 0,4)
= 17,6− = 10,65 cm
3
t1 = T – d1
( ( 2,3+1,9+1,8 ) +0,4)
= 17,6− = 11,47 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
11,47−10,65
=( ) x 100%
10,65
=7,69 %

4.4.1. Presentase Pengembangan (Swell Potential) Pemeraman Perendaman


1. Tanah Gunung Pati (2 hari peram – 4 hari rendam)
a. Tanah Kradenan+ Geopol 0% (2 hari peram – 2 hari rendam)
t0 = T – do

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 145
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

( ( 3,3+3,4+3,5 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,07 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,5+1,5+1,5 ) +0,4)
= 17,6− = 16,03 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
16,03−14,07
=( ) x 100%
14,07
= 13,98%

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2% (2 hari peram – 2 hari rendam)


t0 = T – do
( ( 2,6+2,6+2,6 ) +0,4)
= 17,6− = 14,87 cm
3
t1 = T – d1
( ( 0,9+1+1 ) +0,4)
= 17,6− = 16,5 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
16,5−14,87
=( ) x 100%
14,87
=10,99%

c. Tanah Kradenan+ Geopol 4%(2 hari peram – 2 hari rendam)


t0 = T – do
((4,2+4,3+ 4,3)+ 0,4)
= 17,6− = 13,2 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,2+3,1+ 3,1 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,33 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 146
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

14,33−13,2
=( ) x 100%
13,2
= 8,59%

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6%


t0 = T – do
( ( 4,1+ 4,1+ 3,9 )+ 0,4)
= 17,6− = 13,43 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,5+3,5+3,4 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,00 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14−13,43
=( ) x 100%
13,43
= 4,22%
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa penambahan campuran Geopol
dengan kadar 6% sangat baik untuk mereduksi pengembangan tanah
ekspansif hingga nilai swell potential yang didapat sebesar 4,22% dengan
perlakuan benda uji yang direndam selama 4 hari.

2. Tanah Purwodadi (Durasi Pemeraman 2 Hari)


a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0% (Pemeraman 2 hari)
t0 = T – do
( ( 2,5+2,5+2,5 ) +0,4 )
= 17,6− = 14,97 cm
3
t1 = T – d1
(( 0,4+ 0,4+0,5 ) + 0,4)
=17,6− = 17,03 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
17,03−14,97
=( ) x 100%
14,97
=13,81%

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 147
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

b. Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% (Pemeraman 2 hari)


t0 = T – do
( ( 3,1+3,1+ 3,2 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,33 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,6+1,5+1,6 ) + 0,4)
= 17,6− = 15,9 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
15,72−14,33
=( ) x 100%
14,33
= 10,93 %

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% (Pemeraman 2 hari)


t0 = T – do
((3,6+ 3,6+3,5)+ 0,4)
= 17,6− = 13,9 cm
3
t1 = T – d1
( ( 2,5+2,5+2,5 ) +0,4 )
= 17,6− = 14,97 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14,97−13,9
=( ) x 100%
13,9
=7,67%

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% (Pemeraman 2 hari)


t0 = T – do
((3,2+3,2+3 , 4 )+ 0,4)
= 17,6− = 14,20 cm
3
t1 = T – d1
( ( 2 ,6+ 2 ,7+ 2, 8 ) +0,4 )
= 17,6− = 14,77 cm
3

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 148
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
14,77−14,2
=( ) x 100%
14 ,2
= 3,99%

3. Tanah Gunung Pati (Durasi Pemeraman 4 Hari)


a. Tanah Kradenan+ Geopol 0% (4 hari pemeraman)
t0 = T – do
( ( 5,4+5,5+5,5 )+ 0,4)
= 17,6− = 12,00 cm
3
t1 = T – d1
( ( 3,7+3,7+3,9 )+ 0,4)
= 17,6− = 13,70 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
13,70−12
=( ) x 100%
12
= 14,17%

