Anda di halaman 1dari 6

KORELASI NILAI CBR LABORATORIUM DAN NILAI CBR

LAPANGAN DARI UJI DCP TANAH SUBGRADE PADA


PEMBANGUNAN RUAS JALAN NANGA PINOH – ELA HILIR –
BATAS KALIMANTAN TENGAH 1

Tri Nugroho Darmawan 1), R. M. Rustamaji 2), Vivi Bachtiar 3)


1)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak
2, 3)
Dosen Prodi Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Pontianak
Email : tridrmwn3@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Uji California Bearing Ratio (CBR) dikatakan menjadi standar tes untuk mengetahui daya dukung tanah. Nilai
CBR bisa didapatkan di pengujian laboratorium dan pengujian dilapangan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui korelasi yang didapat dari CBR lapangan dari uji DCP dan CBR Laboratorium. Proses penelitian terdiri
dari data sekunder didapat data CBR lapangan dari uji DCP sebanyak 15 titik dan untuk data primer mencakup
pemeriksaan sifat fisis tanah, pengujian proctor modified dan pengujian CBR Laboratorium sebanyak 15 sampel
tanah. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan rumus matematis untuk mendapatkan persamaan
regresi dan nilai korelasi agar diketahui seberapa erat data-data tersebut berkaitan. Berdasarkan metode AASHTO
tanah tersebut diklasifikasikan dalam jenis tanah A-2-4 yaitu kerikil dan pasir berlanau atau berlempung dengan
penilaian umum sebagai tanah subgrade sangat baik sampai baik. Berdasarkan metode USCS klasifikasi tanah
yang paling dominan adalah SW/SC yaitu pasir gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak mengandung
butiran halus/pasir berlanau, campuran pasir lempung. Dari hasil perhitungan regresi dan korelasi didapat
persamaan rumus untuk memprediksi nilai CBR dan nilai DCP dimana nilai CBR (%) Desain vs CBR dari uji DCP
(%) (CBR-DCP = 0,1197(CBR(Desain)) + 14,3970. Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada pengaruh
signifikan antara nilai CBR dan nilai DCP.
Kata Kunci: CBR, DCP, tanah subgrade.

ABSTRACT
The California Bearing Ratio (CBR) test is said to be the standard test to determine the bearing capacity of the
soil. CBR values can be obtained in laboratory testing and field testing. This study was conducted to determine
the correlation obtained from the field CBR from the DCP and Laboratory CBR tests. The research process
consisted of secondary data obtained from field CBR data from the DCP test as many as 15 points and primary
data including examination of soil physical properties, proctor modified testing, and laboratory CBR testing of 15
soil samples. The data obtained were then analyzed using a mathematical formula to obtain the regression
equation and the correlation value to know how closely the data were related. Based on the AASHTO method, the
soil is classified into soil type A-2-4, namely gravel and silty sand or loam with a general assessment as very good
to good subgrade soil. Based on the USCS method, the most dominant soil classification is SW/SC, namely sand
of good gradation, gravel sand, little or no fine grain/silty sand, and a mixture of loamy sand. From the results of
the regression and correlation calculations, the formula for predicting the CBR value and DCP value is obtained
where the CBR value (%) Design vs. CBR from the DCP test (%) (CBR-DCP = 0.1197(CBR(Design)) + 14.3970.
This study proves that there is no significant effect between the CBR value and the DCP value.
Keywords: CBR, DCP, subgrade soil.

I. PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah
banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk dasar (Sukirman 1999).
melakukan mobilitas keseharian sehingga volume Konstruksi perkerasan lentur jalan terdiri dari
kendaraan yang melewati suatu ruas jalan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar
mempengaruhi kapasitas dan kemampuan dukungnya. yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut
Kekuatan dan keawetan kontruksi perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan

1
menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban Sedangkan menurut Craig (1989), pemadatan
kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui (compaction) adalah proses naiknya kerapatan tanah
bidang kontak roda beban berupa beban terbagi rata. dengan memperkecil jarak antar partikel sehingga
Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan terjadi reduksi volume udara dan tidak terjadi
permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah.
lebih kecil dari daya dukung tanah dasar (Sukirman Uji pemadatan tanah adalah metode laboratorium
1999). untuk menentukan eksperimental kadar air yang
Pengujian tanah dilakukan untuk memperoleh data optimal dimana suatu jenis tanah tertentu akan menjadi
tanah yang diperlukan baik untuk perencanaan maupun paling padat dan mencapai kepadatan kering
untuk pelaksanaan. Uji California Bearing Ratio (CBR) maksimum. Nilai kepadatan kering tanah didapat dari
dikatakan menjadi standar tes untuk mengetahui daya persamaan :
dukung tanah. Nilai CBR bisa didapatkan di pengujian 𝜌
laboratorium dan pengujian langsung dilapangan. 𝜌𝑑 = (1)
(1+𝑤)
Untuk mendapatkan nilai CBR di lapangan pemakaian
alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) menjadi salah CBR (California Bearing Ratio)
satu pilihan pada proyek perkerasan jalan untuk CBR merupakan suatu perbandingan antara beban
mengukur nilai kekutan tanah dasar karena cepat dan percobaan (Test Load) dengan beban standar (Standard
efisien. Berbeda dengan pengujian dengan alat DCP Load) dan dinyatakan dalam persentase. Tujuan dari
yang tergolong singkat, uji CBR laboratorium memiliki percobaan CBR adalah untuk menentukan daya dukung
rangkaian prosedur pengujian yang panjang. tanah dalam kepadatan maksimum. Untuk mencari
Perbedaan kepadatan tanah dapat mempengaruhi nilai nilai CBR memakai rumus :
CBR yang didapat langsung dilapangan dan nilai CBR
dengan tanah yang dipadatkan dilaboratorium. 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
CBR(%) = Beban penetrasi standard × 100% (2)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi
atau hubungan yang didapat dari CBR lapangan dari uji
DCP dan CBR Laboratorium. Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan Pengujian DCP dimaksudkan untuk menentukan
adalah tanah sub-grade pada Pembangunan Ruas jalan nilai CBR tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem
Nanga Pinoh – Ela Hilir – Batas Kalimantan Tengah 1. perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data
kekuatan tanah sampai kedalaman kurang lebih 70
centimeter di bawah permukaan lapisan tanah yang ada
atau permukaan tanah dasar.

Gambar 1. Peta Lokasi dan Titik Pengambilan Sampel


Tanah (Sumber : Google Earth)

II. METODOLOGI DAN PUSTAKA Gambar 2. Grafik Hubungan Nilai DCP dan Nilai
Tanah Subgrade (Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum,
Tanah dasar adalah berupa tanah asli atau tanah Rancangan 3 Pedoman Cara Uji CBR
galian ataupun berupa tanah timbunan, yang dengan Dynamic Cone Penetrometer)
merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-
bagian perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat- Berdasarkan grafik hubungan di atas, didapat
sifat serta daya dukung dari tanah dasar. persamaan untuk menentukan nilai CBR untuk masing-
masing sudut konus sebagai berikut :
Pemadatan  Sudut konus 30°
Pemadatan tanah adalah suatu proses memadatkan Log CBR = 1,352 – 1,125 (Log DCP) (3)
partikel tanah sehingga terjadi pengurangan volume  Sudut konus 60°
udara dan volume air dengan memakai cara mekanis. Log CBR = 2,8135 – 1,313 (Log DCP) (4)

2
Regresi dan Korelasi Metodologi Penelitian
Parameter tanah yang telah didapat dari data primer Untuk mempermudah proses penelitian, dibuatlah
dan sekunder dikumpulkan dan dipilah untuk tahapan-tahapan pengujian yang meliputi:
kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa 1. Pemeriksaan sifat-sifat fisis tanah meliputi:
statistik yaitu dengan cara analisis regresi dan korelasi  Kadar Air
yang maksud untuk mendapatkan nilai regresi dan  Berat Jenis
korelasi antar paratameter yang diuji. Semakin besar  Batas Atterberg
nilai koefisien korelasi maka hubungan kedua variabel  Analisa Saringan
tersebut semakin kuat. 2. Mengklasifikasikan tanah asli dan tanah dengan
penambahan persentase pasir:
Tabel 1. Nilai koefisien korelasi dan kekuatan  Klasifikasi AASHTO
hubungan antar variabel (Soewarno, 1995)  Klasifikasi USCS
Nilai 3. Pemeriksaan sifat mekanis tanah asli dan tanah
Koefesien Keterangan dengan penambahan persentase pasir:
Korelasi  Uji pemadatan (Modified)
1 Hubungan positif sempurna  Uji CBR Laboratorium (Unsoaked)
4. Analisis data yang telah didapat menggunakan
0,6 – 1 Hubungan langsung positif baik analisa regresi dan korelasi model linier
0 - 0,6 Hubungan langsung positif lemah
0 Tidak terdapat hubungan linier III. HASIL DAN PEMBAHASAN
-0,6 – 0 Hubungan langsung negatif lemah Setelah dilakukan pengujian maka data yang
didapat bisa diolah untuk mencari sifat fisis, mekanis,
-1 - -0,6 Hubungan langsung negatif baik dan juga korelasi antara nilai CBR Laboratorium dan
-1 Hubungan negatif sempurna nilai DCP.

Tabel 3. Hasil Pengujian Sifat Fisis Tanah (Sumber:


Tabel 2. Akurasi regresi linier berdasarkan koefisien Pengujian Laboratorium 2022)
determinasi, R2 (Marto, 1996)
Nilai R2 Akurasi Model Regresi No. w (%) Gs LL (%) PL (%) IP (%)
<0,25 Tidak Baik
1 32,512 2,319 36,108 26,006 10,102
0,25-0,55 Relatif Baik
2 28,164 2,540 36,674 27,741 8,933
0,56-0,75 Baik
>0,75 Sangat baik 3 32,054 2,570 35,271 26,848 8,422
4 34,277 2,416 33,777 24,800 8,977

Lokasi Penelitian 5 28,429 2,376 35,373 27,484 7,888


Pengujian DCP dan pengambilan sampel tanah 6 32,807 2,444 32,929 25,881 7,048
dilakukan pada dilokasi Pembangunan Ruas Jalan 7 29,857 2,609 36,509 25,941 10,568
Nanga Pinoh – Ela Hilir – Batas Kalimantan Tengah 1. 8 29,463 2,675 35,390 25,516 9,873
Penelitian sampel tanah untuk mencari nilai CBR
Laboratorium dilakukan di Laboratorium Mekanika 9 33,318 2,551 34,654 24,952 9,701
Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. 10 24,446 2,565 34,751 27,492 7,258
11 31,639 2,557 33,729 24,765 8,963
12 25,726 2,366 36,156 27,576 8,580
13 28,525 2,497 37,163 27,085 10,078
14 27,409 2,670 33,553 24,424 9,129
15 24,204 2,662 34,805 26,839 7,966

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel tanah


yang diuji. Nilai berat jenis berkisar antara 2,319
hingga 2,670. Nilai batas cair berkisar antara 32,929%
hingga 37,163%. Nilai batas plastis berkisar antara
Gambar 3. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah 24,800% hingga 27,741% dan nilai index plastisitas
(Sumber : Dokumentasi) berkisar 7,048 % sampai 10,568 %.

3
Tabel 4. Hasil Klasifikasi AASHTO (Sumber: Hasil Tabel 6. Hasil Pengujian Pemadatan (Modified)
Pengujian Laboratorium, 2022) (Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium,
Persen 2022)
Lolos
No. Titik PL (%) IP (%) Klasifikasi
Saringan Pemadatan
No. 200 No. Titik
Wopt (%) ℽd (gr/cm3)
1 STA 11 + 050 26,006 10,102 7,592 A-2-4
1 STA 11+050 14,29 1,868
2 STA 11 + 100 27,741 8,933 6,376 A-2-4
2 STA 11+100 14,55 1,862
3 STA 11 + 150 26,848 8,422 7,462 A-2-4 3 STA 11+150 14,31 1,865

4 STA 11 + 200 24,800 8,977 7,141 A-2-4 4 STA 11+200 13,39 1,877
5 STA 11+250 13,75 1,873
5 STA 11 + 250 27,484 7,888 8,016 A-2-4
6 STA 11+300 12,70 1,902
6 STA 11 + 300 25,881 7,048 10,311 A-2-4
7 STA 11+350 14,28 1,868
7 STA 11 + 350 25,941 10,568 8,457 A-2-4 8 STA 11+400 14,45 1,863

