Anda di halaman 1dari 8

CIVIL ENGINEERING 2021

Mekanika Tanah I

BAB X
DCP
(Dynamic Cone Penetrometer)
10.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui ketebalan maksimum dari tanah lunak atau ke dalaman
sampai batuan.
2. Untuk mengetahui ketebalan minimum tanah dangkal secara cepat.
3. Untuk menentukan daya dukung tanah (CBR Avg).
10.2 Teori Dasar
Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (dynamic cone penetrometer)
dikembangkan oleh TRRL (Transportast and Road Research Laboratory),
Crowthorne Berkshire, Inggris.
Alat DCP dapat mengukur tanah sedalam 80 cm secara menerus jika suatu
pelebaran jalan telah ditentukan atau maksimum 120 cm dimana batas batas
lapisan perkerasan yang mempunyai kekuatan berbeda sudah diidentifikasi dan
ketebalan lapisannya sudah diketahui.
Koreksi antara pengukuran dengan DCP dan CBR telah ditetapkan menurut
Van Varen 1969, K lyen and Van heerden 1983 dan smith and draft 1983 agar
hasilnya dapat diinterpretasikan dan dibandingkan dengan spesifikasi CBR
untuk desain lapisan perkerasan jalan.
Pengujian menggunakan DCP menghasilkan data yang dapat dianalisa untuk
menghasilkan informasi yang akurat terhadap ketebalan dan kekuatan dari
tanah yang ingin di uji namun pada umumnya terhadap perkerasan jalan atau
lapangan terbang. Pengujian dapat dilakukan dengan cepat dan lokasi
pengujian dapat mudah dirapikan. Ketika digunakan untuk desain, uji DCP
dilakukan ketika perkerasan jalan atau lapangan terbang berada pada kondisi
basah. Uji DCP umum dilakuakan dengan 3 orang yang dapat melakukan 20
pengujian dalam satu hari dengan interval 50 dan 500 m. DCP dapat
memberikan informasi dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memperkirakan kekuatan perkerasan dan kemajuan pekerjaan yang sudah

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
didesain. Hasil dari uji DCP dapat juga digunakan untuk menentukan posisi
paling tepat untuk melakukan tes pit sebagai informasi tambahan.
DCP terdiri dari konus didasar dari batang vertikal. Sebuah palu diangkat dan
dijatuhkan secara berulang – ulang kedalam perangkai pada setengah tinggi
batang untuk menghasilkan pukulan yang standar, “blow” kepada konus yang
menekan perkerasan. Skala vertikal sepanjang batang digunakan untuk
mengukur kedalaman penetrasi dari konus. Penetrasi dan jumlah pukulan
dicatat pada lembar data uji. Penetrasi per pukulan atau ‘nilai penetrasi’ dicatat
selama konus menekan perkerasan dan digunakan untuk menghitung kekuatan
dari material. Perubahan dalam nilai penetrasi mengindikasikan perubahan
kekuatan material, sehingga memungkinkan lapisan diidentifikasi dan dapat
menentukan ketebalan serta kekuatan dari lapisan tersebut. Lapisan – lapisan
ini kemudian dikelompokan bersama ke dalam lapisan perkerasan dari lapisan
dasar, sub-base, dan sub-grade yang dikorelasikan dengan hasil tes pit jika
dimungkinkan.
Prinsip kerja DCP adalah bahwa kecepatan penetrasi dari konus ketika ditekan
oleh kekuatan standar, sebanding dengan kekuatan bahan yang diukur. Bila
lapis perkerasan jalan atau lapangan terbang memiliki kekuatan yang berbeda,
lingkungan lapisan – lapisan disekitarnya dapat diidentifikasi dan ketebalan
lapisan dapat ditentukan.
Menurut Harison, J.A., Correlation of CBR Dynamic Cone Penetrometer
Stenght Measurement of Soil. Australian Road Research 16(2), June, 1986
dalam menentukan dan memperkirakan nilai CBR tanah atau bahan granular
dapat menggunakan beberapa metode, namun yang cukup akurat dan paling
murah sampai saat ini adalah dengan Penetrasi Konus Dinamis atau dikenal
dengan nama Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Di samping itu DCP adalah
salah satu cara pengujian tanpa merusak atau Non Destructive Testing (NDT),
yang digunakan untuk lapis pondasi batu pecah, pondasi bawah sirtu, stabilisasi
tanah dengan semen atau kapur dan tanah dasar.
1. Kelebihan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
a. Menentukan kekakuan dalam mm/pukulan
b. Perubahan lapisan tanah dapat diketahui melalui perubahan kemiringan

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
c. Meminimalisir gangguan permukaan tanah
d. Informasi kekuatan dan desain dapat dikorelasikan dengan uji lain (CBR)
e. Biaya murah dan waktu yang dibutuhkan sedikit (cepat)
2. Kekurangan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
a. tidak dapat digunakan pada batuan keras, aspal, maupun beton
b. DCP dapat rusak bila dilakukan pada lapisan tanah keras secara berulang –
ulang atau pembuangan lapisann yang tidak sempurna
c. Tidak dapat mengukur kelembaban maupun kepadatan (hanya untuk mengukur
kekakuan).
Tabel 10.1 Tabel Lapisan Perkerasan Jalan Raya

LapisanPerkerasanJalan Nilai CBR (%)