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2% (4 hari pemeraman)


t0 = T – do
( ( 6,4+6,3+ 6,3 ) +0,4)
= 17,6− = 11,13 cm
3
t1 = T – d1
( ( 5,2+ 5,2+ 5,2 )+ 0,4)
= 17,6− = 12,33 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
12,33−11,13
=( ) x 100%
11,13
=10,78%
c. Tanah Kradenan+ Geopol 4% (4 Hari Pemeraman)
t0 = T – do

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 149
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

((6,3+ 6,4+6,5)+0,4)
= 17,6− = 11,07 cm
3
t1 = T – d1
( ( 5,5+5,5+5,4 )+ 0,4)
= 17,6− = 12,00 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
12−11,07
=( ) x 100%
11,07
= 8,43%

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6% (4 Hari Pemeraman)


t0 = T – do
( ( 5,1+ 5+5 ) +0,4)
= 17,6− = 12,43 cm
3
t1 = T – d1
( ( 4,6+ 4,4+ 4,3 ) +0,4)
= 17,6− = 13,03 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
13,03−12,43
=( ) x 100%
12,43
= 4,83%

4. Tanah Purwodadi (Durasi Pemeraman 4 Hari)


a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0% (4 hari pemeraman)
t0 = T – do
( ( 2,6+2,6+2,6 ) +0,4)
= 17,6− = 14,87 cm
3
t1 = T – d1
(( 0,5+0,5+ 0,6 ) +0,4)
=17,6− = 16,93 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 150
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

16,93−14,87
=( ) x 100%
14,87
=13,90%
b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (4 hari peram)
t0 = T – do
( ( 2,6+2,6+2,7 ) +0,4)
= 17,6− = 14,83 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,1+ 1,1+ 1,1 )+ 0,4)
= 17,6− = 16,37 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
16,37−14,83
=( ) x 100%
14,83
= 10,34 %

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% (4 hari peram)


t0 = T – do
((2,8+ 2,8+3)+ 0,4)
= 17,6− = 14,60 cm
3
t1 = T – d1
( ( 1,7+1,8+1,8 ) +0,4 )
= 17,6− = 15,70 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
15,7−14,6
=( ) x 100%
14,6
=7,53%

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6%


t0 = T – do
((3,9+3,6 +3,6)+ 0,4)
= 17,6− = 13,77 cm
3
t1 = T – d1

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 151
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

( ( 3,1+3,2+ 3,2 )+ 0,4)


= 17,6− = 14,30 cm
3
t 1−t 0
% Swell =( ) x 100%
t0
13,77−14,3
=( ) x 100%
14,2
=3,87%

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Campuran Geopol dengan


kadar yang meningkat sangat baik untuk mereduksi pengembangan tanah
ekspansif, yaitu dari sampel tanah asli + Geopol 0% dengan nilai Swell Potential
sebesar 13,90% menjadi 3,87% dengan sampel tanah asli + Geopol 6% pada tanah
yang diperam dan direndam selama 4 hari. Nilai Swell Potential 3,87 merupakan
nilai pengembangan terkecil selama pengujian ini.

4.6. Pembahasan

4.6.1. Pengujian Fisis Sampel Tanah Kradenan dan Gubug Purwodadi

Berdasarkan data dari penelitian yang sudah dilaksanakan, tanah sekitar Unnes
memiliki kadar air sebesar 31,58% dengan nilai Gs sebesar 2,66, sehingga tanah
sekitar Unnes termasuk dalam Sand. Tanah dari Desa Tinandingdidapatkan kadar
air sebesar 33,96% dengan nilai Gs sebesar 2,70 yang digolongkan sebagai tanah
Silty Sand. Pada uji Klasifikasi dan karakteristik tanah sekitar Unnes memiliki
nilai Liquid Limit (LL) sebesar 65% dan nilai Plasticity Limit (PL) sebesar
35,93%.
Kadar air tanah ini berkaitan dengan derajat kekerasan dari tanah tersebut. Jika
kadar air tanah ini rendah, maka dibutuhkan suatu daya pemadatan yang besar.
Sebaliknya jika kadar air tanah tinggi, walaupun daya pemadatan ditambah maka
hal ini tidak berarti tanah menjadi padat karena dalam hal ini volume pori sudah
jenuh oleh air. Meskipun dengan upaya menaikkan daya pemadatan butir-butir
tanah tidak mungkin menjadi lebih padat.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 152
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Untuk karakteristik tanah sekitar Desa Tinandingmemiliki nilai Liquid Limit (LL)
sebesar 81% dan nilai Plastisity Limit (PL) sebesar 37,37%. Dari hasil tersebut
menurut USCS, tanah sekitar Unnes Kradenantermasuk dalam klasifikasi CL
“Lempung tak organik dengan plastisitas rendah, sampai sedang, lempung
berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung kurus (lean clays).
Untuk tanah sekitar Desa Tinanding termasuk dalam klasifikasi OL “Lanau
anorganik dan lempung berlanau organik dengan plastisitas rendah”.

4.6.1. Uji CBR (California Bearing Ratio) dan Swell Potential

Pada pengujian CBR pada sampel tanah dari Kradenan Unnes, sampel dengan
campuran GEOPOL® 0% didapatkan hasil CBR dengan nilai rata-rata sebesar
0,14% dan Swelling Potential sebesar 13,99%. Hal ini wajar karena tanah tersebut
diuji dalam keadaan alami tanpa adanya bahan aditif. Untuk pengujian sampel
tanah dengan campuran GEOPOL® 2% terjadi peningkatan nilai CBR rata-rata
menjadi 1,70%. Hal ini terjadi karena kadar campuran GEOPOL® sebanyak 2%
sehingga kurang efektif dalam meningkatkan CBR pada tanah lempung dari
Unnes begitu juga dengan nilai Swelling Potential yang didapat sebesar 12,25%.
Pengujian sampel dilanjutkan dengan kadar campuran GEOPOL® sebesar 4%.
Sampel ini mendapat hasil CBR rata-rata sebesar 2,35% dengan nilai Swelling
Potential sebesar 9,79%. Perbandingan hasil pengujian CBR dan nilai Swell
Potential dari sampel tanah Kradenan dan dari Desa Tinanding Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan. bisa dilihat seperti pada Tabel berikut.

Tabel Hasil Pengujian CBR Soaked Tanah Desa Tinanding, Gubug

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 153
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Desa Tinanding dengan Tanah Kradenan


Nilai CBR(%)
No Variabel Tanah Kradenan Tanah Desa Tinanding
Unnes Gubug Purwodadi
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 0,14 0,15
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 1,71 1,87
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 2,33 2,62
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 4,13 6,45
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Tabel Hasil Pengujian Swell Potential Tanah Desa Tinanding, Gubug


Desa Tinandingdengan Tanah Kradenan Unnes
Swelling Potential (%)
No Variabel Tanah Kradenan Tanah Desa Tinanding
Unnes Gubug Purwodadi
1 Tanah Asli + GEOPOL 0%  13,99 12,42
2 Tanah Asli + GEOPOL 2%  12,25 11,17
3 Tanah Asli + GEOPOL 4%  9,79 10,25
4 Tanah Asli + GEOPOL 6%  8,56 7,69
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Berdasarkan tabel diatas, angka ini lebih baik baik dari kadar 2% namun hasilnya
tidak signifikan, karena tanah masih mengalami kembang susut walaupun
menurun. Pengujian kembali dilakukan dengan memberi kadar campuran
GEOPOL® sebesar 6%. Setelah diuji CBR rendam (Soaked) didapatkan rata-rata
nilai sebesar 4,13 % dengan nilai Swelling Potential sebesar 8,56%. Angka ini
lebih baik dari sampel uji sebelumnya karena nilai CBR semakin baik dan nilai
Swelling Potential semakin kecil namun hasilnya belum memenuhi syarat sebagai
tanah dasar (subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 154
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Gambar 4.9 Swelling Potential Unnes 2%

Pada percobaan CBR (California Bearing Ratio) dengan sampel tanah


Purwodadi, Campuran Geopol dengan kadar sebesar 0% + sampel uji tanah dari
Desa TinandingKabupaten Semarang Jawa Tengah didapatkan nilai CBR rendam
(Soaked) sebesar 0,15 % dengan nilai pengembangan (Swell Potential) sebesar
12,42%. Hal tersebut wajar sama seperti percobaan pada tanah lempung dari
Unnes, karena tanah tersebut tidak diberi bahan aditif sehingga mendapat hasil
sangat rendah. Sampel selanjutnya campuran GEOPOL® dengan kadar sebesar 2%
+ sampel uji tanah dari Desa Tinanding didapatkan nilai CBR rendam (Soaked)
sebesar 1,857 % dengan nilai pengembangan (Swell Potential) sebesar 11,17%.
Nilai CBR rata-rata naik tetapi Swelling Potential pada sampel masih cukup
tinggi. Pengujian CBR dilanjutkan dengan pemberian campuran GEOPOL®
dengan kadar sebesar 4% + sampel uji tanah dari Desa Tinandingdidapatkan nilai
CBR rendam (Soaked) sebesar 2,62 % dengan nilai pengembangan (Swell
Potential) sebesar 10,25 %.
Nilai CBR rendam (Soaked) rata-rata meningkat dan presentase Swelling
Potential juga menurun walaupun tidak signifikan. Pada percobaan terakhir
Campuran GEOPOL® dengan kadar sebesar 6% + sampel uji tanah dari Desa
Tinanding didapatkan nilai CBR rendam (Soaked) sebesar 5 % dengan nilai

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 155
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

pengembangan (Swell Potential) sebesar 7,69%. Nilai presentase CBR rendam


(Soaked) meningkat, dan Swell Potential menurun walaupun hanya sedikit.

Gambar 4.9 Pengujian CBR Tanah

Tabel Hasil Pengujian CBR Soaked Tanah Gubug Purwodadi dan


Unnes
dengan Pemeraman 2 hari.
Nilai CBR(%)
Tanah
No Variabel Tanah Desa Tinanding
Kradenan
Semarang Gubug Grobogan
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 0,57 0,59
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 2,71 3,86
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 6,59 7,61
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 8,61 10,06
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Tabel Hasil Pengujian Swell Potential Tanah Gubug Purwodadi


dan Unnes dengan Pemeraman 2 hari
Swelling Potential (%)
Tanah
No Variabel Tanah Desa Tinanding
Kradenan
Semarang Gubug Grobogan
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 13,98% 13,81%
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 10,99% 10,93%
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 8,59% 7,67%
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 4,22% 3,99%
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)
Tabel Hasil Pengujian CBR Soaked Tanah Gubug Purwodadi dan
Unnes dengan Pemeraman 4 hari

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 156
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Nilai CBR(%)
Tanah
No Variabel Tanah Desa Tinanding
Kradenan
Semarang Gubug Grobogan
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 0,62 0,71
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 3,24 4,06
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 7,17 8,3
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 9 12,39
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Tabel Hasil Pengujian Swell Potential Tanah Gubug Purwodadi dan Unnes
dengan Pemeraman 4 hari
Sweeling Potential (%)
No Variabel Tanah Kradenan Tanah Desa Tinanding
Semarang Gubug Grobogan
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 14,17% 13,90%
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 10,78% 10,34%
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 8,43% 7,53%
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 4,83% 3,87%
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Tabel Hasil Pengujian CBR Soaked Tanah Gubug Purwodadi dan