8 STA 11 + 400 25,516 9,873 6,181 A-2-4 9 STA 11+450 15,80 1,845
10 STA 11+500 14,30 1,867
9 STA 11 + 450 24,952 9,701 9,422 A-2-4
11 STA 11+550 14,41 1,860
10 STA 11 + 500 27,492 7,258 7,209 A-2-4
12 STA 11+600 14,38 1,865
11 STA 11 + 550 24,765 8,963 7,603 A-2-4 13 STA 11+650 15,25 1,851

12 STA 11 + 600 27,576 8,580 8,868 A-2-4 14 STA 11+700 14,27 1,871
15 STA 11+750 14,35 1,863
13 STA 11 + 650 27,085 10,078 9,213 A-2-4

14 STA 11 + 700 24,424 9,129 8,850 A-2-4


Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat persentase wopt
15 STA 11 + 750 26,839 7,966 9,258 A-2-4
didapat dari pengujian berkisar 12,70% - 15,80% dan
nilai ℽd yang dihasilkan berkisar 1,845 gram/cm3 -
Tabel 5. Hasil Klasifikasi USCS (Sumber: Hasil 1,902 gram/cm3.
Pengujian Laboratorium, 2022)

No. Titik PL (%) IP (%) Klasifikasi


CBR Laboratorium
Tabel 7. Hasil Pengujian CBR Laboratorium
1 STA 11 + 050 26,006 10,102 SW/SC (Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium,
2 STA 11 + 100 27,741 8,933 SW/SC
2022)
CBR (%) CBR
3 STA 11 + 150 26,848 8,422 SW/SC No. Titik Desain
10 30 65 (%)
4 STA 11 + 200 24,800 8,977 SW/SC
1 STA 11+050 19,827 25,827 32,349 26,385
5 STA 11 + 250 27,484 7,888 SW/SC 2 STA 11+100 19,175 25,044 31,958 26,020
6 STA 11 + 300 25,881 7,048 SW/SC 3 STA 11+150 19,566 25,697 32,284 26,347

7 STA 11 + 350 25,941 10,568 SW/SC 4 STA 11+200 21,718 27,131 34,045 28,020
5 STA 11+250 20,870 26,479 33,653 27,170
8 STA 11 + 400 25,516 9,873 SW/SC
6 STA 11+300 22,892 28,436 36,393 30,347
9 STA 11 + 450 24,952 9,701 SW/SC
7 STA 11+350 19,957 25,827 32,871 26,926
10 STA 11 + 500 27,492 7,258 SW/SC 8 STA 11+400 19,370 25,044 32,088 25,911

11 STA 11 + 550 24,765 8,963 SW/SC 9 STA 11+450 18,196 23,870 30,262 23,695
10 STA 11+500 19,957 25,305 32,479 26,617
12 STA 11 + 600 27,576 8,580 SW/SC
11 STA 11+550 19,762 25,240 32,219 25,962
13 STA 11 + 650 27,085 10,078 SW/SC
12 STA 11+600 19,762 25,436 31,827 26,131
14 STA 11 + 700 24,424 9,129 SW/SC 13 STA 11+650 18,783 24,131 30,784 24,409

15 STA 11 + 750 26,839 7,966 SW/SC 14 STA 11+700 20,153 26,088 32,610 27,045
15 STA 11+750 19,762 25,436 32,349 26,213

Pemadatan Tanah (Modified)


Berdasarkan data di atas bisa dilihat nilai CBR
Pengujian pemadatan dilakukan untuk memperoleh
Desain yang didapat dari pengujian CBR Laboratorium
nilai kadar air optimum dan densitas kering suatu
berkisar 23.695% - 30.347%.
benda uji, kedua nilai tersebut akan digunakan dalam
pengujian CBR Laboratorium. Hasil pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
pemadatan pada 15 titik benda uji terlihat pada Tabel Pengujian DCP dilakukan untuk mendapatkan nilai
6. CBR (%) dilapangan. Pengujian dilakukan pada tanah
subgrade pada Pembangunan Ruas Jalan Nanga Pinoh

4
– Ela Hilir – Batas Kalimantan Tengah 1. Hasil Dari hasil perhitungan didapat hubungan nilai CBR
pengujian DCP dapat dilihat pada Tabel 8. : Desain dengan nilai CBR-DCP adalah y = 0,1197x +
14,397 dan memiliki koefisien korelasi (r) 0,1089
Tabel 8. Hasil Pengujian DCP (Sumber: Data maka dapat disimpulkan hubungan antara nilai CBR
Sekunder) Desain dan nilai CBR-DCP memiliki hubungan
langsung positif lemah.
No. Titik CBR - DCP (%)