Subgrade 6 – 19
Sub Base Course 20 – 50

Base Course < 50


Sumber : Buku penuntun praktikum mekanika tanah
Bentuk Hubungan ( korelasi ) Nilai CBR-DCP
Dari data, didapat nilai DCP yang diambil adalah jumlah rata-rata dari
penetrasi per pukulan (mm/blow). Dari nilai DCP yang ada, dapat dicari nilai
CBR yang ada. Semakin kecil nilai penetrasi DCP (mm/blow), maka makin
besar nilai CBR yang tejadi, dan sebaliknya semakin besar nilai penetrasi DCP
(mm/blow), maka makin kecil nilai CBR yang terjadi. Nilai korelasi yang
terjadi didapat dari beberapa percobaan yang sudah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Penelitian yang sangat intensif telah dilakukan untuk menghasilkan
hubungan empiris antara DCP dan CBR., 1999. Berdasarkan hasil dari
penelitian yang lampau, banyak hubungan DCP dan CBR digambarkan pada
rumus berikut ini:

Log (CBR) = a - b log (DCP)


(Pers 10.1)
Dengan:
DCP = nilai DCP (mm/blow).
a = nilai konstanta antara 2,44–2,60

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
b = nilai konstanta antara 1,07 –1,16
Persamaan diatas, dapat digunakan untuk beberapa jenis tanah, diantaranya
tanah granular, cohesive, aggregate base course, hingga piedmont residual soil.
Untuk beberapa jenis tanah, rumus yang digunakan berbeda koefisien untuk
persamaan garisnya. Korelasi hasil uji DC dan CBR sudah pernah ada dan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 10.2 Koreksi nilai CBR – DCP Persamaan log
Model

Sumber : Jackson State University, Potential Application


of Dynamic and Static Cone Penetrometers in
MDOTPavement Design and Construction, Jurnal
September 2003

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
Tabel 10.3 Koreksi nilai CBR – DCP Persamaan log dan
Inverse Model

Sumber : Civil Engineering Dept. U.K, Correlation of


CBR & Dynamic Cone Penetrometer Strength
Measurement of Soil, Jurnal November 1985.
Dari kedua tabel korelasi nilai diatas, dapat dipilih untuk diambil persamaan
hubungan yang sesuai dengan jenis tanah yang nanti akan di dapatkan dari
sampel tanah.
10.3 Alat Yang Digunakan
1. Pegangan tangan.
2. Batang (stang) atas.
3. Palu (hammer) 8 Kg.
4. Pelat landas.
5. Cincin pelembab.
6. Pemegang plat landas.
7. Batang (stang) bawah.
8. Penggaris skala (1m) 1 buah.
9. Konus dengan sudut 60°.
10. Cincin penjepit.
11. Sekrup 3 buah.

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
10.4 Persiapan Sampel
1. Merakit instrumen, kelengkapan alat dirakit terlebih dahulu karena pada
umumnya peralatan disimpan dalam keadaan terurai untuk memudahkan
transportasi.
2. Persiapan pengoperasian, letakkan alat yang sudah dirakit pada titik investigasi
yang sudah di tentukan, batang harus dalam posisi vertikal (tegak lurus selama
dioperasikan). Palu dipasang pada batang atas.Alat siap dioperasikan untuk
pembacaan pertama.
10.5 Cara melakukan percobaan
1. Pertama tama dilakukan pembacaan nol alat (elevasi atau kedalaman) tanah.
Setelah dibersikan dari kotoran atau rerumputan.
2. Jumlah pukulan dihitung pada setiap pembacaan kedalaman penetrasi 10 mm.
Akan tetapi kebanyakan dilakukan pembacaan kedalaman penetrasi pada setiap
5 – 10 pukulan untuk tanah berbutir baik atau kondisi normal.
3. Untuk pada lapisan Subbase atau Subgrade yang tidak terlalu keras.
Pembacaan penetrasi dilakukan untuk setiap satu sampai dua pukulan.
4. Jika DCP yang dilakukan/digunakan versi yang diperdalam, alat harus dipukul
ke dalam lapisan perkerasan ( Pavement ) sampai kedalaman 40 sampai 50 cm
sebelum stang perpanjangan (tambahan ) disambungkan . Jika hal ini dilakukan
maka penggaris skala dipisahkan dari plat dasar dan stang bawah dipisahkan
untuk menerima stang tambahan . Setalah perakitan kembali, pembacaan
penetrasi dilakukan sebelum pengujian dilanjutkan.
5. Setelah pengujian selesai, alat DCP digeser atau dipindahkan dan diikat
dengan hati hati agar alat dapat awet dan tahan lama (tidak cepat rusak ) habis.

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
10.9 Kesimpulan dan Saran
10.9.1 Kesimpulan
DCP atau dynamic cone penetrometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur daya dukung tanah dilapangan langsung ditempat (Insitu). Daya
dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas
hasil test DCP yang dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm)
ujung konus masuk kedalam tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan
palu geser pada landasan batang utamanya.
Dari data hasil percobaan maka didapatkan daya dukung tanah (CBR
Average) yaitu sebesar 38,22%.
10.9.2 Saran
Berhati – hatilah dalam menggunakan alat DCP, khususnya saat melepaskan
pemberat. Selain itu, dibutuhkan ketelitian dalam melakukan pembacaan agar
didapatkan data yang lebih akurat.

KELAS A / KELOMPOK 5
CIVIL ENGINEERING 2021
Mekanika Tanah I
10.10 Gambar Alat

Gambar 10.1 Alat DCP


Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah,
Fakultas Teknik Universitas Tadulako

KELAS A / KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai