Anda di halaman 1dari 229

Tugas Akhir

Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap


Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

TUGAS AKHIR
PENGARUH PENAMBAHAN GEOPOL TERHADAP
PENINGKATAN NILAI CBR SOAKED
PADA JENIS TANAH LEMPUNG

Karya tulis sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Universitas Katolik Soegijapranata

Oleh:

Reynaldi Aditya Nugraha NIM: 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim NIM: 15.B1.0042

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
NOVEMBER
2020

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 i
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 i
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 i
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 iv
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 v
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

KARTU ASISTENSI PEMBIMBING I(a)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 v
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

KARTU ASISTENSI PEMBIMBING I(b)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 v
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

KARTU ASISTENSI PEMBIMBING II

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 v
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan karuniaNya penulis dapat menyusun Tugas Akhir (TA) yang berjudul
“PengaruhPenambahan GEOPOL®TerhadapPeningkatan Nilai CBR Soaked
PadaJenisTanahLempung” yang telah melewati berbagai tahapan.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih


kepada berbagai pihak yang telah membantu.

1. Prof. Dr. Ir. Slamet Riyadi, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Katolik Soegijapranata,
2. Daniel Hartanto, ST. MT. selaku KetuaProgram Studi Teknik Sipil
Universitas Katolik Soegijapranata,
3. Ir. David Widianto, MT. IPM. selaku Koordinator Tugas Akhir Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata,
4. Ir. YohanesYuliMulyanto, MT.selaku Dosen Pembimbing I selama penelitian
dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini,
5. Dr. Ir. Djoko Suwarno, M.Si. IPM. selaku Dosen Pembimbing II selama
penelitian dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini,
6. Dr. Maria Wahyuni, MT. IPM. danIr. WidijaSuseno, M.T. IPU. selaku dosen
penguji yang memberikan masukan, koreksi, dan evaluasi terhadap laporan
tugas akhir kami sehingga kekurangan-kelurangan dalam laporan dapat kami
perbaiki agar menjadi lebih baik,
7. Gregorius Agung Triandhi selaku laboran dari Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata,
8. F. Budhi Kustiyono selaku laboran dari Laboratorium Teknologi Bahan
Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata,
9. Staf dan karyawan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Katolik Soegijapranata yang telah membantu dalam pengurusan administrasi,
10. Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa
kepada penulis,

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 i
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN GEOPOL TERHADAP


PENINGKATAN NILAI CBR SOAKED PADA JENIS TANAH
LEMPUNG
Oleh

REYNALDI ADITYA NUGRAHA NIM: 15.B1.0012


ARJUNA ARNANDA IBRAHIM NIM: 15.B1.0042

Tanah dasar (subgrade) yang digunakan untuk suatu konstruksi jalan raya harus
memiliki daya dukung tanah yang baik, karena beban yang bekerja dipermukaan
konstruksi jalan adalah beban statis dan beban dinamis. Salah satu parameter yang
dapat diketahui daya dukung tanah dasar itu baik atau tidak yaitu dengan
mengetahui nilai CBR nya. Daya dukung tanah yang kurang baik yaitu memiliki
nilai CBR kurang dari 6% menurut Dirjen Bina Marga. Untuk mengatasi tanah
dasar yang kurang baik dapat dilakukan penggantian dengan tanah yang lebih baik
atau penimbunan tanah yang didatangkan dari lokasi lain. Karena seringkali tidak
ada pilihan untuk material timbunan, sehingga tanah dengan plastisitas tinggi
seperti tanah lempung digunakan sebagai material timbunan. Berdasarkan
informasi, tanah yang berasal dari Kradenan Semarang dan tanah dari Desa
Tinanding di kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan merupakan jenis tanah
ekspansif. Untuk menjawab permasalahan ini, salah satu usaha yang dilakukan
untuk peningkatan daya dukung tanah tersebut adalah dengan perbaikan tanah
dengan metode stabilisasi kimiawi menggunakan bahan stabilisasi GEOPOL ®.
Variasi campuran GEOPOL® yang digunakan 0% sebagai pembanding, 2%, 4%
dan 6% tanpa pemeraman dan dengan usia pemeraman 2 dan 4 hari serta
perendaman selama 4 hari. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sifat
fisik dan mekanik tanah asli serta pengujian sifat mekanik tanah yang telah
distabilisasi (CBR tanah) dan Uji Swelling Procentage. Berdasarkan penelitian
didapat hasil bahwa nilai CBR mengalami peningkatan seiring dengan
penambahan prosentase GEOPOL® dibandingkan tanah asli. Dengan kadar
campuran GEOPOL® pada kondisi tanah tidak terendam pada kadar sebesar 6%
dihasilkan nilai CBR sebesar 52,5% pada tanah Kradenan dan 76,45% pada tanah
dari Desa Tinanding. Penelitian dilanjutkan dengan pemeraman selama 4 hari
dengan kadar prosentase 6% dan didapat nilai CBR sebesar 9% pada tanah
Kradenan dan 12,39% pada tanah Desa Tinanding pada kondisi terendam. Hasil
CBR tersebut memenuhi syarat minimum perkerasan tanah dasar jalan raya CBR
yaitu minimum 6% dari Bina Marga. Berdasarkan penelitian, campuran
GEOPOL® mampu meningkatkan nilai CBR dan menurunkan nilai Swell
Procentage secara optimal dan efisien.
Kata Kunci: Tanah lempung, GEOPOL®, California Bearing Ratio (CBR),
Swelling Procentage, Soaked, Unsoaked.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................iv
KARTU ASISTENSI PEMBIMBING I...................................................................vi
KARTU ASISTENSI PEMBIMBING II................................................................viii
PRAKATA................................................................................................................ix
ABSTRAK................................................................................................................xi
DAFTAR ISI............................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.......................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xx

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................5
1.5 Batasan Penelitian....................................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan...............................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................8


2.1 Tanah........................................................................................................8
2.1.1 Proses Terbentuknya Siklus Batuan dan Asal-Usul Tanah............9
2.1.2 Hubungan Antara Berat–Volume Tanah......................................10
2.1.3 Ukuran Partikel Tanah..................................................................11
2.1.4 Klasifikasi Tanah..........................................................................11

2.2 Perkerasan Jalan.....................................................................................18


2.3 Definisi Tanah Lempung........................................................................18
2.3.1 Tanah Lempung Ekspansif............................................................19
2.3.2 Mineral Lempung..........................................................................20
2.3.3 Ciri-ciri tanah Mengembang..........................................................20

2.4 Uji Indeks Properties..............................................................................21


2.5 Uji Analisis Saringan..............................................................................22
2.6 Uji Analisis Hidrometer.........................................................................23
2.7 Konsistensi Tanah..................................................................................24
2.8 Uji Batas-Batas Atterberg.......................................................................25
2.9 Uji Pemadatan Tanah.............................................................................26
2.9.1 Definisi..........................................................................................26
2.9.2 Uji Proctor.....................................................................................27
2.9.3 Pengaruh Energi Pemadatan..........................................................29

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2.10 Pengembangan Tanah (Swelling).........................................................30


2.11 Uji CBR (California Bearing Ratio)....................................................30
2.12 Stabilisasi Tanah...................................................................................34
2.12.1 Stabilisasi Tanah Menggunakan Bahan Additive GEOPOL.....34
2.12.2 Keunggulan dan Kekurangan GEOPOL...................................35
2.13 Laporan Penelitian Sejenis...................................................................36

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................................41


3.1 Bahan Penelitian.....................................................................................41
3.1.1 Sampel Uji............................................................................................ 41
3.1.2 GEOPOL®................................................................................................................................................ 42

3.2. Lokasi Pengambilan Sampel Benda Uji................................................43


3.3. Prosedur Pelaksanaan............................................................................45
3.4. Bagan Alir..............................................................................................50

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................51


4.1. Uraian Umum.........................................................................................51
4.2. Pengujian Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer..........................52
4.2.1 Uji Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer Tanah Kradenan.........52
4.2.2 Uji Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer Tanah Desa
Tinanding............................................................................................. 54

4.3 Uji Indeks Properties..............................................................................57


4.3.1 Kadar Air (Water Content).................................................................. 57
4.3.2 Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity).................................................... 58

4.4 Uji Atterberg Limits................................................................................60


4.4.1 Uji Atterberg Limits Tanah Kradenan.................................................. 60
4.4.2 Uji Atterberg Limits Desa Tinanding................................................... 65

4.5 Uji Pemadatan/Kompaksi.......................................................................71


4.5.1 Uji Pemadatan/Kompaksi Tanah Kradenan..........................................73
4.5.2 Uji Pemadatan/Kompaksi Tanah Desa Tinanding.................................73

4.6 Uji California Bearing Ratio (CBR)......................................................74


4.6.1 Uji CBR Tanah Kradenan..................................................................... 74
4.6.2 Uji CBRTanah Desa Tinanding............................................................ 76
4.6.3 Perbandingan Uji CBRTanah Kradenan dan Tanah Desa
Tinanding................................................................................................ 78

4.7 Uji Swelling Procentage.........................................................................82


4.7.1 Uji Swelling Procentage Tanah Kradenan.............................................82
4.7.2 Uji Swelling Procentage Tanah Desa Tinanding...................................84
4.7.3 Perbandingan Uji Swelling ProcentageTanah Kradenan
dan Tanah Desa Tinanding.................................................................... 86

4.8 Pembahasan............................................................................................89
4.8.1 Pengujian Tanah Kradenan dan Tanah Desa Tinanding........................89
Reynaldi Aditya 15.B1.00
Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.8.2 Uji CBR dan Swelling Procentage........................................................ 90

BAB 5 KESIMPULANDAN SARAN.....................................................................93


5.1 Kesimpulan.............................................................................................93
5.2 Saran.......................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................96
LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................................. L-1

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Batuan Pada Elemen Tanah....................................10
Gambar 2.2 Diagram Fase Tanah.............................................................................10
Gambar 2.3 Diagram Plastisitas...............................................................................13
Gambar 2.4 Rentang Batas Cair (LL) dan (PI) AASHTO.......................................16
Gambar 2.5(a) Struktur Lapisan Perkerasan Lentur.................................................18
Gambar 2.5(b) Struktur Lapisan Perkerasan Kaku..................................................18
Gambar 2.6Skema Batas Konsistensi Tanah............................................................24
Gambar 2.7(a) Alat Uji Proctor Modifikasi Penumbuk...........................................28
Gambar 2.7(b) Alat Uji Proctor Modifikasi Cetakkan............................................28
Gambar 2.8Pengaruh Energi Pemadatan Pada Lempung Berpasir..........................29
Gambar 2.9Alat CBR Laboratorium........................................................................32
.................................................................................
Gambar 2.10 Paket GEOPOL® 36
Gambar 2.11Grafik Uji Plastisitas Campuran Tanah Dan Kapur............................37
Gambar 2.12 Hubungan Variasi Benda Uji CBR.....................................................37
Gambar 2.13 Hubungan Variasi Benda Uji Dan Nilai Swelling..............................38
Gambar 2.14 Hubungan Waktu Pemeraman dengan Nilai CBR.............................39
Gambar 3.1 Tanah Lempung Abu-Abu Desa Tinanding.........................................41
Gambar 3.2(a) GEOPOL®A.....................................................................................42
Gambar 3.2(b) GEOPOL®B.....................................................................................42
Gambar 3.3 Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Gubug, Purwodadi.....................43
Gambar 3.4 Peta Lokasi Jalan Dewi Sartika Raya...................................................44
Gambar 3.5 Pengambilan Sampel Uji Tanah Lempung...........................................45
Gambar 3.6(a) Mold Tampak Atas...........................................................................46
Gambar 3.6(b) Mold Dengan Collar Tampak Depan...............................................47
Gambar 3.7 Tahapan Proses Penelitian....................................................................50
Gambar 4.1 Hasil Uji Analisis Saringan Tanah Kradenan.......................................53
Gambar 4.2 Hasil Uji Analisis Hidrometer Tanah Kradenan...................................54
Gambar 4.3 Hasil Uji Analisis Saringan Desa Tinanding........................................55
Gambar 4.4 Hasil Uji Analisis Hidrometer Desa Tinanding....................................56
Gambar 4.5 Pengujian Berat Jenis Tanah................................................................58
Gambar 4.6 Pembuatan Sampel Uji Batas Cair........................................................61
Gambar 4.7 Grafik Uji batas Cair Tanah Kradenan.................................................61
Gambar 4.8 Sampel Uji Batas Plastis Tanah Kradenan...........................................62
Gambar 4.9 Klasifikasi pada Tanah Kradenan Metode USCS.................................63
Gambar 4.10 Klasifikasi pada Tanah Kradenan Metode AASHTO........................64
Gambar 4.11 Pengujian Batas Susut pada Tanah Kradenan....................................65
Gambar 4.12 Grafik Uji Batas Cair Desa Tinanding................................................66
Gambar 4.13Sampel Batas Cair dengan alat Casagrande........................................67
Gambar 4.14 Klasifikasi pada Tanah Desa Tinanding berdasarkan metode
USCS.....................................................................................................68
Gambar 4.15 Klasifikasi AASHTO pada tanah Desa Tinanding.............................68
Gambar 4.16 Penimbangan Berat Sampel Batas Susut............................................70
Gambar 4.17 Pengambilan dan Pengeringan Tanah Sampel....................................71
Gambar 4.18 Pembuatan Sampel Tanah Proctor Modified.....................................72

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 xv
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.19 Pengujian Pemadatan Modified Proctor.............................................72


Gambar 4.20 Uji Proctor pada Tanah Kradenan.....................................................73
Gambar 4.21 Uji Proctorpada Tanah Desa Tinanding.............................................74
Gambar 4.22 Perbandingankadar GEOPOL®terhadap nilaiUji CBR
soaked pada TanahKradenan.................................................................79
Gambar 4.23 Perbandingankadar GEOPOL®terhadap nilaiUji CBR
unsoakedpada TanahKradenan..............................................................79
Gambar 4.24Uji CBRlaboratoriumdengankadar GEOPOL® 6%pada
TanahDesa Tinanding............................................................................80
Gambar 4.25 Perbandingankadar GEOPOL® terhadap nilaiUji CBR
soakedpada TanahDesa Tinanding........................................................81
Gambar 4.26 Perbandingankadar GEOPOL® terhadap nilai UjiCBR
unsoakedpada TanahDesa Tinanding....................................................82
Gambar 4.27Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji Swell
Procentage pada TanahKradenan..........................................................87
Gambar 4.28Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji Swell
Procentage pada TanahDesa Tinanding................................................88

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 xv
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah...............................................11


Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah USCS...............................................................15
Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO...............................................17
Tabel 2.4 Klasifikasi Tanah Lempung Ekspansif.....................................................19
Tabel 2.5 Aktivitas Mineral Lempung.....................................................................21
Tabel 2.6 Syarat Minimum CBR untuk Tanah Dasar..............................................33
Tabel 2.7 Hasil Pengujian Kadar Air Optimum.......................................................38
Tabel 2.8 Hasil Pengujian CBR Tanah Dengan Variasi Abu Sekam.......................39
Tabel 2.9 Hasil Pengujian CBR Tanah Dengan Variasi Pemeraman.......................39
Tabel 4.1 Hasil Uji Saringan Tanah Kradenan Semarang........................................52
Tabel 4.2 Prosentase Analisis Butiran Tanah Kradenan..........................................53
Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Saringan Tanah Desa Tinanding.................................55
Tabel 4.4 Prosentase Analisis Butiran Tanah Desa Tinanding................................56
Tabel 4.5 Tabel Uji Kadar Air Tanah Kradenan......................................................57
Tabel 4.6 Tabel Uji Kadar Air Tanah Desa Tinanding............................................58
Tabel 4.7 Berat Jenis Tanah Dari Kradenan Semarang............................................59
Tabel 4.8 Berat Jenis Tanah Dari Desa Tinanding...................................................59
Tabel 4.9 Berat Jenis Tanah Dari Beberapa Jenis Tanah.........................................60
Tabel 4.10 Hasil Uji Batas Cair Pada Tanah Kradenan.......................................... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Batas Plastis Pada Tanah Desa Kradenan..............................62
Tabel 4.12 Batas Susut Tanah Kradenan................................................................. 65
Tabel 4.13 Hasil Uji Batas Cair Pada Tanah Desa Tinanding................................66
Tabel 4.14 Batas Plastis Tanah Desa Tinanding.....................................................67
Tabel 4.15 Batas Susut Tanah Desa Tinanding....................................................... 70
Tabel 4.16 Hasil Uji CBRsoaked Tanah KradenanTanpa Pemeraman....................75
Tabel 4.17 Hasil uji CBRsoaked Tanah Kradenan 2 Hari Pemeraman....................75
Tabel 4.18 Hasil uji CBRsoaked Tanah Kradenan4 Hari Pemeraman.....................75
Tabel 4.19 Hasil uji CBRUnsoaked Tanah Kradenan Tanpa Pemeraman...............76
Tabel 4.20 Hasil uji CBRSoaked Tanah Desa Tinanding Tanpa Pemeraman.........76
Tabel 4.21 Hasil uji CBRsoaked Tanah Desa Tinanding 2 Hari Pemeraman..........77
Tabel 4.22 Hasil uji CBRsoaked Tanah Desa Tinanding 4 Hari Pemeraman..........77
Tabel 4.23 Hasil uji CBRUnsoaked Tanah Desa Tinanding Tanpa Pemeraman.....78
Tabel 4.24 Perbandingan kadarGEOPOL®terhadap nilai uji CBR Soaked dan
Unsoaked Tanah Kradenan....................................................................78
Tabel 4.25 Perbandingankadar GEOPOL®terhadap CBR Soaked
dan Unsoaked Tanah Desa Tinanding....................................................80
Tabel 4.26 Hasil uji Swelling ProcentageSoaked TanahKradenan Tanpa
Pemeraman............................................................................................83
Tabel 4.27 Hasil uji Swelling ProcentageSoaked TanahKradenan 2 Hari
Pemeraman............................................................................................83
Tabel 4.28 Hasil ujiSwelling ProcentageSoaked TanahKradenan 4 Hari
Pemeraman............................................................................................84

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 xv
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.29 Hasil uji Swelling ProcentageSoaked TanahDesa Tinanding Tanpa


Pemeraman............................................................................................85
Tabel 4.30 Hasil uji Swelling ProcentageSoaked TanahDesa Tinanding 2 Hari
Pemeraman............................................................................................85
Tabel 4.31 Hasil uji Swelling ProcentageSoaked TanahDesa Tinanding4 Hari
Pemeraman............................................................................................85
Tabel 4.32 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji swelling
Procentage pada tanah Kradenan..........................................................86
Tabel 4.33 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji swelling
procentage pada tanah Kradenan..........................................................87
Tabel 4.34 Pengujian Sifat Fisis Tanah Kradenan danDesa Tinanding...................90

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 xv
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Pemakaianpertama
Singkatan Nama
kali padahalaman
SNI StandarNasional Indonesia
American Association of State Highway and
AASHTO 11
Transportation Official
ASTM American Standard Testing and Material 17
CBR California Bearing Ratio 2
OMC Optimum Moisture Content 40
USCS Unified Soil Classification System 13

Lambang Nama Satuan


PI Indekplastisitas (plasticity Index) - 25
LL Batas Cair (Liquid Limit) - 14
PL Batas Plastis (Plastis Limit) - 25
A Aktivitas - 30
e Angkapori - 31
𝛾 Beratisi kN/m3 31
Sr Derajatkejenuhan derajat (…o) 31
n Porositas - 31
W Kadar air Ib/ft3 2
V Volume - 1
Cu Koefisienkeseragaman - 33
gd Berat Isi Tanah Kering (dry density) kN/m3 41
Vm Volume cetakan kN/m3 41
Berat Volume PadaKondisiZero Air
gzav kN/m3 42
Voids
gw Berat Volume Air kN/m3 42
Gs BeratSpesifikButiranPadat Tanah - 42
W1 Berattanahbasahdan ring kg/m3 32
W2 Berat ring kg/m3 32
W3 Beratkering kg/m3 32
Diameter kebersamaan (diameter
D60 - 34
sehubungandengan 60% lebihhalus)
Diameter efektif (diameter
D10 - 34
sehubungandengan 10% lebihhalus)
Cc koefisienkelengkungan - 15
diameter sehubungandengan 30%
D30 - 15
lebihhalus
IL Tanahlembek
gd maks Kepadatan maksimum - 40
wopt Kadar air optimum m 6
Vm Volume cetakan - 22

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Lambang Nama Satuan


W(%) Persentasekadar air m 42
E Pemadatan m 6
Ww Berat air Ib/ft3 31

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perhitungan Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer...............L-1


Lampiran B Perhitungan Pengujian Kadar Air dan Berat Jenis Tanah .......... L-13
Lampiran C Perhitungan Uji Batas Cair, Batas Susut dan Batas Plastis ......... L-21
Lampiran D Perhitungan Uji Pemadatan/Kompaksi ..................................... L-27
Lampiran E Perhitungan Hasil CBR RendamanSoaked................................. L-40
Lampiran F Perhitungan Hasil CBR Rendaman dengan Pemeraman
2 Hari........................................................................................ L-49
Lampiran G Perhitungan Hasil CBR Rendaman dengan Pemeraman
4 Hari........................................................................................ L-58
Lampiran H Perhitungan Hasil CBR Tanpa Rendaman................................. L-67
Lampiran I Perhitungan Hasil Presentase Pengembangan
(Swelling Procentage) ............................................................... L-76
Lampiran J Gambar Pengujian Analisis Saringan dan Analisis
Hidrometer................................................................................ L-86
Lampiran K Gambar Pengujian Atterberg Limits ........................................... L-90
Lampiran L Gambar Pengujian Indeks Properties .......................................... L-93
Lampiran M Gambar Pengujian Pemadatan Modifikasi .................................. L-96
Lampiran N Gambar Pengujian CBR Soaked,Unsoaked dan Swelling
Procentage ................................................................................ L-99

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 x
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangan di dunia konstruksi teknik sipil, tanah memiliki peranan
yang penting sebagai penahan beban akibat konstruksi bangunan terutama
perkerasan jalan raya yang terletak di atas tanah, yang harus mampu memikul
seluruh beban bangunan dan beban lainnya yang juga diperhitungkan. Stabilitas
konstruksi perkerasan secara langsung akan dipengaruhi oleh kemampuan tanah
dasar ketika menerima serta meneruskan beban yang bekerja. Akan tetapi perlu
diketahui bahwa tidak semua lapisan tanah dasar mampu menahan atau memikul
beban di atasnya. Infrastruktur jalan di Indonesia sering terjadi kerusakan.
Perbaikan terhadap kerusakan adalah salah satu langkah untuk mempertahankan
umur rencana suatu jalan. Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan secara
umum adalah peningkatan beban, volume, material konstruksi perkerasan yang
kurang baik, iklim maupun keadaan tanah yang tidak stabil (Udiana, dkk, 2014).
Perbaikan infrastruktur jalan raya yang mengalami kerusakan tentu sangat
berkaitan dengan kualitas tanah dasar (subgrade). Tanah dasar (subgrade)
merupakan lapisan dasar untuk meletakkan lapisan-lapisan perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini.

Banyak daerah di Indonesia yang diantaranya di Pulau Jawa di bagian barat


meliputi Cikampek, Cikarang, Bandung dan Serang dan daerah tengah selatan
meliputi Ngawi, Caruban, Solo, Sragen, Wates dan Yogyakarta dan sekitar pantai
utara Jawa meliputi Kota Semarang, Purwodadi, Kudus, Cepu, Bojonegoro dan
Gresik memiliki jenis tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif
merupakan tanah lempung yang memiliki nilai plastisitas tinggi, daya dukung
rendah, serta kembang susut yang drastis jika terjadi perubahan kadar air
(Rachmansyah, 2008). Menurut Semarang dalam angka (BPS, 2015) tipe tanah
yang terletak di daerah Semarang atas adalah jenis tanah liat atau lempung.
Sedangkan jenis tanah yang terletak di daerah Semarang bawah sebagian tanahnya

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

terdiri dari pasir dan lempung. Untuk daerah Ungaran, Gunungpati dan Ngaliyan
karena terletak di daerah Semarang atas, maka jenis tanah yang ada di daerah
tersebut merupakan tanah lempung. Berdasarkan informasi teknis, tanah dari
daerah Kradenan Semarang dan tanah di Desa Tinanding kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan tergolong tanah ekspansif. Supaya dapat diketahui lebih
jelas dan lebih tepat jenis tanah apa yang khususnya terletak di daerah Kradenan
dan Desa Tinanding dengan dilakukan penelitian di laboratorium seperti pengujian
analisis saringan dan analisis hidrometer. Tanah yang demikian itu belum
memenuhi standar sebagai bahan konstruksi jalan, karena (Departemen Pekerjaan
Umum 1987) telah memberi batasan nilai kekuatan CBR untuk tanah dasar
(subgrade) minimal 6% (Soedarsono, 1985). Untuk mengatasi permasalahan pada
tanah dasar dari jenis tanah lempung, terdapat beberapa alternatif yang dijelaskan
menurut buku Penentuan Tebal Perkerasan Jalan Raya Departemen Pekerjaan
Umum yang diterbitkan pada tahun 1974 antara lain menurunkan nilai indeks
plastis tanah dan meningkatkan nilai CBR, atau mengganti tanah setebal minimal
15 cm dengan tanah yang lebih baik.

Dalam perencanaan struktur perkerasan jalan raya, daya dukung suatu lapisan
tanah sangat mempengaruhi tebal perkerasan saat perencanaan jalan raya, semakin
tinggi kuat dukung tanah, maka semakin tipis tebal perkerasan yang diperlukan
untuk menahan beban lalu lintas. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis
tanah, tingkat kepadatan, kadar air dan lain-lain (Hendarsin, 2000). Untuk
mengukur suatu kekuatan lapisan tanah dasar dalam mendukung beban tanpa
mengalami perubahan bentuk, maka perlu dilakukan pengujian California
Bearing Ratio (CBR). Jika semakin kecil nilai CBR dari lapisan suatu tanah
tertentu maka lapisan rencana yang akan dibuat diatasnya tentu semakin tebal. Di
banyak lokasi dalam wilayah negara Indonesia, tidak banyak ditemukan tanah
terpadatkan yang mampu memberikan nilai CBR tinggi. Biasanya tanah lempung
lunak terdapat di daerah dataran rendah atau pantai dengan nilai rata-rata CBR
yang rendah.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Pada umumnya perbaikan tanah dilakukan terhadap jenis tanah lunak yang daya
dukungnya rendah, karena jenis tanah lunak lebih peka terhadap ada tidaknya air.
Dalam musim penghujan tanah lunak mengembang dan tidak mampu mendukung
beban. Namun sebaliknya, dalam musim kemarau tanah lunak menyusut dan
mengalami keretakkan, walau mampu untuk menahan beban yang besar. Tentu
hal ini sangat berbahaya bagi pekerjaan konstruksi di atasnya karena akan
merusak konstruksi di atasnya. Proses stabilisasi tanah secara konvensional saat
ini belum mampu sepenuhnya untuk merubah sifat kembang susut tanah sehingga
walaupun suatu perkerasan atau konstruksi jalan maupun bangunan tersebut sudah
dipadatkan, nantinya akan mengalami kerusakan secara cepat karena masih ada
sifat-sifat buruk tanah di bawahnya. Dengan adanya perkembangan teknologi
yang terjadi di lapangan, inovasi stabilisasi tanah telah mengikuti perkembangan
zaman. Salah satu dari perkembangan zaman pada usaha menstabilisasi tanah
adalah dengan melakukan pencampuran bahan kimia. Untuk memperbaiki kualitas
tanah lempung yang memiliki sifat kembang susut, maka dibutuhkan suatu bahan
aditif agar stabil. Salah satunya adalah stabilizing agent atau bahan aditif untuk
menstabilisasi tanah yaitu GEOPOL®. GEOPOL® adalah bahan aditif berupa
cairan yang dengan kadar tertentu mampu memperbaiki dan menstabilkan kualitas
tanah khususnya tanah lempung. Maka perlu dilakukan suatu pengujian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan GEOPOL® terhadap nilai CBR
yang terendam (Soaked) pada jenis tanah lempung khususnya berwarna abu-abu
di daerah Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
dan di daerah Kradenan, Semarang Jawa Tengah.

Berbagai literatur penelitian tentang perbaikan tanah dasar yang telah diteliti
seperti: penambahan gipsum sintetis (Nugroho, 2008), kapur (Aini dkk, 2013),
Portland cement (Rakhman, 2002), Mathos (Saputra, E., dan Kurniawan,L.S
2018) dan lain-lain. Penelitian lain dilakukan oleh Sidhi dan Helda (2015) yang
berjudul “Stabilisasi Tanah Gambut Rawa Pening Menggunakan Portland
Cement Tipe I untuk Material Timbunan Konstruksi Bangunan”. Hasil penelitian
tersebut yaitu penambahan bahan tambah berupa Portland Cement tipe I dengan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

kadar 5%, 10% dan 15% meningkatkan berat jenis gambut Rawa Pening rata-rata
sebesar 9,6%. Semakin besar prosentase kadar Portland Cement tipe I, semakin
besar nilai kohesi, hal itu dilakukan dengan masa perawatan tetap selama 14 dan
28 hari. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wiratama (2015) yang berjudul
“Studi Daya Dukung Tanah Organik Menggunakan Matos”. Berdasarkan uraian
tersebut, belum ada penelitian sejenis dengan menggunakan GEOPOL ®.
GEOPOL® adalah bahan aditif yang baru diperkenalkan dan diproduksi pada
tahun 2018 oleh PT. Masushita Builders yang berasal dari Kota Bandung Jawa
Barat. GEOPOL® memiliki fungsi untuk memperbaiki, memadatkan (solidifikasi)
kualitas tanah, serta menstabilkan tanah secara fisik dan kimiawi. Tentu saja hal
tersebut memiliki manfaat bagi pekerjaan konstruksi di bidang Geoteknik untuk
memperoleh daya dukung tanah yang lebih baik. Berdasarkan permasalahan dan
penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
”Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap Peningkatan nilai CBR Soaked Pada
Jenis Tanah Lempung”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan
beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan seperti berikut ini:
1. Bagaimana sifat-sifat fisis tanah asli dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Semarang Jawa
Tengah.
2. Bagaimana sifat-sifat fisis tanah campuran yang telah distabilisasi GEOPOL®
dengan kadar campuran sebanyak 0%, 2%, 4%, 6% dari di daerah Kradenan,
Semarang Jawa Tengah dan Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah.
3. Seberapa besar nilai CBR dan Swelling Procentage dari tanah asli serta tanah
campuran dengan penambahan campuran GEOPOL® sebanyak 0%, 2%, 4%,
6% pada keadaan Soaked/terendam.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian terkait dengan pengaruh penggunaan bahan aditif yaitu GEOPOL ® ini
memiliki tujuan untuk:
1. Mengetahui sifat-sifat fisis sampel tanah asli pada lokasi penelitian dengan
melakukan beberapa pengujian seperti: Atterberg Limits, Grain Size, dan
Spesific Gravity (Gs).
2. Mengetahui nilai peningkatan Swelling Procentage dari tanah lempung, baik
yang natural maupun yang diberi tambahan GEOPOL® masing-masing sebesar
0%, 2%, 4%, dan 6% sebagai pembanding.
3. Mengetahui nilai peningkatan CBR Soaked dari tanah lempung, baik yang
natural maupun yang diberi tambahan GEOPOL® sebesar 0%, 2%, 4%, dan 6%
sebagai pembanding.

1.4. Manfaat Penelitian


Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan kedepannya mampu memberikan
manfaat sebagai berikut ini:
1. Mengetahui sifat-sifat fisis tanah asli dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Semarang Jawa
Tengah.
2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil khususnya
bidang mekanika tanah untuk penerapan di lapangan, khususnya untuk
perkuatan tanah yang berbutir halus.
3. Sebagai bahan alternatif daya dukung tanah lempung yang ditambahkan
dengan GEOPOL® sebagai Stabilizing Agent atau bahan aditif.
4. Penelitian ini diharapkan menjadikan GEOPOL® sebagai salah satu bahan
aditif (Stabilizing Agent) yang memiliki kegunaan untuk menstabilkan tanah
lempung yang akan dijadikan dasar pekerjaan konstruksi bangunan maupun
jalan raya. GEOPOL® mampu bekerja secara efektif pada semua jenis tanah
dengan mengisi rongga-rongga tanah sehingga tanah yang dilakukan stabilisasi
mampu memberikan daya dukung tanah yang lebih baik/lebih padat
dibandingkan tanah yang tidak dilakukan stabilisasi.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1.5. Batasan Penelitian

Masalah pada penelitian ini dibatasi pada nilai daya dukung tanah lempung lunak
asli sebelum dan sesudah dicampur menggunakan GEOPOL® sebagai bahan aditif
dengan melakukan pengujian-pengujian yang dilakukan di Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Berikut ini adalah ruang lingkup dan batasan masalah pada penelitian ini:
1. Sampel tanah yang digunakan adalah sampel tanah (Disturbed) pada jenis
tanah lempung lunak berwarna abu-abu yang berasal dari daerah Kradenan,
Semarang Jawa Tengah dan di Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah.
2. Bahan additive yang dipakai untuk stabilisasi tanah adalah GEOPOL® sebagai
Stabilizing Agent.
3. Material tambah yang akan digunakan adalah GEOPOL® Jenis A dan B.
4. Pengujian-pengujian yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Semarang antara lain,
sebagai berikut:
a. Pengujian pada tanah asli yang meliputi:
a.1. Uji Kadar Air (w) (ASTM D2216-71),
a.2. Uji Berat Jenis/Spesific Gravity (Gs) (ASTM D8554-58),
a.3. Uji Batas-Batas Atterberg (ASTM D423-66, D424-59 dan D427)
a.4. Uji Analisis Saringan (ASTM D421-58),
a.5. Uji Analisis Hidrometer jika tanah lolos saringan no 200>50%.
a.6. Uji Indeks Properties
b. Pengujian pada tanah yang ditambahkan dengan GEOPOL® dengan kadar
air optimum melalui:
b.1. Uji Pemadatan Tanah/Kompaksi dengan Modified Proctor (ASTM D
698),
b.2. Uji CBR (California Bearing Ratio) Soaked dengan perendaman
sampel uji selama 4 hari (ASTM D1883-37).
5. Kadar GEOPOL® yang digunakan sebesar 0%, 2%, 4%, 6% berdasarkan kadar
wOptimum yang didapat dari uji pemadatan tanah.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

6. Air yang digunakan adalah air bersih keran dari Universitas Katolik
Soegijapranata Kota Semarang Jawa Tengah.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar penelitian Tugas Akhir ini menjadi sistematis dan terarah, maka penulisan
Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari:
Bab 1: Pendahuluan
Pendahuluan akan membahas latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan dari
Tugas Akhir ini.
Bab 2: Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka membahas mengenai teori-teori, jurnal serta penelitian
yang berkaitan dengan jenis-jenis tanah di Indonesia.
Bab 3: Metode Penelitian
Bab ini membahas cara pengumpulan data-data yang didapat dari
observasi di lapangan dan pengujian di laboratorium.
Bab 4: Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan berisikan analisis data serta pembahasannya
berdasarkan data–data yang telah diperoleh.
Bab 5: Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dan memberikan saran serta masukan yang tepat agar penelitian
ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Lampiran
Lampiran merupakan bagian dari penyusunan laporan yang berisi tentang
hal-hal yang dapat membantu memahami isi laporan yang berupa
dokumentasi pelaksanaan penelitian dan lembar lembar yang penting
untuk penelitian ini.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanah

Tanah adalah semua endapan alam yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali
batuan tetap (Soedarmo dan Purnomo, 1997). Tanah memiliki ciri khas dan sifat-
sifat yang berbeda beda di daerah satu dengan daerah lainya. Sifat-sifat tanah itu
memiliki sifat fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah yaitu antara lain
tekstur, bentuk dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang
dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah
tersebut.
Adapun menurut para ahli teknik sipil, tanah dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Tanah merupakan kumpulan butiran agregat mineral alami yang dapat
dipisahkan dengan suatu cara mekanik bila agregat tersebut diaduk dalam air
(Terzaghi, 1987).
2. Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat atau butiran mineral-
mineral padat yang terikat secara kimia satu dengan yang lain dan dari bahan
bahan organik yang dapat melapuk partikel padat disertai zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara parikel-partikel padat tersebut (Das,
1995).
3. Tanah didefinisikan sebagai partikel-partikel mineral yang tersemen maupun
yang lepas sebagai hasil pelapukan dari batuan, rongga pori antar partikel
terisi oleh udara dan atau air. Akibat pengaruh cuaca dan pengaruh lainnya,
tanah mengalami pelapukan sehingga terjadi perubahan ukuran dan bentuk
butirannya. Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh pelapukan mekanis, kimia
dan organis. (Sosrodarsono, 1984).
4. Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang
relatif lepas (loose), yang terletak diatas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara
butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik atau
oksida-oksida yang mengendap diantara partikel-partikel. Ruang diantara
partikel-partikel dapat berisi air, udara maupun keduanya. Proses pelapukan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi
membentuk tanah. Pembentukan tanah dari batuan induknya, dapat berupa
proses fisik maupun kimia. Proses pembentukan tanah secara fisik yang
mengubah batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat
pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, atau hancurnya pertikel tanah akibat
perubahan suhu atau cuaca (Hardiyatmo, 2002).

5. Pengertian tanah menurut Bowles (1984), tanah merupakan campuran partikel-


partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis unsur-unsur sebagai
berikut ini:
a. Berangkal (Boulder) adalah potongan batuan batu besar, biasanya lebih
besar dari 200 mm-300 mm dan untuk kisaran ukuran-ukuran 150 mm–250
mm, batuan ini disebut kerakal (cobbles/pebbles).
b. Pasir (sand) adalah partikel batuan yang berukuran 0,074 mm–5 mm, yang
berkisar dari kasar (3 mm–5 mm) sampai halus (< 1 mm).
c. Lanau (silt) adalah partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm–0,074
mm.
d. Lempung (clay) adalah partikel yang berukuran lebih dari 0,002 mm,
partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi dari tanah yang kohesif.
e. Koloid (colloids) adalah partikel mineral yang diam, berukuran lebih dari
0,01 mm.

2.1.1. Proses Terbentuknya Siklus Batuan dan Asal-Usul Tanah

Butiran-butiran mineral yang membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil
pelapukan dari batuan. Ukuran setiap butiran padat tersebut sangat bervariasi dan
sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari faktor-faktor ukuran, bentuk, dan
komposisi kimia dari batuan. Berdasarkan asal-usulnya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga tipe dasarya itu: batuan beku (igneus rocks), batuan sedimen
(sedimentary rock), dan batuan metamorf (metamorphic rocks). Pada Gambar 2.1
ditunjukan diagram dari siklus kejadian beberapa tipe batuan dengan beberapa
keterangan singkat untuk tiap-tiap elemen dari siklus batuan.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Batuan Pada Elemen Tanah (Sumber:


Mata Kuliah Mekanika Tanah 1, 2016).

2.1.2. Hubungan Antara Berat–Volume Tanah

Indeks properties dari tanah didapat dari korelasi antara berat tanah dan volume
tanah. Keadaan tersebut bisa dilihat pada suatu bentuk diagram fase tanah seperti
pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram Fase Tanah (Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2.1.3. Ukuran Partikel Tanah

Ukuran dan partikel tanah sangat beragam dan bervariasi yang cukup besar. Tanah
pada umumnya disebut kerikil, pasir, lanau, atau lempung, tergantung pada
ukuran partikel yang paling dominan pada tanah tersebut seperti batasan-batasan
ukuran golongan tanah pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Batasan-Batasan Ukuran Golongan Tanah


Ukuran Butiran (mm)
Nama Golongan
Kerikil Pasir Lanau Lempung

Massachusetts Institute Of (MIT) >2 2 – 0,06 0,06 – 0,002 <0,002

U.S Department of Agriculture


>2 2 – 0,05 0,05 – 0,002 <0,002
(USDA)
America Association Of State
Highway And Transportasion 76,2 – 2 2 – 0,075 0,075 – 0,002 <0,002
Official (AASHTO)

Unified Soil Classification System


Halus (yaitu Lanau dan
(U.S Army Corp Of Engineers, 76,2 – 4,75 4,75 – 0,075 lempung) <0,0075 Tabel
U.S Bureau Of Reclamation)

(Sumber: Das, 1988)

2.1.4. Klasifikasi Tanah

Tanah diklasifikasikan sebagai tanah yang kohesif dan tidak kohesif atau sebagai
tanah yang beragregat kasar dan halus, yang mencakup semua bahan seperti
lempung, pasir, kerikil, dan batu-batu yang besar. Hasil penyelidikan di
laboratorium dan atau di lapangan, diketahui sifat-sifat alami dan teknis tanah-
tanah tersebut serta dapat digunakan untuk mengevaluasi masalah-masalah
tertentu dalam bidang teknik sipil, yaitu antara lain menurut (Soedarmo dan
Purnomo, 1997):
1. Menentukan rembesan, daya rembes dan kecepatan rembesan air yang melalui
penampang tanah serta koefisien rembesannya.
2. Menentukan pemampatan tanah yang berdasarkan teori konsolidasi Terzaghi
dan penurunan, maka dapat digunakan untuk mengevaluasi penurunan
konstruksi.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3. Menentukan kuat gesek tanah, untuk mengevaluasi kemantapan lereng


bendungan, tanggul dan lain-lain.

Klasifikasi tanah sangat membantu untuk sebuah perencanaan proyek dalam


memberikan pengarahan melalui cara empiris yang tersedia dari hasil
laboratorium uji tanah, Namun tidak menutup kemungkinan uji tanah itu gagal
karena perilaku tanah yang sukar diduga. Maka dari itu pada tanah dilakukan
sistem klasifikasi diantaranya sebagai berikut:

1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified

Sistem klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System)/klasifikasi sistem


kesatuan tanah ini pada umumnya digunakan untuk pekerjaan dalam bidang
teknik sipil, seperti pembangunan proyek bendungan, pondasi bangunan,
konstruksi dan lain sebagainya. Percobaan laboratorium yang digunakan adalah
analisis ukuran butir dan uji batas-batas Atterberg. Semua tanah diberi dua
huruf penunjuk berdasarkan hasil-hasil percobaan ini. Klasifikasi tanah
berdasarkan sistem Unified, dikelompokkan menjadi 2 yaitu tanah berbutir
kasar (Kerikil dan Pasir) dan tanah berbutir halus (Lanau dan Lempung) (Das,
1995):
a. Tanah butir kasar (Coarse-Grained-Soil) yaitu tanah berbutir kasar dengan
kurang dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No. 200. Simbol
dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S.G adalah untuk
kerikil (gravel) dan S untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
b. Tanah berbutir halus (Fine-Grained-Soil) yaitu tanah bernutir halus dengan
lebih dari 50% dari berat total tanah adalah lolos ayakan No.200. Tanah-
tanah berbutir halus kemudian diklasifikasikan atas dasar plastisitasnya dan
kadar persenyawaan organiknya. Dalam hal ini ukuran butir bukan
merupakan dasar yang menentukan pembagiannya. Sistem Klasifikasi ini
diusulkan oleh A.Casagrande pada tahun 1942 dan direvisi pada tahun 1952
oleh The Corps Of Engineers and The US Bureau Of Reclamation agar bisa
dipakai pada konstruksi bendungan dan konstruksi-konstruksi lainnya.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Huruf-huruf yang dipakai untuk tanah-tanah berbutir halus adalah seperti


berikut ini.
Huruf Pertama Huruf Kedua
M = Lanau/Lumpur (Mud/Silt) L = Batas Cair Rendah (Low LL)
C = Lempung (Clay) H = Batas Cair Tinggi (High LL)
O = Organik

Dengan mengkombinasikan huruf pertama dan kedua, maka enam kelompok


yaitu: OH, OL, CH, CL, MH, dan ML. Klasifikasi ke dalam golongan lanau
dan lempung dilakukan dengan menggunakan Diagram Plastisitas. Diagram ini
merupakan grafik hubungan antara PI (Indeks Plastisitas) dan LL (Liquid
Limit)/Batas cair seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Diagram Plastisitas (Sumber: Das, 1995)

Dalam hal ini digambarkan sebuah garis diagonal yang disebut garis A dan suatu
garis tegak lurus yang ditarik pada batas cair yaitu = 50%. Garis A adalah batas
empiris antara lempung inorganik yang khas (CL dan CH) dengan lanau inorganik

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

yang khas (ML dan MH) atau tanah organik (OL dan OH). Garis tegak lurus pada
batas cair 50 itu memisahkan lanau dan lempung yang batas cairnya tinggi (H). Di
bagian bawah diagram, dibawah batas cair kira-kira 29 dan antara nilai PI sebesar
4 dan 7, sifat-sifat tanah menunjukan gejala saling berhimpitan dan karena itulah
garis A di daerah ini menjadi suatu daerah. Klasifikasi dualistis CL-ML dipakai
untuk tanah-tanah yang berbeda dalam daerah ini. Tanah-tanah berbutir kasar
dibagi menjadi kerikil dan pasir serta dibagi lagi menjadi: yang mengandung
bahan alus dalam jumlah yang ada artinya dan yang bebas dari bahan-bahan halus
yang mengandung bahan-bahan halus diklasifikasikan berdasarkan diagram
plastisitas (menjadi golongan yang bersifat kelanauan atau bersifat kelempungan)
dan yang bebas dari bahan-bahan halus menurut grafik lengkungan-gradasi
dengan mempergunakan koefisien-koefisien derajat keseragaman dan koefisien
koefisien lengkungan. Sistem klasifikasi tanah Unified seperti pada Tabel 2.2 dan
Huruf-huruf yang digunakan adalah sebagai berikut:

Huruf Pertama: Huruf Kedua:


G = Kerikil (Gravel) W = Bergradasi Baik (Well Graded)
S = Pasir (Sand) P = Bergradasi Buruk
(Poor Graded)
W & P dari lengkung gradasi
M = Kelanauan (Muddy)
C = Kelempungan (Clayey)
Dari diagram plastisitas
M = Lanau (Mud) L = Batas Cair Rendah (Low LL)
C = Lempung (Clay) H = Batas Cair Tinggi (High LL)
O = Organik (Organic)
Persamaan Garis A : PI = 0,73 (LL-20)
Batas Cair Rendah (L), Jika: LL< 50%
Batas Cair Tinggi (H), Jika: LL >50%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah


USCS Nama umum
Divisi utama Simbol
Kelompok
GW Kerikil bergradasi baik dan campuran
Tanah berbutir halus 50% atau lebih Tanah berbutir kasar lebih dari 50% butiran tertahan pada

Kerikil 50% atau lebih dari kerikil- pasir, sedikit atau sama sekali

(Hanya kerikil)
fraksi kasar tertahan pada tidak mengandung butiran halus.

Kerikil bersih
GP Kerikil bergradasi buruk dan campuran
kerikil-
pasir, sedikit atau sama sekali
mengandung butiran halus.
Kerikil berlanau, campuran kerkil-pasir-
yaka No.

GM
lanau.
ayakan No. 200

dengan
Kerikil

butiran
halus GC Kerikil berlempung, campuran kerikil-
pasir- lempung.
SW Pasir bergradasi baik, pasir berkerikil,
sedikit atau sama sekali tidak
Pasir lebih dari 50% fraksi

mengandung butiran
Pasir bersih
kasar lolos ayakan No. 4

(hanya pasir)

halus.
SP Pasir bergradasi-buruk dan pasir
berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak
mengandung butiran halus.

SM Pasir berlanau, campuran pasir-lanau.


dengan
butiran
halus

Pasir berlempung, campuran pasir-


Pasir

SC
lempung.
ML Lanau anorganik, pasir halus sekali,
dan Lanau dan lempung
Batas Cair 50% atau

serbuk batuan,pasir halus berlanau atau


berlempung.
CL Lempung anorganik dengan plastisitas
lolos ayakan No. 200

rendahsampai dengan sedang, lempung


berkerikil, lempung berpasir, lempung
berlanau, lempung “kurus” (lean clays)
Cair kurang

OL Lanau-organik dan lempung berlanau


organic dengan plastisitas rendah.
MH Lanau anorganik atau pasir halus
dari

diatomae, atau
lanau diatomae . lanau yang elastis.
Lempung

Lempung anorganik dengan plastisitas


Lanau

Lebih
Batas

CH tinggi,
50%

lempung “gemuk” (fat clays)


Tanah-tanah dengan kandungan PT Peat (gambut), muck, dan tnah-tanah
organik sangat tinggi lain dengan kadar organik tinggi.
(Sumber: Das, 1995)

2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Sistem klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and


Transportation Official) diperkenalkan pada tahun 1929 dan direvisi hingga
tahun 1945 dan dipergunakan hingga sekarang, yang diajukan oleh Commite on
Classification of Material for Subgrade and Granular Type Road of the

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Highway Research Board pada tahun 1945. (ASTM menggunakan kode D-


3282 dan AASHTO metode M145). Dalam sistem ini, tanah diklasifikasikan ke
dalam tujuh kelompok besar yaitu: A-1 sampai dengan A-7. Tanah-tanah yang
diklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2 dan A-3 adalah tanah-tanah berbutir
kasar yaitu 35% atau kurang butir-butir tersebut melalui ayakan no 200. Tanah-
tanah dengan 35% atau lebih yang melalui ayakan No.200 termasuk klasifikasi
kelompok A-4, A-5, A-6 dan A-7 dan merupakan tanah lempung dan
didasarkan pada kriteria seperti berikut:
a. Ukuran butiran
Kerikil merupakan bagian tanah yang lolos ayakan dengan diameter 75 mm
(3 in) dan yang tertahan pada ayakan No. 10. Pasir merupakan bagian tanah
yang lolos ayakan No. 10 dan yang tertahan pada ayakan No. 200 (0,075
mm). Lanau dan lempung: bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.
b. Plastisitas
Nama berlanau dipakai jika bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks
plastisitas sebesar 10 atau kurang. Nama berlempung dipakai jika bagian-
bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks plastis sebesar 11 atau lebih
apabila batuan ukuran lebih besar dari 75 mm ditemukan di dalam contoh
tanah yang akan ditentukan klasifikasi tanahnya, maka batuan-batuan
tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Rentang Batas Cair (LL) dan
Indeks Plastisitas (PI) dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Batas Cair

Gambar 2.4 Rentang Batas Cair (LL) dan (PI)


AASHTO (Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Batu
Batu yang ukurannya lebih besar dari 75 mm tidak digolongkan dalam
klasifikasi ini. Klasifikasi tanah berdasarkan AASHTO harus memenuhi
gradasi dan persyaratan yang ditentukan seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO


Tanah berbutir
Klasifikasi umum (35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)
A-1 A-2
Klasifikasi kelompok A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10 Maks 50
No.40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No.200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks Maks Maks Maks
35 35 35 35

Sifat fraksi yang lolos


ayakan No.40 Maks Min 41 Maks Min 41
Batas Cair (LL) Maks 6 NP 40 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Min 11
10
Tipe material yang Batu pecah, kerikil Pasir Kerikil dan pasir yang berlanau atau
paling dominan dan pasir halus berlempung
Penilaian sebagai
bahan tanah dasar Baik sekali sampai baik
Tanah berbutir
Klasifikasi umum (Lebih dari 35% dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200)

Klasifikasi kelompok
A-4 A-5 A-6 A-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10
No.40
No.200 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36

Sifat fraksi yang lolos


ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 11
Tipe material yang
paling dominan Tanah berlanau Tanah Berlempung
Penilaian sebagai
bahan tanah dasar Biasa sampai jelek
(Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2.2. Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
dengan fungsi menahan beban lalu lintas kendaraan. Jenis konstruksi perkerasan
jalan secara umum ada 2 jenis, yaitu perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan
perkerasan kaku (Rigid Pavement). Perencanaan perkerasan jalan dikatakan baik
apabila konstruksi tersebut memberikan beberapa sifat yaitu kuat, nyaman dan
bernilai ekonomis. Perkerasan lentur menurut Departemen Pekerjaan Umum
(1987) adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal
sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya seperti
pada Gambar 2.5(a) dan (b).

Perkerasan Beton Semen


Lapis Permukaan
Pondasi Bawah

Lapis Pondasi

Lapis Pondasi Bawah

Tanah Dasar
Tanah Dasar

(a) (b)

Gambar 2.5 Struktur Perkerasan Lentur (a) dan Kaku (b)


(Sumber: Bina Marga, 2018)

2.3. Definisi Tanah Lempung

Tanah lempung (Clay) adalah tanah yang terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan
partikel dari mika, mineral-mineral lempung (Clay Minerals) dan mineral-mineral
yang sangat halus lain. Tanah lempung didefinisikan sebagai golongan partikel
yang ukuran butirannya kurang dari 0,002 mm. Namun beberapa kasus partikel
yang berukuran antara 0,002 mm sampai 0,005 mm masih digolongkan sebagai
partikel lempung, dalam hal ini tanah diklasifikasikan sebagai lempung (hanya
berdasarkan pada ukurannya saja) atau lolos saringan no 200. Beberapa definisi
tanah lempung yang dipaparkan oleh beberapa ahli, diantaranya:

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Menurut Bowles (1984) tanah lempung adalah deposit yang memiliki partikel
yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm dalam jumlah lebih
dari 50%,
2. Menurut Grim (1953) tanah lempung adalah tanah yang terdiri dari partikel-
partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat plastis apabila dalam keadaan
basah.

2.3.1. Tanah Lempung Ekspansif


Tanah lempung (clay) tersusun dari partikel mikroskopis dan submikroskopis
yang berbentuk lempengan pipih dan merupakan partikel-partikel dari mika,
mineral-mineral lempung (Clay Minerals) dan mineral-mineral yang sangat halus
(Das, 1995). Klasifikasi tanah lempung ekspansif bisa dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Klasifikasi Tanah Lempung Ekspansif


PI (%) Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non plastis Pasir Non kohesi
<7 Plastisitas rendah Lanau Kohesi sebagian
7 - 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesi
> 17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesi

(Sumber: Hardiyatmo, 2010)

Jika nilai PI = 0, maka batas cair sama dengan batas platis maka tanah tersebut
non plastis, sedangkan jika nilai PI antara 0 – 7 % tergolong plastisitas rendah,
nilai PI antara 7% - 17% termasuk plastisitas sedang, sedangkan nilai PI lebih
besar dari 17% disebut plastisitas tinggi (Hardiyatmo, 2010). Lempung ekspansif
merupakan tanah yang memiliki sifat kembang susut yang tinggi karena
dipengaruhi oleh kandungan air yang berada di dalam tanah tersebut.

Apabila kandungan airnya banyak maka tanah tersebut akan mengembang serta
daya dukung tanah akan berkurang demikian sebaliknya apabila kadar airnya
berkurang maka tanah tersebut terjadi penyusutan dan menimbulkan keretakan
pada permukaannya serta daya dukungnya akan meningkat. Dalam perencanaan
perkerasan jalan raya, keadaan ini tentu menimbulkan permasalahan seperti
bergelombang pada jalan, lapisan perkerasan diatas subgrade akan terjadi

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 1
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

penurunan dan keretakan pada permukaan jalan bahkan bisa sampai patah apabila
menggunakan perkerasan kaku (Rigid Pavement). Mineral utama pembentuk
tanah lempung dapat dipelajari pada subbab berikut.

2.3.2. Mineral Lempung


Lempung sebagian besar tersusun dari partikel mikroskopis dan submikroskopis
yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikel-partikel dari
mika, mineral-mineral lempung dan mineral-mineral lain yang sangat halus (Das,
1985). Berdasarkan susunan mineralogi dapat dibedakan menjadi 3 sub kelompok
yaitu:

1. Kaolinite
Mineral Kaolinite terdiri dari tupukkan lapisan-lapisan dasar lembaran-
lemabran kombinasi silica-gibbsite. Mineral kaolinite berwujud seperti
lempengan tipis, masing-masing dengan diameter kira-kira 1000 Å sampai
20.000 Å dan ketebalan dari 100 Å sampai 1000 Å. Reaksi kimia dari Kaolinite
adalah: (OH)8Al4Si4O10.

2. Illite
Illite terdiri dari sebuah lembaran gibbsite yang diapit oleh dua lembaran silika.
Illite juga disebut mika lempung. Lapisan-lapisan Illite terikat satu sama lain
oleh ion-ion Kalium. Reaksi kimia Illite yaitu: KyAl2 (Fe2Mg2Mg3) (Si4yAly)
3. Montmorilonite
Mineral ini memiliki potensi plastisitas dan mengembang atau menyusut yang
tinggi sehingga bersifat plastis pada keadaan basah dan keras pada keadaan
kering. Rumus kimia montmorilonite adalah Al2Mg (Si4O10) (OH)2xH2O.
Partikel montmorillonite mempunyai dimensi mendatar 1000 Å sampai 5000 Å
dan ketebalan 10 Å sampai 50 Å. Luasan spesifikasi adalah sekitar 800 m2
/gram.

2.3.3. Ciri-ciri tanah Mengembang


Terdapat metode untuk mengetahui besar kecilnya kembang susut pada sampel
tanah. diantaranya dengan mencari nilai Aktivitas/Activity dari tanah. Suatu tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

dikatakan aktif atau mudah mengalami kembang susut jika kadar airnya berubah,
apabila besarnya A> 1,25 seperti pada Tabel 2.5 berikut.

Tabel 2.5 Aktivitas Mineral Lempung


Nama Mineral Lempung Aktivitas (A)
Kaolinite 0,5
Illite 0,5-1
Montmorilonite 1-7
Halloysite (2H20) 0,5
Halloysite (4H20) 0,1
Attapulgate 0,5-1,2
Allophane 0,5-1,2
(Sumber: Das, 1998)

2.4. Uji Indeks Properties

Uji Indeks properties digunakan untuk melakukan klasifikasi pada tanah dengan
parameter yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Berat isi (𝛾) adalah berat tanah persatuan volume.
2. Kadar air (w) perbandingan antara berat air dengan berat butir tanah.
3. Derajat kejenuhan (Sr) adalah perbandingan isi air massa tanah dengan isi pori
seluruhnya.
4. Angka pori (e) adalah perbandingan antara isi pori dengan volume butir.
5. Porositas (n) adalah perbandingan antara isi pori dengan isi tanah dan volume
total.

Berat Isi
𝛾 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜𝑕 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕 (𝑔/𝑐𝑚3) ………………....……………...............(2.3)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜𝑕 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕
Jadi 𝛾 = 𝑊 = W2 – W1
V V
Kadar Air (Water Content)
w= Ww × 100%.........................................................................................(2.4)
Ws
Ww = Berat tanah basah dan ring – berat ring – berat kering
= W2 – W1 - Ws

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Jadi w = 𝑊2−𝑊1−𝑊𝑠
𝑊𝑠

Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation)

𝑆𝑟 = VW × 100%..............................................................................................(2.5)
VV

Vw = WW = Wwet – Wdry
W 𝛾W

Vw = V – Vs = V – Ws
Gs - 𝛾W

Jadi Sr = (𝑊−𝑊𝑠) ⁄ 𝛾𝑤 × 100%


𝑊−𝑊𝑠 /(𝐺𝑠×𝛾𝑤)

Angka Pori (Void Ratio)


e = Vv = V - Vs = V - 1..............................................................(2.6)

Vs Vs Ws /(Gs × 𝛾W )
e = V × Gs × 𝛾W – 1
Ws
Porositas
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕
𝑛= = Vv × 100%.................................................................(2.7)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉

𝑛= e
𝑒 + 1 .........………………....……………………………….................(2.8)

2.5. Uji Analisis Saringan

Uji analisis saringan mengklasifikasikan tanah butir kasar dengan menemukan


koefisien keseragaman (Cu) dari kurva distribusi ukuran butir (gradasi) tanah.
Metode uji analisis saringan ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir
tanah yang lebih besar dari 75 𝜇m (tertahan oleh saringan no.200).

1. Tanah butir kasar: tanah dengan ukuran butir ≥ 75μm (tertahan oleh saringan
no.200)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Tanah butir halus (fine grained soils): tanah dengan ukuran butir < 75 μm
(lolos saringan no.200). Ukuran saringan harus mengikuti standar ASTM.

Dari hasil-hasil percobaan tersebut digambarkan suatu grafik dalam suatu susunan
koordinat semilog, yaitu ukuran diameter butir sebagai absis dalam skala log dan
% lebih halus sebagai ordinat dengan skala linier. Dari grafik diatas didapat
koefisien keseragaman (Cu):

Cu = 𝐷60.......................................................................................................... (2.9)
𝐷10

Dari grafik tersebut didapat pula koefisien kelengkungan (Cc) :


..........................................................................................................
Cc = 𝐷2 30 (2.10)
𝐷10×𝐷60

Berdasarkan USCS (Unified Soil Classification System), ditentukan bahwa tanah


yang bergradasi baik adalah yang memenuhi baik:

a. Untuk gravel: Cu > 4 dan 1 < Cc < 3


b. Untuk pasir: Cu > 6 dan 1 < Cc < 3
Bila syarat diatas tidak terpenuhi, maka tanah tersebut disebut gradasi buruk.

2.6. Uji Analisis Hidrometer

Uji analisis hidrometer ini digunakan untuk tanah berbutir halus. Metode ini
mencakup penentuan distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan no.200
dengan keterangan seperti berikut:

1. Silt/lanau adalah tanah dengan ukuran butir antara 0,002 mm–0.075 mm


2. Clay/lempung adalah tanah dengan ukuran butir lebih kecil dari 0,002 mm
3. Aktivitas tanah:

A= 𝐼𝑝................................................................................................................ (2.11)
% 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2.7. Konsistensi Tanah

Jika tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut bisa
diremas-remas (remolded) tanpa menyebabkan retakan. Sifat kohesif ini terjadi
karena adanya air yang terserap (adsorbed water) di sekeliling permukaan dari
partikel lempung. Pada awal tahun 1900, seorang ilmuwan dari Swedia bernama
Atterberg mengembangkan suatu metode untuk menjelaskan sifat konsistensi
tanah berbutir halus pada kadar air yang bervariasi. Jika kadar airnya sangat
tinggi, campuran tanah dan air akan menjadi sangat lembek seperti cairan. Oleh
karena itu, atas dasar air yang dikandung tanah, tanah bisa dipisahkan ke dalam
empat keadaan dasar, yaitu: padat, semi padat, plastis, dan cair (Das, 1995).
Berikut ini adalah skema batas konsistensi tanah hubungan batas cair LL (Liquid
Limit), batas cair PL (Plastic Limit) serta batas susut SL (Shrinkage Limit) yang
disebut sebagai bagan uji batas-batas Atterberg yang ditunjukkan pada Gambar
2.6.

Gambar 2.6 Skema Batas Konsistensi Tanah


(Sumber: Das, 1995)

Kadar air dinyatakan dalam bentuk persen, terjadi transisi dari keadaan padat ke
keadaan semi-padat yang didefinisikan sebagai batas susut (shrinkage limit).
Kadar air transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis terjadi dinamakan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

batas plastis (plastic limit), dan dari keadaan plastis ke keadaan cair dinamakan
batas cair (liquid limit). Batas-batas ini disebut sebagai batas Atterberg (Atterberg
Limits) (Das, 1995). Batas-batas tersebut dinyatakan sebagai berikut:

1. Batas cair (Liquid limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan cair
menjadi keadaan plastis.
2. Batas plastis (Plastic limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan plastis
menjadi keadaan semi solid
3. Batas susut (Shrinkage limit): kadar air ketika tanah berubah dari keadaan semi
solid menjadi solid.

2.8. Uji Batas-Batas Atterberg

Uji Batas-Batas Atterberg meliputi batas-batas seperti berikut:

1. Batas Cair (LL)


Percobaan ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tanah butir. Percobaan ini
meliputi penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas
Plastis, dan Batas Cair. Kadar air dinyatakan dengan persen (%) dari tanah
yang dibutuhkan untuk menutup goresan dalam uji batas cair yang berjarak 0,5
inci sepanjang dasar sampel tanah, sesudah 25 pukulan (N). Hubungan antara
kadar air dengan log N bisa dianggap sebagai garis lurus (flow line), dan
kemiringan dari flow line didefinisikan sebagai indeks aliran (flow index)
(Sutarman, 2013). US Waterways Experiment Station, Vicksburg, Mississipi
(1949) mengajukan persamaan empiris seperti yang dinyatakan dengan
persamaan 1, untuk menentukan batas cair:
.........................................................................................
LL = W (N/ )tan (2.12)
N 25 b

2. Batas Plastis [Plastic Limit (PL)]


Batas Plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah.
didefinisikan sebagai kadar air dan dinyatakan dalam persen, ketika tanah
apabila digulung sampai dengan 1/8 inch (3,2 mm) mulai retak. Pengujian
dilakukan dengan menggulung contoh tanah dengan telapak tangan di atas kaca

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

datar (Das, 1998). Indeks Plastisitas [Plasticity Index (PI)] adalah selisih antara
batas cair dan batas plastis suatu tanah, atau seperti berikut:

PI= LL - PL.............................................................................................(2.13)

3. Batas Susut [Shrinkage Limit (SL)]


Tanah akan menyusut jika air yang terkandung didalamnya perlahan
menghilang dalam tanah dan mencapai titik keseimbangan, yaitu kondisi ketika
penambahan kehilangan air tidak menyebabkan perubahan volume. Uji batas
susut (ASTM Test Designation D-427) dilakukan di laboratorium
menggunakan mangkok porselin dengan diameter 1,74 inch (44,4 mm) dan
tinggi 0,5 inch (12,7 mm). Bagian dalam dari mangkok diisi tanah basah
sampai penuh, diratakan dengan penggaris, kemudian berat tanah basah
ditentukan dan tanah dalam mangkok tersebut dikeringkan dalam oven.
Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan diukur dengan air raksa
(Sutarman, 2013).

2.9. Uji Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah menurut (Das, 1998) yaitu memiliki tujuan untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan daya dukung
tanah tersebut. Berikut ini adalah definisi dari uji pemadatan pada tanah.

2.9.1. Definisi

Pemadatan mampu mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan


dan memampatkan kemiringan lereng timbunan. Pemadatan tanah berat mampu
mengecilkan volume pori dari tanah atau memperbesar berat volume tanah.
tingkat kepadatan tanah yang dipadatkan bisa ditinjau dari nilai volume kering
(gd) dari tanah yang dipadatkan, semakin besar harga (gd) maka semakin pada
tanah tersebut. Terdapat percobaan di laboratorium yang biasa dipakai untuk
menentukan kadar air optimum (Optimum Moisture Content = OMC) dan berat isi
kering maksimum (Maximum Dry Density = gd). Percobaan-percobaan tersebut
ialah:

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Percobaan Pemadatan Modifikasi (Modification Compaction Test)


Tes pemadatan standar (Modification Compaction Test) adalah tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini dikarenakan efisien waktu serta peralatan yang
digunakan tidak terlalu rumit. (Modification Compaction Test) yang digunakan
untuk mencari kepadatan maksimum (gd maks) dan kadar air optimum (wopt).

Kadar air optimum adalah kadar air ketika harga berat volume kering
maksimum telah tercapai. Pada setiap percobaan, kadar air dapat ditentukan di
laboratorium bila kadar air sudah diketahui, berat volume kering bisa dihitung
sebagai berikut:

100 gt
gd ......................................................................................(2.14)
= 100 + w

w = dalam %

gt
..........
gd = .. ...........................................................................................(2.15)
1+w

2.9.2. Uji Proctor

Pemadatan adalah suatu proses bertambanya berat volume kering tanah akibat
memadatnya partikel yang diikuti oleh pengurangan volume udara dengan air
tetap tidak berubah (Hardiyatmo, 2010) dengan tujuan untuk memadatkan tanah
pada kadar air optimum dan memperbaiki karakteristik mekanisme tanah. Tanah
dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bervolume 130 ft3 (= 943,3 cm3).
Diameter cetakan tersebut adalah 4 in (= 101,6 mm).

Selama percobaan di laboratorium, cetakan itu dikelem pada sebuah pelat dasar
dan diatasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan kadar yang
berbeda dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan penumbuk khusus.
Pemadatan tanah dilakukan dalam 5 lapisan (dengan tebal tiap lapisan 1 inch) dan
jumlah tumbukan adalah 56 × setiap lapisan. Berat penumbuk adalah 5,5 lb
(massa = 2,5 kg) dan tinggi jatuh sebesar 12 in (= 304,8 mm). Untuk setiap

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

percobaan, berat volume basah dari tanah yang dipadatkan tersebut dapat dihitung
sebagai berikut:

g = .........................................................................................................(2.16)
Juga pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan
tersebut dapat ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat
volume kering gd dari tanah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

gd = gd

1+ ..................................................................................................(2.17)

Gambar alat untuk uji pemadatan/Proctor seperti pada Gambar 2.7(a) dan (b).

(a) (b)
Gambar 2.7 Alat Uji Proctor Modifikasi (a) Penumbuk,
(b) Cetakan (Sumber: Das, 1995)

Harga gd tersebut dapat digambarkan terhadap kadar air untuk mendapatkan


berat volume kering maksimum dan kadar air optimum. Prosedur Uji Proctor
Modifikasi telah dirinci dalam ASTM Test Designation D-698 dan dalam

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

AASHTO Test Designation T-99. Untuk kadar air tertentu, berat volume kering
maksimum secara teoritis didapat bila pada pori–pori tanah sudah tidak ada
udaranya lagi, yaitu pada saat derajat kejenuhan tanah sama dengan 100%. Jadi,
berat volume kering maksimum pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi
“zero air voids” (pori-pori tanah tidak mengandung udara sama sekali) ditulis
sebagai berikut:

g zav = Gsgw
1+ e...................................................................................(2.18)
2.9.3. Pengaruh Energi Pemadatan
Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan (E) pada uji Proctor modifikasi,
dapat ditulis sebagai berikut:

E =.................................................................................................................(2.19)

Pengaruh Energi Pemadatan Pada Lempung Berpasir seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pengaruh Energi Pemadatan Pada Lempung


Berpasir (Sumber: Das, 1995)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 2
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Pada Gambar 2.13 menunjukan empat buah kurva pemadatan untuk tanah
lempung berpasir. Cetakan dan penumbuk seperti pada proctor modifikasi
digunakan guna mendapatkan kurva grafik dari uji pemadatan tersebut. Jumlah
tumbukan perlapisan sebanyak 56 tumbukan untuk uji Proctor Modified

2.10. Pengembangan Tanah (Swelling)


Berdasarkan klasifikasi tanah memiliki batas kadar air untuk kondisi susut, batas
pada kondisi plastis dan batas kadar air kondisi mencair, kondisi tanah mampu
berubah bentuk sendiri. Namun ada juga tanah yang dapat berubah volumenya
akibat air secara ekstrim yaitu kondisi susut dan kondisi mengembangnya. Tanah-
tanah yang banyak mengandung lumpur mengalami perubahan volume ketika
kadar air berubah. Tingkat pengembangan secara umum bergantung pada
beberapa faktor, yaitu:

1. Tipe dan jumlah mineral yang ada di dalam tanah,


2. Kadar air,
3. Susunan tanah,
4. Konsentrasi garam dalam air pori,
5. Adanya bahan organik, dll.
Secara umum sifat kembang susut tanah lempung tergantung pada sifat
plastisitasnya, semakin plastis mineral lempung semakin potensial untuk
mengembang dan menyusut.

2.11. Uji CBR (California Bearing Ratio) Laboratorium

CBR dikembangkan oleh California State Highway Departement sebagai cara


untuk menilai kekuatan tanah dasar (subgrade). Percobaan penetrasi atau yang
disebut CBR berguna untuk mengetahui kekuatan tanah dasar atau bahan lain
yang akan pembuatan perkerasan jalan. Percobaan uji CBR laboratorium
menggunakan contoh tanah kering udara yang dicampur dengan air hingga kadar
air optimum dan diberi campuran GEOPOL® dengan kadar 2%,4%, dan 6%.
Sampel tanah kemudian dipadatkan dengan ditumbuk 56 kali pada lapisan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

pertama, 56 kali pada lapisan kedua hingga lapisan ke 6. Untuk pengujian CBR
unsoaked, benda uji dapat diperiksa nilai CBR-nya.

Nilai CBR merupakan perbandingan (dalam %) antara tekanan yang dibutuhkan


untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3 in2 dengan
kecepatan 0,05 in/menit terhadap tekanan yang diperlukan untuk menembus standar
tertentu. Nilai CBR yang diperoleh lalu dipakai untuk menentukan tebal lapisan
perkerasan yang diperlukan. Dalam uji CBR tanah dilaboratorium, tanah dasar
pada konstruksi jalan baru merupakan tanah asli, tanah timbunan atau tanah galian
yang sudah dipadatkan sampai kepadatan mencapai 95% dari kepadatan
maksimum. Dengan demikian daya dukung tanah dasar tersebut adalah nilai
kemampuan lapisan tanah memikul beban setelah tanah tersebut dipadatkan. Uji
CBR ini dinamakan CBR rencana titik dan karena dilakukan di laboratorium maka
disebut CBR laboratorium.

Pengujian CBR rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari sampel
tanah setelah terendam air dengan jangka waktu tertentu. Pelaksanaan uji CBR
terendam sama dengan yang tidak terendam (Unsoaked) namun perbedaannya ada
pada perlakuan sampel sebelum diuji. Pengujian ini didapatkan data berupa nilai
CBR tanah asli dan Swelling Procentage dengan perendaman selama 4 hari.
Terdapat dua macam pengukuran CBR yaitu:

1. Nilai CBR untuk penetrasi 0,254 cm (0,1”) terhadap penetrasi standar yang
besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi) dirumuskan seperti berikut.

CBR = A × 100% (P1 dalam kg/cm2)......................................................(2.20)


3×1000

2. Nilai CBR untuk penetrasi 0,508 cm (0,2”) terhadap penetrasi standar yang
besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi) dirumuskan seperti berikut.
CBR = B ×100% (P2 dalam kg/cm2)..........................................................(2.21)
3×1500

Berdasarkan perhitungan CBR laboratorium tersebut maka digunakan nilai


terbesar (Manual Pemeriksaan Badan Jalan, Dirjen Bina Marga 1976). Berikut ini

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

adalah contoh alat CBR Laboratorium yang digunakan selama pengujian CBR
pada tanah asli seperti pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Alat CBR Laboratorium (Sumber: Mata Kuliah Rekayasa


Perkerasan Jalan Raya, 2018)

Dengan Catatan:
a. Kec. Penetrasi (dari piston penetrasi) = 0,05 “/menit.
b. Harga CBR didapat dari beban pada penetrasi 0,1” atau 0,2” (=2,54 mm/5,08mm).
c. Harga CBR dinyatakan dalam %.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah Lempung

Dari kedua perhitungan tersebut digunakan nilai terbesar (manual pemeriksaan badan jalan. Persyaratan uji CBR menurut SNI dapat
di lihat pada Tabel 2.6 SNI di bawah menunjukan syarat CBR untuk jalan adalah sebesar ≥ 6 %.

Tabel 2.6 Syarat Minimum CBR untuk Tanah


Dasar
lalu lintas lanjur
desain
umur rencana 40
Prosedur tahun
desain
Kelas Kekuatan Tanah Deskripsi struktur pondasi jalan
CBR Tanah Dasar Dasar pondasi <2 02-Jan >4
Tebal minimum
peningkat
tanah dasar
Tidak perlu
≥6 SG8 peningkatan
Perbaikan tanah dasar meliputi
5 SG5 tanah 100
A stabilisasi kapur atau timbunan
4 SG4 pilihan 100 150 200
3 SG3 (pemadatan berlapis ≤200 mm tebal 150 200 300
SG2.5 lepas) 175 250 350
Tanah ekspansif (potential swell >5%) AE 400 500 600
Perkerasan lentur lapis penompang (capping layer) 1000 1100 1200
SG1 aluvial B
diatas tanah lunak Atau lapis penompang dan geogrid 650 750 850
Tanah gambut dengan HRS atau perkerasan Burda untuk
jalan kecil (minimum-peraturan lain digunakan D lapis penompang berbutir 1000 1250 1500
(Sumber: Manual Desain Perkerasan SNI Dirjen Bina Marga, 2012)

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 33
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2.12. Stabilisasi Tanah

Menurut Bowles stabilisasi tanah adalah upaya guna meningkatkan stabilitas dan
kapasitas daya dukung tanah. Apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat
sangat lepas atau sangat mudah tertekan, atau jika memiliki indeks konsistensi
yang tidak sesuai, permeabilitas yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak
diinginkan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah
tersebut wajib dilakukan stabilisasi tanah. Ada beberapa cara melakukan
stabilisasi tanah ekspansif yaitu:
1. Menambah bahan agar terjadi perubahan fisis atau kimiawi,
2. Menambah material yang kurang aktif sehingga mampu mengoptimalkan
kohesi,
3. Menurunkan muka air tanah,
Terdapat dua cara stabilisasi yang umum dilakukan yaitu: beberapa metode
stabilitasi yang sering dilakukan adalah:
1. Memperbaiki tanah mekanis (Mechanical Stabilization),
Stabilisasi mekanis adalah suatu penambahan daya dukung atau kekuatan tanah
dengan cara mengatur gradiasi tanah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara pemadatan. (Bowles, 1984).
2. Memperbaiki secara kimiawi (Mechanical Chemical),
Memperbaiki tanah dengan bahan tambah additive atau kimiawi (Chemical
Stabilization), stabilisasi kimiawi adalah penambahan bahan stabilisasi untuk
mengubah karakter tanah yang kurang baik. Penambahan bahan stabilisasi
tersebut berupa tanah berbutir halus. Bahan yang digunakan untuk stabilisasi
disebut juga dengan stabilizing agent karena setelah diadakan pencampuran
menyebabkan tanah menjadi lebih stabil (Bowles, 1984). Penelitian ini
termasuk dalam stabilisasi secara kimiawi.

2.12.1. Stabilisasi Tanah Menggunakan Bahan Additive GEOPOL®

Bahan tambah GEOPOL® yang akan digunakan didapat dari sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang kimiawi yang bernama PT. Masushita Builders dan
berasal dari Bandung Jawa Barat. GEOPOL® diproduksi dari sistem polimer

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

berganda berbentuk serupa sistem enzyme-apoenzyme yang ramah lingkungan.


Masing-masing memiliki berat jenis sekitar 1,05 ± 0,05, pH 6,00 s/d 8,50, tidak
beracun dan mudah larut pada air tawar. GEOPOL® bermanfaat untuk mengikat
butiran tanah atau padatan lainya sehingga membentuk komponen keras, stabil
dan tidak berdebu. GEOPOL® terdiri dari GEOPOL®A dan GEOPOL®B yang
bertujuan untuk menstabilisasi tanah ekspansif atau yang setara sesuai dengan
ketentuan dengan penjelasan teknis seperti berikut:
1. GEOPOL®A sebagai bahan additive yaitu enzim untuk stabilisasi tanah dan
pencegahan debu. Karakteristik GEOPOL®A sendiri berupa cairan yang
berwarna coklat. Enzim ini berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia.
2. GEOPOL®B sebagai bahan additive yaitu monomer apo-enzim untuk stabilisasi
tanah dan pencegahan debu karekteristik. GEOPOL®B sendiri berupa cairan
yang berwarna putih susu. Monomer apoenzim merupakan enzim yang tersusun
dari protein. Apoenzim adalah jenis yang paling mendominasi dari semua
struktur enzim yang ada. Sifatnya yang labil menjadi mudah berubah apabila
dipengaruhi suhu dan PH. GEOPOL®B merupakan material polimer yang
membutuhkan material GEOPOL®A untuk sepenuhnya dapat berfungsi.
2.12.2. Keunggulan dan Kekurangan GEOPOL®
Berikut ini adalah keunggulan dan kekurangan dari produk GEOPOL® :
1. Fungsi utama dari GEOPOL® (Soil Stabilizer) adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan daya dukung tanah serta memaksimalkan fungsi bahan
stabilitas tanah lain seperti kapur dan semen.
b. Meningkatkan parameter kapasitas dukung tanah (pengganti lapisan dasar
dan sub-base) serta stabilisasi tanah bawah tanah jalan.
c. Meningkatkan tingkat kekedapan tanah terhadap air dan hemat biaya dan
waktu konstruksi serta perawatan dibandingkan dengan cara konvensional.
2. GEOPOL® juga memiliki kekurangan seperti berikut ini:
a. Jumlah yang produksi belum dalam skala besar/terbatas.
b. Informasi/iklan mengenai GEOPOL® belum beredar secara luas.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Penelitian dengan bahan aditif GEOPOL® masih sedikit sehingga sulit untuk
menjadikan GEOPOL® sebagai referensi untuk bahan aditif perkerasan
jalan.

Berikut adalah paket GEOPOL® yang digunakan selama penelitian berlangsung


seperti pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Paket GEOPOL®

2.13. Laporan Penelitian Sejenis

Beberapa penelitian laboratorium yang menjadi bahan pertimbangan dan acuan


penelitian ini dikarenakan adanya kesamaan metode, sampel tanah, bahan aditif
yang digunakan, akan tetapi ada pula penggunaan bahan aditif yang berbeda dan
variasi campuran serta waktu perendaman yang berbeda, antara lain:
1. Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran
Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik.
(Widianti, 2009) melakukan penelitian dengan bahan kapur, abu sekam padi,
dan serat karung beras sebagai bahan tambahan meningkatkan kekuatan atau
daya dukung tanah. Uji Initial Consumption of Lime (ICL) ini digunakan untuk
mengukur kadar kapur yang diperlukan untuk stabilisasi yang ditentukan
seperti pada Gambar 2.11.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Kadar Kapur (%)


Gambar 2.11 Grafik Uji Plastisitas Campuran Tanah
Dan Kapur (Sumber: Widianti, 2009)

Kadar abu sekam padi yang diperlukan melalui perbandingan 1:2 terhadap kadar
kapur optimum yaitu sebesar 24%. Kadar serat karung plastik yang dibutuhkan
yaitu sebesar 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.8%, dan 1.2% dari berat kering total. Benda
uji dibuat sebanyak 7 buah, dan benda uji tersebut dapat diuji setelah umur 7 dan
14 hari. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Muhammadiyah Yogyakarta. Sebelum digunakan
tanah di saring dengan saringan no. 4, kapur dan sekam padi disaring dengan
saringan no. 40 agar dihasilkan lebih halus, sedangkan serat plastik dipotong-
potong hingga sepanjang 1–2 cm dan direndam selama 4 hari maka dapat dilihat
nilai pengembangan (Swelling) dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Nomor Variasi Benda Uji


Perawatan 7 hariPerawatan 14 hari

Gambar 2.12 Hubungan Variasi Benda Uji CBR


(Sumber: Widianti, 2009)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Hubungan antara variasi benda uji dan nilai pengembangan (Swelling) dapat
dilihat pada Gambar 2.13.

Nomor Variasi Benda Uji


Perawatan 7 hari Perawatan 14 hari

Gambar 2.13 Hubungan Variasi Benda Uji dan Nilai Swelling


(Sumber: Widianti, 2009)

2. Sampurna, S. A., dkk. (2016), meneliti bahan abu sekam padi dan matos
sebagai penstabil dapat meningkatkan mutu tanah. Hasil pengujian sampel
tanah asli yaitu uji kadar air sebesar 50.16%, uji berat jenis sebesar 2.45, dan
uji batas-batas Atterberg dengan nilai batas cair (LL) sebesar 74.11%, batas
plastis (PL) sebesar 35.44%, dan Indeks Plastisitas (PI) sebesar 38.66%. Uji
pemadatan tanah yang telah diberi sampel abu sekam padi dan matos didapat
hasil kadar air optimum dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Hasil Pengujian Kadar Air Optimum


No Sampel Tanah KAO (%) Berat Isi Kering (gr/cm)

1 Sampel tanah asli 21,5 1475


2 Tanah + Abu sekam padi 5% 22,9 1400

3 Tanah + Abu sekam padi 8% 24,1 1420

4 Tanah + Abu sekam padi 10% 25,1 1390

5 Tanah + Abu sekam padi 12% 27 1360


(Sumber: Sampurna, 2016)

Hasil pengujian CBR tanpa pemeraman dengan abu sekam padi dan matos
didapat hasil peningkatan nilai CBR seperti pada Tabel 2.8.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 2.8 Hasil Pengujian CBR Tanah Stabilisasi


Dengan Variasi Abu Sekam
Variasi Abu Sekam Padi (%) Nilai CBR Tanah (%)

5 12,4
8 15,2
10 17,6
12 18,2
(Sumber: Sampurna, 2016)

Pada pengujian CBR pemeraman dengan variasi sekam padi maksimum dan
matos didapatkan hasil peningkatan nilai CBR seperti pada Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Hasil Pengujian CBR Tanah Stabilisasi


Dengan Variasi Pemeraman
Durasi Pemeraman (hari) Nilai CBR Tanah (%)

7 20,3
14 22,9
21 27,9
28 31,8
(Sumber: Sampurna, 2016)

Hubungan Antara nilai CBR pada setiap peningkatan waktu pemeraman seperti
Gambar 2.14. Hal ini menunjukkan bahwa campuran abu sekam padi dan
matos cukup efektif dalam meningkatkan daya dukung tanah lempung.

Durasi Pemeraman (Hari)

Gambar 2.14 Hubungan Waktu Pemeraman dengan Nilai


CBR (Sumber: Sampurna, 2016)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 3
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3. Peningkatan Nilai CBR Tanah Lempung Dengan Menggunakan Semen Untuk


Timbunan Jalan.
Apriyanti, Yayuk (2018) dalam tugas akhirnya yaitu Peningkatan Nilai CBR
Tanah Lempung Dengan Menggunakan Semen Untuk Timbunan Jalan
mengemukakan bahwa Tanah dasar (subgrade) yang digunakan untuk suatu
konstrusi jalan raya harus memiliki daya dukung tanah yang baik, karena
beban yang bekerja diatas konstruksi jalan adalah beban statis dan beban
dinamis. Salah satu parameter yang dapat kita ketahui apakah daya dukung
tanah dasar itu baik atau tidak yaitu dengan mengetahui nilai CBR nya. Daya
dukung tanah yang kurang baik nilai CBRnya rendah. Untuk mengatasi tanah
dasar yang kurang baik dapat dilakukan penggantian dengan tanah yang lebih
baik (penimbunan tanah) yang didatangkan dari lokasi lain. Karena seringkali
tidak ada pilihan untuk material timbunan, sehingga tanah dengan plastisitas
tinggi seperti tanah jenis A7 digunakan sebagai material timbunan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu usaha yang dilakukan untuk
peningkatan daya dukung tanah tersebut adalah dengan melalui perbaikan
tanah dengan metode stabilisasi kimiawi yang menggunakan bahan stabilisasi
semen. Variasi semen yang digunakan 10%, 12,5% dan 15% dengan umur
pemeraman 1,7,14,dan 28 hari, kondisi air optimum. Pengujian yang dilakukan
meliputi pengujian sifat fisik dan mekanik tanah asli serta pengujian sifat
mekanik tanah yang stabilisasi (CBR tanah). Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa nilai CBR mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Prosentase semen dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli. Nilai CBR
maksimum pada prosentase semen 15% sebesar 69,31% dibandingkan dengan
nilai CBR tanah asli 3,01%. Nilai CBR juga meningkat dengan bertambahnya
umur pemeraman dari 1 hari sampai 28 hari.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Bahan Penelitian


Penelitian adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk mengetahui dan
mempelajari fenomena-fenomena terbaru mengenai kehidupan di sekitar.
Penelitian bisa diartikan proses untuk mencari jawaban atas dasar rasa ingin tahu
terhadap suatu informasi dan untuk menyelidiki suatu permasalahan. Bahan
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan stabilisasi menggunakan tanah
lempung berwarna abu-abu dan bahan aditif berupa campuran GEOPOL®.

3.1.1. Sampel Uji


Sampel uji yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah tanah lempung yang
berasal dari daerah Kradenan Semarang Jawa Tengah dan di Desa Tinanding
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Setelah pengambilan tanah
uji, tanah tersebut dilakukan pengeringan selama 7 jam di luar ruangan
Laboratorium Mekanika Tanah Unika Soegijapranata Semarang dan dioven
selama 24 jam dengan suhu 105-110ºC. Ini dilakukan supaya tanah yang hendak
diuji berada dalam keadaan kering, karena ketika pengambilan sampel uji, tanah
tersebut dalam keadaan lembab cenderung basah. Sampel tanah lempung yang
berwarna abu-abu dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tanah Lempung Abu-Abu Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3.1.2 GEOPOL®

Bahan aditif yang akan digunakan berupa paket GEOPOL ® yang didapat dari PT.
Masushita Builders, Kota Bandung Jawa Barat selaku pembuat bahan aditif
tersebut. GEOPOL® diproduksi dari sistem polimer berganda berbentuk serupa
sistem enzyme-apoenzyme yang ramah lingkungan karena GEOPOL® tersebut
terbuat dari limbah polutan padat yang kemudian dicairkan. Paket GEOPOL®
yang didapat terdiri dari GEOPOL®A sebagai Enzim Additive berwarna coklat tua
dan GEOPOL®B sebagai enzim Monomer Apo-Enzim base berwarna putih susu.
Untuk penggunaan GEOPOL®A dan GEOPOL®B dicampur sehingga memiliki
fungsi untuk mengikat butiran tanah atau padatan lainnya sehingga membentuk
komponen keras, stabil yang tidak berdebu. Contoh GEOPOL ®A yang berwarna
coklat tua dan GEOPOL®B yang berwarna putih susu dituang pada gelas ukur
sebelum dicampur dengan air bisa dilihat seperti pada Gambar 3.2(a) dan 3.2(b).

Gambar 3.2(a) GEOPOL®A dan Gambar 3.2(b) GEOPOL®B

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3.2. Lokasi Pengambilan Sampel Benda Uji


Sampel penelitian yang kami gunakan berupa tanah lempung khususnya berwarna
abu-abu. Pengambilan sampel tanah yang digunakan di daerah Kradenan
Semarang dan di Desa Tinanding Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
1. Kabupaten Grobogan
Pengambilan sampel tanah dilakukan di Grobogan, Provinsi Jawa Tengah,
tepatnya di Desa Tinanding, pinggir jalan raya Semarang–Desa Tinanding Km
29, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Peta Lokasi
pengambilan sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 3.3.

U
1

Keterangan:
1. Jalan Menuju Kota Purwodadi
2. Lokasi Pengambilan Sampel Uji Tanah Desa Tinanding, Kec Gubug, Kab Grobogan.
3. Jalan menuju Kota Demak/Semarang

Gambar 3.3 Peta Lokasi Pengambilan Sampel di Desa Tinanding


Grobogan (Sumber: Google Map, 2020)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Kradenan Kota Semarang


Lokasi kedua kami mengambil lokasi tidak jauh dari Semarang tepatnya di
daerah Kradenan disepanjang Jalan Dewi Sartika, Sampangan, Kecamatan
Gunung Pati, Kota Semarang. Area sekitar Kradenan sekitar Universitas
Negeri Semarang dipilih karena termasuk wilayah yang diduga memiliki
karakteristik tanah lempung khususnya berwarna abu-abu dengan persebaran
yang merata jumlahnya. Peta lokasi pengambilan sampel tanah lempung abu-
abu tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Keterangan:
1. Jalan Menuju Sampangan
2. Lokasi Pengambilan Sampel Uji Tanah di daerah Kradenan
3. Jalan menuju Universitas Negeri Semarang

Gambar 3.4 Peta Lokasi Jalan Dewi Sartika Raya


(Sumber: Google Map, 2020)

Sampel uji penelitian yang hendak dipakai adalah tanah lempung berwarna abu-
abu yang berasal dari Kradenan Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Langkah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

pengambilan sampel tanah lempung abu-abu dengan cara menggali di lokasi


menggunakan cangkul sedalam ± 50 cm agar meminimalisir humus yang
menempel dipermukaan tanah. Proses pengambilan sampel uji tanah dapat dilihat
pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pengambilan Sampel Uji Tanah Lempung

3.3. Prosedur Pelaksanaan


Prosentase campuran GEOPOL® yang digunakan untuk percobaan ini adalah
sebesar 0%, 2%, 4%, 6%. Berikut ini adalah proses penentuan kadar air pada
sampel tanah lempung dari Tanah Kradenan maupun dari Grobogan.

Perhitungan Penentuan Kadar Air Pada Sampel Tanah:


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan kadar campuran
GEOPOL® untuk sampel tanah.
1. Hasil pengujian uji analisis saringan dan batas-batas atterberg untuk tanah asli
digunakan untuk mengklasifikasikan tanah berdasarkan klasifikasi tanah
AASHTO dan USCS.
2. Mencari grafik hubungan berat volume kering dan kadar air dengan uji
Pemadatan tanah asli. Grafik tersebut untuk mendapatkan nilai kadar air

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

keadaan optimum yang akan digunakan untuk membuat sampel pada uji CBR.
Penentuan kadar air pada sampel tanah uji dilakukan seperti berikut ini:
a. Menyiapkan sampel tanah masing-masing dari Tanah Kradenan dan Tanah
dari Gubug Desa Tinanding masing-masing sebanyak ± 6 kg/6000 gram
yang sudah dioven selama 24 jam dengan suhu 105-110°C.
b. Sampel tanah oven diletakkan pada palet berukuran 1,5×1,5 meter dan
didiamkan selama 30 menit supaya tidak terlalu panas kemudian
dihancurkan kembali dengan palu supaya tanah yang menggumpal lolos
saringan nomor 4 ketika akan dilakukan uji pemadatan/proctor.
c. Sampel tanah diayak dengan saringan nomor 4, lalu tanah lempung yang
lolos ayakan nomor 4 digunakan sebagai benda uji.
d. Tanah hasil ayakan sebanyak 6 kg disemprot dengan air yang dimasukkan
kedalam botol yang sudah dilubangi tutupnya. Air yang disemprot
ditentukan dari perhitungan prosentase batas plastis Wp (%) pada percobaan
Batas Plastis dalam Uji Batas-Batas Atterberg.
e. Mold yang dibersihkan dari sisa-sisa kotoran lalu ditimbang berat dan
diukur volume dalam keadaan kosong tanpa Collar diatasnya. Mold beserta
Collar yang digunakan selama praktikum seperti pada Gambar 3.6(a), dan
3.6(b)

Gambar 3.6(a) Mold Tampak Atas (Sumber: Metode Uji


CBR Laboratorium SNI 1744:2012)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 3.6(b) Mold Dengan Collar Tampak Depan (Sumber:


Metode Uji CBR Laboratorium SNI 1744:2012)

f. Mold disambung dengan collar lalu diisi tanah setinggi bibir Mold. Mold
yang berisi tanah lempung tersebut ditumbuk dengan hammer sebanyak 56
kali pada titik yang berlainan. Kemudian lapis berikutnya diisi dan ditumbuk
sebanyak 56 kali. Pengisian tanah dilanjutkan hingga 5 kali lapisan untuk
pemadatan secara modified.
g. Membuka sambungan Collar pada Mold, lalu permukaan tanahnya
diratakan jika ketinggian sampel tanah melebihi tinggi bibir Mold kemudian
sampel tanah ditimbang
h. Tanah dikeluarkan dengan dongkrak hidrolik dan diambil bagian atas,
tengah, dan bawah. Masing-masing diambil sedikit sampel kemudian dioven
selama 24 jam. Setelah 24 jam dioven, container + tanah kering ditimbang,
maka didapat nilai kadar airnya.
i. Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali dengan setiap kali menambah kadar
airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering terhadap kadar air.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

j. Nilai Kadar Air Optimum ini digunakan sebagai acuan perhitungan kadar
GEOPOL® yang akan dicampur dengan sampel tanah lempung. Untuk satu
cetakkan Mold besar dibutuhkan sampel tanah kering sebanyak ± 6 kg/6000
gram. Contoh perhitungan kadar air dapat dilihat seperti berikut ini:

Menghitung air optimum = (Berat sampel tanah kering × wopt) /100


Dengan contoh data seperti berikut ini:
Nilai OMC = 13% “(Asumsi)
Sampel Tanah Kering = 6000 gram
Air Optimum = (6000 × 13) /100
= 780 cc

Jadi air yang ditambah pada campuran GEOPOL® nantinya sebanyak 780 cc.
Hal ini tergantung grafik prosentase kadar air dari uji proctor pada tiap tanah
lempung.
3. Penakaran jumlah kadar efektif campuran Pada GEOPOL ® yang diperlukan
untuk stabilisasi pada sampel tanah lempung. Metode dalam melakukan jumlah
kadar campuran GEOPOL® adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kepadatan kering maksimum tanah yang belum mendapat
perlakuan,
b. Menentukan berat dari sampel tanah yang akan diuji,
c. Perhitungan penentuan kadar campuran GEOPOL® sebagai bahan aditif,
berikut ini adalah contoh perhitungan campuran GEOPOL® sebesar 2%.

Penambahan GEOPOL® A dan B (2%) = (2 × Air Optimum)/100


= (2 × 780) /100 = 15,6 cc
Penambahan GEOPOL® A dan B (4%) = (4 × Air Optimum)/100
= (4 × 780)/100 = 31,2 cc
Penambahan GEOPOL® A dan B (6%) = (6 × Air Optimum)/100
= (6 × 780)/100 = 46,8 cc
Jadi kadar air optimum sebesar 780 cc dicampur dengan GEOPOL ®A dan B
sebesar 0%, 2%, 4%, dan 6% dan kemudian disiram pada sampel tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

lempung lolos saringan No. 4. yang akan distabilisasi ditempatkan di palet.


Pengujian CBR dilakukan seperti pada langkah berikut:
a. Mencampur tanah lempung yang telah lolos saringan no. 4 dengan
campuran GEOPOL® A dan B di palet agar merata.
b. Sampel tanah yang sudah diberi campuran air dan GEOPOL® dimasukkan
kedalam mold dengan batas ketinggian bibir mold. Mold berisi tanah
disambung dengan collar lalu dilakukan pemadatan secara modified
proctor sebanyak 5 kali lapisan yang nantinya akan dilakukan pengujian
CBR setelah direndam. Sampel tanah sudah disiram campuran GEOPOL®
dan telah dipadatkan sebanyak 5 kali lapisan kemudian diberi nama pada
mold dan direndam selama 4 hari.
c. Sampel tanah yang sudah direndam selama 4 hari dikeluarkan dari bak
perendaman kemudian dimiringkan atau ditiriskan kurang lebih 20 menit.
Kemudian collar dilepas dan ditimbang moldnya.
d. Setelah mold ditimbang beratnya, ukur pengembangan yang terjadi.
Setelah itu contoh tanah dibalik lalu disaat bersamaan pasang proving ring
dan piston dalam rangka beban.
e. Contoh tanah diatas dongkrak dari rangka beban. Atur posisi piston hingga
menyentuh permukaan tanah kemudian stel bacaan ring pada posisi nol
stand lalu pasang dial pengukuran penetrasi.
f. Percobaan dilakukan sebagai berikut:
f.1. Siapkan stopwatch dan alat pencatat.
f.2. Putar dongkrak hingga piston berpenetrasi dengan kecepatan penetrasi
0,05 inchi permenit atau 1,27 mm
/menit sambil dicatat bacaan ring pada
interval waktu ¼ ; ½ ; 1 ; 1.5 ; 2 ; 2.5 ; 3 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 menit
f.3. Ambil mold dari alat CBR, kemudian mold dibuang tanahnya dengan
bantuan dongkrak manual.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 4
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3.4. Bagan Alir


Bagan alir ini adalah tahapan suatu penelitian akan berlangsung. Gambar bagan
alir dapat di lihat pada Gambar 3.7.

TAHAP 1 Mulai

Studi Literatur

Pengadaan Bahan Material, Pengambilan Sampel Tanah Asli

Atterberg Limits Grain Size Spesific Gravity

Lolos saringan
# 200 > 50%
YA TIDAK
Uji Hidrometer Klasifikasi Tanah

TAHAP 2 Pembuatan Benda Uji


Dengan berbagai w

Uji Pemadatan

Pembuatan Benda Uji +


GEOPOL® ( w =
woptimum)

Uji Pemadatan tanah


Yang sudah diberi
GEOPOL
Perendaman Benda Uji Uji CBR

Pengukuran % Swell

Uji CBR Soaked


dan Unsoaked

Analisis Hasil Uji

TAHAP 3 Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.7 Tahapan Proses Penelitian

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uraian Umum

Penelitian ini menggunakan sampel tanah yang berasal dari daerah Kradenan,
Semarang Jawa Tengah dan Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah. Tanah tersebut mengandung lempung, hal itu dibuktikan
pada saat pengamatan langsung di lapangan terdapat tanah yang memiliki tekstur
lembut berwarna abu-abu. Cara memperoleh sampel uji yang berupa tanah sekitar
dari daerah Kradenan, Semarang Jawa Tengah dan Desa Tinanding, Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dengan cara mengambil langsung
dilokasi. Setelah pengambilan tanah sekitar didapatkan, kemudian kedua sampel
tersebut dikeringkan dengan oven selama 24 jam diruangan laboratorium
mekanika tanah Unika Soegijapranata Semarang. Hal tersebut dilakukan, agar
tanah sekitar yang akan diuji dalam kondisi kering, karena pada saat pengambilan
sampel uji, tanah tersebut pada kondisi yang lembab. Dari hasil penelitian CBR
(Soaked) terendam dan (Unsoaked) tidak direndam serta uji kembang susut
(Swelling Potential) yang akan dilakukan, apabila hasil dari percobaan CBR
tersebut memenuhi syarat, maka dapat digunakan untuk pembuatan jalan. Selain
itu juga, hasil dari nilai Swelling Procentage, apabila tahan terhadap
pengembangan akibat intrusi air, maka dapat digunakan juga untuk pembuatan
jalan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium mekanika tanah Unika
Soegijaranata guna memperoleh hasil sehingga dapat disimpulkan bagaimana
tanah yang distabilisasi dengan campuran GEOPOL®. Prosedur pengujian yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu terdiri dari tahap persiapan pengujian dan
percobaan utama. Tahap persiapan pengujian dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dan jenis tanah. Setelah mengetahui karakteristik dan jenis tanah,
dilakukan percobaan utama yang terdiri atas Uji Kompaksi/Proctor secara
modifikasi, Uji CBR (California Bearing Ratio) dan Uji Swelling Procentage atau
kembang susut agar dijadikan sebagai dasar perencanaan perkerasan jalan raya.
Berikut adalah pengujian pada sampel tanah.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.2. Pengujian Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer

Sampel tanah pada penelitian ini berupa butiran halus atau butiran kasar. Maka
dari itu dilakukan penelitian atau uji analisis distribusi ukuran butir tanah dengan
pengujian analisis saringan dan pengujian analisis hidrometer.

4.2.1. Uji Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer Tanah Kradenan


Berikut ini adalah uji Analisis Saringan pada tanah asli dari daerah Kradenan Kota
Semarang:
1. Uji Analisis Saringan
Pengujian saringan dapat diketahui bahwa tanah di wilayah Kradenan Kota
Semarang memiliki hasil seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Saringan Tanah Sekitar Kradenan Semarang

Diameter Berat Berat tanah Berat


No. Saringan + Saringan Tertahan % %
Saringan Saringan
Tertahan Lolos
(mm) (gr) (gr) (gr)
- - - - - 0 100
4 4,750 419,8 419,8 0 0,00 100,00
10 2,000 407,8 407,8 0 0,00 100,00
20 0,850 397,8 397,8 0 0,00 100,00
40 0,425 381,2 381,2 0 0,00 100,00
80 0,180 400,6 401,6 1 0,58 99,42
120 0,125 382 383 1 0,58 98,85
200 0,075 351,6 353,4 1,8 1,04 97,81
Pan - 394,6 564,5 169,9 97,81 0,00
Jumlah 173 100

Pada saringan no 4 diameter 4.750 mm didapat prosentase kerikil tertahan kurang


dari 50% sebesar 0%. Kemudian pada saringan no 200 didapat prosentase tanah
berbutir halus lebih dari 50% yaitu 97,81%. Berdasarkan hasil pengujian analisis
saringan, kurva grafik pada pengujian dimulai dari kerikil tetapi berhenti pada
jenis tanah pasir halus, tidak sampai pada tanah lempung/lanau maka belum dapat
dicari nilai D10, D30, dan D60 untuk menentukan jenis gradasi sehingga harus
dilakukan uji analisis hidrometer. Grafik uji analisis saringan pada tanah asli
Kradenan dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.1 Hasil Uji Analisis Saringan Tanah Kradenan

2. Uji Analisis Hidrometer


Uji analisis hidrometer dihasilkan sebuah prosentase analisis butiran tanah
yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan kurva analisis hidrometer pada Gambar
4.2.

Tabel 4.2 Prosentase Analisis Butiran Tanah Kradenan


Prosentase gravel (%) 0
Prosentase coarse to medium sand (%) 1

Prosentase fine sand (%) 23


Prosentase silt – clay (%) 69
D10 0,00006
D60 0,0032
D30 0,00025
Cu = D60
𝐷10 53,333

Cc = 0,325521

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

SAND

GRAVEL
CLAY SILT
FINE COARSE TO MEDIUM

100,00

90,00

80,00

70,00
Prosentase Lolos (%)

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00
0,000 0,001 0,010 0,100 1,000
0,00
0,000 Diameter Butiran (mm)

Gambar 4.2 Hasil Uji Analisis Hidrometer Tanah Kradenan

Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk tanah kerikil), Cu > 6
(untuk pasir), dan Cc antara 1–3 (untuk kerikil & pasir). Sampel tanah Kradenan
didapat nilai Cu sebesar 53,33 > dari 4 untuk kerikil dan > dari 6 untuk pasir. Nilai
Cc didapat sebesar 0,3255. Sementara itu nilai Cc yang didapat kurang dari nilai 1.
Nilai Cu yang didapat memenuhi syarat akan tetapi nilai Cc tidak masuk kriteria
sehingga uji analisis saringan tanah asli di Kradenan didapatkan Silt 16% clay
sebesar 73% sehingga tanah ini didominasi jenis clay dengan gradasi yang buruk.

4.2.2. Uji Analisis Saringan dan Analisis Hidrometer Tanah Desa Tinanding
Berikut ini adalah pengujian analisis saringan pada sampel tanah asli dari Desa
Tinanding.
1. Uji Analisis Saringan
Berikut ini adalah hasil pengujian analisis saringan sampel tanah asli dari Desa
Tinanding didapat hasil pada Tabel 4.3.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Saringan Tanah Desa Tinanding


Berat
Diameter Berat Berat %
No. tanah + % Tertahan
Saringan Saringan Tertahan Lolos
Saringan Saringan
(mm) (gr) (gr) (gr)
- - - - - 0 100
4 4,750 419,8 419,8 0 0,00 100,00
10 2,000 407,8 407,8 0 0,00 100,00
20 0,850 397,8 397,8 0 0,00 100,00
40 0,425 381,2 381,2 0 0,00 100,00
80 0,180 400,6 400,6 0 0,00 100,00
120 0,125 382 382 0 0,00 100,00
200 0,075 351,6 358,1 6,5 3,93 96,07
Pan - 394,6 553,3 158,7 96,07 0,00
Jumlah 165,2 100

Diketahui bahwa sampel tanah mengandung Gravel 0%, Sand 0% namun silt dan
clay belum diketahui. Pada saringan no 4 diameter 4,750 mm didapat prosentase
tanah lolos 100%. Saringan no 200 diameter 0,075 mm prosentase tanah berbutir
halus lebih dari 50% yaitu 96,07%. Grafik uji analisis saringan pada tanah asli
Desa Tinanding seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil Uji Analisis Saringan Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Uji Analisis Hidrometer


Pada uji analisis hidrometer dihasilkan sebuah prosentase analisis butiran
tanah yang ditunjukkan pada pada Tabel 4.4 dan kurva analisis
hidrometer pada Gambar 4.4.

Tabel 4.4 Prosentase Analisis Butiran Tanah Desa Tinanding


Prosentase gravel (%) 0
Prosentase coarse to medium sand (%) 0

Prosentase fine sand (%) 10


Prosentase silt – clay (%) 80
D10 0,000065
D60 0,0075
D30 0,0014

Cu = D60
𝐷10 115,38

Cc =
4,02

Gambar 4.4 Hasil Uji Analisis Hidrometer Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tanah yang bergradasi baik mempunyai nilai Cu > 4 (untuk tanah kerikil), Cu > 6
(untuk pasir), dan Cc antara 1–3 (untuk kerikil & pasir). Sampel tanah Desa
Tinanding didapat nilai Cu sebesar 115,38 > 4 untuk kerikil dan > 6 untuk pasir
dan nilai Cc sebesar 4,02. Berdasarkan hasil, nilai C u memenuhi syarat sementara
itu nilai Cc tidak memenuhi syarat karena melebihi angka 3 untuk kerikil dan pasir
sehingga didapatkan hasil tanah berupa Silt 54% clay sebesar 26%. Maka dari itu
tanah ini didominasi jenis silt dengan gradasi yang buruk.

4.3. Uji Indeks Properties


Percobaan ini bertujuan untuk mengklasifikasi tanah dengan mengukur berat jenis
dan kadar air alami tanah dengan tahap pengujian meliputi uji kadar air dan uji
berat jenis tanah akan dibahas pada sub bab berikut ini.

4.3.1. Kadar Air (Water Content)


Uji kadar air dilakukan untuk mengetahui kadar air alami yang terdapat dalam
tanah. Pengujian ini dilakukan dengan cara sampel tanah dikeringkan selama 24
jam didalam oven dan didapat hasil uji seperti berikut ini:
1. Kadar Air Tanah Kradenan
Pengujian Kadar air yang diperoleh yaitu sebesar 33,96% pada tanah dari
Kradenan Kota Semarang seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tabel Uji Kadar Air Tanah Kradenan


No. Container 1 2
Berat container (gr) 71,5 73,5
Berat tanah basah + container (gr) 171,5 173,5
Berat tanah kering + container (gr) 138 139,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 66,5 66
Berat air (gr) 33,5 34
Kadar air (%) 50,38 51,52
Kadar air rata-rata (%) 33,96

2. Kadar Air Tanah Desa Tinanding


Kadar air yang diperoleh saat pengujian sampel tanah dari Desa Tinanding,
didapat sebesar 31,58% seperti pada Tabel 4.6.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.6 Tabel Uji Kadar Air Tanah Desa Tinanding


No. Container 1 2
Berat container (gr) 70,5 74
Berat tanah basah + container (gr) 170,5 174
Berat tanah kering + container (gr) 147 149,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 76,5 75,5
Berat air (gr) 23,5 24,5
Kadar air (%) 30,72 32,45
Kadar air rata-rata (%) 31,58

4.3.2. Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)


Selain kadar air, hasil dari uji indeks properties adalah specific gravity (Gs).
Penelitian ini berguna untuk mengetahui berat jenis suatu sampel tanah. berat
jenis tanah adalah nilai perbandingan berat butiran tanah dengan berat air raksa
dengan volume yang sama pada temperatur tertentu. Pengujian berat jenis tanah
pada sampel tanah asli dari Kradenan adalah sebagai berikut:
1. Berat Jenis Tanah Kradenan
Berikut ini adalah proses pengujian berat jenis sampel tanah asli dari Kradenan
dapat dilihat seperti pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pengujian Berat Jenis Tanah

Setelah dilakukan pengujian sampel pada tanah asli sekitar Kradenan Kota
Semarang didapatkan hasil Berat jenis/Gs (Spesific Gravity) rata-rata sebesar
2,70 seperti pada Tabel 4.7.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.7 Berat Jenis Tanah Dari Kradenan Semarang


Picnometer 1 2
Berat tanah kering (gr) 40 40
Berat air (gr) 15 14,5
Berat pic kosong (gr) 40 40
berat pic + aquades (gr) 140,5 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 26,5 27
Berat pic + tanah kering (gr) 80 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 165,5 164
Temperatur, T2 ( ◦ ) 30 30
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (Spesific gravity) 2,65 2,75
Gs (Spesific gravity) rata-rata 2,70

2. Berat Jenis Tanah Desa Tinanding


Berat jenis/Gs rata-rata pada sampel tanah asli yang telah dilakukan pengujian
dari Desa Tinanding, Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan memiliki nilai
Gs sebesar 2,66 seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Berat Jenis Tanah Dari Desa Tinanding


Picnometer 1 2
Berat tanah kering (gr) 36 40
Berat air (gr) 13 15,5
Berat pic kosong (gr) 40 40
berat pic + aquades (gr) 139 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 29 29
Berat pic + tanah kering (gr) 76 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 162 163
Temperatur, T2 ( ◦ ) 30,5 31
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (Spesific gravity) 2,76 2,57
Gs (Spesific gravity) rata-rata 2,66

Tanah asli sekitar Kradenan digolongkan “Lempung Tak Organik” jenis


tanah dan tanah sekitar Desa Tinanding termasuk jenis “Lanau Tak Organik”
Menurut (Hardiyatmo,2010) berat jenis dari beberapa jenis tanah diperlihatkan
seperti pada Tabel 4.9.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 5
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.9 Berat Jenis Dari Beberapa Jenis Tanah


Jenis Tanah Berat Jenis(Gs)
Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau Tak Organik 2,62-2,68
Lempung Organik 2,58-2,65
Lempung Tak Organik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80
(Sumber: Hardiyatmo, 2010)

4.4. Uji Atterberg Limits


Uji Atteberg Limits/Uji Batas-Batas Atterberg mencakup penentuan batas-batas
Atterberg yang meliputi: batas cair, batas plastis, dan batas susut untuk
menentukan indeks plastisitas pada tanah dengan hasil uji seperti pada sub bab
berikut ini.

4.4.1. Uji Atterberg Limits Tanah Kradenan


Pelaksanaan pengujian Atterberg Limits pada sampel tanah asli dari Kradenan
didapat dengan hasil yang akan dibahas berikut ini:
1. Batas Cair
Berikut ini adalah hasil pengujian uji batas cair pada sampel tanah asli dari
daerah Kradenan yang ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Batas Cair Pada Tanah Kradenan


No. Container 1 2 3 4 5
Berat Container, W1 (gr) 4,7 5,1 4,9 4,7 4,5
Berat tanah basah + Container, W2 (gr) 14,40 13,60 13,10 13,80 15,80
Berat tanah kering + Container, W3 (gr) 10,60 10,10 9,40 9,80 10,80
Berat tanah basah, W4 = W2 - W1 (gr) 9,70 8,60 8,50 8,90 10,80
Berat tanah kering, W5 = W3 - W1 (gr) 5,90 5,10 4,80 4,90 5,80
Berat air, W6 = W4 - W5 (gr) 3,80 3,50 3,70 4,00 5,00

Kadar Air, W = (W6/W5) x 100% 64,41 68,63 77,08 81,63 86,21

Banyak ketukan, N 70 52 34 24 12
Batas cair, WL (%) 81

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Pada Gambar 4.6 menunjukkan proses pembuatan sampel uji batas cair pada
tanah Kradenan. Pengujian batas cair standar pada ketukan ke-25 diperoleh
kadar air sebesar 81%.

Gambar 4.6 Pembuatan Sampel Uji Batas Cair


Berikut ini adalah hasil Grafik Uji batas Cair Tanah Kradenan seperti pada
Gambar 4.7.

90,00

81,00
80,00

70,00

60,00

50,00
Kadar air

40,00
(%)

30,00

20,00

10,00
05101520
25
25 303540455055606570

0,00
Jumlah ketukan (N)

Gambar 4.7 Grafik Uji batas Cair Tanah Kradenan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Batas Plastis
Berikut ini adalah hasil uji batas plastis pada tanah Kradenan yang
ditunjukkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Batas Plastis Tanah Kradenan


No. Container A B C
Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00
Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,85 6,65 7,00
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,60 6,00 6,20
Berat Tanah Basah (gr) 1,85 1,65 2,00
Berat Tanah Kering (gr) 1,60 1,00 1,20
Berat Air (gr) 0,25 0,65 1,70
Kadar Air (%) 15,63 65,00 31,48
Batas plastis,Wp (%) 37,37

Berdasarkan uji batas cair dan uji batas plastis didapat hasilnya, maka bisa
didapat nilai Indeks Plastisitas dengan cara melakukan perhitungan
pengurangan dari batas cair dan batas plastis seperti perhitungan berikut.

Indeks Plastisitas = Liquid Limit (LL) – Plasticity Limit (PL)


= 81 % – 37,37 % = 43,63 %

Berikut ini adalah proses pengujian batas plastis pada tanah dengan
menggunakan jangka sorong seperti pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Sampel Uji Batas Plastis Tanah Kradenan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berdasarkan pada Tabel 2.2 Klasifikasi tanah Unified Soil Classification


System/USCS, hasil pengujian klasifikasi dan karakteristik tanah sekitar
Kradenan jika dihubungkan dengan nilai batas cair dan indeks plastisitas
termasuk dalam klasifikasi CH “Lempung Tak Organik dengan Plastisitas
Tinggi Lempung Gemuk” seperti pada Gambar 4.9.

81%

Gambar 4.9 Klasifikasi pada Tanah Kradenan metode USCS

Deskripsi nilai-nilai Indeks Plastisitas (IP), Liquid Limit (LL), Plasticity Limit
(PL) didapatkan hasil seperti berikut ini:

Indeks Plastisitas (IP) = 43,63%


Liquid Limit (LL) = 81%
Plasticity Limit (PL) = 37,37%

Selanjutnya untuk mengklasifikasi tanah yang diuji kedalam klasifikasi


AASHTO juga dilakukan berdasarkan hasil dari pengujian Indeks Plastisitas,
Liquid Limit (LL) dan Plasticity Limit (PL). Batas cair (LL) pada sampel tanah
asli didapatkan hasil sebesar 81% serta indeks plastisitas (IP) didapat sebesar
43,63% seperti pada Gambar 4.10.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

81
Batas Cair
Gambar 4.10 Klasifikasi pada tanah Kradenan metode AASHTO

Menurut klasifikasi AASHTO, batas cair minimal 41% dan nilai indeks
plastisitas minimal 11% serta nilai (PL) > 30, maka sampel tanah ini
digolongkan pada kriteria klasifikasi A-7-5 dengan jenis bahan pendukung
utama tanah berlempung dengan penilaian umum sebagai tanah dasar sedang
sampai buruk. Berdasarkan nilai Indeks Plastisitas (IP) dan nilai prosentase
tanah lempung yang didapat dari uji analisis hidrometer, dapat dihitung nilai
aktivitas seperti pada persamaan 2.22 berikut ini:

A= IP....................................................................................(2.22)
% 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔

A = 43,63 % = 1,038
42%
Berdasarkan Tabel 2.5 aktivitas tanah lempung, tanah dari Kradenan
mengandung tanah Montmorilonite karena nilai aktivitas pada sampel tanah
didapat sebesar 1,038.

3. Batas Susut
Uji Batas susut yang didapat dari pengujian sampel tanah asli dari Kradenan
didapat sebesar 61,73%. Berikut ini adalah contoh proses penimbangan berat
tanah kering + container pada sampel uji seperti pada Gambar 4.11.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.11 Pengujian Batas Susut pada Tanah Kradenan

Berikut ini adalah hasil uji batas cair pada tanah Kradenan yang ditunjukkan
pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Batas Susut Tanah Kradenan
Berat Container, W1 (gr) 56,5
Berat tanah basah + container, W2 (gr) 83,5
Berat tanah kering + container, W3 (gr) 73
Berat tanah basah, W4 = W2-W1 (gr) 27
Berat tanah kering, W5 = W3-W1 (gr) 16,5
Berat air, W6= W4-W5 (gr) 10,5
Kadar air, w= (W6/W5)*100% 63,63
Volume tanah basah, V0 (cm3) 10,60
Berat piring, W7 (gr) 68
Berat piring + air raksa, W8 (gr) 208
Berat air raksa, W9 (gr) 140
Volume tanah kering, Vf (cm3) 10,29
Batas susut, ws (%) 61,73
Berat susut, Ws (%) 23,10
Kesalahan Relatif 38,63
Shrinkage Ratio, SR=W5/Vf 1,60

4.4.2. Uji Atterberg Limits Tanah Desa Tinanding


Berikut ini adalah pengujian Atterberg Limits pada sampel tanah asli dari
Kradenan.
1. Batas Cair
Uji batas cair standar pada ketukan ke-25 diperoleh kadar air sebesar 65%.
Hasil uji batas cair pada tanah Desa Tinanding ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.13 Hasil Uji Batas Cair Pada Tanah Desa Tinanding
No. Container 1 2 3 4 5
Berat Container, W1 (gr) 4,7 5,1 4,9 4,7 4,5
Berat tanah basah + Container, W2 (gr) 11,9 13,5 12 19,6 20,2
Berat tanah kering + Container, W3 (gr) 9,9 10,9 9,6 14,2 14,1
Berat tanah basah, W4 = W2 - W1 (gr) 7,7 8,9 7,6 15,4 15,7
Berat tanah kering, W5 = W3 - W1 (gr) 5,2 5,8 4,7 9,5 9,6
Berat air, W6 = W4 - W5 (gr) 2,5 3,1 2,9 5,9 6,1

Kadar Air, W = (W6/W5) x 100% 38,46 44,82 51,06 56,84 63,54

Banyak ketukan, N 70 56 41 25 13
Batas cair, WL (%) 55

Grafik pengujian batas-batas Atterberg yaitu pengujian batas cair pada sampel
tanah asli dari Desa Tinanding bisa dilihat seperti pada Gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12 Grafik Uji Batas Cair Desa Tinanding

Setelah didapatkan hasil batas cair sebesar 55% dengan jumlah ketukan sebanyak
25 kali, Berikut ini adalah salah satu proses pelaksanaan pengujian Atterberg
Limits yaitu pengujian batas cair pada sampel tanah asli dari Desa Tinanding
dengan bantuan alat casagrande dan grooving tool seperti pada Gambar 4.13.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.13 Sampel Batas Cair dengan alat Casagrande

2. Batas Plastis
Berikut ini adalah hasil uji batas plastis pada tanah Desa Tinanding yang
dapat ditunjukkan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Batas Plastis Tanah Desa Tinanding


No. Container A B C
Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00
Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,60 6,70 6,55
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,10 6,20 6,03
Berat Tanah Basah (gr) 1,60 1,70 1,55
Berat Tanah Kering (gr) 1,10 1,20 1,03
Berat Air (gr) 0,50 0,50 0,52
Kadar Air (%) 45,45 41,67 50,4854
Batas plastis,Wp (%) 45,87

Indeks Plastisitas = Liquid Limit (LL) – Plasticity Limit (PL)


= 55 % – 45,87%
= 9,13%
Berikut ini adalah hasil klasifikasi tanah dari Desa Tinanding Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan menurut sistem klasifikasi tanah Unified/USCS
seperti pada Gambar 4.14.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.14 Klasifikasi pada Tanah Desa Tinanding


berdasarkan metode USCS

Karakteristik tanah di Desa Tinanding termasuk dalam klasifikasi MH “Lanau


Tak Organik Atau Pasir Halus Diatomae, Lanau Elastis”. Untuk
mengklasifikasi tanah yang diuji secara AASHTO dapat dilihat pada Gambar
4.15 berikut.

Batas Cair
Gambar 4.15 Klasifikasi AASHTO pada tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Indeks Plastisitas(IP) = 9,13%


Liquid Limit (LL) = 55%
Plasticity Limit (PL) = 45,87%

Menurut klasifikasi AASHTO, batas cair minimal 41% dan nilai indeks
plastisitas maksimal 10% sehingga sampel tanah ini digolongkan pada kriteria
klasifikasi A-5 seperti pada Gambar 4.15. Klasifikasi tanah A-5 merupakan
klasifikasi tanah dengan jenis bahan pendukung utama tanah berlanau dengan
tingkatan umum sebagai tanah dasar sedang sampai buruk.. Jika plastisitas
suatu tanah bertambah kecil, berarti tanah tersebut semakin padat. Dengan
berkurangnya nilai plastisitas tanah lempung maka beberapa sifat lempung
yang kurang menguntungkan dipandang dari segi mekanis seperti kembang
susut dapat diperbaiki. Berdasarkan nilai Indeks Plastisitas (IP) dan nilai
prosentase tanah lempung yang didapat, dapat dihitung nilai aktivitas seperti
berikut ini:

A= IP ............................................................................. (2.3)
% 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑕 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔

A = 29,07 % = 1,115
26 %

Berdasarkan Tabel 2.5 aktivitas tanah lempung, tanah dari Desa Tinanding
mengandung tanah Montmorillonite karena nilai aktivitas (A) pada sampel
tanah didapat sebesar 1,115.

3. Batas Susut
Berikut ini adalah salah satu pengujian Atterberg Limits/Batas-Batas Pengujian
Atterberg yaitu batas susut. Proses pelaksanaan uji Atterberg Limits yang
terakhir dilanjutkan dengan pengujian batas susut pada sampel tanah asli dari
Desa Tinanding. Penimbangan berat sampel tanah asli pada uji batas susut
tanah dari Desa Tinanding dapat dilihat seperti pada Gambar 4.16.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 6
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.16 Penimbangan Berat Sampel Batas Susut

Hasil sampel uji tanah asli dari Desa Tinanding didapat nilai sebesar 51,48%.
Berikut ini adalah hasil uji batas susut pada tanah Desa Tinanding yang
ditunjukkan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Batas Susut Tanah Desa Tinanding


Berat Container, W1 (gr) 46,5
Berat tanah basah + container, W2 (gr) 76,5
Berat tanah kering + container, W3 (gr) 66
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr) 30
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr) 19,5
Berat air, W6= W4-W5 (gr) 10,5
Kadar air, w= (W6/W5)*100% 53,84
Volume tanah basah, V0 (cm3) 10,60
Berat piring, W7 (gr) 68
Berat piring + air raksa, W8 (gr) 206
Berat air raksa, W9 (gr) 138
Volume tanah kering, Vf (cm3) 10,15
Batas susut, ws (%) 51,48
Berat susut, Ws (%) 16,67
Kesalahan Relatif 34,80
Shrinkage Ratio, SR=W5/Vf 1,92

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.5. Uji Pemadatan/Kompaksi


Tujuan dari uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat
isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Tingkat kepadatan pada
sampel tanah dapat ditentukan dari berat volume kering (gd) sampel tanah yang
dipadatkan. Jika kadar air pada sampel tanah rendah maka tanah tersebut keras,
kaku dan sukar dipadatkan. Jika kadar air ditambah maka air itu berfungsi sebagai
pelumas sehingga tanah tersebut lebih mudah untuk dipadatkan.

Setelah dipadatkan ruang pori antar butir akan menjadi lebih kecil. Pada suatu
nilai kadar air tertentu, angka pori akan menjadi lebih rendah, yaitu tanah menjadi
paling padat. Kadar air ini adalah kadar air yang tepat untuk daya pemadatan yang
disebut sebagai kadar air optimum (woptimum). Dalam penelitian pemadatan ini
dilakukan terhadap tanah asli dan masing-masing sampel dilakukan lima kali
percobaan dengan kadar air yang berbeda-beda untuk mendapatkan berat volume
kering maksimum (gd) serta kadar air optimum (woptimum).
Berikut adalah pembuatan sampel dan pengujian pemadatan modified yang dapat
dilihat pada Gambar 4.17 dan 4.18.

Gambar 4.17 Pengambilan dan Pengeringan Tanah Sampel

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.18 Pembuatan Sampel Tanah Proctor Modified

Dari data tersebut dapat dibuat kurva hubungan antara kadar air dengan
kepadatan. Dari kurva tersebut dapat dilihat bahwa makin bertambah kadar air,
maka kepadatan yang dicapai akan cenderung meningkat, sampai pada kadar air
tertentu kepadatan mencapai maksimum (Maximum Dry Density) dan bila
penambahan air masih tetap dilakukan maka tingkat kepadatan akan menurun.
Seperti pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Pengujian Pemadatan Modified Proctor

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.5.1. Uji Pemadatan/Kompaksi Tanah Kradenan


Uji pemadatan bertujuan untuk mendapatkan grafik OMC atau kadar air optimum.
Dari nilai OMC tersebut dihasilkan nilai kadar air sebesar 13% dan MDD
(Maximum Dry Density) didapat sebesar 1,82 gr/cm3 dengan air optimum 780 cc.
Kadar air tanah berkaitan dengan derajat kekerasan dari tanah tersebut. Bila kadar
air tanah rendah, maka dibutuhkan suatu energi pemadatan yang besar, sebaliknya
jika kadar air tanah tinggi walaupun energi pemadatan maka hal ini tidak berarti
tanah akan menjadi lebih padat karena dalam hal ini volume pori sudah menjadi
jenuh karena air meskipun dengan menaikkan energi pemadatan butir-butir tanah
tidak mungkin menjadi lebih padat. Hasil nilai kadar air pada tanah Kradenan
dapat dilihat seperti pada Gambar 4.20.

1,82

Gambar 4.20 Uji Proctor pada Tanah Kradenan

4.5.2. Uji Pemadatan/Kompaksi Tanah Desa Tinanding


Dalam uji pemadatan modifikasi pada sampel tanah asli dari Desa Tinanding
memiliki grafik OMC(Optimum Moisture Content)/ Kadar air dengan nilai 13,15
% dengan nilai MDD (Maximum Dry Density) sebesar 1,74 gr/cm3 seperti pada
Gambar 4.21.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Gambar 4.21 Uji proctor tanah Desa Tinanding

4.6. Uji California Bearing Ratio (CBR)


Percobaan CBR laboratorium berguna untuk mengetahui kekuatan tanah dasar.
Nilai CBR adalah perbandingan (dalam %) antara tekanan yang diperlukan untuk
menembus tanah dengan standar tertentu. Pada penelitian ini dilakukan pengujian
CBR terendam (soaked) dan tidak terendam (unsoaked). Berikut ini adalah
pengujian CBR soaked dan unsoaked laboratorium.

4.6.1. Uji CBR Tanah Kradenan


Percobaan dilakukan uji CBR laboratorium pada sampel tanah dari Kradenan
dengan metode soaked/direndam selama 4 hari dan tidak direndam seperti pada
pembahasan berikut ini:
1. Uji CBR Soaked/Terendam
Percobaan dilakukan secara CBR laboratorium dengan sampel tidak diperam
sebelum perendaman selama 4 hari atau 96 jam. Berikut ini adalah pengujian
sampel tanah Kradenan secara terendam seperti berikut:
a. Uji CBR Soaked Tanpa Pemeraman
Uji CBR soaked pada sampel tanah asli dari Kradenan tanpa pemeraman
seperti pada Tabel 4.16 berikut.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.16 Hasil Uji CBR soaked Tanah Kradenan Tanpa Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,15
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 1,84
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 2,66
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 4,26

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 4,26% dengan
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

b. Uji CBR Soaked Dengan Pemeraman 2 Hari


Berikut ini adalah hasil uji CBR soaked dengan 2 hari pemeraman dan
dilakukan uji perendaman di bak berisi air penuh selama 4 hari atau 96 jam
di laboratorium mekanika tanah seperti pada Tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17 Hasil uji CBR soaked Tanah Kradenan 2 Hari Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
2 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,64
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 3,13
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 6,77
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 8,88

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 8,889% dengan
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%

c. Uji CBR Soaked Dengan Pemeraman 4 Hari


Berikut ini adalah hasil uji CBR soaked dengan 4 hari pemeraman seperti
pada sebelum direndam seperti pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Hasil uji CBR soaked Tanah Kradenan 4 Hari Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
4 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,66
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 3,75
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 7,33
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 9,33

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 9,33% dengan
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%

2. Uji CBR Unsoaked/Tidak Terendam

Percobaan dilakukan secara CBR laboratorium dengan sampel diperam selama


4 hari namun tidak dilakukan perendaman selama 4 hari atau 96 jam seperti
pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil uji CBR Unsoaked Tanah Kradenan Tanpa Pemeraman
Nilai CBR (%) Unsoaked
No Variabel
Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 6,66
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 10,88
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 26,44
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 57,77

4.6.2. Uji CBR Tanah Desa Tinanding


Percobaan dilakukan uji CBR laboratorium pada sampel tanah dari Kradenan
dengan metode soaked/direndam selama 4 hari dan tidak direndam seperti pada
pembahasan berikut ini:
1. Uji CBR Soaked (Terendam)
Percobaan dilakukan secara CBR laboratorium dengan sampel tidak diperam
sebelum perendaman selama 4 hari atau 96 jam seperti berikut:
a. Uji CBR Soaked Tanpa Pemeraman
Berikut ini adalah hasil uji CBR soaked dengan campuran GEOPOL® tanpa
pemeraman seperti pada Tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Hasil uji CBR Soaked Tanah Desa Tinanding Tanpa Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,16
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 2,06
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 2,82
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 6,84

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 6,844% dengan
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

b. Uji CBR Soaked Dengan Pemeraman 2 Hari


Hasil uji CBR soaked dengan campuran GEOPOL® serta 2 hari pemeraman
seperti pada Tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21 Hasil uji CBR soaked Tanah Desa Tinanding 2 Hari Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
2 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,62
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 4,22
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 7,88
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 10,11

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 10,11% dengan
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

c. Uji CBR Soaked dengan Pemeraman 4 Hari


Hasil uji CBR laboratorium dengan campuran GEOPOL® secara soaked
dengan masa 4 hari pemeraman seperti Tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Hasil uji CBR soaked Tanah Desa Tinanding 4 Hari Pemeraman
Nilai CBR (%) Soaked
No Variabel
4 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,77
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 4,44
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 8,53
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 12,44

Sampel tersebut didapatkan hasil Uji CBR tertinggi sebesar 12,444 %


dengan variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

2. Uji CBR Unsoaked (Tidak Terendam)


Uji CBR dengan diberi dan tidak diberi campuran GEOPOL® dan dilakukan
pemeraman 4 hari namun tidak dilakukan perendaman. Berikut ini adalah hasil
uji CBR laboratorium

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

pada sampel tanah unsoaked tanpa dilakukan pemeraman seperti pada Tabel
4.23.
Tabel 4.23 Hasil uji CBR Unsoaked Tanah Desa Tinanding Tanpa Pemeraman
Nilai CBR (%) Unsoaked
No Variabel Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 9,11
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 16,66
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 32,22
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 83,22

Pada pengujian sampel CBR unsoaked Tanah Desa Tinanding tanpa


pemeraman didapatkan hasil CBR sebesar 83,229% yang artinya sampel
tersebut memiliki daya dukung tanah yang baik.

4.6.3. Perbandingan Uji CBR Tanah Kradenan dan Tanah Desa Tinanding
Berikut ini adalah perbandingan nilai uji CBR laboratorium pada sampel tanah
Kradenan dan Desa Tinanding.
1. Uji CBR Tanah Kradenan
Pelaksanaan uji CBR Tanah Kradenan secara soaked dan unsoaked dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji CBR


Soaked dan Unsoaked Tanah Kradenan
Nilai CBR (%)
Variabel Soaked Unsoaked
No
Tanpa 2 Hari 4 Hari 4 Hari
Pemeraman Pemeraman Pemeraman Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,15 0,64 0,66 6,66
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 1,84 3,13 3,75 10,88
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 2,66 6,77 7,33 26,44
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 4,26 8,88 9,33 57,77

Berdasarkan pengujian CBR pada sampel tanah asli dari Kradenan baik Soaked
dan Unsoaked, Tanah tersebut memiliki hasil CBR soaked tertinggi sebesar 9,33%
pada variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berikut ini adalah grafik perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai Uji CBR
soaked pada Tanah Kradenan seperti pada Gambar 4.22.

16,0

14,0

12,0

10,0
Nilai CBR

8,0
(%)

Tanpa Pemeraman
2 Hari Pemeraman
6,0
4 Hari Pemeraman

4,0
2,0

0,0
0 2 4 6 8
Kadar GEOPOL (%)
Batas CBR Subgrade Minimal Praktis Min 6% (Bina Marga, 2012) CBR Kradenan

Gambar 4.22 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai


uji CBR soaked pada Tanah Kradenan

Hasil uji CBR unsoaked tertinggi didapat hasil sebesar 57,77% pada variabel
Tanah Asli + GEOPOL® 6% seperti pada Gambar 4.23.

80,0

70,0

60,0

50,0
Nilai CBR

40,0
(%)

30,0 Tanpa Perendaman

20,0

10,0

0,0
0 2 4 6 8
Kadar GEOPOL (%)
Batas CBR Subgrade Minimal Praktis Min 6% (Bina Marga, 2012) CBR Kradenan

Gambar 4.23 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai


uji CBR unsoaked pada Tanah Kradenan

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 7
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Uji CBR Tanah Desa Tinanding


Pelaksanaan uji CBR Tanah Desa Tinanding secara soaked dan unsoaked dapat
dilihat seperti pada Tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap CBR Soaked


dan Unsoaked Tanah Desa Tinanding
Nilai CBR (%)
Variabel
No Soaked Unsoaked
Tanpa 2 Hari 4 Hari 4 Hari
Pemeraman Pemeraman Pemeraman Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 0,16 0,62 0,77 9,11
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 2,06 4,22 4,44 16,66
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 2,82 7,88 8,53 32,22
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 6,84 10,11 12,44 83,22

Menurut Tabel 4.27, CBR pada sampel tanah asli dari Desa Tinanding soaked dan
unsoaked, Tanah tersebut memiliki hasil CBR soaked tertinggi sebesar 12,444%
pada variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%. Hal ini disebabkan oleh 4 hari masa
pemeraman dan hasil CBR unsoaked tertinggi didapat hasil sebesar 83,229% pada
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%. Uji CBR laboratorium dengan kadar
GEOPOL® 6% pada tanah Desa Tinanding seperti pada Gambar 4.24 berikut in

Gambar 4.24 Uji CBR laboratorium dengan kadar GEOPOL® 6%


pada Tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berikut adalah contoh perhitungan CBR dengan variabel Tanah Asli Desa
Tinanding + GEOPOL® 6%.

1. Nilai CBR untuk penetrasi 0,254 cm (0,1”) terhadap penetrasi standar yang
besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi).

CBR (0,1) =

=
= 12,333 %
2. Nilai CBR untuk penetrasi 0,508 cm (0,2”) terhadap penetrasi standar yang
besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi).

CBR (0,2) =

=
= 12,444 %
Berikut adalah perbandingan kadar GEOPOL® uji CBR soaked dan unsoaked
pada tanah Desa Tinanding seperti pada Gambar 4.25.dan 4.26.

Gambar 4.25 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai


Uji CBR soaked pada Tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

16,0

14,0

12,0

10,0
Nilai CBR (%)

8,0

6,0 Tanpa Pemeraman


2 Hari Pemeraman
4,0 4 Hari Pemeraman

2,0

0,0
0 2 4 6 8
Kadar GEOPOL (%)
Batas CBR Subgrade Minimal Praktis Min 6% (Bina Marga, 2012)
CBR Desa Tinanding

Gambar 4.26 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai Uji


CBR unsoaked pada Tanah Desa Tinanding
4.7. Uji Swelling Procentage

Uji swelling procentage dilakukan menggunakan sampel tanah asli dari Kradenan
dan dari Desa Tinanding dengan pemeraman maupun tanpa pemeraman. Uji
swelling procentage dilakukan setelah sampel tersebut direndam selama 4 hari
dengan bak terisi air dan tertutup. Berikut ini adalah proses pengujian swelling
procentage pada sampel tanah asli dari Kradenan dan dari Desa Tinanding.

4.7.1. Uji Swelling Procentage pada Tanah Kradenan


Setelah dilakukan uji CBR pada tanah dari kedua lokasi, maka dilanjutkan dengan
menguji swelling procentage pada sampel tanah dari Kradenan. Berikut ini adalah
hasil pengujian swelling procentage sampel tanah dari Kradenan.
1. Uji Swelling Procentage Soaked
Pengujian ini dilakukan dengan perendaman selama 4 hari atau 96 jam.
Perendaman dilakukan pada sampel tanah asli yang sudah diberi GEOPOL ®
yang diperam selama 2 dan 4 hari serta sampel tanah yang tidak dilakukan
pemeraman seperti berikut ini:

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

a. Uji CBR Soaked Tanpa Pemeraman


Pengujian sampel tanah dilakukan perendaman selama 4 hari atau 96 jam
tanpa dilakukan pemeraman. Pengujian uji swelling procentage soaked
Tanah ini didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Kradenan Tanpa Pemeraman
Swelling Procentage (%) Soaked
No Variabel
Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 13,99
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 12,25
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 9,79
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 8,56

Sampel tersebut didapatkan hasil uji swelling procentage terendah sebesar


8,56% dengan variabel Tanah Asli + GEOPOL ® 6% yang menandakan
sampel tanah tersebut memenuhi standar minimum subgrade 6% dengan 4
hari perendaman menurut Bina Marga.

b. Uji CBR Soaked Dengan Pemeraman 2 Hari


Sampel tanah diperam selama 2 hari kemudian dilakukan perendaman
dengan bak berisi air penuh selama 4 hari. Pada pengujian dengan
pemeraman selama 2 hari didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Kradenan 2 Hari Pemeraman
Swelling Procentage (%) Soaked
No Variabel
2 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 13,98%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 10,99%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 8,59%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 4,22%

Sampel tersebut didapatkan hasil uji swelling procentage terendah sebesar


4,22% dengan variabel Tanah Asli + GEOPOL ® 6% yang menandakan
sampel tanah tersebut memenuhi standar minimum swelling procentage 6%
dengan 4 hari perendaman menurut Bina Marga.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Uji CBR Soaked Dengan Pemeraman 4 Hari


Sampel tanah diperam selama 4 hari kemudian dilakukan perendaman
selama 4 hari. Pengujian swelling procentage dengan didapatkan hasil
seperti pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Kradenan 4 Hari Pemeraman
Swelling Procentage (%) Soaked
No Variabel
4 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 14,17%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 10,78%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 8,43%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 4,83%

Sampel tersebut didapatkan hasil uji swelling procentage terendah sebesar


4,83% dengan variabel tanah asli + GEOPOL® 6% yang menandakan
sampel tanah tersebut memenuhi standar minimum swelling procentage 6%
dengan 4 hari perendaman menurut Bina Marga.

4.7.2. Uji Swelling Procentage Tanah Desa Tinanding

Setelah dilakukan uji swell procentage pada tanah asli dari Kradenan, maka
dilanjutkan dengan menguji sampel dari Desa Tinanding seperti berikut ini:
1. Uji Swelling Procentage Soaked
Pada pengujian swelling procentage soaked, Sampel tanah yang sudah diberi
GEOPOL® direndam 4 hari. Perendaman dilakukan pada sampel tanah asli
yang diperam selama 2 dan 4 hari serta sampel tanah yang tidak dilakukan
pemeraman. Berikut ini adalah beberapa pengujian sampel tanah asli dari Desa
Tinanding yang dilakukan pengujian swelling procentage secara
soaked/terendam selama 4 hari.
a. Uji Swelling Procentage Soaked Tanpa Pemeraman
pengujian sampel tanah dilakukan perendaman selama 4 hari tanpa
dilakukan pemeraman sebelumnya. Pengujian swelling procentage soaked
Tanpa Pemeraman ini didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.29

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.29 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Desa Tinanding tanpa Pemeraman
Swelling Procentage (%)
No Variabel
Tanpa Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 12,42
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 11,17
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 10,25
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 7,69

Sampel tersebut didapatkan hasil uji swelling procentage terendah sebesar


7,69% dengan variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

b. Uji Swelling Procentage Dengan Pemeraman 2 Hari


Sampel tanah diperam dan direndam selama 4 hari. Pengujian ini
didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Desa Tinanding 2 Hari Pemeraman
Swelling Procentage (%)
No Variabel
2 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 13,81%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 10,93%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 7,67%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 3,99%

Sampel tersebut didapatkan hasil nilai uji swelling procentage terendah


sebesar 3,99% dengan variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6%.

c. Uji Swelling Procentage Dengan Pemeraman 4 Hari


Sampel tanah diperam dan direndam selama 4 hari. Pengujian ini
didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31 Hasil uji Swelling Procentage Soaked Tanah


Kradenan 4 Hari Pemeraman
Swelling Procentage (%)
No Variabel
2 Hari Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 13,90%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 10,34%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 7,53%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 3,87%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.7.3. Perbandingan Nilai Uji Swelling Procentage Tanah Kradenan dan


Tanah Desa Tinanding
Berikut ini adalah perbandingan nilai uji swelling procentage pada sampel tanah
asli Kradenan dan dari Desa Tinanding yang diberi berbagai variasi prosentase
kadar campuran GEOPOL®.

1. Uji Swelling Procentage Soaked


Pengujian ini dilakukan dengan perendaman selama 4 hari. Perendaman
dilakukan pada sampel tanah asli yang sudah diberi GEOPOL ® yang diperam
selama 2 dan 4 hari serta sampel tanah yang tidak dipemeram seperti berikut:
a. Uji Swelling Procentage Soaked Tanah Kradenan
Pelaksanaan uji swelling procentage pada tanah asli dari Tanah Kradenan
yang direndam/soaked selama 4 hari atau 96 jam didapatkan hasil seperti
pada Tabel 4.32 berikut.

Tabel 4.32 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji


swelling procentage pada tanah Kradenan
Swelling Procentage (%)
Variabel Soaked
No
Tanpa 2 Hari 4 Hari
Pemeraman Pemeraman Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 13,99 13,98% 14,17%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 12,25 10,99% 10,78%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 9,79 8,59% 8,43%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 8,56 4,22% 4,83%

Menurut Tabel 4.34 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji


swelling procentage pada tanah Kradenan diatas, nilai uji CBR pada sampel
tanah asli dari Tanah Kradenan baik soaked dan unsoaked, Tanah tersebut
memiliki hasil Uji swelling procentage terendah sebesar 4,22% pada
variabel Tanah Asli + GEOPOL® 6% dengan 2 hari masa pemeraman.

Pada masa pemeraman 4 hari juga didapat hasil uji swelling procentage
sebesar 4,83%. Hal ini disebabkan oleh masa pemeraman selama 2 dan 4
hari dengan GEOPOL® 6%. Berikut ini adalah perbandingan nilai Swell
Procentage pada Tanah Kradenan seperti pada Gambar 4.27.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

16,0

14,0

12,0
Swelling Procentage (%)

10,0

8,0
Tanpa Pemeraman
6,0 2 Hari Pemeraman 4 Hari Pemeraman

4,0

2,0

0,0

0 2 4 6 8
Kadar GEOPOL (%)
Batas Nilai Swell Procentage Maksimal Praktis 5% (Bina Marga,2012)

Gambar 4.27 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji Swell


Procentage pada Tanah Kradenan

b. Uji Swelling Procentage Soaked Tanah Desa Tinanding

Pelaksanaan Uji Swelling Procentage dengan sampel tanah Desa Tinanding


dilakukan secara soaked atau terendam. Uji Swelling Procentage hanya
dilakukan dengan keadaan soaked/terendam air selama 4 hari. Perbandingan
nilai hasil uji swelling procentage pada Tanah Desa Tinanding yang telah
diberi GEOPOL® dengan berbagai kadar prosentase dapat dilihat seperti
pada Tabel 4.35 dan Gambar 4.33 berikut.

Tabel 4.33 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji swelling


procentage pada tanah Desa Tinanding
Swelling Procentage (%)
Variabel Soaked
No
Tanpa 2 Hari 4 Hari
Pemeraman Pemeraman Pemeraman
1 Tanah Asli + GEOPOL® 0% 12,42 13,81% 13,90%
2 Tanah Asli + GEOPOL® 2% 11,17 10,93% 10,34%
3 Tanah Asli + GEOPOL® 4% 10,25 7,67% 7,53%
4 Tanah Asli + GEOPOL® 6% 7,69 3,99% 3,87%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

16,0

14,0

12,0
Swelling Procentage (%)

10,0

8,0

6,0 Tanpa Pemeraman


2 Hari Pemeraman
4 Hari Pemeraman

4,0

2,0

0,0

0 2 4 6 8
Kadar GEOPOL (%)
Batas Nilai Swell Procentage Maksimal Praktis 5% (Bina Marga,2012)

Gambar 4.28 Perbandingan kadar GEOPOL® terhadap nilai uji Swell


Procentage pada Tanah Desa Tinanding

Berdasarkan pengujian uji swelling procentage, pada sampel tanah asli dari
Desa Tinanding memiliki nilai swelling procentage terkecil sebesar 3,87%
pada variabel tanah asli + GEOPOL® 6% dengan 4 hari masa pemeraman.
Campuran GEOPOL® dengan kadar 6% mampu menahan kembang susut
pada sampel tanah dari Desa Tinanding yang terendam seperti pada
perhitungan berikut ini.

a. Tanah Desa Tinanding + GEOPOL® 6%


= T – do

= = 13,77 cm
= T – d1

= = 14,30 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100% = 3,87%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4.8. Pembahasan
Pembahasan meliputi sifat-sifat fisis dan pengujian mekanis pada sampel tanah
yang telah dilakukan pengujian. Berikut ini adalah pembahasan pada sampel tanah
asli dari Kradenan dan tanah asli dari Desa Tinanding.

4.8.1. Pengujian Tanah Kradenan dan Tanah Desa Tinanding

Berdasarkan pengujian fisik yang telah dilakukan, Tanah asli dari Kradenan
didominasi oleh tanah lempung/clay sebesar 73% dan Tanah dari Desa Tinanding
didominasi oleh tanah lanau/silt sebesar 54% melalui uji analisis saringan dan uji
analisis hidrometer. Tanah dari Kradenan memiliki kadar air sebesar 33,96%
dengan nilai Gs sebesar 2,70 sehingga tanah sekitar Kradenan termasuk dalam
lempung tak organik dan dari Desa Tinanding didapatkan kadar air sebesar
31,58% dengan nilai Gs sebesar 2,66. Tanah lempung ekspansif merupakan tanah
yang memiliki potensi pengembangan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai
aktivitas (A) pada tanah Kradenan sebesar 1,038 dan nilai aktivitas pada tanah
Desa Tinanding sebesar 1,115 maka dari itu sampel tanah dari kedua lokasi
tersebut digolongkan dengan tanah yang mengandung mineral montmorillonite.
Pada uji klasifikasi dan karakteristik tanah Kradenan memiliki nilai Liquid Limit
(LL) sebesar 81% dan nilai Plasticity Limit (PL) sebesar 37,37% sehingga tanah
asli dari Kradenan tidak direkomendasikan jika dijadikan subgrade.
Untuk karakteristik tanah asli dari Desa Tinanding memiliki nilai Liquid Limit
sebesar 55% dan nilai Plasticity Limit sebesar 45,87%. Tanah asli dari Kradenan
merupakan tanah dengan sifat plastisitas tinggi karena memiliki IP > 17%
menurut Atterberg. Menurut klasifikasi USCS tanah di Desa Tinanding
digolongkan klasifikasi MH yaitu lanau tak organik dengan plastisitas sedang
sampai tinggi dan hasil pengujian klasifikasi dan karakteristik tanah sekitar
Kradenan digolongkan dalam klasifikasi CH yaitu lempung tak organik dengan
plastisitas tinggi, lempung gemuk. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, tanah dari
Kradenan dan dari Desa Tinanding digolongkan jenis tanah berlanau dengan kode
A-5 seperti pada Tabel 4.34.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 8
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel 4.34 Pengujian Sifat Fisis Tanah Kradenan dan Desa Tinanding
Nilai Hasil Pengujian Tanah
Jenis Pengujian Parameter
Kradenan Desa Tinanding
Kadar Air Asli Kadar air rata-rata% 33,96% 31,58%
1,038 1,115
Aktivitas (A) montmorillonite montmorillonite
Berat Jenis (Gs) 2,70 2,66
Spesifik
Gravel 0 2
Coarse to Medium
Sand 1 32
Fine Sand 23 12
Uji Analisis Silt 27 54
Hidrometer Clay 42 26
D10 0,0006 0,000065
D60 0,0032 0,0075
D30 0,00025 0,0014
Cu 53,333 115,38
Cc 0,325 4,02
Batas Cair (LL) 81% 55%
Uji Batas-Batas Batas Plastis (PL) 37,37% 45,87%
Atterberg Batas Susut (SL) 61,73% 51,48%
Indeks Plastisitas (IP) 43,63% 9,07%
AASHTO A-7-5 A-5
Klasifikasi Tanah Tanah Berlempung Tanah Berlanau
USCS CH MH
(Lempung Tak Organik) (Lanau Tak Organik)

4.8.2. Uji CBR dan Swelling Procentage


Berdasarkan pengujian CBR dengan pukula 56 kali pada sampel tanah asli dari
Kradenan baik Soaked dan Unsoaked, Tanah tersebut memiliki hasil CBR soaked
tertinggi sebesar 9,33% pada variabel Tanah Asli + GEOPOL ® 6%. Hal ini
disebabkan oleh 4 hari masa pemeraman dan hasil CBR unsoaked tertinggi
didapat hasil sebesar 57,77% pada variabel Tanah Asli + GEOPOL ® 6%. Uji CBR
pada sampel tanah asli dari Desa Tinanding baik Soaked dan Unsoaked, Tanah
tersebut memiliki hasil CBR soaked tertinggi sebesar 12,44% pada variabel Tanah
Asli + GEOPOL® 6%. Hal ini disebabkan oleh 4 hari masa pemeraman dan hasil
CBR unsoaked tertinggi didapat hasil sebesar 83,229% pada variabel Tanah Asli
+ GEOPOL® 6%. Sampel tanah tersebut tentu telah memenuhi standar CBR

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

minimal subgrade sebesar 6% dari Bina Marga. Nilai Uji CBR pada Desa
Tinanding lebih besar dibandingkan dengan sampel tanah dari Kradenan karena
merupakan sampel tanah lanau sedangkan tanah Kradenan merupakan tanah
lempung yang memiliki daya dukung yang rendah dibandingkan tanah lanau dari
Desa Tinanding.

Menurut hasil Uji Swelling Procentage pada sampel tanah asli dari Tanah
Kradenan secara Soaked, Tanah tersebut memiliki hasil Uji Swelling Procentage
terkecil sebesar 4,22% pada variabel Tanah Asli + GEOPOL ® 6% dengan 2 hari
masa pemeraman. Pada masa pemeraman 4 hari juga didapat hasil Uji Swelling
Procentage sebesar 4,83%. Hal ini disebabkan oleh masa pemeraman selama 2
dan 4 hari dengan GEOPOL® 6%. Pada pengujian Uji Swelling Procentage, pada
sampel tanah asli dari Desa Tinanding memiliki nilai Swelling Procentage terkecil
sebesar 3,87% pada variabel tanah asli + GEOPOL ® 6% dengan 4 hari masa
pemeraman. GEOPOL® dengan kadar 6% mampu menahan kembang susut pada
sampel tanah dari Desa Tinanding yang terendam.

Hal ini disebabkan adanya dengan metode pemeraman 4 hari sebelum direndam
merupakan cara yang ideal agar sampel tanah asli yang nantinya direncanakan
sebagai subgrade mendapat nilai CBR dan swelling procentage secara maksimal.
Namun selisih kenaikan yang didapat tidak signifikan yaitu masing-masing adalah
0,58% dan 0,69% dan penurunan nilai swelling procentage juga sedikit karena
memiliki selisih masing-masing 0,16% dan 0,14% dengan kadar campuran
GEOPOL® yang sama yaitu 4%. Pemeraman pada sampel tanah dapat
meningkatkan nilai CBR dan mampu menurunkan swelling procentage karena
bahan kimia yang ada pada GEOPOL® bekerja dengan cara menyerap kadar air
optimum serta meningkatkan berat volume kering (gd) pada tanah sehingga
mampu mengubah kepadatan pada rongga-rongga tanah dan memberikan
peningkatan nilai CBR secara signifikan. Sampel tanah tersebut tentu telah
memenuhi standar swell procentage minimal sebesar 5% dari Bina Marga

Apriyanti, Yayuk (2018) dalam tugas akhirnya yaitu Peningkatan Nilai CBR
Tanah Lempung Dengan Menggunakan Semen Untuk Timbunan Jalan. Variasi

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

semen yang digunakan 10%, 12,5% dan 15% dengan umur pemeraman 1, 7, 14,
dan 28 hari pada kondisi air optimum. Nilai CBR maksimum pada prosentase
semen 15% didapat sebesar 69,31% dibandingkan dengan nilai CBR tanah asli
sebesar 3,01%. Nilai CBR juga meningkat dengan bertambahnya umur
pemeraman dari 1 hari sampai 28 hari. Angka hasil Uji CBR menggunakan bahan
berupa semenlebih besar dibandingkan dengan GEOPOL® yang diperam karena
kadar prosentase semen yang lebih besar dan durasi pemeraman yang dilakukan
lebih lama dibandingkan dengan penggunaan GEOPOL®. Hal ini menunjukkan
bahwa campuran semen juga efektif dalam meningkatkan daya dukung tanah
namun penggunaan GEOPOL® dengan kadar tertentu mampu memberikan nilai
CBR yang baik dengan waktu pemeraman yang lebih singkat dibandingkan
dengan semen yaitu selama 4 hari dan nilai CBR yang didapat mampu memenuhi
standar minimal dari Bina Marga.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil pengamatan selama penelitian yang telah dilakukan dilaboratorium terhadap


tanah dari Desa Tinanding tepatnya di Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
Jawa Tengah dan di daerah Kradenan, Kota Semarang Jawa Tengah. Percobaan
stabilisasi pada tanah lempung dengan campuran GEOPOL ® dapat disimpulkan
bahwa:
1. Dalam penelitian ini, sifat-sifat fisis pada sampel tanah didapat hasil sebagai
berikut:
a. Pengujian Indeks Properties pada tanah asli di daerah Kradenan
digolongkan lempung tak organik dan jenis tanah tanah dari Desa
Tinanding termasuk jenis lanau tak organik dan merupakan tanah lempung
ekspansif sehingga tanah asli tersebut tidak memenuhi persyaratan teknis
untuk dibangun atau digunakan sebagai material subgrade.
b. Pengujian batas-batas Atterberg, karakteristik tanah berdasarkan USCS,
hasil pengujian klasifikasi dan karakteristik tanah sekitar Kradenan
digolongkan dalam klasifikasi CH yaitu lempung tak organik dengan
plastisitas tinggi, lempung gemuk. Hasil pengujian klasifikasi dan
karakteristik tanah di Desa Tinanding termasuk dalam klasifikasi MH yaitu
lanau tak organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi”.

2. Dalam pengujian sampel tanah dengan menggunakan campuran GEOPOL ®,


maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengujian di laboratorium mekanika tanah, campuran GEOPOL ® tanpa
pemeraman mampu meningkatkan prosentase nilai CBR (soaked),
walaupun belum memenuhi syarat sebagai tanah dasar (subgrade) pada
struktur perkerasan jalan raya. Hal ini juga ditandai dengan prosentase
Swelling yang masih tinggi walaupun kadar campuran GEOPOL® sudah
ditingkatkan.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Percobaan pada sampel memberikan hasil bahwa tanah dari Desa


Tinanding memiliki nilai CBR yang lebih baik daripada tanah Kradenan
baik yang diberi campuran GEOPOL® maupun yang tidak.
c. Pengujian di laboratorium, campuran GEOPOL® dengan pemeraman
selama 2 hari dengan kadar campuran 4% mampu meningkatkan
prosentase nilai CBR (soaked) melebihi 6% pada kedua sampel tanah.
Dengan demikian pengujian ini sudah memenuhi syarat sebagai tanah
dasar (subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya.
d. Nilai CBR pada sampel tanah dari daerah Kradenan dan tanah Desa
Tinanding meningkat dengan bertambahnya kadar GEOPOL® dan masa
pemeraman dari 2 hari sampai 4 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa
proses kimiawi antara campuran GEOPOL® dengan tanah masih terus
bereaksi sehingga menghasilkan tanah yang stabil dengan nilai kembang
susut yang semakin menurun. Dengan demikian pemberian campuran
GEOPOL® dan dilakukan selama 4 hari adalah cara yang tepat untuk
memberikan daya dukung tanah secara efektif dan optimal.
e. GEOPOL® mampu menstabilisasi CBR pada tanah lempung khususnya
tanah yang berasal dari Kradenan Semarang dan dari Desa Tinanding
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

5.2. Saran

Untuk penelitian selanjutnya mengenai stabilisasi tanah menggunakan


GEOPOL®, beberapa saran yang menjadi catatan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian bisa dilakukan secara berulang dengan jenis tanah di daerah lain agar
hasil yang didapat lebih bervariasi dan akurat sesuai dengan kondisi perlakuan
stabilisasi di lapangan.
2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan melakukan uji mineral pada sampel tanah
agar dapat diketahui secara pasti sampel tanah yang akan diuji merupakan
golongan tanah ekspansif atau bukan.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

3. Penelitian bisa dilakukan secara berulang dengan kadar campuran GEOPOL®


yang lebih besar.
4. Dibutuhkan penelitian CBR sejenis dengan penambahan durasi pemeraman dan
perendaman yang lebih lama (7 hari atau bahkan lebih) agar hasil pengujian
yang didapatkan bisa mencapai nilai maksimal secara teknis maupun
ekonomis.
5. Untuk praktik dilapangan, tanah dasar yang akan diberikan campuran
GEOPOL® dilakukan pemeraman selama 4 hari atau lebih dan ditutup dengan
Geomembran (sebagai lapisan pencegah intrusi air), sehingga zat aditif yang
sudah tercampur dengan tanah mampu menstabilkan kekuatan tanah dasar
(subgrade) pada struktur perkerasan jalan raya.
6. Berdasarkan hasil rangkaian pengujian fisis dan mekanis seperti Uji proctor
modified dan CBR soaked dan unsoaked beserta pemeraman dengan jangka
waktu tertentu, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah lempung abu-abu yang
berasal dari Kradenan Kota Semarang dan dari Desa Tinanding Kecamatan
Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah tergolong dalam tanah yang
memiliki daya dukung CBR yang buruk sehingga mampu distabilisasi dengan
campuran GEOPOL®. Penambahan campuran GEOPOL® pada sampel uji
tanah lempung yang dilakukan pemeraman selama 4 hari dan perendaman
selama 4 hari mampu meningkatkan nilai CBR dan memperbaiki nilai swelling
procentage pada sampel tanah.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO. (1982): Materials, Part II, The American Association of State Highway
and Transportation Officials, Washington, D.C, USA.
AASHTO. (1993): Guide for design of pavement structures, The American
Association of State Highway and Transportation Officials, Washington, D.C,
USA.
American Society for Testing and Material. (1998): United States of America.
Apriyanti, Y. (2018): Peningkatan nilai CBR tanah lempung dengan mengunakan
semen untuk timbunan jalan, TA Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Bangka Belitung.
Aini, N.R., dan Arief, M.A., (2013): Pengaruh penambahan kapur dan aditif
(matos+semen) terhadap kuat geser lempung ekspansif, TA Program Studi
Teknik Sipil, Universitas Brawijaya, Malang.
ASTM. (1979): Standard method of laboratory determination of moisture content
of soil, Procedure D2216-71. pp. 290–291. In Annual book of ASTM
standards. Am. Soc. Test. Mater., Philadelphia, United States of America.
Badan Pusat Statistik Semarang Dalam Angka diperoleh dari situs internet: dari
https://semarangkota.bps.go.id/index.php/publikasi/2. Diunduh pada tanggal
15 Juli 2020 pukul 19.32 WIB.
Bina Marga. 2018. Spesifikasi umum seksi 3.2. Timbunan. Jakarta.
Bowles, J.E. (1984): Sifat-sifat fisis dan geoteknis tanah, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Collins, K., dan McGown, A. (1974): The form and function of microfabric
feautures in a variety of natural soils, Geotechnique, 24 (2), 223-254.
Carter M. dan Bentley S.P., (1991): Correlations of soil properties, Pentech.
Das, B. M. (1991): Mekanika tanah, (Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis) Jilid 1.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, B. M., Noor, E. M., dan Indrasurya, B.M. (1995): Mekanika tanah (Prinsip–
prinsip rekayasa geoteknis) Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, B. M., Noor, E. M., dan Indrasurya, B.M. (1998): Mekanika tanah (Prinsip–
prinsip rekayasa geoteknis) Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. (1987): Petunjuk perencanaan tebal perkerasan
lentur jalan raya dengan metode analisa komponen, (SKBI-2.3.26).
Direktorat Jenderal Bina Marga (1976): Manual pemeriksaan badan jalan,
Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum.
Djatmiko, S. dan Purnomo. (1993): Mekanika tanah Jilid I, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Gambar–Gambar Diagram fase tanah yang diperoleh dari internet:
http://wijayascompany.blogspot.com/2014/03/tanah-terbentuk-atas-proses-
pelapukan.html. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2020, pukul 15.23 WIB
Gambar Peta Geologi Grobogan, Desa Tinanding diperoleh dari internet :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fjurnal.uns.ac.id%2 Fijap%2Farticle
%2Fdownload%2F19816%2F15720&psig=AOvVaw2B6lTe
2VKi67PPNyYbsbyt&ust=1581512770574000&source=images&cd=vfe&ve

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d=0CA0QjhxqFwoTCPDi8KGUyecCFQAAAAAdAAAAABAD. Diunduh
pada tanggal 11 Febuari 2020, Pukul 20.13 WIB
Gambar Struktur Lapisan Perkerasan Jalan diperoleh dari internet:
http://www.kumpulengineer.com/2014/05/tanah-dasar-sub-grade-
struktur.html. Diunduh pada tanggal 11 febuari 2020, pukul 18.04 WIB.
Gambar Sistem Klasifikasi Tanah USCS, diperoleh dari internet
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fslideplayer.info%2
Fslide%2F2949802%2F&psig=AOvVaw3gMpHm0TbS2AqQvkzC7ZV6&us
t=1591348007548000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKi
ck7nn5-kCFQAAAAAdAAAAABAQ. Diunduh pada tanggal 4 Juni 2020,
pukul 16.04 WIB.
Gambar Batas Cair AASHTO, diperoleh dari internet
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.ilmutekniksi
pil.com%2Fperkerasan-jalan-raya%2Fklasifikasi-
tanah&psig=AOvVaw0ZtNkkWvmy0HSPc2uF8Z9P&ust=15913514534220
00&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCMD6taX05-
kCFQAAAAAdAAAAABAD. Diunduh pada tanggal 4 Juni 2020, pukul
17.07 WIB.
Grim, R.E. (1953): Clay mineralogy, Mc Graw Hill Book Company Inc. New
York, Toronto, London, Dalam Braja M. Das, 2008, Advanced soil
mechanics third edition.
Hardiyatmo, H. C. (2002): Mekanika tanah I. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Hardiyatmo, H. C. (2006): Penanganan tanah longsor dan erosi, Gadjah Mada
University Press.
Hardiyatmo, H. C. (2012): Mekanika tanah I, Cetakan Pertama, Edisi Keenam.
Hendarsin, S. (2000): Perencanaan teknik jalan raya, Politeknik Negeri Bandung.
Bandung.
Holtz, R.D. dan Kovacs, W.D. (1981): An introduction to geotechnical
engineering, Prentice Hall Civil Engineering and Engineering Mechanic
Series.
Nugroho, U. (2008): Stabilisasi tanah gambut rawa pening dengan menggunakan
campuran portland cement dan gypsum sintetis, TA Program Studi Teknik
Sipil, Universitas Negeri Semarang.
Rachmansyah, A. (2008): Pengaruh prosentase pasir pada kaolin yang
dipadatkan dengan pemadatan standar terhadap rasio daya dukung
california (CBR), Jurnal Rekayasa Sipil, 2,(3).
Rakhman, A. (2002): Stabilisasi tanah gambut pening dengan menggunakan
campuran portland cement dan gypsum sintetis, TA Program Studi Teknik
Sipil, Universitas Diponegoro.
Sampurna, S. A. (2016): Pengaruh penambahan zat additive abu sekam padi dan
matos terhadap nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah lempung di
tinjau dari waktu pemeraman, TA Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Lampung.
Saputra, E.H., dan Kurniawan, L.S. (2018): Pengaruh matos terhadap
pengingkatan CBR (California Bearing Ratio) Sifat kedap air pada tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL® terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

sekitar Rawa Pening, TA Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik


Soegijapranata, 44-47.
Sidhi, K. dan Helda, A. (2015): Stabilisasi tanah gambut rawa pening
menggunakan portland cement tipe I untuk material timbunan konstruksi
bangunan, TA Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik
Soegijapranata.
Skempton. (1953): The colloidal activity of clays. procceding 3th international
conference of soil mechanic and foundation engineering, I, 57-61.
Sutarman, E. (2013): Konsep dan aplikasi pengantar teknik sipil, Penerbit CV
Andi Offset Yogyakarta.
Soedarmo, G. D. dan Purnomo, S. J. E. (1997): Mekanika tanah, Jilid II.
Yogyakarta : Kanisius.
Soedarsono, D.U. (1985): Konstruksi jalan raya, Jakarta: Badan Penerbit
Pekerjaan Umum.
Sosrodarsono, S. (1984): Perbaikan dan pengaturan sungai, Pradnya Paramita.
Jakarta.
Terzaghi, K., dan Peck, R. B. (1987): Mekanika tanah dalam praktek rekayasa,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Udiana, M. R., Andre; dan Jusuf, J. (2014): Analisa faktor penyebab kerusakan
jalan (Studi kasus ruas jalan W. J. Lalamentik dan ruas jalan Gor
Flobamora, Jurnal Sipil III, (1), TA Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Nusa Cendana.
Widianti, A. (2009): Peningkatan nilai CBR laboratorium rendaman tanah
dengan campuran kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik. Jurnal
Ilmiah Semesta Teknika. 12 (1), 21-27.
Wiratama, S. (2015): Studi daya dukung tanah organik menggunakan matos, TA
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Bandar Lampung, Bandar Lampung.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 9
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN ANALISIS SARINGAN DAN
ANALISIS HIDROMETER

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Analisis Saringan Tanah Kradenan


Langkah pengujian perhitungan analisis saringan Tanah Kradenan sebanyak 355
gram didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Nomor Saringan =4
Ukuran Saringan = 4,75 mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
184,7 x 100% = 0 %
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

2. Nomor Saringan = 10
Ukuran Saringan = 2,0mm
Berat Tertahan = 0gram
% Tertahan = 0
184,7 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

3. Nomor Saringan = 20
Ukuran Saringan = 0,85mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
148,7 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

4. Nomor Saringan = 40
Ukuran Saringan = 0,425mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
184,7 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 100%= 0 %

5. Nomor Saringan = 80

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Ukuran Saringan = 0,18 mm

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berat Tertahan = 2 gram


% Tertahan = 2
184,7 x 100% = 1,08 %
% Lolos = 100% - 1,08%= 98,92 %

6. Nomor Saringan = 120


Ukuran Saringan = 0,125 mm
Berat Tertahan = 3 gram
% Tertahan = 3
184,7 x 100% = 1,62 %
% Lolos = 98,92% - 1,62% = 97,29 %

7. Nomor Saringan = 200


Ukuran Saringan = 0,075 mm
Berat Tertahan = 9,8 gram
% Tertahan = 9,8
184,7 x 100% = 5,31 %
% Lolos = 97,29% - 5,31% = 91,99 %

8. Nomor Saringan = PAN


Berat Tertahan = 169,9 gram
% Tertahan = 169,9 x 100% = 91,99 %
184,7

% Lolos = 91,99% - 91,99% =0%

2. Analisis Saringan Tanah DesaTinanding


Langkah pengujian perhitungan analisis saringan Tanah Desa Tinanding sebanyak
400 gram didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Nomor Saringan =4
Ukuran Saringan = 4,75 mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
165,2 x 100% = 0 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

% Lolos = 100% - 0% = 100 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Nomor Saringan = 10
Ukuran Saringan = 2,0mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
165,2 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

3. Nomor Saringan = 20
Ukuran Saringan = 0,85mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
165,2 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

4. Nomor Saringan = 40
Ukuran Saringan = 0,425mm
Berat Tertahan = 32,9 gram
% Tertahan = 0
165,2 x 100% =0%
% Lolos = 100% - 0% = 100 %

5. Nomor Saringan = 80
Ukuran Saringan = 0,18 mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
× 100% =0%
400

% Lolos = 100% - 0% = 100 %

6. Nomor Saringan = 120


Ukuran Saringan = 0,125 mm
Berat Tertahan = 0 gram
% Tertahan = 0
× 100% =0%
165,2

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

% Lolos = 100% - 0% = 100 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

7. Nomor Saringan = 200


Ukuran Saringan = 0,075 mm
Berat Tertahan = 6,5 gram

% Tertahan = 6,5 × 100% = 3,93 %


165,2

% Lolos = 100% - 3,93% = 96,07 %

8. Nomor Saringan = PAN


Berat Tertahan = 158,7 gram

% Tertahan = 158,7
165,2
× 100% = 96,07 %

% Lolos = 96,07% - 96,07% =0%

3. Analisis Uji Hidrometer Sampel Tanah Keradenan


Contoh Perhitungan Uji Hidrometer Sampel Tanah Keradenan
Berat tanah basah = 40 gram
Berat tanah kering = 14,75 gram
Berat air = Berat tanah basah – Berat tanah kering
= 40 – 14,75
= 26,75 gram
Faktor Gt = 0,9954 (Tabel Faktor Gt) Tabel

A.1. Faktor Gt
C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0,9999 0,9999 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 0,9999 0,9999 0,9998
10 0,9997 0,9996 0,9995 0,9994 0,9993 0,9991 0,999 0,9988 0,9936 0,9984
20 0,9982 0,998 0,9995 0,9976 0,9973 0,9971 0,9968 0,9965 0,9963 0,996
30 0,9957 0,9954 0,9978 0,9947 0,9944 0,9941 0,9937 0,9934 0,993 0,9926
40 0,9922 0,9919 0,9951 0,9911 0,9907 0,9902 0,9898 0,9894 0,989 0,9885
50 0,9881 0,9876 0,9915 0,9867 0,9811 0,9857 0,9852 0,9848 0,9842 0,9838
60 0,9832 0,9827 0,9822 0,9817 0,9755 0,9749 0,9800 0,9795 0,9789 0,9784
70 0,9778 0,9772 0,9767 0,9761 0,9693 0,9686 0,9743 0,9737 0,9731 0,9724
80 0,9718 0,9712 0,9706 0,9699 0,9693 0,9686 0,968 0,9673 0,9667 0,966
90 0,9653 0,9647 0,964 0,9633 0,9626 0,9619 0,9653 0,9605 0,9598 0,9591

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel A.2. Faktor Koreksi Ct


Tabel A.3. Hubungan temperatur dengan viskositas

Tabel A.4.Data Rekap Faktor Koreksi Suhu, Gw, dan Viskositas untuk
Temperatur Tertentu
T (oC) Ct (tabel 2) Gw (tabel 1) η (tabel 3)

27 2,0 0,9965 0,00855


28 2,5 0,9963 0,00836
29 3,05 0,996 0,00818

Specific Gravity(𝑮𝒔)

Gs = Gt × Berat kering tanah


Berat air
40
G = 0,9954 ×
s 14,75
Gs = 2,7

Faktor Koreksi ( a )
1,65 × G s
a = 2,65 × ( GS − 1 )
1,65 × 2,7
= 2,65 × 2,7−1

= 0,9889 = 0,99

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Correction Hydrometer Reading


Ra = 58
Zero Correction, Co = -3
Temp. = 29°
Ct = 3,05
Rc = Ra – Zero Correction - Ct
= 58 – (-3) – 3,05
= 64,05

Persen Finer
% finer = 𝑅𝑐×𝑎 × 100%
𝑊𝑠

64,05× 0,99
= 80 × 100%
= 79,26 %
Harga L
R = 58
L = 6,8 cm

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel A.5Values of L (effective depth)for use in Stoke’s formula for diameters of


particles for ASTM soil hydrometer 152H

Sumber: Google.com

L/t
L = 6,8 cm
t = 1 menit
6,8
L/t = 1

= 6,8 cm menit
Harga K
Temperatur= 29°
Gw = 0,9960
η = 0,00818
g = 9,81 m/s2= 981 cm/s2
2 30 ×η
K = g×G −G
s w

30 ×0,00818
= 981 × 2,7−0,9960

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= 0,0001250
K = 0,01212

Diameter, D
D =K × L
t

= 0,01212× 6,8
1

= 0,0412 mm

Contoh Perhitungan Prosentase Uji Analisa Butiran Tanah


Persentase Gravel
= Persentase lolos saringan No. 4 – Batas persentase gravel
= 100 % – 100 %
=0%
Persentase Coarse to Medium Sand
= Batas persentase gravel – Batas persentase coarse to medium sand
= 100 % – 99%
=1%
Persentase Fine Sand
= Batas persentase coarse to medium sand – Batas persentase fine sand
= 99 % – 76 %
= 23 %
Persentase Silt – Clay
= 76% - 7%
= 69%
D10 = 0,00006
D60 = 0,0032
D30 =0,00025
D60 0,0032
Cu = = = 53,33
𝐷10 0,00006
2
𝐷 0,00025 2
Cc = D6030 = = 0,32
0,0032
×𝐷10 ×0,00006

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

4. Analisis Uji Hidrometer Sampel Tanah Desa Tinanding


Contoh Perhitungan Uji Hidrometer Sampel Tanah Desa
Tinanding Berat tanah basah = 40 gram
Berat tanah kering = 15 gram
Berat air = Berat tanah basah – Berat tanah kering
= 40 – 15
= 5 gram
Faktor Gt = 0,9954

Tabel A.6.Data Rekap Faktor Koreksi Suhu, Gw, dan Viskositas


untukTemperaturTertentu
T (oC) Ct (tabel 2) Gw (tabel 1) η (tabel 3)

28 2,5 0,9963 0,00836


29 3,05 0,996 0,00818
30 3,8 0,9957 0,00801

Specific Gravity(𝑮𝒔)
𝐺𝑠
= 𝐺𝑡 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑖𝑟
𝐺𝑠 = 0,9954 × 40
15
𝐺𝑠 = 2,65

Faktor Koreksi ( a )
1,65 × G s
a = 2,65 × ( GS − 1 )
1,65 × 2,65
= 2,65 × 2,65−1
= 0,99

Correction Hydrometer Reading


Ra = 60
Zero Correction, Co = -3
Temp. = 29°
Ct = 3,05
Rc = Ra – Zero Correction - Ct
= 60 – (-3) – 3,05

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= 59,95
Persen Finer
% finer = 𝑅𝑐×𝑎 × 100%
𝑊𝑠

59,95× 1
= 100 × 100%
= 94,21 %

Harga L
R = 60
L = 6,5 cm

L/t
L = 6,5 cm
t = 1 menit
6,5
L/t = 1

= 6,5 cm menit

Harga K
Temperatur = 29°
Gw = 0,996
η = 0,00818
g = 9,81 m/s2= 981 cm/s2
2 30 ×η
K = g × Gs− Gw
30 ×0,00818
= 981 × 2,392−1

= 0,0001315
K = 0,0123

Diameter, D

D =K × L
t

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

=0,0123× 6,5
1

= 0,04 mm
a. Contoh Perhitungan Prosentase Uji Analisis Butiran Tanah
Persentase Gravel
= Persentase lolos saringan No. 4 – Batas persentase gravel
= 100 % – 100 %
=0%
Persentase Coarse to Medium Sand
= Batas persentase gravel – batas persentase coarse to medium sand
= 100 % – 100%
=0%
Persentase Fine Sand
= Batas persentase coarse to medium sand – Batas persentasefine sand
= 100 % – 10 %
= 90 %
Persentase Silt – Clay
= 90 % – 9
= 81 %

D10 = 0,000065
D60 = 0,0075
D30 = 0,0014
D60 0,0075
Cu = = = 115,38
𝐷10 0,000065
2
𝐷 0,0014 2
Cc = D6030 = = 4,02
0,0075
×𝐷10 ×0,000065

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

TabelA.7.Prosentase Analisis Butiran Tanah Desa Tinanding


Persentase gravel (%) 0
Persentase coarse to medium sand (%) 0
Persentase fine sand (%) 10
Persentase silt – clay (%) 81
D10 0,000065
D60 0,0075
D30 0,0014
D
60
Cu = 𝐷10 115,38

𝐷30 2
Cc= D60 ×𝐷10 4,02

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN PENGUJIAN KADAR AIR DAN BERAT JENIS TANAH

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Analisis Uji Kadar Air Tanah Kradenan


Berikut adalah Tabel B.1 hasil perhitungan uji kadar air tanah Kradenan.
Tabel B.1. Uji Kadar Air Tanah Kradenan
No. Container 1 2
Berat container (gr) 71,5 73,5
Berat tanah basah + container (gr) 171,5 173,5
Berat tanah kering + container (gr) 138 139,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 66,5 66
Berat air (gr) 33,5 34
Kadar air (%) 50,38 51,52
Kadar air rata-rata (%) 33,96

Contoh Perhitungan Kadar Air


No. Container =1
Berat Container , W1 = 71,5 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 171,5 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 138 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2 - W1
= 171,5 – 71,5
= 100 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=138 – 71,5
=66,5 gr

Berat air, Ww = W4 – W5
= 100 – 66,5
= 33,5gr

w
Kadar air, w = WW ×100%
5

= 33,5 ×100%
66,5

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

=50,35 %
No. Container =2
Berat Container , W1 = 73,5 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 173,5 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 139,5 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2 - W1
= 173,5 – 73,5
= 100 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=139,5 – 73,5
=66 gr

Berat air, Ww = W4 – W5
= 100 – 66
= 34gr

w
Kadar air, w = W ×100%
W5

= 34 ×100%
66

=50,52 %
Kadar air rata-rata (%) =50,38+51,52
2

=50,95

2. Berat Jenis Tanah Kradenan


Tanah Kradenan yang telah diuji berat jenisnya kemudian didapat hasil
seperti pada Tabel B.2 berikut.

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel B.2. Uji Berat Jenis Tanah Kradenan

No. Uji Picnometer 1 2


Berat tanah kering (gr) 40 40
Berat air (gr) 15 14,5
Berat pic kosong (gr) 40 40
berat pic + aquades (gr) 140,5 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 29 29
Berat pic + tanah kering (gr) 80 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 165,5 164
Temperatur, T2 ( ◦ ) 28 28
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (spesific gravity) 2,65 2,75
Gs (spesific gravity) rata-rata 2,70

Contoh Perhitungan Berat Jenis Tanah (Kradenan)


Picnometer Uji 1 :
Berat pic kosong, A (gr) = 40
Berat pic + Aquades, B (gr) = 140,5
Berat pic + Tanah kering, C (gr) = 80
Berat pic + Aquades + sample tanah, D (gr) = 165,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) = 29 = 0,995
Temperatur, T2 ( ◦ ) = 28 = 0,969

(𝐶−𝐴)
𝐺𝑠 = 𝐵−𝐴 ×𝑇1 ×[(𝐷−𝐶)×𝑇2]

(76 − 40)
𝐺𝑠 = 140,5 − 40 × 0,995 − 165,5 − 80 × 0,969
𝐺𝑠 = 2,65
Picnometer Uji 2 :
Berat pic kosong, A (gr) = 40
Berat pic + Aquades, B (gr) = 138,5
Berat pic + Tanah kering, C (gr) = 80
Berat pic + Aquades + sample tanah, D (gr) = 164
Temperatur, T1 ( ◦ ) = 29 = 0,995
Temperatur, T2 ( ◦ ) = 28 = 0,969

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

(𝐶−𝐴)
𝐺𝑠 = 𝐵−𝐴 ×𝑇1 ×[(𝐷−𝐶)×𝑇2]

(80 − 40)
𝐺𝑠 = 138,5 − 40 × 0,995 − 164 − 80 × 0,969
𝐺𝑠 = 2,75
Gs (spesifiec gravity) rata-rata = 2,65+2,75
2

=2,70

3. Uji Kadar Air Tanah Desa Tinanding


Tabel B.3. Uji Kadar Air Tanah Desa Tinanding
No. Container 1 2
Berat container (gr) 70,5 74
Berat tanah basah + container (gr) 170,5 174
Berat tanah kering + container (gr) 147 149,5
Berat tanah basah (gr) 100 100
Berat tanah kering (gr) 76,5 75,5
Berat air (gr) 23,5 24,5
Kadar air (%) 30,72 32,45
Kadar air rata-rata (%) 31,58

Contoh Perhitungan Kadar Air


No. Container =1
Berat Container , W1 = 70,5 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 170,5 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 147 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2 - W1
= 170,5 – 70,5
= 100 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=147 – 70,5
=76,5 gr
Berat air, Ww = W4 – W5
= 100 – 76,5

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= 23,5gr

w
Kadar air, w = W ×100%
W5
23,5
= ×100%
76,5

=30,72 %

No uji =2
No. Container =2
Berat Container , W1 = 74 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 174 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 149,5 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2 - W1
= 174 – 74
= 100 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=149,5 – 74
=75,5 gr

Berat air, Ww = W4 – W5
= 100 – 75,5
= 24,5gr

w
Kadar air, w = W ×100%
W5

= 24,5 ×100%
75,5

=32,45 %

Kadar air rata-rata (%) =30,72+32,45


2

=31,58

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel Berat Jenis Tanah Desa Tinanding


B.4. Uji Berat Jenis Tanah Desa Tinanding
Picnometer 1 2
Berat tanah kering (gr) 36 40
Berat air (gr) 13 15,5
Berat pic kosong (gr) 40 40
berat pic + aquades (gr) 139 138,5
Temperatur, T1 ( ◦ ) 29 29
Berat pic + tanah kering (gr) 76 80
Berat pic + aquades + sample tanah (gr) 162 163
Temperatur, T2 ( ◦ ) 28 28
Faktor koreksi berat jenis air, (Gt) 0,9954 0,9954
Gs (spesifiec gravity) 2,76 2,57
Gs (spesifiec gravity) rata-rata 2,66

Contoh Perhitungan Berat Jenis Tanah


Picnometer Uji 1 :
Berat pic kosong, A (gr) = 40
Berat pic + Aquades, B (gr) = 139,5
Berat pic + Tanah kering, C (gr) = 76
Berat pic + Aquades + sample tanah, D (gr) = 162
Temperatur, T1 ( ◦ ) = 29 = 0,995
Temperatur, T2 ( ◦ ) = 28 = 0,969

(𝐶−𝐴)
𝐺𝑠 = 𝐵−𝐴 ×𝑇1 ×[(𝐷−𝐶)×𝑇2]

(80 − 40)
𝐺𝑠 = 139,5 − 40 × 0,995 − 162 − 76 × 0,969
𝐺𝑠 = 2,76
Picnometer Uji 2 :
Berat pic kosong, A (gr) = 40
Berat pic + Aquades, B (gr) = 138,5
Berat pic + Tanah kering, C (gr) = 80
Berat pic + Aquades + sample tanah, D (gr) = 163

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Temperatur, T1 ( ◦ ) = 29 = 0,995
Temperatur, T2 ( ◦ ) = 28 = 0,969
(𝐶−𝐴)
𝐺𝑠 = 𝐵−𝐴 ×𝑇1 ×[(𝐷−𝐶)×𝑇2]

(80 − 40)
𝐺𝑠 = 138,5 − 40 × 0,995 − 163 − 80 × 0,969
𝐺𝑠 = 2,57
Gs (spesifiec gravity) rata-rata = 2,76+2,57
2

=2,66

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN C
PERHITUNGAN UJI BATAS CAIR, BATAS SUSUT DAN BATAS
PLASTIS (ATTERBERG LIMIT)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Analisis Uji Batas Cair dan Uji Batas Plastis (Tanah Keradenan)
Berikut adalah contohperhitungan uji batas cair Tanah Kradenan didapatkan hasil
seperti pada Tabel C.1.

Tabel C.1. Uji Batas Cair Tanah Kradenan


No. Container 1 2 3 4 5
Berat container, W1 (gr) 4,70 5,00 4,60 4,90 5,00
Berat tanah basah + container, W2 (gr) 14,40 13,60 13,10 13,80 15,80
Berat tanah kering + container, W3 (gr) 10,60 10,10 9,40 9,80 10,80
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr) 9,70 8,60 8,50 8,90 10,80
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr) 5,90 5,10 4,80 4,90 5,80
Berat air, W6=W4-W5 (gr) 3,80 3,50 3,70 4,00 5,00
Kadar air, w = W6
×100% 64,41 68,63 77,08 81,63 86,21
W5

Jumlah ketukan, N 70 52 34 24 12
Batas cair, WL (%) 81

Contoh Perhitungan Batas Cairtanah Kradenan


No.Container =1
Berat Container , W1 = 4,7 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 14,4 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 10,6 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2- W1
= 14,4– 4,7
=9,7 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=10.6 –4,7
= 5,9 gr

Berat air, W6 = W4-W5


= 9,7– 5,9
= 3,8 gr

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

6
Kadar air, W =W ×100%
W5

=3.8×100%
5,9

= 64,41 %

Banyak ketukan, N = 70

Batas Cair WL = 81 % (lihat grafik)

Berikut adalah contohperhitungan uji batas plastis Tanah Kradenan didapatkan


hasil seperti pada Tabel C.2:

Tabel C.2. Uji Batas Plastis Tanah Kradenan


No. Container A B C
Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00
Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,50 6,70 6,55
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,35 6,20 6,00
Berat Tanah Basah (gr) 1,50 1,70 1,55
Berat Tanah Kering (gr) 1,35 1,20 1,00
Berat Air (gr) 0,15 0,50 0,55
Kadar Air (%) 11,11 41,67 55,00
Batas plastis,Wp (%) 35,93

Contoh Perhitungan Batas Plastis


No uji =1
Nama container =A
Berat Container , W1 = 5 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 6,5 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 6,35 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2- W1
= 6,5 – 6, 35
= 1,5 gr

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=6,35 – 5
= 1,35 gr
Berat air, W6 = W4-W5
= 1,5– 1,35
= 0,15 gr

6
Kadar air, WA =W ×100%
W5

=0,15 ×100%
1,35

=11,11 %

𝑤 𝐴 +𝑤 𝐵 +𝑤 𝐶
Batas Plastis Wp = 3

11,11+41,67+55
= 3

= 35,93 %

2. Analisis Uji Batas Cair dan Uji Batas Plastis (Tanah Tinanding)
Berikut adalah contohperhitungan uji batas cair Tanah Desa Tinanding didapatkan
hasil seperti pada Tabel C.3:

Tabel C.3. Uji Batas Plastis Tanah Kradenan


No. Container 1 2 3 4 5
Berat container, W1 (gr)
4,7 5,1 4,9 4,7 4,5
Berat tanah basah + container, W2 (gr)
11,9 13,5 12 19,6 20,2
Berat tanah kering + container, W3 (gr)
9,9 10,9 9,6 14,2 14,1
Berat tanah basah, W4=W2-W1 (gr)
7,2 8,4 7,1 14,9 15,7
Berat tanah kering, W5=W3-W1 (gr)
5,2 5,8 4,7 9,5 9,6
Berat air, W6=W4-W5 (gr) 2 2,6 2,4 5,4 6,1
Kadar air, w = W6 ×100%
W5
38,5 44,8 51,1 56,8 63,5
Jumlah ketukan, N
70 56 41 25 13
Batas cair, WL (%) 55

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Contoh Perhitungan Batas CairTanah Desa Tinanding


No.Container =1
Berat Container , W1 = 4,7 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 11,9 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 9,9 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2- W1
= 11,9– 4,7
=7,2 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=9,9 – 4,7
= 5,2 gr

Berat air, W6 = W4-W5


= 7,2– 5,2
= 2 gr

6
Kadar air, W =W ×100%
W5

= 2 ×100%
5,2

= 38,5 %

Banyak ketukan, N = 70
Batas Cair WL = 55 % (lihat grafik)

Berikut adalah contohperhitungan uji batas plastis Tanah Desa Tinanding


didapatkan hasil seperti pada Tabel C.4 :

Tabel C.4. Uji Batas Plastis Tanah Desa Tinanding

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

No. Container A B C
Berat Container (gr) 5,00 5,00 5,00
Berat Container + Tanah Basah (gr) 6,60 6,70 6,55
Berat Container + Tanah Kering (gr) 6,10 6,20 6,03
Berat Tanah Basah (gr) 1,60 1,70 1,55
Berat Tanah Kering (gr) 1,10 1,20 1,03
Berat Air (gr) 0,50 0,50 0,52
Kadar Air (%) 45,45 41,67 50,49
Batas plastis,Wp (%) 45,87

Contoh Perhitungan Batas Plastis


No uji =1
Nama container =A
Berat Container , W1 = 5 gr
Berat Tanah Basah+ Container, W2 = 6,6 gr
Berat Tanah Kering + Container, W3 = 6,1 gr
Berat Tanah Basah, W4 = W2- W1
= 6,6 – 5
= 1,6 gr

Berat Tanah Kering, W5 = W3 - W1


=6,1 – 5
= 1,1 gr

Berat air, W6 = W4-W5


= 1,6 – 1,1
= 0,5 gr

6
Kadar air, WA =W ×100%
W5

=0,5 ×100%
1,1

= 45,45
𝑤 𝐴 +𝑤 𝐵 +𝑤 𝐶
Batas Plastis Wp = 3

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

45,45+41,67+50,49
= 3

= 45,87 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN D
PERHITUNGAN UJI PEMADATAN/KOMPAKSI

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel D.1.UjiPemadatan Tanah Kradenan Percobaan 1-3


Percobaan ke 1 2 3
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10580 10810 10200
Berat tanah basah (gr) 3570 3800 3190
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume mold (cm3) 2412,173 2303,353 1686,708
g (gr/cm3) 1,480 1,650 1,891
g Dry (gr/cm3) 1,326 1,472 1,685

No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 74 74 74 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 157,5 151,2 163,8 228 234,3 240,6 244,5 250,8 238,2
Berat container + tanah kering (gr) 148,9 142,6 155,3 210,7 217,1 223,3 226,0 232,4 219,7
Berat tanah basah (gr) 82,5 76,2 88,8 154 160,3 166,6 169,5 175,8 163,2
Berat tanah kering (gr) 73,9 67,6 80,3 136,7 143,1 149,3 151,0 157,4 144,7
Berat air (gr) 8,6 8,6 8,5 17,3 17,2 17,3 18,5 18,45 18,5
Kadar air (%) 11,637 12,722 10,585 12,655 12,020 11,587 12,252 11,725 12,785
Kadar air rata-rata (%) 11,648 12,087 12,254

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 L-30
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel D.2.UjiPemadatan Tanah Kradenan Percobaan 4-6


Percobaan ke 4 5 6
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10040 10710 10891
Berat tanah basah (gr) 3030 3700 3881
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume mold (cm3) 1559,751 1999,565 2194,533
Berat jenis isi tanah basah (gr/cm3) 1,943 1,850 1,768
Berat jenis isi tanah kering (gr/cm3) 1,727 1,630 1,555

No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 169,7 182,3 176 220 214,9 225,1 213,2 206,8 210
Berat container + tanah kering (gr) 158,5 171,2 164,8 202,7 197,7 207,8 196,9 190,5 193,7
Berat tanah basah (gr) 94,7 107,3 101 145 139,9 150,1 138,2 131,8 135
Berat tanah kering (gr) 83,5 96,2 89,8 127,7 122,7 132,8 121,9 115,5 118,7
Berat air (gr) 11,2 11,11 11,2 17,3 17,25 17,3 16,3 16,3 16,3
Kadar air (%) 13,413 11,550 12,472 13,547 14,064 13,027 13,372 14,113 13,732
Kadar air rata-rata (%) 12,478 13,546 13,739

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 L-31
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Analisis Uji Pemadatan/Kompaksi (Tanah Kradenan)


Berikut adalah contohperhitungan uji batas cair Tanah Kradenan didapatkan hasil:

Percobaan ke =4
Berat tanah asli = 6000 gr
Berat mold = 7010 gr
Berat mold + tanah basah = 10040 gr
Berat tanah basah = ( berat mold + tanah basah ) – berat mold
= 10040 - 7010
= 3030 gr
Diameter mold = 15,2 cm
Tinggi mold = 17,6 cm
Volume mold = ¼ x π x d2 x t
= 1559,751 cm3
No. container = atas
Berat container = 75 gr
Berat containe +tanah basah = 169,7 gr
Berat container+tanah kering = 158,5 gr
Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 169,7 – 75
= 94,7 gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 158,5 – 75
= 83,5 gr
BC + tb − BC + tk
Kadar air, w = 𝑥 100 %
BC + tk − BC
75 + 94,7 – (75 + 83,5)
= 75 + 83,5 − 75 × 100%
= 13,41 %
No. container = tengah
Berat container = 75 gr
Berat containe +tanah basah = 182,3 gr

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Berat container+tanah kering = 171,2 gr


Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 182,3 – 75
= 107,3 gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 171,2 – 75
= 96,2 gr
BC + tb − BC + tk
Kadar air = BC + tk − BC 𝑥 100 %
75 + 107,3 – (75 + 96,2)
= 75 + 96,2 − 75 × 100%
= 11,55 %

No. container = bawah


Berat container = 75 gr
Berat containe +tanah basah = 176 gr
Berat container+tanah kering = 164,8 gr
Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 176 – 75
= 101 gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 164,8 – 75
= 89,8 gr
BC + tb − (BC + tk)
Kadar air, w = 𝑥 100 %
BC + tk − BC
75 + 101 – (75 + 89,8)
= × 100%
75 + 89,8 − 75
= 12,93%
Kadar air rata – rata = ( kadar air atas + tengah + bawah) / 3
= (13,413 + 11,55+ 12,472)/3
= 12,48 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

w
Berat isi Kering =
𝑉
3030
= 1559 ,75
= 1,943 gr/cm3

γ
Berat isi Tanah =
1+w
2,55
= 1+3030
= 1,727 gr/cm3
Keterangan :
BC = Berat Container
Tb = tanah basah
Tk = tanah kering