Unnes dengan Pemeraman hari tanpa Perendaman
Nilai CBR(%)
Tanah
No Variabel Tanah Desa Tinanding
Kradenan
Semarang Gubug Grobogan
1 Tanah Asli + GEOPOL 0% 6 8,2
2 Tanah Asli + GEOPOL 2% 9,61 15,83
3 Tanah Asli + GEOPOL 4% 24,06 29,44
4 Tanah Asli + GEOPOL 6% 52,5 76,45
(Sumber: Pengolahan Hasil Penelitian, 2020)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 157
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil pengamatan selama penelitian yang telah dilakukan dilaboratorium terhadap
tanah disekitar Desa Tinandingtepatnya di Desa Tinanding, Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Unnes Semarang
Jawa Tengah. Stabilisasi tanah lempung dengan campuran GEOPOL® dapat
disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan pengujian Indeks Properties, Menurut tabel jenis tanah diatas,
tanah di daerah Kradenan, digolongkan Organic Soil jenis tanah dan tanah
sekitar Purwodadi termasuk jenis Silty Sand.
2. Pengujian Indeks Properties, Menurut tabel jenis tanah diatas, tanah di daerah
Kradenan, digolongkan Organic Soil jenis tanah dan tanah sekitar Desa
Tinandingtermasuk jenis Silty Sand. Sehingga tanah asli tersebut tidak
memenuhi persyaratan teknis untuk dibangun atau digunakan sebagai material
subgrade
3. Pengujian Batas-Batas Atterberg, karakteristik tanah sekitar Unnes diatas,
termasuk dalam klasifikasi CL “Lempung tak organik dengan plastisitas
rendah, sampai sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 158
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

berlanau, lempung kurus (lean clays). Tanah sekitar Purwodadi, termasuk


dalam klasifikasi OL “Lanau anorganik dan lempung berlanau organik dengan
plastisitas rendah
4. Pengujian Analisis Saringan, Menurut tabel jenis tanah diatas, tanah sekitar
Kradenan tanah dan tanah Desa Tinanding termasuk jenis Clay
5. Pengujian di laboratorium, campuran GEOPOL® tanpa pemeraman mampu
meningkatkan presentase nilai CBR (soaked), walaupun belum memenuhi
syarat sebagai tanah dasar (subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya. Hal
ini juga ditandai dengan presentase nilai Swell Potential yang masih tinggi
walaupun kadar campuran GEOPOL® sudah ditingkatkan.
6. Pengujian di laboratorium, campuran GEOPOL® dengan pemeraman selama 4
hari, mampu meningkatkan presentase nilai CBR (soaked) melebihi 6%.
Dengan demikian hasil pengujian ini sudah memenuhi syarat sebagai tanah
dasar (subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan saran


seperti berikut ini:
1. Penelitian bisa dilakukan secara berulang dengan jenis tanah di daerah lain
agar hasil yang didapat lebih bervariasi dan akurat sesuai dengan kondisi
perlakuan stabilisasi di lapangan.
2. Penelitian bisa dilakukan secara berulang dengan kadar campuran GEOPOL®
yang lebih besar.
3. Dibutuhkan penelitian CBR sejenis dengan penambahan durasi pemeraman dan
perendaman yang lebih lama (7 hari atau bahkan lebih) agar hasil pengujian
yang didapatkan bisa mencapai nilai maksimal secara teknis maupun
ekonomis.
4. Untuk praktik di lapangan, tanah dasar (subgrade) yang akan diberikan
campuran GEOPOL® dilakukan pemeraman selama 4 hari atau lebih dan
ditutup dengan Geomembran (sebagai lapisan pencegah intrusi air), sehingga

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 159
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

zat aditif yang sudah tercampur dengan tanah mampu menstabilkan kekuatan
tanah dasar (subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya.
5. Berdasarkan hasil rangkaian pengujian fisis dan mekanis seperti Uji Kompaksi
Modified dan CBR Soaked dan Unsoaked beserta pemeraman dengan jangka
waktu tertentu, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah lempung abu-abu yang
berasal dari Kradenan Kota Semarang dan dari Desa Tinanding Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah tergolong dalam tanah yang
memiliki daya dukung CBR yang buruk sehingga mampu distabilisasi dengan
campuran GEOPOL®. Penambahan campuran GEOPOL® pada sampel uji
tanah lempung yang dilakukan pemeraman selama 4 hari dan perendaman
selama 4 hari mampu meningkatkan nilai CBR dan memperbaiki nilai Swell
Potential pada sampel tanah

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO. (1982): Materials, Part II, The American Association of State