1. STA 11+050 14,65 IV. KESIMPULAN DAN SARAN


2. STA 11+100 16,05 Kesimpulan
3. STA 11+150 17,36 Berdasarkan hasil nilai dari penelitian, maka dapat
4. STA 11+200 16,30 disimpulkan bahwa:
5. STA 11+250 17,32 1. Klasifikasi tanah yang didapat dari hasil pengujian
6. STA 11+300 20,66 sifat fisis yaitu :
7. STA 11+350 16,52  Berdasarkan metode AASHTO tanah tersebut
8. STA 11+400 19,14 diklasifikasikan dalam jenis tanah A-2-4 yaitu
9. STA 11+450 18,27 kerikil dan pasir berlanau atau berlempung
10. STA 11+500 15,33 dengan penilaian umum sebagai tanah sub-
11. STA 11+550 18,16 grade sangat baik sampai baik.
12. STA 11+600 18,71  Berdasarkan metode USCS klasifikasi tanah
13. STA 11+650 18,48 yang paling dominan adalah SW/SC yaitu pasir
14. STA 11+700 16,99 gradasi baik, pasir berkerikil, sedikit atau tidak
15. STA 11+750 19,56 mengandung butiran halus/pasir berlanau,
campuran pasir lempung.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai CBR 2. Berdasarkan hasil perhitungan analisa regresi dan
(%) dilapangan yang didapat dari uji DCP berkisar korelasi pada nilai CBR Desain dan nilai CBR dari
14,65(%) – 20,66(%). uji DCP didapatkan persamaan y = 0,1197x +
14,397 dengan koefisien korelasi (r) = 0,1089 dan
Analisis Regresi dan Korelasi koefisien determinasi (R2) = 0,0119. Data hipotesis
Berdasarkan data yang telah didapat dari hasil memiliki nilai thitung < ttabel yang menunjukkan
pengujian dapat dilakukan analisis regresi linier untuk H0 diterima, yang berarti tidak ada pengaruh yang
melihat bagaimana korelasi dari CBR desain terhadap signifikan antara nilai CBR Desain dan nilai CBR
nilai CBR-DCP dapat dilihat pada gambar berikut : dari uji DCP.

Grafik Hubungan CBR Saran


Berdasarkan hasil penelitian yang didapat terdapat
Desain vs CBR-DCP beberapa saran sebagai berikut :
21
1. Untuk penelitian ke depannya dapat meningkatkan
jumlah sampel agar mendapatkan nilai koefisien
korelasi (r) dan nilai koefisien determinasi (R2)
Nilai CBR-DCP (%)

20
yang baik.
19 2. Bagi calon peneliti diharapkan untuk mencari
korelasi nilai CBR Laboratorium dan nilai CBR
18
Lapangan dari uji DCP yang lebih lengkap untuk
17 wilayah lainnya di Indonesia.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
16 mencari korelasi nilai CBR Laboratorium dan nilai
y = 0,1197x + 14,397
R² = 0,0119 CBR Lapangan dari uji DCP yang lebih lengkap
15 untuk semua jenis tanah.
14 4. Ketelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini
23 24 25 26 27 28 29 30 31 agar didapatkan hasil yang akurat sesuai dengan
Nilai CBR Desain (%) kondisi yang diinginkan.

REFERENSI
Gambar 4. Grafik Hubungan Nilai CBR Desain dan
Nilai CBR-DCP (Sumber: Hasil Pengujian Craig RF, 1989, Mekanika Tanah, Edisi Keempat,
Laboratorium, 2022) Erlangga, Jakarta.

5
Hardiyatmo, Hary Christady. (2002). Mekanika Tanah
I. Edisi ketiga. Penerbit Gajah Mada University
Press. Jakarta.
Pemberlakuan Pedoman Cara Uji California Bearing
Ratio (CBR) Dengan Dynamic Cone
Penetrometer (DCP). (2010). Bandung:
Kementerian Pekerjaan Umum.
Soewarno. 1995. Aplikasi Metode Statistik Untuk
Analisa Data Jilid 1. Bandung : Penerbit Nova.
Sukirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya.
Bandung: NOVA.

Anda mungkin juga menyukai