Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5 DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)


2.5.1 Maksud
Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) dilakukan untuk
menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) sub grade, sub base, dan base
coarse, suatu sistem perkerasan yang dilakukan secara tepat, dan praktis sebagai
pekerjaan quality control pembuatan jalan.

2.5.2 Landasan Teori


Pegujian dengan alat DCP pada dasarnya sama dengan Cone
Penetrometer (CP) yaitu sama-sama mencari nilai CBR dari suatu lapisan tanah
langsung di lapangan. Hanya saja pada alat CP dilengkapi dengan proving ring
dan arloji pembacaan, sedangkan pada DCP adalah melalui ukuran (satuan)
dengan menggunakan mistar pengujian dengan alat CP digunakan untuk
mengetahui CBR tanah asli, sedangkan pengujian dengan alat DCP hanya untuk
mendapat kekuatan tanah timbunan pada pembuatan badan jalan, alat ini dipakai
pada pekerjaan tanah karena mudah dipindahkan ke semua titik yang diperlukan
tetapi letak lapisan yang diperiksa tidak sedalam pemeriksaan tanah dengan alat
sondir. Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow) dan
penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam pada tanah/ lapisan fondasi
karena pengaruh penumbuk kemudian dengan menggunakan grafik dan rumus,
pembacaan penetrometer diubah menjadi pembacaan yang setara dengan nilai
CBR.
Prinsip kerja DCP adalah bahwa kecepatan penetrasi dari konus ketika
ditekan oleh kekuatan standar, sebanding dengan kekuatan bahan yang diukur.
Lapisan perkerasan jalan atau lapangan terbang yang memiliki kekuatan yang
berbeda, pada lingkungan lapisan-lapisan sekitarnya dapat diidentifikasi.
(Sriharyani, 2016).
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and
Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris. Percobaan ini mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985/ 1986. Pengujian ini dimaksudkan

1
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan,
dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan
tanah sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah
yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat
data masuknya konus yang tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk
setiap pukulan dari palu/ hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula
(Politeknik Negeri Manado, 2016).
Tabel 2.9 Klasifikasi Tanah berdasarkan CBR
CBR (%) Description
0,000 – 5,000 Very poor
5,000 – 10,000 Poor to questionable sub grade
10,000 – 20,000 Fair questionable sub grade
20,000 – 30,000 Very good sub grade
30,000 – 50,000 Good base
50,000 – 80,000 Good gravel sub grade
> 80,000 Good crush gravel bases
Sumber: Unified Soil Classification System, 2000

2
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pengujian DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah sebagai berikut.
1. Alat DCP;
2. Kantong alat;
3. Konus; dan
4. Mistar.
5.

Gambar 2.5 DCP (Dynamic Cone Penetrometer)


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah. 2021

3
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.6 DCP (Dynamic Cone Penetrometer)


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah. 2021

2.5.4 Prosedur Pengujian


Prosedur yang dilakukan pada pengujian DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan peralatan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyambungkan seluruh bagian peralatan dan pastikan bahwa
sambungan atas dengan landasan serta batang bawah dan kerucut baja
sudah tersambung dengan kokoh.
b. Menentukan titik percobaan, mengupas dan meratakan permukaan yang
akan diuji.
c. Membuat lubang uji terlebih dahulu jika bahan perkerasan beraspal,
sehingga diperoleh lapisan tanah dasar.

4
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

d. Mengukur ketebalan setiap bahan perkerasan yang ada.


2. Meletakan alat DCP pada titik uji diatas lapisan yang akan diuji.
3. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertikal)
diatas dasar yang rata dan stabil, kemudian mencatat pembacaan awal mistar
pengukur kedalaman.
4. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati sehingga
menyentuh batas pegangan.
5. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan.
6. Melakukan langkah-langkah 3 dan 4, mencatat jumlah tumbukan dan
kedalaman pada formulir.
7. Melakukan percobaan minimal 2 kali dengan jarak 20 cm dari titik uji satu
ke titik uji lainnya.
8. Langkah-langkah yang dilakukan setelah percobaan adalah sebagai
berikut.
a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.
b. Mengangkat penumbuk dan memukulkannya beberapa kali ke arah atas
sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas
permukaan tanah.
c. Melepaskan bagian bagian yang tersambung secara hati-hati, kemudian
membersihkan alat dari kotoran dan menyimpannya kembali pada
tempatnya.
d. Menutup kembali lubang uji setelah percobaan.

2.5.5 Perhitungan
Perhitungan pada pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP) pada
pentrasi sebesar 20,000 mm adalah sebagai berikut.
Kumulatif tumbukan = tumbukan ke (n) + kumulatif tumbukan ke (n – 1)
= 1,000 + 0,000
= 1,000
Penetrasi = panjang awal mistar – panjang terukur mistar
5
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

= 1070,000 mm – 1050,000 mm
= 20,000 mm

Kumulatif penetrasi = penetrasi ke (n) + penetrasi awal


= 20,000 mm + 0,000 mm
= 20,000 mm
DCP =

∑ penetrasi lapis bawah −∑ penetrasi lapis atas


∑ tumbukan lapis bawah −∑ tumbukan lapis atas

89,400 − 0,000
= 5,000 − 0,000
= 17,880 mm/tumbukan
Log10 CBR = 2,8135 – 1,313 Log10 (DCP)
= 2,8135 – 1,313 Log10 (17,880)
CBR = 10 2,8135 – 1,313 Log10 (DCP)
= 10 2,8135 – 1,313 Log10 (17,880)
= 14,762%

2.5.6 Hasil Pengujian


Pemeriksaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) dilakukan di Lapangan
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur. Pemeriksaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
dilakukan berdasarkan prosedur yang telah di tetapkan pada Modul Praktikum
Mekanika Tanah 2021 dengan mengacu pada Pedoman Bahan Konstruksi
Bangunan Rekayasa Sipil Departemen Pekerjaan Umum tentang Cara Uji CBR
dengan Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada
Tabel 2.x Gambar 2.x.

6
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 1


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan :

Tabel 2.x Hasil Pengujian DCP


Panjang Kumulatif
Penetrasi DCP CBR
Banyak Kumulatif Teramati Penetrasi
Tumbukan Tumbukan (mm/
(mm) (mm) (mm) (%)
tumbukan)
0,000 0,000 1070,000 0,000 0,000
1,000 1,000 1050,000 20,000 20,000
1,000 2,000 1030,500 39,500 39,500
17,880 14,762
1,000 3,000 1010,700 59,300 59,300
1,000 4,000 1000,000 70,000 70,000
1,000 5,000 980,600 89,400 89,400
1,000 6,000 970,300 99,700 99,700
1,000 7,000 960,000 110,000 110,000
1,000 8,000 945,000 125,000 125,000
15,960 17,136
1,000 9,000 920,700 149,300 149,300
1,000 10,000 910,200 159,800 159,800
1,000 11,000 890,500 179,500 179,500
1,000 12,000 870,800 199,200 199,200
1,000 13,000 850,600 219,400 219,400
1,000 14,000 830,600 239,400 239,400
1,000 15,000 810,200 259,800 259,800 25,083 9,465
1,000 16,000 780,600 289,400 289,400
1,000 17,000 750,600 319,400 319,400
1,000 18,000 720,300 349,700 349,700
7
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1,000 19,000 680,600 389,400 389,400


1,000 20,000 630,500 439,500 439,500
1,000 21,000 570,700 499,300 499,300 57,650 3,174
1,000 22,000 520,000 550,000 550,000
1,000 23,000 450,000 620,000 620,000
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 1


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan :

Tabel 2.x Hasil Pengujian DCP (Lanjutan)


Panjang
Kumulatif
Teramat Penetrasi DCP CBR
Banyak Kumulatif Penetrasi
i
Tumbukan Tumbukan
(mm/
(mm) (mm) (mm) (%)
tumbukan)
1,000 24,000 380,400 689,600 689,600
1,000 25,000 320,900 749,100 749,100
63,333 2,805
1,000 26,000 260,700 809,300 809,300
1,000 27,000 190,400 879,600 879,600
1,000 28,000 150,500 919,500 919,500
1,000 29,000 110,400 959,600 959,600
1,000 30,000 60,300 1009,700 1009,700 37,625 5,558
1,000 31,000 26,000 1044,000 1044,000
1,000 32,000 0,000 1070,000 1070,000

8
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 1


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan :

0 5 10 15 20 25 30 35
0

200
Kumulatif Penetrasi (mm)

400

600

800

1000...

1200...
Kumulatif Dua Tumbukan
Gambar 2.x Grafik Hubungan antara Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif
Penetrasi

9
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan data hasil pengujian DCP didapatkan nilai CBR pada
masing-masing lapisan. Pada lapisan pertama didapat nilai DCP sebesar 17,800
mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 14,762%. Lapisan kedua didapat nilai DCP
sebesar 15,960 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 17,136%. Lapisan ketiga
didapat nilai DCP sebesar 25,083 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 9,465%.
Lapisan keempat didapat nilai DCP sebesar 57,650 mm/tumbukan dan nilai CBR
sebesar 3,174%. Lapisan kelima didapat nilai DCP sebesar 63,333 mm/tumbukan
dan nilai CBR sebesar 2,805%. Dan yang terakhir lapisan keenam didapat nilai
DCP sebesar 37,625 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 5,558%.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan data diatas dan mengacu
pada tabel 2.x adalah pada lapisan pertama dan kedua masuk dalam kategori jenis
tanah very poor karena nilai CBR berada pada kisaran angka 0,000 – 5,000% , dan
pada lapisan ketiga masuk dalam kategori jenis tanah poor to questionable sub
grade, karena nilai CBR berada di kisaran angka 5,000 – 10,000%, kemudian
pada lapisan keempat masuk dalam kategori jenis tanah fair questionable sub
grade, karena nilai CBR berada di kisaran angka 10,000 – 20,000%.

10
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

11
Kelompok 1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai