.
BAGIAN IV
BATU BATA
I. PENGERTIAN
II. KLASIFIKASI
1. Ukuran
Ukuran batu bata standar
Ukuran (mm)
Modul Tebal Lebar Tinggi
M – 5a 65 90 190
M – 5b 65 140 190
M–6 55 110 230
Penyimpangan ukuran
Penyimpangan ukuran maksimum (mm)
Kelas M – 5a & M – 5b M–6
Tebal Lebar Panjang Tebal Lebar Panjang
25 2 3 5 2 3 5
50 2 3 5 2 3 5
100 2 3 4 2 3 4
150 2 2 4 2 2 4
200 2 2 4 2 2 4
250 2 2 4 2 2 4
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
2. Kuat tekan
Besarnya kuat tekan rata-rata dan koefisien variasi yang
diijinkan untuk batu bata adalah :
Kuat tekan rata-rata Koefisien variasi yang
Kelas minimum dari 30 buah diijinkan dari rata-rata
bata yang diuji kuat tekan bata yang
diuji
Kg/cm 2 N/mm 2
25 25 2,5 25
50 50 5 22
100 100 10 22
150 150 15 15
200 200 20 15
250 250 25 15
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
1. PENGUJIAN TAMPAK LUAR DAN UKURAN
BATU BATA
I. TUJUAN
Yang dimaksud bata pejal, ialah bata merah yang masih atau
boleh mengandung lubang yang luas penampang lubangnya tidak
lebih 15% luas penampang batanya. Jenis bata merah, pada
umumnya sebagian besar hasil industri kecil, yang dibuat dengan
cara-cara sederhana, sehingga mutunya sangat tidak seragam,
demikian juga ukurannya.
Berdasarkan ukuran, menurut SNI 15-2094-1991 bata merah
pejal dibedakan dalam 3 modul yaitu : M-5a, M-b dan M-6 dengan
penyimpangan ukuran untuk panjang maksimum 4 mm dan untuk
lebar dan tebal 2 mm tergantung dari jenis modulnya.
1. Peralatan
Jangka sorong, ketelitian sampai 1 mm;
Alat penyiku;
Gergaji pemotong batu;
Timbangan, ketelitian sampai 10 gram.
2. Bahan
Batu bata untuk pemeriksaan tampak luar dan ukuran adalah
sebanyak 10 buah bata utuh yang diambil secara acak dari
jumlah contoh yang diserahkan.
1. Bentuk
Memeriksa keadaan permukaan batu bata yaitu :
Bidang datarnya rata atau tidak rata.
Menunjukkan retak-retak atau tidak.
Rusuk-rusuknya siku-siku atau tidak.
Tajam atau tidak.
Rapuh atau tidak.
Memeriksa bidang-bidang datarnya serta rusuk-
rusuknya dengan alat penyiku untuk mengetahui
kerataan bidang-bidang datarnya, serta kesikuan
rusuk-rusuknya, dari 10 buah bata ;
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
Menghitung prosentase batu bata yang tidak sempurna
bentuknya dari jumlah yang diperiksa.
2. Berat
Menimbang berat batu bata utuh sebanyak 10 buah dengan
ketelitian 10 gr;
Menghitung berat rata-rata batu bata dalam kg.
3. Warna
Mengukur sisi panjang batu bata;
Memberi tanda pada ½ panjang batu bata;
Memotong batu bata tepat pada tanda tersebut ( ½ panjang )
sehingga diperoleh 2 potong batu bata yang sama panjang.
Memeriksa warna dari penampang batu bata pada bekas
potongan.
Warna dinyatakan dengan merah tua, merah muda,
kekuning-kuningan, kemerah-merahan,keabu-abuan, dan
sebagainya.
Tempat
p – tempat pengukuran batu bata
t t
l l
p
Gambar A Gambar B Gambar C
Keterangan :
Gambar A, menunjukkan pengukuran panjang.
Gambar B, menunjukkan pengukuran lebar.
Gambar C, menunjukkan pengukuran tebal.
V. DAFTAR PUSTAKA
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
DATA PENGUJIAN TAMPAK LUAR
DAN UKURAN BATU BATA
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulan bahwa bata tersebut
termasuk M – 6 (T = 550, L = 110, P = 230). Ukuran rata-rata P = 233.9,
T = 550.9, L = 112.1. Penyimpangan ukuran untuk ukuran panjang
maksimum 4 mm dan lebar/tebal 2 mm.
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
2. PENGUJIAN KUAT TEKAN BATU BATA
I. TUJUAN
1. Peralatan
Cetakan benda uji.
Spatula.
Talam.
Kotak plastik.
Tangki pemantang
Mesin uji tekan
2. Bahan
Pasir kuarsa.
Semen Portland.
Batu bata
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
Batu bata
Batu bata
spesi
T.atas
T. samping
Spesi
batu bata
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
9. Meletakkan benda uji ke mesin penekan diatur sama dengan
mesin penekan hingga dicapai kekuatan maksimumnya.
Kecepatan penekanan diatur sama dengan 2 kg/cm2/detik.
V. PERHITUNGAN
P ( Kg )
Kuat tekan =
A(cm )
Keterangan :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas bidang tekan (cm2)
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
DATA PENGUJIAN KUAT TEKAN BATU BATA
A
No Panjang Lebar B C D ket.
1 24 11.7 280.8 2.752 20.104
2 23.5 11.2 263,2 2.485 43.104
3 23.5 11.2 263.2 2.567 25.104
4 23.4 11.3 264.42 2.544 4.104
5 23.8 11.7 278.46 2.594 25.104
6 24 11.5 276 2.823 23.104
7 23.5 11.4 267.9 2.911 17.104
8 235. 11.5 270.25 2.780 12.104
9 23.5 11.7 274.95 2.018 15.104
10 23 11.4 262.5 2.605 39.104
Kuat tekan minimum : 43 kg/ cm2
Kuat tekan maksimum : 66 kg / cm2
Kuat tekan rata-rata : 54kg / cm2
Standar Deviasi : kg / cm2
Koefisiensi Variasi :%
Keterangan
A = Penampang bidang tekan (cm)
B = Luas bidang tekan (cm2)
C = Beban tekan (kg)
D = Kuat tekan ( kg / cm2 )
Kesimpulan
Dari pengujian batu bata tampak luar dan ukuran dengan kuat
tekan batu bata dapat di simpulkan bahwa batu bata tersebut termasuk
jenis bata M – 6 kelas 50.
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
3. PENGUJIAN KADAR GARAM BATU BATA
I. TUJUAN
Kadar garam yang dapat larut adalah garam sulfat. Garam ini
bila tarkandung dalam bata, akan dapat merusak bata itu sendiri,
bila ia menyerap air, karena garam sulfat yang umumnya, bila
mengering dan berubah menjadi kristal akan memiliki volume yang
besar, maka kristal ini akan merusak jaringan partikel tanah dalam
bata bata itu sendiri, sehingga bata akan hancur secara perlahan-
lahan.
Untuk mencegah adanya kerusakan konstruksi pasangan
bata, dalam SNI 15-2094-1991, kandungan garam sulfat perlu
dibatasi, membahayakan jika melebihi 50% luas permukaan batu
bata merah pejal terdapat kristal garam. Hasil pengamatan
dinyatakan sebagai berikut :
Tidak membahayakan. Bila kurang dari 50% permukaan
batu bata tertutup oleh lapisan tipis berwarna putih, karena
pengkristalan garam-garam yang dapat larut.
Ada kemungkinan membahayakan. Bila 50% atau lebih dari
permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis berwarna
putih, karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut,
tetapi bagian-bagian dari permukaan batu bata tidak
menjadi bubuk atau lepas.
Membahayakan. Bila lebih dari 50% permukaan batu bata
tertutup oleh lapisan putih yang tebal karena pengkristalan
garam-garam yang dapat larut dan bagian-bagian dari
permukaan batu bata menjadi bubuk atau lepas.
1. Peralatan
Talam, dibuat dari bahan tahan karat.
2. Bahan
Air suling
Batu bata
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
Cawan
. Air murni ± 1 cm
V. DAFTAR PUSTAKA
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
DATA PENGUJIAN KADAR GARAM BATU BATA
Kesimpulan
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa batu bata yang
mengandung kadar garam kurang dari 50 % sebanyak 100 % sehingga
dapat dikatakan bahwa batu bata tersebut dapat digunakan sebagai bahan
bangunan.
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
4. PENGUJIAN SUCTION RATE
I. TUJUAN
1. Peralatan
1) Bak air, ukuran 40 x 60 x 100 cm.
2) Kaki penyangga, terbuat dari baja siku.
3) Oven, yang suhunya dapat diatur konstan ( 110 ± 5 )0 C
4) Stopwatch
5) Kain lap
2. Bahan
1) Air
2) Batu bata
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
bidang bawah permukaan batu bata harus bersamaan ketika
menyentuh air.
Batu bata
t = 1 cm Cawan
. Air murni ± 1 cm
V. DAFTAR PUSTAKA
CG 2A
Laporan Praktikum Bahan Bangunan 1
.
DATA PENGUJIAN
SUCTION RATE BATU BATA
Kesimpulan
Dari pengujian batu bata menghasilkan nilai suction rate rata-rata
60.713 (gram/dm2/menit) sehingga pada saat akan dikerjakan bata
tersebut harus direndam terlebih dahulu agar tidak menyerap air terlalu
banyak.
CG 2A