A. TUJUAN
1. Membuat rancangan campuran aspal beton dengan metode marshall
2. Menilai sifat ketahanan ( stabilitas terhadap kelelehan plastic ( flow) campuran
aspal beton
3. Mendapatkan suatu campuran aspal beton yang memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan di dalam criteria perencanaan.
B. DASAR TEORI
Metode perencanaan marshall merupakan salah satu dari keempat cara yang kenal dalam
merancang campuran aspal beton di Indonasia.
Cara ini dimulai dengan penyiapan benda uji dan untuk itu diperlukan langkah langkah sebagai
berikut :
1. Bahan bahan yang akan dipakai perlu diuji sampai sejauh mana memenuhi syarat
syarat dari suatu pekerjaan.
2. Campuran agregat ( halus dan kasar ) perlu memenuhi susunan butir sebagai yang
disyaratkan dalam pekerjaan.
3. Agregat yang akan dipakai dikeringkan dan diayak menurut fraksi fraksi yang
diperlukan.
4. Barat jenis agregat dan berat jenis aspal perlu ditentukan terlebih dahulu untuk
menghitung kepadatan dan rongga ( void) diantar butir agregat. Dan berat jenis
agregat dihitung sebagai berat jenis semu ( apparent S.G )
Selanjutnya cara marshall ini menggunakan benda uji standar dengan ukuran tinggi 2 ½ inci
dan diameter 4 inchi. Benda uji dibuat daengan cara terlebih dahulu memanaskan bahan agregat
dan mencairkan aspal dengan suhu tertentu, dan mencampur daengan kadar aspal berbeda 0,5
% setiap seri, dan memadatkan campuran dengan sejumlah tertentu sesuai tujuan perencanaan.
Dua hal yang penting dari cara marshall, adalah menganalisa dari campuran yang telah
dipadatkan terhadap sifat stabilitas dan kelembekannya ( stability- flow ), serta kepadatan dan
kadar rongganya ( density – void ).
Stabilitas adalah beban maksimum yang dapat ditanggung oleh benda uji pada suhu 60oC (140
o
F ) dalam pound ( kg ).
Kelembekan adalah jumlah gerakan atau deformasi / penurunan akibat pembebanan, dihitung
dalam unit ( 1 unit = 1/100 inchi ), pada pembebanan maksimum untuk menentukan stabilitas.
Catat semua angka yang didapat, pada suatu table uji, seperti contoh. Dari table hasil uji dengan
kadar aspal yang bebeda setiap seri, dianalisa dan dibuat kurva hubungan :
C. PERALATAN
1. Peralatan
No Nama alat Keterangan
1. 3 buah cetakan ddengan diameter 10,16 cm ( Lengkap dengan plat alas
4”) dan 7,62 cm (3 “) dan leher sambung
2. Mesin penumbuk yang dilengkapi dengan :
Landasan pemadat terdiri dari balok kayu ( jati Dilapisi dengan plat baja
atau sejenis )berukuran 20,32 x 20,23 x 45,72 berukuran 30,48 x 30,48
cm x 2,54 cm dan diikat pada
lantai beton dengan 4
bagian suku
3. Berat 4,536 kg ( 10
Penumbuk yang mempunyai permukaan pound) tinggi jatuh bebas
tumbuk yang rata berbentuk silinder 45,7 cm (18”)
4. (ekstruder)
5. Alat pengeluar benda Lengkap dengan
Bak perendam ( waterbath) pengatur suhu ( 20 –
6. 60)oC
7. Mesin pengaduk Kapasitas 10 dm2
Mesin stabilitas lengkap dengan :
1. Cincin penguji (proofing ring)
berkapasitas 2500 kg s.d 5000 kg
(dengan ketelitian bac 0,0025 mm)
2. Kepala penekan berbentuk lengkung
8. 3. Arloji kalalahan dengan ketelitian 0,25
mm (0,01 inchi ) Dilengkapi pengatur
Oven suhu untuk memanasi
9. sampai ( 200 ±3)oC
10.
Cawan Dilengkapi dengan
11. Timbangan kapasitas 5 kg, ketelitian 0,10 gram penggantung benda uji
Dibuat dari logam
o o
12. Temometer, kapasitas 250 C dan 100 C dengan
13. ketelitian 1% dari kapasitas
14. Hot plate
Sarung tangan, asbes dan karet
Sendok aduk
2. Bahan
Bahan penunjang uji , terdiri dari :
Kantong kantong plastic, kapasitas 2 kg
Gas elpigi atau minyak tanah
a. Periapan benda uji
Keringkan agregat sampai beratnya tetap pada suhu ( 105 ± 5)oC selama
minimum 4 jam, dan keluarkan dari oven
c. Persiapan campuran
Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1.200 gram,
sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira kira 6,35 cm ± 0,127 cm (
2,5” ± 0,05”)
Dengan hati hati keluarkan dan letakkan benda uji pada tempat yang rata
dan biarkan selama kira kira 24 jam pada suhu ruang
D. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Bersihkan benda uji dari kotoran kotoran yang menempel
2. Berikan tanda pengenal pada masing-masing benda uji
8. Rendamlah benda uji aspal beton dalam bak perendam selama (30 – 40) menit
dengan suhu tetap (60 ± 1 ) oC. untuk benda uji menggunakan aspal cair dengan
lama pemanasan dalam oven minimal 2 jam pada suhu tetap ( 25±1) oC.
9. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan kedalam
segmen bawah kepala penekan
10. Pasang gegmen atas diatas benda uji dan letakkan seluruhnya dalam mesin penguji.
11. Pasang arloji kelelahan ( flow meter) pada kedudikannya diatas salah satu batang
penumntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada kedudukan angka nol.
Sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh segmen atas kepal
penekan (breaking head)
12. Sebelum pembebanan diberikan, kepal penekan beserta benda ujinya dinaikkan
hingga menyentuh alas cincin penguji
13. Atur arloji tekan pada kedudukan angka nol
14. Berikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm
permenit sampai pembebanan maksimum tercapai atau pembebanan menurun
seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum
(stability) yang dicapai untuk benda uji yang tebalnya tidak sebesar 63,5 mm,
koreksilah bebannya dengan menggunakan factor perkalian yang bersangkutan dari
table 29
15. Catat nilai alir / kelelehan (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur alir
pada saat pembebanan maksimum tercapai
E. PERHITUNGAN
Untuk menghitung hasil pengujian, digunakan rumus segagai berikut :
1. Persen aspal terhadap campuran (%)
% aspal terhadap bawah
x 100 %
% aspal terhadap bawah+100 %
No saringan Ca1 % % Ca 2 % % Fa % %
tertahan lolos tertahan lolos tertahan lolos
¾ “ (19,1) 1645 32,9 67,1 - - 100 - - 100
½ “(12,7) 2989 92,68 7,32 88 3,52 96,48 - - 100
3/8 “(9,52) 318 99,04 0,96 104 7,68 92,32 - - 100
No. 4(4,76) 35 99,74 0,26 1917 84,36 15,64 18 3,6 96,4
No. 8(2,36) 2 99,78 0,22 292 96,04 3,96 136 10,8 89,2
No.30(0,60) 4 99,86 0,14 30 97,24 2,76 132 37,2 62,8
No.50(0,30) - - - - - - 117 60,6 39,4
No.100(0,15) - - - - - - 126 85,8 14,2
No.200(0,075) - - - - - - 41 94 6
- - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
PAN 7 100 0 69 100 0 30 100 0
KETERANGAN :
Ca 1 : kerikil kecil
Ca 2 : kerikil besar
Fa : pasir
Ca 2 Fa % Ca1
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100 Fa
44 11%
Ca 2 = 56 % % Fa = 44% Fa + Ca2 = 89% Ca1 = 11 %
No a b c d e f g h i j k l m n o p q r
1 4 3,8 1160 1165 681 484 2,151 2,527 7,897 76,981 15,122 23,019 34,306 14,879 1238 16,927 14,892 2,4
2 4,5 4,306 1180 1184 691 493 2,225 2,508 9,103 77,894 13,003 22,106 41,179 12,759 1240 14,852 13,812 2,8
3 5 4,76 1194 1197 695 502 2,188 2,489 9,84 78,577 11,583 21,423 45,932 11,049 941 11,287 10,497 2,8
4 5,5 5,21 1196 1199 697 502 2,252 2,471 11,336 79,415 9,249 20,585 55,069 8,862 1264 15,136 14,531 3,5
5 6,0 5,66 1206 1206 700 506 2,301 2,453 12,649 81,179 6,172 18,821 67,207 5,707 1425 17,043 16,361 3,7
Keterangan :
a. % aspal terhadap batuan g.berat isi benda uji ( 100−𝑏 )𝑔 p. Stabilitas ( o x kalibrasi
j.
𝐵𝐽 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
b. % aspal terhadap h.berat maksimum teoritis alat )
100 k. Jumlah kandungan
campurab q. Stabilitas ( p x koreksi
% 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 % 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 rongga (%) = 100 – i – j
c. berat (gram) + benda uji )
𝐵𝐽 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐵𝐽 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 l. prosen rongga terhadap
d. berat dalam keadaan r. Kelelehan (mm)
𝑏𝑥𝑔 agregat : 100 – j
jenuh (gram) i.
𝐵𝐽 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 m. prosen rongga terisi
e. berat dalam air (gram)
aspal : 1oo x i/l
f. isi (ml) = d – e
n. prosen rongga terhadap
1. suhu pencampuran : 160
oC
campuran : 100 – 100
g/h
2. suhu pemadatan : 140 oC
3. suhu percobaan : 60 oC
4. BJ agregat : 1,688
5. BJ aspal : 1,035
o. pembacaan arloji
stabilitas
KURVA PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM
4
% rongga terisi aspal
4
4.5
4.5
berat isi
5
5
5.5
5.5
6
6 % kadar aspal
% kadar aspal
kelelehan ( flow)
4.5
5
4 stabilitas (Q) kg
4 5.5
% rongga (Q) jg
4.5 4.5 6
5 5 % kadar aspal
5.5 5.5
6 6
% kadar aspal
% kadar aspal
e. Kurva hubungan kadar aspal
b. Kurva hubungan kadar aspal dan % d. Kurva hubungan kadar aspal dan kelelehan
rongga dan stabilitas