BAB XIX
PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
(SNI 06-2489-1991)
19.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan, terdiri dari :
1) Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 dan tinggi 7,62cm,
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung;
2) Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan:
(1) Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk
silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm;
(2) Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis)
berukuran 20,32 x 20,32 x 45,72 cm dilapisi dengan pelat
bajaberukuran 30,48 cm x 30,48 cm x 2,54 cm dan dijangkarkan
pada lantaibeton di keempat bagian sudutnya;
3) Alat pengeluaran benda uji :
Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam
cetakan benda uji dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm;
4) Alat marshall lengkap dengan:
i. Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung;
ii. Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000
kg,dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm;
iii. Arloji pengukur alir (flow) dengan ketelitian 0,25 mm
besertaperlengkapannya;
5) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi
sampai 200°C (± 3°C);
6) Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu mulai
20°C–60°C (±1°C);
7) Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas
2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg
denganketelitian 1 gram;
8) Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250°C
dan100°C dengan ketelitian 1% dari kapasitas;
9) Perlengkapan lain :
(1) panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal;
(2) sendok pengaduk dan spatula;
(3) kompor atau pemanas (hot plate);
(4) sarung tangan dari asbes; sarung tangan dari karet dan pelindung
pernapasan (masker).
menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat
pembebanan maksimum (stability) yang dicapai, untuk benda uji yang
tebalnya tidak sebesar 63,5 mm, koreksilah bebannya dengan faktor
perkalian yang bersangkutan dari Tabel 2;
8) Catat nilai alir (flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur alir
pada saat pembebanan maksimum tercapai.
50+62
F = 100% S= = 56% C = 12,25 %
2
(F−S)
𝐴gregat Kasar = x 100 %
(F−C)
(100−56)
= x 100 % = 50,2 %
(100−12,25)
= 41.8 %
Berdasarkan hasil percobaan analisa saringan di atas, maka diperoleh
hasil sebagai berikut :
Untuk penetrasi campuran = 5%
Aspal = 100% - 5% = 95%
Total sampel 1200 gram terdiri dari aspal, agregat kasar, agregat halus,
filler:
1. Agregat kasar
Saringan 3/4” : 1207,787 gram x 50.2% x 95% = 575,33 gram
2. Agregat halus
Saringan No. 8 : 1207,787 gram x 44,86% x 95%= 514,69 gram
3. Filler : 1207,787 gram x 5% x 95% = 57,37 gram
4. Aspal : 1207,787 gram x 5 % = 60.39 gram +
Total Berat = 1207,787 gram
2) Perhitungan Marshall
Contoh perhitungan:
Dimana
BJ Agregat = (% agregat halus×B.J.agregat
100
halus
+
% agregat kasar×B.J.agregat kasar
100
+
% filler×B.J.filler
100
)
41.8 × 2,24 50.2×2,7 5 × 2,820
= ( + + ) = 2,494
100 100 100
Gambar 19.1 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Gambar 19.2 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal
dengan Rongga dalam Campuran (VIM) dengan Stabilitas
Gambar 19.3 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Gambar 19.4 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal
dengan Rongga Terisi Aspal (VFB) dengan Rongga Dalam Agregat (VMA)
Gambar 19.5 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal Gambar 19.6 Grafik Hubungan Antara Kadar Aspal
dengan Kelelehan (Flow) dengan Marshall Quotion
kadar aspal dari 6,75% sampai kadar aspal sebesar 7% nilainya makin
menurun. Hal ini berarti penambahan kadar aspal tidak selalu
mengakibatkan nilai stabilitas terus meningkat. Ketika kadar aspal telah
melewati kadar aspal optimum, maka penambahan kadar aspal
akan mengakibatkan penurunan stabilitas karena kadar aspal terlalu
berlebih.
(5). Dari grafik terlihat bahwa nilai pelelehan semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya kadar aspal yang diberikan. Besarnya nilai
pelelehan (flow) adalah besarnya penurunan campuran benda uji akibat
suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam satuan mm.
Flow merupakan indikator kelenturan campuran beraspal panas dalam
menahan beban lalu lintas. Nilai flow menyatakan besarnya deformasi
bahan susun benda uji, campuran yang mempunyai angka flow rendah
dengan stabilitas tinggi akan cenderung menghasilkan campuran beraspal
panas yang kaku dan getas, Sebaliknya apabila campuran beraspal panas
mempunyai flow terlalu tinggi maka akan bersifat plastis sehingga mudah
berubah bentuk akibat beban lalu lintas yang tinggi dan berat.
(6). Besarnya nilai Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient) yang didapat
bervariasi dimana dengan penambahan kadar aspal dari 5% sampai kadar
aspal sebesar 5,75%, nilai stabilitas terus meningkat. Sedangkan dari
penambahan kadar aspal dari 5,75% sampai kadar aspal sebesar 7%
nilainya makin menurun. Marshall Quotient ( MQ ) merupakan hasil bagi
antara stabilitas dan flow yang mengindikasikan pendekatan terhadap
kekakuan dan fleksibilitas dari suatu campuran beraspal panas. Besarnya
nilai MQ tergantung dari besarnya nilai stabilitas yang dipengaruhi oleh
gesekan antar butiran (frictional resistance) dan saling mengunci antar
butiran (interlocking) yang terjadi antara partikel agregat dan kohesi
campuran, bahan susun, serta nilai flow yang dipengaruhi oleh viskositas,
kadar aspal, gradasi bahan susun dan jumlah tumbukan.
Tabel 19.5 Sifat-sifat Campuran pada Kadar Aspal Optimum sebesar 6,75%
Lataston
Sifat-sifat Campuran Lapis Pondasi Semi Keterangan
Senjang
Spesifikasi Hasil
Jumlah tumbukan per bidang 75 75 Memenuhi
Min 4
Rongga dalam campuran (%) (2) 4,8 Memenuhi
Maks 6
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min 17 19 Memenuhi
Rongga terisi aspal (%) Min 68 75 Memenuhi
Stabilitas Marshall (kg) Min 800 1496 Memenuhi
Pelelehan (mm) Min 3 3,465 Memenuhi
Marshall Quotient (kg/mm) Min 250 432 Memenuhi
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah Tidak dilakukan
Min 90 -
Perendaman selama 24 jam, 60°C(3) Pengujian
Rongga dalam campuran (%) pada Tidak dilakukan
Min 3 -
Kepadatan membal (refusal) (4) Pengujian
Dari tabel 19.5 dapat disimpulkan bahwa pada kadar aspal optimum
sebesar 6,75%, sifat – sifat campuran memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
Hal ini berarti perencanaan campuran dapat dipakai pada perencanaan
campuran Lataston di lapangan.
LAMPIRAN
A. TABEL PERHITUNGAN
Berat Jenis Aspal : 1,046 Nama pemeriksa : Kelompok IV Agregat Berat Jenis Berat Jenis Semu (Apperent) Berat Jenis (Average)
Contoh dari : Laboratorium Jalan Dikerjakan tgl. : Senin, 26 Februari 2018 Agregat Kasar 2,610 2,720 2,665
Jenis contoh : Aspal Selesai tgl. : Rabu, 28 Februari 2018 Agregat Halus 2,105 2,480 2,293
Filler 1,930 2,270 2,100
Percobaan Marshall
SNI 06-2489-1991
Kadar Berat
Berat Isi Berat Isi Berat
Kadar Aspal Berat di dalam berat BJ Stabilitas
Benda Benda Jenis BJ VMA VFB VIM Stabilitas Stabilitas Flow MQ
Aspal thd Udara keadaan dalam air Aspal dikoreksi
Uji Uji Max
Camp. Jenuh
No a b c d e f g h i j k l m n o p q r s
1 5 5.260 1,168 1,211 647 564 2.071 2.332863 10.414 78.657 10.93 21.34 48.79 11.23 1134.00 1372.14 1303.53 3.35 3.81
2 5 5.260 1,133 1,164 631 533 2.126 2.332863 10.689 80.737 8.57 19.26 55.49 8.88 970 1173.7 1173.70 3.2 3.60
1 5.5 5.820 1,141 1,168 638 530 2.153 2.317854 11.978 81.284 6.74 18.72 64.00 7.12 790.00 955.9 917.66 3.31 2.72
2 5.5 5.820 1,173 1,205 654 551 2.129 2.317854 11.845 80.379 7.78 19.62 60.37 8.15 1,090 1318.9 1345.28 3.25 4.06
1 6 6.380 1,178 1,205 658 547 2.154 2.303038 13.136 80.829 6.04 19.17 68.52 6.49 1075.000 1300.75 1313.76 3.28 3.93
2 6 6.380 1,167 1,191 656 535 2.181 2.303038 13.305 81.870 4.83 18.13 73.38 5.29 1,090 1318.9 1358.47 3.3 4.04
1 6.5 6.950 1,185 1,202 662 540 2.194 2.288409 14.581 81.861 3.56 18.14 80.38 4.11 1155.000 1397.55 1411.53 3.79 3.65
2 6.5 6.950 1,164 1,192 654 538 2.164 2.288409 14.376 80.710 4.91 19.29 74.52 5.46 1,100 1331 1384.24 3.95 3.44
1 7 7.520 1,145 1,185 665 520 2.202 2.273966 15.830 81.637 2.53 18.36 86.21 3.17 1135.000 1373.35 1400.82 4.05 3.39
2 7 7.520 1,140 1,183 658 525 2.171 2.273966 15.611 80.507 3.88 19.49 80.08 4.51 1,190 1439.9 1468.70 3.75 3.84
1 7.5 8.100 1,160 1,188 651 537 2.160 2.259703 16.728 79.586 3.69 20.41 81.94 4.41 1180.000 1427.8 1484.91 4.3 3.39
2 7.5 8.100 1,163 1,191 661 530 2.194 2.259703 16.992 80.846 2.16 19.15 88.71 2.89 1,030 1246.3 1258.76 3.85 3.21
𝑐 𝑏𝑥𝑔
a = % Aspal terhadap batuan g = berat isi benda uji = i= k = jmlh kandungan rongga (%) = 100 - i - j
𝑓 𝐵.𝐽.𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
𝑎 (100−𝑏)𝑔
b = % aspal terhadap campuran = 𝑥 100 h = berat jenis maksimum (teoritis) j= l = % rongga terhadap agregat = 100 - j
(100−𝑎) 𝐵.𝐽.𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
100 𝑖
c = berat (gram) h= %𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 %𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 m = % rongga terisi aspal = 100 . ( )
+ 𝐵.𝐽. 𝑙
𝐵.𝐽.
𝑔
d = berat dalam keadaan jenuh (gram) n = % rongga trhp. campuran = 100 − (100. ( ))
ℎ
e = berat dalam air o = pembacaan arloji stabilitas
f = isi (mL) = d-e p = stabilitas (o x kalibras alat = 1,2099668)
q = stabilitas (p x koreksi benda uji)
r = kelelehan (0.01”)
1. Suhu pencampuran = 150 0C 2. Suhu pemadatan = 140 0C 3. Suhu percobaan = 600C
B. FOTO PENGUJIAN