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel D.3.UjiPemadatan Tanah Desa Tinanding Percobaan 1-3


Percobaan ke 1 2 3
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10580 10810 10200
Berat tanah basah (gr) 3570 3800 3190
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume (cm3) 2412,173 2285,217 1668,571
Berat jenis isi tanah basah (gr/cm3) 1,480 1,663 1,912
Berat jenis isi tanah kering (gr/cm3) 1,326 1,483 1,703

No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 74 74 74 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 157,5 151,4 163,6 234,3 239 229,6 244,5 239,9 249,1
Berat container + tanah kering (gr) 148,9 142,9 155,0 217 221,7 212,3 226,0 221,4 230,6
Berat tanah basah (gr) 82,5 76,4 88,6 160,3 165 155,6 169,5 164,9 174,1
Berat tanah kering (gr) 73,9 67,9 80,0 143,0 147,7 138,3 151,0 146,4 155,6
Berat air (gr) 8,6 8,5 8,6 17,3 17,3 17,3 18,5 18,5 18,5
Kadar air (%) 11,637 12,518 10,750 12,098 11,713 12,509 12,252 12,637 11,889
Kadar air rata-rata (%) 11,635 12,107 12,259

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 L-35
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Tabel D.4. UjiPemadatanDesa Tinanding Percobaan 4-6


Percobaan ke 4 5 6
Berat tanah asli (gr) 6000 6000 6000
Banyak air yang disemprot (cc) 350 350 350
Berat mold (gr) 7010 7010 7010
Berat mold + tanah basah (gr) 10040 10710 10891
Berat tanah basah (gr) 3030 3700 3881
Diameter mold (cm) 15,2 15,2 15,2
Tinggi mold (cm) 17,6 17,6 17,6
Volume (cm3) 1559,751 1981,428 2194,533
Berat jenis isi tanah basah (gr/cm3) 1,943 1,867 1,768
Berat jenis isi tanah kering (gr/cm3) 1,727 1,645 1,555

No. Container Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah
Berat container (gr) 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Berat container + tanah basah (gr) 176 179,2 172,8 220 215,9 224,1 210 203,7 216,3
Berat container + tanah kering (gr) 164,8 168,0 161,6 202,7 198,7 206,8 193,7 187,4 200,1
Berat tanah basah (gr) 101 104,2 97,8 145 140,9 149,1 135 128,7 141,3
Berat tanah kering (gr) 89,8 93,0 86,6 127,7 123,7 131,8 118,7 112,4 125,1
Berat air (gr) 11,2 11,2 11,2 17,3 17,2 17,3 16,3 16,3 16,2
Kadar air (%) 12,472 12,043 12,933 13,547 13,905 13,126 13,732 14,502 12,950
Kadar air rata-rata (%) 12,483 13,526 13,728

Reynaldi Aditya Nugraha 15.B1.0012


Arjuna Arnanda Ibrahim 15.B1.0042 L-36
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Analisis Uji Pemadatan/Kompaksi (Tanah Desa Tinanding)


Berikut adalah contohperhitungan uji batas cair Tanah Desa Tinanding didapatkan
hasil :

Percobaan ke =4
Berat tanah asli = 6000 gr
Berat mold = 7010 gr
Berat mold + tanah basah = 10989 gr
Berat tanah basah = ( berat mold + tanah basah ) – berat mold
= 10989 - 7010
= 3979 gr
Diameter mold = 15,2 cm
Tinggi mold = 17,6 cm
Volume mold = ¼ x π x d2 x t
= 1559,751 cm3

No. container = atas


Berat container = 75 gr
Berat container +tanah basah = 176gr
Berat container+tanah kering = 164,8 gr
Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 176 – 75
= 101gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 164,8 – 75
= 89,8 gr
BC + tb − BC + tk
Kadar air, w = 𝑥 100 %
BC + tk − BC
75 + 101 – (75 + 89,8)
= 75 + 89,9 − 75 × 100%
= 12,472 %

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

No. container = tengah


Berat container = 75 gr
Berat containe +tanah basah = 179,2gr
Berat container+tanah kering = 168 gr
Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 179,2 – 75
= 104,2gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 168 – 75
= 93 gr
BC + tb − BC + tk
Kadar air = BC + tk − BC 𝑥 100 %
75 + 104,2 – (75 + 93)
= 75 + 93 − 75 × 100%
= 12,043 %

No. container = bawah


Berat container = 75 gr
Berat containe +tanah basah = 172,8gr
Berat container+tanah kering = 161,6 gr
Berat tanah basah = ( berat container + tanah basah ) – berat container
= 172,8 – 75
= 97,8 gr
Berat tanah kering = ( berat container + tanah kering ) – berat container
= 161,6 – 75
= 86,6 gr
BC + tb − (BC + tk)
Kadar air, w = 𝑥 100 %
BC + tk − BC
75 + 97,8 – (75 + 86,6)
= 75 + 86,6 − 75 × 100%
= 12,93%
Kadar air rata – rata = ( kadar air atas + tengah + bawah) / 3

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= (12,47 + 12,04+ 12,93)/3


= 12,48 %

w
Berat isi Kering =
𝑉
3979
= 1559,75
= 2,55 gr/cm3

γ
B erat isi Tanah =
1+w
2,55
= 1+3979
= 2,268 gr/cm3

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN E
PERHITUNGAN HASIL CBR RENDAMAN (SOAKED)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

1. Hasil CBR Rendaman (Soaked)

Hasil dari pengujian CBR rendaman dengan variasi pencampuran GEOPOL®


dapat dilihat dalam Tabel E.1. dan Gambar E.1. dibawah.
1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan + Geopol 0%

15,0 14,807
14,0
13,0
12,0
11,0 11,323
10,0
9,581
Beban (Lbs)

9,0
8,0 7,839
7,0
6,0
5,0 5,226
4,0 4,355
3,0
2,0 2,613
1,0 1,742
0,18,73107
0,0

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.1. CBR Tanah Kradenan + Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,156% seperti tabel di bawah.

Tabel E.1. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 0% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,134
0,2 0,156

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Kradenan + Geopol 2%

200,0
180,0 182,910
160,0
140,0 156,780
Beban (Lbs)

120,0
113,230
100,0
80,0 87,100
60,0 69,680
40,0 52,260
20,0 34,840
0,0
26,130
17, 420
8,710

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.2. CBR Tanah Kradenan + Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 1,844% seperti tabel di bawah.

Tabel E.2. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 1,567
0,2 1,844

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan + Geopol 4%

339,690
320,0
280,0
278,720

240,0
226,460
200,0
Beban (Lbs)

160,0
120,0 165,490
80,0 148,070
40,0 113,230
0,0 87,100
60,96790,680
43,550

0,00,10,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.3. CBR Tanah Kradenan + Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 2,667% seperti Tabel E.3 di bawah.

Tabel E.3. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,033
0,2 2,667

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Kradenan + Geopol 6%

400,0 409,370
350,0
357,110
300,0
250,0
200,0
Beban (Lbs)

150,0 261,300
100,0
50,0 209,040
0,0 174,200
148,070
121,940
95,810
69,680
52,260

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.4 CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 4,26% seperti tabel di bawah.

Tabel E.4. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 6% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 4,00
0,2 4,26

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Tanah Desa Tinanding

a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

13,0
12,0 11,759
11,0
10,0 10,452
9,581
9,0
Beban (Lbs)

8,0
7,839
7,0
6,0 6,097
5,0
4,0 4,355
3,0 3,484
2,0
1,72,178
1,0 42
0,0 0,871

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.5. CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,164% seperti tabel di bawah.

Tabel E.5. Penetrasi CBR Desa Tinanding + Geopol 0% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,143
0,2 0,164

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

200,0 200,330
180,0 174,200
160,0
140,0
120,0
Beban (Lbs)

130,650
100,0
80,0
60,0
40,0 87,100
78,39 0
20,0
60,970
0,0
43,550

26,130
17, 420
8,710

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.6. CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 2,067% seperti tabel di bawah.

Tabel E.6. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Soaked

Penurunan Nilai CBR


( inch ) (%)
0,1 1,667
0,2 2,067

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4%

300,0
278,720
250,0 252,590

200,0
Beban (Lbs)

178,555
150,0
130,650

100,0 95,810
82,745
69,680
50,039,195
26,130
13,065
0,0
0,00,10,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi (inches)

Gambar E.7. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Keterangan:

: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban


: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 2,822% seperti tabel di bawah.

Tabel E.7. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,433
0,2 2,822

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Kradenan + Geopol 6%


500,0
450,0 461,630
400,0 435,500
350,0 400,660
300,0
250,0 322,270
200,0 278,720
150,0 226,460
Beban

100,0 182,910
(Lbs)

50,0 139,360
0,0 95,810
69,680

0,00,10,2 0,3 0,4 0,5 0,6


Penetrasi (inches)

Gambar E.8. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 6,844% seperti tabel di bawah.

Tabel E.8. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 6,067
0,2 6,844

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN F
PERHITUNGAN ANALISIS HASIL CBR RENDAMAN DENGAN
PEMERAMAN 2 HARI

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

A. Hasil CBR Rendaman Dengan Pemeraman 2 Hari (Soaked)

Hasil dari pengujian CBR rendaman dengan pemeraman 2 hari variasi


pencampuran GEOPOL® dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar dibawah.

1. Tanah Kradenan
a. Tanah Kradenan+ Geopol 0%

70,0

60,0 60,970
56,615
50,0 47,905
Beban (Lbs)

40,0
34,840
30,0
26,130
20,0 20,904
17,420
13,065
10,0 8,710
6,968
0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar F.1. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,644% seperti tabel di bawah.

Tabel F.1. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 0% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,500
0,2 0,644

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2%


400,0
374,530
350,0
322,270
300,0
Beban (Lbs)

250,0 243,880

200,0
150,0165,490
130,650
100,0
78,390
52,26600,970
50,0
263,41,38040
0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar F.2. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2%

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 3,133% seperti tabel di bawah.

Tabel F.2. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,300
0,2 3,133

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan + Geopol 4%


500,0
450,0
400,0 435,500
418,080
350,0
300,0 365,820
250,0 322,270
Beban (Lbs)

200,0 287,430
150,0 243,880
100,0 200,330
50,0 174,200
0,0 130,650
87,100

0,000,100,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar F.3. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 6,778% seperti tabel di bawah.

Tabel F.3. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)

0,1 6,400
0,2 6,778

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Kradenan + Geopol 6%


800,0
750,0
700,0
650,0 627,120
600,0 574,860
550,0 513,890
Beban (Lbs)

500,0
450,0 435,500
400,0 391,950
350,0 339,690
304,850
300,0 261,300
250,0
182,910
200,0 156,780
150,0
100,0
50,0
0,00,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar F.4. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 8,889% seperti tabel di bawah.

Tabel F.4 Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 6% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,333
0,2 8,889

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Tanah Desa Tinanding

a. Tanah Tinanding + Geopol 0%


70,0

60,0 58,357

50,0 49,647
Beban (Lbs)

40,937
40,0
32,227
30,0 27,8 72
23,517
20,0 19,162
1 4,807
10,4 52
10,0
6,097

0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar F.5. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,622% seperti tabel di bawah.

Tabel F.5. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,567
0,2 0,622

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Desa Tinanding + Geopol 2%


400,0
374,530
350,0
322,270
300,0
261,300
Beban (Lbs)

250,0
200,0 200,330
156,780
150,0
113,230
100,0 87,100
60,970
50,0 263,41,38040

0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar F.6. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 4,222% seperti tabel di bawah.

Tabel F.6. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 3,500
0,2 4,222

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c Tanah Desa Tinanding + Geopol 4%


500,0 487,760
470,340
450,0 435,500
400,0
350,0 374,530
300,0 330,980
250,0
Beban (Lbs)

200,0 270,010
150,0 3,880
24
100,0 191,620
50,0
0,0
130,650
87,100

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar F.7. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 7,889% seperti tabel di bawah.

Tabel F.7. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 7,333
0,2 7,889

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Desa Tinanding + Geopol 6%


700,0
650,0
600,0
550,0
500,0 522,600 531,310
505,180
450,0 461,630
Beban (Lbs)

400,0 418,080
350,0
300,0 330,980
250,0 287,430
261,300
200,0
150,0
100,0156,780
50,087,100
0,0

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar F.8. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 10,111% seperti tabel di bawah.

Tabel F.8. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)

0,1 10,000
0,2 10,111

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN G
PERHITUNGAN HASIL CBR RENDAMAN DENGAN PEMERAMAN 4
HARI

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

A. Hasil CBR Rendaman Dengan Pemeraman 4 Hari (Soaked)

Hasil dari pengujian CBR rendaman dengan pemeraman 4 hari variasi


pencampuran GEOPOL® dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar dibawah.
1. Tanah Kradenan

a. Tanah Kradenan+ Geopol 0% (4 hari peram)


140,0
130,0
120,0
110,0
100,0
90,0
Beban (Lbs)

80,0
70,0
60,0 65,325
50,0 56,615
40,0 47,905
30,0 34,840
30,485
20,0
20,904
13,01655,61778,420
10,0
0,0 8,710

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar G.1. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,667% seperti tabel di bawah.

Tabel G.1. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 0% Soaked

Penurunan Nilai CBR


( inch ) (%)
0,1 0,567
0,2 0,667

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Kradenan+ Geopol 2% (4 hari peram – 4 hari rendam)


400,0
383,240
350,0
330,980
300,0
261,300
Beban (Lbs)

250,0
200,0
182,910
150,0 139,360
100,0 95,810
78,390
50,0 60,970
263,41,38040
0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.2. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2%

Keterangan:

:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban


:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 3,756% seperti tabel di bawah.

Tabel G.2. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 2,733
0,2 3,756

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan + Geopol 4% (4 hari peram – 2 hari rendam)

500,0
450,0 452,920
400,0 435,500
350,0 391,950
300,0
348,400
250,0
304,850
Beban (Lbs)

200,0
261,300
150,0
217,750
100,0
191,620
50,0
0,0
130,650
87,100

0,00
0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.3. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4%

Keterangan :
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 7,333% seperti tabel di bawah.

Tabel G.3. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 7,000
0,2 7,333

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan GEOPOL®terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Kradenan + Geopol 6% (4 hari peram)

800,0
750,0
700,0
650,0 635,830
609,700
600,0
550,0 548,730
Beban (Lbs)

500,0
452,920
450,0 409,370
400,0 357,110
350,0 313,560
300,0 270,010
250,0
182,910
200,0 156,780
150,0
100,0
50,0
0,00,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.4. CBR Tanah Kradenan + Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 9,333% seperti tabel di bawah.

Tabel G.4. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 6% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,667
0,2 9,333

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Tanah Desa Tinanding


a. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 0% (4 hari peram – 4 hari rendam)

140,0

120,0

100,0
Beban (Lbs)

80,0 74,035
65,325
60,0 56,615

40,0 39,195
26,13030,485
20,0 17, 21,775
13,06 420
5
8,710
0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.5. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 0,778% seperti tabel di bawah.

Tabel G.5. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 0,633
0,2 0,778

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2% (4 hari peram – 4 hari rendam)

400,0
383,240
350,0 339,690
300,0
278,720
250,0
Beban (Lbs)

209,040
200,0 165,490

150,0
113,230
100,0 95, 810
60,970
50,0
43, 550
26,130
0,0
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.6. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 4,444% seperti tabel di bawah.

Tabel G.6. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 3,667
0,2 4,444

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4% (4 hari peram – 4 hari rendam)

550,0
500,0 505,180
450,0 487,760
452,920
400,0
350,0 391,950
300,0 357,110
Beban (Lbs)

250,0
200,0 287,430
150,0 261,300
100,0 209,040
50,0
0,0139,360
87,100

0,00
0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar G.7. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 8,533% seperti tabel di bawah.

Tabel G.7. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,067
0,2 8,533

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6% (4 hari peram – 4 hari rendam)

700,0
650,0 653,250 670,670
627,120
600,0
550,0 566,150
500,0
487,760
450,0
Beban (Lbs)

400,0
400,660
350,0 348,400
300,0
250,0
200,0252,590
150,0
100,0139,360
50,095,810
0,0

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar Grafik CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 12,444% seperti tabel di bawah.

Tabel G.2. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Soaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 12,333
0,2 12,444

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN H
PERHITUNGAN ANALISIS HASIL CBR TANPA RENDAMAN
(UNSOAKED)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

A. Hasil CBR Tanpa Rendaman (Unsoaked)

Hasil dari pengujian CBRtanpa rendaman dengan variasi pencampuran


GEOPOL® dapat dilihat dalam Tabel dan Gambar berikut.
1. Tanah Kradenan
b. TanahKradenan + Geopol 0%

1000,0
900,0
800,0
700,0
600,0
500,0
635,830
Beban (Lbs)

400,0
300,0 540,020
200,0 444,210
100,0
0,0 348,400
270,010
191,620
87,111031,32930,360
60,970 0

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar H.1. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 6,667% seperti tabel di bawah.

Tabel H.1. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 0% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 5,333
0,2 6,667

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. TanahKradenan + Geopol 2%
1200,0
1100,0 1132,300
1000,0
900,0 984,230
800,0
700,0 783,900
Beban (Lbs)

600,0
500,0
400,0 566,150
300,0 435,500
200,0 348,400
100,0 270,010
1652,04090,330
0,0
95,810

0,000,100,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar H.2. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 2%

Keterangan:
:Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 10,889% seperti tabel di bawah.

Tabel H.2. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 2% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 8,333
0,2 10,889

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan+ Geopol 4%

2400,0 2334,280
2200,0
2000,0
1977,170
1800,0
1600,0
1620,060
1400,0
Beban (Lbs)

1200,0
1000,0 1262,950
1019,070
800,0
775,190
600,0 574,860
400,0 444,210
200,0 313,560
0,0 182,910

0,000,100,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar H.3. CBR Tanah Kradenan+ Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
:Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 26,444% seperti tabel di bawah.

Tabel H.3. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 4% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 21,667
0,2 26,444

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
DraftTugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Kradenan+ Geopol 6%


6000,0
5500,0 5496,010
5000,0
4500,0 4625,010

4000,0
3754,010
Beban (Lbs)

3500,0
3000,0
2500,0 2883,010
2000,0 2273,310
1500,0
1000,0 1663,610
500,0 13 93,600
1071,330
0,0 749,060
4 26,790

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar H.4. CBR Tanah Kradenan + Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 57,778% seperti tabel di bawah.

Tabel H.4. Penetrasi CBR Tanah Kradenan + Geopol 6% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR
( inch ) (%)
0,1 46,667
0,2 57,778

Reynaldi Aditya Nugraha


Arjuna Arnanda 15.B1.00 L-
DraftTugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

2. Tanah Desa Tinanding

a. Tanah Kradenan+ Geopol 0%


1000,0
900,0 914,550

800,0
766,480
700,0
600,0
Beban (Lbs)

618,410

500,0 470,340
400,0 383,240
300,0 296,140
200,0
100,0 226,460
0,0 18 2,910
139,360
9 5,810

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60


Penetrasi (inches)

Gambar H.5. CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 9,111% seperti tabel di bawah.

Tabel H.5. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 0% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR

( inch ) (%)
0,1 7,333
0,2 9,111

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
DraftTugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

b. Tanah Tanah Tinanding + Geopol 2%


2000,0
1900,0
1800,0
1700,0
1600,0 1463,280
1500,0
Beban (Lbs)

1400,0 1245,530
1300,0 1027,780
1200,0
1100,0 810,030
1000,0 644,540
900,0 479,050
800,0 365,820
700,0287,430
209,040
600,0 130,650
500,0
400,00,00
0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60
300,0
Penetrasi (inches)
200,0
100,0
0,0
Gambar H.6. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 2%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban
Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 16,667% seperti tabel di bawah.

Tabel H.6. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR

( inch ) (%)
0,1 15,000
0,2 16,667

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Nugraha Arjuna 12 L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Tanah Tinanding + Geopol 4%

3200,0 3118,180
3000,0
2800,0
2600,0 2586,870
2400,0
2200,0 2055,560
Beban (Lbs)

2000,0
1800,0
1600,0 1524,250
1400,0 1228,110
1200,0 931,970
1000,0 688,090
513,890
800,0
339,690
600,0 165,490
400,0
200,0
0,0
0,000,100,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar H.7. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 4%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 32,222% seperti tabel di bawah.

Tabel H.7. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR

( inch ) (%)

0,1 26,667
0,2 32,222

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

d. Tanah Tanah Tinanding + Geopol 6%

8000,000
7500,000
7000,000 6968,000
6500,000
6009,900
6000,000
5500,000 5226,000
Beban (Lbs)

5000,000
4500,000
4000,000 3745,300
2961,400
3500,000
2090,400
3000,000 1654,900
2500,000 1132,300
2000,000 43650,95,07000
1500,000
1000,000
500,000
0,0000,000,100,20 0,30 0,40 0,50 0,60
Penetrasi (inches)

Gambar H.8. CBR Tanah Desa Tinanding+ Geopol 6%

Keterangan:
: Garis bantu untuk menunjukkan nilai beban
: Garis koreksi beban

Setelah diuji ulang maka didapatkan nilai CBR yang harus dilaporkan
adalah CBR 0.2" sebesar 83,229% seperti tabel di bawah.

Tabel H.8. Penetrasi CBR Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% Unsoaked


Penurunan Nilai CBR

( inch ) (%)

0,1 69,680
0,2 83,229

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN I
PERHITUNGANHASIL PRESENTASE PENGEMBANGAN
(SWELL PROCENTAGE)

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

A. Presentase Pengembangan (Swell Procentage) soaked


Sebelum di rendam (Unsoaked)Setelah di rendam (Soaked)

do d1
T

to t1

1. Tanah Kradenan Semarang (Perendaman Tanpa Pemeraman)


a. Tanah Kradenan + Geopol 0%
= T – do

= = 14,15 cm
= T – d1

= = 16,13 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 13,99%

b. Tanah Kradenan + Geopol 2%


= T – do

= = 12,65 cm
= T – d1

= = 14,2 cm

% Swell =( ) x 100%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

=( ) x 100%
=12,25%

c. Tanah Kradenan + Geopol 4%


= T – do

= = 12,87 cm
= T – d1

= = 14,13 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 9,79%

d. Tanah Kradenan + Geopol 6%


= T – do

= = 12,62 cm
= T – d1

= = 13,7 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 8,56%

2. Tanah Desa Tinanding Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan


a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0%
= T – do

= = 14,65 cm
= T – d1

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= = 16,47 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 12,42%
b. Tanah Desa Tinanding + Geopol 2%
= T – do

= = 13,88 cm
= T – d1

= = 15,43 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 11,17 %

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4%


= T – do

= = 12,97 cm
= T – d1

= = 15,83 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=10,25%

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6%


= T – do

= = 10,65 cm

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= T – d1

= = 11,47 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=7,69 %

B. Presentase Swell Procentage dengan Pemeraman 2 dan 4 hari


1.Tanah Kradenan (2 hari pemeraman)
a. Tanah Kradenan + Geopol 0% (Pemeraman 2 hari)

= T – do

= = 14,07 cm
= T – d1

= = 16,03 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 13,98%

b. Tanah Kradenan + Geopol 2% (Pemeraman 2 hari)


= T – do

= = 14,87 cm
= T – d1

= = 16,5 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=10,99%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan + Geopol 4% (Pemeraman 2 hari)


= T – do

= = 13,2 cm
= T – d1

= = 14,33 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 8,59%

d. Tanah Kradenan + Geopol 6% (2 Hari Pemeraman)


= T – do

= = 12,43 cm
= T – d1

= 13,03

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 4,83%

2. Tanah Desa Tinanding (Pemeraman 2 Hari)


a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0% (Pemeraman 2 hari)
= T – do

= = 14,97 cm
= T – d1

= = 17,03 cm

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=13,81%

b. Tanah Desa Tinanding + Geopol 2% (Pemeraman 2 hari)


= T – do

= = 14,33 cm
= T – d1

= 15,9 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 10,93%

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% (Pemeraman 2 hari)


= T – do

= = 13,9 cm
= T – d1

= = 14,97 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=7,67%

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% (Pemeraman 2 hari)


= T – do

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= = 14,20 cm
= T – d1

= = 14,77 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 3,99%

3. Tanah Kradenan (Durasi Pemeraman 4 Hari)


a. Tanah Kradenan + Geopol 0% (4 hari pemeraman)
= T – do

= = 12,00 cm
= T – d1

= 13,70

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 14,17%

b. Tanah Kradenan + Geopol 2% (4 hari pemeraman)


= T – do

= = 11,13 cm
= T – d1

= = 12,33 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=10,78%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

c. Tanah Kradenan + Geopol 4% (4 Hari Pemeraman)


= T – do

= = 11,07 cm
= T – d1

= = 12,00 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 8,43%

d. Tanah Kradenan + Geopol 6% (Pemeraman 2


hari)
= T – do

= = 13,43 cm
= T – d1

= = 14,00 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 4,22%

4. Tanah Desa Tinanding (Durasi Pemeraman 4 Hari)


a. Tanah Desa Tinanding + Geopol 0% (4 hari pemeraman)
= T – do

= = 14,87 cm
= T – d1

= = 16,93 cm

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=13,90%

b. Tanah DesaTinanding + Geopol 2% (4 hari pemeraman)

= T – do

= = 14,83 cm
= T – d1

= = 16,37 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
= 10,34 %

c. Tanah Desa Tinanding + Geopol 4% (4 hari pemeraman)

= T – do

= = 14,60 cm
= T – d1

= 15,70

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=7,53%

d. Tanah Desa Tinanding + Geopol 6% (4 hari pemeraman)


= T – do

= = 13,77 cm
= T – d1

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

= = 14,30 cm

% Swell =( ) x 100%

=( ) x 100%
=3,87%

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN J
GAMBAR PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN
DAN ANALISIS HIDROMETER

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Pengeringan Sampel
1 Tanah diruang Terbuka

2 Uji Saringan

Gelas Ukur 1000 cc


3

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

5 Mixer dan Mangkoknya

Pembacaan Alat
6
Hidrometer

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN K
GAMBAR PENGUJIAN ATTERBERG LIMITS

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Pengujian Batas Cair


1

2 Pengujian Batas Susut

3 Pengujian Batas Plastis

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Penumbukkan Sampel
4
Tanah

Pembuatan Sampel Uji


5
Batas Susut

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN L
GAMBAR PENGUJIAN INDEKS PROPERTIES

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Penimbangan Sampel
Berat Jenis Tanah
1
Kradenan

Penimbangan Akuades
2
dan Piknometer

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Penimbangan Sampel
Tanah yang sudah
3
didiamkan selama 24
jam

Pengukuran Suhu pada


4
Piknometer

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN M
GAMBAR PENGUJIAN PEMADATAN MODIFIKASI

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Pengeringan Sampel
1 Tanah

Pencampuran air pada


tanah untuk mencari
2
kadar air

Penuangan sampel tanah


3
ke dalam mold

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Penimbangan mold
4

Pengujian Pemadatan
dengan Hammer
5
sebanyak 56 kali
tumbukkan

Pembongkaran sampel
6 tanah yang telah
ditumbuk

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

LAMPIRAN N
GAMBAR PENGUJIAN CBR SOAKED,UNSOAKED DAN
SWELLING PROCENTAGE

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Tanah dioven selama


1 1x24 jam

Pencampuran air dengan


2 larutan GEOPOL®

Pencampuran sampel
3 tanah dengan campuran
GEOPOL®

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Perendaman benda uji


4
selama 4 hari

Setelah direndam 4 hari,


5 ditimbang dan diukur
Swell Procentage

Sampel uji didiamkan


6 selama 20 menit hingga
air yang tergenang habis

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Penimbangan sampel
7 tanah sesudah
perendaman 4 hari

Sampel uji dihitung


Swell Procentage nya
8
dengan penggaris

Pelaksanaan Uji CBR


9
Laboratorium

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

NO GAMBAR KETERANGAN

Pembongkaran sampel
uji tanah yang telah
10 dilakukan uji CBR
Laboratorium

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-
Tugas Akhir
Pengaruh Penambahan Geopol terhadap
Peningkatan nilai CBR Soaked Pada Jenis Tanah

Reynaldi Aditya 15.B1.00


Arjuna Arnanda Ibrahim L-

Anda mungkin juga menyukai