Highway and Transportation Officials, Washington, D.C, USA.
AASHTO. (1993): Guide for Design of Pavement Structures, The American
Association of State Highway and Transportation Officials, Washington, D.C,
USA.
American Society for Testing and Material. (1998): United States of America.
Aini, Nur; Rachmansyah, Arief; Munawir, As’as, (2013): “Pengaruh Penambahan
Kapur dan Aditif (Matos + Semen) Terhadap Kuat Geser Lempung
Ekspansif”, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
Malang, Skripsi.
Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerjaan
Jalan. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi Balai Penerapan Teknologi Konstruksi (2018).
Jakarta.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 160
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Annual Books of ASTM Standards, (1989): American Society for Testing


material. Philadelphia, United States of America.
ASTM. (1979): Standard Method Of Laboratory Determination Of Moisture
Content Of Soil: Procedure D2216-71. pp. 290–291. In Annual book of
ASTM standards. Am. Soc. Test. Mater., Philadelphia, United States of
America.
Atterberg, A. (1911): Die Plastizität der Tone. Int. Mitt. Bodenkd. 1,10-43 (in
German).
Badan Pusat Statistik. (2015). Semarang Dalam Angka. Semarang. Diakses pada
15/07/2017 dari https://semarangkota.bps.go.id/index.php/publikasi/2
Bina Marga. 2010. Spesifikasi Umum Seksi 3.2. Timbunan. Jakarta.
Bowles, J.E., (1984): Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Alih Bahasa Ir. Johan
Kelanaputra Hainim. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Collins K, and McGown A. (1974): The Form and Function of Microfabric
feautures in a variety of natural soils. Geotechnique 24(2):223-254.
Carter M. Dan Bentley S.P., (1991): Correlations of Soil Properties, Pentech.
Das, Braja M., (1988): Analisis dan Desain Fondasi, Jilid 2, Edisi ke 4, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Das, Braja M. (1991): Mekanika Tanah, (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis)
Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Das, Braja M. Noor Endah Mochtar dan Indrasurya B.Mochtar. (1995): Mekanika
Tanah (Prinsip–Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Das, Braja M. Noor Endah Mochtar, dan Indrasurya B.Mochtar. (1998):
Mekanika Tanah (Prinsip–Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. (1976): Petunjuk Manual Pemeriksaan Bahan
Jalan, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. (1987): Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, (SKBI-2.3.26).
Direktorat Jenderal Bina Marga (1976): Manual Pemeriksaan Badan Jalan,
Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum.
Djatmiko, S. dan Purnomo, (1993): Mekanika Tanah Jilid I. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Gambar Contoh Pelapisan Tanah di Lapangan dan Komponen Tanah diperoleh
dari Mekanika Tanah I. Diunduh pada tanggal 11 Febuari 2020, Pukul 18.04
WIB.
Gambar–Gambar Diagram fase Tanah yang diperoleh dari internet:
http://wijayascompany.blogspot.com/2014/03/tanah-terbentuk-atas-proses-
pelapukan.html. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2020, pukul 15.23 WIB
Gambar Peta Geologi Grobogan, Desa Tinandingdiperoleh dari internet :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id
%2Fijap%2Farticle%2Fdownload
%2F19816%2F15720&psig=AOvVaw2B6lTe2VKi67PPNyYbsbyt&ust=158
1512770574000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCPDi8KG

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 161
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

UyecCFQAAAAAdAAAAABAD. Diunduh pada tanggal 11 Febuari 2020,


Pukul 20.13 WIB
Gambar Struktur Lapisan Perkerasan Jalan diperoleh dari internet:
http://www.kumpulengineer.com/2014/05/tanah-dasar-sub-grade-
struktur.html. Diunduh pada tanggal 11 febuari 2020, pukul 18.04 WIB.
Gambar Sistem Klasifikasi Tanah USCS, diperoleh dari internet
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fslideplayer.info
%2Fslide
%2F2949802%2F&psig=AOvVaw3gMpHm0TbS2AqQvkzC7ZV6&ust=159
1348007548000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKick7nn
5-kCFQAAAAAdAAAAABAQ. Diunduh pada tanggal 4 Juni 2020, pukul
16.04 WIB.
Gambar Batas Cair AASHTO, diperoleh dari internet
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fwww.ilmutekniksipil.com%2Fperkerasan-jalan-raya%2Fklasifikasi-
tanah&psig=AOvVaw0ZtNkkWvmy0HSPc2uF8Z9P&ust=15913514534220
00&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCMD6taX05-
kCFQAAAAAdAAAAABAD. Diunduh pada tanggal 4 Juni 2020, pukul
17.07 WIB.
Grim, R.E. (1953): Clay mineralogy. Mc Graw Hill Book Company Inc. New
York, Toronto, London, Dalam Braja M. Das,2008, Advanced soil mechanics
third edition, hal.4.
Hardiyatmo, H. C. (2002): Mekanika Tanah I. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hardiyatmo, H. C. (2006): Penanganan Tanah Longsor Dan Erosi. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardiyatmo, H. C. (2012): Mekanika Tanah I, Cetakan Pertama, Edisi K/eenam.
Holtz, R.D. And Kovacs, W.D., (1981): An Introduction to Geotechnical
Engineering, Prentice Hall Civil Engineering and Engineering Mechanic
Series.
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, (2013): Manual
Desain Perkerasan Jalan, No.02/M/BM/.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah II. (2017): Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
Rachmansyah, A. (2008): Pengaruh Prosentase Pasir pada Kaolin yang
dipadatkan dengan Pemadatan Standar terhadap Rasio Daya Dukung
California (CBR). Jurnal Rekayasa Sipil / Volume 2, No.3-2008 ISSN 1978-
5658.
Rakhman, Arief, (2002): ”Stabilisasi Tanah Gambut Pening dengan
Menggunakan Campuran Portland Cement dan Gypsum Sintetis”, Universitas
Diponegoro, Semarang, Skripsi.
Sampurna, Sindu Abadi, dkk. (2016): Pengaruh penambahan zat additive abu
sekam padi dan matos terhadap nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah
lempung di tinjau dari waktu pemeraman. Skripsi Universitas Lampung.
Lampung.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 162
Proposal Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Saputra, Erwin Harris, dan Kurniawan, Lie Sanders Deckrealy. (2018): Pengaruh
matos terhadap pengingkatan CBR (California Bearing Ratio) Sifat kedap
air pada tanah sekitar Rawa Pening. Skripsi Universitas Unika
Soegijapranata. Semarang.
Shirley, Hendarsin. (2000):Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri
Bandung. Bandung.
Sidhi, Komang dan Helda, Aniko, (2015), “Stabilisasi Tanah Gambut Rawa
Pening Menggunakan Portland Cement Tipe I untuk Material Timbunan
Konstruksi Bangunan”. Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang,
Skripsi.
Skempton. (1953): The Colloidal Activity of Clays. Procceding 3 th International
Conference of Soil Mechanic and Foundation Engineering. 1:57-61.
Sutarman, E. (2013): Konsep dan Aplikasi Pengantar Teknik Sipil, Penerbit CV
Andi Offset Yogyakarta.
Soedarmo, G. D. & Purnomo, S. J. E., (1997): Mekanika Tanah II. Yogyakarta :
Kanisius.
Soedarsono, D.U., (1985): Konstruksi Jalan Raya, Jakarta: Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
Sosrodarsono, Suyono. (1984): Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Terzaghi, K. Peck, R.B. (1965): Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid 1.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Terzaghi, K., Peck, R. B. (1987): Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Udiana, Made; R, Andre; dan J, Jusuf, (2014): “Analisa Faktor Penyebab
Kerusakan Jalan (Studi Kasus Ruas Jalan W. J. Lalamentik dan Ruas Jalan
Gor Flobamora”, Jurnal Teknik Sipil, Vol.III, No.1.
Untoro, (2008): Stabilisasi Tanah Gambut Rawa Pening dengan Menggunakan
Campuran Portland Cement dan Gypsum Sintetis”. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang, Semarang. Skripsi.
Widianti, Anita (2009): Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah
dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik. Jurnal
Ilmiah Semesta Teknika. Volume 12, No. 1, 21-27, Mei 2009.
Wiratama, Sendi, (2015): “Studi Daya Dukung Tanah Organik Menggunakan
Matos”, Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung.

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 163

Anda mungkin juga menyukai